Perspektif global
-
Upload
denny-mulyani-harnas -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
Transcript of Perspektif global
RESUME PERSPEKTIF GLOBAL
“ MENGIDENTIFIKASI BENTUK SUSUNAN DAN SYSTEM PEMERINTAHAN “
A. Evolusi System Internasional di Dunia
Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem
komputer terdapat software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware
(sumber daya manusia). Sedangkan evolusi merupakan suatu perubahan. Jadi evolusi system
gsatu sama lain dalam kegiatan mencapai tujuan. Dalam pembahasan ini dibahas pada lahan
yang lebih spesifik, yaitu pada system pemerintahan
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah
Jadi dapat disimpulkan "Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri
atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi
dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan."
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Kekuasaan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya
republik, presiden adalah kepala negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-
departemen yang akan melaksakan kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap
departemen akan dipimpin oleh seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut
dikoordinir oleh seorang perdana menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet
dapat berbentuk presidensial, dan kabinet ministrial.
a. Kabinet Presidensial
Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggungjawaban atas kebijaksanaan
pemerintah dipegang oleh presiden. Presiden merangkap jabatan sebagai perdana menteri
sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada perlemen/DPR melainkan kepada
1
presiden. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet presidensial adalah Amarika
Serikat dan Indonesia
b. Kabinet Ministrial
Kabinet ministrial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan pemerintan,
baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama seluruh anggota kebinet
bertanggung jawab kepada parlemen/DPR. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet
ini adalah negara-negara di Eropa Barat.
Dilihat dari cara pembentukannya, cabinet ministrial dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1) Kabinet parlementer adalah suatu kabinet yang dibentuk dengan memperhatikan dan
memperhitungkan suara-suara yang ada didalam parlemen. Dilihat dari komposisi
(susunan keanggotaannya), cabinet parlementer dibagi menjadi tiga, yaitu kabinet koalisi,
kabinet nasional, dan kabinet partai.
2) Kabinet Ekstraparlementer adalah kebinet yang pembentukannya tidak memperhatikan
dan memperhitungkan suara-suara serta keadaan dalam parlemen/DPR
2. Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
a. Sistem pemerintahan presidensial
b. sistem pemerintahan parlementer.
Pada umumnya, negara-negara didunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan
tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua
sistem pemerintahan diatas.
Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan
antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila
badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari
badan legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di luar
pengawasan langsung badan legislatif.
System pemerintahan parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem atau keseluruhan prisip penataan hubungan
kerja antar lembaga Negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau
2
badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan Negara. Presiden hanya menjadi symbol
kepada Negara saja. Contoh kedudukan satu di Inggris, raja di Muangthai, dan Presiden di India.
Karakteristik Sistem Parlementer adalah :
a. Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen,
menyusun kabinat (dewan Menteri).
b. Perdana Menteri dan para Menteri berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan
tetap menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari
parlemen.
c. Kepala Negara/Raja berperan sebagai penegak bila terjadi pertentangan antara
parlementer dan kabinet.
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :
a. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
b. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum.
c. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet.
d. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen.
e. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
Prisip-prinsip Sistem Parlamanter
a. Rangkap Jabatan
Konstitusi nagara yang menganut sistem parlementer akan menentukan bahwa mereka
yang menduduki jabatan Menteri harus merupakan anggota Parlemen. prinsip ini berada
dengan ajaran trias politika. Karena dalam trias politika melarang adanya rangkap jabatan
atau tumpang tindih pejabat diantara tiga cabang kekuasaan yang ada.
b. Dominasi Resmi Parlemen
3
Parlemen tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan juga memiliki kekuasaan
untuk merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku dan menentukan apakah
sebuah undang-undang bersifat konstitusional/tidak.
Sistem pemerintahan parlemen memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
b. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif.
c. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Adapun kelemahan sistem pemerintahan parlemen antar lain :
a. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
b. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai masa
jabatannya.
Induk sistem pemerintahan parlementer
a. Kepala Negara (raja/ratu)
b. Parlemen
c. Kabinet
System pemerintahan presidensial
Sistem presidensial adalah sistem/keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar
lembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara, dimana presiden memainkan peran kunci
dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif.
Karakteristik sistem presidensial
a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan.
b. Para menteri bertanggungjawab kepada presiden, bukan kepala parlemen. Mereka tetap
menduduki jabatannya sebagai menteri selama masih dipercaya oleh Presiden.
c. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada kepercayaan parlemen, melainkan
tergantung para Presiden.
Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut.
4
a. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh
rakyat atau suatu dewan majelis.
b. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
c. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
e. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota
parlemen dipilih oleh rakyat.
f. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Prinsip-prinsip sistem presidensial
a. Pemisahan jabatan/larangan rangkap jabatan
b. Kontrol dan keseimbangan
Untuk mencegah kemungkinan cabang kekuasaan memperbesar kekuasaannya
sendiri,masing-masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol Presiden
dengan menolak RUU yang diajukan,menolak memberi persetujuan terhadap calon
pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden.
Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol kongres dengan hak veto atas UU yang telah
disetujui kongres,dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA.
Kelebihan sistem presidensial adalah sebagai berikut :
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya.
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
c. Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Adapun kekurangannya antara lain:
a. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.
b. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
5
Induk sistem pemerintahan
a. Pemisahan kekuasaan negara
Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah yang baru akan terdiri dari 3 cabang dan
masing-masing memiliki kekuasaan yang berbeda
Legislatif = lembaga pembentukan UU.
Eksekutif = lembaga pelaksana UU
Yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU
Presiden berwenang memilih anggota kabinet dan memecatnya jika ia menginginkannya.
b. Sistem checks dan balances.
Selain dua klasifikasi system pemerintahan di atas. System pemerintahan yang lain yang
dipakai oleh Negara-negara di berbagai belahan dunia adalah :
Sistem Pemerintahan Komunis
Komunisme merupakan sebuah ideologi yang lahir untuk menentang paham kapitalisme di
awal abad ke-19. Pencetusnya adalah Karl Marx dan Fredrich Engels Mereka sangat menentang
kepemilikan akumulasi modal atas individu.Komunisme mempunyai prinsip bahwa semua harus
dipresentasikan sebagai milik rakyat. Semua alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk kemakmuran rakyat secara merata. Mereka juga beranggapan bahwa perubahan
sosial harus dimulai dari kaum buruh atau proletar. Kenyataannya, produksi beserta alat-alat
produksi negara hanya dikelola untuk menguntungkan elit politik saja.
Sistem Pemerintahan Liberal
Pemerintahan liberal merupakan pandangan politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa
kebebasan adalah nilai politik utama. Liberalisme menginginkan masyarakatnya mempunyai
kebebasan yang ditandai dengan kebebasan berpikir bagi para individu. Paham ini sangat
menolak adanya pembatasan, baik pembatasan dari pemerintah maupun agama.
Sistem Pemerintahan Demokrasi
Sistem pemerintahan demokrasi merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara yang berupaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
6
3. Pengaruh Sistem Pemerintahan Satu Negara Terhadap Negara-negara Lain
Sistem pemerintahan negara-negara didunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari
negara yang bersangkutan dan disesuaikan dengan keadaan bangsa dan negaranya. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak
negara. Amerika Serikat dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari sistem pemerintahan
presidensial dan sistem pemerintahan parlementer. Dari dua model tersebut, kemudian dicontoh
oleh negara-negar lainnya. Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau
parlementer, terdapat variasi-variasi disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara
yang bersangkutan.
B. Transformasi Struktural
Secara etimologi transformasi adalah perubahan. Transformasi merupakan perubahan yang
terjadi pada suatu rupa atau bentuk, sifat, fungsi dan yang lainnya. Yang merupakan struktur
dasar yang menjadi lain yang mengubah, menambah, mengurangi atau menata kembali unsur-
unsur yang telah ada. Transformasi adalah perubahan yang terjadi secara lama ke bentuk baru
atau perubahan dari bentuk tradisional ke bentuk modern.
Kedaulatan. Pada tingkat yang lebih dalam adalah transformasi struktural sistem antar
negara, dalam kapitalisme predator, dan pemerintahan global. Sementara negara bangsa belum
kering, tentu tidak bisa mengklaim kesetiaan itu dulu. Baik pencemaran maupun batas-batas
hormat ibukota negara. Organisasi internasional, asosiasi regional, dan perjanjian dunia dan
serikat menjadi harian lebih penting. Tampaknya hanya kantor paspor yang dapat mengatur
untuk melindungi kondisi lokal dari globalisme. Karena sementara modal adalah bebas bepergian
di seluruh dunia, tenaga kerja tetap harus membayar tiket penerbangan dan biaya visa. Dan jika
ada yang dari daerah miskin, maka perjalanan ke atas untuk OECD negara adalah semua tidak
mungkin menyimpan untuk beberapa pilih dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam Dunia
Pertama.
Negara-bangsa, sementara sekali solusi elegan untuk tribalisme, untuk perbedaan, hanya
berhasil menunda masalah sistem pemerintahan yang lebih besar. Kesatuan yang ada dalam
konteks sistem yang tidak sama antarnegara global. Demokrasi, liberalisme, dan individualitas
7
mungkin baik secara nasional tetapi tentu terlalu radikal global. Bangsa mungkin memiliki
ketertiban dalam anarki tapi masih lazim di luar mereka. Tantangannya kemudian adalah untuk
bergerak ke tingkat sistemik baru, bifurkasi ke global pemerintahan. Sayangnya, dalam periode
pasca-komunis, bukan menjadi semakin terbuka dan mengubah ke tingkat yang baru persatuan,
kami telah mundur, menyelinap kembali ke tribalisme. Pemimpin lokal telah menggunakan
kesalahan masa lalu, takut akan lain, sebagai tipu muslihat untuk mengkonsolidasikan
kekuasaan.Barbarisme telah datang kembali dengan sepenuh hati, membuat keinginan banyak
untuk stabilitas negara-bangsa, namun mereka dapat menjadi tidak adil untuk masyarakat lokal,
untuk minoritas. Seorang polisi negara setelah semua stabil.
Paradoksnya adalah bahwa ekonomi global tetapi sekarang politik tetap nasional. Aktivisme
di tingkat negara-bangsa dalam mengubah kondisi manusia adalah sulit karena tenaga kerja dan
ide dibatasi. Strategi transformatif kiri, hijau, dan lainnya tidak berhasil di tingkat nasional sejak
negara hanya mengekspor masalah mereka. Mengurangi deforestasi di satu negara hanya berarti
bahwa perusahaan pindah ke negara lain. Sebagai Hazel Henderson menulis: "Negara-negara
dengan yang teratur dengan baik, pasar tenaga kerja manusia dan keamanan sosial tidak
kompetitif perusahaan sebagai majikan pindah. Untuk menjinakkan modal, tenaga kerja harus
menjadi global, atau lokalisme harus menjadi diperkuat. Namun, lokalisme, sementara agak
mampu untuk menangani masalah masyarakat, identitas, juga dapat terkontaminasi oleh rasisme.
Perbedaan tidak akan ditolerir karena masyarakat yang secara budaya atau ras tertentu.
Globalisme, di sisi lain, perbedaan commodifies menggunakannya untuk melanjutkan
perjalanan modal. Ide tampaknya bebas, sebagai guru informasi ingin kita percaya,
bagaimanapun, ide sering mengalir langsung dari Barat ke Selatan, sangat jarang yang mengalir
dari berita, hiburan, dan signifikansi dua arah. Kami tidak memiliki hubungan dialogis. Ini tidak
berarti bahwa mereka kosmologi ada di isolasi satu sama lain, melainkan, perjalanan, konferensi
internasional, 'pembangunan' iming-iming pendidikan barat dan fluks yogi, sufi, dan roshi zen ke
arah barat, semua telah mulai menciptakan fusi budaya di banyak tingkatan, mulai proses
(semoga) tidak dapat diubah untuk menciptakan masyarakat sipil / spiritual global. Namun,
sementara tidak berhasil pada tingkat sistem besar, kontra-budaya gerakan - anti-kapitalis
gerakan, non-pemerintah-telah mulai mengancam benteng pertumbuhan ekonomi yang
8
berkelanjutan, telah mulai mempertanyakan universalitas Barat dan tirani di Dunia Ketiga, yang
terlalu mudah diwalikan ke pasca-kolonial kritik sosialis.
Muncul krisis dalam kapitalisme predator. Kapitalisme, secara historis berhasil, karena
kemampuannya untuk beradaptasi, untuk menciptakan kehancuran, adalah di tengah-tengah
krisis moral. Kapitalisme didasarkan pada keyakinan bahwa kerja keras mengarah ke
penghargaan. Bahwa jika ada kesenjangan itu bisa dijelaskan dengan usaha. Mereka yang miskin
malas. Ini link antara kerja dan keberhasilan sedang dibatalkan di berbagai tingkatan.Pada
tingkat pasar saham, pertanyaannya tetap, kenapa bekerja ketika kekayaan dapat diperoleh di
pasar spekulatif, melalui perjudian? Kapitalisme kasino global telah mulai membatalkan
landasan moral kapitalisme. Gerakan sosial berhubungan dengan keadilan telah dibatalkan
kontribusi positif dari keserakahan dan telah dibatalkan pentingnya akumulasi kekayaan. Tanpa
pembenaran moral bagi kapitalisme, akan runtuh sebagai sistem pengorganisasian.
Ekonom Ravi Batra juga berpendapat bahwa sistem akan runtuh tetapi untuk alasan yang
berbeda. Ia percaya bahwa uang karena semakin banyak masuk ke pasar spekulatif, hanya
masalah waktu sebelum sistem runtuh. Rasio ekonomi keuangan ke ekonomi riil mulai melebar -
memang, saat ini 90 persen dari pasar triliun dolar setiap hari adalah spekulatif tidak
perdagangan atau investasi berbasis - terkemuka untuk tidak berkelanjutan (dan palsu)
pertumbuhan. Solusi komunis, tentu saja, tidak lebih baik. Kemudian, negara pura-pura
membayar dan tenaga kerja pura-pura bekerja. Sebagai perbandingan, birokrasi Dunia Ketiga
menderita defisit modal moral. Mengapa bekerja keras dan menyimpan ketika pekerjaan
diberikan kepada mereka dengan koneksi genetik yang benar atau mereka yang dekat dengan
junta. Korupsi, sementara dengan mudah dirasionalisasi, sebagai biaya pengarsipan, mengurangi
nilai budaya harga diri, yang menyebabkan defisit jiwa (dan munculnya hak agama).
Sistem keuangan global hanya bahan bakar tantangan keserakahan dan ketidakadilan, bukan
pembangunan, dan tidak. Hasilnya adalah ketidakseimbangan ekonomi dan budaya global. Apa
yang dibutuhkan bukanlah pemulihan hubungan antara keserakahan dan pertumbuhan, tetapi
penciptaan ekonomi dunia koperasi, di mana pertanian, industri dan jasa yang seimbang, di mana
kekayaan antara daerah lebih baik seimbang, dimana cerita moral dari perilaku koperasi
memiliki mata uang sebanyak sebagai cerita dari 'awal dan menang' instan jutawan. Bangsa,
yang, lokal dan sistem kapitalisme global, walaupun rupanya kekal adalah di tengah-tengah
9
transformasi struktural yang dramatis. Perubahan-perubahan pada tingkat sehari-hari sering tidak
diketahui namun secara bersama-sama mereka ke titik perubahan besar dalam identitas, ekonomi
dan pemerintahan. Mari kita berharap bahwa perubahan yang dihasilkan dari ketidakseimbangan
besar tidak menyebabkan depresi global tetapi transformasi global.
Global Governance. Tingkat terakhir dari transformasi struktural perubahan dalam
pemerintahan global. Dengan dunia dua kutub kurang mungkin sekarang - kecuali Cina remerges
dan mengklaim status adidaya bertentangan dengan Eropa dan AS, kemungkinan tidak baik
untuk dunia dengan hegemoni banyak atau sistem pemerintahan global. Sistem hegemon banyak
akan melihat Amerika Serikat sebagai pemain utama terus menyebar pengaruhnya atas seluruh
Amerika (dan dunia), di samping itu, kita akan melihat Eropa atas Afrika; India selama Selatan-
Asia, Jepang lebih Tenggara Asia; dan China terhadap dirinya sendiri (namun ditentukan).
Atau, krisis negara-bangsa dan kapitalisme bisa melihat perkembangan suatu pemerintahan dunia
dalam bentuk Perserikatan Bangsa baru.
Johan Galtung berpendapat untuk sistem rumah empat: rumah bangsa, rumah perusahaan,
rumah gerakan sosial dan rumah individu, demokrasi langsung. Rumah akan bertautan dengan
rumah negara secara bertahap melemah sebagai zona bergerak identitas dari bangsa untuk dunia.
Inti model ini adalah realisasi dari tipe baru kepemimpinan, sebuah kepemimpinan / hamba
spiritual dan pertanggungjawaban hukum dari para pemimpin Negara saat ini. Transparency
International dan gerakan lainnya adalah sebagian tentang hal ini, penyebaran gerakan
akuntabilitas di seluruh dunia. Kita tentu tidak bisa memastikan arah mana sistem kapitalis dunia
akan memimpin dalam, namun, bersama dengan negara-bangsa, yang muncul dalam krisis
terminal.
Epistemis Transformasi. Apa yang terjadi adalah perubahan mendasar dalam cara kita
mengetahui diri kita sendiri. Untuk mulai dengan, teknologi mendesain ulang evolusi manusia itu
sendiri. Metafora Susantha Goonatilake tentang budaya teknologi untuk menciptakan melewati
garis keturunan evolusi sepatutnya. Bayangkan tangan, ia menegaskan, mengenakan sarung
tangan, menulis dengan pena. Tangan merupakan stabilitas evolusi, tubuh kita konstan dari
waktu ke waktu; sarung tangan mewakili budaya, makna sistem kami, perlindungan kami,
metode kami untuk menciptakan ruang bersama dan menciptakan perbedaan antara kita dan
alam, dan pena, teknologi, merupakan usaha kami untuk membuat, meningkatkan, untuk
10
mengubah budaya dan alam. Sementara ketegangan tradisional adalah antara teknologi dan
budaya dengan evolusi 'stabil', sekarang pena (teknologi) memiliki potensi untuk kembali pada
tangan dan merancang ulang itu, sehingga budaya tetapi teknik, produk teknologi. Jadi loop
umpan balik tradisional budaya dan teknologi dengan biologi kandang diberikan akan segera
berubah. Sama menakjubkan adalah potensi dampak virtual reality, kecerdasan buatan dan
robotika. Ada empat tingkat untuk transformasi epistemik. Yang pertama adalah: transformasi
dalam apa yang kita pikirkan adalah alam atau Alam.
Hal ini terjadi dari pertemuan tren banyak, kekuatan, dan teori. Genetika kontes urutan
biologis. Segera dimungkinkan untuk menghasilkan anak-anak di pabrik-pabrik. Dengan
munculnya rahim buatan, wanita dan pria sebagai makhluk biologis akan menjadi sekunder
untuk proses penciptaan. Hubungan antara perilaku seksual dan reproduksi akan hancur luluh.
Tapi itu bukan hanya genetika yang mengubah cara kita melihat, posisi alami teoritis berdebat
untuk pembangunan sosial dari alam juga membatalkan keunggulan alam.
Alam tidak dipandang sebagai kategori yang tidak terbantahkan, bukan manusia
menciptakan kodrat berdasarkan ilmiah mereka sendiri, kecenderungan politik dan budaya. Kami
"alam" dunia. Alam adalah apa yang Anda membuatnya. Tidak ada lagi keadaan alamiah. Kaum
feminis Eco menunjukkan bahwa mereka telah dibangun oleh manusia sebagai alam dengan pria
artefactual. Dengan menjadi digabungkan dengan alam, tidak bersalah, mereka memiliki
kemanusiaan mereka membantah kepada mereka dan dijinakkan, dieksploitasi, dan disiksa
seperti alam memiliki.
Bukan hanya alam yang sekarang bermasalah tetapi hak alami juga. Argumen bahwa hak-
hak politik yang tidak universal atau alam, yaitu, bahwa hak harus diperjuangkan juga
membatalkan ide yang bersifat dasar. Pandangan bahwa alam harus memiliki hak, sebagai
argumen terhadap eksploitasi, juga mengasumsikan bahwa hak-hak ini dilancarkan setelah.
Pandangan bahwa hidup tidak juga harus memiliki hak, seperti robot, dan manusiawi dibuat,
karena kontes baik ide hak-hak alami. Akhirnya, alam dilihat sebagai romantis. Sebagai contoh,
hutan Hawaii dilihat sebagai alam, stabil, seperti biasa. Namun hampir semua pohon Hawaii
yang baru ditanam, setelah perdagangan kayu cendana menyebabkan deforestasi besar-besaran.
Lingkungan alam Hawaii sangat banyak lingkungan manusia-dibuat. Dengan demikian, alam
11
sebagai abadi, sebagaimana di luar konstruk manusia, dengan demikian berada dalam ancaman
dari berbagai tempat: genetika, argumen konstruksi sosial, dan wacana hak.
Terkait dengan akhir alam adalah transformasi dalam apa yang kita pikirkan adalah
Kebenaran. Kebenaran agama telah difokuskan pada Kebenaran satu. Semua nominasi lainnya
dari pucat nyata di depan kekal.Modernitas telah mengubah kebenaran agama untuk setia kepada
negara-bangsa. Namun, pemikir dari Marx, Nietzsche, untuk Foucault dari Barat, serta feminis
dan cendekiawan Dunia Ketiga seperti Edward Said telah diperebutkan sifat bermasalah
kebenaran. Kebenaran dianggap berbasis kelas, gender, berbasis budaya, kepribadian berbasis.
Pengetahuan sekarang dianggap khusus, pengaturannya berdasarkan episteme membimbing.
Kita sering tidak berkomunikasi dengan baik karena dunia kita begitu berbeda, memang, adalah
mengherankan kita berhasil memahami satu sama lain sama sekali.
Multikulturalisme telah berpendapat bahwa gambar kita tentang waktu, ruang sejarah, dan,
dari teks didasarkan pada disposisi linguistik kami. Bahkan perpustakaan pernah dianggap
sebagai institusi netral sekarang dilihat sebagai politik. Tentu Muslim, Hawaii, Aborigin,
Tantrics, dan banyak lainnya tidak akan membangun pengetahuan sepanjang baris ilmu
pengetahuan,, seni socialscience dan humaniora. Aborigin mungkin membagi perpustakaan - jika
mereka menyetujui bahwa metafora dibangun - seperti dibagi dengan ruang suci, silsilah dan
Dreamtime. Hawaii lebih memilih model Aina (tanah), para Dewa, dan silsilah (hubungan
dengan nenek moyang pernah hadir). Tidak hanya adalah objektivitas terancam, tetapi kita
semakin hidup di dunia di mana subjektivitas kita telah historicized dan culturized. Pencarian
adalah untuk model yang dapat mencakup multiciplicities bahwa kita - lapisan realitas, bidang
dengan core dan pinggiran.
Akhir dari modernitas. Tingkat akhir dari transformasi adalah apa yang kita pikirkan adalah
kemanusiaan.Apakah kita diingatkan Foucault berpendapat bahwa umat manusia adalah, terakhir
kategori modern, dan bahwa citra kita akan hilang seperti etsa di atas pasir, akan segera menyeka
dengan air pasang, atau jika kita fokus pada munculnya gerakan perempuan sebagai dorongan
kepada umat manusia sebagai pusat, manusia sebagai pusat dunia secara universal diperebutkan.
Sementara pencerahan dihapus Allah laki-laki, itu terus orang laki-laki. Munculnya pandangan
dunia robot-apa Marvin Minsky pikiran children'-MIT panggilan '- cyborg, realitas virtual,
12
otomata selular, WorldWideWeb, microvita serta jumlah dramatis individu yang percaya pada
malaikat, semuanya menunjuk ke akhir kemanusiaan sebagai kategori yang sentral.
Dengan demikian kita menyaksikan transformasi datang melalui teknologi baru, melalui
pandangan dunia non-Barat peradaban, melalui gerakan perempuan, dan melalui perspektif
spiritual dan Gaian. Semua ini secara bersama-sama menunjuk pada kemungkinan tetapi tidak
kepastian dunia baru membentuk.
Mari kita katakan ini dengan kata yang berbeda. Kita menyaksikan akhir modernitas. Apa
artinya ini adalah bahwa kita sedang dalam proses perubahan Patriarki (saya laki-laki);
Individualisme (saya menang maka saya ada); Materialisme (saya toko karena itu aku ada);
Dualisme (saya pikir karena itu aku ada); dogmatisme ilmiah (saya bereksperimen karena itu
saya tahu lebih baik atau saya tidak memiliki nilai-nilai sehingga saya benar) dan Nasionalisme
(Aku benci yang lain maka saya ada). Namun ini adalah sebuah proses jangka panjang dan
bagian dari kehancuran kapitalisme. Semua terhubung untuk menciptakan dunia baru, yang
berpotensi pergeseran termegah dalam sejarah manusia. Kami berada di tengah-tengah waktu
berderap, waktu plastik, di mana sistem tidak stabil dan dengan demikian dapat secara dramatis
mengubah.
Kabar baiknya adalah bahwa transformasi adalah sangat mungkin. Kabar buruknya adalah
bahwa upaya sebelumnya untuk mengubah yang tidak adil, tidak adil, sistem tidak seimbang
seringkali gagal karena berorientasi pada perubahan gerakan dapat dengan mudah ditampung,
atau dalam proses perubahan revolusioner, ban agen, atau sistem menyediakan perubahan
inkremental oleh masalah struktural mengekspor ke orang lain. Kita tidak bisa lagi mengekspor
masalah ke 'lain', korban menjadi langka. Masalah kita telah menjadi global, pengetahuan
satunya adalah bersama dan interaksi antara peristiwa yang dikenal - kupu-kupu yang terkenal
mempengaruhi. Sementara sistem tradisional yang stabil karena faktor keturunan dan status
disimpan sistem mengapung, sistem modern adalah pertumbuhan berorientasi dan dengan
demikian untuk bertahan hidup masalah ekspor: ke alam, ke pinggiran, ke pedesaan, untuk
wanita, anak-anak.
Yang paling rentan menanggung beban. Namun, globalisasi seperti yang didefinisikan
sebagai kebangkitan spiritual, dari multi-kulturalisme, dari kontes masyarakat sipil ekspor planet
ini.Teknologi baru, bahkan saat mereka bermain keluar sisi gelap dari postmodernitas, juga
13
memungkinkan gerakan sosial untuk lebih membuat kasus mereka, untuk memberitahukan
pengguna lain ketidakadilan segera, untuk mengorganisir terhadap kebrutalan pemerintah
nasional.
Namun, akan menjadi suatu kesalahan untuk percaya bahwa postmodernitas adalah akhir
dari sejarah. Postmodernitas memiliki biaya masuk. Hal ini terutama untuk orang kaya. Ini
adalah individualistis dan tak terbatas dari sejarah. Dan bahkan saat memberikan suara untuk
budaya lain oleh kehancuran hegemoni modernitas barat, ia melakukannya bukan dalam hal lain
- alam, budaya, masyarakat, semua membuang menjadi. Dunia maya, misalnya, memberikan
penampilan masyarakat, namun tanpa tanggung jawab - tidak ada interaksi tatap muka.
C. System Internasional
1. Model Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah suatu negara raksasa (super power) yang mendapatkan
kemerdekaannya melalui revolusi tahun 1776, dan setelah melalui proses yang cukup
panjang maka tahun 1787, Sidang Majelis Konstituante sampai pada satu titik yaitu
menerima dasar demokrasi Amerika, yang tetap tegak sampai sekarang yakni Konstitusi
(UUD) Amerika Serikat. Sistem pemerintahan Amerika Serikat berdasarkan yang konstitusi
ini bermaksud menegakkan demokrasi dan kebebasan warga negara. Ciri-ciri penting
pemerintahan Amerika Serikat antara lain:
a. Amerika Serikat adalah suatu negara Republik Federasi yang demokratis.
b. Sebagai negara Federasi maka terdapat pembagian kekuasaan konstitusional antara
Pemerintah Federal (Serikat) dan Pemerintah Negara-negara Bagian atau State.
c. Pemerintahan oleh rakyat (Government by the people) mengakui bahwa kedaulatan ada
di tangan rakyat yang terlihat dalam proses pemilihan umum
d. Terdapat pemisahan kekuasaan yang tegas antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
baik mengenai organ pelaksana maupun fungsi kekuasaan-kekuasaan badan-badan
tersebut yang saling membatasi satu sama lain dengan asas checks and balances.
e. Negara-negara Bagian mempunyai hak yang sama
14
f. Keadilan ditegakkan melalui Badan Yudikatif yaitu Mahkamah Agung (Supreme Court)
yang bebas dari pengaruh kedua badan lainnya (Legislatif dan Eksekutif) dan menjamin
hak-hak kebebasan dan kemerdekaan individu serta menjamin tegaknya hukum (rule of
law).
g. Suprastruktur politik ditopang oleh infrastruktur politik yang menganut sistem bipartisan.
2. Model Sistem Pemerintahan Inggris
Negara Inggris sebagai “Mother of Parliaments” telah banyak memberikan sumbangan
kepada peradaban dunia, khususnya sumbangan terhadap lembaga-lembaga demokrasi.
Namun demikian, bentuk pemerintahannya kurang jelas didefinisikan dan agak sulit untuk
dimengerti. Pulau Britania Raya, yang merupakan bagian utama dari Kerajaan Inggris Raya
(the United Kingdom) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Inggris, Skotlandia, dan Wales.
Beberapa ciri penting dari Pemerintahan Inggris adalah sebagai berikut:
a. Negara Kesatuan (unitary state) dengan sebutan United Kingdom.
b. Konstitusinya adalah hukum dasar yang memberikan dan membatasi kekuasaan untuk
memerintah dan tidak tertulis.
c. Kekuasaan tidak dipisahkan, tetapi bercampur baur.
d. Parlemen adalah bicameral, terdiri dari House of Commons atau Majelis Rendah dan
House of Lords atau Majelis Tinggi. Parliament Sovereingnity, merupakan salah satu
prinsip fundamental dari konstitusi.
e. Kabinet, adalah kelompok inti menteri-menteri yang dikepalai oleh Perdana Menteri.
f. Her Majesty’s Opposition, adalah prinsip fundamental kedua dari konstitusi yang tak
tertulis.
15
g. Mahkota hanyalah tituler, bukanlah kekuasaan politik. Ia merupakan simbol keagungan,
kedaulatan, dan kesatuan nasional, sama seperti bendera dengan lambang Union Jack
tetapi menteri-menterilah yang sebenarnya memerintah.
h. Civil service (dinas sipil) adalah pegawai karier yang mengadministrasikan hukum dan
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan eksekutif dan parlementer.
i. Pemerintah Daerah sampai titik tertentu didesentralisasikan, dengan kekuasaan ada di
tangan Council yang dipilih oleh rakyat di daerah.
j. Badan Peradilan ditunjuk oleh Kabinet.
k. Habeas Corpus adalah hak sipil yang fundamental.
l. The rule of Law, terdiri atas 3 prinsip:
Hukum yang dibuat oleh Parlemen mempunyai supremasi absolut atas kebijakan-
kebijakan pemerintah yang menyangkut rakyat.
Kesamaan di depan hukum, klas-klas dianggap subjek-subjek yang sama oleh hukum,
pegawai pemerintah mendapat perlakuan sama dengan warga negara biasa di depan
pengadilan.
Konstitusi adalah akibat, bukan sebab dari hak-hak individu. Pengadilan menetapkan
hak-hak ini atas dasar kebiasaan dan statuta yang ditetapkan oleh Parlemen.
m. Negara Kesejahteraan (Welfare state), karena rakyatnya telah bersepakat bahwa mereka
harus mempunyai standar-standar minimum dalam kesejahteraan ekonomi dan sosial.
3. Model Sistem Pemerintahan Republik Perancis
Ciri-ciri pemerintahan Perancis sekarang ini (Republik Kelima) adalah sebagai berikut:
a. Perancis adalah negara kesatuan, demikian pula pada zaman Republik ke Empat.
b. Konstitusinya adalah tertulis, tetapi konstitusi Perancis lebih kaku (regid).
c. Pemisahan kekuasaan nampak agak jelas, legislatif di tangan Parlemen, eksekutif di
tangan Presiden dan yudicial di tangan badan kehakiman.
16
d. Parlemen adalah bicameral, terdiri dari Sidang Nasional (National Assembly) dan Senat
tidak terdapat Parliament Sovereignity, Presiden kepala eksekutif tidak dipilih oleh
Parlemen, tetapi oleh “electoral College” yang terdiri dari wakil municipal (daerah-
daerah/kota-kota).
e. Kabinet, terdiri dari Dewan Menteri-Menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri.
f. Dewan Konstitusi, yaitu suatu dewan yang beranggotakan 9 orang yang diangkat secara
sama oleh Presiden, Ketua Assemblee dan Ketua Senat.
g. mengawasi agar tidak ada undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi.
h. Civil Service terdiri dari pegawai-pegawai karir yang menterjemahkan kehendak
Parlemen ke dalam hak-hak kehidupan dan memaksakan kewajiban kepada orang-orang
Perancis.
i. Pemerintahan Daerah, dilaksanakan dengan sistem dekonsentrasi bersamaan dengan
desentralisasi, dan memiliki daerah-daerah yaitu departemen dan commune.
j. Kekuasaan peradilan, berada di tangan para hakim yang diangkat oleh eksekutif. Terbagi
menjadi dua, yaitu peradilan kasasi (Court of Casation) dan peradilan hukum
administratif meningkat ke Conscil d’Etat. Dalam perkara-perkara yang sulit peradilan
dilakukan Tribunal des Conflits.
4. Model Sistem Pemerintahan Rusia.
Semenjak perubahan besar yang terjadi, model sosialis telah kehilangan daya tariknya.
Pemimpin-pemimpin Soviet tidak bisa lagi membujuk rakyatnya bahwa masa depan
Komunisme yang cerah, ketika semua sama dan semua kebutuhan dapat terpenuhi, akan tiba.
Ketika sistem Komunis runtuh secara menyeluruh, hal ini mengindikasikan betapa sedikitnya
dukungan terhadap komunisme. Akan tetapi ternyata lebih mudah untuk membubarkan
struktur komunis daripada menggantikannya dengan struktur yang baru.
Rezim Soviet mengambil alih kekuasaan pada tahun 1917 yang berniat untuk membentuk
masyarakat sosialis di Rusia dan kemudian, menyebarkan sosialisme revolusioner ke seluruh 17
dunia. Sosialisme, sebagaimana Partai Komunis Rusia memahaminya, berarti suatu
masyarakat tanpa kepemilikan pribadi dari produksi, di mana negara memilikinya dan
mengawasi semua asset ekonomi yang penting dan di mana kekuasaan politik dilakukan atas
nama masyarakat pekerja. Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) adalah pemimpin dari Partai
Komunis Russia dan kepala pemerintahan Soviet Rusia yang pertama. Pemerintahan Soviet
membagi kekuasaan antara soviets, yang merupakan organisasi melalui mana para pekerja
dan petani menyuarakan kepentingan mereka. dan Partai Komunis yang mengatur soviets.
Lenin menjamin bahwa struktur organisasi dari Partai Komunis memaksimalkan pengawasan
dari pusat atas seluruh level pemerintahan. Partai sendiri dijaga untuk tetap kecil,
menekankan bahwa keanggotaan partai merupakan suatu hak istimewa dan suatu keharusan.
Pada level yang lebih tinggi lagi, partai diorganisasikan sepanjang garis teritorial. Setiap
subdivisi daerah memiliki organisasi partai.
Pada posisi puncak, kekuasaan terakhir untuk memutuskan kebijakan dipegang oleh
Politbiro. Politbiro merupakan komite suatu kelompok kecil, senantiasa melakukan
pertemuan secara teratur, yang beranggotakan sekitar 12 orang pemimpin-pemimpin negara
yang paling kuat, yaitu: Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Ketua Lembaga Kementerian,
beberapa sekretaris senior dari komite Pusat PKUS, satu atau dua orang sekretaris pertama
dari organisasi Partai Komunis gabungan republik-republik, Menteri Pertahanan, Ketua
KGB, dan Menteri Luar Negeri.
Kelemahan yang paling serius dari rezim terdahulu adalah ketidakmampuan mereka di
dalam mengalihkan kekuasaan secara teratur dan damai dari satu pemimpin ke pemimpin
yang lain. Kemudian, pemerintahan Mikhail Gorbachev yang sangat menekankan pada
keterbukaan, glasnost, dalam hubungan antara pemimpin-pemimpin politik dan masyarakat,
menekankan bahwa yang terpenting efektivitas partai sangat tergantung pada perbaikan
ekonomi dari negara dan masyarakat. Awal tahun 1987, dia tidak hanya berupaya
melaksanakan demokratisasi politik, tetapi juga menekankannya melalui suatu reformasi
dengan mengadakan pemilihan untuk pemerintahan lokal. Dia melegalisasi kepemilikan
pribadi atas perusahaan dan kerja sama bisnis dan mendukung para pengusaha untuk
memperkecil kesenjangan ekonomi akibat inefisiensi dari sektor negara.
18
Radikalisme Gorbachev menerima dukungan yang begitu dramatis melalui
perkembangan yang begitu menakjubkan tahun 1989 di Eropa Timur. Semua penguasa
mengakhiri blok sosialis dan membuka jalan bagi rezim parlemen yang multi partai melalui
suatu revolusi tak berdarah (kecuali Rumania). Bubarnya Komunisme di Eropa Timur ini
berarti ikatan-ikatan partai, kerjasama kepolisian, perdagangan ekonomi dan aliansi militer
yang telah dibangun sejak Stalin memaksakan Komunis atas Eropa Timur setelah Perang
Dunia II, lenyap.
Republik Rusia mempunyai konstitusinya sendiri dan membentuk Kongres Wakil-wakil
Rakyat dan Supreme Soviet. Dengan berakhirnya Uni Soviet, lembaga perwakilan ini
menjadi organ utama dari kekuasaan legislatif. Boris Yeltsin dipilih sebagai presiden dari
Federasi Russia pada bulan Juni 1991.
Yeltsin menunjuk kepada model “Republik Presidensial”. Sebagaimana di Perancis,
konstitusi mengakui dwi-eksekutif, di mana pemerintah memerlukan kepercayaan dari
parlemen, tetapi presiden tidak. Presiden diberi kekuasaan untuk mengumumkan keputusan-
keputusannya dengan kekuatan hukum, meskipun keputusannya tersebut melanggar hukum
yang berlaku dan bisa ditolak oleh parlemen. Presiden menunjuk perdana menteri atas
persetujuan parlemen. Duma bisa menolak pilihan presiden tersebut, akan tetapi apabila
sampai tiga kali kesempatan presiden gagal memperoleh persetujuan Duma maka dia dapat
membubarkan Duma dan menyelenggarakan pemilihan yang baru. Pembubaran juga
dilakukan saat Duma tidak lagi memperoleh kepercayaan di dalam pemerintah. Mosi tidak
percaya yang pertama mungkin bisa saja diabaikan oleh presiden dan pemerintah. Akan
tetapi, untuk yang kedua, presiden harus membubarkan parlemen atau pemerintah.
Kekuasaan presiden untuk membubarkan parlemen juga dibatasi oleh konstitusi. Dia tidak
dapat membubarkan parlemen dalam satu tahun pemilihannya, atau ketika parlemen
mempunyai tuntutan dakwaan atas presiden, atau ketika presiden menyatakan keadaan
bahaya atas seluruh Russia, atau dalam enam bulan dari saat habisnya jabatan presiden.
Berbeda dengan banyak sistem parlementer, di Russia pembentukan pemerintah tidak secara
langsung ditentukan oleh komposisi partai di parlemen. Paling tidak, hubungan antara
distribusi kekuatan partai dalam Duma dan keseimbangan politik pemerintah dihilangkan
sama sekali. Sekalipun demikian, komposisi pemerintahan telah memperlihatkan upaya
19
Presiden Yeltsin untuk membawa wakil-wakil partai politik dan aliran-aliran politik yang
ada.
State Duma telah muncul sebagai sebuah lembaga yang aktif. Oposisi Presiden Yeltsin
dan kebijakan-kebijakannya lebih banyak di lembaga ini daripada sekutu-sekutunya, tapi
tidak ada satu pun partai atau koalisi yang merupakan mayoritas. Berbeda dengan Dewan
Federasi, Duma diatur oleh faksi-faksi partai. Wakil masing-masing faksi mengisi badan
pengarah, yaitu Dewan Duma. Dewan Duma membuat keputusan-keputusan dasar dalam
Duma dengan menghormati agenda legislatif dan proses-proses yang tengah berlangsung di
Duma, dan juga beberapa undang-undang. Duma juga memiliki 23 komisi di mana
kepemimpinan dan keanggotaannya didistribusikan secara tidak merata untuk tiap-tiap faksi.
5. Model Sistem Pemerintahan Cina
Selain sebagai negara terpadat penduduknya di dunia, Cina juga merupakan negara
dengan peradaban tertua di dunia. Sejarah peradaban Cina dimulai ketika Mao Zedong
memerintah dengan memimpin revolusi komunis yang sangat mencela bentuk kekaisaran
Cina terdahulu yang sangat feodal. Feodalisme ini membuat Cina berbeda dari negara-negara
Eropa bahkan Jepang. Birokrasi di Cina terdiri dari orang-orang yang terlatih dalam tradisi
Kong Fu Tze, oleh karenanya para pegawai dipilih melalui sistem ujian tertentu untuk
menguji pengetahuan tentang Kong Fu Tze.
Mao Zedong adalah orang yang kontra, paling kaya dan meninggalkan warisan yang
dapat membawa sistem politik Cina dan generasi rakyatnya ke arah yang stabil. Ia adalah
orang yang menuntut adanya investigasi dan penelitian, tetapi mengabaikan kenyataan untuk
menghilangkan paham utopisnya. Ia pun orang yang berpendidikan dan intelek. Dalam masa
revolusi, ketika Mao dan perubahan yang dipimpinnya masih terbatas pada wilayah
pedesaan, ia tetap menekankan perlunya menggabungkan teori dan praktek. Mao bukan
orang yang memutarbalikkan teori Marxist, sebab ia menganut Marxist sebagai orang yang
peduli terhadap revolusi.
Republik Rakyat Cina yang secara resmi diproklamasikan pada tanggal 1 Oktober 1949,
secara relatif masih merupakan sistem politik baru. Pengaruh yang paling langsung terhadap
Komunisme Cina, yaitu lingkungan revolusioner, komunisme Soviet, dan sejarah Partai
Komunis Cina sendiri sebelum tahun 1949, umumnya merupakan fenomena-fenomena abad
20
keduapuluh. Akan tetapi, tradisi politik pra-modern Cina, yang secara resmi berakhir dalam
tahun 1911 dengan runtuhnya Dinasti Ching (Manchu), mempunyai pengaruh besar pada
pemerintahan sekarang.
Struktur pemerintahan daerah di Cina pada dasarnya terdiri dari tiga tingkat pemerintahan
resmi – provinsi, kabupaten, dan dasar – ditambah berbagai unit lain di bawah atau di antara
tingkat-tingkat ini. Dari sudut pandangan warganegara, unit-unit yang paling penting adalah
unit-unit yang ada di bawah tingkat pemerintahan dasar. Unit-unit ini meliputi kantor-kantor
polisi dan kantor-kantor cabang kecil yang dibentuk oleh pemerintah-pemerintah tingkat
dasar dan berbagai unit pemukiman dan produksi seperti desa-desa, toko-toko koperasi
pertanian, rukun kampung, kota, sekolah-sekolah, pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan,
kantor-kantor, dan unit-unit angkatan bersenjata. Selain itu, Tentara Pembebasan Rakyat
(TPR) merupakan organ penting ketiga dalam struktur politik nasional di Cina.
Organisasi partai menguraikan atas peniruan secara umum di level bawah suatu sistem.
Masing-masing 30 provinsi di Cina dikepalai oleh 30 komite partai, yang terdiri dari komite
tetap dan sekretaris partai. Anggota komite tetap memiliki divisi pekerja yang banyak seperti
cabang tingkat pusat. Mereka pun melakukan propaganda di tingkat provinsi, organisasi
departemen lain, seperti inspeksi disiplin tingkat provinsi.
Tiga peranan politik penting – aktivis, kader, dan anggota partai – mendominasi
kepemimpinan dalam sistem politik Cina. Aktivis adalah: warganegara biasa, tidak
memegang jabatan resmi, yang memiliki kepentingan, inisiatif, atau tanggung jawab khusus
dalam kehidupan publik. Kader adalah mereka yang mempunyai kedudukan pimpinan resmi
dalam suatu organisasi, biasanya berupa jabatan full-time. Sedang tentang anggota partai
tentu saja seperti umumnya anggota partai. Menjadi seorang aktivis umumnya merupakan
langkah pertama dalam proses rekrutmen politik atau proses menjadi pemimpin politik, dan
sebagian kader dan anggota PKC baru berasal dari aktivis.
Kekuasaan pembuatan keputusan tertinggi ada di tangan Politbiro PKC dan Komite
Tetap. Para anggota Politbiro melaksanakan semua rapat PKC yang penting, dan tidak ada
mekanisme teratur yang bisa dipakai oleh organ-organ lain untuk menolak keputusan-
keputusan Politbiro. Kelompok kecil ini telah memperluas proses pembuatan kebijaksanaan
21
dengan seringkali mengadakan pertemuan dengan kelompok-kelompok elite lain yang
memberi informasi, memperbaiki, mendukung, dan mengkritik rencana.
Akhir tahun 1990-an dan awal abad selanjutnya, Cina menghadapi sejumlah penurunan
tantangan kebijakan publik, termasuk kontrol terhadap: korupsi, membangun alat-alat efektif
untuk mengatur makro ekonomi, memecahkan berbagai masalah sosial, melindungi hak asasi
manusia dan hak milik intelektual, meyakinkan kestabilan dan pertumbuhan persediaan
makanan dan melindungi lingkungan.
Sistem politik Cina mempercayakan pelaksanaan peraturan kepada berbagai struktur,
meliputi birokrasi pemerintah, partai, dan militer dan sistem-sistem komunikasi yang mereka
kuasai; organ-organ pengelolaan dari unit-unit primer; dan banyak komite-komite organisasi-
organisasi, dan pertemuan-pertemuan rakyat yang mengerahkan penduduk untuk
menjalankan langsung program-program pemerintah. Sementara itu terdapat tiga tema pokok
dari revolusi Cina adalah kemerdekaan dan penyatuan bangsa, pembangunan ekonomi dan
sosial, dan integrasi masyarakat dan negara.
Birokrasi Cina merupakan birokrasi yang besar, yang secara luas didistribusikan melebihi
besarnya isu-isu yang berkembang dan seperti dalam semua sistem politik, perbedaan
birokrasi menjadi perhatian. Sejak banyaknya kebijakan publik memutuskan perlu
persetujuan lebih dari satu birokrasi untuk diimplementasikan, tindakan koordinasi di antara
birokrasi yang berbeda dapat menjadi proses yang sulit dan membutuhkan waktu. Berbagai
komisi dan kelompok Dewan Negara dibentuk seperti badan kementerian utama yang dapat
memaksakan berbagai birokrasi untuk setuju dengan keputusan pusat.
Birokrasi Cina pun meluas dari atas sistem menuju ke bawah, tetapi organisasi birokrasi
pada tingkat bawah awalnya bertanggung jawab kepada pimpinan tingkat daerahnya
(provinsi, daerah, atau perkotaan), meskipun diawasi oleh kementerian di Beijing. Hal ini
sering merupakan proses yang sulit dan komplek untuk mendapatkan birokrasi lokal guna
mengimplementasikan keputusan yang dibuat di Beijing. Dengan memandang rendah sistem
Leninis di Cina, birokrasi pusat jarang memperoleh kesuksesan dalam memerintahkan
birokrasi tingkat bawahnya untuk menyelesaikan keputusan sentral, terutama dalam
keputusan keterlibatan komitmen sumber daya, birokrasi tingkat bawah berada dalam posisi
22
yang baik untuk tawar-menawar dengan mengimbangi tingkat yang lebih tinggi untuk
menjamin keuangan dan manfaat lain.
6. Model Sistem Pemerintahan Jepang
Di antara beberapa tingkat dan jenis pemilihan yang ada di Jepang dewasa ini adalah
pemilihan umum yang memilih anggota-anggota Majelis Rendah dari Diet Nasional. Selain
pemilihan umum ini, di tingkat nasional terdapat beberapa jenis pemilihan lain: (1) pemilihan
untuk keanggotaan Majelis Tinggi dari Diet Nasional, (2) referendum-referendum reguler
untuk menentukan pejabat Mahkamah Agung, dan (3) referendum atau pemilihan khusus
mengenai usul perubahan konstitusi, tetapi perubahan konstitusi belum pernah terjadi di
Jepang di zaman sesudah perang itu. Di tingkat daerah, gubernur dan dewan provinsi,
walikota, dewan kota, dan dewan desa dipilih melalui pemilihan tingkat daerah, dan di
tingkat ini juga diciptakan jenis pemilihan atau referendum khusus untuk menangani masalah
khusus.
Partai politik bukanlah barang baru di Jepang. Dalam bentuk-bentuk yang berbeda partai-
partai itu telah ada sejak 1874. Asal-usul partai konservatif saat ini, Partai Demokrat Liberal
(Jiyuminshuto), dapat ditelusuri kembali sampai pada awal 1880-an, dan Partai Sosialis
Jepang (Nihon Shakaito) paling tidak sampai pada 1925. Dan Partai Komunis Jepang (Nihon
Kyosanto) telah berdiri sejak 1922. Hanya status dan kekuatan partai-partai itulah yang
berubah pada periode sesudah Perang Dunia II ini. Kalau sebelum Perang Dunia II
keanggotaan dalam Majelis Rendah yang mereka perebutkan hanya memiliki kekuasaan
politik yang sangat terbatas maka sejak 1947 keanggotaan dalam dewan itu sangat
menentukan karena dewan itu merupakan sumber wewenang legislatif dan eksekutif dalam
sistem pemerintahan yang baru. Dengan demikian berarti status dan peranan partai, yang
merupakan isi dari dewan itu, mengalami kenaikan luar biasa. Juga sekaligus menunjukkan
bahwa naik-turunnya status dan peranan partai ditentukan oleh naik-turunnya status dan
peranan Majelis Rendah dalam Diet Nasional.
Bila kita melihat situasi kepartaian umumnya di Jepang, nampak beberapa cirinya yang
utama. Pertama, tidak satu pun di antara partai-partai itu kecuali mungkin Komeito yang
betul-betul merupakan organisasi massa. Kedua, partai-partai utama Demokrat Liberal dan
Sosialis -merupakan partai yang tidak stabil dan secara internal tidak bersatu. Akhirnya,
23
harus diperhatikan bahwa walaupun situasi kepartaian sejak 1955 memunculkan dua partai
politik utama dan saling bersaing, Jepang tidak memiliki sistem dua-partai seperti yang
dikenal di sistem Anglo-Sakson. Karena itu, sistem kepartaian Jepang ini lebih tepat disebut
sebagai “sistem satu-setengah partai’, suatu situasi di mana Demokrat Liberal cenderung
untuk tetap berkuasa memerintah Jepang, sedang Sosialis cenderung untuk tetap berperan
sebagai opposan.
Struktur kelompok kepentingan di Jepang pada tahun 1960-an sudah mendekati jenis
“modern”. Di antara kelompok-kelompok kepentingan pertanian yang terorganisasi secara
nasional yang paling penting barangkali adalah Serikat Petani Jepang (Nichino), Federasi
Perkumpulan Koperasi Pembelian Pertanian Nasional (Zenkoren), Federasi Koperasi
Pemasaran Pertanian Nasional (Zenhanren), Federasi Koperasi Asuransi Pertanian
(Kyosairen), dan Perkumpulan Kehutanan Jepang (Nichirinkyo). Jenis kelompok
kepentingan lain yang bisa ditambahkan dalam daftar ini adalah perkumpulan daerah dan
desa walaupun tidak khusus berciri pertanian: Perkumpulan Kota dan Desa (Zenkoku
hosonkai) atau perkumpulan Nasional Ketua-Ketua Dewan Kota dan Dewa (Zenkoku
Chosongikai Gichokai).
Tetapi, yang betul-betul berpengaruh besar adalah wakil-wakil organisasi usahawan dan
organisasi buruh. Yang paling aktif secara politik di antara kelompok-kelompok usahawan
adalah Federasi Organisasi Majikan Jepang (Nikkeiren) dan Liga politik Perusahaan
Menengah dan Kecil Jepang (Chuseiren). Organisasi usahawan yang lain, seperti Federasi
Organisasi-organisasi Ekonomi (Keidanren) dan Perkumpulan Manajemen Jepang
(Doyukai), juga bergerak memperjuangkan kepentingan dunia usaha.
Ciri-ciri dan sifat-sifat kepemimpinan politik Jepang sesudah perang sangat sulit untuk
dinilai. Tradisi maupun praktek kehidupan Jepang sedikit sekali menekankan pada
“pemimpin-pemimpin” secara individual dan “kepemimpinan” dibanding dengan kultur
Barat. Kecenderungan ini diperkuat oleh sifat multi-faksi dari kepemimpinan partai
politiknya, dan besarnya peranan komite dan teknik-teknik, konsensus lainnya dalam
pembuatan keputusan.
Suatu penelitian tentang penunjukan dari pembentukan kabinet-kabinet konservatif akhir-
akhir ini akan menunjukkan pengaruh perang, kekalahan perang, dan pendudukan Amerika
24
terhadap sifat kepemimpinan politik Jepang sesudah Perang Dunia II. Tokoh-tokoh militer
dan wakil-wakil dari lingkungan istana dan aristokrat yang begitu kuat berpengaruh dalam
kabinet sebelum perang sekarang tidak muncul lagi. Di antara kelompok elite sebelum
perang, hanya politisi partai, birokrat, dan wakil-wakil dunia usaha yang masih tetap
memegang posisi. Beban kekalahan perang, pembersihan yang didorong oleh Amerika atas
unsur-unsur militer dan ultra-nasionalis dari jabatan-jabatan pemerintahan, dan
diberlakukannya Konstitusi baru secara serempak telah menyingkirkan pemimpin-pemimpin
tradisional dari jabatannya; akibat kekosongan kepemimpinan itu muncullah muka-muka
baru di kalangan puncak partai-partai konservatif, yang sebagian besar masih tetap berada di
tempatnya sampai sekarang.
7. Model Sistem Pemerintahan Brunei Darussalam, Singapura dan Indonesia
Keinginan untuk meningkatkan perekonomian bagi negara-negara di Kawasan Asia
Tenggara dan persamaan nasib sebagai negara yang pernah dijajah oleh bangsa lain, telah
mendorong 5 (lima) menteri luar negeri, yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Narsisco Ramos (Filipina), Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman
(Muangthai) mengadakan sidang di Bangkok, Muangthai. Sidang kelima menteri luar negeri
tersebut kemudian menghasilkan Deklarasi Bangkok dan Association of South East Asian
Nations (ASEAN) secara resmi didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967. Saat ini ASEAN
beranggotakan sepuluh negara, yaitu: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand,
Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
Brunei Darussalam merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang terkenal
sangat makmur. Brunei Darussalam yang merupakan anggota ke-6 ASEAN ini mendapatkan
kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 1 Januari 1984. Kepala negara Brunei Darussalam
adalah seorang Sultan yang sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri).
Kendatipun wewenang serta kekuasaan Sultan yang diberikan Konstitusi begitu besar, namun
sistem pemerintahan Brunei Darussalam bersifat demokratis. Tetapi dalam hal cara
pemilihan para birokrat di Brunei cenderung dengan sistem rekruitmen tertutup. Sistem ini
tidak menyerap personil dari seluruh lapisan masyarakat.
Singapura adalah salah satu negara anggota ASEAN yang pada awalnya merupakan
negara bagian dari Negara Malaysia yang berbentuk serikat atau federal. Namun, setelah
25
tanggal 9 Agustus 1965 melepaskan diri dari Negara Federasi Malaysia sehingga Singapura
menjadi negara yang merdeka dan berdaulat serta berhak mengatur pemerintahannya sendiri
(Republik), dan sejak September 1965 bergabung dengan organisasi Persemakmuran Inggris.
Presiden Singapura tidak mempunyai kekuatan riil (nyata). Kabinet yang terdiri dari perdana
menteri dan menteri-menterilah yang memegang kekuasaan secara nyata. Indonesia adalah
negara kesatuan berbentuk republik yang berideologi Pancasila dan mempunyai beraneka
ragam suku dan agama. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 ditegaskan
sebagai berikut.
a. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas Hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (Machstaat).
b. Sistem Konstitusional.
c. Pemerintahan berdasar atas konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
d. Kekuasaan tertinggi ada di tangan MPR.
e. Presiden ialah penyelenggara tertinggi pemerintah negara di bawah MPR.
f. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
g. Menteri Negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR.
h. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
D. Penduduk dan Perubahan Sosial Budaya
Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
a. Orang yang tinggal di daerah tersebut
b. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
26
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.
a. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu daerah per satuan luas. Kepadatan
penduduk disuatu daerah bisa dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk = Jumlah penduduk
Luas Wilayah
Dalam demografis, dikenal dengan kepadatan penduduk fisiologis dan kepadatan penduduk
agaris :
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total
dengan luas lahan pertanian
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan jumlah penduduk petani dan luas lahan
pertanian.
Ada dua cara mengukur kepadatan penduduk suatu Negara :
1) Kepadatan penduduk aritmatik
Adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk menempati setiap 1 kilometer
persegi (km2) permukaan bumi atau jumlah semua penduduk dalam suatu wilayah atau
negara dibagi dengan luas seluruh wilayahnya.
KPA = Jumlah penduduk jiwa
Luas wilayah (km2)
2) Kepadatan penduduk netto
Adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk yang menempati setiap 1 Km2
wilayah agraris atau pertanian atau jumlah semua penduduk dalam suatu wilayah atau
Negara dibagi dengan luas lahan pertaniannya.
KA = Jumlah penduduk (jiwa)
(Luas wilayah – Luas wilayah pertanian)
b. Faktor-faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk, yaitu :
1) Faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang relative landai
menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.
27
2) Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber daya alam,
tersedianya lapangan kerja.
3) Faktor sosial budaya, yang termasuk factor sosial budaya adalah kesempatan untu
meneruskan pendidikan, keterbukaan masyarakat. Selain itu daerah yang relative aman
akan selalu jadi pemukiman yang padat.
c. Upaya mengurangi kepadatan penduduk program-program yang dilaksanakan adalah :
1) Transmigrasi atau program memindahkan penduduk dari tempat yng padat ke tempat
yang lain yang jarang penduduknya baik dilakukan atas bantuan pemerintah maupun
keinginan diri sendiri.
2) Pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri, perikanan, pertanian, dan
pertambangan di wilayah lain.
3) Mengendalikan jumlah kelahiran penduduk setempat melalui program KB dan
penundaan usia kawin.
d. Kependudukan di Indonesia memiliki cirri-ciri:
1) Jumlah penduduk yang semakin menambah
2) Sebagian penduduk berusia muda
3) Tidak tersebar merata disetiap pulau
4) Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di bidang pertanian
e. Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret ukur (1,
2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan deret
hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa depan
di mana kita akan kerurangan stok bahan makanan. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
1) Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
2) Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
f. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
28
1) Penambahan dan penciptaan lapangan kerja. Dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di
samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah
pola pikir dalam bidang kependudukan.
2) Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan
dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3) Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar
penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan
mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4) Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan. Hal ini untuk mengimbangi
jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap
daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan
daerah lainnya.
g. Piramida penduduk
Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok
usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal,
sedang penduduk perempuan di bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan
hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas
penduduknya hidup hingga usia tua.
h. Pengendalian jumlah penduduk
Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya
dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan
adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh
pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal
29
dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya
aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.
Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga
Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan.
Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
i. Transfer penduduk
Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan
sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau
agama. Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur
selama Perang Dunia Kedua. Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde
baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena
imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia,
dan tempat-tempat lainnya.
j. Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R.
Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan
ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang
dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa
laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui
suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.
Perubahan Sosial dan Budaya
1. Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan
rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan
modernisasi
Perubahan kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahan budaya menyangkut
banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian , ilmu pengetahuan , teknologi, aturan-aturan
hidup berorganisasi, dan filsafat. Perubahan social dan perubahan budaya yang terjadi
dimasyarakat saling berkaitan.
2. Sifat Perubahan Sosial
30
a. Perubahan social terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat
b. Perubahan social yang direncanakan dan tidak direncanakan.
c. Perubahan social sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam
suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dann konflik dengan paihak lain.
d. Beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya.
3. Faktor yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial
a. Ketidakpuasan terhadap sesuatu yang ada, sehingga timbul keinginan untuk mencari atau
menciptakan situasi baru yang lebih baik.
b. Timbuknya ketimpangan antara hal-hal yang sekarang ada dan yang seharusnya ada di
masyarakat.
c. Timbul tekanan dari luar yang mengharuskan individu atau masyarakat untu
menyesuaikan diri dengan masyarakat
4. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya
a. Perubahan secara lambat dan perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu lama.
Ciri-cirinya:
- Memerlukan waktu lama
- Perubahannya kecil
- Perubahan tidak disadari oleh masyarakat
- Tidak diikuti oleh konflik atau menimbulkan kekerasan.
- Contoh: perubahan mata pencaharian masyarakat.
Perubahan Secara Cepat = Revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu sangat
cepat. Ciri-cirinya:
- Membutuhkan waktu singkat
- Perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan
- Perubahan disadari/direncanakan
31
- Seringkali diikuti oleh kekerasan dan menimbulkan konflik. Contoh: revolusi
Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revulusi Prancis dan Inggris.
b. Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Pengaruhnya Besar
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh
langsung bagi kehidupan masyarakat. Contoh: Perubahan mode pakaian, gaya potongan
rambut, dan sebagainya. Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan
yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur sosial budaya masyarakat. Contoh: Industrialisasi
membawa pengaruh pada hubungan kerja , lembaga kemasyarakatan, system pemilikan
tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dan lain-lain.
5. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Menurut Alvin Betrand; awal dari proses peubahan social adalah komunikasi yaitu
penyampaian ide, gagagsan, nilai, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya, dari satu
pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
b. Menurut David Mc Clelland: Dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat meraih
prestasi (need for achievement) yang melanda masyarakat.
c. Prof. Soerjono Soekarno: Perubahansosial disebabkan oleh faktor intern dalam
masyarakat itu dan faktor ekstern.
Faktor intern antara lain:
a. Bertambah dabn berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b. Adanya penemuan baru,
o Discovery: Penemuan idea tau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada.
o Invention: Penyempurnaan penemuan baru.
o Innovation/inovasi: Pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang ada.
Penemuan baru didorong oleh; Kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam
kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
c. Konflik yang terjadi dalam masyarakat32
d. Pemberontakan atau revolusi
Faktor Ekstern antara lain:
a. Perubahan alam
b. Peperangan
c. Pengaruh Kebudayaan lain meliputi difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi
(pembauran antar budaya yang menghasilkan sifat khasnya), Asimilasi (pembauran antar
budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak
tampak lagi)
6. Ciri perubahan social adalah :
a. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat.
b. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan atan diikuti dengan
perubahan pada lembaga-lembaga social lainnya.
c. Perubahan social yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sementara
karena berada dalam proses penyesuaian diri.
7. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
a. Kurangnya hubungan terhadap masyarakat lain, contoh; Suku-suku bangsa yang masih
dipedalaman.
b. Pendidikan yang terbelakang
c. Masyarakat yang bersikap tradisional; mempertahankan tradisi, penguasa yang
konservatif.
d. Adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat sekali pada sekelompok orang (vested
interest). Contoh: Kelompok yang sudah mapan biasanya tidak mengkehendaki terjadinya
perubahan karena takut posisinya terancam, takut hidup susah.
e. Ketakutan akan terjadinya disintegrasi.
f. Prasangka buruk terhadap unsur budaya asing.
g. Hambatan ideologis, contoh; adanya anggapan bahwa suatu perubahan bertentangan
dengan suatu ajaran agama tertentu dan lain lain.
8. Macam-macam Proses Perubahan Sosial Budaya
a. Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertemuan unsure-unsur dari berbagai kebudayaan yang
33
bersedia yang dikuti dengan pencampuran unsur-unsur tersebut. Misalnya proses
pencampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.
b. Asimilasi
Asimilasi adalah suatu penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang dimiliki oleh suatu
masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
c. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya kepada orang lain
dan suatu kelompok masyarakat kedalam masyarakat lainnya.
Difusi ada dua yaitu:
o Difusi Primer adalah penyebarluasan unsure-unsur kebudayaan baru dalam
masyarakat asal kebudayaan tersebut.
o Difusi Sekunder adalah proses penyebarluasan unsure-unsur kebudayaan suatu
masyarakat kedalam masyarakat lain.
d. Discovery
e. Invention
f. Inovasi.
g. Modernisasi adalah proses perubahan tradisi, sikap dan system nilai dalam rangka
menyesuaikan diri dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain, sehingga suatu
34
DAFTAR RUJUKAN
cafestudi061.wordpress.com/2009/02/10/perubahan-sosial-budaya/
id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
massofa.wordpress.com/.../berbagai-model-sistem-pemerintahan-
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka.
www.metafuture.org/Articles/globaltransformations.htm
www.indiana.edu/~workshop/papers/akinola_wrkconf.pdf
www.slideshare.net/bungl0n/ sistem - pemerintahan -di-berbagai-negara
www.slideshare.net/bungl0n/ sistem - pemerintahan -di-berbagai-negara
35