· Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu...

49
PENERANGAN, KOMUNIKASI DAN MEDIA MASSA

Transcript of  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu...

Page 1:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

PENERANGAN, KOMUNIKASIDAN MEDIA MASSA

Page 2:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi
Page 3:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

BAB XXII

PENERANGAN, KOMUNIKASI DAN MEDIA MASSA

A. PENDAHULUAN

Penerangan, komunikasi dan media massa (disingkat penerangan) merupakan wahana penting dalam perjuangan bangsa. Kegiatan penerangan telah dilakukan jauh sebelum Indonesia merdeka dan telah ikut mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan terutama dalam menumbuhkan kesadaran nasional, menggugah semangat ke -bangsaan dan semangat perjuangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Media massa seperti suratkabar, radio, per-filman dan percetakan yang dimiliki masyarakat merupakan alat perjuangan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pergerakan kebangsaan pada waktu itu.

Sejak awal kemerdekaan penerangan berperan sentral, pertama-tama dengan menyampaikan dan menyebarluaskan proklamasi

XXII/3

Page 4:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

kemerdekaan. Kemudian diikuti dengan kegiatan menggalang kekuatan rakyat Indonesia untuk berjuang dan menyebarkan semangat perjuangan. Penerangan juga memberikan dan meneruskan informasi mengenai perjuangan bangsa Indonesia ke dunia luar, dan sebaliknya memberikan informasi mengenai perkembangan di luar kepada rakyat yang sedang berjuang.

Siaran radio yang dikumandangkan Radio Republik Indonesia (RRI) menjadi alat perjuangan yang ampuh terutama di dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat melawan penjajah yang berupaya untuk menguasai tanah air Indonesia kembali.

Perfilman merekam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indo-nesia dan pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dalam bentuk film, dan berbagai peristiwa penting lainnya seperti rapat raksasa di lapangan Ikada, pertempuran melawan agresi militer I dan II, pertempuran pemberontakan PKI Madiun 1948, Yogyakarta kembali dan lainnya. Juga dibuat film-film mengenai kegiatan perundingan-perundingan seperti Linggarjati, Renville, serta Konperensi Meja Bundar. Film dokumenter ini sangat besar artinya dalam menumbuhkan kesadaran bernegara, semangat berjuang dan kerelaan berkorban kepada rakyat. Melalui film-film ini pula masyarakat luar negeri mengenal perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pers, dan penerbitan nasional juga memberikan saham yang besar, melalui surat kabar, majalah, brosur dan lain-lain yang memuat berita dan siaran penerangan, mengenai perjuangan bangsa Indonesia di berbagai pelosok tanah air. Dalam masa perjuangan gerilya melawan musuh, disebarkan pula selebaran di medan pertempuran berupa poster ataupun plakat untuk mengobarkan semangat perlawanan, sekaligus memberikan penerangan kepada rakyat

XXII/4

Page 5:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

mengenai perjuangan yang sedang dilakukan sehingga rakyat tetap setia kepada Pemerintah Republik, rela untuk membantu para pejuang dan berkorban bagi perjuangan.

Para petugas penerangan dengan modal dan peralatan yang sangat sederhana, melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, memberikan penerangan secara tatap muka kepada masyarakat, menyebarkan poster dan plakat, memutar film, serta mengadakan pertunjukan rakyat seperti dagelan atau wayang beber di daerah-daerah yang bertemakan perjuangan.

Setelah pengakuan kedaulatan kegiatan penerangan ditujukan untuk memperkuat dan mengkonsolidasikan persatuan dan kesatuan bangsa. Siaran RRI misalnya, telah memperkokoh dan menggalang jiwa persatuan dan kesatuan sehingga mempercepat penumpasan gerakan pemberontakan dan separatis seperti PKI, APRA, RMS, PRRI/Permesta, DI/TII dan lain-lainnya. Demikian pula dalam perjuangan pembebasan Irian Barat upaya penerangan sangat besar peranannya dalam menggalang masyarakat serta dalam mendukung perjuangan baik secara fisik maupun melalui diplomasi.

Pada masa demokrasi terpimpin yang dikenal pula sebagai masa Orde Lama, kegiatan penerangan banyak dipengaruhi oleh suasana politik pada waktu itu.

Pada kurun waktu ini siaran televisi di Indonesia di mulai, yaitu pada tahun 1962, di mana TVRI mengadakan siaran langsung dari Istana Presiden sebagai percobaan lewat saluran yang berkekuatan 100 watt. Pada masa itu TVRI telah mampu mengadakan peliputan pesta olahraga ASIA IV (ASIAN GAMES IV) dengan lama siaran dua jam perhari. Hingga tahun 1968 jam siaran dan jangkauan siaran TVRI

XXII/5

Page 6:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

masih sangat terbatas. TVRI juga hanya memiliki 2 stasiun penyiaran dengan 7 buah pemancar yang seluruhnya berkekuatan 48 kilowatt.

Sampai dengan tahun 1968 siaran radio juga masih terbatas dan hanya diselenggarakan oleh RRI, yang pada waktu itu memiliki 46 stasiun penyiaran, 107 buah pemancar dengan kekuatan 810 kilowatt dan jam siaran rata-rata 8 jam per hari. Dalam masa PJP I RRI tumbuh dan berkembang dengan pesat, ditambah radio siaran swasta dengan berbagai macam ragam acara siaran. Dengan adanya siaran radio swasta maka penyebaran informasi menjadi lebih meluas dan mendalam yang juga telah memberi dukungan pada kegiatan ekonomi.

Di bidang pertelevisian, selama PJP I TVRI berkembang menjadi media penerangan pendidikan, hiburan, penayangan pendapat umum dan pembina kebudayaan yang makin handal. Melalui TVRI, penerangan pembangunan dapat disampaikan secara lebih hidup dan menarik sehingga menjadi lebih efektif. Sebagaimana halnya dengan radio, dalam perkembangannya kemudian, yaitu pada tahun 1989, berkembang televisi swasta nasional yang juga berperan makin penting dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas, serta menampung berbagai kebutuhan akan siaran televisi sesuai dengan perkembangan kemajuan ekonomi dan teknologi, dan dengan mengikuti perkembangan globalisasi.

Sampai dengan akhir PJP I telah dibangun 49 stasiun penyiaran RRI, di samping upaya rehabilitasi termasuk peningkatan daya pancar. Radio siaran non RRI telah berjumlah 736 buah tersebar di seluruh Indonesia. Siaran RRI ke luar negeri telah disiarkan dengan 10 bahasa pengantar. TVRI. telah mempunyai 12 stasiun penyiaran ditambah 4 stasiun siaran televisi swasta nasional.

XXII/6

Page 7:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

B. SASARAN, KEBIJAKSANAAN, DAN PROGRAM PEM-BANGUNAN PENERANGAN, KOMUNIKASI, DAN MEDIA MASSA DALAM REPELITA VI

Sasaran pembangunan penerangan, komunikasi, dan media massa pada Repelita VI adalah meningkatnya kemampuan dan kegiatan penerangan, komunikasi, dan media massa dalam menggerakkan dan menggairahkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan.

Sasaran tersebut dijabarkan lebih lanjut, yaitu meluasnya informasi pembangunan secara terpadu dan merata; terciptanya kondisi sosial budaya yang makin mantap dan dinamis; serta berkembangnya potensi masyarakat secara optimal dalam mendukung pembangunan; makin meningkatnya kemampuan sumber daya manu-sia, sarana, dan prasarana, pemanfaatan media massa dan teknologi penerangan; serta meningkatnya kualitas dan kuantitas materi penerangan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan teknologi; makin berkembangnya interaksi positif antara pers, pemerintah, dan masyarakat, dan meningkatnya peranan pers yang bebas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila; dan meningkatnya pemerataan informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik sehingga Sampai pelosok perdesaan.

Di samping itu, sasaran lainnya adalah terbinanya solidaritas dan kerja sama antarnegara berkembang untuk menyebarluaskan semangat ASEAN, wawasan Asia Pasifik, dan Gerakan Nonblok, serta menghadapi ketidakseimbangan arus informasi internasional, antara lain melalui kerja sama penyiaran, pertukaran berita, paket siaran radio dan televisi, serta tenaga ahli antarnegara; terbentuknya citra yang positif dan pengertian dunia internasional terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui komunikasi internasional, yang menunjang upaya pembangunan nasional.

XXII/7

Page 8:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, ditempuh berbagai kebijaksanaan, antara lain meningkatnya upaya memasyarakatkan dan membudayakan nilai-nilai Pancasila melalui jalur penerangan, komunikasi, dan media massa; mengarahkan upaya pembangunan watak dan kepribadian Pancasila yang mampu memupuk rasa cinta terhadap nusa, bangsa dan negara, dalam memperkuat jati diri bangsa Indonesia, mendukung upaya pembangunan ekonomi serta membentuk etos kerja yang tinggi; memanfaatkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun masyarakat yang sadar ilmu pengetahuan dan teknologi; mengarahkan upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga suatu negara hukum; serta mengembangkan tata informasi nasional antarinstansi dan antardaerah yang dapat menunjang komunikasi di perdesaan dan di perkotaan, ataupun di luar negeri melalui perwakilan-perwakilan Indonesia, dalam upaya menyebarluaskan dan memeratakan informasi mengenai pembangunan nasional seluas-luasnya.

Berbagai kebijaksanaan tersebut di atas upaya pencapaiannya dituangkan dalam tiga program pokok, yaitu: Program Pengembangan Operasi Penerangan; Program Pembinaan dan Pengembangan Radio, Televisi, dan Film; Program Pembinaan dan Pengembangan Pers, serta tiga program penunjang yaitu: Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara; Program Penelitian dan Pengkajian Kebijaksanaan; dan Program Peranan Wanita.

C. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN DALAM TAHUN PERTAMA REPELITA VI

Tujuan pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa dalam tahun pertama Repelita VI adalah meningkatkan kemampuan dan kegiatan penerangan, komunikasi, dan media massa dalam

XXII/8

Page 9:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

menggerakkan dan menggairahkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan nasional melalui penyebaran dan pemerataan informasi, meningkatkan isi dan mutu serta memperluas jangkauan kegiatan penerangan keseluruh pelosok tanah air termasuk daerah terpencil dan perbatasan melalui media cetak, elektronik, dan media tradisional yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas serta peningkatan sarana dan prasarana pendukung. Upaya mewujudkannya dilaksanakan melalui berbagai program baik program pokok maupun program penunjang.

1. Program Pokok

a. Program Pengembangan Operasi Penerangan

Program pengembangan operasi penerangan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warganegara, serta untuk lebih menggerakkan dan menggairahkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan nasional. Selain itu ditujukan pula pada pemerataan penerangan seluas-luasnya agar dapat menjangkau khalayak sebanyak-banyaknya melalui media elektronik, cetak dan penerangan umum baik di dalam negeri, di daerah perdesaan dan di perkotaan, maupun di luar negeri.

Pada tahun 1994/95 telah dilanjutkan upaya pengembangan wadah komunikasi sosial dengan berbagai kelompok informasi perdesaan seperti kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa (kelompencapir), Pusat Penerangan Perdesaan (Puspendes), Pusat Informasi Pesantren (PIP), serta kelompok permainan simulasi P4. Kecuali itu, pada tahun 1994/95 telah mulai dikembangkan pula .

kelompencapir pelajar di berbagai daerah. Berkembangnya berbagai kelompok informasi tersebut, baik secara kuantitatif maupun kuali tat if , telah menunjang peningkatan mutu kehidupan dan

XXII/9

Page 10:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

kesejahteraan masyarakat desa. Lomba asah terampil antar kelompencapir dan sarasehan telah diselenggarakan di daerah untuk mengetahui dan menguji tingkat pengetahuan yang telah mereka peroleh, dan mencapai puncaknya pada lomba asah terampil kelompencapir serta sarasehan tingkat nasional yang dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan Pekan Penerangan Perdesaan Nasional, yang tahun 1994/95 dilaksanakan di desa Batu Taba, Kecamatan IV Angkat Candung, Kabupaten Again, propinsi Sumatera Barat dalam bulan Januari 1995.

Upaya penyebarluasan informasi bagi masyarakat dilakukan antara lain dengan penyelenggaraan pameran pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kegiatan pameran tersebut dilakukan berkenaan dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional, hari Kemerdekaan RI, serta hari Kesaktian Pancasila.

Untuk lebih mengintensifkan pola penyebaran informasi pembangunan ke seluruh lapisan masyarakat telah dilanjutkan pembinaan dan pendayagunaan potensi kelompok pertunjukan tradisional seperti kelompok dagelan, ketoprak, wayang dan kelompok kesenian lainnya sebagai media penyampaian informasi pembangunan yang efektif. Materi penerangan dan bentuk sajiannya terus disempurnakan sesuai dengan nilai, norma dan kaidah yang berlaku dan dianut oleh masyarakat khalayak sasaran.

Pada tahun 1994/95 telah diselenggarakan festival panggung penerangan yang dimaksudkan untuk mengevaluasi keefektifan pertunjukan rakyat tradisional sebagai media penerangan, sekaligus memotivasi masyarakat dalam menggugah kembali kecintaan terhadap budaya nasional yang patut dilestarikan.

XXII/10

Page 11:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

Dalam rangka pemasyarakatan Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Kesadaran Bela Negara, bekerjasama dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Pemerintah Daerah, dikembangkan Forum Komunikasi Koordinasi dan Konsultasi Operasi Penerangan (FOKKOPEN), yang untuk kegiatan tahun 1994/95 telah diselenggarakan di Baeleo, Siwalima, Ambon pada bulan Oktober 1994.

Kegiatan penerangan luar negeri ditujukan kepada masyarakat asing dan masyarakat Indonesia di luar negeri. Kegiatan ini ditingkatkan, baik berupa hasil olahan informasi serta produk-produk penerbitannya seperti Indonesia today, Handbook of Indonesia, Indonesia News Letters, Indonesia El’ youm, Gema Tanah Air maupun terbitan-terbitan lainnya untuk meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri serta mendorong pariwisata. Di samping itu juga disediakan bahan-bahan penerangan seperti video casette, film, sound slide dan sarana informasi lainnya.

Potensi dan kemampuan aparat penerangan terus diupayakan peningkatannya. Untuk itu dalam tahun 1994/95 telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi juru penerang fungsional yang melibatkan 350 orang peserta.

Peranan Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas) cukup pen-ting, sebagai tempat penyelenggaraan pertunjukkan tradisional, pemutaran film, serta pelaksanaan forum komunikasi antar tokoh masyarakat. Melalui Puspenmas ini ditumbuh kembangkan komunikasi sosial secara timbal balik antara masyarakat dengan pemerintah dan antara berbagai kelompok masyarakat. Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pengadaan sarana operasional penerangan bagi para juru penerang sebanyak 1.027 sepeda motor untuk meningkatkan mobilitas aparat penerangan di daerah. Dalam upaya

XXII/11

Page 12:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

meningkatkan pemerataan informasi di daerah perdesaan, terutama daerah-daerah terpencil telah dilakukan pengadaan televisi umum sebanyak 907 buah serta generator sebanyak 143 buah.

b. Program Pembinaan dan Pengembangan Radio, Televisi dan Film

Tujuan program pembinaan dan pengembangan radio, televisi dan film (RTF) adalah memperluas jangkauan, meningkatkan kualitas siaran, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia RTF. Kegiatannya meliputi penyempurnaan kualitas peralatan dan penambahan jumlah stasiun penyiaran dan pemancar, pemeliharaan dan perawatan stasiun yang telah ada, termasuk di daerah terpencil dan daerah perbatasan, serta peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga operasional di bidang radio dan televisi. Program ini dimaksudkan pula untuk meningkatkan upaya pembinaan dan pengem-bangan perfilman secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan berbagai kepentingan sehingga tercapai hasil yang optimal sejalan dengan dasar, arah, dan tujuan penyelenggaraan perfilman.

1) Pengembangan Radio

Upaya meningkatkan kualitas siaran dilanjutkan antara lain melalui rehabilitasi pemancar radio dan perbaikan studio radio. Sampai dengan tahun 1994/95 siaran RRI di dukung oleh 49 stasiun penyiaran dengan 437 stasiun pemancar dengan kekuatan pemancar 3.124,4 kilowatt (label XXII-1). Siaran radio nasional ditunjang pula oleh radio siaran non RRI sebanyak 873 buah yang tersebar di seluruh Indonesia. Upaya meningkatkan keterpaduan dalam menyelenggarakan siaran RRI di semua stasiun telah dilakukan melalui 18 acara terpadu, dengan penyelenggaraan 10 mata acara

XXII/12

Page 13:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

yang diproduksi bersama secara bergiliran, 6 mata acara diproduksi oleh RRI nasional. Selain itu, dua mata acara diproduksi bersama dengan negara tetangga, yaitu antara RRI-RTM dan RRI-RTB yakni Salam Muhibah RRI-RTM dan Hubungan Muhibah RRI-RTB.

Peningkatan kegiatan siaran dilaksanakan antara lain dengan berbagai siaran langsung dan siaran khusus, penyiaran kesenian tradisional, liputan olah raga, siaran agama, penyuluhan hukum, serta penyelenggaraan pemilihan bintang radio-televisi, di samping paket acara yang disiarkan secara sentral yang direlay oleh seluruh stasiun RRI dan non RRI dalam program-program tertentu. Untuk meningkatkan kualitas produksi siaran, melalui 49 stasiun RRI, setiap tahun diperebutkan piala Suara Bhakti Kencana.

Kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dalam menyebarluaskan penyuluhan diberbagai bidang, misalnya penyuluhan hukum, penataran P4, serta siaran wanita dalam pembangunan dilanjutkan dengan meningkatkan mutu materi siarannya.

Selanjutnya, mulai tahun 1994/95 prosentase siaran pendidikan/ kebudayaan telah ditingkatkan menjadi 15% untuk semua jenis program siaran.

Siaran RRI ke luar negeri dilanjutkan dan ditingkatkan mutunya. Sekarang siaran RRI ke luar negeri telah disampaikan dengan 10 bahasa pengantar yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, Thailand, Arab, Inggris, Perancis, Jerman, Cina dan Spanyol, dengan jumlah siaran 12 jam perhari.

Pada tahun 1994/95 tengah dilaksanakan pembangunan lanjutan tiga stasiun penyiaran RRI yang baru yaitu di Lhokseumawe, Sungai Liat dan Tual serta pembangunan lanjutan stasiun Nusantara I Medan.

XXII/l3

Page 14:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

2) Pengembangan Siaran Televisi

Sampai dengan tahun terakhir PJP I, siaran televisi Republik Indonesia (TVRI) ditunjang oleh 12 stasiun penyiaran TVRI yaitu di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Ujung Pandang, Surabaya, Palembang, Manado, Denpasar, Bandung, Banda Aceh, Ambon dan Samarinda, serta 7 buah stasiun produksi keliling (SPK) yaitu di Padang, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Kupang, Lampung dan Jayapura, dengan 329 buah stasiun pemancar yang berkekuatan 346 kilowatt yang mampu menjangkau 152,8 juta orang. Siaran televisi nasional telah didukung oleh 4 stasiun TV swasta yaitu; RCTI (Rawali Citra Televisi Indonesia), SCTV (Surya Citra Televisi).AN-Teve (Andalas Televisi), serta TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) sebagai mitra kerja TVRI dalam memeratakan informasi, meningkatkan kualitas dan keanekaragaman informasi sehingga memungkinkan lebih banyak pilihan bagi masyarakat.

Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi (Maluku), Air Besar (Kalimantan Barat), Papayato (Sulawesi Utara), Baserah (Riau), Ogan Komering Hulu (Sumatera Selatan), Labangka (Kalimantan Timur), Kota Baru (Kalimantan Selatan), Sidikalang (Sumatera Utara), Banyumuda (Jawa Tengah), Geumpang (Aceh), Ampah (Kalimantan Tengah). Dengan tambahan tersebut luas daerah cakupan siaran televisi nasional pada tahun 1994/95 bertambah menjadi 818.672 km2 yang mampu menjangkau 162,99 juta orang (Tabel XXII-2).

Di samping itu pada tahun 1994/95 telah diresmikan pemakaian SPK di Jambi dan Dili, serta dimulai pembangunan SPK di Bengkulu.

XXII/14

Page 15:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

Siaran TVRI ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, antara lain dengan peningkatan jumlah jam dan kualitas siaran, baik melalui produksi siaran sendiri maupun atas kerjasama dengan berbagai pihak, serta dengan lebih banyak menampilkan kebudayaan dan kekayaan alam Indonesia. Siaran pembangunan dan siaran perdesaan ditingkatkan frekuensinya dan diarahkan untuk membantu memecahkan berbagai masalah pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat di perdesaan. Siaran perdesaan antara lain diproduksi melalui acara paket desa, bina tani dan bina desa. Siaran programa II Jakarta telah berlangsung selama 5 jam per hari, yang merupakan kelanjutan siaran English News Service dan programa II Surabaya selama 3 jam per hari. Siaran serupa itu direncanakan pula untuk beberapa stasiun lain sehingga pemirsa dapat memiliki lebih banyak alternatif pilihan tanpa mengganggu saluran siaran nasional.

Dalam rangka pemerataan informasi yang mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air, terutama untuk mengurangi adanya daerah blank spot, telah diupayakan pembangunan pemancar baru, yang didahului dengan survey lokasi. Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan survey untuk 18 lokasi di Simelue Tengah (Aceh), Kisaran (Sumatera Utara), Batusangkar (Sumatera Barat), Suligi (Riau), Tungkal Ilir (Jambi), Ambarawa (Jawa Tengah), Tanjung (Nusa Tenggara Barat), Boewae (Nusa Tenggara Timur), Seluas (Kalimantan Barat), Purukcahu (Kalimantan Tengah), Long Ikis (Kalimantan Timur), Belang (Sulawesi Utara), Toli-toli Utara (Sulawesi Tengah), Lasusua (Sulawesi Tenggara), Mangkutana (Sulawesi Selatan), Arso dan Badai (Irian Jaya) dan Same-Manufahi (Timor Timur).

XXII/15

Page 16:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

3) Pengembangan Perfilman

Kebijaksanaan pembangunan perfilman ditujukan untuk meningkatkan upaya terbinanya iklim keterbukaan, yang mendukung pengembangan produksi film sebagai karya yang berbudaya nasional dan perlindungan bagi film nasional terhadap film luar negeri. Perfilman sebagai media komunikasi massa pandang dengar, selain sebagai. sarana hiburan juga mempunyai fungsi penerangan, pendidikan dan pengembangan budaya bangsa, dan merupakan media yang ampuh mempertahankan nilai, moral dan budaya masyarakat Indonesia.

Pada tahun 1994/95 produksi film cerita nasional berjumlah 26 judul, sedangkan pemasukan film cerita impor berjumlah 160 judul.

Sampai dengan tahun 1994/95 gedung bioskop berjumlah 1.311 buah dengan jumlah layar 1.928 buah. Di samping itu sistem bioskop keliling telah menunjang dan melengkapi fungsi gedung bioskop terutama untuk pemutaran film penerangan dan penyuluhan. Ekspor film juga terus digalakkan antara lain dengan mengadakan promosi serta dengan ikut serta dalam berbagai festival serta pekan film internasional.

Pada tahun 1994/95 film komersial nasional yang telah disensor berjumlah 76 judul dan film komersial impor 172 judul. Selanjutnya film non komersial nasional yang telah disensor berjumlah 109 judul dan film non komersial impor sebanyak 82 judul. Rekaman video komersial nasional yang disensor berjumlah 537 buah judul dan video komersial impor sebanyak 129 judul. Rekaman video non komersial nasional yang telah disensor dalam tahun 1994/95 berjumlah 4.009 judul, sedangkan rekaman video non komersial impor berjumlah 9.504 judul. Sebagaimana terlihat dalam Tabel XXII-3 jumlah film

XXII/16

Page 17:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

yang beredar untuk tahun 1994/95 seluruhnya berjumlah 91.035 buah yang terdiri dari produksi nasional 18.595 buah dan import film cerita sejumlah 72.440 buah.

Untuk meningkatkan kemampuan sensor film dan rekaman video, Lembaga Sensor Film yang berfungsi untuk menilai film serta kaset video yang akan beredar, telah dilengkapi sarana penyensorannya sesuai dengan perkembangan teknologi mutakhir yaitu dengan alat sensor laser disk.

Untuk meningkatkan kemampuan proses film di Indonesia khususnya bagi Perum Produksi Film Negara (PPFN), pada tahun 1994/95 dilanjutkan rehabilitasi gedung laboratorium, serta pengadaan peralatan dan suku cadang laboratorium film.

Untuk mendorong perkembangan perfilman nasional telah diberikan bantuan biaya pasca produksi bagi film nasional yang dipersiapkan untuk diikutsertakan dalam festival film Asia-Pasifik ke 40 yang akan diselenggarakan dalam bulan Juli 1995 di Jakarta, sebanyak dua judul film.

c. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers

Kegiatan program ini ditujukan untuk lebih memantapkan sistem pers Pancasila, yaitu pers yang sehat, bebas dan bertanggungjawab berdasarkan Pancasila. Pers nasional diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembangunan dengan menyebarkan informasi yang obyektif dan edukatif, yang mampu menyalurkan aspirasi rakyat serta memperluas komunikasi dan peran serta masyarakat, di samping turut mengupayakan peningkatan minat baca dan budaya baca masyarakat.

XXII/17

Page 18:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

Perkembangan pers nasional terus meningkat, terlihat antara lain dari peningkatan mutu isi, manajemen, sirkulasi maupun dalam kualitas cetak. Pers telah berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat, memperluas wawasan dan memperkaya infor-masi yang mereka perlukan.

Pertumbuhan dan perkembangan pers nasional juga terlihat dari perkembangan jumlah tiras penerbitan pers yang terus menunjukkan peningkatan. Di samping itu jumlah dan jenis penerbitan pers bertambah banyak dan meningkat mutunya, sehingga telah menjangkau sampai ke daerah perdesaan.

Pada tahun 1994/95 jumlah tiras surat kabar harian per hari meningkat dari 4.461.313 pada tahun 1993/94 menjadi 4.774.500 eksemplar. Rasio surat kabar dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas adalah 1:26, yang merupakan peningkatan apabila dibandingkan dengan keadaan tahun 1993/94 dengan rasio 1:27 (Tabel XXII-4). Namun demikian masih jauh dari rasio ideal yang ditetapkan oleh UNESCO yaitu 1:10. Ditinjau dari sudut isi pemberitaan, pers telah menampilkan kenyataan dan perkembangan dalam masyarakat, pandangan, aspirasi, serta berbagai masalah penting, bagi kehidupan masyarakat luas. Pers telah pula menunjukkan fungsinya sebagai media kontrol sosial yang makin efektif.

Hingga tahun 1994/95 jumlah penerbitan pers nasional yang telah mempunyai SIUPP seluruhnya ada 286 buah, yang terdiri dari 76 surat kabar harian, 89 surat kabar mingguan, 113 majalah, dan 8 bulletin.

Upaya meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat serta menyebarkan informasi ke daerah perdesaan, dilaksanakan melalui Koran Membangun Desa (KMD), khususnya bagi anggota

XXII/18

Page 19:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

masyarakat yang tergabung dalam kelompencapir dan atau lembaga swadaya masyarakat lainnya. Kegiatan KMD ini juga sekaligus membantu penyebaran dan pengembangan pers nasional di daerah. Penyelenggaraan KMD telah menjangkau seluruh propinsi di Indonesia dengan mengikutsertakan 58 penerbitan pers. Pada tahun 1994/95 jumlah tiras KMD mencapai 125.069 eksemplar per hari (Tabel XXII-4). Dengan adanya KMD, arus informasi telah makin seimbang yakni tidak hanya masyarakat perkotaan, tetapi masyarakat perdesaan juga sudah dapat menikmati lebih banyak informasi khususnya informasi pembangunan. Untuk lebih memacu berkembangnya KMD telah diupayakan pembentukan kelompok pembaca KMD sebagai forum komunikasi.

Di samping kegiatan KMD, melalui upaya pemerataan informasi pembangunan ke daerah perdesaan, telah pula dilaksanakan kegiatan Surat Kabar Untuk Desa (SKUD). Pada tahun 1994/95 sebagai pelaksana SKUD telah ditunjuk 5 penerbitan ibukota yaitu surat kabar harian Suara Karya, Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, Pelita dan Neraca untuk disebarkan ke 26 propinsi di luar DKI Jakarta. Penyebaran SKUD ini lebih diutamakan ke daerah desa tertinggal. Jumlah SKUD yang telah disebarkan pada tahun 1994/95 meliputi 2.175.000 eksemplar.

Untuk meningkatkan mutu isi penerbitan pers, terus diupayakan pengembangan kualitas sumber daya manusia antara lain melalui pendidikan dan pelatihan profesi wartawan serta keterampilan teknis grafika dan manajemen tenaga percetakan termasuk di daerah, dengan didukung oleh peralatan yang makin memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Di bidang pembinaan kewartawanan bekerjasama dengan Per-satuan Wartawan Indonesia (PWI) antara lain telah diselenggarakan

XXII/19

Page 20:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

pendidikan dan pelatihan kewartawanan dalam bentuk kunjungan jurnalistik dan lokakarya peningkatan mutu kewartawanan. Kegiatan kunjungan jurnalistik dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan kesempatan kepada wartawan untuk melihat berbagai aspek pembangunan di berbagai daerah di Indonesia dan selanjutnya menyebarluaskan kepada masyarakat melalui media massanya masing-masing.

Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan kunjungan jurnalistik di daerah Banda Aceh yang diikuti oleh 34 orang wartawan, dan dua kali lokakarya peningkatan mutu jurnalistik kewartawanan yang dilaksanakan di Balikpapan, mengenai peningkatan pembangunan daerah perbatasan, serta di Mataram mengenai peningkatan etika profesi kewartawanan, yang keduanya diikuti oleh 69 orang wartawan. Berbagai upaya lainnya telah pula dilaksanakan oleh PWI, antara lain untuk memantapkan semangat dan memperluas wawasan kebangsaan para wartawan agar jajaran pers nasional dapat makin berperan aktif dalam mendukung pembangunan.

Selanjutnya upaya menggalang kerjasama regional dan inter-nasional di bidang pers terus dilanjutkan, dengan memanfaatkan berbagai forum internasional antara lain Committee On Culture and Information (COCI) dalam rangka menggalang kerjasama teknik di antara organisasi penerbit dan percetakan pers di negara ASEAN, dan Confederation of Asean Journalists (CAJ) dalam menggalang hubungan di antara para wartawan di negara ASEAN.

Di bidang grafika pers dan grafika non pers telah dilakukan pelatihan manajemen pengelola percetakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja usaha pers. Pada tahun 1994/95 pelatihan ini telah dilaksanakan di Manado dan Pontianak dengan jumlah peserta seluruhnya 100 orang.

XXII/20

Page 21:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

Pengaruh kemajuan teknologi informasi, khususnya per-kembangan teknologi media Cetak semakin meningkat dan memberikan kemudahan dan kecepatan bagi sistem percetakan, misalnya Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ). Sebagai tindak lanjut dari keputusan Dewan Pers dan hasil pengkajian yang telah dilakukan sebelumnya, pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan lokakarya aplikasi peralatan SCJJ di Surabaya yang diikuti oleh 50 orang.

Peningkatan sumber daya manusia di bidang industri grafika untuk meningkatkan mutu barang cetak sebagai bahan informasi telah dilakukan pula, diikuti oleh 100 orang. Dengan demikian sampai dengan tahun 1994/95 telah ada sebanyak 1.890 orang tenaga kerja grafika yang mengikuti pelatihan grafika. Untuk menunjang peningkatan efisiensi dan produktivitas percetakan negara RI, pada tahun 1994/95 telah dilakukan perluasan serta rehabilitasi gedung percetakan negara RI di Kupang.

Di bidang publikasi, dalam upaya memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan nasional serta sebagai bahan acuan bagi para penyuluh lapangan, telah disebarluaskan berbagai seri penerbitan yang memuat informasi pembangunan seperti seri undang-undang dan peraturan pemerintah, seri pidato presiden serta penerbitan lainnya. Di samping itu telah pula dilakukan pengolahan berbagai bentuk bahan penerangan seperti majalah, buku, buletin dan poster. Bekerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat, pada tahun 1994/95 telah diselenggarakan berbagai pameran baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, telah pula diadakan forum koordinasi dalam rangka meningkatkan mutu penerbitan pemerintah yang diadakan di Bandung.

XXII/21

Page 22:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

2. Program Penunjang

a. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kete-rampilan petugas penerangan antara lain melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis fungsional, pelatihan keterampilan di bidang radio, televisi, film, grafika, dan operasional penerangan.

Pendidikan dan pelatihan teknis fungsional telah melibatkan 1.356 orang, terdiri antara lain dari teknik penerangan, juru penerang fungsional sebanyak 405 orang, teknik radio sebanyak 342 orang, teknisi 529 orang dan perfilman sebanyak 80 orang. Pendidikan dan pelatihan teknik keterampilan telah pula diselenggarakan dengan mengikutsertakan 347 orang.

Selain pendidikan dan pelatihan tersebut di atas telah dilaksanakan pula pendidikan dan pelatihan akademis profesional berupa program diploma I, II dan III untuk jurusan radio dan televisi, serta program diploma untuk jurusan penerangan umum yang seluruhnya diikuti oleh 219 orang. Pendidikan ini dilaksanakan melalui Pusat Pelatihan Multi Media di Yogyakarta.

Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pula pendidikan dan pe-latihan penjenjangan yang dilakukan baik di Pusat maupun di daerah, diikuti oleh 255 orang.

b. Program Penelitian dan Pengkajian Kebijaksanaan

Tujuan program penelitian dan pengkajian kebijaksanaan adalah membantu perumusan kebijaksanaan di bidang penerangan, komunikasi dan media massa melalui berbagai kegiatan yang meliputi

XXII/22

Page 23:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

antara lain, analisis tata informasi nasional yang aktual, dampak informasi dan penerangan, serta pengembangan teknologi penerangan untuk perangkat produksi, pengelolaan, dan penyebaran informasi.

Pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan sejumlah penelitian, antara lain penelitian tentang peranan teknologi komunikasi modern dalam perubahan sosial budaya di Indonesia; tentang dampak komunikasi modern dan kebutuhan informasi di daerah transmigrasi; tentang pendapat umum mengenai pers di Indonesia; tentang penyusunan pola operasional penerangan dalam mendukung program pengentasan kemiskinan; tentang peranan kelompok komunikasi sosial sebagai wahana informasi dan aspirasi masyarakat; tentang evaluasi pekan penerangan perdesaan (Pependes) di Kalimantan Selatan; tentang pengembangan karier juru penerang; tentang pengembangan sistem informasi manajemen operasional penerangan terpadu (SIM-PANDU); tentang perkembangan pertelevisian di . Indonesia dan Asia Pasifik; dan tentang daerah jangkauan dan kualitas penerimaan siaran RRI dan TVRI.

c. Program Peranan Wanita

Tujuan program peranan wanita adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wanita terutama di daerah perdesaan, yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain pelatihan juru penerang wanita, penyelenggaraan siaran khusus wanita melalui radio dan televisi, serta pembinaan kelompencapir wanita, guna mendorong peran serta wanita dalam kegiatan pembangunan.

Pada tahun 1994/95 telah dilakukan pembuatan paket siaran radio sebanyak 63 paket siaran dan 5 paket siaran untuk siaran televisi. Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilaksanakan pelatihan motivator wanita di perdesaan sebanyak 105 orang bagi wanita trans-

XXII/23

Page 24:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

migrasi dan 105 orang bagi wanita anggota kelompencapir di propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tengah. Telah diadakan pula pameran peringatan Hari Ibu Desember 1994 dan pameran tentang Peranan Wanita Asia Pasifik.

XXII/24

Page 25:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi

TABEL XXII — 1JUMLAH STASIUN PENYIARAN RRI,

PEMANCAR, KEKUATAN PEMANCAR, DAN JUMLAH JAM SIARANRATA—RATA PERHARI RRI DARI SELURUH STASIUN PENYIARAN RRI 1)

196W70, 1989/90 — 1993/94, 1994/95

1)Angka

kumulatif2) Angka tahunan.3) Termasuk Programs I dan Programa II Stasiun Jakarta serta Programa Kota Stasiun RRI Daerah.4) Angka diperbaiki.

AwalNo. U r a i a n Satuan PJP—I

(1969/

1. Stasiun Penyiaran bush

46

2. Stasiun Pemancar buah

1073. Kekuatan Pemancar kw 810,0

Repelita V

1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/9449 49 49 49 49

326 326 351 399 4) 414

3.299,0 3.229,0 3.292,6 3.518,8 4)3.106,6

1.183 1.218 1.330 1.494 1.5424)

Repelita

VI

1994/95

49

437 3.124,4

1.5885.Jumlah Jam Siaran Rata— jam/hari/

7,4rata per hari setiap stasiun 2) 3) stasiun

21,0

20,123,2 4) 18,54) 20,5 4) 20,6 4)

XX

II/25

Page 26:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi
Page 27:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi
Page 28:  · Web viewPada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pembangunan 14 buah stasiun pemancar baru yaitu di Aileu (Timor Timur), Bintuni (Irian Jaya), Aimere (Nusa Tenggara Timur), Masohi