Timor Timur Content

22
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................i BAB I . PENDAHULUAN...................................1 A. Latar Belakang.................................1 B. Perumusan Masalah..............................2 C. Kerangka Teori.................................3 BAB II. PEMBAHASAN....................................5 A. Sejarah singkat bergabung dan lepasnya Timor Timur - Indonesia................................... 5 B. Penyebab Kegagalan Indonesia mempertahankan Timor Timur............................................... 6 BAB III. KESIMPULAN..................................11 A. Kesimpulan....................................11 B. Saran.........................................12 DAFTAR PUSTAKA.......................................13 i

Transcript of Timor Timur Content

Page 1: Timor Timur Content

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I . PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Perumusan Masalah...................................................................................2

C. Kerangka Teori..........................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................5

A. Sejarah singkat bergabung dan lepasnya Timor Timur - Indonesia..........5

B. Penyebab Kegagalan Indonesia mempertahankan Timor Timur..............6

BAB III. KESIMPULAN.....................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

i

Page 2: Timor Timur Content

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Letak geografis Indonesia dan Timor Timur terletak cukup dekat.

Timor Timur berada pada bagian paling selatan Indonesia. Indonesia

merupakan salah satu negara kepulauan terbesar yang mempunyai berbagai

macam sumber daya alam dan kebudayaan. Negara ini berdiri atas kesamaan

nasib dan kepentingan yang terbebas melawan penjajahan Belanda selama

kurang lebih 350 tahun. Di sisi lain, Timor Timur merupakan negara jajahan

Portugis sejak abad ke 16. Kemerdekaan yang didapat oleh warga Timor

Timur secara cuma-cuma diberikan Portugis pada tahun 1974.

Sejak merdeka dari jajahan Portugis, Timor Timur berada dalam

situasi sulit yang membutuhkan bantuan negara lain. Masyarakatnya

menderita akibat korban perang dan sisa penjajahan. Karena keinginan

berintegrasi dengan Indonesia, melalui Deklarasi Balibo, akhirnya Timor

Timur disetujui menjadi provinsi ke-27 Republik indonesia. Bergabungnya

Timor Timur ke Negara Kedaulatan Republik Indonesia mendapat sorotan

dari dunia internasional. Diantaranya terdapat negara-negara yang tidak

mengakui integrasi Indonesia dengan Timor Timur secara de jure maupun de

facto. Indonesia dituduh oleh masyarakat Internasional sebagai negara pelaku

pelanggaran HAM. Padahal selama ini Indonesia selalu memberikan bantuan

untuk pembangunan negara tersebut.

Berbagai pemberitaan yang menyudutkan posisi Indonesia di mata

internasional tersebut semakin lama mulai menghambat proses pembangunan

Indonesia dan kondisi internal di Timor Timur. Forum internasional yang di

mediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membicarakan masalah

tersebut juga tidak segera menyelesaikan masalah. Ketika pada saat itu

Indonesia berada di bawah kepemimpinan Presiden B.J Habibie, beliau

mendapat tekanan yang keras dari Australia dan PBB untuk melakukan

referendum atas otonomi provinsi Timor Timur. Kemudian ketika proses

1

Page 3: Timor Timur Content

jajak pendapat dilakukan, ternyata ada berbagai kecurangan yang terjadi oleh

pihak-pihak yang dicurigai adalah Australia dan PBB. Setelah hasil jajak

pendapat secara resmi dimenangkan oleh kelompok pro Kemerdekaan,

Indonesia dengan terpaksa harus melepaskan Timor Timur dari provinsi ke-

27nya.

Permasalahan Timor Timur bukan hanya mengenai tingkat keamanan

dan politik, tetapi juga masalah sosial keagamaan, ekonomi, dan kebudayaan.

Hal tersebut semakin mempersulit Indonesia untuk mempertahankan Timor

Timur. Ketika tahun 1999, gelombang demokrasi dan Hak Asasi Manusia

sedang menjadi isu hangat di kancah Internasional dan domestik. Apalagi

dalam kasus ini, banyak pihak-pihak yang ikut campur memperkeruh

masalah. Penyebab-penyebab kegagalan Indonesia mempertahankan Timor

Timur membuat kelompok kami tertarik untuk membahasnya dalam makalah

sederhana kami ini yang berjudul “Kegagalan Indonesia dalam

Mempertahankan Timor Timur”.

B. Perumusan Masalah

Timor Timur dan Indonesia merupakan dua wilayah yang mempunyai

berbagai perbedaan yang mencolok diantara keduanya, dilihat dari sisi kultur,

agama, ras, ekonomi dan politik. Tetapi hal tersebut sebenarnya tidak menjadi

alasan utama yang membuat keduanya tidak dapat menyatu, mengingat

berbagai wilayah Timur Indonesia mayoritas mempunyai ciri-ciri yang mirip

dengan Timor Timur. Masalah ini mungkin berakar dari sikap presiden RI

pada saat itu. Ketika itu kepemimpinan Presiden B.J Habibie terlihat kurang

kuat dalam mempertahankan wilayah kedaulatan NKRI. B.J Habibie, ketika

menerima saran dari PM Australia untuk melakukan referendum atas wilayah

Timor Timur, tidak segera merespons dengan tindakan yang tegas. Justru

sebaliknya, mempertimbangkan saran tersebut yang kemnudian berakhir pada

penentuan hasil jajak pendapat. Padahal peranan seorang presiden yang tegas

sangat dibutuhkan, ketika negara barat kembali mengusik keutuhan wilayah

NKRI. Kelemahan tersebut kemudian dimanfaatkan negara asing intervensi

2

Page 4: Timor Timur Content

menggunakan alasan demokrasi dan HAM untuk menyalahkan posisi

Indonesia.

Posisi Indonesia yang terpojokkan oleh pemberitaan media

internasional pada saat itu memyebabkan reformasi berjalan lambat. Indonesia

masih dianggap sebagai koloni Timor Timur dan tuduhan tersebut menjadi

tidak terelakan ketika keadaan Timor Timur memang tidak pernah lepas dari

konflik selama 24 tahun terakhir. Penjelasan yang simpang siur mengenai

kebenaran tindakan pelanggaran HAM membuat penyelidikan kasus ini

ditutup pada tahun 2008. Meskipun hari ini Timor Timur dan Indonesia

memiliki hubungan diplomasi yang cukup baik, akan tetapi beberapa pihak

seperti Australia masih menginginkan penyelesaian kasus tersebut dengan

menyertakan beberapa barang bukti. Walau bagaimanapun, kegagalan

mempertahankan suatu kedaulatan wilayah merupakan peristiwa yang sangat

krusial sekaligus disesalkan. Namun yang jelas, pasti terdapat berbagai

penyebab dibelakang kejadian ini. Beberapa faktor-faktor diatas akan

dijelaskan lebih rinci lagi di makalah ini. Oleh karena itu, kami memilih

pertanyaan yang spesifik yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Apa sajakah penyebab kegagalan Indonesia dalam mempertahankan

kedaulatan wilayah dengan Timor Timur?

C. Kerangka Teori

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki

kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Menurut Roger F.

Soltau, ilmu politik mempelajari tujuan-tujuan negara, dan hubungan antara

negara dengan warganya serta hubungan antarnegara. Sedangkan menurut J.

Barents, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan

bermasyarakat... dengan negara sebagai bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa

negara merupakan inti dari ilmu politik.1 Sebagai sebuah organisasi tertinggi,

negara berperan sangat penting untuk menyediakan keamanan dan

kesejahteraan demi kelangsungan hidup warga negaranya.

1 Budiardjo, Miriam. 2008. “Dasar-dasar Ilmu Politik”, Jakarta: Gramedia. Hlm. 17

3

Page 5: Timor Timur Content

Untuk menyediakan keperluan tersebut, setiap negara memiliki

kepentingan nasional. Menurut Kamus Hubungan Internasional, Kepentingan

nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk

kebutuhan negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan

kesejahteraan ekonomi.2 Pertahanan dan keamanan regional menjadi

kebutuhan utama, karena kedaulatan wilayah suatu negara merupakan harga

mati yang harus dipertahankan. Tetapi apabila kita melihat Presiden B.J

Habibie yang pada saat itu menangani kasus Timor Timur, terlihat kelemahan

sikap yang ditunjukkan olehnya. Kepentingan nasional yang terutama, yaitu

kedaulatan wilayah, menjadi terganggu ketika campur tangan dari negara

asing berusaha merebut provinsi Timor Timur.

Demokratisasi merupakan sebuah alasan kuat mengapa Indonesia

secara mudah terpengaruh oleh perkataan warga Internasional. Reformasi

demokrasi yang sedang membara pasca keruntuhan rezim otoriter Soeharto

membuat masyarakat Indonesia selalu ingin mewujudkan nilai-nilai demokrasi

di segala aspek. Menurut Sidney Verba (1995), demokrasi tak terbayangkan

tanpa partisipasi politik warga negara. Partisipasi politik merupakan tindakan

warga negara biasa, bukan elite, untuk memengaruhi keputusan politik,

termasuk kebijakan yang akan dibuat elite atau pejabat publik.3

Pada kasus Timor Timur, banyak negara yang menyarankan Indonesia

untuk melakukan referendum atas otonomi Timor Timur. Tidak ada jalan lain

untuk memutuskan sesuatu kecuali berdasarkan keinginan warga Timor Timur

melalui partisipasi politik, yaitu Jajak Pendapat. Pengertian jajak pendapat

menurut Philip E Converse (1996), jajak pendapat adalah sarana penting

merepresentasikan kepentingan atau aspirasi publik.4 Hasil jajak pendapat,

bagaimanapun itu, dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh

pemerintah dalam menentukan status otonomi Timor Timur.

2 Perwita, Anak Agung Banyu. 2006. “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”. Bandung: Rosda. Hlm. 353 Dikutip dari media cetak Kompas, tanggal 1 September 2004, Hlm. 334 Dikutip dari media elektronik http://www.lsi.or.id/riset/66/jajak-pendapat-publik-membantu-demokrasi-bekerja/, diakses pada tanggal 9 Juni 2011

4

Page 6: Timor Timur Content

BAB II. PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat bergabung dan lepasnya Timor Timur - Indonesia

Timor Timur merupakan sebuah negara bekas jajahan Portugal yang

diberikan kedaulatannya pada September 1975. Ketika itu Timor Timur

berada pada situasi yang sulit karena secara tiba-tiba kehilangan

kepemimpinan dan segala sumber alamnya telah dieksploitasi habis.

Kemudian di bawah kepemimpinan partai Fretilin, Timor Tmur

mendeklarasikan negara merdeka pada tanggal 28 November 1975. Tetapi

keadaan Timor Timur menjadi semakin memburuk dibawah Fretilin, sebagian

warga Timor Timur menginginkan untuk berintegrasi dengan Indonesia.

Indonesia memang sejak lama memberi sumbangan dana terhadap salah satu

partai di Timor Timur, yaitu Apodeti.

Melalui Deklarasi Balibo pada tanggal 30 November 1975, sebagian

besar masyarakat Timor Timur menyatakan keinginkannya bergabung dengan

Indonesia. Secara sah pada tanggal 17 Juli 1976, Timor Timur menjadi bagian

provinsi Republik Indonesia melalui ketetapan MPR No. VI/MPR/1978,

tanggal 22 Maret 1978.5 Tetapi seiring berjalannya waktu, ternyata masyarakat

Internasional tidak menyepakati integrasi Timor Timur dengan Indonesia

akibat keputusan Presiden Soeharto yang mengirimkan pasukan militer ke

Timor Timur yang menyalahi aturan internasional.

Kemudian usulan referendum didesakkan PBB dan Portugal dalam

perundingan Tripartit dengan Indonesia pada tanggal 5 Mei 1999 di New York

antara Pemerintah RI, Pemerintah Portugal, dan PBB, dilanjutkan oleh

pembentukan UNAMET (United Nations Mission in East Timor) untuk

menyukseskan proses jejak pendapat pada 30 Agustus 1999. Hasilnya, sebesar

78,5% rakyat Timor Timur menolak dan 21,5% menerima, dan dengan

5 Habibie, Bacharudding Jusuf. 2006. “Detik-Detik yang Menentukan”. Jakarta: THC Mandiri. Hlm. 231

5

Page 7: Timor Timur Content

demikian mayoritas rakyat Timor Timur menolak tawaran otonomi luas.6

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi dan HAM, Indonesia

dengan lapang dada harus melepaskan salah satu provinsinya yang sejak 22

tahun telah bergabung bersama.

B. Penyebab Kegagalan Indonesia mempertahankan Timor Timur

Pelepasan integrasi Indonesia dengan Timor Timur bukan merupakan

sebuah keputusan yang diambil oleh pemerintah Indonesia secara tergesa-

gesa. Timor Timur sendiri merupakan sebuah negara yang banyak

dimanfaatkan oleh negara asing demi memenuhi kepentingannya masing-

masing. Tetapi Indonesia sejak awal tidak pernah menginginkan sesuatu dari

integrasinya dengan Timor Timur. Walaupun selama bergabung dengan

Indonesia, situasi politik di dalam Timor Timur memang penuh dengan

konflik akibat gerakan separatis yang dilakukan oleh Fretilin.

Hal tersebut tidak dapat ditutupi dari pengamat internasional yang

kala itu sedang peka dengan isu Hak Asasi Manusia dan Demokrasi. Desakan

dari LSM dan media internasional untuk melakukan penindak lanjutan kasus

tersebut semakin lama memperburuk citra Indonesia di mata internasional.

Pada saat itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan

keputusan oleh presiden B.J Habibie. Beberapa diantaranya akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan Indonesia secara mudah dapat di-

pengaruhi

Ketika itu, Perdana Menteri Australia John Howard, mengirimkan

sebuah surat kepada Presiden B.J Habibie yang isinya kurang lebih

menyarankan Indonesia untuk memberi referendum kepada wilayah

Timor Timur. Hal itu merupakan tindakan campur tangan yang terang-

terangan diutarakan oleh Australia. Bukan hanya Australia, usulan

6 Ibid,. Hlm. 252

6

Page 8: Timor Timur Content

referendum juga didesakkan PBB dan Portugal dalam perundingan

Tripartit dengan Indonesia pada tanggal 5 Mei 1999 di New York.

Pemerintahan Indonesia terlihat mudah dipengaruhi oleh saran-

saran yang dilakukan secara halus maupun tegas oleh negara asing.

Padahal sudah jelas Indonesia selama ini memberikan bantuan dana

kepada pembangunan provinsi Timor Timur. Sebut saja sekitar 93%

biaya pembangunan Timor Timur berasal dari dana APBN. Dengan

pendirian yang tegas, sesungguhnya Indonesia dapat meyakinkan

posisinya yang benar dan tidak terpengaruh oleh perkataan dan hasutan

dari luar.

2. Banyaknya tekanan yang memojokkan Indonesia sebagai negara

pelanggar HAM

Kenyataan bahwa integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia

merupakan wujud kemerdekaan dari jajahan Portugal tidak diakui

masyarakat Internasional. Ditambah dengan kenyataan bahwa selama

24 tahun keamanan di Timor Timur memang sering bergolak. Seiring

berjalannya waktu sebagian masyarakat Timor Timur telah

mengembangkan semangat kebangsaannya kepada Indonesia. Namun

sebagian lagi justru melancarkan gerilya baik di hutan-hutan maupun

di kota yang dibantu oleh organisasi berskala Internasional. Secara

sistematis telah dilancarkan operasi pembentukan pendapat umum

yang memutarbalikkan fakta dengan mengeksploitasi segala kesalahan

atau kekeliuran yang terjadi di lapangan.

Faktor ini mengakibatkan situasi internal Timor Timur menjadi

tidak stabil dan pembangunan Indonesia juga menjadi terhambat.

Kebenaran dari peristiwa ini juga masih simpang siur. PBB mencatat

berbagai macam tindak pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan.

Tetapi Argumen Presiden Habibie menunjukkan sebuah kontradiksi,

“Pada waktu itu, saya tidak pernah menerima laporan dari dalam

maupun luar negeri bahwa telah terjadi pelanggaran HAM di Timor

7

Page 9: Timor Timur Content

Timur. Jika memang ada bukti-bukti pelanggaran HAM secara

sistematis yang direncanakan oleh aparatur pemerintah atau ABRI,

maka tentu sudah saya bertindak atau memecat para pelanggar HAM

tersebut.”7

3. Perserikatan Bangsa Bangsa bersikap tidak netral menyelesaikan

masalah

Pada posisi seperti ini, PBB yang semestinya dapat bertindak adil

menyelesaikan konflik dengan sebenar-benarnya, justru berlaku

sebaliknya. Contohnya saja, pertama, pada proses jajak pendapat yang

dilangsungkan oleh UNAMET, PBB memilih staf penjaga keamanan

dari Australia. Padahal Australia sejak awal memiliki niat untuk

merebut wilayah Timor Timur dari Indonesia karena sumber alam

Minyaknya. Kedua, pada proses pengumuman hasil jajak pendapat,

entah mengapa, konperensi pers dipercepat oleh Sekjen PBB, sehingga

pemerintah kewalahan menghadapi euforia reakso pro dan kontra dan

Indonesia tidak dapat melakukan antisipasi sebelumnya. Kerusuhan

tersebut membuat nama indonesia semakin memburuk di mata dunia

internasional.8

Sejak awal Presiden Soekarno memang tidak pernah

memercayai peranan PBB, terlihat dari langkah berani yang

diambilnya ketika Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Gelagat

mencurigakan juga nampak pada kasus Timor Timur. Habibie sendiri

mengatakan bahwa semua ini seakan-akan merupakan konspirasi barat

untuk mengadu domba persatuan negara kita.

4. Terdapat banyak pihak yang memperkeruh keadaan

Pihak-pihak yang memperkeruh keadaan tersebut pada dasarnya

hanyalah mengambil keuntungan untuk menjalankan kepentingan

nasionalnya masing-masing. Negara-negara berkepentingan itu antara

7 Ibid,. Hlm. 2458 Ibid,. Hlm. 256

8

Page 10: Timor Timur Content

lain Amerika Serikat, Australia dan Portugal yang di dukung oleh

PBB. Amerika Serikat, sebagai negara adidaya tidak ingin kehilangan

peranan dalam memperkuat kekuasaannya, anggota Kongres dari

Partai Republik, Patrick Kennedy yang mewakili Rhode Island, setelah

mengadakan kunjungan ke Timtim pada pertengahan 1996 membuat

laporan yang menyudutkan Indonesia dan menghimbau Kongres dan

pemerintah AS untuk menekan Indonesia agar melakukan referendum

atas Timor Timur dengan berbagai cara.9

Selain itu, Australia menampakkan sikap dualisme dalam

menghadapi permasalahan Timor Timur. Di satu sisi mereka mengakui

Timtim sebagai bagian dari Indonesia baik secara de facto maupun de

jure. Tetapi di lain pihak, Australia tetap memberikan tempat bagi

Ramos Horta serta aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk

menyuarakan sikap anti-lndonesia dari Darwin, Sydney, Canberra atau

Melbourne. Sikap dualisme tersebut diakibatkan karena Indonesia

adalah ancaman bagi Australia. Dengan berbagai cara, Australia ingin

merusak kestabilan Indonesia tetapi ingin terlihat bersahabat. Dari sisi

Portugal, negeri ini juga tidak mau kehilangan muka melepaskan

wilayah seberang lautannya secara mudah. Pemerintah Portugal, dari

partai manapun ia berasal, tentunya tidak ingin kehilangan

kekuasaannya yang disebabkan oleh kebijakannya untuk melepaskan

status administratifnya atas Timtim.

5. Keadaan dalam negeri Indonesia yang masih hangat oleh isu

Reformasi Demokrasi

Presiden B.J Habibie yang memimpin Indonesia pada saat itu

berada pada situasi yang serba salah. Kepemimpinannya yang

diperkirakan tidak cukup lama membuatnya tidak dapat mengambil

keputusan yang berani. Ketika seluruh masyarakat Indonesia sedang

bersemangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, timbul masalah

9 Dewi Fortuna Anwar, "Diplomasi: Kasus Hadiah Nobel Horta dan Belo". Dalam Jurnal Caraka Agustus/September 1997 hal 12-14.

9

Page 11: Timor Timur Content

kedaulatan wilayah yang terganggu. Hal tersebut mengharuskannya

mengambil langkah yang keras dan tegas. Tetapi sosok Habibie bukan

merupakan seorang politikus yang ahli di bidangnya. Sehingga mau

tidak mau Indonesia harus mengambil langkah yang dianggap

‘demokratis’ oleh masyarakat nasional dan internasional untuk

menyelesaikan kasus Timor Timur, yaitu jajak pendapat.

Sampai ketika hasil jajak pendapat diumumkan, Presiden B.J

Habibie menyatakan, “Setelah 22 tahun kita mengalami kebersamaan

dengan rakyat di Timor Timur untuk menyatu dengan kita, maka

merupakan suatu keputusan yang bijaksana dan demokratis apabila

Timor Timur secara terhormat dan baik-baik berpisah dengan NKRI.”

Kata demokrasi menjadi sebuah pembenaran dari keputusan yang sejak

awal diambilnya, yaitu jajak pendapat.

6. Hasil jajak pendapat yang menolak tawaran otonomi luas

Hasil jajak pendapat yang dimenangkan oleh kelompok pro

Kemerdekaan sebesar 78,5% membuat Presiden Habibie pada saat itu

tidak mempunyai kekuasaan untuk tetap mempertahankan Timor

Timur. Padahal dalam proses jajak pendapat ditemukan berbagai

kecurangan yang dilakukan oleh staf UNAMET.10 Kecurangan tersebut

antara lain manipulasi hasil survei, dan pelaksanaan proses jajak

pendapat yang dipercepat untuk melobi masyarakat agar menolak

bergabung dengan Indonesia. Walaupun telah dilaporkan, namun

kecurangan-kecurangan tersebut seakan-akan tidak menjadi perhatian

bagi Habibie.

10 Somomoeljono, Suhardi. 2001. "Menguak Konspirasi Internasional di Timor Timur: Sebuah Analisis Yuridis". Jakarta: Lembaga Studi Advokasi Independensi Peradilan Indonesia. hlm 54

10

Page 12: Timor Timur Content

BAB III. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Timor-Timur adalah sebuah wilayah seberang laut yang sekarang

telah menjadi sebuah negara kecil terletak disebelah utara Australia dan

bagian timur Pulau Timor. Ditelantarkan oleh Portugal yang sedang

dilanda oleh Revolusi Anyelir pada tahun 1975. Namun, kemerdekaan

harus di bayar dengan perjuangan, apalagi bila hanya merupakan ambisi

dari segelintir orang-orang dan pihak-pihak tertentu yang terbuai janji-janji

dan haus kekuasaan oleh pihak lain, maka Timor-Timur atau yang

sekarang Timor Leste menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Pelepasan wilayah Timor Timur ini awalnya disebabkan karena

berbagai macam desakan, begitu banyak campur tangan dari negara-negara

yang memiliki kepentingan. Mereka mengadukan Indonesia melanggar

Hak Asasi Manusia di Timor Timur pada forum PBB (Perserikatan

Bangsa-Bangsa). Hasil resolusi kasus itu membuat isu Timor Timur

tersebar luas dan menjadi agenda penting bagi masyarakat internasional.

Hal ini tentunya cukup mengganggu pemerintahan dalam negeri

Indonesia. Kemudian, terlihat dengan jelas bila ada negara-negara yang

memang ingin memanfaatkan keadaan alam dari Timor-Timur (baca:

Celah Timor) yang sangat banyak menyimpan minyak bumi. Dari masalah

ini Australia terlihat jelas ingin menguasai wilayah tersebut melihat

Australia mengulur-ulur upaya penyelesaian perbatasan kedua negara.

Permasalah yang harusnya bersifat internal ini pun harus di bawa ke

dewan PBB dimana PBB pun tidak bersikap tidak netral dan cenderung

berat ke lain pihak (Australia).

Tidak hanya faktor eksternal saja namun peranan dari Presiden

Habibie sendiri dan situasi Indonesia yang saat itu sedang hangatnya

reeformasi demokrasi juga mendorong terjadinya pelepasan provinsi ini,

kurang tegasnya sikap beliau pada saat itu membuat semakin besarnya

11

Page 13: Timor Timur Content

intervensi dari luar di tambah lagi Indonesia harus menjilat ludah sendiri,

mau tidak mau melepas Timor-Timur karena isu reformasi demokrasi.

Selain itu juga hasil jajak pendapat yang diduga terdapat kecurangan yang

dilakukan oleh UNAMET.

B. Saran

Kedaulatan suatu negara merupakan harga mati yang harus

dipertahankan. Karena apabila suatu negara mengalami begitu banyak

perpecahan maka akan melemahkan persatuan dan kesatuan negara

tersebut. Hal itu pula yang harus dilakukan oleh Indonesia dalam

mempertahankan wilayah Timor Timur. Selama ini Australia memang

memiliki keinginan untuk merebut wilayah Timor Timur demi sumber

daya alam minyaknya. Nanggroe Aceh Darussalam juga beberapa waktu

yang lalu mengalami perguncangan persatuan akibat campur tangan asing,

dan tindakan yang tegas harus diambil pemerintah dalam menanganinya.

Tindakan tegas atas campur tangan asing akan mempermudah

pengaturan keamanan dalam negeri Indonesia. Negara asing akan selalu

berusaha mengganggu kesatuan negara yang lain demi memenuhi

kepentingan nasionalnya masing-masing. Apalagi Indonesia merupakan

sebuah negara yang menyimpan berbagai macam sumber daya alam dan

kebudayaan yang melimpah. Jika Indonesia dapat mempertahankan

kesatuan dalam negri dan ahli dalam memanfaatkan sumber daya alamnya,

maka Indonesia tidak lagi membutuhkan bantuan luar untuk bekerjasama.

Menyelesaikan suatu permasalahan tidak selalu harus disesuaikan

oleh keinginan orang banyak. Terkadang filosofi Demokrasi, yaitu

mufakat, tidak selalu dapat menghasilkan keputusan yang ideal. Di sinilah

peranan seorang Presiden/pemimpin untuk menentukan mana keputusan

yang harus dilakukan secara demokratis dan mana yang tidak. Seharusnya

Habibie pada saat itu dapat bertindak tegas dan berani mempertahankan

wilayah Timor Timur.

12

Page 14: Timor Timur Content

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. “Dasar-dasar Ilmu Politik”, Jakarta: Gramedia.

Habibie, Bacharudding Jusuf. 2006. “Detik-Detik yang Menentukan”.

Jakarta: THC Mandiri.

Perserikatan Bangsa Bangsa. 2000. "PBB dan Timor Lorosae : Penentuan

Nasib sendiri melalui jajak pendapat". New York: Departemen Penerangan

Publik.

Perwita, Anak Agung Banyu. 2006. “Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional”. Bandung: Rosda.

Somomoeljono, Suhardi. 2001. "Menguak Konspirasi Internasional di

Timor Timur: Sebuah Analisis Yuridis". Jakarta: Lembaga Studi Advokasi

Independensi Peradilan Indonesia.

Media Cetak/Jurnal

Dewi Fortuna Anwar, "Diplomasi: Kasus Hadiah Nobel Horta dan Belo".

Dalam Jurnal Caraka Agustus/September 1997

Media cetak Kompas, tanggal 1 September 2004.

Media elektronik

http://www.lsi.or.id/riset/66/jajak-pendapat-publik-membantu-demokrasi-

bekerja/

13