Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

17
1 Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih Arbisora Angkat Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah (Email: [email protected]) Abstrak Kalender merupakan sarana pengorganisasian waktu secara tepat dan efektif serta sebagai pencatat sejarah. Sementara bagi umat beragama khususnya umat Islam, kalender merupakan sarana penentuan hari-hari keagamaan atau ibadah secara mudah dan baik. Pada zaman dahulu, kalender berarti pertanda bagi manusia untuk melakukan hal-hal penting berkaitan dengan aktifitas ibadah maupun aktifitas sosial sehari-hari. Kalender juga merupakan pertanda dimulainya sebuah tradisi yang sudah melekat pada individu masyarakat. Dalam sejarahnya, tiap bangsa memiliki tradisi kalender dengan standar dan ciri khasnya masing- masing. Peradaban Sumeria yang muncul 6000 tahun lalu telah memiliki suatu sistem penanggalan yang terstruktur dengan baik. Bahkan di Aberdeenshire, Scotlandia, baru ini ditemukan satu bentuk kalender qamariyah tertua sejauh ini, yakni berusia mencapai hampir 10.000 tahun. Hal yang memilukan bahwa setelah hampir 15 abad usia peradaban Islam, umat Muslim tidak mempunyai satu Kalender Hijriyah Global. Tiadanya Kalender Hijriyah Global ini membawa dampak kekacauan dalam penentuan hari-hari penting keagamaan dan ibadah Islam seperti awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Salah satu pertemuan internasional yang baru saja dilakukan untuk melakukan penyatuan kalender hijriyah adalah sebuah muktamar bertaraf internasional di kota Istanbul, Turki. Kaidah dan rumusan Kalender Hijriyah Global ini terdapat sejumlah problematika dan dialektika, khususnya pada konsep permulaan hari, konsep awal bulan, konsep mathla’. Kalender Hijriyah Global menyisakan problem, yaitu mengenai bagaimana mengakomodir persoalan fiqh yang selama ini telah berjalan, serta mengenai landasan ilmiah, dan landasan dalil syar’inya. Kata kunci : Kalender Hijriyah Global, Perspektif, Fiqh. A. Prolog Sejak awal peradaban manusia sudah merasakan perlunya sistem pembagian waktu menjadi satuan- satuan periode bulan dan tahun yang lazim disebut kalender, penanggalan atau taqwim. Kebutuhan manusia akan sistem kalender itu berhubungan erat dengan kepentingan kehidupan sehari- hari mereka dan kepentingan kehidupan keagamaan mereka. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat 12, yaitu : َ وَ وArtinya : “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”

Transcript of Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

Page 1: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

1

Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

Arbisora AngkatSekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah

(Email: [email protected])

Abstrak

Kalender merupakan sarana pengorganisasian waktu secara tepat dan efektif serta sebagaipencatat sejarah. Sementara bagi umat beragama khususnya umat Islam, kalender merupakansarana penentuan hari-hari keagamaan atau ibadah secara mudah dan baik. Pada zamandahulu, kalender berarti pertanda bagi manusia untuk melakukan hal-hal penting berkaitandengan aktifitas ibadah maupun aktifitas sosial sehari-hari. Kalender juga merupakanpertanda dimulainya sebuah tradisi yang sudah melekat pada individu masyarakat. Dalamsejarahnya, tiap bangsa memiliki tradisi kalender dengan standar dan ciri khasnya masing-masing. Peradaban Sumeria yang muncul 6000 tahun lalu telah memiliki suatu sistempenanggalan yang terstruktur dengan baik. Bahkan di Aberdeenshire, Scotlandia, baru iniditemukan satu bentuk kalender qamariyah tertua sejauh ini, yakni berusia mencapai hampir10.000 tahun. Hal yang memilukan bahwa setelah hampir 15 abad usia peradaban Islam, umatMuslim tidak mempunyai satu Kalender Hijriyah Global. Tiadanya Kalender Hijriyah Globalini membawa dampak kekacauan dalam penentuan hari-hari penting keagamaan dan ibadahIslam seperti awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Salah satu pertemuan internasionalyang baru saja dilakukan untuk melakukan penyatuan kalender hijriyah adalah sebuahmuktamar bertaraf internasional di kota Istanbul, Turki. Kaidah dan rumusan KalenderHijriyah Global ini terdapat sejumlah problematika dan dialektika, khususnya pada konseppermulaan hari, konsep awal bulan, konsep mathla’. Kalender Hijriyah Global menyisakanproblem, yaitu mengenai bagaimana mengakomodir persoalan fiqh yang selama ini telahberjalan, serta mengenai landasan ilmiah, dan landasan dalil syar’inya.

Kata kunci : Kalender Hijriyah Global, Perspektif, Fiqh.

A. Prolog

Sejak awal peradaban manusiasudah merasakan perlunya sistempembagian waktu menjadi satuan-satuan periode bulan dan tahun yanglazim disebut kalender, penanggalanatau taqwim. Kebutuhan manusia akansistem kalender itu berhubungan eratdengan kepentingan kehidupan sehari-hari mereka dan kepentingankehidupan keagamaan mereka. AllahSWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ayat 12, yaitu :

و

و

Artinya : “Dan Kami jadikan malamdan siang sebagai dua tanda, laluKami hapuskan tanda malam danKami jadikan tanda siang itu terang,agar kamu mencari karunia dariTuhanmu, dan supaya kamumengetahui bilangan tahun-tahun danperhitungan. dan segala sesuatu telahKami terangkan dengan jelas.”

Page 2: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

2

Dalam ayat ini Allahmenerangkan bahwa Ia menjadikanmalam dan siang sebagai dua tandakekuasaan-Nya, lalu Ia jugamenerangkan bahwa Ia menghapuskantanda malam dengan menjadikan tandasiang itu terang benderang, ayat inidimaksudkan agar manusia dapatmencari karunia Tuhannya, dan agarmanusia dapat menggali pikirannyauntuk mengetahui bilangan tahun danperhitungan waktu yang saat ini lebihterkenal dengan sebutan kalender.Acuan yang digunakan untukmenyusun kalender tersebut adalahsiklus pergerakan dua benda langityang sangat besar pengaruhnya padakehidupan manusia di bumi, yaknibulan dan matahari. Kalender yangdisusun berdasarkan siklus sinodikbulan dinamakan kalender bulan(Lunar). Kalender yang disusunberdasarkan siklus tropik mataharidinamakan kalender matahari (Solar).Sedangkan kalender yang disusundengan mengacu kepada keduanyadinamakan kalender bulan matahari(Luni-Solar).1

Masalahnya adalah sampai saatini belum ada keseragaman dikalangan umat Islam dunia dalampenyusunan kalender qamariyah.Sekarang tidak jarang ditemukanperbedaan tanggal qamariyah, bahkanyang lebih mencolok lagi perbedaanitu justru pada tanggal-tanggal yanglangsung berkaitan denganpelaksanaan ibadah, padahal ini adalahwaktu-waktu strategis bagi umat Islamuntuk melaksanakan ibadah/dakwahsecara masal. Jika ibadah masal yangwaktunya dilakukan dengan berbeda-beda maka tentu saja akan menguranginilai ukhuwwah di antara umat Islam,

1 Tono Saksono, MengompromikanHisab Rukyat, (Jakarta : Amythas Publicita),2007, h. 13.

terutama akan kurang baik dalampandangan umat yang beragama lain.2

Dalam Temu Pakar II untukPengkajian Perumusan Kalender Islamtahun 2008 di Maroko yangdiselenggarakan oleh ISESCO (IslamicEducational, Scientific, and CulturalOrganization (sebuah badan OKI)disimpulkan bahwa tidak mungkinmewujudkan kalender Islam unifikatifkecuali dengan menggunakan hisabsebagaimana menggunakan hisabuntuk menentukan waktu-waktushalat.3

Bertahan pada tradisi rukyat itumemang tidak dapat disalahkan karenaNabi Muhammad Saw sendirimenegaskan, “Berpuasalah kamukarena melihat hilal dan berIdulFitrilah karena melihatnya.”4 Menurutkaidah usul fiqh, pada asasnya perintahitu menunjukkan wajib. Jadi sesuaidengan kaidah itu, melakukan rukyatitu wajib, namun yang harus disadariadalah bahwa penerapan tafsir harfiahdan tekstual seperti ini menjadiproblematik pada masa kini. Di zamanNabi Muhammad Saw memangpenggunaan rukyat tidak ada masalahkarena umat Islam hanya ada di

2 Moedji Raharto, ”Kalender Islam :Sebuah Kebutuhan dan Harapan”, Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional: MencariSolusi Kriteria Visibilitas Hilal dan PenyatuanKalender Islam dalam Perspektif Sains danSyariah,Komite Penyatuan Penanggalan Islam(KPPI) Salman ITB Sabtu, 19 Desember 2009di Kompleks Observatorium Bosscha,Lembang.

3 Keputusan dan Rekomendasi “TemuPakar II untuk Pengkajian PerumusanKalender Islam”, butir kedua pada draf awalbutir ini merupakan butir pertama, kemudiansetelah itu oleh Tim Perumus diperbaikimenjadi butir kedua.

4 Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari(Beirut : Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah),1425/2004, h. 346, Hadis no. 1909 : Muslim ,Sahih Muslim (Beirut : Dar al-Fikr li at-Tiba’ah wa an-Nasyr wa at-Tauzi’,1412/1992), I : 482, Hadis no. 18 (1081) dan19 (1081).

Page 3: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

3

kawasan dunia yang kecil, yaituJazirah Arab. Terlihat dan tidakterlihatnya hilal di kawasan itu tidakberdampak pada kawasan lain karenadi kawasan lain itu belum ada umatIslam. Berbeda dengan zaman modernsekarang, umat Islam telah berada diseluruh penjuru bola bumi yang bulatini. Penerapan rukyat akan membawadampak tidak dapat menyatukan umatIslam dalam memasuki awal bulanqamariyah baru lantaran hambatanalam itu sendiri. Tafsir harfiah dantekstual yang menjadi hambatanpenyatuan kalender Islam itu harusdilampaui sebagaimana disuarakanoleh para ulama pembaharu semisalMuhammad Rasyid Rida, az-Zarqa’,Yusuf al-Qardhawi,5 Ahmad Syakir,6

dan banyak yang lain.7

Upaya-upaya internasionaluntuk melakukan penyatuan kalenderhijriyah telah mulai dilakukan sejaklebih dari 30 tahun lalu dan telahdiadakan berbagai pertemuaninternasional di berbagai belahan duniaIslam. Salah satu pertemuaninternasional yang baru saja dilakukanadalah sebuah muktamar bertarafinternasional di kota Istanbul, Turki,bertitel “Mu’tamar Tauhid at-Taqwimal-Hijry ad-Dauly”(Muktamar

5 Rida dkk, Hisab Bulan Qamariah :Tinjauan Syar’I tentang Penetapan AwalRamadhan, Syawwal dan DDDzulhijjah, alihbahasa Syamsul Anwar, edisi ke-3,(Yogyakarta : Suara Muhammadiyah), 2012,Rida, Penetapan Bulan Ramadhan danPembahasan tentang Penggunaan Hisab, h.87-93, Az-Zarqa’, Tentang Penentuan Hilaldengan Hisab pada Zaman Sekarang, h. 95-123, al-Qardhawi . Rukyat Hilal untukMenentukan Bulan,h. 125-142.

6 Syakir, Awa’il asy-Syuhur al-‘Arabiyyah, (Kairo : Maktabah Ibn Taimiyah),1407 H, cet ke-2, h. 13-16.

7 Syaraf al-Qudah, “Isbat asy-Syahral-Qamari baina al-Hadis an-Nabawi wa al-‘Ilm al-Hadis,” makalah disajikan dalamMu’tamar al-Imarat al-Falaki al-Awwal(Muktamar Astronomi Pertama Emirat), 13-14Desember 2006, h. 11 dan 14.

Penyatuan Kalender HijriyahInternasional).8 Pertemuan itudilakukan pada hari Sabtu - Senin, 28-30 Mei 2016 M (21-23 Syakban 1437H). Tuan rumah dalampenyelenggaraan kongres ini adalah“Diyanet Isleri Baskanligi” yaitusebuah Badan Urusan Agama Turki.Muktamar ini juga merupakankolaborasi kerjasama antara “EuropeanCouncil for Fatwa and Research”(ECER) yang berkedudukan di DublinIrlandia, “Kandili RasathanesiveDeprem Arastirma Entitusu”(Observatorium Kandili dan InstitutPenelitian Gempa Bumi), dan “IslamicCrescents Observation Project”(ICOP). Kongres ini sendiri dihadirioleh perwakilan 60 negara di duniayang terdiri dari unsur kementrianagama, instansi pemerintah, ormas,fukaha, dan astronom. Indonesiasendiri diwakili oleh tiga orang utusanyang masing-masing mewakili danmerepresentasikan Nahdlatul Ulama(NU), Muhammadiyah, dan MajelisUlama Indonesia (MUI).Materi persoalan yang dibicarakansekaligus diperdebatkan dalammuktamar internasional ini adalahmenyangkut bentuk kalender Islamyang akan disepakati dan diputuskanyaitu apakah kalender yang bersifattunggal (uhady) yaitu kalender yangberlaku dan mencakup seluruh dunia(global) ataukah kalender yangbersifat bizonal (tsuna’iy) yaitukalender yang membagi belahan bumimenjadi dua zona penanggalan ataulebih. Berbagai sumber informasimenyebutkan (khususnya informasiserta muktamar dari Indonesia) bahwadalam pelaksanaan memang terjadidinamika dan dialektika di kalanganpesertanya. Perdebatan tidak jauh dariapa yang selama ini diperdebatkan

8 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar,KALENDER ISLAM : Lokal ke Global,Problem dan Prospek, (Medan : OIF UMSU),cet. I, 2016, h. 109.

Page 4: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

4

yaitu masalah rukyat, masalahpenerimaan hisab, masalah konsepsiawal hari, hingga masalah mathla’.Namun agaknya panitia sengajamenggiring dan memfokuskan padaperumusan penanggalan (kalender)yang bertaraf internasional-universalyaitu pada pilihan kalender tunggalatau bizonal. Setelah dialog dan debatyang panjang dan tidak ada katasepakat di kalangan peserta, akhirnyauntuk mengambil keputusan terpaksadilakukan pemungutan suara (voting).Dalam pemungutan suara itu padaakhirnya dengan mayoritas suarahampir mutlak, kalender tunggal(uhady) memenangkan suara dominandengan meraih 80 pendukung.Sementara kalender bizonal (tsuna’iy)memperoleh 27 suara. Sedangkan 14suara abstain dan 6 suara rusak atautidak sah. Dengan demikian mayoritaspeserta muktamar menentukanpilihannya secara tegas bahwakalender Islam yang akandiperlakukan secara internasional ituadalah kalender tunggal, bukankalender bizonal.9

Kalender tunggal adalah kalenderyang menjadikan bumi menjadi satukesatuan, dimana awal bulan hijriyahdi seluruh dunia dimulai secaraserentak dengan hari yang sama.Prinsip fiqih yang menjadi sandarankonsep ini adalah kesatuan mutlak(ijtihad al-mathali’). Dengan kata lain,kalender putusan muktamar di Turkiini adalah kalender yang menganutprinsip “satu hari satu tanggal diseluruh dunia”. Prinsip yang terakhirini antara lain dimunculkan olehJamaluddin Abdur Raziq seorang

9 Syamsul Anwar, PenyatuanKalender IslamDan Keputusan Istambul : ApaSesudahnya?,Makalah Temu Ahli FalakMuhammadiyah : Respon Atas Hasil KongresPenyatuan Kalender Hijriyah Internasional DiTurki” (Jum’at-Sabtu, 17-18 Juni 2016/12-13Ramadan 1437 H, diselenggarakanoleh IARNUHAMKA Jakarta). h .1

praktisi dan penelitian kalender Islamasal Maroko. Dalam aplikasinyakalender tunggal-global inimengakomodir secara sekaliguskepentingan ibadah dan muamalah.Justru fungsi utama kalender hijriyahini sejatinya adalah sebagai penjadwalterkait ibadah khususnya penentuanawal puasa dan penentuan hari Arafah.Keuntungan ditetapkannya kalenderyang bersifat global ini adalah kitatidak dikhawatirkan lagi denganadanya perbedaan dalam menetapkanhari Arafah yang sangat terkait denganArab Saudi.Adapun kaidah kalender yangdisahkan dalam muktamarinternasional Turki ini adalah bahwaseluruh dunia dinyatakan memulaibulan baru secara serentak, apabilaterjadi imkanur rukyat di belahanbumi maupun di muka bumi sebelumjam 12:00 malam (00:00 GMT/07:00WIB) dengan ketentuan :1. Sudut elongasi bulan-mataharipasca gurub berada pada posisiminimal 80.2. Tinggi bulan di atas horizonpasca gurub minimal 50.Selanjutnya terdapat pengecualian,yaitu apabila imkanur rukyat pertamadi muka bumi terjadi setelah lewat jam12:00 malam (00:00 GMT/07:00WIB) maka bulan baru tetap dimulaiapabila terpenuhi dua syarat berikut :1. Imkanur rukyat memenuhi 5-8(ketinggian hilal 50 dan elongasi 80)dantelah menjadi konjungsi sebelumwaktu fajar di New Zealand yaitukawasan paling timur di muka bumi.2. Imkanur rukyat itu terjadi didaratan Amerika, bukan di lautan.10

Harus diakui kaidah dan rumusankalender ini terdapat sejumlahproblematika dan dialektika,khususnya pada konsepsi permulaanhari. Dari rumusan di atas tampakbahwa putusan ini menetapkan bahwa

10Ibid, h. 10-11

Page 5: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

5

awal hari dimulai dari tengah malam(jam 00:00) bukan pada waktu gurub(terbenam matahari) seperti diyakinidan digunakan mayoritas umat muslimdi dunia selama ini. Selain itu, pilihan5-8 itu juga menyisakan problem,yaitu mengenai landasan filosofis,landasan ilmiah, dan landasan (dalil)syar’i-nya.Terlepas dari hal itu dalam konteksIndonesia, arti penting muktamarinternasional ini adalah momentummewujudkan persatuan dan penyatuankalender di Indonesia. Umat Islam diIndonesia agaknya sudah lelah bahkanjenuh, berbagai dialog antar berbagaipihak yang dilakukan tak kunjungmenghasilkan kata sepaham dansepakat disebabkan faktor internal daneksternal masing-masing pihak. Olehkarena itu kesepahaman dankesepakatan internasional ini menjadititik krusial penyatuan di Indonesia.Terlebih lagi bila disimak, konsepsiyang dihasilkan dalam MuktamarInternasional di Turki ini dipandangmemenuhi rasa keadilan masing-masing pihak di tanah air yaitu pihakrukyat dan pihak hisab. Sepertidiketahui, kalender hasil MuktamarTurki ini dalam perumusannyamendasarkan pada hisab astronominamun tidak mengabaikan aspekrukyat dan imkanur rukyah. Terlebihpenting lagi keputusan ini bernilai danbertaraf internasional (bukan usulanpersonal atau komunal tertentu)sehingga sekali lagi dapat dijadikanrujukan bersama oleh semua pihak.Oleh karena itu tidak berlebihan jikaMuktamar Turki ini diharapkanmampu menjadi solusi atas perbedaanyang selama ini terjadi tanpa harusmenghakimi dan menegasikan pihaklain.Di sisi lain, Kementrian Agama RIjuga mengapresiasi putusan MuktamarInternasional di Turki ini. Tatkalamemberi keynote speech dalamseminar nasional bertajuk “Kalender

Islam Global : Tidak Lanjut HasilKongres Internasional UnifikasiKalender Hijriyah Turki 2016 UntukIndonesia” yang diselenggarakan ataskerjasama Majelis Tarjih dan Tajdid(MTT), Pimpinan PusatMuhammadiyah dan Islamic ScienceResearcd Network (ISRN),Universitas Muhammadiyah Prof Dr.Hamka (UHAMKA) Jakarta, MenteriAgama (Lukman Hakim Saifuddin)mengatakan “seminar semacam iniadalah kesempatan bagi Indonesiauntuk memberikan sumbangsihpemikiran konstruktif yangdibutuhkan dalam peradabanmanusia”. Betapapun pernyataan inimasih sangat umum, namun didalamnya termuat kesan dan semangatunifikasi, bangsa Indonesia sangatmengapresiasi maksud dan tujuanmuktamar ini, yaitu unifikasi kalenderIslam dunia.Dengan semua uraian tersebut di ataskhusunya terkait hasil keputusanMuktamar Turki yang dihelat padahari Sabtu - Senin, 28-30 Mei 2016 M(21-23 Syakban 1437 H), makaterdapat sejumlah pertanyaanmengenai urgensi dari sebuahKalender Hijriyah Global, karenasampai saat ini umat Islam belummemiliki sebuah kalender hijriyahyang bersifat unifikatif. Pertanyaanselanjutnya yang muncul adalahtentang landasan fiqh KalenderHijriyah Global, karena KalenderHijriyah Global merupakan suatu halyang baru. Terakhir adalah tentangbagaimana mengakomodir persoalan-persoalan fiqh yang selama ini telahberjalan apabila Kalender HijriyahGlobal ini diimplementasikan.

B. Urgensi Kalender HijriyahGlobalKehadiran kelender yang akurat dankomperhensif merupakan suatu”tuntukan peradaban” (civilizationimperative), dan sekaligus merupakan

Page 6: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

6

syarat bagi suaru peradaban untuktetap eksis dan berkembang.Pentingnya arti kehadiaran suatukalender yang akuran dankomperhensif tidak akanmengakibatkan masyarakat kehilangankemampuan untuk membuatperencanaan ke depan, mengelolabisnis, dan kacaunya momen-momenkeragaman karena tidak adanya sistemwaktu yang pasti.

Dengan ditemukannya suatualternatif pemilihan kalender yangdapat dijadikan kalender Islam secarauniversal, berlaku bagi umat Islam diseluruh dunia, maka berbagaiperbedaan pendapat yang terjadi dikalangan umat Islam akan dapatdiantisipasi, khususnya dalammenetapkan bulan-bulan ibadah.Demikian halnya, umat Islam akanmengalami suatu standar hari, tanggal,bulan, dan tahun yang baku secarainternasional, sehingga akanmempengaruhi positif dalammelakukan kegiatan sipil maupunmelaksanakan ibadah keagamaan,yaitu dalam menentukan waktu-waktuibadah akan disamakan dandiseragamkan di seluruh dunia.

Dalam praktiknya selama iniyang digunakan dalam menentukanhaul adalah kalender miladiah (365hari) dan zakatnya 2,5%. Sebetulnyakedua kalender (miladiah dan hijriyah)dapat digunakan untuk menentukanhaul. Hanya saja penggunaan masing-masing memiliki implikasi dalamkewajiban membayar prosentasezakat. Hasil penelitian Radzuanmenyebutkan jika haul menggunakankalender hijriyah maka zakatnya2,5%. Tetapi jika haul menggunakankalender miladiah zakatnya 2,577%

(2.5 x 365,25 : 354,36756 = 2.5768 %dibulatkan = 2,577%). Dengandemikian ada selisih 0,077% (2.577 %– 2.5 % = 0.077 %). Perbedaanprosentase ini disebabkan selisih haridalam kalender miladiah dan kalenderhijriyah sebanyak 11 (365 – 354) hariyang perlu diperhitungkan untukmemenuhi hak Allah. Perhatikancontoh berikut, Zakat Perniagaan yangtelah ditunaikan oleh Tenaga NasionalBerhad (TNB) tahun 2007/2008 = RM6,261 019.200, berapa zakatnya?Jawab : jika menggunakan KalenderMiladiah = RM 6,261 019.200 x 2.577% = RM 161,346.4647. Sementara itujika menggunakan Kalender Hijriyah= RM 6,261 019.200 x 2.5 % = RM156,525.48. Selisih pembayaran zakatmenggunakan kalender miladiah dankalender hijriyah = RM 4,820.9847(RM 161,346.4647 – RM156,525.48).11

Hal di atas dikuatkan juga menurutProf. Dr. Tono Saksono di dalamjurnalnya yang di paparkan saatmenjadi seminar yang di adakan olehObservatorium Ilmu Falak UMSUsebelum bulan Ramadhan 1436 H,beliau menyatakan bahwa jikamengeluarkan zakat menggunakankalender masehi maka ada selisih 11.5hari dengan kalender hijriyah. Hal inibisa menyebabkan hutang zakat 1tahun belum dikeluarkan jikapenggunaan kalender masehi saat

11

http://museumastronomi.com/zakat-mal-antara-kalender-miladiyah-dan-kalender-hijriyah/ 09 september 2016, pukul 09.15WIB.

Page 7: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

7

pembayaran zakat terus dilakukanselama kurun waktu 30 tahun.12

Menurut mayoritas para ulamakontemporer bahwa zakat profesitidak dikeluarkan pada saat diterimaakan tetapi digabungkan dengan uangyang lain yang mencapai nishab danmengikuti haulnya (berlalu 1 tahunQamariyah). Pendapat ini jugamerupakan hasil keputusan muktamarzakat pertama se-dunia di Kuwaitpada tahun 1984, yang berbunyi,"Zakat upah, gaji dan profesi tidakdikeluarkan pada saat diterima, akantetapi digabungkan dengan harta yangsejenis lalu dizakatkan seluruhnyapada saat cukup haul dannishabnya".13

Akibat penggunaan kalender masehisecara konseptual dan syar’i,pembayaran zakat umat Islam dengandemikian telah mengalami defisitsekitar 3,15 % pertahun. Celakanyakesalahan ini mungkin telahberlangsung selama ratusan tahun,atau bahkan lebih dari seribu tahun.Tidak disangsikan lagi, hal ini telahmembentuk bola salju hutangperadaban Islam yang telahmenumpuk menjadi miliaran dolar.Hutang peadaban ini harus dihentikanjika tidak ingin mewariskan kepadaanak cucu kita.14

12Tono Saksono, Mengagas TerbentuknyaIslamic Calender Research Network. PadaSeminar Kalender Islam Internasional di Gd.Pascasarjana UMSU : Medan, 27 Sya’ban1436 H, pukul 13.30 WIB.13

http://syariahnya.blogspot.co.id/2013/04/polemik-zakat-profesi.html, dipost 15:53, 13Oktober 2016

14 Tono Saksono, Mengagas TerbentuknyaIslamic Calender Research Network. PadaSeminar Kalender Islam Internasional di Gd.

Berdasarka hasil penelitian radzuan diatas dapat kita lihat bahwa jika haulyang digunakan berdasarkan kalendermasehi maka persentase zakat maalyang dikeluarkan sebesar 2,58 %bukan 2,5 %, jika hal ini dilaksanakanoleh umat Islam secara terus menerusmaka setiap tahunnya akan terjadihutang zakat maal sebesar 0,08 %.Maka jika kita akumulasikan selama33 tahun akan ada 1 tahun zakat maalyang tidak dibayarkan oleh umatIslam, hal ini lah yang akan menjadihutang peradaban umat Islamsebagaimana yang dipaparkan olehProf. Tono Saksono.Dengan merujuk sejarah masa laludan berikutnya memandang realitadunia hari ini dan masa depan, kiranyakehadiran Kalender Hijriyah Globaldipandang teramat penting danmendesak. Merupakan ciri agamaIslam dan ajarannya yang menekankanuniversalitas dan globalitas, dan inisejalan dengan esensi kehadiran NabiMuhammad Saw sebagai rahmatan lil‘alamin. Tujuan Kalender HijriyahGlobal sebenarnya adalah untukmenyatukan perbedaan umat Islamdalam menentukan awal bulanRamadhan, Syawwal dan Zulhijjah.Penyatuan ini sendiri tidak dapatdiragukan lagi merupakan syiar agamaIslam yang penting. Hal ini disebutkandalam dua firman Allah, yaitu :

ۦ

Artinya : “Sesungguhnya (agamaTauhid) ini adalah agama kamusemua, agama yang satu dan Akuadalah Tuhanmu, maka sembahlahAku.”

Pascasarjana UMSU : Medan, 27 Sya’ban1436 H, pukul 13.30 WIB.

Page 8: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

8

أ ۦ

Artinya : “Sesungguhnya (agamaTauhid) ini, adalah agama kamusemua, agama yang satu, dan akuadalah Tuhanmu, Maka bertakwalahkepada-Ku.”Syiar kesatuan ini tercermin antaralain antara lain dalam iman kepadaTuhan yang satu, Al-Quran yang satu,mengikuti syariat yang satu, danmenghadap ke kiblat yang satu.Kelanjutannya adalah bahwa kita jugaharus memedomani kalender yangsatu (Kalender Hijriyah Global)sebagai pencerminan dari syiartersebut.Keharusan menerapkan kalenderHijriyah global tunggal dapatdijelaskan dari perspektif makasidsyariah. Telah diketahui bahwamakasid syariah umum tujuannyaadalah memberi perlindungan,pemberdayaan, dan pengembanganmanusia dalam berbagai dimensi.Salah satu wujud perlindungankepentingan manusia dalam teorimakasid syariah adalah perlindungankeberagamaan (ḥifẓ ad-dīn). Salahsatu bentuk konkret perlindungankeberagamaan itu adalah bahwa setiaporang Muslim dapat melaksanakanibadahnya sesuai dengan waktu yangditentukan dalam syariah untukmengerjakannya.

C. Landasan Fiqh KalenderHijriyah GlobalPrinsip-prinsip Kalender HijriyahGlobal sebenarnya sudah dibicarakansecara langsung dalam Alquran,seperti dalam surat At-Taubah ayat 36

و

Artinya : “Sesungguhnya bilanganbulan pada sisi Allah adalah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit danbumi, di antaranya empat bulanharam. Itulah (ketetapan) agama yanglurus, Maka janganlah kamuMenganiaya diri kamu dalam bulanyang empat itu, dan perangilah kaummusyrikin itu semuanya sebagaimanamerekapun memerangi kamusemuanya, dan ketahuilahbahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”Surat Al-Taubah ayat 36 di atasberisikan informasi tentang bilanganbulan dalam satu tahun, yaitu duabelas bulan. Bulan yang dimaksud disini adalah bulan qamariyah, karenadalam aplikasinya Allah menetapkanwaktu untuk mengerjakan ibadahseperti haji, puasa, zakatmenggunkana bulan-bulan qamariyah.Sedangkan dalam QS. Al-Baqarah diatas berisikan prinsip kalenderhijriyah, yaitu berdasarkan pada bulansabit.

Kemudian surat Al-Baqarah ayat 189,yaitu :

Page 9: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

9

Artinya : “Mereka bertanyakepadamu tentang bulan sabit.Katakanlah: "Bulan sabit itu adalahtanda-tanda waktu bagi manusia dan(bagi ibadat) haji; dan bukankebajikan memasuki rumah-rumahdari belakangnya, akan tetapikebajikan itu ialah kebajikan orangyang bertakwa. dan masuklah kerumah-rumah itu dari pintu-pintunya;dan bertakwalah kepada Allah agarkamu beruntung.”

Kemudian surat Al-Kahfi ayat 25,yaitu :

و ٱزدادواArtinya : “Dan mereka tinggal dalamgua mereka tiga ratus tahun danditambah sembilan tahun (lagi).”

Surat Al-Kahfi ayat 25 di atasmenjelaskan perbandingkan tarikhantara kalender syamsiyah dankalender qamariyah. Dalam ayat iniAllah menginformasikan bahwa parapemuda yang dikenal dengan ashabulkahfi tinggal dalam gua selama tigaratus tahun ditambah sembilan tahun.M. Quraish Shihab menyatakan bahwapenambahan sembilan tahun ini adalahakibat perbedaan peanggalansyamsiah dan qamariyah. Penanggalansyamsiyah yang dikenal denganGregorian Calendar yang baruditemukan pada abad ke-16 berselisihsekitar sebelas hari denganpenanggalan qamariyah. Sehinggapenambahan sembilan tahun yang

disebutkan dalam QS. Al-Kahfi adalahhasil perkalian 300 tahun x 11 hari =3.300 hari atau sekitar sembilan tahunlamanya.

Pendekatan hisab dan kesatuanmathla’ (ijtihad al-mathali’) bisadijadikan sandaran dalam konsepKalender Hijriyah Global. Kiniditemukan kenyataan bahwa kaveranrukyat di atas muka bumi terbatasdalam arti bahwa pada saat hilalterlihat pertama kali dari bumi, tidaksemua bagian muka bumi dapatmenyaksikannya. Untukmenyelesaikan masalah seperti inidibutuhkan sebuah Kalender HijriyahGlobal dimana untuk mewujudkankalender tersebut hanya denganmenggunakan hisab. Illat perintahrukyat adalah belum adanyapenguasaan hisab yang memadai.Menurut kaidah ushul fiqh :

ا وعدمالحكم یدور مع علتھ وسببھ وجود ا Artinya : “Hukum itu berlaku menurutada atau tidak adanya illat dansebabnya.”

Artinya hukum berlaku, yakni rukyatdigunakan, apabila ada illatnya, yaitubelum menguasai pengetahuan hisab,atau hisabnya sendiri belum memadai.Sebaliknya apabila illatnya sudahtidak ada, dalam arti pengetahuanhisab sudah banyak dikuasai, makaperintah rukyat dapat dilampauidengan memegangi hisab demimengatasi alam dan memungkinkanpembuatan Kalender Hijriyah Globalserta dapat menyusun penanggalanjauh ke depan.

Penerapan kaidah perubahan hukumyang berbunyi,

لا ینكر تغیر الاحكام بتغیر الازمان

Artinya : “Tidak diingkari perubahanhukum karena perubahan zaman.”

Sesuai dengan kaidah inihukum dapat berubah. Hukum itu bisa

Page 10: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

10

berubah apabila dipenuhi empatsyarat, dan syarat-syarat perubahanhukum dalam kasus rukyat sudahdipenuhi, dan karenanya perubahandari penggunaan rukyat kepadapenggunaan hisab itu sah secara syar’iuntuk dilakukan. Kalender HijriyahGlobal adalah kalender yangmenjadikan bumi menjadi satukesatuan, dimana awal bulan hijriyahdi seluruh dunia dimulai secaraserentak dengan hari yang sama.Prinsip fiqh selanjutnya yang menjadisandaran konsep ini adalah kesatuanmathla’ (ijtihad al-mathali’). Kalenderputuskan muktamar di Turki ini adalahkalender yang menganut prinsip “satu

hari satu tanggal di seluruh dunia”. Halini sudah sesuai dengan pendapatJumhur Ulama Mazhab Hanafi, Malikidan Hanbali. Mereka berpendapatbahwa rukyah di suatu negeri berlakuuntuk seluruh kaum muslimin dinegeri-negeri yang lain, sehinggaadanya perbedaan mathla’ (ikhtilaf al-matali’) tidak memiliki pengaruhapapun terhadap penentuan masuknyabulan baru hijriyah. Pendapat iniberdasarkan pada keumuman hadistentang perintah puasa. Hadis yangmemerintahkan untuk memulai puasaditujukan untuk seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia. Jika adakesaksian hilal dapat dirukyah di satutempat, maka kesaksian itudiberlakukan untuk seluruh umat Islamdi dunia tanpa membedakan perbedaannegara dan wilayah. Perlu dicatatbahwa para ulama ini mengemukakanpendapatnya pada zaman dimana ilmufalak (astronomi) belum mencapaikemajuan seperti yang dicapainya padazaman sekarang di satu sisi. Pada sisilain tidak semua ulama ini menguasaiilmu falak secara cukup, kecuali IbnTaimiyah yang memiliki wawasan luasmengenai ilmu ini.

D. Implementasi KalenderHijriyah GlobalImplementasi Kalender

Hijriyah Global menimbulkan pro dankontra khususnya di Indonesia.Mereka yang kontra beranggapanKalender Hijriyah Global berpotensimerenggut kedudukan hilal dari unsurlokalitas. Dengan kata lain mengambilcontoh di Indonesia, dapat terjadisituasi dimana awal bulan qamariyahmenurut Kalender Hijriyah Globalberlangsung meski bulan masih adadibawah ufuk. Hal tersebut dapatdilihat dalam contoh berikut :15

15 Muh. Ma’rufin Sudibyo, Bulan Sabit TidakDi Kaki Langit : Beberapa PertanyaanTentang (Usulan) Kalender HijriyahPersatuan Internasional, Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional KalenderIslam Global (Pasca Muktamar Turki 2016),Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,3-4 Agustus 2016.

Page 11: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

11

Table contoh implementasi Kalender Hijriyah Global untuk tahun 2016 M dankedudukan bulan di Indonesia.

Tahun & Bulan Waktu Hilal PertamaKali Terlihat (GMT)

Awal BulanKalender Hijriyah

GlobalPosisi Bulandi Indonesia

1437

Rab.Tsani 10.01.2016 14:22 11.01.2016 Senin Atas

Jum.Ula 09.02.2016 04:28 10.02.2016 Rabu Atas

Jum.Akhir 09.03.2016 15:38 10.03.2016 Kamis Atas

Rajab 07.04.2016 23:55 08.04.2016 Jumat Bawah

Sya'ban 07.05.2016 06:36 08.05.2016 Minggu Atas

Ramadhan 05.06.2016 13:52 06.06.2016 Senin Atas

Syawwal 04.07.2016 23:35 05.07.2016 Selasa Bawah

Zulqa'dah 03.08.2016 11:50 04.08.2016 Kamis Atas

Dzulhijjah 02.09.2016 01:38 03.09.2016 Sabtu Atas

1438

Muharram 01.10.2016 16:22 02.10.2016 Minggu Atas

Shafar 31.10.2016 08:12 01.11.2016 Selasa Atas

Rab.Awal 30.11.2016 02:07 30.11.2016 Rabu Atas

Rab.Tsani 29.12.2016 21:49 30.12.2016 Jumat Atas/Bawah

Terlihat bahwa sepanjangtahun 2016 M ada tiga kesempatandimana bulan masih berada di bawahufuk namun berikutnya sudah masukawal bulan qamariyah. Masing-masingpada awal Rajab 1437 H, awalSyawwal 1437 H dan awal Rab. Tsani1438 H. Pada awal Rab. Tsani 1438H, posisi bulan di Indonesia sudahberada di atas ufuk hanya untukkawasan Indonesia bagian barat.Sementara kawasan bagian timurtidak. Hal yang paling menyedotperhatian adalah awal Syawwal karena

aspek ibadahnya, yakni hari raya IdulFitri. Dalam konteks ini, KalenderHijriyah Global lebih berpotensimenjadi kalender sipil (muamalah)dibanding ibadah.

Problem terpelik dalamKalender Hijriyah Global ini terletakpada bagaimana mengakomodirpersoalan-persoalan fiqh yang selamaini telah berjalan. Yakni pada masalahzakat fitrah dan masalah terlihatnyahilal. Zakat fitrah merupakan zakatyang wajib ditunaikan oleh setiapMuslim dengan mengacu waqt al-

Page 12: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

12

wujub, yakni garis waktudibebankannya kewajiban berzakat.Patokan wajib tidaknya seorangMuslim mengeluarkan ataudikeluarkan zakat fitrahnya adalahsaat ghurub (terbenamnya matahari) dihari terakhir bulan Ramadhan.Mayoritas ulama fiqh dari tiga mazhab(kecuali mazhab Hanafi) berpendapatdemikian. Muslim yang meninggaldunia setelah ghurub masih memilikikewajiban dikeluarkan zakat fitrahnya.Sementara bila meninggalnya sebelumghurub tidaklah demikian. Sebaliknyabayi yang lahir setelah ghurub tidakmengemban kewajiban zakat fitrah.Inilah salah satu alasan ghurubdijadikan patokan pergantian haridalam kalender hijriyah.

Kalender Hijriyah Globalmengambil pergantian hari sangatberbeda. Ia sepenuhnya mengadopsiprinsip kalender masehi, yakni padapukul 00:00 waktu setempat. Dengandemikian apabila besok hari adalahSyawwal, maka menurut KalenderHijriyah Global selang waktu di antaraghurub hingga pukul 00:00 setempatmasih terkategori sebagai hari terakhirRamadhan. Belum menjadi bagiandari 1 Syawwal. Hal ini menimbulkanproblem dalam waqt al-wujub.

Di sisi lain, mengadopsisepenuhnya prinsip pergantian harikalender masehi menjadi hari hijriyahjuga mengesankan adanya rasainferior (rendah diri) terkait kalender.Saat ini kalender masehi menjadikalender terpopuler. Harus di garisbawahi bahwa prinsip kalender masehiyang kita lihat pada saat ini barudibakukan dalam waktu seabadterakhir. Tepatnya pada KonferensiMeridian Internasional 1884. Sebelum

itu prinsip pergantian kalender masehiadalah pada tengah hari pukul 12:00setempat, sebagai pendekatan dariperistiwa transit matahari yangmenandai saat tengah hari. Sementaraprinsip pergantian hari hijriyahsemenjak masa Umar bin Khatabhingga kini tak berubah, yakni padasaat ghurub (terbenamnya matahari),kecuali mazhab Hanafi yangberpendapat pada saat fajar. Jadimengapa kalender yang lebih tuadengan akar sejarah nan panjangjustru diusulkan untuk ‘tunduk’kepada kalender yang lebih muda.16

Kalender Hijriyah Global jugaberpotensi menjumpai masalah dalamranah yang sama meskipun misalnyaposisi bulan di segenap permukaanbumi telah berada di atas ufuk padasaat ghurub setempat. Pokokpermasalahannya ada pada kata butirkedua keputusan Kalender HijriyahGlobal, yang bunyinya “Apabilaterjadi imkanur rukyat di belahanbumi maupun di muka bumi sebelumjam 12:00 malam (00:00 GMT/07:00WIB) dengan ketentuan sudut elongasibulan-matahari pasca gurub beradapada posisi minimal 80, dan tinggibulan di atas horizon pasca gurubminimal 50. Sebenarnya maksud darikata imkanur rukyat di kalimattersebut apakah menggunakan rukyatatau hisab ?. Jika yang dimaksud

16 Wawancara dengan Muh. Ma’rufinSudibyo, pada hari Kamis tanggal 04 Agustus2016, pukul 21.00 WIB, beliau merupakansalah satu pemateri pada Seminar NasionalKalender Islam Global (Pasca MuktamarTurki 2016), yang dilaksanakan di kampusUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara,pada tanggal 03-04 Agustus 2016, beliau aktifdi Lembaga Pengkajian dan PengembanganIlmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia (RHI).

Page 13: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

13

adalah rukyat hilal, maka dalampraktiknya untuk kasus Idul Fitri 1437H di Indonesia, kita harus menunggulebih dari 12 jam lamanya sebelummendapatkan informasi apakah hilalsudah terlihat apa belum. Sebab padaSenin 04 Juli 2016 M, hilal berada dibenua Amerika bagian selatan.Menunggu hingga 12 jam lebih untukmemastikan Idul Fitri atau tidak. Halitu jelas terlalu lama dan malahmenimbulkan persoalan tersendiri.Sementara jika yang dimaksud adalahhisab, hanya benua Amerika bagianselatan yang telah memenuhipersyaratan Kalender Hijriyah Global.Tetapi penggunaan hisab semata jugatetap akan mendatangkan problemamengingat sebagian umat Islam saatini tetap memedomani penggunaanrukyat hilal sebagai penentuan awalRamadhan dan dua hari raya.

Hasil kongres unifikasiKalender Islam di Istanbul, Turki 28-30 Mei 2016 lalu sebetulnya telahmenawarkan solusi yang cantik ataskemelut umat Islam yang selaluberbeda dalam mengawali Ramadhan,Syawwal, dan Dzulhijjah. Karenakesepakatan yang hanya diambilsekitar sebulan sebelum Idul Fitri1437H ini mungkin masihmemerlukan sosialisasi yang lebihbaik. Sebagai hasilnya, masih terdapatperbedaan dalam mengahiriRamadhan 1437 H yang lalu. Negara-negara yang merayakan Idul Fitri1437 H terbagi ke dalam empatkelompok.17

17 Tono Saksono, Dogma Visibilitas Hilal danKemelut Kalender Islam, Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional KalenderIslam Global (Pasca Muktamar Turki 2016),Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,3-4 Agustus 2016.

1. Mengikuti Kalender UnifikasiTurki ber-Idul Fitri pada 5 Juli 2016sebanyak 22 negara.2. Melakukan hisab atau rukyatulhilal sendiri dan ber-Idul Fitri pada 6Juli 2016 sebanyak 40 negara.3. Mengikuti Saudi Arabia danber-Idul Fitri pada 6 Juli 2016sebanyak 43 negara.4. Melakukan rukyatul hilal danber-Idul Fitri pada 7 Juli 2016sebanyak 2 negara.

Indonesia masuk dalamKelompok 2 yang ber-Idul Fitri pada 6Juli 2016. Pada kesempatan kali iniakan dicoba membuktikan bahwapenolakan gagasan Kalender HijriyahGlobal seperti yang dihasilkanKongres Turki adalah akibat dogmavisibilitas hilal yang misleading.Dogma inilah yang telahmengakibatkan kemelut pada kalenderIslam yang telah berlangsung ratusantahun. Pada kesempatan kali ini jugaakan dibuktikan bahwa penolakangagasan Kalender Hijriyah Globalsebetulnya adalah penolakan padafirman Allah yang sudah sangat jelastercantum pada surat Ya Sin ayat 39,yaitu :

Artinya : “Dan telah Kami tetapkanbagi bulan manzilah-manzilah,sehingga (setelah Dia sampai kemanzilah yang terakhir) KembalilahDia sebagai bentuk tandan yang tua.”Kita dapat melakukan rekapitulasihilal yang telah Allah anugerahkan,dan hilal yang dituntut oleh umatIslam sehingga harus melakukanistikmal akibat dogma visibilitas hilal.Tabel 4 menunjukkan informasi hilalyang telah Allah anugerahkan padaumat Islam di kota Canberra, Jakartadan Mekah. Karena kota-kota inimenolak untuk mengawali Syawwal

Page 14: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

14

1437H pada 5 Juli 2016 danmelakukan istikmal, maka padadasarnya umat Islam di atas menuntut

agar jatah keberadaan hilaldiperpanjang seperti yang ditunjukkanpada Tabel-4.

Tabel 4 : Rekapitulasi umur hilal yang dianugerahkan (Allah) dan yang dituntut

KotaGranted WaxingCrescent (Hours)

Demanded WaxingCrescent (Hours)

Canberra, Australia 19 43

Jakarta, Indonesia 23 47

Mekah, Arab Saudi 28 52

Silahkan direnungkan apakahbetul tuntutan tersebut masuk akal ?.Tuntutan seperti itu jelas terlaluberlebihan dan merupakan bentukkeserakahan akibat dogma visibilitashilal yang misleading. Umat Islam diCanberra menuntut agar keberadaanhilal 43 jam, umat Islam di Jakartamenuntut keberadaan hilal selama 47jam, di Mekah menuntut keberadaanhilal selama 52 jam (lihat Tabel-4).Akibatnya, kacau balaulah kalender

Islam. Logika saintifik yangmendasari pembangunan KalenderIslam jadi diacak-acak akibat dogmavisibilitas hilal ini.Pembagian zona waktu dunia menurutkesepakatan internasional seperti padagambar dibawah ini. Jakarta beradapada zona waktu GMT+7. SementaraKuala Lumpur ada pada zona waktuGMT+8, dan Quito (Ecuador) beradapada zona waktu GMT-5.

Gambar 4 : Pembagian zona waktu dunia

Page 15: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

15

Karena Jakarta berada 12 jamdi depan Quito, maka saat di Jakartatepat jam 11.00 siang tanggal 1 Juli,misalnya, di saat yang sama di Quitobaru tepat jam 23:00 tanggal 30 Juni.Untuk waktu ibadah tentu saja agaksedikit berbeda. Perbedaanya tidakakan tepat 12 jam karena posisikemiringan orbit bulan terhadapEkliptika, koordinat (lintang, bujur)kota yang harus diperhitungkan. Saatorang Islam di Jakarta sholat maghribjam 17:50 pada 1 Juli 2016, di Quitoyang tepat 12 jam di belakang Jakartabaru jam 5:30 pagi tanggal 1 Juli2016. Sedangkan maghrib pada 1 Juli2016 di Quito baru akan terjadi padajam 18:21. Sekitar 12 jam 51 menitkemudian. Jadi, itulah gambaranumumnya. Muslim di Jakarta danKuala Lumpur selalu akan melakukanibadah sekitar 12 jam lebih awaldaripada Muslim yang tinggal diQuito.Jadi, jika Muslim di Jakarta, KualaLumpur, dan Quito kita anggap hanyamelakukan ibadah sholat wajib limawaktu saja, maka selama satu tahunhijriyah, Muslim di Jakarta dan KualaLumpur akan melakukan sholat 1,775kali dan selalu lebih dulu sekitar 12jam daripada saudaranya, umat Islamdi Quito. Jika kita memperhitungkanjuga ibadah-ibadah sunnah (rawatib,qiyamullail, dhuha), maka dalam satutahun akan lebih dari 4,000 kali umatIslam di Jakarta dan Kuala Lumpurmelakukan ibadah lebih dulu sekitar12 jam daripada umat Islam di Quito.Namun apa yang terjadi dengan IdulFitri 1437H yang lalu. Umat IslamJakarta dan Kuala Lumpur justrumelakukan sholat Idul Fitrinya 12 jamlebih lambat dari Muslim di Quito.Jangan lupa bahwa ini terus berlanjutuntuk sekitar sebulan. Selama sebulanitu, umat Islam di Jakarta dan KualaLumpur akan sholat justru sekitar 12jam lebih lambat dari saudara merekadi Quito. Baru pada tanggal 3 Agustus

2016, dengan tiba-tiba umat Islam diJakarta dan Kuala Lumpur sholatmaghribnya berubah lagi menjadinormal. Mereka akan sholat maghrib12 jam lebih awal lagi daripadasaudaranya Muslim di Quito. Inisemua adalah kekacauan dalamkalender Islam akibat dogmavisibilitas hilal yang sangatmenyesatkan.

D. PenutupKalender Hijriyah Global

merupakan satu-satunya solusi untukmengatasi masalah umat Islam yangselalu berbeda dalam mengawaliRamadhan, Syawwal dan Dzulhijjah.Memang kriteria yang digunakanmasih belum sempurna danmemerlukan perbaikan agar lebihsederhana, kaidah dan rumusanKalender Hijriyah Global ini jugamasih terdapat sejumlah problematika.Sebagai umat Islam harus yakin danoptimis bahwa awal bulan qamariyah,termasuk bulan-bulan ibadah, dansecara keseluruhan sistempenanggalan Islam dapat disatukan,karena dengan sikap optimisme akanmembuka jalan untuk mencari solusi.Optimisme ini di dasarkan kepadasuatu falsafah dasar yang diajarkanNabi Muhammad Saw bahwa “Setiapada penyakit pasti ada obatnya,apabila ditemukan obat penyakit yangtepat, maka penyakit itu akan sembuhdengan izin Allah.” (HR. Muslim, An-Nasa’i, Ahmad dan Al-Baihaqi). Iniartinya bahwa setiap ada problemtentu ada jalan keluar danpemecahannya, terutama pula halnyadengan awal bulan qamariyah.

Dibutuhkan sebuah“kesepakatan bersama” untukmembuat sebuah kalender hijriyahyang dapat diberlakukan di duniakhususnya Indonesia yang memilikikekuatan yang memaksa pada seluruhatau sebagian besar umat Islam di

Page 16: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

16

dunia khususnya di Indonesia.Kesepakatan tersebut harus didasarkanpada pertimbangan-pertimbanganilmiah dan normatif sehinggakesepakatan bersama tersebut bukansekedar kesepakatan yang didasarkanpada pertimbangan politis, akan tetapijuga memiliki landasan ilmiah. Di sisilain, Kalender Hijriyah Global patutdiapresiasi sebagai upaya membentukkalender tunggal di antara umat Islamdi seluruh dunia. Kajian lebih lanjutdan pencarian solusi terhadappersoalan yang mengemuka akanmembuat Kalender Hijriyah Globalmenjadi lebih kokoh pondasinya dandapat diterima oleh seluruh umatIslam di dunia khususnya Indonesia.

Daftar Pustaka

Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari (Beirut :Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah), 1425/2004,h. 346, Hadis no. 1909 : Muslim ,Sahih Muslim (Beirut : Dar al-Fikr liat-Tiba’ah wa an-Nasyr wa at-Tauzi’,1412/1992), I : 482, Hadis no. 18(1081) dan 19 (1081).Anwar, Syamsul, PenyatuanKalenderIslam Dan Keputusan Istambul : ApaSesudahnya?,Makalah Temu AhliFalak Muhammadiyah : Respon AtasHasil Kongres Penyatuan KalenderHijriyah Internasional Di Turki”(Jum’at-Sabtu, 17-18 Juni 2016/12-13Ramadan 1437 H,diselenggarakanoleh IARNUHAMKA Jakarta).Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi,KALENDER ISLAM : Lokal keGlobal, Problem dan Prospek,(Medan : OIF UMSU), cet. I, 2016.Keputusan dan Rekomendasi “TemuPakar II untuk Pengkajian PerumusanKalender Islam”, butir kedua padadraf awal butir ini merupakan butirpertama, kemudian setelah itu olehTim Perumus diperbaiki menjadi butirkedua.

Raharto, Moedji, ”Kalender Islam :Sebuah Kebutuhan dan Harapan”,Makalah disampaikan pada SeminarNasional: Mencari Solusi KriteriaVisibilitas Hilal dan PenyatuanKalender Islam dalam Perspektif Sainsdan Syariah,Komite PenyatuanPenanggalan Islam (KPPI) SalmanITB Sabtu, 19 Desember 2009 diKompleks Observatorium Bosscha,Lembang.Rida dkk, Hisab Bulan Qamariah :Tinjauan Syar’I tentang PenetapanAwal Ramadhan, Syawwal danDDDzulhijjah, alih bahasa SyamsulAnwar, edisi ke-3, (Yogyakarta :Suara Muhammadiyah), 2012, Rida,Penetapan Bulan Ramadhan danPembahasan tentang PenggunaanHisab, h. 87-93, Az-Zarqa’, TentangPenentuan Hilal dengan Hisab padaZaman Sekarang, h. 95-123, al-Qardhawi . Rukyat Hilal untukMenentukan Bulan.Saksono, Tono, Mengompromikan

His Hisab Rukyat, (Jakarta : AmythasPub licita), 200 7.

____________, MengagasTerbentuknya Islamic CalenderResearch Network. Pada SeminarKalender Islam Internasional di Gd.Pascasarjana UMSU : Medan, 27Sya’ban 1436 H, pukul 13.30 WIB._____________, Dogma VisibilitasHilal dan Kemelut Kalender Islam,Makalah disampaikan pada SeminarNasional Kalender Islam Global(Pasca Muktamar Turki 2016),Universitas Muhammadiyah SumateraUtara, 3-4 Agustus 2016.Sudibyo, Muh. Ma’rufin, Bulan SabitTidak Di Kaki Langit : BeberapaPertanyaan Tentang (Usulan)Kalender Hijriyah PersatuanInternasional, Makalah disampaikanpada Seminar Nasional KalenderIslam Global (Pasca Muktamar Turki2016), Universitas MuhammadiyahSumatera Utara, 3-4 Agustus 2016.

Page 17: Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih

17

Syakir, Awa’il asy-Syuhur al-‘Arabiyyah, (Kairo : Maktabah IbnTaimiyah), 1407 H, cet ke-2.Syaraf al-Qudah, “Isbat asy-Syahr al-Qamari baina al-Hadis an-Nabawi wa

al-‘Ilm al-Hadis,” makalah disajikandalam Mu’tamar al-Imarat al-Falakial-Awwal (Muktamar AstronomiPertama Emirat), 13-14 Desember2006.