Pertanyaan Antihistamin.doc
Transcript of Pertanyaan Antihistamin.doc
ANTIHISTAMIN
1. Apakah dalam docking, air harus dibuang untuk mencapai suatu binding?
2. Seberapa besar pengaruh penambahan energy pada proses ini? energi ditambahkan apa hanya
distabilkan?
3. Hubungan antara validasi dan kesimpulan(hasil nilai modelingnya kecil terhadap antihistamin)?
4. Mengapa overlap menyebabkan perubahan HKSA?pengaruhnya dimana?
5. Jika score docking kecil mengapa aktivitas meningkat?
6. Apa yang dimaksud hibridisasi sp2?kenapa diubah menjadi aril?
7. Apa perbedaan reseptor H1,H2,H3? Memakai reseptor yang mana?
JAWABAN
1. Dalam proses docking air harus dibuang karena air mengandung H2O dimana H bersifat proton
dan O bersifat electron sehingga dapat mengganggu prosesnya. Docking ligan flavon
dikomplekskan dengan enzim HMT, tingkat keberhasilannya dilihat dari ikatan H atau interaksi
hidrofobik dari ligan dengan residu asam amino. Karena tingkat keberhasilannya dinilai dari
interaksi ikatan hidrifobik (sifat tidak suka air), maka air disini harus dibuang.
2. Obat dan reseptor jika digabung akan mengahsilkan energy. Dari ikatan tersebut akan dipilih
energy yang paling minimal, karena energy minimal adalah energy pada posisi yang paling stabil.
Jadi energy tidak ditambahkan namun dioptimalkan.
3. Validasi digunakan untuk menentukan parameter m.r.s dimana pengukurannya dilakukan
secara berulang-ulang dan dihitung standart deviasi. Jika hasil r.m.s tinggi maka hasilnya tidak
valid.
4. Overlaping merupakan suatu kondisi dimana enzim HMT(histamine N-methyltransferase)
menumpuk dengan obatnya, karena obat cocok dengan enzimnya, Sehingga dapat dikatakan
bahwa senyawa mempunyai aktivitas antihistamin.
5. Jika score docking kecil hal ini menunjukkan nilai energy yang paling kecil dan struktur yang
Paling stabil. Struktur yang stabil ini dapat diprediksikan bahwa senyawa tersebut memiliki
aktivitas yang paling besar.
6. Hibridisasi flavon adalah sp2. Karena flavon memiliki cincin inti yang memiliki pola hibridisasi
sp2. Rantai samping diganti gugus aril karena gugus aril bersifat lipofil sehingga memungkinkan
membentuk ikatan hidrofob dengan reseptor H1 .
7. Reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos usus dan bronkus, meningkatkan permeabilitas
vaskular, meningkatkan sekresi mukus. Interaksi dengan reseptor H1 menyebabkan vasodlatasi
arteri sehingga permeabel terhadap cairan dan plasma protein yang menyebabkan sembab,
pruritik, dermatitis dan urtikaria. Interaksi dengan reseptor H2, dapat meningkatkan sekresi
asam lambung dan kecepatan kerja jantung. Peningkatan sekresi asam lambung dapat
menyebabkan tukak lambung. Reseptor H3 terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan
perifer yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain dan peradangan.
Reseptor yang digunakan adalah reseptor H1, dimana aktivitas reseptor H1 dblok oleh HMT.