Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

27
PAPER PERTAHANAN NASIONAL DIBIDANG MILITER DAN KEAMANAN Oleh DIEN CAHYANI HAYATININGRUM 7101413211 ROMBEL 48 DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PKN PENGAMPU: NATAL KRISTIONO, S.PD, M.H.

Transcript of Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Page 1: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

PAPER

PERTAHANAN NASIONAL DIBIDANG

MILITER DAN KEAMANAN

Oleh

DIEN CAHYANI HAYATININGRUM

7101413211

ROMBEL 48

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PKN

PENGAMPU: NATAL KRISTIONO, S.PD, M.H.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

BAB I

PENDAHULUAN

Abstrak

Kita sering dengar bahwa suatu Negara yang kuat adalah Negara yang mampu

mengendalikan segala aspek yang ada pada Negara tersebut. Ketahanan Nasional (Tannas)

adalah konsep bangsa Indonesia, Keselamatan Nasional atau kelangsungan hindup bangsa.

Tannas yang juga disebut sebagai comprehensive security, berpendapat bahwa kelangsungan

hidup suatu bangsa atau masyarakat tergantung pada keserasian aspek kehidupan seperti

Ideologi-Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Militer, dimana tiap aspek saling mempengaruhi.

Stabilitas dari networking aspek-aspek tersebut akan menciptakan Tannas yang kuat. Tannas

lahir di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda Angkatan Darat) pada tahun 1969-1970, yang

pada saat itu berusaha mengembangkan doktrin sendiri tentang national security, berdasarkan

pengalaman sendiri dan bangsa lain. Hasilnya menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu

masyarakat tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer saja, tetapi juga tergantung pada

kemampuan aspek kehidupan yang lain. Keadaan ekonomi dan konflik antar kelompok karena

alasan politik, agama dan sumberdaya dapat menghancurkan kemampuan negara untuk

bertahan.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh

suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau

menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian

Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara

(misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.

Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu

unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri

sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara ( sebelumnya pertahanan terhadap

pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi

pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.

Kata Kunci : Pertahanan Nasional / ketahanan nasional , Militer / keamanan.

Page 3: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas

ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam

menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik

yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang

mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara

serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Hakekat ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat

menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional

ini tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspek

alamiah serta aspek social sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala

bidang. Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam

wilayah nasional baik fisik maupun sosial serta memiliki hubungan erat antara gatra di

dalamnya secara komprehensif dan integral.

B. Aspek dalam Ketahanan Nasional Indonesia

A. Aspek Trigatra yang Merupakan Aspek Alamiah

1. Posisi dan lokasi geografi negara

2. Keadaan dan kekayaan alam

3. Keadaan dan kemampuan penduduk

B. Aspek Pancagatra yang merupakan aspek sosial kemasyarakatan / Ipoleksosbudhankam

1. Ideologi

2. Politik

3. Ekonomi

4. Sosial Budaya / Sosbud

5. Pertahanan Keamanan / Hankam

Page 4: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

C. Aspek dibidang Ketahanan Keamanan (Militer)

Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam menghadapi

ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di

tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu fungsi

pemerintahan negara.

Pertahanan keamanan adalah daya upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata

sebagai inti dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah dalam menegakkan ketahanan

nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan negara serta keamanan

perjuangannya. Hal itu dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan

seluruh potensi dan kekuatan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan nasional secara

terintegrasi dan terkoordinasi.

Wujud ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan keamanan yakni sebuah

perlindungan dalam hal mempertahankan negaranya serta memberikan keamanan untuk

bangsanya. Mempertahankan suatu negara, dengan harapan agar negara tersebut nantinya bisa

berkembang dengan cepat sekaligus dapat memberi keuntungan bagi bangsanya. Sedangkan

keamanan adalah melindungi dan memberikan rasa aman dari segala bentuk ancaman apapun

yang datang baik itu berasal dari dalam maupun luar negeri, yang nantinya akan menimbulkan

suatu kerugian. Maka dalam hal ini kemanan sangat di perlukan, agar bangsanya dapat hidup

tenang dan tentram serta terlidungi tanpa ada yang menganggu mereka. Karena rasa tenang,

tentram, dan men dapatkan perlindungan merupakan hak asasi setiap manusia.

Faktor yang mempengaruhi ketahanan nasional di bidang pertahanan keamanan ialah :

1. Doktrin

2. Wawasan Nasional

3. Sistem Hankam

4. Geografi

5. Manusia

6. Integrasi Angkatan Bersenjata dan Rakyat

7. Pendidikan Kewiraan

8. Materiil

Page 5: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

9. Iptek

10. Manajemen

11. Pengaruh luar negeri

12. Kepimpinan

C. Aspek Astagatra / Antargatra

Merupakan gabungan dari aspek trigatra dan pancagatra / ipoleksosbudhankam di mana

antara keduanya terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat /

korelasi yang saling ketergantungan / interdependensi.

Kualitas Pancagatra dalam kehidupan nasional Indonesia tersebut secara terintegrasi

dan dalam integrasinya dengan Trigatra adalah mencerminkan tingkat Ketahanan Nasional

Indonesia. Ketahanan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling

hubungan antar gatra didalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagatra). Kelemahan di

salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi

secara keseluruhan.

Ketahanan Nasional Indonesia bukanlah merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap

gatranya, melainkan suatu resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi2 dinamik

kehidupan bangsa di seluruh aspek kehidupannya.

Jenis pertahanan

Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan

Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

Komponen pertahanan

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara

Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan

"komponen pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman

nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai

dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan

bangsa.

a. Komponen utama

"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk

melaksanakan tugas tugas pertahanan.

Page 6: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

b. Komponen cadangan

"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk

dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan

komponen utama.

c. Komponen pendukung

"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.

Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber

daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri

dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang

mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan

prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya

dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

1. Para militer

Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutanpertahanan sipil (Hansip)

Satuan pengamanan (Satpam)

Resimen Mahasiswa (Menwa)

Organisasi kepemudaan

Organisasi bela diri

Satuan tugas (Satgas) partai

2. Tenaga ahli/profesi

Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.

3. Industri

Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kekuatan utama dan kekuatan

cadangan dalam menghadapi ancaman.

Page 7: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Sumber daya alam/buatan

Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan dirgantara yang

dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan negara.

Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya untuk

kepentingan pertahanan negara.

4. sarana prasarana

Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan

sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung

kepentingan nasional.

Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik dapat dibina dan

disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan pertahanan keamanan

negara.

Seluruh warga negara secara individu atau kelompok, misalnya organisasi masyarakat

(seperti: LSM, dsb)

D. Ciri-ciri ketahanan nasional :

Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang

Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan

Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan,

ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik

secara langsung maupun tidak.

Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam

sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi,

kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa

Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar

1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam

menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai

wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

Page 8: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

E. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan

Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan Dan Keamanan.

           Pertahanan dan keamanan Indonesia merupakan kesemestaan daya upaya seluruh

rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam

mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa

dan negara kesatuan Republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan NKRI dilaksanakan

dengan menyusun, mengarahkan dan menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk

kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan

terkoordinasi. Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah

satu fungsi utama dari pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI- POLRI sebagai intinya

guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan

nasional Indonesia.

       Ketahanan Pertahanan dan Keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan

pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan

mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun

dari dalam baik secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas

dan kelangsungan hidup bangsa dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

          Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal

bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan

memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan

pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan

menangkal segala bentuk ancaman. Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka

Ketahanan Pertahanan dan Keamanan pada hakikatnya adalah keuletan dan ketangguhan

bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat

semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,

militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi,

untuk menjamin penyelenggaraan Sistem Keamanan Nasional (dahulu Sishankamrata),

menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang ditandai sebagai berikut:

Page 9: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang Dan Damai.

Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak

menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu bangsa

Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian baik nasional maupun internasional menggunakan

cara-cara damai. Walau cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi

bangsa Indonesia perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh untuk

mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan negara RI

serta keutuhan bangsa.

b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan NKRI.

Dilandasi landasan Idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan visional

Wawasan Nusantara. Pertahanan Dan Keamanan Negara merupakan hak dan kewajiban

bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan

wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional.

c. Pertahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.

Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, tanpa

mengenal menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara yang melibatkan segenap

potensi dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan kedalam doktrin yang selama ini disebut

Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.

d. Pertahanan dan Keamanan Negara RI Diselenggarakan Dengan Siskamnas

(Sishankamrata).

Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional dalam

pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dilakukan secara optimal dan terkoordinasi

untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan negara dalam

keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

Page 10: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

e. Segenap Kekuatan Dan Kemampuan Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta.

Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang Republik

Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara

nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

F. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.

Postur Kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar

kekuatan. Untuk membangun postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang

digunakan yaitu :

- Ancaman.

- Misi.

- Kewilayahan.

- Politik.

            Dalam konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah

pertahanan dan masalah keamanan. Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari

luar negeri dan menjadi tanggung jawab TNI.

Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung

jawab POLRI, TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta

atau POLRI sudah tidak mampu lagi. Disamping itu kekuatan Hankam perlu antisipatif

terhadap prediksi ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek Militer

yang telah menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh.

G. Ketahanan Pada Aspek Pertahanan Dan Keamanan.

          Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya.

Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup

wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa

dan negara, oleh karenanya haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan

dan kemampuan sendiri.

Page 11: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

        Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk

menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk kesinambungan

pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

        Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari

segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan

lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia.

          Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan, kekuatan dan kemampuan

pertahanan dan keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negeri,

pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana industri dalam negeri masih

terbatas kemampuannya oleh karena itu harus ditingkatkan kemampuannya.

 Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan

haruslah diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana,

menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan

damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan dukungan

manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta bertanggungjawab, kerelaan

berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan

golongan.

         Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI berpedoman pada

Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam

keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan, profesional, efektif, efisien dan modern

bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah tunggal TNI, disusun dalam

Siskamnas (Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.

         Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, POLRI berpedoman pada Tri Brata dan Catur

Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan

hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.

         Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatannya kepada

hukum.

Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah :

Kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang

mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang

dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan

kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Page 12: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

H. Reformasi di Tubuh TNI

               Sejatinya, dalam sistem monarki tradisional, militer hanyalah "penjaga malam" yang

dalam sistem pemerintahan modern disebut sebagai fungsi pertahanan keamanan (hankam).

Dalam negara-negara maju seperti di Amerika Utara dan Eropa Barat, pemetaan kedua fungsi

(militer dan sipil) ini sudah bisa berjalan seimbang. Masing-masing bisa berperan sesuai

dengan fungsinya, tidak tumpang-tindih dan intervensi. Kalaupun ada pengaruh, maka sipil

mempengaruhi militer, bukan sebaliknya. Karena yang berjalan adalah "supremasi sipil"

maka kebijakan-kebijakan politik yang ditempuh dan dijalankan pemerintahan

sipil berpengaruh pada langkah-langkah yang harus ditempuh militer. Yang terjadi di

Indonesia adalah kebalikan dari itu: sipil berada di bawah supremasi militer. Sepanjang rezim

Orde Baru, kondisi semacam itu berjalan mulus walaupun bukan berarti tanpa kritik. Kritik-

kritik yang dilontarkan ada, tetapi selalu muncul di bawah permukaan. Karena kalau muncul

di permukaan akan segera dituduh subversif: melawan pemerintahan yang sah. Informasi-

informasi yang berkaitan dengan kritik-kritik terhadap peran militer pun diberangus tanpa

ampun.

               Di dalam doktrin pertahanan negara dan perjuangan militer, dikenal dua konsep

utama yang secara langsung akan melibatkan militer dalam proses demokratisasi, yakni

konsepsi tentang perang dan konsepsi tentang musuh. Doktrin militer di Indonesia

mengajarkan konsep "perang rakyat semesta" dimana atas perintah pimpinan militer, seluruh

rakyat harus ikut berperang. Implikasi dari pelaksanaan doktrin ini adalah: Pertama, militer

bisa menentukan arah kebijakan politik yang bukan saja harus dipatuhi oleh kalangan prajurit

militer, tetapi juga oleh seluruh komponen masyarakat sipil. Kedua, karena mencakup semua

komponen bangsa maka otomatis menutup peluang bagi pemimpin untuk mengambil

kebijakan-kebijakan politik yang memberikan kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan

aspirasi sesuai dengan bisikan hati nuraninya karena yang ada dan berhak disalurkan

hanyalah aspirasi pimpinan militer. Hal ini sangat erat kaitannya dengan konsepsi militer

mengenai "musuh".

               Dalam doktrin militer Indonesia terdapat rumusan "ancaman, gangguan, hambatan,

dan tantangan" (AGHT) yang merupakan strategi yang lahir dari rumusan fungsi hankam

ABRI yang menyatakan bahwa tugas militer adalah "memelihara dan memperkuat ketahanan,

kewaspadaan, dan kesiapsiagaan nasional untuk secara defensif aktif mempertahankan dan

mengamankankedaulatan serta integritas negara, wilayah, dan bangsa Indonesia." Lewat

konsep AGHT-nya militer bisa dengan mudah merumuskan siapa "kawan" dan "lawan".

Page 13: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Dengan begitu akan dengan mudah membungkam setiap aspirasi yang bernada kritis baik

terhadap pemerintah maupun pimpinan militer. Apalagi dalam konteks Indonesia, antara

kepala pemerintahan dan panglima tertinggi militer berada dalam satu lembaga kepresidenan.

Jadi, sempurnalah otoritas dan kewenangan menentukan "lawan" dan "musuh" itu dalam satu

tangan: presiden.

               Di samping itu, konsepsi tentang negara integralistik yang menyatukan

rakyat dengan negara berdampak pada subordinasi seluruh kepentingan dan aspirasi rakyat

pada negara yang sudah diidentifikasi dengan kekuasaan militer. Dalam konsep ini sulit

dibedakan mana militer yang merupakan bagian dari Negara dengan militer yang dikuasai

negara. Kosepsi kenegaraan seperti itu akan membenarkan militer untuk berperan atas nama

negara dan rakyat sekaligus. Di sinilah letak akutnya hubungan antara peran militer dengan

otoritarianisme negara dan dengan demikian berarti demokrasi yang sejati otomatis akan

menjauh dari peran sosial politik militer.

Dalam perspektif ini, demokratisasi bisa dibangun dengan tiga cara.

Pertama, penghapusan Dwifungsi TNI dalam bentuk:

(1) penarikan unsur militer dari jajaran birokrasi;

(2) penghapusan fungsi centeng dalam sektor ekonomi; 

(3) reformasi doktrin militer seperti Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. 

Kedua, mereformasi doktrin TNI. Loyalitas TNI sejatinya bukanlah kepada pemerintah, tetapi

kepada negara dan bangsa secara keseluruhan.

ketiga, perlu adanya pembaruan kurikulum pendidikan militer agar sesuai dengan paradigma

sistem pertahanan sekarang yang tidak lagi berorientasi pada pertahanan secara fisik. Sejak

berakhirnya perang dingin, paradigm pertahanan negara beralih dari "mempertahankan diri

dari kekuatan lawan" menjadi "mempertahankan diri agar tidak terjerumus pada tindakan

melanggar hak asasi manusia (HAM)."

I. Militer Dan Demokrasi

Indonesia sedang berada dalam masa transisi menuju pada sebuah nuansa demokrasi

seutuhnya. Hal ini dikarenakan demokrasi Indonesia masih sangat muda dan baru saja

melewati masa otoritarianisme sehingga menuntut penataan ulang hubungan sipil-militer

melalui legislasi. Wacana mengenai hubungan sipil-militer ini cenderung mempertentangkan

institusi militer dengan demokrasi.

Page 14: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Tak jarang muncul pemahaman yang menyatakan bahwa militer adalah antidemokrasi.

Penilaian ini berdasarkan struktur TNI yang memang dibangun atas disiplin atasan–bawahan,

mekanisme geraknya menggunakan rantai komando yang ketat, strateginya menggunakan

pendekatan keamanan (security approach), dan fungsinya identik dengan monopoli

penggunaan kekerasan (monopoly of violence).

Pada umumnya militer merupakan pengertian yang bersangkutan dengan kekuatan

bersenjata. militer itu sendiri berarti Tentara Nasional Indonesia (TNI), yaitu organisasi yang

merupakan kekuatan bersenjata dan yang harus menjaga kedaulatan negara Republik

Indonesia.

Militer merupakan satu hal yang sangat penting bagi satu bangsa. Ini dikarenakan memiliki

pengaruh besar terhadap ketahanan nasional bangsa tersebut. Ketahanan nasional sendiri

merupakan perihal tahan (kuat), keteguhan hati, ketabahan dalam rangka kesadaran. Atau

lebih jelasnya lagi dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional memiliki pengertian perihal

tahan (kuat), keteguhan hati, ketabahan dari kesatuan dalam memperjuangkan kepentingan

nasional suatu bangsa yang telah menegara.

Karakteristik kepemimpinan pada umumnya harus mempunyai kewibawaan dan kelebihan

untuk mempengaruhi serta mengajak orang lain untuk berjuang bersama, bekerja, dan

berusaha mencapai satu tujuan bersama. Setiap pemimpin Indonesia harus memiliki dan

mencerminkan kepemimpinan Pancasila.

Di bawah ini merupakan beberapa sifat kepemimpinan yang dimiliki orang-orang dari

kalangan militer, yaitu:

1. Otoriter lewat komando dan asas efisiensi.

Memiliki stamina fisik dan mental yang tinggi/kuat berkat latihan-latihan rutin setiap hari

dengan daya reaksi cepat, hati-hati, cermat dan teliti.

2. Memiliki loyalitas dan integritas yang tinggi.

Selalu bersikap terbuka terhadap perubahan, kemajuan, ide-ide baru, inovasi dan modernisasi.

Jika memperhatikan lebih teliti sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang dari

kalangan militer, memang ada baiknya jika jabatan kepemimpinan negara Indonesia dipegang

oleh militer. Undang-Undang Dasar 1945 sendiri tidak melarang militer untuk menjabat

sebagai presiden. Wujud sikap militer adalah disiplin yang tinggi, taat kepada atasan (terutama

bangsa dan negara), loyalitas, komitmen, dan dedikasi.

Page 15: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Dari penjelasan militer dan militerisme di atas menunjukkan perbedaan yang jauh bahwa

yang terpenting bukanlah pemimpin dari kalangan militer melainkan wujud sikap militer yang

harus dimiliki para calon presiden kita. Keterlibatan militer dalam ranah politik akan sangat

mengganggu ketahanan nasional bangsa kita. Mengapa demikian? Militer yang harusnya

bertugas sebagai pertahanan pertama sebuah negara dari segala ancaman yang datangnya dari

luar. Namun dikesampingkan karena terlalu sibuk dengan urusannya di dunia politik. Asas

legalitas akan menunjang berlakunya kepastian hukum dan kesamaan perlakuan terjadi karena

setiap orang yang berada dalam situasi seperti ditentukan dalam ketentuan UU itu berhak dan

berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam UU tersebut.

Di satu sisi, ini merupakan bentuk demokrasi militer yang merupakan bagian dari

masyarakat juga. Membuktikan kedinamisan militer sebagai sebuah lembaga yangmenjunjung

tinggi proses yang berusaha dilakukan sama halnya dengan masyarakat syang senantiasa

melakukan perubahan.

Di sisi lain, ini dapat menghambat terbentuknya tatanan demokratis di kalangan

masyarakat. Jika militer dilarang untuk dapat mengakses dunia polotik, maka yang hadir

adalah akan menodai proses demokrasi yang sedang dilakukan.

Keadaan lembaga pertahanan negara kita ini sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat

sebagai bukti dari keterlibatan militer dalam dunia politik. Militer kurang mendapat perhatian

dari pemerintah dalam pengadaan fasilitas dan inilah salah satu penyebab mengapa militer

harus terjun ke ranah-ranah yang lain. Jika saja pemerintah mengadakan fasilitas yang lengkap

untuk militer maka militer bisa fokus dengan tugas utamanya dan tidak akan mengganggu

jalannya demokrasi.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengadakan wajib militer bagi masyarakat. Wajib militer

juga bisa dipandang dalam dua ranah yang mendasar, yakni hak dan kewajiban warga negara.

Wajib militer sebagai hak dapat dimaknai sebagai upaya negara dalam memberikan dasar-

dasar pertahanan dalam keadaan darurat. Sebagai kewajiban, wajib militer bisa diletakkan

sebagai wujud partisipasi masyarakat untuk bela negara dan ikhtiar menciptakan TNI yang

profesional. Wajib militer bisa menjadi alat yang efektif untuk memangkas bisnis TNI dan

mendorong TNI lebih profesional. Sebab, untuk membangun tentara profesional, TNI tidaklah

boleh berbisnis. TNI tidak boleh mencari uang dari luar anggaran negara.

Page 16: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

Sehingga kehidupan demokrasi negara kita pun bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu

ketahanan nasional negara kita bisa terwujudkan. Untuk itulah lembaga ketahanan nasional

diperlukan keprofesionalan mereka dalam mengembangkan konsep geostrategi Indonesia

yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut, geostrategi Indonesia harus berupa sebuah

konsep strategis untuk mengembangkan keuletan daya tahan, pengembangan kekuatan

nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan

baik bersifat internal maupun eksternal.

Dalam sistem politik Indonesia militer merupakan sebuah kekuatan yang perlu

dipertimbangkan, mengingat posisinya sebagai sebuah lembaga yang memiliki potensi yang

sangat besar untuk mempertahankan sebuah kekuasaan, bahkan untuk meruntuhkan sebuah

dominasi kekuasaan. Dalam pendekatan neo-institusionalism, militer sebagai sebuah lembaga

yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan peta kekuatan politik sebuah

negara. Pendekatan ini menganggap bahwa, sebuah lembaga bukan hanya sebagai sebuah

wadah dimana tempat individu melakukan kegiatan yang mempengaruhi sebuah masyarakat,

tapi lebih dari itu, yaitu sebagai sebuah variabel bagian dari sebuah sistem yang memiliki

peran yang dominan pula. Jadi pendekatan ini menganggap bukan hanya aktor yang

melakukan peran politik, tapi lembaga politik pun sedang menjalankan peran politik tersebut.

Dalam perkembangannya militer di Indonesia mengalami banyak perubahan, mulai dari

peningkatan sumber daya materil, hingga pada reformasi dalam tubuh militer. Ini merupakan

akibat dari bergulirnya arus demokrasi yang dikawal oleh tuntutan masyarakat yang

menganggap bahwa militer telah sepantasnya melakukan perubahan guna meningkatkan

profesionalismenya, yaitu sebagai pertahanan pertama sebuah negara dari segala ancaman

yang datangnya dari luar. Hal ini membuktikan adanya kedinamisan militer sebagai sebuah

lembaga yang menjunjung tinggi proses yang berusaha dilakukan sama halnya dengan

masyarakat yang senantiasa melakukan perubahan. Dari adanya pola penyeragaman yang

dilakukan serta menjadikan stabilitas nasional diatas segala-galanya untuk menuju masyarakat

yang dicita-citakan.

Page 17: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam menghadapi

ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di

tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu fungsi

pemerintahan negara. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan

dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk

kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Wujud

ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan keamanan yakni sebuah perlindungan dalam

hal mempertahankan negaranya serta memberikan keamanan untuk bangsanya

Contoh Para militer :

Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perlindungan

masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutanpertahanan sipil (Hansip), Satuan

pengamanan (Satpam), Resimen Mahasiswa (Menwa), Organisasi kepemudaan,

Organisasi bela diri, Satuan tugas (Satgas) partai.

militer merupakan pengertian yang bersangkutan dengan kekuatan bersenjata. militer

itu sendiri berarti Tentara Nasional Indonesia (TNI), yaitu organisasi yang merupakan

kekuatan bersenjata dan yang harus menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia.

Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah Kondisi daya tangkal

bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan

memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan

pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan

menangkal segala bentuk ancaman.

SARAN

Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara,

yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas

(Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Page 18: Pertananan nasional dibidang militer dan keamanan

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_ketahanan_nasional_bangsa_negara_indonesia_belajar_gratis_pelajaran_pengetahuan_pmp_dan_ppkn_onlinehttp://liyantanto.wordpress.com/2009/10/16/ketahanan-nasional/http://aku-siti-

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=284&type=8#.UY0Lk6LXDng

http://blog-rye.blogspot.com/2013/03/sistem-pertahanan-nasional_11.html#ixzz2Su271K7q

http://istiqomah.blogspot.com/2011/04/ketahanan-nasional.html

http://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/ketahanan-negara/

http://snezanayofanda.blogspot.com/2013/06/pengaruh-aspek-pertahanan-dan-keamanan.html

http://www.organisasi.org/1970/01/aspek-trigatra-dan-pancagatra-dalam-astagatra-antargatra-aspek-bidang-ketahanan-nasional-di-dalam-kehidupan-nasional-pmp.html

http://evakomalarini.wordpress.com/2013/12/19/pengaruh-aspek-pertahanan-dan-keamanan-terhadap-ketahanan-nasional/