Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

15
PERSIAPAN PENANAMAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM Hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman. Persiapan matang membantu menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan jamur tiram sehingga menunjang keberhasilan budidaya. Langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya membuat rumah kumbung baglog, rak baglog, menyediakan bibit, serta menyediakan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram ). Usahakan selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur. Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat mengoptimalkan hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen atau percobaan dalam menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu dilakukan mengingat jamur tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi maupun media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di

description

jamur

Transcript of Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

Page 1: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

PERSIAPAN PENANAMAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus diperhatikan sebelum melakukan

penanaman. Persiapan matang membantu menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan

jamur tiram sehingga menunjang keberhasilan budidaya. Langkah-langkah yang harus

dilakukan diantaranya membuat rumah kumbung baglog, rak baglog, menyediakan bibit,

serta menyediakan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya

Jamur Tiram).

Usahakan selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain

atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup sederhana, harga

terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur.

Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat

mengoptimalkan hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan

dari standar umumnya. Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen

atau percobaan dalam menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu

dilakukan mengingat jamur tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda

tentu membutuhkan nutrisi maupun media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan

setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di

dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media serta lingkungan berdasarkan

pengalaman dan kondisi masing-masing.

NUTRISI DAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

Nutrisi sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk melangsungkan setiap proses

kehidupannya, tak terkecuali jamur tiram. Pada budidaya jamur tiram, jamur memperoleh

nutrisi dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh.

Bahan serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji

kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras

mengandung selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh

jamur tiram. Beberapa jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara

lain dari kayu sengon, kayu kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media

Page 2: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

tumbuh jamur tiram dapat diperoleh dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan

sebagai media, perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat

terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh

jamur tiram. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu ini dapat dilakukan dengan cara

menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal selama kurang lebih 1 sampai

2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50°C berarti pengomposan telah berlangsung baik.

Media tanam jamur tiram sebenarnya tidak hanya berasal dari serbuk gergaji kayu saja,

melainkan ada berbagai alternatif pilihan bahan sebagai pengganti serbuk kayu, antara

lainnya dapat berasal dari berbagai macam ampas, seperti misalnya ampas kopi, ampas

kertas, ampas tebu, atau ampas teh. Meskipun demikian, media yang baik untuk budidaya

jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu.

Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh juga terdiri dari bekatul (dedak) halus,

tepung jagung, kompos, kapur dan air. Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung

berfungsi sebagai substrat serta penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Pastikan bekatul

atau dedak maupun tepung jagung masih baru agar media dalam keadaan steril. Penggunaan

bahan media yang sudah lama dikhawatirkan pada bahan tersebut sudah terjadi fermentasi

yang dapat berakibat tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi).

Substrat dedak/bekatul atau tepung jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan

yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian,

penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur tiram yang sama

karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak

dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul) dapat menekan biaya produksi, selain

harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini dedak masih banyak

dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Pemberian kapur (CaCo3) pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media

tanam juga berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur

ini dapat dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam

sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai jamur

tiram terdiri dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10kg;

kompos 0,5kg; kapur (CaCo3) 0,5kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan

dalam kantong plastik bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20cm x 30cm.

Page 3: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

Setelah media tanam siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman

bibit jamur tiram, perlu dilakukan sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog. Mengingat

budidaya jamur tiram sangat rentan akan serangan hama penyakit sehingga sterilisasi mutlak

diperhatikan oleh pelaku usaha budidaya jamur. Hal terburuk, serangan hama penyakit yang

tidak terkendali dapat menggagalkan panen.

STERILISASI BAHAN DAN BAGLOG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Proses sterilisasi media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur disamping

membutuhkan lingkungan budidaya yang selalu bersih juga media tanam yang benar-benar

steril agar hasil panen dapat mencapai optimal serta proses budidaya jamur tiram

menghasilkan keuntungan tinggi. Proses sterilisasi media tanam ini meliputi sterilisasi bahan

dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100°C.

Sterilisasi ini berlangsung selama 6-8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik, dengan

melakukan pemanasan diharapkan mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga

bertujuan mengurangi kadar air. Bahan-bahan yang disterilisai berupa serbuk gergaji kayu

dan dedak (bekatul). Sebelum dimasukkan ke dalam oven, serbuk gergaji kayu dan dedak ini

di campur menjadi satu terlebih dahulu kemudian ditambahkan air bersih sekitar 50-60%,

campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis agar mudah dikepal. Penambahan air ini

berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium.

Kemudian bahan-bahan steril tadi dimasukkan ke dalam plastik sambil ditekan-tekan sedikit

demi sedikit, perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan yang dimasukkan harus sepadat

mungkin untuk mengoptimalkan hasil. Semakin padat bahan dalam kantong plastik maka

semakin banyak pula hasil produksi jamur tiram, untuk itu pastikan bahwa pemasukan bahan-

bahan harus benar-benar padat. Tambahkan cincin paralon atau potongan bambu pada bagian

atas kantong plastik terlebih dahulu sebelum akhirnya ditutup menggunakan sumbat kapas

dan diikat dengan karet tahan panas. Cara pemasangan cincin paralon atau potongan bambu

pada budidaya ini yaitu dengan memasang paralon atau potongan bambu pada bagian atas

plastik, lalu masukkan seluruh bagian ujung plastik ke dalam lubang peralon atau potongan

bambu, tarik kuat-kuat kemudian lipatlah ujung plastik yang telah masuk ke dalam lubang

paralon atau potongan bambu ini ke arah sisi luar. Setelah itu baru ikatlah plastik dengan

kuat. Sebagai gambaran, hasil akhir dari proses cara pemasangan paralon atau potongan

Page 4: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

bambu ini adalah bagian ujung baglog terdapat lubang peralon atau potongan bambu sebagai

tempat munculnya jamur tiram.

Setelah dilakukan sterilisasi bahan, proses sterilisasi media tanam selanjutnya adalah

sterilisasi baglog. Sterilisasi baglog pada budidaya ini dapat dilakukan dengan dua metode

yaitu sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/Steamer dan sterilisasi

menggunakan drum minyak. Cara sterilisasi dapat disesuaikan kondisi masing-masing,

masing-masing metode memiliki kelebihan maupun kelemahan sendiri-sendiri. Secara

prinsip, kedua cara ini dapat menciptakan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan jamur

tiram.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Autoclave atau Pemanas/Steamer

Sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/steamer membutuhkan waktu relatif

sebentar, cukup selama 15 menit saja. Pemanasan cara ini dilakukan pada suhu 121°C.

Caranya pun cukup mudah, baglog yang sudah siap serta sudah disteril bahan terlebih dahulu

tentunya tinggal dimasukkan saja ke dalam autoclave. Keuntungan sterilisasi baglog

menggunakan cara ini adalah dapat menghemat waktu, namun membutuhkan biaya tinggi

untuk investasi alat. Meskipun demikian untuk budidaya jangka panjang serta

berskinambungan justru akan lebih menguntungkan.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Drum Minyak

Sterilisasi baglog menggunakan drum memiliki keuntungan lebih murah jika dibandingkan

dengan sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer sehingga dapat menekan

biaya produksi. Namun membutuhkan waktu lama dalam proses sterilisasinya. Selain itu,

drum minyak pun harus berkapasitas besar agar dapat menampung kurang lebih 50 baglog

agar lebih menghemat waktu sehingga juga dapat menekan biaya produksi. Cara sterilisasi

baglog menggunakan cara ini sebenarnya juga cukup mudah, yaitu cukup memanaskannya di

atas kompor minyak atau api. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan

sekitar 8 jam.

PENDINGINAN

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah

selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi,

Page 5: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

yaitu selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8

jam untuk sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan

penanaman. Pastikan baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan

penanaman, baru setelah benar-benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur

tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR TIRAM

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus

dijaga serta lebih ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram

terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga

kerja. Tempat penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan

disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga

budidaya jamur tiram semakin optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus

disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja

juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama penutup hidung dan mulut

sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri (mikroorganisme pengganggu) melalui

mulut maupun hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

PENANAMAN JAMUR TIRAM

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu

diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk

menunjang pertumbuhan miselium jamur tiram, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-

28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C. Siram lantai menggunakan air atau semprot

lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan

untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat

budidaya jamur agar jamur tiram tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang

sirkulasi udara jika angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif

untuk menopang pertumbuhan jamur tiram.

PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting. Dalam

hal ini, pemeliharaan selama budidaya adalah mengenai pengendalian hama penyakit jamur

Page 6: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

tiram. Hal ini penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu menyerang pada setiap

budidaya apa saja terutama di bidang pertanian. Meskipun saat pembuatan baglog sampai

penanaman semua media maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti

selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko

serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-langkah paling tepat.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Serangan hama dan penyakit antara tempat satu dengan tempat lainnya pada budidaya jamur

tiram berbeda-beda, cara pengendalian hama dan penyakit ini pun tentunya tidak sama,

tergantung jenis hama maupun penyakit apa yang sedang menyerang. Hal ini disebabkan oleh

kondisi lingkungan yang berbeda-beda pula antara satu tempat dengan lainnya serta

kebersihan lokasi budidaya atau rumah kumbung. Selain faktor lingkungan, serangan hama

penyakit dapat bersumber dari jamur tiram itu sendiri terutama saat melakukan proses

sterilisasi baik saat melakukan sterilisasi bahan media tanam maupun sterilisasi baglog.

Dimungkinkan terjadi kesalahan saat melakukan sterilisasi ini sehingga mudah

terkontaminasi oleh kondisi lingkungan setempat.

HAMA JAMUR TIRAM

Hama pengganggu selama proses budidaya jamur tiram meliputi hama ulat, kleket, semut,

serta laba-laba. Pengamatan setiap hari di lapangan perlu dilakukan agar serangan hama dapat

terdeteksi lebih dini sehingga mengurangi resiko kegagalam panen. Berikut ini deskripsi

singkat mengenai hama pengganggu berikut cara pengendaliannya:

Ulat

Hama utama jamur tiram adalah hama ulat. Hama ini muncul ketika kelembaban udara tinggi,

kebersihan lingkungan tidak terjaga, serta akibat kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau

tangkai jamur maupun jamur yang tidak terpanen. Pencegahan hama ulat dilakukan dengan

mengatur sirkulasi udara untuk mengatur kelembaban, pemanenan lebih hati-hati sehingga

tidak banyak pangkal atau batang maupun jamur tiram yang tidak terpanen, serta menjaga

kebersihan lokasi kumbung. Pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan

formalin di sekitar lokasi rumah kumbung.

Kleket (sejenis moluska), Semut dan Laba-laba

Page 7: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

Pengendalian hama kleket, semut dan laba-laba dapat dilakukan dengan dua cara, baik secara

mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis, pengendalian hama semut dan laba-laba dapat

dengan melakukan pembongkaran pada sarangnya, kemudian disiram menggunakan minyak

tanah. Sedangkan hama kleket seringkali dijumpai pada mulut baglog cukup diambing

menggunakan tangan. Secara kimiawi, hama tersebut dapat dikendalikan dengan

penyemprotan insektisida untuk semut dan laba-laba serta pemberian molustisida untuk hama

kleket. Namun, pengendalian kimiawi hendaknya dijadikan alternatif terakhir karena produk

jamur tiram merupakan produk organik. Selain ramah lingkungan, pengendalian hama kleket,

semut maupun laba-laba secara mekanis juga menekan biaya produksi.

PENYAKIT JAMUR TIRAM

Penyakit pengganggu selama budidaya jamur tiram meliputi jamur parasit dan tangkai jamur

memanjang. Seperti halnya pada cara pengendaian hama, pengamatan setiap hari di lapangan

juga perlu dilakukan agar hasil panen optimal. Berikut ini deskripsi singkat mengenai

penyakit beserta cara pengendaliannya:

Jamur Parasit

Seperti telah berulangkali dibahas sebelumnya, bahwa kebersihan merupakan kunci utama

keberhasilan budidaya. Rumah kumbung maupun peralatan yang digunakan selama proses

produksi harus selalu dalam keadaan steril untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme

pengganggu yang tidak diinginkan, bahkan dapat menggagalkan budidaya jamur. Jika

kebersihan maupun faktor lingkungan (suhu, kelembaban, dll) kurang mendukung, biasanya

sering terjadi pada baglog banyak ditumbuhi penyakit cendawan maupun jamur lain yang

tumbuh seiring pertumbuhannya. Missellium cendawan atau jamur parasit tersebut saling

berebut untuk melakukan pertumbuhan sehingga sering mengakibatkan pertumbuhan menjadi

terhambat, bahkan terkadang menyebabkan tidak tumbuh. Jamur parasit ini berisifat patogen,

gejalanya ditandai munculnya miselium berwarna kuning, hijau, hitam, disertai lendir pada

substrat. Jamur parasit yang biasa menyerang selama proses budidaya adalah Penicillium sp.,

Rhizopus sp., Aspergillus sp., serta Mucor sp.. Jamur ini menyerang substrat atau baglog

dengan cara tumbuh bersaing dengan tanaman pokok. Penyakit ini menyerang baglog tertutup

maupun terbuka. Pengendalian jamur penganggu dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

yang berhubungan dengan proses budidaya (baik kumbung, baglog, peralatan, maupun tenaga

Page 8: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

kerja), musnahkan baglog terserang jamur parasit dengan cara dibakar, serta mengatur

kelembanan udara di sekitar lokasi kumbung.

Tangkai Jamur Memanjang

Penyakit tangkai jamur memanjang merupakan penyakit fisiologis yang sering dijumpai

selama prses budidaya, ditandai tangkai jamur tiram memanjang dengan tubuh jamur kecil

tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena

kelebihan CO2 akibat ventilasi udara kurang sempurna. Pencegahan penyakit tangkai

memanjang adalah mengatur ventilasi seoptimal mungkin pada rumah kumbung sehingga

sirkulasi udara berjalan sempurna sesuai kebutuhan pertumbuhannya.

PANEN JAMUR TIRAM

Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-nantikan oleh

para petani. Mereka bisa tersenyum senang manakala hasil budidayanya menuai keberhasilan,

sebaliknya bahkan bisa menangis penuh kesedihan manakala hasil panen tak sesuai harapan.

Pemanenan jamur tiram ini dilakukan secara bertahap. Pada prinsipnya, jamur tiram siap

panen sudah berukuran cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar penuh (belum

pecah). Namun, dapat juga disesuaikan dengan permintaan pasar. Panen biasanya dilakukan

saat berumur 40 hari setelah pembibitan. Pada kondisi ini, tubuh jamur tiram sudah

berkembang maksimal, berkisar antara 3 mingguan dari saat buah jamur terbentuk.

PENANGANAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM

Setelah pemanenan selesai dilakukan, masih memerlukan proses penangan lebih lanjut untuk

meningkatkan keuntungan. Penanganan ini disesuaikan dengan permintaan pasar tujuan.

Upaya penanganan pascapanen biasanya meningkatkan hasil antara 25%-100% tergantung

kesepakatan maupun pasar tujuan. Untuk mendapatkan produk berkualitas baik serta

memenuhi kriteria permintaan pasar modern, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

seperti di bawah ini:

Pencucian

Penggunaan pestisida dalam budidaya jamur tiram mungkin belum bisa dihindari oleh para

petani baik petani hortikultura maupun petani jamur tiram. Hal ini sangat dimaklumi karena

Page 9: Persiapan Penanaman Budidaya Jamur Tiram

kesadaran masyarakat kita masih sangat rendah baik di tingkat konsumen maupun petani,

ditambah perekonomian masyarakat juga masih sangat rendah. Mayoritas konsumen di

Indonesia menginginkan produksi pertanian berkualitas super bahkan organik tetapi dengan

harga murah, sedangkan para petani menginginkan produktivitas tinggi dengan sedikit resiko

karena harga jualnya juga rendah sehingga mereka tetap berorientasi mencari laba atau

keuntungan. Suatu masalah yang sangat bertolak belakang, dan perlu dicarikan titik temu.

Namun, bagi para petani jamur tiram, ada cara untuk meminimalisir hasil panen dari residu

pestisida, yaitu melakukan pencucian menggunakan air bersih sehabis panen, kemudian

pangkal jamur dipisahkan dari tubuhnya. Biasanya residu pestisida mengendap pada pangkal

batang ini, sedangkan pada tubuh buah jamur tiram residu pestisida diminimalisir oleh

pencucian tersebut.

Sortasi Hasil Panen

Setelah dilakukan pencucian, langkah selanjutnya pada proses pascapanen adalah penyortiran

atau sortasi. Keseragaman hasil merupakan syarat utama untuk pemasaran agribisnis modern,

baik keperluan ekspor maupun supermarket. Sortasi atau penyortiran dilakukan dengan

memisahkan bentuk maupun ukuran tertentu. Biasanya masing-masing pasar menentukan

standar ukuran berbeda-beda, disesuaikan tingkat kebutuhan konsumen setempat.

Pengemasan dan Transportasi

Masalah penting dalam penangan pascapanen adalah pengemasan (packing) maupun

transportasi, karena model pengemasan merupakan salah satu bagian penting untuk

mendongkrak keuntungan. Pada pasar modern masalah pengemasan bahkan mampu

meningkatkan harga jual hingga 100% tergantung permintaan konsumen. Untuk keperluan

ini, jamur tiram segar dikemas menggunakan plastik kedap udara. Pengemasan semacam ini

bertujuan meminimalisir resiko kerusakan, semakin sedikit udara di dalam plastik, maka

semakin tahan lama untuk disimpan. Tidak hanya itu, penggunaan plastik kedap udara

bahkan dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2 sampai 4 hari. Sedangkan

untuk pengangkutan jarak jauh, alat transportasi sebaiknya menggunakan ruangan pendingin

agar kestabilan kesegarannya tetap terjaga sehingga meminimalisir resiko