Persiapan Pkl
Transcript of Persiapan Pkl
PENYAKIT JANTUNG KORONER Penyakit akibat penyempitan atau penyum batan pembuluh darah koroner . Manifestasi klinik berupa acut miocard infark,
angina pectoris dan kematian mendadak FAKTOR RISIKO PJK YG TAK DPT DIUBAH
1. Hereditas/keturunan: anak yg orangtuanya menderita PJK akan lebih besar kemungkin-annya mendapat PJK 2. Laki-laki: perbandingan 1 L terhadap 7 P sebelum menopause, setelah menopause 1 L terhadap 1 P 3. Peningkatan umur: makin tua umur maka makin berlanjut proses aterosklerosis.
YG DPT DIUBAH 1. Merokok: pengaruh kejadian PJK tergantung pada rasio hazard merokok: jumlah rokok, jenis rokok, dan usia mulai
merokok. 2. Dislipidemia: risiko meningkat sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol LDL. 3. Hipertensi: meningkatkan beban jantung yg akan membuat dinding pembuluh darah menebal 4. Diabetes Melitus: yg tdk terkontrol dg baik meningkatkan risiko PJK.
FAKTOR RISIKO PELENGKAP 1. Aktivitas fisik kurang: olah raga aerobic dapat mengontrol kolesterol darah, diabetes dan tekanan darah. 2. Obesitas: berhubungan dengan PJK karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar lipid darah dan diabetes melitus 3. Stress: faktor risiko ini dpt mempengaruhi faktor risiko yg sdh ada, misalnya orang saat stress mulai merokok atau
merokok lebih banyak. DEFINISI BERISIKO RENDAH TERKENA PJK American College of Cardiology, Europen Heart Cardiology, dan Perki
1. Kolesterol total 160 –199 mg/dl 2. LDL kolesterol 100 – 129 mg/dl 3. HDL kolesterol 45 mg/dl pada laki-laki dan 55 mg/dl
pada wanita
4. Tekanan darah < 120/80 mmHg 5. Tidak merokok 6. Tidak menderita diabetes
RASIO TOTAL KOLESTEROL TERHDP HDL & RISIKO PJK Risiko Laki-laki Perempuan • Rendah 4,0 3,2 • Sedang 6,0 4,8 • Tinggi 6,9 5,5 • Amat tinggi > 6,9 > 5,5 • L, umur 45 th, total kolesterol 190 mg/dl (N), HDL 38 mg/dl (R), rasio 5 (N=4,2)
RASIO LDL TERHADAP HDL & RISIKO PJK W.P Castelli dari Framingham Heart Study Risiko Laki-laki Perempuan Rendah < 2,49 < 2,13 Menengah 2,49 – 3,19 2,13 – 2,74 Tinggi > 3,19 – 4,10 > 2,74 – 3,34 Amat tinggi > 4,92 > 4,38
PENCEGAHAN MENERAPKAN PARADIGMA SEHAT Seimbangkan gizi, kurangi makanan yg berle-mak, perbanyak sayur dan buah-buahan dan pilih ikan, tahu dan tempe sbg lauk. Enyahkan rokok, berhenti merokok bagi perokok, anak-anak dan remaja dilarang merokok, perbanyak kawasan bebas rokok Hindari dan atasi stress, dengan beragama dan berbudaya. Awasi tekanan darah, usahakan tetap normal. Teratur berolahraga, minimal jalan kaki setengah jam hampir setiap hari dalam seminggu. GEJALA PJK ANGINA PECTORIS
• Ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokard dg kemam-puan pblh drh koroner dlm menyediakan O2
• Nyeri dada timbul pd kegiatan fisik, emosi, spontan saat istirahat, sesudah makanan INFARK MIOKARD
• Kerusakan otot jantung karena tersumbatnya pembuluh darah koroner sementara. • Nyeri dada saat istira-hat, spt tertindih, tertekan, kadang spt tercekik
DIAGNOSIS PJK
1. Riwayat nyeri dada kiri 2. Perubahan Elektrokardiografi (EKG) 3. Peningkatan enzim jantung, seperti: CK: Creatinin Kinase CKMB: Creatinin Kinase Miocard Band LDH: Laktic DeHidrokinase GOT: Glutamic Oxalo Transaminase Troponin I
MANAJEMEN TERAPI PATOFISIOLOGI: suplai oksigen berkurang, menyebabkan perubahan metabolisme pada miokard dari aerob menjadi anaerob, shg produksi laktat bertambah, maka timbul nyeri dada & PH sel berkurang (asidosis) PRINSIP: menurunkan pemakaian oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen miokard PENATALAKSANAAN AMI SECARA HOLISTIK
• Aktifitas Bedrest total selama 12 jam pertama atau selama episode nyeri dada. • Diberikan obat-obatan untuk menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dan meningkatkan aliran darah miokard
dengan melebarkan pembuluh darah koroner • Terapi oksigen • Infus emergency • Diet: puasa pada 8 jam pertama setelah serangan, diteruskan diet jantung secara bertahap (konsistensi dan energi) • Monitoring balans cairan • Rehabilitasi jantung setelah 12 jam pertama bebas nyeri dada, dilakukan secara bertahap dimulai dari duduk (pasif, aktif,
berjuntai), jalan (disekitar t.t, diruang perawatan) • Tindakan PCI: membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara dipasang ring atau dibalon • Diet persiapan: pagi sbl tindakan diberi DJI
• Post PCI: Diet jantung secara bertahap, setiap waktu makan ditingkatkan dimulai dari DJ I • Tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG): operasi bedah pintas koroner. • Diet persiapan: puasa malam hari s.d pagi • Post CABG: pasien dirawat di ICU, dimulai dari stop makan minum (perenteral), kmd TETP (Cair, Lunak), Pasien dipindah
ke ICCU (Tim, Nasi) TETP sampai dengan pasien pulang & diteruskan selama 3 bulan, kemudian kembali ke diet rendah cholesterol
TUJUAN TERAPI DIET PADA POST AMI 1. Mendukung istirahat untuk menurunkan kerja jantung dengan menghindari makanan yang terlalu banyak & keras 2. Menghindari aritmia dengan menyajikan makanan sesuai suhu tubuh. 3. Menghindari konstipasi 4. Menormalkan kadar lipid 5. Menurunkan kebutuhan energi untuk mengunyah. 6. 6. Menurunkan kelebihan berat badan 7. 7. Mengidentifikasi faktor risiko dan menurunkannya apabila memungkinkan
REKOMENDASI DIET 1. Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total) berikan diet jantung bentuk cair. 2. Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna, rendah kolesterol dan lemak
jenuh. 3. Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas out of bed) atau pasien yg akan pulang diberikan makanan padat (nasi)
rendah kolesterol & lemak jenuh 4. Rendah kolesterol 250 mg/hari dan lemak dlm bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1 5. Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan, serat larut air, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. 6. Tingkatkan asupan bahan makanan yang mengandung flavonoid, seperti bawang, teh, apel, buah anggur dan tomat
(licopen) 7. Cukup calsium, magnesium dan kalium. 8. Kurangi asupan kuning telur, full cream milk, daging merah, lemak daging/ayam dan bakery. 9. Tingkatkan vitamin E bila perlu suplemen. 10. Tingkatkan bahan makanan sumber asam folat, riboflavin, vitamin B6 dan B12 jika kadar homocysteine tinggi dalam
serum (hiperhomocysteinemia) 11. Asupan vitamin C disarankan 2 – 3 kali RDA.
PENTAHAPAN DIET • Disesuaikan dengan kemampuan jantung, jika membaik maka diet ditingkatkan. • Diperlukan kolaborasi dengan dokter atau perawat • Dapat mengacu pada hasil EKG atau tahap mobilisasi jantung atau keluhan nyeri dada • Jika muncul keluhan nyeri dada maka diet dipertimbangkan untuk diturunkan kembali
STANDAR MAKANAN RS UNTUK DIET JANTUNG Diberikan secara bertahap: bentuk makanan dan kandungan zat gizi t.u. energi.
• Diet Jantung I, bentuk cair, kandungan energi hanya mencukupi kebutuhan basal. • Diet Jantung II, bentuk bubur nasi, kandungan energi sedikit diatas basal. • Diet jantung III, bentuk nasi tim, kandungan energi sudah memperhitungkan aktivitas ringan. • Diet Jantung IV, bentuk nasi, kandungan energi sudah memperhitungkan aktifitas sehari-hari.
• Kandungan protein DJ I – DJ IV sekitar 12% - 15% • Kandungan lemak DJ I – DJ IV sekitar 20% - 25%. • Kandungan kolesterol antara 250 mg
NCP PADA PJK
• ASESMEN A: Lila, SGA, IMT (recal BB & TB) B: profil lipid darah, enzim jantung C: onset nyeri dada, aktifitas fisik, tekanan darah D: riwayat pola makan, recal asupan 24 jam. (ditekankan pd asupan mkn tinggi energi, tinggi lemak, tinggi natrium, rendah serat)
• DIAGNOSIS GIZI • Pembatasan asupan energi berkaitan dengan gangguan suplai oksigen ke otot jantung ditandai dengan Peningkatan
enzim jantung, nyeri dada kiri. • INTERVENSI
• TUJUAN: - Memberikan makanan tanpa memperberat kerja jantung - Mencapai/menurunkan kadar lipid dalam batas normal
• MONEV • Asupan zat gizi: energi, protein, kolesterol • Fisik/klinis: nyeri dada, aktifitas fisik/ mobilisasi jantung • Antropometri: BB, lingkar pinggang, lingkar perut, lingkar panggul • Laboratorium: enzim jantung LDH
GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE) Ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dlm jml yg memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
3 macam gagal jantung: 1. Gagal jantung kiri
• Gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri • Curah jantung kiri menurun • Sistolik & diastolik meningkat, merupakan beban bagi atrium kiri untuk mengisi ventrikel kiri • Kenaikan tekanan di atrium kiri • Hambatan aliran darah dari vena pulmonal • Bendungan di paru-paru edema paru
2. Gagal jantung kanan • Gangguan pada daya pompa ventrikel kanan • Isi sekuncup ventrikel kanan menurun • Tekanan diastolik ventrikel kanan meningkat • Beban atrium kanan dalam mengisi ventrikel kanan, kenaikan tekanan di atrium kanan • Menyebabkan hambatan masuknya aliran darah dari vena cava superior, vena jugularis dan hepar, • Jika berlanjut timbul edema pada tungkai bawah dan asites.
3. Gagal jantung kanan & kiri/gagal jantung kongestif • Gangguan jantung kiri dan kanan secara ber samaan • Ditandai dengan adanya bendungan paru dan bendungan sistemik pada waktu bersamaan
TANDA & GEJALA G.J. KIRI
• Sesak nafas • Batuk kadang disertai darah • Edema paru akut
G.J. KANAN • Edema, asites • Hepatomegali • Hiponatremi & hipokalemi • Gangg gastrointestinal anoreksia, muntah,
kembung MANAJEMEN TERAPI
• Istirahat tirah baring • Pemberian oksigen • Obat diuretik oral maupun parenteral, sebaiknya diikuti dengan pemberian kalium • Diet Jantung, pembatasan natrium dan pembatasan asupan cairan. Bila ada edema paru-paru target balans cairan
negatif. Bila menggunakan mechanical ventilator asupan cairan dapat dinaikkan karena IWL meningkat. TUJUAN TERAPI DIET
• Memberikan makanan tanpa memperberat kerja otot jantung • Mencegah/mengurangi penimbunan cairan dalam tubuh • Mencegah/mengoreksi hipokalemia
PRINSIP/SYARAT DIET 1. Energi: BEE x F.A. x F.S.
F.A = 1,1 – 1,3 x BEE F.S = 1,1 – 1,2 x BEE
2. Protein: 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari, bila ada insuf renal protein 0,8 g/kgBB/hari 3. Cairan: CHF 0,5 ml per kcal (kebutuhan normal 1 ml per kcal), bila edema paru balans cairan negatif. 4. Vitamin, mineral & elektrolit
Vitamin: > RDA Natrium: 1500 – 2000 mg/hari
Kalium: 2000 – 6000 mg/hari Magnesium: 300 – 350 mg/hari
5. Bentuk makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dapat dimulai dari cair atau lunak 6. Porsi makanan diberikan kecil dan sering. 7. Bila diberikan NGT: pilih formula padat gizi & rendah lemak (1cc = minimal 1kcal), porsi/volume sedikit (sesuai
kemampuan absorbsi, dpt dilihat dari residu dlm lambung) & frekuensi pemberian sering (6 – 8 kali/hr) @ 150 -200 ml PEMBATASAN NATRIUM • MAKANAN YANG DIPANTANG: Makanan yang diawet dengan garam dapur seperti ikan/telur asin, asinan buah/sayur, sarden, kornet, krekers. • MAKANAN YANG DIBATASI: Garam dapur dan bumbu yang mengandung natrium seperti kecap, saus, petis, tauco, vetsin, kaldu instan dan soda kue GANGGUAN JANTUNG LAINNYA
A. HIPERTENSI KRITIS • Merupakan penyebab utama gagal jantung • Peningkatan tekanan darah yg mendadak dan berat > 250/140 mmHg dapat digolongkan menjadi hipertensi emergensi
dan urgensi • Terapi non farmakologis: Pembatasan Natrium, penurunan BB jika kegemukan. Bentuk makanan dimulai dari lunak.
B. SHOCK CARDIOGENIK • Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri dg penurunan sistolik < 80 mmHg pd pasien yg sebelumnya menderita
hipertensi. • Tanda & gejala: tekanan darah menurun, hipoksemia, perubahan suhu tubuh, perubahan tingkat kesadaran krn hipoksia
otak, edema paru,stres ulcer, mual, muntah dan keluaran urin < 20 ml/jam • Manajemen terapi: tirah baring, pemberian oksigen, farmakoterapi, keseimbangan kebutuhan cairan. • Pasca shock diberikan diet dimulai dari cair. • Px dg penurunan kesadaran diberikan NGT. • Px dg stres ulcer diberikan NGT dg volume sedikit dan diencerkan, energi cukup untuk memenuhi kebutuhan basal.
C. ENDOCARDITIS INFEKTIF • Dpt didahului penyakit jantung bawaan maupun penyakit jantung yg didapat, dpt disebabkan penyalahgunaan narkoba
secara intravena. • Merupakan peradangan pada katup dan permuka an endotel jantung oleh infeksi bakteri (strepto, stapilo, entero dan
pneumokokus). • Terapi: TETP, bentuk mkn sesuai suhu tubuh
KELAINAN JANTUNG PADA ANAK Kelainan Jantung Bawaan
• Atrial Septal Defect (ASD), • Ventricular Septal defect (VSD), menyebabkan pertumbuhan terhambat • Stenosis Pulmonalis, • Stenosis Aortae, pertumbuhan anak tetap normal
Kelainan Jantung Didapat • Gagal jantung • Miocarditis Difteri • Demam rematik (Streptokokus hemolitikus) • Rheumatic Heart Disease
TUJUAN TERAPI DIET • Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dg optimal tanpa memberatkan kerja jantung • Mengurangi/mencegah retensi air/garam • Menyiapkan kondisi anak dg kelainan jan- tung bawaan untuk tindakan pembedahan.
PRINSIP/SYARAT DIET • Kebutuhan energi sesuai umur, antara 150 – 180 kcal/kgBB. Bila asupan energi < 120 kcal/kgBB, akan terjadi defisiensi
folat, B12 Cu, Zn dan vitamin D • Protein 3-4 g/kgBB untuk pembentukan otot jantung. Pada gagal jantung 1-2 g/kgBB untuk meringankan beban ginjal • Lemak sedang • Natrium dan cairan dibatasi • Makanan mudah dicerna • Bentuk makanan dapat dimulai dari cair atau lunak
POST OPERASI ASD/VSD • Diberi diet TETP • Bentuk makanan bertahap dimulai dari cair, saring, lunak dan nasi. • Untuk memperbaiki kadar Hb dan albumin dianjurkan konsumsi makanan yang banyak mengandung Fe dan albumin. • Setiap hari dianjurkan mengkonsumsi ikan t.u yang mengandung omega 3
NCP PADA CHF • Asesmen:
A: Lila atau SGA atau IMT (recal BB & TB) B: Enzim jantung, Albumin, BUN, creatinin, kalium C: edema, sesak nafas D: riwayat pola makan dan minum, recall 24 jam asupan makanan dan minuman
• Diagnosis Gizi: Pembatasan asupan cairan dan natrium berkaitan dengan gagal jantung ditandai dengan edema paru-paru, edema ekstremitas sesak nafas.
• Terapi • Tujuan: sesuai dengan diagnosis gizi • Prinsip/syarat diet: sesuai dengan tujuan diet • Kebutuhan energi: sesuai dengan aktifitas pasien/mobilisasi yang diprogramkan untuk melatih kerja otot jantung.
• Monev: Sign & Simptom pada diagnosis masalah gizi -Asupan zat gizi energi, protein, natrium -Enzim jantung -Balans/keseimbangan cairan -Aktifitas/mobilisasi
KANKER
Penyakit tidak menular yang berawal dari perubahan materi genetika atau dna, yang ada pada sel normal dan menghasilkan sel yang tidak sama lagi dengan induknya
Kunci “kesembuhan” • Deteksi dini • Waspada gejala awal
• Periksa jika punya faktor risiko • Dukungan sosial
Gejala • Perubahan kebiasaan bab dan bak • Luka yang tidak sembuh-sembuh • Perdarahan atau keluarnya cairan yang tidak
biasanya
• Benjolan • Perubahan pada kutil / tahi lalat • Batuk yang mengganggu atau suara serak • Gangguan cerna, adanya kesulitan menelan
Pencetus kanker • Bahan makanan karsinogenik • Lemak berlebihan • Protein hewani berlebihan • Pengolahan protein hewani (terbentuknya senyawa heterocyclic amines) Gejala klinis • Anoreksia • Perubahan ambang rasa kecap • Penurunan berat badan
• Anemia • Astenia • Gangguan metabolisme
Tujuan penatalaksanaan diit • Mempertahankan atau memperbaiki status gizi • Mengurangi gejala kaheksia • Mencegah komplikasi misal sepsis, infeksi Prinsip diit • Tinggi enersi • Tinggi protein
• Pemberian bertahap (sesuai kondisi dan daya terima pasien)
Syarat diit • Enersi sesuai kebutuhan (stres metabolik) • Protein 1 – 2 gr/kg BB(lihat penyakit penyerta) • Lemak sekitar 25 – 30 %
• Tingkatkan konsumsi vit & mineral, apabila perlu berikan sbg suplemen
• Porsi dan frekuensi sesuaikan efek samping obat
Efek samping obat • Mual • Muntah • Anoreksia • GTG
• Hiperurisemia • Hipomagnesemia • Hipokalsemia • Hipokalemia
• Hipoalbuminemia • Xerostomia
Perhatikan • Hindari pemberian makan dan minum selama 2 jam post kemoterapi atau radiasi • Sering terjadi diare (diit menyesuaikan)
• Monitor keseimbangan cairan • Pemberian nutrisi parenteral merupakan keputusan tim mengingat risiko yang timbul Masalah yang sering muncul • Anoreksia • Mual
• Asupan tidak adekuat
Edukasi gizi • Harus diberikan • Sesuaikan dengan problem gizi
• Jangan selalu “memenuhi” keinginan px • Diskusikan dengan “tim”
Penyebab anemia pada px kanker • Anemia kronik • Infiltrasi tumor ke sumsum tulang • Kemoterapi
• Anemia gizi • Hemolisis • Perdarahan
Asam folat • Sangat diperlukan untuk pembentukan sel baru • Dapat mencegah kelainan mutasi DNA • Pengobatan suportif pada penyakit kritis • Menghambat kerusakan pembuluh darah • Koenzym membentuk SAM (S-Adenosyl- Methionine) yang penting pada pencegah-an kanker PEMICU Biokimiawi • Disposisi genetik • Infeksi hepatitis b,c,virus hiv, heli-cobacter pylori • Merokok (paru,mulut,oesofagus, pankreas,empedu,cervix) • Alkohol (mulut,oesofagus,pharynx, larynx,liver) • Obesitas (mamae,uterus,kandung empedu) • Bahan kimia dan food additives • Makanan olahan/diproses • Makanan dibakar/”hangus” • Konsumsi daging merah dan lemak jenuh hewani berlebihan • Kurang selenium dan antioksidan Faktor structural • Radiasi UV (kulit) • Polusi • Pestisida
• Radiasi ion (x-ray) • Kurang aktifitas • Sex bebas/tidak aman
STROKE ASESMEN GIZI
• ANTROPOMETRI
IMT, LiLA • BIOKIMIA
dislipidemia, dll
• CLINIS/FISIK
Hipertensi, kesulitan menelan dll
• DIETARY
Riwayat banyak minyak, lemak trans, kolesterol dan garam natrium
Recal 24 jam sebelum kasus: asupan makanan lunak rendah cholesterol defisit.
DIAGNOSIS GIZI
• Asupan makanan kurang berkaitan dengan kesulitan menelan akibat stroke ditandai dengan rendahnya asupan energi dan protein.
• Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan kurang pengetahuan ttg mkn sehat ditandai dengan kolesterol dan LDL tinggi, riwayat makan gorengan dan bakery.
• Kelebihan asupan garam natrium berkaitan dengan pengetahuan kurang ditandai dengan hipertensi dan riwayat sering mengkonsumsi bakery dan bumbu pabrikan.
INTERVENSI
TERAPI DIET
• Jenis diet: rendah garam rendah kolesterol • Bentuk makanan: bubur saring
TUJUAN DIET
• Meningkatkan asupan makanan
• Menurunkan kadar lipid darah
• Menurunkan tekanan darah
• Mempertahankan status gizi
PRINSIP/SYARAT DIET
• Energi diberikan cukup.
• Protein cukup 1g/kgBB/hari
• Lemak 25% dari total kebutuhan energi, kolesterol dibatasi <300 mg/hari
• Natrium dibatasi <2000 mg/hari
• Calsium, kalium dan magnesium >RDA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
• ENERGI
BEE=66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xUsia)
TEE= BEE x f.aktifitas x f.stres
• PROTEIN = 1 x BB
• LEMAK = 25% X energi
RENCANA MONITORING
• ANTROPOMETRI: BB
• BIOKIMIA: lipid darah
• CLINIS/FISIK: tekanan darah, kemampuan menelan
• DIETARY: asupan energi, protein, lemak, kolesterol, natrium.
RENCANA KONSULTASI GIZI
AWAL DIRAWAT
• Menjelaskan px tidak diijinkan membawa makanan/minuman dari luar r.s
SETIAP PERUBAHAN DIET
• Menjelaskan hasil monitor sisa makanan
1- 2 HARI SEBELUM PX PULANG
• Masalah: pembatasan lemak dan kolesterol, serta natrium.
• Sasaran: px dan keluarga
• Tempat: ruang perawatan
• Alat bantu: makanan r.s dan brosur rendah kolesterol yang sudah dimodifikasi dengan rendah garam
RINCIAN MATERI:
• Membahas status gizi SMRS
• Membahas riwayat pola makan SMRS dibandingkan dengan diet yang harus diteruskan dirumah.
• Saran perbaikan pola makan untuk mencegah kekambuhan penyakit
IMPLEMENTASI
KEBUTUHAN Px
Bentuk Bubur Saring
• Energi x kcal
• Protein x g
• Lemak x g
• Kolesterol <300 mg
• Natrium 2000 mg
STANDAR DIET RS
Bubur Saring
• Energi 1300 kcal
• Protein 45 g
• Lemak 30 g
• Kolesterol 200 mg
• Natrium 2000 mg
Bubur Saring ext Makanan enteral 250 cc
HIPERTENSI
DASH DIET (1997)
Dietary Approaches to Stop Hypertension
Penambahan 1 porsi sayuran dan 1-2 porsi buah
Banyak sayuran dan buah (tinggi kalium) 10 porsi sehari
4 – 5 porsi kacang2an, biji2an bahan makanan sumber magnesium, kalium dan serat
DASH DIET tinggi kalsium, kalium dan magnesium
DASH-Sodium Trial
Multi-center, feeding trial
randomized to control or DASH diet
3 levels of sodium intake (150, 100, 50 mmol/d) in cross-over design
2-week run in; 30 days at each sodium level randomly assigned
outcome: change in BP (blinded)
Mineral Content in DASH Trials*
Nutrient Control mg (mmol)
DASH Diet mg (mmol)
Sodium 3028 (132) 2859 (124)
Potassium 1752 (45) 4415 (113)
Calcium 443 1265
Magnesium 176 480 TUJUAN DIET
• Menurunkan BB bila obes (Davis,1993; Denkes, 1994) laki2 setiap 10% kenaikan BB kenaikan tekanan darah 6,6 mm.
• Mengontrol tekanan darah dalam batas normal • Mengurangi asupan natrium hanya 1/5 sampai ½ pasien HT sensitif garam jika diet tidak membantu dalam 6 bulan
perlu obat. • Menurunkan intake cafein dan alkohol • Meningkatkan intake calsium,kalium,magnesium • Meningkatkan aktifitas fisik
REKOMENDASI GIZI 1. NATRIUM
Pengaruh konsumsi garam pd hipertensi Peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Diet Rendah Garam I (RG I) Natrium : 200 – 400 mg Na/ hari Diet Rendah Garam II (RG II) Na : 600 – 800 mg (1/4 sdt garam) Diet Rendah Garam III (RG III) Na : 1000 – 1200 mg (1/2 sdt garam)
2. KALIUM Suplemen kalium menurunkan tensi (bila asupan natrium tinggi). Kalium berfungsi sebagai diuretik pengeluaran natrium cairan meningkat Kalium menghambat pengeluaran renin sehingga merubah sistem renin angiotensin Kebutuhan kalium 1500 – 3000 mg Diit tinggi kalium banyak buah dan sayur
4. MAGNESIUM Hipomagnesemia banyak pada hipertensi membutuhkan dosis anti hipertensi lebih tinggi untuk mengontrol tensi Kebutuhan magnesium : 200-500 mg/hari Sumber : sayuran hijau, kacang2an, biji2an, susu, coklat dan teri Suplemen mg bermanfaat pada penderita hipertensi dengan hipomagnesemia
SINDROM NEFROTIK DEFINISI: Kumpulan gejala terdiri
Proteinuria berat > 3,5 g/hari
Hipoalbuminemia < 3 g%
Udema
Hiperlipidemia
ETIOLOGI:
Primer glomerulo nefritis 80%
Sekunder akibat penyakit lain 20%
GAMBARAN KLINIS
KELUHAN:
o Udema/sembab bila albumin < 1,5 g
sembab di kelopak mata, dada, perut, genital, punggung, tungkai, ascites, pleural effusi
o Otot skelet atrophi
o anorexia, lelah, become irritable, appear pale
o Diare
PEMERIKSAAN FISIK:
o Bengkak, ascites, pleura effusi
o Hematuria Anemia ringan
o Parotis kadang membesar
o Hipertensi : kadang ada kadang tidak
PROTEINURIA
Normal protein dalam urin/24 jam : < 150 mg.
Pasien NS proteinuria > 3.5 grams (25 kali normal)
Hipoalbuminemia bila jumlah albumin yang hilang melalui urin dan yang dikatabolisme > jumlah yang disintesis hati
Hiperlipidemia terjadi secara sekunder karena hipoalbuminemia
ODEMA
95-99% kasus NS
Edema fase I sekitar mata, kaki, tangan dan muka.
Tahap lanjut abdomen (ascites).
Edema masif anasarca.
Edema gangguan pengaturan natrium menyebabkan retensi cairan tubuh
TUJUAN DIET
1. Makanan tanpa memberatkan faal ginjal
2. Mencegah dan atau mengurangi retensi garam/air
3. Mengganti protein yang keluar bersama urin
4. Mengontrol hipertensi
5. Memonitor hiperkolesterol
6. Mengatasi anoreksia
SYARAT DIIT
1. Energi
Diberikan sesuai kebutuhan menurut umur untuk mencapai keseimbangan nitrogen positif, energi diberikan 20-50% diatas kebutuhan normal
2. LEMAK DAN KOLESTEROL
Lemak < 30% dari total kalori
10% lemak jenuh; 10% tak jenuh tunggal; 10% tak jenuh ganda
Kolesterol : perlu dipertimbangkan membatasi kolesterol pada SN yang berkelanjutan atau sering kambuh.
o Pembatasan < 300 mg/hari
Hiperlipidemia Aterosklerosis dan progresif renal
Pemberian diet rendah lemak sedikit bermanfaat (belum ada penelitian eksperimental ) pada hiperlipidemia dg NS
Manfaat suplemen lemak tak jenuh ganda (diantaranya miyak ikan) belum terbukti
3. PROTEIN
Pemberian protein tinggi meningkatkan sintesis albumin pada hati dan proteinuria akibat perubahan glomerular permeability selectivity tidak meningkatkan protein tubuh
Protein cukup sesuai kebutuhan menurut umur + protein yang hilang melalui urin.
Dewasa : 0,8-1 g/kg BBI/hari + protein loss
Anak : kebutuhan protein anak + protein loss
A balanced diet adequate in both energy and protein (1-2gms per kilogram body weight) should be adequate for most children.
adequate protein intake – sampai 2gm/kg/day pada anak
Pada bayi tidak lebih dari 3gm/kg/day
Lim, et al (1998) pembatasan protein 0,9 g/kg BB/hari selama 35 hari mempertahankan keseimbangan nitrogen sedang 0,8 g/kg BB/hari
Barsotti (1996) manfaat protein nabati menurunkan ekskresi albumin urine dan kolesterol
Maroni, et al (1997) pemberian protein sedang 0,8 g/kg BB/hari
KEBUTUHAN PROTEIN BAYI & ANAK (WKPG)
UMUR (TAHUN)
PROTEIN (g/kg BB/hari)
0 - 1 2,5
1 – 3 2
4 – 6 1,8
6 – 10 1,5
10 - 18 1 – 1,5 4. NATRIUM DAN CAIRAN
Untuk mencegah oedema masif Natrium dalam diet harus rendah Natrium dibatasi 1 – 4 gram tergantung berat ringannya odema No added salt – hindari menambah garam di meja makan dan kurangi makanan yang diolah : crisps, makanan kaleng Cairan disesuaikan dengan volume urin
PEMESANAN DIIT NEFROTIK SINDROM Tinggi Protein Rendah Garam
(TP RG) atau diet NS Jumlah protein dicantumkan
BATU SALURAN KEMIH BSK : batu kimiawi yang terjadi di sal. kemih, terbentuk melalui proses fisikokimia dari zat2 yang terkandung dalam air
kemih. Proses pembentukan batu : endogen (umur, keturunan, jenis kelamin, kelainan anatomis ginjal) dan eksogen (iklim,
kebiasaan makan) Gejala : nyeri/kolik ginjal dan saluran kencing, pinggang pegal, kencing berdarah BSK menurut tempat BSK Atas/ batu ginjal dan Batu kandung kemih BSK tdd unsur2 asam urat, fosfat, oksalat, kalsium, mg, ammonium bergabung membentuk susunan kimia.
BATU CALSIUM OKSALAT Batu ginjal 80% batu calsium dan 50 % batu ca oksalat, sisanya campuran dengan kalsium pospat dan asam urat
FAKTOR RISIKO UTAMA Hiperkalsiuria, hipositrauria, hiperurikosuria Volume air kemih kurang Masukan diet : cairan kurang, jenis masukan cairan, tinggi garam dapur, tinggi protein, rendah kalsium Riwayat batu Hiperoksaluria
HIPERURIKOSURIA Peningkatkan :
Masukan diet purin Produksi urat endogen
Disposisi urat ekstra ginjal Mekanisme ekskresi ginjal
HIPEROKSALURIA Diet tinggi oksalat Diet rendah kalsium Absorbsi berlebih diet kalsium
Diet tinggi askorbat Diet tinggi purin
HIPOSITRAURIA Hipositrauria (sitrat < 320 mg/hr) penurunan ekskresi sitrat inhibitor pebentukan kristal dalam urine Ekskresi sitrat menurun masukan tinggi protein peningkatkan ekskresi asam dalam urin Perbaikan hipositrauria lebih mudah dari yang lain
DIIT RENDAH KALSIUM SUDAH TIDAK DIANJURKAN • Kalsium sesuai kebutuhan normal 400 – 600 mg/hari • Diit rendah calsium menyebabkan hiperoxalouria dan pengeroposan tulang
CAIRAN Cairan banyak, minimal 2500 mL sehari Rendah cairan keluaran volume air kemih rendah peningkatan konsentrasi kalsium dan oksalat Jenis cairan minuman ringan > 1 lt/mg dalam 3 tahun kejadian batu kambuh
OKSALAT Rendah oksalat 40-50 mg/hari (N:70-150 mg) Membatasi bayam, seledri, buncis, teh, kopi, kacang2an, coklat.
VITAMIN C DAN VIT. B6 Vitamin C
o Vit. C dosis tinggi (4 g/hari) secara teratur peningkatan oxaluria batu oksalat Vit. B6 (piridoxine)
o Kekurangan vit. B6 peningkatan produksi oksalat ASAM URAT
Asam urat hiperurokusoria Diit rendah purin dan tinggi sisa basa menjaga Ph urin > 7 Hiperurokusoria disebabkan asupan tinggi protein, produkasi urat endogen, mekanisme ekskresi ginjal
NATRIU M
Tinggi natrium menambah ekskresi kalsium. Asupan Na sedang 2300 mg sehari (setara dengan 5 g garam)
PHOSPAT DAN PROTEIN Rendah phospat tidak dianjurkan
Peningkatan ekskresi sitrat meningkatkan pengeluaran kalsium urin, asam urat dan oksalat Protein tinggi dari hewani
ASAM SITRAT Asam Sitrat dianjurkan tinggi mencegah hipositrauria sehingga urine lebih jenuh dan mendorong pertumbuhan batu
kalsium. Sumber : jeruk nipis, apel, anggur, nanas, jeruk lemon.
REKOMENDASI DIET Mencegah kekambuhan BSK Pembatasan kalsium dihidari Asupan kalsium dan oksalat seimbang Garam dan protein adekuat Kalium ditingkatkan Cairan ditingkatkan
PEMESANAN DIET Batu calsium Diet rendah oksalat tinggi sisa asam Batu asam urat Diet rendah purin tinggi sisa basa
DIABETES MILITUS Menejemen Diabetes
Edukasi pasien & keluarga Terapi gizi medis Perubahan gaya hidup: aktifitas fisik, menejemen stress, jumlah jam tidur, rekreasi Intervensi farmakologis
3 aspek sentral preskripsi diet diabetes TEPAT JADWAL
3 kali makan utama 2 - 3 kali selingan Pagi Selingan pagi Siang Selingan sore Malam Selingan malam
TEPAT JUMLAH
BERBEDA TIAP INDIVIDU tergantung: Berat badan Gender Tinggi badan Aktifitas fisik Usia Gula darah
TEPAT JENIS
Bebas/ sekehendak: Yang terbatas: Karbohidrat terutama yg sederhana Sayuran terutama sayuran kelompok a:
kol, kembang kol, tomat, ketimun, sawi, tauge,slada
Lemak & minyak gorengan
Diet DM Konsensus PERKENI tahun 2006
45 – 60 % karbohidrat 20 – 25 % lemak 10 – 15 % protein < 300 mg kholesterol
Askandar Tj (1978) 13 macam diit DM Diet B1 : komposisi 60 % k.h, 20 % protein, 20 % lemak Syarat Diet: Jumlah 1. Kebutuhan kalori
- Cukup untuk mempertahankan BB, pertumbuhan, dan perkembangan - Jumlah kalori sesuai dengan BB, umur, jenis kelamin dan aktivitas Penentuan kebutuhan kalori : BB BBR % = x 100 % BB = Berat Badan TB – 100 TB = Tinggi Badan Kurus (underweight) : BBR < 90% kebut. Kal : BB X 40 – 60 kal/hari Normal (ideal) : BBR 90 – 110% kebut. Kal : BB X 30 kal / hari
Gemuk (overweight) : BBR > 110% kebut. Kal : BB X 20 kal / hari Obesitas : BBR > 120% kebut. Kal : BB X 10 – 15 kal / hari 2. Karbohidrat
o Konsensus DM 50 – 60 % total kalori o ADA 50 – 60 % total kalori o Diet B dan B1 Surabaya 68 % total kalori dan 60 % total kalori
3. Protein Konsensus DM : 10 – 15 % total kalori Khusus ibu / menyusui dan anak : 20 % Nephropaty diabetik : 0.6 – 1.2 g / kg BB / hr (tergantung tingkatan klinik)
4. Lemak Konsensus DM : 20 – 25 % total kalori MUFA tinggi, pembatasan PUFA dan SAFA Kolesterol : < 300 mg / hr
5. Vitamin dan mineral Seperti populasi umum kecuali pada DMHT Natrium dibatasi
6. Serat Kandungan serat + 25 g/hr
7. Gula Tidak lebih 5 % dari total kalori/hr (Pada enteral I, III, V)
8. Pola pemberian makan 3 X makanan utama 3 X makanan selingan Interval 3 jam Pembagian kalori : - makan pagi : 20% total kalori - makan siang dan malam @ 25% total kalori - makanan selingan @ 10% total kalori Index glikemi makanan
Reaksi tubuh berbeda terhadap jenis komplex CHO & kombinasi makanan. Komplex CHO: nilai GI berbeda Kacang2an mempungai IG lebih rendah dari sayur akar-akaran & serealia (Beebe, 1987). Makanan tinggi serat: Ig-nya lebih rendah dibanding makanan rendah serat.
Diit KV = Diit Ateroprotektif Penerapan sejak 1999 Susunan energi= diit B (68% CHO, 12% prot, 20% lemak, <300mg kolest) Dilengkapi dengan 5 bahan makanan sumber:
Arginin ( ↑ produksi Nitric Oxide)
Serat 25-30g/ hari
Asam folat Pyridoxin Cobalamin
Suplemen TKW
Tomat: sumber lycopene Kacang: purin & arginin Wortel: betacarotene & lycopene
PJKA Pepaya Jeruk Kurma Apel
Banyak Makan Sayur Baik Untuk Diabetisi
Sayuran & Buah Sumber Antioksidan
Buah-buahan Baik Sebagai Snack
Konseling Gizi Tekankan makan utama & snack teratur. Atur diri sendiri: mengatasi stress, makan di luar rumah, pesta, kenduri, olah raga, label makanan. Aktif support group, modifikasi perilaku & konseling gizi.
Perubahan kecil bertahap self-esteem ↑.
Modifikasi diet tahap demi tahap lebih baik dari pada sesaat saja Membaca Label Makanan 1. Informasi perlu diperhatikan dalam membaca label makanan
a. Nama produk :…………………………… b. Besar porsi :…………………………… c. Jumlah porsi per pak/ kaleng :…………………………… d. Energi per porsi :…………………………… e. Protein per porsi (g) :…………………………… f. Lemak per porsi (g) :…………………………… g. Karbohidrat per porsi (g) :…………………………… h. Bahan-bahan :……………………………
2. Hitung nilai Total Glukosa yang Ada (TGA):………… 3. Produk ini DAPAT/ TIDAK digunakan dalam menyusun menu seimbang diabetisi baik untuk sarapan, makan
siang, makan malam, makanan selingan. 2. PERLU DIMONITOR:
1.
Berat Badan → BB memadai 2. Tercapainya kontrol metabolik
Macam pemeriksaan Baik Sedang Buruk Glukosa darah Puasa(mg/dl) 80-109 110-125 >126 Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 80-144 145-179 >180 A1C ( % ) <6.5 6.5-8 >8 Kolesterol Total (mg/dl) <200 200-239 >240 Kolesterol LDL (mg/dl) <100 100-129 >130 Kolesterol HDL (mg/dl) >45 Trigliserida <150 150-199 >200 Tekanan Darah <130/80 130-140/80-90 >140/90
GLOMERULONEFRITIS Glomerulonefritis kegagalan pada bagian ginjal dalam penyaringan darah
MANIFESTASI Hematuria Facial edema Urine coklat atau berbusa
Proteinuria ringan Hipertensi
TUJUAN DIET GNA dan GNC Menurunkan hasil sisa metabolisme nitrogen Tidak memberatkan fungsi ginjal Menurunkan tekanan darah atau odema Tumbuh kembang optimal
REKOMENDASI GIZI GNA DAN GNC Energi : sesuai kebutuhan Protein : Apabila ada gejala oliguri dan gagal ginjal protein dibatasi 40 g/hari. Bila tidak diberikan protein cukup Natrium bila ada odema dan hipertensi dibatasi (500 – 1000 mg)
DIET PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)
Kerusakan ginjal selama 3 bulan/lebih dengan atau tanpa penurunan LFG yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal
LFG < 60 ml/menit lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal Gagal ginjal terminal :
LFG < 15 ml/menit dapat dialisis LFG < 10 ml/menit dengan gejala uremia LFG < 5 ml/menit walaupun tanpa gejala
Uremia seluruh target organ Sistim gastrointestinal anoreksia, mual, muntah Sistim kardiovaskular ht, odema Sistim hematologi anemia Sistim kekebalan limfosit turun Sistim endokrin gangguan metabolisme kh, lemak, vitamin d Sistim pengaturan elektrolit & asam-basa hiperfosfatemia, hipocalsemia, asidosis, hiperkalemia
PENGKAJIAN DATA Riwayat penyakit
KU : BAK <<, mual, muntah, nafsu makan menurun, sesak nafas, dll RPD : hipertensi,DM,batu ginjal,glomerulonefritis
Riwayat gizi Pantangan/alergi, modifikasi diet Perubahan berat badan Pola makan
ASSESSMEN GIZI 1. Antropometri IMT : tidak odema LLA/U : Odema TSF Pasien HD rutin Gunakan BB kering (BB post HD tanpa odema dan ascites) 2. Biokimia
• Hiperuricemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia
• Hipocalsemia
• Limfosit, albumin turun
• Natrium
• Asidosis
• Anemia
• Ureum, kreatinin tinggi
3. Fisik Klinis
• GI anoreksia, mual, muntah
• Kardiovaskuler HT, odema
• Sesak nafas
• Cegukan
• Kulit : pucat, kekuningan, gatal2,
• Kesemutan, rasa pegal tungkai bawah 4. Riwayat Gizi
• Kebiasaan makan
• Alergi/pantangan
• Modifikasi diet - BM sumber protein
- BM sumber kalium - BM natrium - Minum (cairan)
RENAL DISEASE END STAGE DOMAIN INTAKE (NI 5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu berkaitan dengan disfungsi ginjal ditandai oleh peningkatan ureum, kreatinin, kalium,
phospor, edema, GFR < 90 ml/menit Intervensi pada etiologi, tetapi bila bersifat medis intervensi pada sign dan symptomp Pada kasus diatas : Protein (ureum dan kreatinin); kalium, phospor, Edema (cairan dan garam)
GAMBAR 4 : PENGELOLAAN NUTRISI BERDASARKAN TAHAPAN PGK
LFG > 90 cc/minLFG 60-89 cc/min
LFG 30- 59 cc/minLFG 15 -29 cc/min
GGT/dialisisGFR < 15 CC/min
TERAPI NUTRISIUNTUK PENY.DASAR-Diabetes-Hipertensi
DIET RENDAH PROTEIN( 0,6- 0,8 grm/KG BB/hari)
TAHAP 1 & 2TAHAP 1 & 2 TAHAP 3 & 4 TAHAP 5
DIET TINGGI PROTEIN( 1-1,2 grm/KG BB/hari)
TAH
AP LFG
PEN
GELO
LAA
N
GGK PREDIALISIS
Tahap 3 & 4 (LFG 15–59 ml/mnt) Terapi pengganti
- ureum, kreatinin, kalium - HD
- Hipertensi, anuria, odema - DPMB
- Hiperfosfatemia, hipocalcemia
- Dan lain-lain
HEMODIALISIS (HD)
HD Terapi pengganti untuk mengganti sebagian kerja ginjal untuk mengeluarkan hasil sisa metabolisme dan kelebihan cairan
Proses HD mengeluarkan asam amino, glukosa dan vitamin larut air
DIALISIS PERITONEAL MANDIRI BERKESINAMBUNGAN (DPMB = CAPD)
DPMB teknik dialisis peritoneal rawat jalan, cairan dialisat dalam rongga peritoneum secara terus menerus dan pertukaran cairan dilakukan oleh penderita sendiri
Kehilangan protein lebih banyak dari HD 5–15 g/ hr
Cairan dialisat mengandung kalori (dekstros), yaitu 15-30% dari kebutuhan kalori
TUJUAN DIET
PREDIALISIS HEMODIALISIS DPMB
Mengurangi progresivitas gagal ginjal dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus
Memberikan protein yg cukup untuk
mengganti AAE dan N yang hilang
dalam dialisat
Mencegah penimbunan hasil sisa meta- bolisme antar HD
Mencukupi kebutuhan
protein, untuk
menggantikan tingginya
protein yang hilang
dalam dialisat
1. ENERGI
Kalori harus cukup, agar protein tidak dipecah menjadi energi
Predialisis dan HD = 35 kkal/kgBB/hari ; DPMB : 35-45 kkal/kg BB
Predialisis dan HD : sumber energi dari lemak 30% total energi dan sisanya KH
DPMB : KH sebanyak 35% total energi karena dekstros dari dialisat mengandung KH
KH : beras, mie, tepung2an, gula, umbi2an
Lemak : minyak, santan, margarin
KALORI DARI DIALISAT
Energi dari dialisat
1,5% (2 l) = ± 80 kalori
2,3% (2 l) = ± 125 kalori
4,25% (2 l) = ± 230 kalori
Pasien DPMB penambahan BB akibat penggunaan dekstrose (KH) perlu pengurangan asupan makan yang manis
REKOMENDASI ENERGI (kkal/kg BB/hari)
< 60 tahun > 60 tahun
ESPEN (2000) 35 35
KDOQI (2000) 35 30-35
ADA (2000) 30 - 35 30 - 35
Pernefri (2003) 35
2. PROTEIN NB TINGGI
protein Hewani : ayam, daging, susu, telur, ikan sesuai jumlah sehari
Daging lebih banyak hasil sisa nitrogen dari telur dan susu
NB RENDAH
Kacang2an kering : kacang ijo, tanah dll
Tahu, tempe
REKOMENDASI PROTEIN (g/kg BB/hari)
ESPEN (2000) KDOQI (2000) Keterangan
GFR 25 – 70 ml/min 0,55 – 0,60 (2/3 HBV)
- Utamakan protein dengan NB tinggi
GFR < 25 ml/min 0,55 – 0,60 (2/3 HBV)
0,6 atau 0,75 bila asupan E <
HD CAPD
1,2 – 1,4 1,2 – 1,5
1,2 1,2 – 1,3
NB tinggi : 3-4 porsi / hari NB rendah : 2 porsi / hari
o Produk kedelai cukup aman untuk selingan pengganti protein hewani sebagai variasi menu dengan jumlah sesuai anjuran
(tidak melebihi kebutuhan)
o Susu kacang kedelai (khususnya kedelai hitam) dapat pula digunakan sebagai pengganti susu sapi
o Protein nabati mengandung phytoestrogen (isoflavon) yang memberikan banyak keuntungan pada PGK
o Protein kedelai dapat menghambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut menurunkan eksresi urea, serum kolesterol total, dan LDL sebagai pencegah kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien PGK.
o Pada binatang percobaan dengan penurunan fungsi ginjal yang diberi casein dibandingkan dengan protein kedelai setelah 1-3 minggu didapatkan menunda penurunan fungi ginjal lebih lanjut.
3. KALIUM
o Kalium dibatasi terutama bila ada oliguria (urine < 400 ml/hari) dan kalium darah > 5,5 meq/liter.
o Kebutuhan : 1500 – 3000 mg sehari
o Pada DPMB pembatasan kalium tidak selalu dianjurkan, bila hiperkalemia dibatasi
o Bahan makanan sumber kalium : sayuran, buah2an, kacang2an dan umbi2an.
o Tinggi kalium : air kepala, pisang, advokat, tomat, nangka, durian, rebung
Mengurangi Kadar Kalium
Mencuci sayuran, umbi-umbianan, buah-buahan yang telah dikupas dan dipotong-potong,
Merendam dalam air hangat minimal 2 jam (jumlah air 10 kali bahan makanan).
Membuang air dan bahan dicuci pada air mengalir selama beberapa menit, kemudian dimasak (jumlah air 5 kali bahan makanan).
4. POSPOR
o Retensi phospor hiperphospatemia yang merupakan faktor adanya hiperparathyroidsm dan renal osteodistrophy.
o Pemberian 5 mg/kg BBI diit sangat rendah protein dengan suplementasi asam amino
o Pemberian 12 mg/kg BBI konsumsi protein lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya
o BM sumber protein mengandung tinggi pospor pilih BM dengan rasio posfor-protein <15mg/g
o Perlu obat pengikat fosfat, karena dari diit sulit dikendalikan
Rasio Posfor – Protein
Perbandingan posfor-protein Bahan Makanan
< 15 mg/g (bahan makanan yang dianjurkan)
Daging ayam, daging sapi, daging kambing, dendeng sapi, sosis, bakso, udang segar, telur ikan, belut, telur ayam, putih telur, ikan kembung, ikan bawal, ikan bandeng, tuna, kepiting, kacang kedele, kacang tanah, tempe, tahu
>15 – 20 mg/g (bahan makanan yang dibatasi)
Susu kedele, hati ayam, hati sapi, ikan lele, cumi-cumi, kacang merah, kacang edamame
>20 mg/g (bahan makanan yang dibatasi)
Susu kental manis, susu skim, susu bubuk (full cream), krimmer nabati, keju mozarela, keju cedar, teri kering, kuning telur, kacang hijau, almonds, walnut, biji bunga matahari.
REKOMENDASI PHOSPOR mg/kg BB
ADA, 2000 SUMBER LAIN
Predialisis 8 – 12 5 – 12
HD 17 (800 – 1200 mg)
12
5. KALSIUM o Hipokalsemia ( kalsium darah < 8,5 mg/dl) akibat penyerapan Ca yang berkurang dari usus, defisiensi vitamin D, dan
berkurangnya 1,25 dihidrokolekalsiferol absorbsi Ca menurun o Rekomendasi kalsium menurut ADA (2000) adalah 1000 – 1500 mg sehari. o Peningkatan asupan kalsium sukar didapat dari makanan saja, sehingga perlu suplementasi tablet kalsium, untuk mencapai
kadar kalsium 10,5 – 11,0 mg/dl.
6. NATRIUM dan CAIRAN
o Natrium dibatasi 1000 – 3000 mg/hari, bila odema, hipertensi, sesak nafas
o HD : Na diberikan tinggi 7-9 jam sebelum HD untuk mencegah hipotensi/kram saat HD
o Sumber Na : garam 1 gram = 400 mg Na ; makanan yang diawet dengan garam, ikan asin, kornet, abon, sarden dll
NATRIUM DAN CAIRAN
Penelitian mosley (1993) mengontrol kenaikan BB diantara waktu HD, tidak hanya dengan membatasi cairan tetapi juga Na
Konsumsi garam yang banyak meningkatkan konsentrasi Na pada cairan tubuh haus Mekanisme ini akan memaksa pasien HD untuk minum sehingga konsentrasi Na kembali normal
REKOMENDASI CAIRAN DAN NATRIUM (ADA, 2000)
NATRIUM CAIRAN
Predialisis 1000 – 3000 Balance
Urine +500-750 cc
HD 2000 – 3000 Urine + 500-750 cc
Anuria = 1000 cc
PD 2000 - 4000 Balance
Dibatasi bila edema
7. VITAMIN dan ZAT BESI
o Defisiensi zat besi dapat terjadi karena diit rendah protein juga sering mengandung rendah zat besi
o Suplementasi vitamin larut air (B1, B2, niacin, B6, B12, asam folat, vitamin C)
o Proses HD mengeluarkan Vit. Larut air
o Suplementasi Vit. D bila defisiensi
PEMESANAN DIIT
DIET RENDAH PROTEIN (Predialis)
RP RG RK cairan terbatas
DIET DIALISIS (HD DAN CAPD)
TAMBAHAN
Pemeriksaan Nilai Normal
Haemoglobin 13-16 g/dl
Hematokrit 40-48
Angka leukosit <5/lpb
Trombosit 150-400 rb/ml
Eritrosit 4,5-5,5 rb/ml
Albumin 3,5-5 g/dl
Globulin 2,3-3,5
SGOT <37
SGPT <42
BUN 7-18
Kreatinin <1,5 mg/dl
Na 136-145 mmol/l
K 3,10-5 mmol/l
Kalsium 98-107 mmol/l
Pemeriksaan Batas normal Satuan Suhu 36-37 °C Nadi 60-80 Kali/menit
Respirasi 12-20 Kalli/menit
Tekanan darah 120/80 mmHg