personal hygiene.docx

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, dan kuku. Ketika seseorang sakit, aka sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas dan mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Perbedaan budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar rutin. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar dari personal hygiene? 2. Apa tujuan dari perawatan personal hygiene? 3. Apa saja macam-macam personal hygiene? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene? 5. Bagaimana upaya mencegah gangguan personal hygiene? 1

Transcript of personal hygiene.docx

Page 1: personal hygiene.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Higiene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut,

rambut, mata, telinga, dan kuku. Ketika seseorang sakit, aka sulit memikirkan tentang mandi

atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas dan mengatasi nyeri tampak lebih

penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri

mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa

yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Perbedaan

budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan

masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin

lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan

pribadinya daripada melakukan standar rutin.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dari personal hygiene?

2. Apa tujuan dari perawatan personal hygiene?

3. Apa saja macam-macam personal hygiene?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene?

5. Bagaimana upaya mencegah gangguan personal hygiene?

6. Asuhan keperawatan apa yang bisa dilakukan pada klien dengan masalah perawatan

hygiene?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan mengetahui dan memahami konsep dasar dari personal

hygiene, tujuan dari perawatan personal hygiene, macam-macam personal hygiene, faktor-

faktor yang mempengaruhi personal hygiene, upaya mencegah gangguan personal hygiene,

dan asuhan keperawatan yang bisa dilakukan pada klien dengan masalah perawatan hygiene

agar nantinya dapat diterapkan pada diri sendiri, klien/masyarakat, dan keluarga.

1

Page 2: personal hygiene.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan

hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan garis

pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit

menerima rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman patogen ke dalam

tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit,

gangguan, atau kelainan yang mungkin muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan

menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseorang terlihat cantik dan

ganteng.

B. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memeliharara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Pencegahan penyakit

5. Meningkatkan percaya diri seseorang

6. Menciptakan keindahan

C. Macam-Macam Personal Hygiene

1. Perawatan kulit kepala dan rambut

2. Perawatan mata

3. Perawatan hidung

4. Perawatan telinga

5. Perawatan kuku kaki dan tangan

6. Perawatan genetalia

2

Page 3: personal hygiene.docx

7. Perawatan kulit seluruh tubuh

8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

a. Mandi

Kesehatan kulit adalah penting. Kulit melindungi jaringan dari cedera dengan mencegah

kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh. Ketika kulit tergores atau luka,

mikroorganisme dapat masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika kulit kering atau

bersisik, kulit dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal lain, akan mudah

untuk menggores kulit. Dengan demikian penting untuk selalu memeriksa kulit pasien.

Menghindari cedera kulit dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin, melalui nutrisi,

losion dan yang paling penting adalah mandi. Mandi menghilangkan mikroorganisme

dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah

ke kulit dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar.

Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering,

mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah

kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien

berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Sediakan kursi di kamar mandi,

pada kasus pasien perlu duduk dan istirahat. Perawat atau anggota keluarga harus ada

untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan, bila perlu, atau mengganti

pakaian bersih setelah mandi.

Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur. Kadang mereka memerlukan bantuan

dari perawat atau anggota keluarga, sebagai contoh, untuk memandikan bagian punggung

atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota

keluarga memandikan mereka di tempat tidur. Sebelum memulai mandi di tempat tidur,

coba untuk menghindari aliran udara dengan menutup pintu dan jendela, bila perlu, dan

melakukan semua yang dapat Anda berikan untuk privasi klien. Siapkan sebaskom air

hangat, sabun, satu waslap untuk mandi dan satu untuk membilas, selimut mandi atau

seprai dan dua handuk, jika ada, satu untuk mengeringkan pasien dan yang lain menutup

bagian tubuh saat Anda memandikan. Anda harus mengganti air mandi sedikitnya sekali

dan lebih baik dua kali bila air cukup tersedia.

3

Page 4: personal hygiene.docx

b. Perawatan Mulut

Perawatan mulut yang baik memerlukan dua kali sikat gigi sehari, masase gusi dan

pembilasan mulut. Pasien di rumah sakit mungkin mampu bangun dan menyikat gigi

mereka dan mencuci mulut mereka. Bila perawat membawa sikat gigi dan sebaskom air,

pasien dapat duduk di tempat tidur dan menyikat gigi mereka diatasnya. Namun, pasien

kadang terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut mereka; sebagai akibatnya,

mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi atau menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini

dapat meningkat akibat penyakit atau oleh medikasi yang digunakan pasien.

Perawat perlu memeriksa mulut pasien setiap hari dan membantu pasien tersebut untuk

merawat mulut atau melakukan perawatan mulut untuk pasien. Biasanya perawatan mulut

harus dilakukan setiap hari. Bergantung pada kondisi mulut pasien, perawatan ini

mungkin diperlukan lebih sering.

Melakukan perawatan mulut dengan sering adalah penting terutama untuk pasien yang

puasa. Saat Anda melakukan perawatan mulut, selalu perhatikan adanya perdarahan atau

ulserasi dan tanyakan pasien tentang adanya nyeri. Tipe perawatan mulut yang diberikan

perawat akan bergantung pada bahan yang tersedia. Bila mungkin, gigi dan gusi harus

disikat dengan perlahan memakai sikat halus. Bila tidak tersedia sikat gigi, pasien dapat

mengunyah serat-serat pada ujung batang, dengan menggakannya sebagai sikat, atau

Anda dapat membungkuskan kain handuk atau kasa pada ujung batang atau jari Anda dan

gunakan sebagai sikat gigi. Pasta gigi membantu tetaoi tidak perlu.

Anda dapat membuat bubuk gigi dengan mencampur garam dan bikarbonat soda dalam

jumlah yang sama. Untuk membuatnya lengket, basahi sikat sebelum menempatkannya

dalam bubuk. Bila pasien menggunakan gigi palsu dan mereka tidak dapat

membersihkannya, minta mereka untuk melepaskan gigi tersebut setiap malam. Sikatlah

gigi palsu dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi atau bubuk pembersih gigi yang

telah Anda buat, bilas, dan tempatkan dalam wadan dan letakkan di meja tempat tidur

pasien.

Bahkan membantu individu membersihkan mulut mereka dengan larutan garam atau air

bersih akan membantu mencegah mukosa kering dan infeksi serta membuat pasien

merasa lebih nyaman. Bila membrane mulut tampak kering atau kotor, berikan minyak

4

Page 5: personal hygiene.docx

dan jus lemon, jika tersedia, pada sebuah bantalan kasa atau kain bersih, dan usapkan

pada membrane. Sedikit minyak pada bibir akan membantu mencegah kekeringan dan

bibir pecah-pecah yang sering menimbulkan rasa sakit.

c. Perawatan Mulut untuk Pasien Tidak Sadar

Perawatan mulut penting terutama untuk pasien tidak sadar. Tindakan kewaspadaan

khusus perlu dilakukan.

1) Jika mungkin, posisikan pasien miring, mendekati tepi tempat tidur.

2) Cuci tangan Anda.

3) Tempatkan baskom kecil dibawah dagu pasien dengan haduk di bawah untuk

menyerap tetesan air.

4) Buka mulut pasien secara perlahan dengan spatel lidah atau alat lain, seperti

sendok.

5) Bersihkan gigi dan membrane, kemudian bilas mulut dengan menyemprotkan

sedikit air ke dalam mulut dengan spuit. Atau gunakan bantalan kasa kain atau

kain yang dilembapkan untuk membilas mulut.

6) Bila anda menyemprotkan air kedalam mulut pasien, yakinkan bahwa air tersebut

mengalir keluar dari samping mulu atau isap mulut untuk mengeluarkan air

tersebut. Cairan yang tertinggal di mulut dapat menyebabkan pasien tersedak. Air

ini dapat terhidup ke dalam paru dan menyebabkan pneumonia.

7) Setelah membersihkan mulut pasien, cuci tangan Anda.

d. Perawatan Rambut

Rambut perlu disisir atau disikat setiap hari untuk tetap sehat. Banyak pasien mampu

bangun dari tempat tidur dan menyisir rambut mereka, atau menyisirnya di tempat

tidur. Bila pasien tidak dapat menyisir atau menyikat rambutnya, perawat atau

anggota keluarga perlu melakukannya, sedikitnya sekali sehari.

Pencucian rambut umumnya bergantung pada berminyaknya rambut dan kebiasaan

pasien. Pasien yang lama di rumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut. Pasien

yang mampu mandi sendiri dapat juga mencuci rambut mereka. Pasien lain mungkin

mampu duduk di kursi di depan bak cuci. Perawat atau kerabat pasien kemudian

dapat mencucikan rambut mereka.

5

Page 6: personal hygiene.docx

Beberapa pasien tidak mampu bangun atau mencuci rambut sehingga perawat perlu

melakukannya di tempat tidur. Minta pasien untuk bergerak mendekati tepi tempat

tidur, dan sediakan sampo dan dua baskom air. Tempatkan satu handuk di bawah

kepala dan bahu pasien untuk mencegah tempat tidur basah. Basahi rambut, berikan

sampo dan cuci, masase kulit kepala dengan jari-jemari Anda. Kemudian bilas

rambut, keringkan dengan handuk bersih, dan sisir untuk mencegah kekusutan.

e. Mencukur Pasien Pria

Biasanya pasien pria yang terlalu lemah untuk mencukur wajah mereka akan merasa

lebih nyaman bila Anda atau anggota keluarganya melakukan hal ini ketika

dibutuhkan.

1) Untuk mencegah infeksi, paling baik menggunakan satu alat pencukur untuk

setiap pasien. Bila keluarga pasien dapat menyediakan alat pencukur, minta

mereka untuk membawakannya.

2) Cuci tangan anda sebelum memulai pencukuran.

3) Lembapkan wajah pasien dengan waslap basah air hangat. Kemudian berikan

sabun atau losion pencukur pada satu sisi wajahnya.

4) Cukur dengan perlahan, ikuti arah rambut.

5) Sambil mencukur pasien, hati-hati mencukur bagian yang menonjol seperti dekat

mulut dan hidung. Area ini paling baik dicukur dengan tekanan pendek sambaing

dengan hati-hati meregangkan kulit agar mendatar dengan tangan kiri Anda.

6) Ketika Anda selesai, bilas wajah pasien dengan air hangat.

7) Cuci tangan Anda.

f. Perawatan Mata

Biasanya mata manusia tidak memerlukan perawatan khusus karena mata itu sendiri

secara kontinu dibersihkan oleh cairan di dalam mata, dan bulu mata serta kelopak

mata mencegah partikel masuk ke dalam mata. Namun, pasien yang mengalami

cedera atau pembedahan mata, pasien yang mengalami infeksi mata, atau pasien tidak

sadar memerlukan perawatan khusus terhadap mata. Pada infeksi atau cedera, mata

cenderung mengeluarkan rabas dan cairan yang dikeluarkan mungkin terakumulasi

dan mongering di bulu mata seperti krusta. Pasien tidak sadar tidak dapat

6

Page 7: personal hygiene.docx

mengedipkan mata dan mata mereka menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari mata

juga dapat terbentuk.

Bila awal merawat pasien, periksa kondisi mata dan bulu mata.

1. Lunakan dan bersihkan rabas yang telah mongering pada kelopak atau bulu mata,

dengan menggunakan bola kapas steril atau kain bersih yang dilembapkan dengan

air atau larutan salin. Usap dari bagian dalam kelopak mata ke arah luar.

2. Bila pasien tidak sadar dan tidak dapat mebutup kelopak mata atau berkedip, tetes

mata dapat digunakan untuk mempertahankan mata cukup basah. Atau memasang

tameng mata untuk melindungi mata.

3. Bila pasien menggunakan kacamata, bersihkan dengan hati-hati menggunakan air

hangat dan tisu atau kain lembut untuk menghindari goresan pada lensa. Bila

kacamata tidak digunakan, tempatkan di tempat yang aman agar tidak pecah.

g. Perawatan Telinga

Normalnya, telinga sangat sedikit memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan

serumen yang terlalu banyak, terlinganya perlu dibersihkan sehingga dokter atau

perawat dapat melihat bagian dalam telinga.

Ketika anda merawat pasien, periksa telinga untuk adanya rabas, pembentukan

serumen telinga, atau inflamasi. Usap telinga ke arah luar dengan waslap bersih dan

keluarkan kelebihan serumen. Biasanya Anda dapat menghilangkan serumen dengan

menarik daun telinga ke bawah. Jika serumen masih tidak bisa dikeluarkan, Anda

mungkin perlu melakukan irigasi saluran telinga.

Anda akan memerlukan larutan pengirigasi pada suhu ruang, wadah untuk larutan

tersebut, spuit atau pipet pengisap, basko kecil untuk menampung cairan, handuk, dan

bola kapas, jika tersedia.

1) Cuci tangan Anda

2) Isi spuit atau pipet pengisap dengan larutan pengirigasi, dan dengan perlahan tarik

daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinga sehingga

larutan dapat mengalir melalui seluruh saluran-saluran.

7

Page 8: personal hygiene.docx

3) Masukkan ujung spuit atau penghisap ke dalam telinga dan dengan sangat

perlahan arahkan ke dalam saluran. Biarkan cairan menetes ke luar dan

yakinkanlah spuit tidak menghalangi tetesan tersebut.

4) Bila Anda selesai, usap bagian luar telinga dan minta pasien memalingkan kepala

ke salah satu sisi dengan telinga ke bawah, sehingga seluruh larutan akan

mengalir ke luar. Tempatkan handuk di bawah telinga untuk mencegah tempat

tidur basah.

h. Perawatan Kuku

Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan dalam membersihkan atau memotong

kuku jari tangan dan kaki. Dengan menggunakan pemotong atau gunting kuku yang

tajam, potong kuku lurus menyilang dan kemudian gunakan kikir kuku, jika ada,

untuk menghaluskan tepi guntingan kuku. Bila Anda teah memotong semua kuku,

dengan perlahan bersihkan bagian bawahnya. Jika pasien mengalami diabetes atau

masalah sirkulasi, atau jari mengalami infeksi, Anda harus sangat hati-hati untuk

mencederai jaringan tersebut.

Apabila kuku jari kaki pasien tebal dan keras, Anda mungkin perlu merendam kaki di

baskom sebelum memotong kukunya. Periksa baik jari kaki maupun tangan apakah

ada tanda inflamasi.

i. Perawatan Tungkai dan Kaki

Selalu periksa tungkai bawah dan kaki pasien, khususnya pada pasien geriatric atau

pasien diabetes atau yang mengalami masalah sirkulasi. Pasien mungkin mengalami

sensasi dan sirkulasi yang buruk tetapi tidak mengetahuinya. Pasien kemungkinan

tidak mengetahui bahwa ia mengalami sakit atau luka pada kaki atau jari kakinya.

Perhatikan dan raba tungkai bawah dan kaki. Bila kulit tungkai bawah kecoklatan dan

tebal, atau bila kemerahan atau mengilap, pasien mungkin mengalami masalah

sirkulasi. Periksa adanya dan kekuatan denyut nadi pada kaki. Periksa warna dan suhu

kaki dan jari kaki. Periksa adanya pembengkakan kaki, pergelangan kaki, dan tungkai

bawah. Perhatikan antara jari kaki dan pada dasar kaki.

Bila ada luka atau ulkus, dapatkan program pengobatan. Kalus dapat dilunakkan

dengan merendam kaki dalam air hangat, kemudian memotong kalus tersebut. Bila

pasien mempunyai kulit kering, basahi kaki atau rendam dalam air hangat. Keringkan

8

Page 9: personal hygiene.docx

dengan seksama bagian di antara kaki. Berikan losion atau minyak, masase dengan

seksama. Jangan menggunakan losion di antara jari kaki.

Masase kaki setelah mandi atau merawat kaki dapat sangat merilekskan pasien.

Beritahu pasien bagaimana merawat adanya deformitas, luka, ulkus, atau sirkulasi

sensasi buruk pada kaki dan tungkai. Pasien atau anggota keluarga harus memeriksa

kaki setiap hari dan menjaga kaki tetap bersih dan kering. Ketika pasien pulang ke

rumah, ia tidak boleh bertelanjang kaki. Bila ada luka bakar, lepuh atau luka, pasien

atau harus diperiksa oleh petugas perawatan kesehatan.

j. Masase Punggung

Masase punggung adalah salah satu tindakan member kenyamanan yang dapat Anda

lakukan untuk pasien. Tindakan ini meredakan ketegangan, merilekskan pasien dan

meningkatkan sirkulasi. Karena efeknya pada sirkulasi, mesase punggung terutama

bermanfaat untuk mencegah luka tekan (dekubitas) pada pasien tirah baring.

Tindakan ini juga memungkinkan perawat untuk memeriksa kulit pasien dan melihat

area kemerahan yang kemudian dapat menjadi dekubitus. Bila kulit kemerahan,

masase dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Waktu terbaik untuk memberi

masase punggung adalah setelah mandi atau sebelum pasien tidur.

Lotion dapat digunakan untuk melembutkan kulit selama masase. Alkohol bersifat

menyegarkan, tetapi umumnya tidak dianjurkan karena alkohol mengeringkan kulit.

Pertama cuci tangan Anda. Kemudian tuangkan lotion ke tangan Anda dan hangatkan

dengan menggenggamnya selama beberapa detik sebelum memulai masase.

Sekarang, dengan menggunakan gerakan sirkular, masase bagian punggung bawah

pasien. Kemudian tekan ke arah atas dan masase area di atas belahan bahu kiri dan

kanan, sekali lagi dengan menggunakan gerakan sirkular. Kemudian tekan ke arah

bawah dan akhiri dengan menggunakan masase Krista illiaka, otot besar dari bokong

kanan dan kiri. Ulangi proses ini selama tiga sampai lima menit, dan kemudia

bersihkan lotion yang tersisa di kulit dengan handuk. Bila Anda memasase punggung,

periksa kulit untuk adanya kemerahan yang tidak hilang setelah dimasase. Area ini

harus diperhatikan karena dapat menjadi dekubitus.

9

Page 10: personal hygiene.docx

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat memengaruhi kebersihan diri misalnya

karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan anak terjadi

perubahan pola hygiene.

3. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,

alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan dan perkembangan individu

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes militus ia haris selalu

menjaga kebersihan kakinya.

Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut,

salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan itu penting dalam

meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit

kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.

5. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit

ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

6. Agama

Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari-

hari. Agama islam misalnya, umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan

karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu

untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup.

10

Page 11: personal hygiene.docx

7. Status kesehatan

Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan

perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu

akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.

8. Kebiasaan

Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk tertentu

dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan showers, sabun padat, sabun

cair, shampo, dll (Taylor,1989).

9. Cacat jasmani/mental bawaan

Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan

perawatan diri secara mandiri.

E. Upaya Mencegah Gangguan Personal Hygiene

1. Mempertahankan kulit sehat

2. Menghindari bahan penyebab

3. Mengamati perubahan kulit

4. Tidak melakukan terapi sendiri

F. Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Perawatan Hygiene

1. Pengkajian keperawatan

Riwayat keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang

dimiliki, serta faktor-faktor yang memengaruhi personal hygiene individu-baik

faktor pendukung maupun faktor pencetus.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atau

sampai bawah.

a. Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak

kusam? Apakah ditemukan kerontokan?

11

Page 12: personal hygiene.docx

b. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya

ketombe, kenotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

c. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada

kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

d. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,

perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-

tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.

e. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan

adanya lesi, tanda-tanda radang gudi/sariawan, kekeringan, atau pecah-

pecah.

f. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda

adanya karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi

palsu.

g. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen

atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.

h. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan

kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit

keriput, lesi, atau pruritus.

i. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan

adanya kelainan atau luka.

j. Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.

Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan

kondisi skrotum dan testisnya.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut NANDA (2003), Diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah

perawatan hygiene adalah defisit perawatan diri. Lebih lanjut, diagnosa tersebut terbagi

menjadi 4 (Kozier,2004), yaitu:

a. Defisit perawatan diri: mandi/hygiene

3. Rencana dan Implementasi keperawatan

12

Page 13: personal hygiene.docx

a. Defisit perawatan diri: mandi/hygiene

Yang berhubungan dengan:

Keadaan koma

Tidak berfungsinya atau hilangannya ekstremitas

Kelelahan dan nyeri pasca operasi

Nyeri

Intervensi umum:

Kaji faktor penyebab (mis, keterbatasan atau gangguan pada ekstremitas,

gangguan visual)

Beri kesempatan klien untuk mempelajari kembali atau beradaptasi

dengan aktivitas perawatan diri

Lakukan intervensi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk

mandi.

― Jaga suhu kamar mandi tetap hangat; cari suhu air yang disukai

individu

― Berikan privasi selama mandi

― Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan

― Observasi kondisi kulit selam mandi

― Letakkan seluruh peralatan di tempat yang mudah dijangkau

― Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh

peralatan di dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang

paling sesuai untuk klien

― Berikan pengamanan di kamar mandi (keset antislip, pegangan)

― Jika klien mampu secara fisik, anjurkan ia untuk menggunakan

bak mandi atau shower, tergantung apa yang digunakan di rumah

(klien harus berlatih di rumah sakit untuk persipan pulang

kerumah).

― Berikan peralatan adaptif sesuai kebutuhan (mis, spons dengan

tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi,

semprotan shower yang dapat dipegang, dll).

13

Page 14: personal hygiene.docx

― Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki

atau punting guna melihat intergritas kulit. Mandikan bagian

puntung dua kali sehari dan yakinkan bagian tersebut kering

sebelum dibungkus atau dipasangkan prosthesis.

― Berikan obat pereda nyeri yang bisa memengaruhi kemampuan

untuk mandi sendiri.

Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.

Rasional :

Ketidak mampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan

ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya kemampuan

merawat diri, harga diri akan meningkat (Maher et al, 1998).

14

Page 15: personal hygiene.docx

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah

penting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit.

Personal hygiene mencangkup perawatan kulit kepala dan rambut, perawatan mata, perawatan

hidung, perawatan telinga, perawatan kuku kaki dan tangan, perawatan genetalia, perawatan kulit

seluruh tubuh, dan perawatan tubuh secara keseluruhan.

15

Page 16: personal hygiene.docx

DAFTAR PUSTAKA

Esty Wahyuningsih.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta: EGC

Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Wahit Iqbal Mubarak.2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi dalam

Praktik.Jakarta: EGC

16