D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi...

4
7 komentar ABC Australia - detikNews Canberra - Ergonomic Hip Cushion Pos… $80 $39.97 Buy Now 50% Buy Now Buy Now 50% Buy Now 50%

Transcript of D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi...

Page 1: D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanya berdampak kecil karena elemen militer Indonesia mendukung

Home Berita Daerah Internasional Fokus Kolom Blak blakan Pro Kontra Infografis Foto Video Indeks

· · · · ·AdsmartNEW

Most Popular Hoax or Not Suara Pembaca detikPemilu

7 komentar

detikNews / Abc-australia / Detail Berita

Kamis 29 Agustus 2019, 13:59 WIB

Pemerintah Australia Tadinya Ingin Timor LesteTetap Jadi Bagian NKRIABC Australia - detikNews

Canberra -

Follow detikcom

+BERITA TERBARU

Ergonomic Hip Cushion Pos…

$80$39.97

Buy Now

50%

Buy Now Buy Now

50%

Buy Now

50%

MasukMENU

Page 2: D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanya berdampak kecil karena elemen militer Indonesia mendukung

Dokumen intelijen Amerika Serikat yang baru saja dideklasifikasi mengungkapsejumlah fakta terkait kerusuhan pasca referendum Timor Leste tahun 1999.Seorang pengamat menyebut Australia tadinya justru ingin provinsi ke-27Indonesia itu tetap jadi bagian NKRI.

Dokumen ini mengklaim bahwa AS, bukan Australia, yang memaksa Indonesiauntuk menerima pasukan penjaga perdamaian untuk Timor Leste (Interfet)setelah 78,5 persen rakyat di sana memilih opsi merdeka.

Dokumen tersebut juga mengindikasikan bahwa Australia sama sekali tidakmendukung atau merencanakan misi penjaga perdamaian sampai menit-menitterakhir. Yaitu setelah AS berhasil memaksa Indonesia.

Deklasifikasi dokumen dilakukan pekan ini oleh Arsip Keamanan Nasional AS,menjelang peringatan 20 tahun referendum kemerdekaan Timor Leste padahari Jumat (30/8/2019).

Dengan terbukanya dokumen tersebut, narasi Pemerintah Australia bahwapihaknya "berjasa besar" dalam kemerdekaan Timor Leste, kini jadidipertanyakan keabsahannya.

Bertahun-tahun setelah referendum, PM John Howard selalu menyatakan"pembebasan" Timor Leste adalah salah satu pencapaian palingmembanggakan sebagai perdana menteri, di samping larangan kepemilikansenjata di Australia.

Faktanya, menurut dokumen ini, justru AS-lah yang berhasil menekanIndonesia untuk "mundur dari jurang bencana" dan membiarkan pasukanpenjaga perdamaian multinasional masuk ke negara itu, ketika milisiprointegrasi terus melakukan kerusuhan.

External Link: Declassified cable documents Admiral Blair urging GeneralWiranto to 'pull back from brink of disaster'Dokumen intelijen AS ini memberikan konteks baru terhadap kabel diplomatikAustralia dari akhir tahun 1999. Kabel diplomatik itu mengklaim Australiasecara konsisten melobi pembentukan Interfet.

Salah satu laporan CIA dalam dokumen yang baru dirilis menyebutkan, militerIndonesia mendukung milisi pro-integrasi.

"Upaya Jakarta mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanyaberdampak kecil karena elemen militer Indonesia mendukung milisi pro-integrasi," tulis laporan berjudul Tinjauan Terorisme CIA.

"Banyak laporan menyebutkan elemen militer Indonesia membantu ataubekerja dengan milisi pro-integrasi. Militer Indonesia pada 6 September (1999)secara terbuka bekerjasama dengan milisi memaksa rakyat meninggalkanTimor Timur."

Alexander Downer membantahLaporan CIA ini bertentangan dengan komentar yang dilontarkan Menteri LuarNegeri Australia saat itu Alexander Downer, yang di tahun 1999 menepisadanya peran TNI dalam milisi pro-integrasi. Dia menyebut hanya "oknumjahat" dari TNI yang terlibat kerusuhan tersebut.

$19.97

$19.97

$19.97

50%

Seamless MagicWireless Lift Bra -…

50%

Stretch & Seal Lids(6 Pieces) - Clear

50%

Portable Hotel DoorLock

$40

50%

Stretch & SealLids (6 Pieces) -Clear

Polisi Hong Kong Larang

Unjuk Rasa karena

Alasan KeamananKamis 29 Agustus 2019, 17:14

WIB

Fahri Hamzah soal

RKUHP: Bayangkan! 74

Tahun Merdeka Masih

Pakai UU BelandaKamis 29 Agustus 2019, 17:23

WIB

Wiranto Bicara Keadilan

di Papua: Rp 92 T Sudah

DigelontorkanKamis 29 Agustus 2019, 17:14

WIB

Polisi Gerebek Lokasi

Pengoplosan Gas Elpiji di

Langkat, 4 Pekerja

DiamankanKamis 29 Agustus 2019, 17:21

WIB

MostPopular

MostCommented

Jayapura Rusuh, Wiranto: Gedung

MRP Dibakar, Rutan Dijebol1

Penampakan Bukti Keberadaan

Sriwijaya yang Disangkal Ridwan

Saidi

2

Wiranto Tegaskan Bendera

Bintang Kejora Tak Boleh

Dikibarkan

3

Punya Dendam, Kelvin Bantu

Aulia Kesuma Bunuh Pupung

dan Dana

4

Ridwan Kamil Ungkap Tiga Nama

Tempat Calon Ibu Kota Baru

Jawa Barat

5

Sebut Sriwijaya Fiktif dan Bajak

Laut, Ini Referensi Ridwan Saidi6

7

MasukMENU

Page 3: D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanya berdampak kecil karena elemen militer Indonesia mendukung

Alexander Downer menyebut Australia "berusaha keras" meredakankerusuhan di Timor Leste pasca referendum, salah satunya dengan menemuiPresiden B.J. Habibie dan Menlu Ali Alatas. (Reuters: Lirio Da Fonseca)

Profesor Clinton Fernandes dari University of NSW pada tahun 1999 bekerjasebagai analis intelijen utama untuk Timor Timur di Australian Theatre JointIntelligence Centre (ASTJIC) Sydney.

Menurut dia, sikap Australia saat itu bisa ditafsirkan sebagai "memberikanperlindungan diplomatik untuk kegiatan militer Indonesia".

"Howard dan Downer berusaha keras untuk melindungi TNI," kata ProfFernandes.

"Kabel diplomatik ini mengkonfirmasi bahwa kebijakan Pemerintahan Howardadalah menjaga Timtim tetap jadi bagian Indonesia. Dan pada akhirnyaterpaksa mengubah sikap," katanya.

Kabel diplomatik Australia saat itu menyebut adanya banyak bukti pada awalApril 1999 bahwa militer Indonesia mempersenjatai milisi, dan itu terkait pucukpimpinan tentara, yaitu Panglima TNI Jenderal Wiranto.

ABC telah meminta komentar dari Howard yang kabarnya tidak sedang diAustralia pekan ini.

Dukungan Australia untuk membentuk Interfet baru diberikan setelah hasilreferendum diumumkan ketika AS mengambil langkah untuk menekanIndonesia. Juga setelah terjadi pembantaian lain di Suai.

Laksamana Blair 'tekan' Jenderal WirantoKabel diplomatik tertanggal 9 September 1999 dari Kedutaan AS di Canberramenceritakan pertemuan pribadi selama 40 menit antara Laksamana DennisBlair, saat itu Komandan Pasukan Amerika di Pasifik, dengan JenderalWiranto.

Catatan dua lembar dari Laksamana Blair menunjukkan tekanan kepadaJenderal Wiranto untuk "menarik diri dari ambang bencana".

"Meskipun ada jaminan bahwa TNI dapat menjaga keamanan di Timor Timur,meski TNI mengirim sejumlah besar pasukan baru ke sana dan mengambillangkah luar biasa dengan memberlakukan darurat militer, Timor Timur beradadalam anarki," tulis Laksamana Blair.

"Terus memburuknya situasi tidak hanya akan menyebabkan hilangnya nyawa,tapi berpotensi merusak hubungan Indonesia dengan negara-negara lain didunia, termasuk AS."

"Seperti yang Anda ketahui, koalisi negara-negara yang peduli, bersediamengirim pasukan multinasional ke Timor Timur; pasukan semacam itu

Jayapura Rusuh, Aparat Halau

Massa dengan Gas Air Mata

Ikuti Jejak Jokowi, Ridwan Kamil

Juga Mau Pindahkan Ibu Kota

Jabar

8

Wacana Pemindahan Ibu Kota

Jabar, Hengky Kurniawan: Sangat

Tepat di Walini

9

Ganti Rugi 10 Korban Predator

Anak di Mojokerto Terkendala

Regulasi

10

SELENGKAPNYA

MasukMENU

Page 4: D,QJLQ7LPRU/HVWH...Indonesia mendukung milisi pro-integrasi. "Upaya Jakarta mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanya berdampak kecil karena elemen militer Indonesia mendukung

bertujuan menstabilkan situasi sampai MPR bersidang mendukung hasilpemilu, maka pengaturan baru akan dibuat bersama PBB."

"Seluruh dunia menyaksikan saat tragedi ini terungkap, dan kecamaninternasional terhadap Indonesia semakin menyulitkan. Peluang Indonesiauntuk menyelamatkan hubungannya dengan dunia tertutup dengan cepat."

Beberapa hari setelah Laksamana Blair menemui Jenderal Wiranto, Indonesiapun mengizinkan pasukan Interfet masuk ke Timtim.

Dokumen Badan Intelijen Pertahanan AS mengungkap upaya terakhirIndonesia untuk mengeluarkan Australia dari pasukan Interfet, tapi gagal.

Pasukan Interfet malah dipimpin Australia dan masuk ke Timor Leste pada 20September 1999. Kekerasan milisi telah berkurang saat itu dan tentaraIndonesia pun mulai menarik diri.

'Milisi harus dilucuti'Saalh satu kabel rahasia dari Kedutaan AS di Jakarta menunjukkanbagaimana negara itu bersikap keras terhadap Indonesia di saat misi Interfetberjalan.

Menteri Pertahanan AS William Cohen menemui Jenderal Wiranto pada 30September 1999 untuk menekankan bahwa hubungan AS - Indonesiadipertaruhkan jalur kecuali jika kekerasan dihentikan.

"Dukungan TNI untuk milisi (pro-integrasi) sangat jelas dan sama sekali tidakbisa diterima," kata Menteri Cohen saat itu.

"Milisi harus dilucuti. Para pengungsi di Timor Barat harus dibiarkan pulangdengan selamat. Interfet harus diizinkan melakukan tugasnya tanpadilecehkan."

Kabel diplomatik AS lainnya menunjukkan bahwa ternyata Australia tidak siapuntuk mendukung misi penjaga perdamaian, bahkan ketika pasukan Interfetberangkat ke Timor Leste pada September 1999.

Satu dokumen menyebutkan di saat pasukan Interfet dikerahkan, Australiajustru masih berusaha mencari 4.000 jaket antipeluru, dan terpaksa meminjamdari AS.

External Link: CIA's Terrorism ReviewSimak berita selengkapnya dalam Bahasa Inggris di sini.

(ita/ita)

abc australia australia timor leste

MasukMENU