Pertemuan (2) Pengembangan Sistem Manajemen Biaya
-
Upload
valentin-cool -
Category
Documents
-
view
400 -
download
71
description
Transcript of Pertemuan (2) Pengembangan Sistem Manajemen Biaya
TUGAS AKUNTANSI BIAYA LANJUTAN
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA
KELOMPOK 5 :
1. YUNITA VALENTINA, K
(No. BP : 15158013)
2. RINA SUSANTI
(No. BP : 15158011)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2015
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN
1
1. Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah
penting. Gagasan mengenai keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan
tentang biaya yang sebenarnya. Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus
dilakukan dengan wajar dan logis terhadap penggunaan motode pembebanan biaya.
Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek pajak. Hubungan biaya dan objek biaya dapat secara langsung
atau tidak langsung.
a. Biaya Langsung
Biaya Langsung biaya yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke objek biaya.
“Mudah” berarti penelusurannya tidak rumit, sehingga tidak memerlukan biaya yang
mahal. “Akurat” berarti biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh biaya tersebut
dapat dihitung secara akurat karena tidak memerlukan “alokasi Biaya”. Biaya yang
dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke objek biaya adalah biaya untuk sumber
biaya yang semata-mata dikonsumsi oleh objek biaya tersebut. Karena sumber
dayanya hanya dikonsumsi oleh objek biaya tertentu. Oleh karena itu, pembebanan
biaya yang paling akurat ke objek biaya adalah biaya langsung.
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang tidak dapat secara mudah dan akurat
ditelusuri ke objek biaya. Hal itu karena biayanya dikonsumsi secara bersama oleh
beberapa objek pajak. Biaya tidak langsung disebut juga dengan biaya bersama.
Biaya ini dibebankan pada produk dengan menggunakan alokasi. Jika dasar
alokasinya tidak akurat maka pembebanan biaya ke objek biaya juga tidak akurat.
Karena itu, masalah utama dalam penghitungan biaya suatu objek biaya adalah
pembebanan biaya tidak langsung yaitu bagaimana membebankannya pada produk
secara akurat agar tidak terjadi harga pokok produk terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Jika perusahaan menetapkan harga jual berbasis biaya, maka harga pokok yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan harga jual juga tinggi dan produk menjadi tidak
kompetitif. Sebaliknya jika harga pokok terlalu rendah maka produk tersebut sangat
kompetitif karena harga jual akan lebih rendah dari kompetitor. Namun produk
tersebut seakan-akan berlaba, tetapi kenyataannya rugi.
2
2. Activity Based Costing
Penghitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (activity based costing)
disebut juga dengan perhitungan harga pokok tersaring. Perhitungan harga pokok ini
merupakan perhitungan harga pokok produk kontemporer sedangkan perhitungan harga
pokok tradisional disebut perhitungan harga pokok produk tradisional disebut
perhitungan harga pokok berbasis volume atau perhitungan harga pokok produk berbasis
fungsi.
Perhitungan harga pokok produk produk berbasis aktivitas berfokus pada proses
bisnis, bukan pada departemen produksi. Idealnya perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas mencakup semua biaya yang terjadi pada sepanjang rantai nilai yang
terdiri dari riset dan pengembangan produk, perancangan produk, produksi, pemasaran,
distribusi dan layanan kepada pelanggan. Karena pendekatannya pada proses,
perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas disebut juga perhitungan harga pokok
produk berbasis proses. Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas lebih rumit
karena informasi biayanya lebih terperinci dibandingkan perhitungan harga pokok
produk tradisional. Akan tetapi dengan semakin canggihnya teknologi informasi,
kerumitan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas ini dapat teratasi.
Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas memiliki dua keunggulan,
yaitu perhitungan harga pokok produk lebih akurat, sehingga meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan, dan manajemen lebih mudah melakukan efesiensi biaya dengan
mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah melalui program
pengurangan biaya secara berkelanjutan. Dengan demikian pengembangan sistem
perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dapat meningkatkan daya saing
produk yang dihasilkan.
Kelemahan Perhitungan Harga Pokok Produk Bersama Volume pembebanan
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat dibebankan ke
masing-masing produk secara akurat karena biaya ini dibebankan ke produk dengan
menggunakan motode penelusuran langsung. Sebaliknya, biaya overhead pabrik tidak
dapat dengan mudah dibebankan ke produk karena tidak semua biaya overhead memiliki
hubungan input-output yang dapat diobservasi secara fisik. Sedangkan manfaat yang
dapat diperoleh dari sistem ABC adalah:
1. Dengan menerapkan sistem ABC, maka manajemen akan dapat merencanakan proses
secara rinci dan akurat (waktu penyelesaian produk dan harga pokok yang
mengikutinya).
3
2. Analisa prediksi profit/loss proses pada bulan berjalan yang lebih akurat, sehingga
akan membantu manajemen untuk segera mengambil tindakan strategis yang perlu.
3. Penelusuran penyebab loss/profit pada akhir bulan/periode analisa yang akurat,
berdasarkan jenis produk dan faktor produksi (material, jam kerja yang digunakan –
dan bila memungkinkan hari dan jam terjadinya kerugian, departemen dan personil
yang bertanggung jawab, dll.)
4. Sebagai dasar dalam menganalisa keseimbangan (line balancing) kapasitas (tenaga
kerja, mesin dan peralatan) yang tersedia, dengan minimisasi waktu tunggu dan waktu
menganggur.
5. Penerapan sistem ABC akan memberikan analisa atas standar dan pencapaian
penggunaan seluruh faktor-faktor produksi, antara lain: jam kerja (standar dan yang
digunakan), material langsung dan pendukung, mesin dan peralatan, dll.
6. Dasar dalam menganalisa kembali struktur organisasi (Job Desc., Jumlah tenaga
kerja)
7. Dasar dalam melakuan tindakan perbaikan yang berkesinambungan (Continual
Improvement.). Implementasi sistem ABC akan membantu seluruh karyawan untuk
memahami beragam biaya yang mempengaruhi kenaikan harga produk. Hal ini akan
memberikan kesadaran kepada karyawan untuk menganalisa struktur biaya produk
pada bagian masingmasing sehingga mampu untuk mengidentifikasikan aktivitas-
aktivitas yang dapat dilakukan dan memberikan nilai tambah.
8. Dasar yang objektif dalam melakukan penilaian kinerja (Performance Management
System), melalui Key Performance Indicator individu maupun tim.
9. Activity Based Costing With Idle Capacity
10. Time Driven Activity Based Costing
Dalam rangka mengatasi kesulitan ABC, Kaplan dan Anderson (2007) mengembangkan
pendekatan baru untuk ABC, yang disebut Time Driven Activity Based Costing.
Pendekatan baru ini tidak menetapkan sumber daya dan biaya untuk aktivitas tertentu.
Pendekatan Time Driven Activity Based Costing mengidentifikasi berbagai departemen,
biaya, serta kapasitas praktis. Untuk operasi logistik, kapasitas praktis dinyatakan
sebagai jumlah waktu yang dapat dikerjakan karyawan tanpa lembur. Dengan membagi
total biaya pada kapasitas praktis, biaya per unit waktu dihitung. Biaya kemudian
ditetapkan per order/ atau pelanggan dengan mengalikan biaya per unit waktu dengan
4
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Berikut adalah langkah-langkah
dalam Time Dirven Activity Based Costing :
Langkah 1: Mengidentifikasi berbagai kelompok sumber daya (departemen)
Langkah 2: Perkirakan biaya total setiap kelompok sumber daya
Langkah 3: Perkirakan kapasitas praktis dari masing-masing kelompok sumber daya
(misalnya jam kerja yang tersedia, termasuk liburan, pertemuan dan jam
pelatihan)
Langkah 4: Menghitung biaya per unit masing-masing kelompok sumber daya dengan
membagi total biaya kelompok sumber daya dengan kapasitas praktis
Langkah 5: Tentukan estimasi waktu untuk setiap peristiwa, berdasarkan persamaan
waktu untuk aktivitas dan karakteristik kejadian.
Langkah 6: Kalikan biaya unit masing-masing kelompok sumber daya dengan estimasi
waktu untuk kejadian
Terobosan dari Time Dirven Activity Based Costing terletak pada estimasi waktu. Waktu
pelaksanaan aktivitas diperkirakan untuk setiap kasus tertentu aktivitas, berdasarkan
karakteristik yang berbeda dari kasus tertentu. Karakteristik ini disebut "time-drivers" karena
"driver/pemicu" waktu yang dihabiskan pada aktivitas tertentu. Model persamaan waktu
adalah time driver, memicu waktu yang digunakan dalam aktivitas. Dalam lingkungan yang
kompleks dimana waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas yang didorong oleh
banyak pemicu, Time Dirven Activity Based Costing dapat mencakup beberapa pemicu untuk
setiap aktivitas.
Perbandingan ABC Konvensional dan Time Dirven Activity Based Costing
ABC konvensional adalah model penentuan harga pokok "push/dorong" dimulai dari total
biaya yang dikeluarkan dari berbagai jenis sumber daya, seperti gaji atau bahan, dan
kemudian menentukan berapa persen dari sumber daya yang terkait dengan setiap produk
atau jasa. Kemudian menghitung rasio untuk total biaya, sehingga menghasilkan alokasi
biaya untuk setiap produk. Sebaliknya, Time Dirven Activity Based Costing adalah model
penentuan harga pokok "pull/tarik" dimulai dari perkiraan dua parameter: unit waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan dan biaya per unit waktu, kemudian kalikan dengan
kuantitas produk. Untuk sumber daya yang tidak dapat diukur dengan satuan waktu, metode
penentuan harga pokok bisa menggunakan langkah-langkah lain.
Inovasi sistem Time Dirven Activity Based Costing oleh Kaplan dan Anderson (2003)
memperbaiki kompleksitas implementasi ABC konvensional. Penghilangan proses rneng-
5
assign biaya sumber daya ke aktivitas membuat implementasi Time Dirven Activity Based
Costing menjadi lebih sederhana, cepat, dan murah. Meskipun demikian, informasi biaya
sumber daya aktivitas yang dihasilkan oleh sistem ABC tahap pertarna sangat bermanfaat
bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut berguna karena dapat
menunjukkan hubungan antra perubahan sumber daya dengan perubahan permintaan
aktivitas. Mengetahui keterkaitan permintaan sumber daya dan aktivitas merupakan kunci
untuk menentukan relevansi suatu data. Selain itu, pernisahan biaya sumber daya ke dalam
berbagai aktivitas bisa menjamin hanya sumber daya yang berhubungan dengan produk atau
jasa yang akan dialokasi. Itulah sebabnya sistem ABC konvensional lebih unggul
dibandingkan Time Dirven Activity Based Costing dalam pengambilan keputusan manajerial.
JOHN DEREE COMPONENT WORKS (A) A.
Latar belakang Perusahaan John Deere telah beroperasi di industri peralatan pertanian
selama 162 tahun. Seiring meningkatnya permintaan disektor produksi, pada tahun 1970-an
perusahaan John Deree membuka divisi baru yang diberi nama John Deere Component
Works. Divisi tersebut dibentuk sebagai produsen utama suku cadang untuk peralatan Deere
terutama traktor. Oleh karena itu John Deere Component Works harus menghasilkan berbagai
macam suku cadang yang volumenya relatif rendah. Selama pertengahan 1980-an JDCW
melakukan produksi dengan kapasitas yang rendah karena proses ini diperlukan mesin lebih
otomatis dan biaya yang besar harus dikeluarkan untuk proses produksi, tetapi dengan begitu
JDCW tetap menawarkan kualitas hasil produksi yang menjanjikan terutama dibagian-bagian
suku cadang mesin yang kompleks. Hal itu dilakukan Sebagai bagian dari strategi untuk
memasarkan suku cadang hasil produksi mereka di pasar global. Mereka harus segera
menemukan solusi bahwa harga yang mereka tawarkan harus bersaing dengan para
kompetitior yang lain karena kunci persaingan sukses di pasar global adalah harga, jadi
JDCW harus memikirkan kembali strategi penetapan harganya. B.
Pernyataan Masalah:
Permintaan akan produk John Deere Komponen Work produk (JDCW) semakin berkurang
karena runtuhnya nilai lahan pertanian dan harga komoditas. Sejumlah kegagalan terus
menerus dialami JDCW, sehingga meminta tanggung jawab pada manajemen untuk
mempertanyakan metode biaya saat ini. Akibatnya, analisis harus dibuat tentang metode
biaya saat ini untuk menentukan validitas mereka dan untuk membantu perusahaan dalam
mengadopsi sistem biaya yang lebih baik.
6
KO
7