Budi Daya Jamur Tiram Putih

22
0 Jadi Wirausahawan Mandiri Apabila kita bisa menciptakan lapangan kerja, kenapa kita harus bekerja dengan orang lain. Jamur tiram merupakan salah satu peluang usaha dengan prospek yang cukup tinggi dan mudah dilakukan. Oleh Andrixinata Bahran

Transcript of Budi Daya Jamur Tiram Putih

Page 1: Budi Daya Jamur Tiram Putih

0

Jadi Wirausahawan Mandiri

Apabila kita bisa menciptakan lapangan kerja,

kenapa kita harus bekerja dengan orang lain.

Jamur tiram merupakan salah satu peluang usaha

dengan prospek yang cukup tinggi dan mudah

dilakukan.

Oleh

Andrixinata Bahran

Page 2: Budi Daya Jamur Tiram Putih

i

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

SYARAT TUMBUH JAMUR TIRAM ............................................................................ 1

Tingkat keasaman ( pH) ........................................................................................... 2

Suhu udara .............................................................................................................. 2

Cahaya .................................................................................................................... 2

PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM ................................................................... 3

Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram ............................................................. 3

1. Ruang persiapan ........................................................................................... 3

2. Ruang Inokulasi ............................................................................................. 3

3. Ruang Inkubasi .............................................................................................. 3

4. Ruang Penanaman. ....................................................................................... 3

Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram .......................................................... 3

Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram ............................................................... 3

1. Persiapan Bahan. .......................................................................................... 3

2. Pengayakan ................................................................................................... 3

3. Pencampuran. ............................................................................................... 4

4. Pengomposan................................................................................................ 4

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog). ........................................................... 4

6. Sterilisasi ....................................................................................................... 4

7. Inokulasi (Pemberian Bibit) ............................................................................ 4

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram .................................... 4

9. Panen Jamur Tiram. ...................................................................................... 4

PEMBUATAN BIBIT DAN MEDIA ............................................................................... 5

PEMBUATAN MEDIA PDA ...................................................................................... 5

PEMBUATAN BIBIT JAMUR ...................................................................................... 6

Alat dan Bahan ..................................................................................................... 6

Proses Pembuatan bibit F0 (Kultur Murni) ................................................................ 6

Teknik Pemurnian Bibit F0 ........................................................................................ 7

Pembuatan Bibit F1, F2, dan F3 ............................................................................... 7

TAHAPAN BUDIDAYA .............................................................................................. 10

Persiapan Media (Substrat) .................................................................................... 10

Pencampuran Media .............................................................................................. 10

Pengantongan (logging) ......................................................................................... 10

Sterilisasi ............................................................................................................... 11

Inokulasi bibit ......................................................................................................... 11

Inkubasi ................................................................................................................. 11

Pemeliharaan tubuh buah ...................................................................................... 11

Page 3: Budi Daya Jamur Tiram Putih

ii

Panen .................................................................................................................... 12

Pemberatantasan Penyakit .................................................................................... 12

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA .................................................. 13

TIPS KEBERHASILAN USAHA ................................................................................ 13

PROSPEK USAHA .................................................................................................... 15

ASPEK LEGALITAS ................................................................................................. 15

ANALISA BIAYA USAHA ......................................................................................... 17

TENTANG PENULIS ................................................................................................. 19

Page 4: Budi Daya Jamur Tiram Putih

1

PENDAHULUAN

Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis,

ada yang merugikan dan ada yang

menguntungkan bagi kehidupan manusia.

Jamur yang merugikan antara lain karena

bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan

penyakit pada manusia, hewan maupun

tumbuhan. Diantara jamur yang

menguntungkan manusia misalnya :

penicillium yang menghasilkan antibiotik

penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam

proses fermentasi makanan seperti kecap,

tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan

banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur

tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan

telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai

media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom)

merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta

menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan

bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan

hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali

lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel

serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga,

kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat

penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.

Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan

lingkungan kita bersih, indah dan sehat.

2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas

3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta

dapat menambah pendapatan keluarga.

4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam

ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

SYARAT TUMBUH JAMUR TIRAM

Tempat tumbuh Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) termasuk dalam jenis jamur

kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang

ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu

atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat

sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras

banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur

dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak

Page 5: Budi Daya Jamur Tiram Putih

2

cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi

bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun

jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi

zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan

dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal

kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan

tidak ditumbuhi jornur jenis lain.

Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media

tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa

bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang

mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah

menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-

bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan

bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein.

Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur ( Calsium carbonat )

sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter

Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar

airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur

dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan

air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan

mikroorganisme

Tingkat keasaman ( pH)

Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.

Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.

bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur

tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan

menggunakan kapur ( Calsium carbonat )

Suhu udara

Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk

mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang

optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi

yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembabon 60 - 70

% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.

Cahaya

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa

sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan

yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya

rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buch tidak

dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan

media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %

Page 6: Budi Daya Jamur Tiram Putih

3

PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram

Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah,

biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa

ruangan, diantaranya:

1. Ruang persiapan

Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan

Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.

2. Ruang Inokulasi

Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media

tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk

menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

3. Ruang Inkubasi

Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media

tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22

– 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan

rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog)

yang sudah di inokulasi.

4. Ruang Penanaman

Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur.

Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat

penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur

suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.

Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram

Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop,

filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu,

bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa,

kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram

Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang

dilaksanakan antara lain:

1. Persiapan Bahan

Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur,

gips, tepung jagung, dan glukosa.

2. Pengayakan

Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat

keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia

kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji

Page 7: Budi Daya Jamur Tiram Putih

4

perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam),

pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji

banyak tercampur debu dan pasir

3. Pencampuran

Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur

dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau

bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini

menandakan kadar air sudah cukup.

4. Pengomposan

Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara

membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik.

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)

Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang

dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam

plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau

menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

6. Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan

menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat

mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada

suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.

7. Inokulasi (Pemberian Bibit)

Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang

telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi,

kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan

sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan

karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:

- Varitas unggul

- Umur bibit optimal 45 – 60 hari

- Warna bibit merata

- Tidak terkontaminasi

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram

Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi

dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna

putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

9. Panen Jamur Tiram

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal,

pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur.

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan

kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

Page 8: Budi Daya Jamur Tiram Putih

5

PEMBUATAN BIBIT DAN MEDIA

PEMBUATAN MEDIA PDA

Alat dan bahan:

1. Agar putih/bening

2. Kentang 200 g/ 2 ons

3. Gula 100 g/ 1 ons

4. Panci bersih

5. Saringan

6. Botol untuk tempat media

Proses pembuatan

1. Kupas dan potong-potong kentang seperti dadu

2. Cuci kentang hingga bersih

3. Masak kentang dengan air bersih/air matang

sebanyak 500 ml

4. Setelah mendidih, angkat dan ambil air kentang dengan saringan, tempatkan

air di panci yang masih bersih

5. Air kentang dimasak kembali, masukkan agar dan gula sambil diaduk hingga

rata

6. Setelah agar dan gula larut, tambahkan air hingga ±1 liter

7. Setelah mendidih agar PDA siap digunakan, tempatkan agar PDA pada botol-

botol atau cawan yang diinginkan.

8. Tutup botol dengan kapas serapat mungkin, tambahkan kertas dan ikat.

Sterilisasi PDA

1. Setelah PDA jadi, PDA perlu disterilisasi agar tidak tercampur atau

terkontaminasi bakteri atau jamur lain yang tidak diinginkan.

2. Upayakan agar agar dalam botol sudah tertutup rapat dengan kapas dan

kertas

3. Bungkus setiap botol dengan kertas koran, agar tidak terkena uap air.

4. Kukus semua PDA selama 2-4 jam dengan keadaan tertutup dan panas yang

stabil (semakin baik proses pengukuran akan semakin baik hasilnya)

5. Setelah dikukus, jangan keluarkan dari wadah kukusan terlebih dahulu, tunggu

hingga agak dingin

6. Setelah itu keluarkan PDA dan buka kertas pembungkus, biarkan mulut botol

tetap tertutup sampai akan digunakan agar tidak terkontaminasi.

7. Biarkan selama beberapa hari agar terlihat jika agar terkontaminasi akan

menunjukkan adanya jamur diatas permukaan agar dan adanya lender yng

menunjukkan bakteri.

Page 9: Budi Daya Jamur Tiram Putih

6

PEMBUATAN BIBIT JAMUR

Alat dan Bahan

Botol berisi PDA

Pinset

Pisau scalpel

Jarum jara

Lampu spirtus

Alkohol 70%

Kapas

Ruang isolasi / laminar Flow

Jamur tiram

Pemantik api

Label + spidol

Lampu ultraviolet yang dipasang di ruang isolasi/laminar Flow

Proses Pembuatan bibit F0 (Kultur Murni)

1. Pilih jamur yang baik dengan ciri-ciri

sehat (bersih, tidak busuk ataupun terkontaminasi hama atau jamur

pengganggu),

memiliki batang yang kuat,

tidak terlalu tua artinya masih dalam masa pertumbuhan, bisa dilihat dari

tudungnya yang belum terlalu besar,

2. jamur yang dipilih merupakan jamur yang tumbuhnya tunggal (satu tangkai)

tidak berkoloni (memiliki banyak tangkai)

3. Bersihkan ruangan isolasi dan semua peralatan dengan menggunakan

alkohol kemudian masukkan semua peralatan yang telah dibersihkan ke

dalam ruang isolasi

4. Nyalakan lampu UV di dalam ruang isolasi/laminar flow selama 10-15 menit,

setelah itu matikan. Lampu UV berfungsi untuk mematikan bakteri-bakteri

kontaminan

5. Setelah peralatan siap, bersihkan kedua tangan dan botol-botol PDA

dengan alkohol

6. Masukkan kedua tangan ke dalam ruang isolasi kemudian pegang pisau

skalpel/jarum jara seperti memegang sendok.

7. bakar ujung jarum jara tersebut beberapa saat dengan menggunakan

lampu spirtus untuk membunuh kuman-kuman yang masih menempel.

Pastikan jarum jara tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran

8. Setelah jarum dingin, siapkan bagian kecil jamur yang akan dikultur dengan

cara menyobeknya menggunakan tangan

9. Potong jaringan dari dalam jamur dengan menggunakan jarum jara/pisau

scalpel dengan ukuran 2 mm x 2 mm. Jaringan yang dipotong kira kira

terletak pada bagian tengah antara tudung buah dan batang.

10. Siapkan botol PDA. Dekatkan dengan api untuk menjaga dari kontaminasi

(± 20 cm). Buka kapas penutup botol

Page 10: Budi Daya Jamur Tiram Putih

7

11. secara perlahan lahan masukkan/inokulasi jaringan jamur yang telah

dipotong dengan menggunakan jarum jara/pinset ke bagian tengah

permukaan PDA.

12. Setelah selesai tutup botol PDA segera dengan menggunakan kapas

13. Beri label pada botol PDA dengan menuliskan keterangan-keterangan yang

diperlukan seperti tanggal inokulasi,jenis jamur dll.

14. simpan/inkubasi di tempat yang bersih

15. lakukan pengamatan secara berkala. Bila terdapat kontaminasi segera

pisahkan dan bersihkan.

16. Setelah miselium memenuhi isi botol (2-4 minggu masa inkubasi) maka

miselium siap digunakan untuk membuat bibit F1/turunan pertama. Apabila

tidak langsung digunakan, botol-botol berisi miselium ini bisa diawetkan

dengan menyimpannya di tempat yang dingin/lemari pendingin

Teknik Pemurnian Bibit F0

Bibit kultur murni dikatakan terkontaminasi bila dalam cawan/botol PDA terdapat

miselium jamur lain, misalnya berwarna hitam dan lain-lain. Jika hal tersebut terjadi

maka yang harus dilakukan adalah mengisolasi/memindahkan jamur yang kita

inginkan ke media baru dengan teknik Aseptik.

Metode:

1. Siapkan Bunsen/lilin atau api, biakan yang terkontaminasi, dan media PDA

yang masih bersih.

2. Sterilkan tempat dan tubuh anda(tangan) dengan alkohol. Jarum diseka

dengan alkohol dan dipanaskan di api, setelah jarum dingin.

3. Buka dengan perlahan botol terkontaminasi di dekat api dan ambil dengan

jarum bagian jamur yang merupakan miselium jamur tiram.

4. Usahakan tetap berada di dekat api, dengan tangan yang lain ambil dan buka

botol PDA yang bersih dan masukkan miselium yang ada di jarum ke media

PDA, segera tutup kembali dengan kapas.

5. Amati setelah beberapa hari, jika tetap terkontaminasi, ulangi langkah kembali.

Pembuatan Bibit F1, F2, dan F3

Bibit jamur tiram pada dasarnya terdiri dari 4 jenis yaitu bibit murni/kultur murni

(P/Parental), bibit induk (F1), log tebar (F2), dan log produksi (F3). Terdapat beberapa

perbedaan dalam teknik pembuatan dan komposisi medium ke 4 jenis bibit ini, berikut

penjelasannya :

1. Proses Pembuatan Kultur Murni Jamur Tiram dengan Menggunakan Media PDA

(Potatoes Dextrose Agar/Agar Gula Kentang)

2. Bibit Induk F1 (log botol)

Page 11: Budi Daya Jamur Tiram Putih

8

Pembuatan bibit induk F1 bisa menggunakan botol selai atau botol saus sebagai

wadah medium.

Log botol merupakan tahap adaptasi awal/peralihan miselium jamur tiram dari media

PDA (Potato Dextrose Agar) ke media produksi yang berupa serbuk kayu. salah satu

Komposisi/formula medium yang dapat digunakan diantaranya serbuk kayu : Jagung :

Beras Merah : gula Putih : NPK (tambahan) : Air secukupnya dengan perbandingan

100 : 100 : 25 : 4 : 1.

Proses pembuatannya :

1. Campurkan semua bahan ke dalam panci kemudian dimasak seperti menanak

nasi.

2. Setelah matang kemudian dinginkan dan masukkan ke dalam botol sebanyak

¾ volume botol.

3. Tutup botol dengan menggunakan plastik tahan panas

4. Sterilisasi menggunakan autoklaf / panci presto selama 20 -30 menit.

5. Log botol yang telah steril selanjutnya diinokulasi dengan menggunakan

miselium jamur tiram yang terdapat pada medium PDA.

6. Log tebar F2

Log tebar merupakan log adaptasi miselium jamur tiram untuk skala produksi yang

lebih besar. Komposisi medium F2 pada dasarnya sama dengan log produksi F3.

Yang membedakannya hanya kapasitas/bobot medium. Log tebar biasanya dibuat

dengan bobot 0,5 kg.

Komposisi Medium yang digunakan yaitu serbuk kayu : dedak : jagung :

kapur (CaCO3) : NPK dengan perbandingan 100 : 10 : 5 : 2,5 : 1.

Proses pembuatan :

1. Semua bahan dicampurkan sambil ditambahkan air. Banyaknya air

disesuaikan hingga medium kompak yaitu ketika dikepal tidak terurai dan

ketika diperas tidak mengeluarkan air.

Page 12: Budi Daya Jamur Tiram Putih

9

2. Sebanyak 0,5 kg medium selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik tahan

panas ukuran 1 kg kemudian padatkan dan ditutup dengan mengikatnya

menggunakan karet sambil menyelipkan kapas/kapuk pada bagian atas.

3. Sterilisasi selama tidak kurang dari 4 jam. Setelah steril, simpan log di tempat

yang bersih.

4. Setelah dingin inokulasikan miselium jamur tiram yang berasal dari botol

selai/saus.

5. Log produksi F3

Page 13: Budi Daya Jamur Tiram Putih

10

TAHAPAN BUDIDAYA

Tahapan budidaya jamur tiram berupa persiapan media (substrat), pencampuran

media, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan

tubuh buah, dan panen.

Bagi pemula atau pengusaha skala kecil ada baiknya untuk sementara waktu bibit

ataupun media tanam dapat membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang

telah memiliki skala usaha yang besar

Persiapan Media (Substrat)

Formula media tanam untuk jamur tiram adalah sbb :

• Serbuk gergajian kayu = 100 kg

• Dedak = 10 kg

• Kapur = 0,5 kg

• Tepung jagung = 0,5 kg

• Gula merah = 0,25 kg

• Gypsum (tambahan) = 0,5 kg

• TSP (tambahan) = 0,25 kg

• Kadar air = 65%

Pencampuran Media

Bahan bahan media yang telah disiapkan diaduk sedemikian rupa sehomogen

mungkin agar pertumbuhan miselium dapat merata ke seluruh media. Pengadukan

dapat dilakukan dengan cara mekanis ataupun manual. Apabila dilakukan secara

manual upayakan pengadukan lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang

merata terutama untuk bahan bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah

tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses

pencampuran selesai lakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari. Proses

pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga

membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana

sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Lakukan pengadukan setiap hari agar

proses pengomposan merata.

Pengantongan (logging)

Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang

telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian

tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat

dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada

bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas sebagai tempat

memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu diikat dengan karet.

Page 14: Budi Daya Jamur Tiram Putih

11

Sterilisasi

Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan

cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari

100˚C dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen

melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan

dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog

didinginkan selama setengah sampai satu hari.

Inokulasi bibit

Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi

dilakukan secara aseptis /steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila

memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama

proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara

berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut.

Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan ke

dalam lubang yang telah diberi cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan

menebarkannya di atas permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali

lubang ring bambu dengan kapas.

Inkubasi

Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium

hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang

dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 22˚C –

28˚C. upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga

agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan

yang optimal. Masa inkubasi akan berlangsung

selama kurang lebih 40 hari.

Pemeliharaan tubuh buah

Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan

penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Tahapan ini memerlukan suhu

yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi)

dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20˚C -

26˚C dengan kelembapan 80% – 90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan

dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika kelembapan di luar

rendah biasanya pada saat siang hari. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu

diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu

dikurangi hingga 70% – 80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal

ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak

tahan lama /cepat busuk.

Gambar inkubasi log jamur

Page 15: Budi Daya Jamur Tiram Putih

12

Panen

Setelah 7-10 hari penutup dibuka,

tubuh buah biasanya sudah mulai

tumbuh. Selang 3-4 hari setelah tunas

tubuh buah tumbuh, jamur telah siap

dipanen.

Pemanenan harus dilakukan dengan

hati-hati dengan cara mencabut

seluruh rumpun tubuh buah jamur

yang ada beserta akarnya. Akar yang

tertinggal bisa menyebabkan

pertumbuhan tubuh buah selanjutnya

terganggu karena terjadi pembusukan

media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih

dalam kondisi segar.

Panen kedua biasanya berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah panen

pertama. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar

0,6 kg. Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman yaitu

dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta aerasi.

Pemberatantasan Penyakit

Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai

bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek

terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak

menular dan menyebabkan turunnya produksi.

Jamur siap panen dan siap dikemas

Page 16: Budi Daya Jamur Tiram Putih

13

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

1. Kurang tersedianya bibit yang memenuhi

kuantitas dan kualitas produksi

2. Belum ada standar kualitas bibit

3. Daya tahun jamur tiram hanya bisa tahan

tujuh jam sampai dua hari

4. Kualitas produk yang dihasilkan, akibat

dari

Kumbung jamur terlalu rapat (kurang angin)

akibatnya pertumbuhan jamur kurang baik, daun

jamur banyak yang menggelinting, tidak bisa mekar.

Penyiraman yang terlalu banyak sampai air masuk ke

lubang baglog membuat jamur tidak mau tumbuh lagi,

Cara pengambilan yang tidak sampai ke akarnya juga

bisa membuat jamur tidak mau tumbuh (keluar).

Kumbung jamur dan sekitarnya yang kurang

bersih membuat sebagian daun jamur berlubang

karena dimakan ham kecil yang sampai sekarang

masih saya selidiki jenis hamanya.

penataan baglog dirak supaya lebih efisien tempat

dan hasil bisa lebih maksimal

TIPS KEBERHASILAN USAHA

1. Cara mengetahui persentasi bahan - bahan media tanam yang tepat

persentasi bahan media adalah dalam hitungan per kilogram ( 100 kg serbuk

kayu,15 kg bekatul , 4 kg kapur , 1 kg TSP ), jadi pastikan semua bahan media

tanam dalam keadaan kering .

2. Cara mengetahui kandungan air dalam media tanam yang tepat

letakan media kedalam gengaman tangan kemudian diremas, apabila ada air yang

keluar artinya kandungan air masih banyak atau apabila media diremas kemudian

dibuka ternyata media tsb pecah / tidak menggumpal artinya kandungan air masih

kurang . Yang tepat adalah apabila media tanam di remas tidak ada air yang

Page 17: Budi Daya Jamur Tiram Putih

14

menetes dan menggumpal saat genggaman dibuka.

3. Proses inokolasi / penularan bibit yang baik

proses inokulasi yg baik adalah jika tingkat keberhasilan / jumlah bibit yang tumbuh

diatas 70 % , bila tidak maka perhatikan hal dibawah ini:

pastikan semua alat bersih dan steril

lakukan inokulasi di tempat atau ruangan khusus

sterilkan stik inokulasi dengan cara dibakar sampai membara pd

lampu spiritus setiap penularan antara 15 - 20 baglo

biarkan baglog berada di ruangan yang bersih selama 3 - 5 hari

setelah penularan untuk mengurangi kontaminasi

usahakan baglog tidak terkena air pada waktu penyiramankeluarkan

baglog yang ter kontaminasi dari ruangan secepatnya

Page 18: Budi Daya Jamur Tiram Putih

15

PROSPEK USAHA

Jamur tiram termasuk jenis jamur yang paling banyak

dikonsumsi. Oleh karena itu, banyak petani yang

membudidayakannya. Untuk melakukan budi daya

jamur tiram ternyata tidak sesulit yang

dibayangkan. Hal terpenting yang harus diperhatikan

hanya masalah perlakuan lingkungannya. Pada habitat

aslinya jamur tiram dapat tumbuh optimal di area

dataran tinggi. Hal ini juga harus didukung dengan

tingkat kelembaban yang diinginkan jamur tiram, dingin,

dan sesuai dengan karakter jamur tiram sehingga bisa

membuat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram menjadi

optimal. Kendati habitat asalnya daerah dataran tinggi,

tetapi jamur tiram tetap dapat dibudidayakan di daerah

dataran rendah, asalkan tempat pemeliharaannya

dikondisikan dengan habitat aslinya. Penerapan

budidaya jamur di daerah dataran rendah pun harus

dilakukan lebih ekstra dari perlakuan jamur yang

dibudidayakan di dataran tinggi dan tentu harus

dengan proses yang seteril.

Hingga saat ini jamur tiram lebih banyak diproduksi di jawa

barat. Berdasarkan data yang ada, jawa barat memproduksi 10 ton

jamur tiram setiap harinya dan mayoritas dipasarkan dalam bentuk

segar dengan tujuan pemasarannya kota-kota besar. Daerah

karawang, Bandung, Bogor,dan Sukabumi misalnya, menyuplai

jamur tiramnya ke pasar-pasar di Jakarta.

Bila dibandingkan dengan jenis jamur lainnya, jamur tiram

sudah jauh lebih dikenal dan memasyarakat. Oleh karena

itu masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsinya. Hal ini

membuat kebutuhan pasar akan jamur tiram menjadi luas

dan permintaan akan produk jamur tiram, baik dalam

bentuk segar maupun olahannya,terus meningkat. Di

beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang,

dan Hongkong, permintaan jamur tiram dalam bentuk

kering maupun yang telah dikalengkan sangat tinggi.

ASPEK LEGALITAS

Perijinan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan

perusahaan, namun bila usaha yang dibangun adalah perusahaan formal maka

sebelum usaha ini berjalan sebaiknya perijinan-perijinan dilengkapi terlebih

dahulu. Perijinan yang diperlukan umumnya berupa ijin prinsip dari instansi terkait,

seperti:

Page 19: Budi Daya Jamur Tiram Putih

16

1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),

2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP),

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP),

4. Nomor PokoknWajib Pajak (NPWP),

5. Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan

kebutuhan perusahaan

Page 20: Budi Daya Jamur Tiram Putih

17

ANALISA BIAYA USAHA

1. Asumsi-asumsi

Usaha jamur tiram skala rumah tangga

Periode waktu usaha lima tahun

Per satu periode ( 6 bulan) adalah 7500 baglog

Prosentase keberhasilan inokulasi = 80 %

Rata-rata produksi per baglog = 800 gram

2. Biaya-biaya Usaha

Investasi

Kumbung Kapasitas 7.500 baglo Rp 8.400.000,

Sewa Lahan 5 tahun 7.500.000,

Sprayer 40.000,

Termometer 50.000,

Barometer 150.000,

Total Investasi Rp 16.140.000,

Biaya Operasional (per 6 bulan)

Baglog 7.500 Rp 11.250.000

Fungsisida 12.500

Tenaga Kerja 2 Orang 600.000

Plastik Kemasan 50.000

Penyusutan Kumbung 840.000

Penyusutan Termometer 5.000

Penyusutan Barometer 15.000

Sewa Lahan 750.000

Transportasi 500.000

Pemasaran , _300.000

Total Biaya Operasional Rp 14.322.500

3. Perkiraan Pendapatanper 6 bulan

Jumlah jamur yang dihasilkan : 6.000 x 800 4.800.000 g atau 4.800 kg

Bila harga jual jamur tiram Rp 9.000,-/ kg maka pendapatan yang diperoleh =

9.000 x 4.800 = Rp 43.200.000,-

PROYEKSI LABA RUGI PER TAHUN

KETERANGAN TAHUN 1

A. PENJUALAN 86.400.000

B. BEBAN POKOK

Page 21: Budi Daya Jamur Tiram Putih

18

1. Baglog 22.500.000

2. Fungisisda 25.000

3. Plastik Kemasan 100.000

4 Tenaga Kerja 2.400.000

C. HASIL USAHA KOTOR (A - B) 61.375.000

D. BIAYA USAHA

1 Sewa lahan 1.500.000

2 Transfortasi 1.000.000

3. Pemasaran 600.000

4. Biaya Sewa 3.000.000

Total Biaya Usaha sebelum

Penyusutan dan Amortisasi 6.100.000

9. Penyusutan 1.720.000

10. Amortisasi

E. TOTAL BIAYA USAHA 7.820.000

F. HASIL USAHA (C - E) 53.555.000

G. BUNGA -

H. HASIL USAHA SEBELUM PAJAK (F - G) 53.555.000

I. P A J A K -

K. HASIL USAHA BERSIH (H - I) 53.555.000

L. B E P (E/C) 100% 12,74 %

Page 22: Budi Daya Jamur Tiram Putih

19

TENTANG PENULIS

Andrixinata Bahran, dilahirkan di Lampung 27 November

1989. Mengawali jenjang pendidikan di SDN 1 Malaya Kec,

Lemong Lampung Barat, kemudian Melanjutkan di SMPN 1

Lemong Lampung barat. Setalah Lulus dari SMAN 1 Pesisir

Tengah lampung Bbarat sebagai Lulusan terbaik, melanjutkan

studi ke Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Bidang ilmu yang ditekuni adalah

bagian Hama, Penyakit Tanaman, dan Lingkungan.

Penulis merupakan salah satu pemenang Olimpiade Sains

Nasional Tingkat SMP Kabupaten Lampung Barat pada tahun

2002 dan 2003 bidang matematika. Selain itu penulis juga

merupakan pemenang OSN Matematika tingkat SMA se-

kabupaten Lampung Barat tahun 2004, 2005, dan 2006,

pemenang Olimpiada Matematika ABDB dan Bank Mega 2005 dan 2006. Semasa sekolah,

penulis merupakan seorang juara kelas dan merupakan salah satu pemenang siswa

teladan. Prestasi penulis di tingkat propinsi Lampung diantaranya pemenang OSN

matematika tahun 2005 dan 10 besar Olimpiade matematika FMIPA UNILA 2005. Selain itu

penulis juga merupakan salah satu dari 200 siswa SMA terbaik se-Indonesia pada tahun

2005 dan penerima beasiswa Sampoerna Foundation. Di kampus, penulis aktif dalam

berbagai kegiatan diantaranya sebagai ketua Organic Farming IPB 2008, kandidat Debat

Bahasa Inggris 2007-sekarang. Saat ini penulis sedang aktif sebagai konsultan Klinik

Pertanian IPB dan sedang menjalankan Research untuk tugas akhir jenjang Sarjana yang

dijalaninya.