Proposal Penelitian Jamur Tiram

22
BAB. I pendahuluan 1.1 Latar belakang Salah satu peluang usaha yang menjanjikan di Indonesia . adalah budi daya jamur. Budi daya jamur di Indonesia belum dikembangkan dengan maksimal. Budi daya jamur di Indonesia dapat dipergunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk dikonsumsi dan obat. Dalam skala besar budi daya jamur dapat dipergunakan sebagai usaha yaitu memproduksi kemudian dijual kembali. Sebelum budi daya jamur dalam skala besar dikembangkan, sebenarnya sudah dikembangkan terlebih dahulu 2 aspek yaitu budi daya jamur untuk obat dan dikonsumsi sendiri atau untuk kalangan sendiri. Dalam penelitian menyatakan bahwa jamur tiram dapat digunakan sebagai obat untuk melawan kolesterol, kanker dan bahkan dapat mengobati HIV / AIDS. Senyawa aktif pada jamur tiram dikabarkan dapat sebagai anti bakteri, anti virus, dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ( Kompas, 2002 ). Pada sumber lain menyebutkan bahwa jamur tiram dapat dipakai sebagai 0bat statin. Jamur tiram juga dapat membunuh dan mencerna memotoda yang dimungkinkan untuk memperoleh nitrogen.

description

penelitian jamur tiram

Transcript of Proposal Penelitian Jamur Tiram

BAB. I pendahuluan

1.1 Latar belakang

Salah satu peluang usaha yang menjanjikan di Indonesia . adalah budi daya jamur. Budi daya jamur di Indonesia belum dikembangkan dengan maksimal. Budi daya jamur di Indonesia dapat dipergunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk dikonsumsi dan obat. Dalam skala besar budi daya jamur dapat dipergunakan sebagai usaha yaitu memproduksi kemudian dijual kembali. Sebelum budi daya jamur dalam skala besar dikembangkan, sebenarnya sudah dikembangkan terlebih dahulu 2 aspek yaitu budi daya jamur untuk obat dan dikonsumsi sendiri atau untuk kalangan sendiri.

Dalam penelitian menyatakan bahwa jamur tiram dapat digunakan sebagai obat untuk melawan kolesterol, kanker dan bahkan dapat mengobati HIV / AIDS. Senyawa aktif pada jamur tiram dikabarkan dapat sebagai anti bakteri, anti virus, dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ( Kompas, 2002 ). Pada sumber lain menyebutkan bahwa jamur tiram dapat dipakai sebagai 0bat statin. Jamur tiram juga dapat membunuh dan mencerna memotoda yang dimungkinkan untuk memperoleh nitrogen.

Konsumen jamur bukan hanya penduduk perkotaan, tetapi penyebaranya sangat luas sebagai contah untuk bahan makanan, seperti yang dilakukan penduduk Puncak Jaya Wijaya, yang berdasarkan survey tidak kurang dari 49 spesies jamur menjadi bahan makanan . Perlu diketahui bahan jamur jamur tersebut tumbuh secara alami, sehingga ketersediaanya masih sangat terbatas maka keberadaannya perlu dibudidayakan.

Di Indonesia jamur untuk konsumsi yang telah di budi dayakan baru ada 5 jenis yaitu :a. Jamur Putih Atau Jamur Kancing (Agaritus bisporus)b. Jamur Kuping (Auricularia auricula )c. Jamur Shitake (Lentinula edodes)d. Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)e. Jamur Merang (Volvariella rolvacea)

Dari ke 5 jenis jamur tersebut yang telah di budi dayakan dalam skala besar adalah jamur merang dan merupakan budi daya pertama di Indonesia .pada kesempatan ini peneliti menekankan pada satu jenis objek penelitian yaitu jamur tiram dengan jenis keluar jamur tiram Putih, Coklat, dan Merah dengan komposisi media jagung dengan bekatul dan sebagai bahan baku media adalah limbah gergaji. Jamur dalam bahasa Yunani disebut Pleurotus artinya bentuk samping atau menyamping antara tangkai dengan tudung (Sunanto, 2005). Sebutan tiram karena bentuknya menyerupai kulit tiram (Cangkang Kerang). Di Amerika dan Eropa, jamur ini populer dengan sebutan (Oyster mushroom) artinya tangkai tudung tidak dapat ditengah. Jamur tiram asal muasalnya dari Belanda, kemudian menyebar ke Australia, Amerika, Asia tenggara, termasuk Indonesia. Jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai makanan yang banyak untuk di konsumsi, enak, tidak beracun dan memiliki kandungan gizi tinggi.

Pasar jamur tiram masih terbuka luas terutama ekspor seperti : Taiwan, Hongkong, Jepang, Inggris dan kawasan Asia tenggara sendiri. Persoalan mendasar adalah masih minimnya suplai dari petani jamur sendiri Banyak eksportir yang masih menunggu dari petaninya sendiri, hal ini disebabkan karena budidaya jamur ini belum memasyarakat, pengetahuan tentang jamur sendiri masih kurang dan belum tersosialisasi penyebaranya di kawasan Indonesia. Kebutuhan jamur di dalam negeri masih cukup tinggi, apa lagi didukung dengan banyaknya turis asing yang datang mengkonsumsi jamur sebagai santapan sehari hari. Pasar jamur masih sangat potensial selain di konsumsi, didalam negeri untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Menurut Hardi Soenanto menyebutkan bahwa pemintaan jamur setiap tahunnya mencapai sektar 7.000.000 kg dengan tujuan ke Taiwan, Jepang dan Hongkong. Tingkat konsumsi masih berada pada golongan menengah ke atas.

Jika dilihat di pasar swalayan maupun di pasar tradisional jamur tiram masih cukup langka. Hal ini membuktikan budidaya belum dilakukan secara maksimal. Jumlah produksi masih terbatas disebabkan para pengusaha dan petani jamur belum mengetahui secara mendalam mengenai teknik budidaya jamur tiram ( Hardi Soenanto, 2000 ) Dari segi agronomi, tanaman jamur dapat tumbuh secara alami pada batangbatang pohon yang telah mengalami pelapukan. Hal ini mudah di jumpai di hutanhutan di Indonesia budidaya jamur tiram dirintis sejak tahun 1988 dengan jumlah petani yang masih sedikit. Namun sesuai dengan perkembangan teknologi mulai dibudidayakan secara besar besaran dengan metode rekayasa teknologi modern yaitu penanaman jamur dalam polibag dengan media serbuk gergaji, jerami padi, dan dapat juga dengan serabut alang alang, jamur tiram juga dapat tumbuh pada media lain seperti ampas tebu, kulit kacang, serabut kelapa. Namun sejauh ini para pengusaha lebih banyak menggunakan serbuk gergaji dan jerami padi,karena bahan baku ini mudah didapat dan harganyapun murah.Dengan pemanfaatan media tersebut selain langsung dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah limbah dengan pemanfaatan sebagai media jamur tiram yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Sebagai upaya kesinambungan usaha yang perlu diperhatikan adalah bahan baku dan murah yaitu serbuk gergaji.( Brock & Micael,1991) Bahan baku serbuk gergaji di Wonosobo cukup melimpah, karena banyak industri rakyat di berbagai tempat melakukan usaha pembuatan log dengan baku kayu albasia. Dengan dasar tersebut pengembangan industri jamur tiram di Wonosobo cukup potensial untuk dikembangkan.

Sehubungan dengan ini perlu di adakan uji coba melalui proses penelitian budidaya jamur tiram dengan berbagai komposisi untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang murah. Jika hal ini dapat berhasil secara maksimal maka para perajin jamur tiram perlu kiranya untuk memanfaatkan hasil uji coba tersebut.

1.2 Rumusan masalah

Sesui dengan latar belakang diatas maka rumusan masalah sebagai sebagai berikut :1. Apakah ada perbedaan tingkat produksi rata-rata jamur tiram jenis merah, coklat dan putih dengan media serbuk gergaji terhadap komposisi campuran media antara jagung.2. Berapa tingkat produksi rata rata tertingi jamur tiram jenis merah, coklat dan putih pada media campuran antara serbuk gergaji dengan beberapa komposisi campuran tepung jagung terhadap kondisi geografis diwilayah desa tanjung wangi.3. Berapa tingkat produksi rata-rata tertinggi jamur tiram jenis merah, coklat dan putih dengan media pada antara serbuk gergaji dengan beberapa komposisi campuran bekatul terhadap kondisi geografis diwilayah desa tanjung wangi..4. Apakah layak jamur tiram dibudidayakan di Desa Tanjung Wangi sebagai lahan pembudidayaan jamur tiram ?

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui perbedaan tingkat produksi rata-rata jamur tiram jenis merah, coklat dan putih dengan media serbuk gergaji terhadap komposisi campuran jagung dan bekatul di wi;ayah desa tanjung wangi.2. Mengetahui tingkat produksi rata-rata tertinggi jamur tiram jenis merah, coklat dan putih pada media campuran serbuk gergaji dengan beberapa komposisi campuran media tepung didesa tanjung wangi3. Mengetahui tingkat produksi rata-rata tertinggi jamur tiram jenis merah, coklat dan putih pada media campuran serbuk gergaji dengan beberapa komposisi campuaran media bekatul.

1.4 Manafat Penelitian

1. Bagi peneliti : agar memiliki wawasan yang luas tentang budi daya jamur tiram dengan komposisi media yang lebih produktif.2. Bagi Pemerintah : dapat membantu pemerintah dalam mengatai dampak lingkungan akibat limbah gergaji dan membantu pemenuhan gizi masyarakat3. dengan mengkonsumsi jamur tiram sebagai makanan alternative yang aman bebas kolesterol dan lezat.4. Bagi Masyarakat Tanjung wangi : memberi masukan kepada masyarakat tentang budi daya jamur tiram Putih, Merah dan coklat dengan komposisi media antara jagung dengan bekatul.5. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan : sebagai keterangan awal dalam pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Budidaya Jamur Tiram

2.1.1 Budidaya

Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Awal dimulainya teknik budidaya ditandai dengan menetapnya seorang peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu. Budidaya tanamanmemiliki dua ciri penting yakni selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksinya memiliki resiko yang relatif tinggi. Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu: [1] melakukan pengolahan tanah; pememeliharaan untuk mencapai produksi maksimum; dan tidak berpindah-pindah

Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu: aspek pemuliaan tanaman; aspek siologi tanaman dan aspek ekologi tanaman

Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: produk yang dapat digunakan langsung dan benih atau bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan kelangsungan budidaya . Peningkatan produksi pangan dilakukan melalui penemuanpenemuan varietas-varietas baru yang mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu, perbaikan metoda atau teknik budidayanya serta mengusahakan cara bertanam yang benar[1]

2.1.2 Jamur Tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.[2] Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. Jamur tiram, ternyata dibalik nikmatnya jamur tiram, banyak memiliki jenis warna yang indah : putih, kuning, pink, cokelat, dan abu-abu. Warna-warni dibentuk oleh spora. Indahnya aneka warna jamur tiram berkat Dr. Anton S.M Sonenberg ahli bioteknologi di Mushroom Research Unit Belanda, yang melakukan persilangan antar spesies Pleurotus. Hasilnya, muncullah berbagaiwarna jamur tiram, kuning, merah, abu-abu dan biru.

A. Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)

Sekian banyak spieses pleurotus, jamur inilah yang dikenal denganjamur tiram, seluruh bagian tubuhnya berwarna putih karena sporanya tak berwarna. Permukaan tudung licin dan agak berminya. Pada kondisi lembap tepiannya bergelombang. Untuk masalah rasa sangat enak, kenyal dan gurih. Jenis ini sangat mudah menyerap zat sehingga sangat mudah diberi bumbu rasanya seperti daging ayam.

Gambar 2.1 Jamur Tiram Putih

A. Jamur Tiram Kuning (Pleurotus Citrinipileatus)

Tudungnya berwarna kunin seperti emas, sering juga disebut golden oyster atau jamur tiram emas. Untuk masalah rasa jamur tiram kuning ini rasanya seperti kacang mete, biarpun saat dimasak warnya memudar.Ekstrak Jamur Tiram Kuning ini bersifat antioksidan dan antihiperlipidemia. Jamur ini mengandung lektin yang berkhasiat antitumor.Kandungan Gizi Tiram Kuning Per 100g : Asam amino 23.68% 25.42 Fat kasar 0.8% 1.9 Protein kasar42.3% 47.9 Fiber kasar10.7% 14.7%

Gambar 2.2 Jamur Tiram KuningB. Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus Cystidius)Jamur tiram abu-abu ini memiliki tangkai tidak bercabang. Tudungnya bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan jamur tiram putih. Kelebihannya bercitrarasa manis.

Gambar 2.3 Jamur Tiram Abu-abuC. Jamur Tiram Merah Muda (Pleurotus Flabellatus)

Jamur Tiram Merah Muda ini tidak kalah menarik dengan tampilan Jamur Tiram Kuning, warnanya sangat memikat ketika masih muda. Para ahli kuliner sering sekali menggunakan tiram ini untuk mempercantik hiasan kulinernya dengan memadukan pengisi salad. Manfaat tiram merah muda ini sering digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan darah.Kandungan Gizi Tiram Merah Muda Per 100g : Protein 19.9 g Lemak 3.1 g Senyawa non nitrogen 67 g Serat2.47 g Vit. B10.16 mg Vit. C6.25 mg

Gambar 2.4 Jamur Tiram MerahD. Jamur Tiram Cokelat (Pleurotus Cystidiosus)Kelebihan jamur ini dibandingkan dengan sejenis yang lainnya yaitu lebih guruh dan tebal. Dagingnya lebih segar dan aromanya sangat tajam.Kandungan Gizi Jamur Tiram Cokelat per 100g :

Energi20 KkalThiamin0.06 mgMg14 mg

Protein1.9 gRiboflavin0.16 mgNa3.8 mg

Lemak0.3 gVit. C4 mgK258 mg

Karbohidrat4.6 gP86 mgFe1 mg

Serat2.3 gCa5 mg

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Jamur Tiram Cokelat

E. Jamur Tiram Raja (Pleurotus Umbellatus)Jamur ini disebut juga dengan King Oyster, jamur tidak bercabang sehingga tidak banyak individu jamur yang terbentuk. Perbedaannya dengan teman-teman sejenisnya adalah tudungnya yang cukup besar berwarna kecoklatan.Kandungan Gizi Jamur Tiram Raja per 100g :Energi20 KkalVit. A30-144 mgCa5 mg

Protein10-30 gVit. B65 mgP5 mg

Lemak0.3 gVit. C4 mgK258 mg

Karbohidrat4.6 gNiacin76.90 mgFe1 mg

Serat2.3 gKarotene10 mg

Tabel. 2.2 Kadungan Gizi Jamur Tiram Raja

2.2 Peluang Pasar Jamur Tiram

Pasar jamur tiram sangat potensial sekali untuk konsumsi dalam negeri juga dapat menembus pasar luar negeri. Wilayah pemasaranya untuk luar negeri berada di negeri Singapura, Taiwan, Jepang dan Hongkong. Permintaan jamur dari Negara tersebut mencapai 6 juta kg/tahun. Padahal petani dan pengelola belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan jamur dalam negeri. Terutama di kotakota besar banyak penghuni orangorang asing maupun orang Indonesia dari golongan menengah keatas yang biasa mengkonsumsi jamur tiram ( Hardi Soenanto , 2000 )Jika di lihat di pasar swalayan maupun pasar tradisional belum banyak diperjual belikan jamur tiram. Hal ini disebabkan bukan karena tidak laku di pasaran melainkan masih minimumnya pengusaha atau petani jamur tiram yang berminat untuk membudidayakan. Kurangnya minat para petani disebabkan belum tahunya teknik budidaya maupun sampai sejauh mana keuntungan yang diperoleh jika dibandingkan dengan bercocok tanam padi maupun jenis sayuran lainya.Bertitik tolak dari gambaran tersebut penyuluhan dan sosialisasi tentang budi daya jamur tiram perlu intensifkan sehingga para pengusaha tertarik untuk usaha ini. Hal yang menarik untuk di kembangkan agar para pengusaha dapat melakukan budi daya jamur tiram dengan pertimbangan sebagai berikut:1. Harga jamur tiram hasil budi daya relatif mahal,sedangkan biaya produksi seperti serbuk kayu, bekatul atau media lain mudah di dapat dan harganya murah.2. Budi daya tidak kenal musim, sehingga setiap saat dapat menghasilkan hasil produksi3. Modal untuk investasi tidak begitu besar dan dapat di polesi ebagai usaha sampingan.4. Pemeliharaanya mudah sehingga tidak banyak menyita waktu5. Kondisi iklim dan cuaca di Indonesia yang cocok untuk budidaya .6. Budidaya jamur tiram tidak menimbulkan pencemaran ligkungan yang dapat menganggu kesehatan masyarakat ( Hardi Soenanto, 200 )

Selain keunggulan tesebut di atas, keunggulan jamur tiram juga cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan ( Krisnadi, 2008 ). Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak dapat berbentuk segar, kering, serta menjadi bahan olahan seperti tumis, pepes, keripik jamur tiram dan untuk campuran sayur.

Dengan pertimbangan tersebut kiranya budi daya jamur tiram menjadi peluang usaha yang menjanjikan dan menguntungkan sehingga perlu di kembangkan.

2.3 Proses Budidaya Jamur Tiram

Dari sekian banyak jamur konsumsi, jamur tiram diperhitungkan sebagai komoditas pada sektor agrobisnis. Jamur tiram putih ( Pleoratus ostreatus ) mulai dikembangkan dan dibudidayakan pada tahun 1990 (Abdul , 2003). Untuk memproduksi jamur tersebut, yang perlu diperhatikan yaitu tersedianya subtract yang sederhana dan murah ( Brock & Michel, 1991 ). Pada umumnya subtrat yang digunakan dalam budi daya adalah serbuk gergaji, dan untuk di Desa Jati Wangi Kabupaten Bandung subtract yang tersedia cukup banyak adalah serbuk gergaji kayu sengon ( Albazia falcataria ) Budi daya jamur tiram menjadi aternatif untuk dikembangkan. Dari segi harja jual termasuk peringkat atas jika di bandingkan dengan jenis sayuran lainnya. Jamur mempunyai manfaat multi guna disamping sebagai sayuran, dapat juga diperuntukan sebagai makanan olahan lainnya, masa panen jamur tiram tidak mengenal musim, mudah budi dayanya dengan investasi yang relatif terjangkau.

A. LokasiBudidaya jamur tiram dipilih lokasi atau daerah yang memiliki ketinggian antar 400800 m dari permukaan laut (dpl). Namun tidak tertutup kemungkinan jamur tiram dapat tumbuh pada lokasi dataran rendah yang memiliki lingkungan dengan iklim dingin (sejuk) jauh dari polusi dan hangat menunjang pada lokasi yang memiliki tingkat kelembaban cukup atau dekat pepohonan besar ( Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007 )

B. TemperaturKisaran temperatur (suhu) untuk pertumbuhan jamur antara sampai . Sedangkan untuk temperatur maksimal yang diperlukan antara sampai . Di upayakan temperatur lingkungan sekitar tumbuh jamur selalu dalam keadaan stabil, supaya pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu. Pemantauan suhu udara hendaknya dilakukan secara intensif agar kisaran suhu yang di butuhkan dapat terpenuhi.

C. KelembabanKelembapan udara berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram cepat atau lambat, sehat atau tidak sehatnya pertumbuhannya. Kelembapan memegang peranan penting sehngga perlu diperhatikan kelembapan yang kurang memenuhi syarat dapat di perbaiki dengan menggunakan cara lain seperti untuk daerah panas di tempatkan pada lingkungan pepohonan besar,log, atau polibag selalu disiram. Pada prinsipnya dibantu dengan metode buatan ( Hardi Soenanto, 2000 )

D. Keasaman ( pH )Media yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan pertumbuhan miselium dan tumbuh buah terhambat. Pertumbuhan miselium dan tumbuh buah jamur yang ideal pada pH maksimum 4 sampai 6. Bila pH di atas 6,0 pertumbuhanya kurang baik.

E. AirKandungan air dalam media pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium maupun perkembangan tubuh buah. Jamur tiram memerlukan kandungan air tidak lebih dari 70% ( Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007 )

F. NutrisiSeperti halnya tumbuhan lain jamur tiram juga memerlukan nutrsi dalam bentuk unsur hara seperti H, F, S, C dan beberapa unsur penting lain. Dalam media tanam, unsur tersebut harus dipersiapkan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam budidaya jamur tersebut. Jamur tidak dapat menggunakan energi matahari seperti tanaman berklorofil untuk proses biologi tetapi menghasilkan sejumlah enzim ekstra yang dapat mendegradasi senyawa yang dapat larut dan kemudian diserap oleh jamur. Untuk nutrisi, unsur utama yang digunakan untuk budidaya adalah selulosa, hemi selulosa dan liguin ( Hardi Soenanto, 2000 )

G. CahayaJamur tiram sangat sensitif terhadap cahaya sinar matahari terutama sinar matahari langsung. Sangat tidak cocok bila budi daya jamur tiram berada pada tempat atau kawasan yang panas, baik panas langsung maupun tidak langsung oleh karena itu tiap rumah jamur (kumbung) di buat sedemikian rupa dalam keadaan tertutup. Sekalipun ada lubang ventilasi, fungsinya hanya sekedar sirkulasi udara dan hindari adanya efek matahari baik langsung maupun tidak langsung ( Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007 )

2.4 Teknik Budidaya

Teknik budidaya dapat dilakukan dengan bantuan media dari serbuk kayu dicampur dengan media lain, secara rinci disampaikan karakteristik media yang digunakan dalam budidaya jamur tiram.

2.4.1. Media serbuk kayu Tempat tumbuh jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang tumbuh baik pada kayu lapuk atau dalam bentuk serbuk gergaji. Budidaya dengan serbuk kayu (gergajian ) paling banyak dilakukan oleh para petani jamur tiram, disebabkan karena praktis, bahan baku murah dan media ini mudah didapat. Walaupun jamur tiram dapat tumbuh pada media serbuk kayu ( gergajian ), tetapi tidak sembarang kayu baik digunakan sebagai media. Serbuk kayu yang paling baik salah satu diantaranya adalah serbuk kayu sengon ( Albazia falcataria ). Pemanfatan limbah kayu ( Albazia falcataria ) merupakan upaya dalam rangka mengurangi polusi. Jika tidak ada solusi maka dapat dipastikan bahwa makin hari limbah tersebut semakin menggunung, maka perlu adanya pemanfaatan limbah tersebut agar mempunyai nilai ekonomis. ( Indomedia. Com, 2000 ) Menurut Balai Teknik Penelitian diatas Pertanian Jawa Timur, disampaikan bahwa kayu sengon ( Albazia falcataria ) memiliki keunggulan sebagai berikut :1. Serbuk kayu sengon termasuk kayu keras.2. Serbuk kayu sengon tidak mengandung getah. Kayu yang mengandung getah akan menghambat pertumbuhan jamur tiram, karena getah pada tanaman menjadi zat ekstraktif.

Dari keunggulan tersebut kayu sengon ( Albazia falcataria )memenuhi syarat sebagai media tumbuh jamur tiram. Disamping itu kayu sengon mengandung kadar selulosa mencapai 49,7% .( Hieronymus, 1992) Kadar selulosa merupakan bahan yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur tiram dengan kandungan nutrisi yang tidak cepat habis. Sehingga dalam satu polybag dapat tumbuh sampai 8 kali panen ( petik ) bahkan bisa samapai 10 kali panen. Keunggulan kayu sengon selain serbuk gergaji untuk media tumbuh jamur tiram juga baik untuk penghijauan, pelindung dan penyubur tanah, bahan baku bangunan ( perabot rumah tangga ) dan sebagai bahan baku ndustrikertas. Sehubungan dengan ini maka kayu sengon dapat dibudidayakan secara maksimal dan harus medapat perhatian dari berbagai pihak. Program pemerintah telah mencanangkan gerakan sengonisasi terutama pada lahan kritis , termasuk wilayah KabupatenDesa Tanjung Wangi. Sedang pihak swasta ( eksportir ) berlomba memasok kayu sengon untuk keperluan di berbagai negara.2.4.2. Tepung jagung2.4.3. Media Bekatul2.4.4. Kapur Kawur (Calsium Carbonat)BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu3.1.1. Tempat Penelitian3.1.2. Waktu Penelitian

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat Meliputi3.2.2 Bahan meliputi

3.3 Prosedur Penelitian3.4 Rancangan Penelitian3.5 Analisi Data

DAFTAR PUSTAKALAMPIRANhttp://oemahjamur.blogspot.com/2012/07/ramuan-pemacu-pertumbuhan-jamur-tiram.html