Persiapan Osce Semester 6

download Persiapan Osce Semester 6

of 24

description

hbjccjkvcxzkjvghXCVU jBCJXHbKXJCVgZKVDZC

Transcript of Persiapan Osce Semester 6

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIKLANGKAH / TUGASPENGAMATAN

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIKYATIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita

2. Mempersilahkan penderita duduk

3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan

PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK ATAS

1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan)

1. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan ada / tidaknya nyeri tekan).

2. Pasien disuruh meng-abduksikan lengannya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

3. Pasien disuruh meng-aduksikan lengannya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

4. Pasien disuruh memfleksikan lengan bawahnya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

5. Pasien disuruh mengekstensikan lengannya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

6. Pasien disuruh memfleksikan pergelangan tangannya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

7. Pasien disuruh mengekstensikan pergelangan tangannya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

8. Pasien disuruh memfleksikan sendi metacarpal-nya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

9. Pasien disuruh mengekstensikan sendi metacarpalnya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

10. Pasien disuruh mengabduksikan jarijarinya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)

11. Pasien disuruh meng-adduksikan jari-jarinya yang tadi abduksi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)

PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK BAWAH

1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan)

2. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan ada / tidaknya nyeri tekan).

3. Pasien disuruh memfleksikan pahanya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

4. Pasien disuruh mengekstensikan pahanya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

5. Pasien disuruh mengabduksikan pahanya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

6. Pasien disuruh meng-adduksikan pahanya yang abduksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

7. Pasien disuruh memfleksikan sendi lututnya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

8. Pasien disuruh mengekstensikan sendi lututnya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

9. Pasien disuruh memplantarfleksikan pergelangan kakinya , kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

10. Pasien disuruh mendorsofleksikan pergelangan kakinya , kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

11. Pasien disuruh memplantarfleksikan sendi metatarsalnya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

12. Pasien disuruh mendorsofleksikan sendi metatarsalnya , kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

13. Pasien disuruh memfleksikan jari - jari kakinya , kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)

14. Pasien disuruh mendorsofleksikan jari jari kakinya , kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)

15. Catat hasil pemeriksaan

PEMERIKSAAN FUNGSI CEREBELLUM, KOORDINASI DAN PERANGSANGAN MENINGEALLANGKAH / TUGASPENGAMATAN

PEMERIKSAAN CEREBELLUM DAN KOORDINASIYATIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita

2. Mempersilahkan penderita duduk

3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan

Test Romberg

1. Penderita disuruh berdiri dengan kedua kaki saling dirapatkan.Pandangan lurus ke depan. (Alas kaki sebaiknya dilepaskan)

2. Biarkan beberapa saat

3. Awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.

Test Tandem

1. Penderita diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai, tempatkan satu tumit tepat di depan jari jari kaki yang berlawanan. Pandangan ke depan.

2. Dilakukan dengan mata terbuka.

Percobaan Telunjuk Hidung

1. Pasien boleh berbaring, duduk atau berdiri. (Sebaiknya duduk)

2. Posisikan lengan pasien abduksi dan ekstensi secara komplit.

3. Suruh pasien untuk menyentuh ujung hidungnya dengan ujung jari telunjuknya.

4. Kemudian suruh pasien menyentuh jari telunjuk kita dengan jari telunjuknya tadi.

5. Mula mula dengan gerakan perlahan kemudian semakin cepat.

Percobaan Telunjuk Telunjuk

1. Suruh pasien Penderita mengabduksikan lengan pada bidang horizontal.

2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan ke 2 ujung jari telunjuknya saling bertemu / bersentuhan tepat di tengah tengah di bidang horizontal tersebut.

3. Pertama tama dengan gerakan perlahan kemudian dipercepat, baik dengan mata terbuka dan tertutup.

Percobaan Tumit Lutut

1. Pasien dalam posisi berbaring.

2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan tumit kakinya ke lutut kontralateral, diteruskan dengan mendorong tumit, menelusuri tibia, secara lurus menuju jari jari kakinya.

Diadokokinesia

1. Pasien boleh dalam posisi berbaring ataupun duduk.

2. Suruh pasien menggerakkan kedua tangannya bergantian, pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam

3. Gerakan tersebut dilakukan secepat mungkin, baik dengan mata terbuka maupun tertutup.

PEMERIKSAAN TANDA PERANGSANGAN MENINGEAL

Pemeriksaan Kaku Kuduk (Nuchal/ Neck Rigidity)

1. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang sedang berbaring. Rotasikan kepala ke kanan dan ke kiri untuk menyingkirkan adanya proses lokal.

2. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat menyentuh dada.

3. Perhatikan ada / tidaknya tahanan

Pemeriksaan Brudzinski I

1. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang sedang berbaring.

2. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat menyentuh dada.

3. Perhatikan ada / tidaknya fleksi kedua tungkai. Dikatakan positif , jika terjadi fleksi kedua tungkai.

Pemeriksaan Brudzinski II

1. Penderita disuruh berbaring, dengan kedua tungkai ekstensi.

2. Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 900, sementara sendi lutut difleksikan maksimal.

3. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai bawah dan tungkai atas

4. Perhatikan ada / tidaknya fleksi tungkai kontralateral. Dikatakan positif, jika terjadi fleksi tungkai kontralateral.

PEMERIKSAAN REFLEKS, TANDA NYERI RADIKULARLANGKAH / TUGASPENGAMATAN

PEMERIKSAAN REFLEKSYATIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita

2. Mempersilahkan penderita duduk

3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan

4. Mempersiapkan alat / bahan

REFLEKS FISIOLOGIS

Refleks Biseps

1. Semifleksikan lengan pasien, sambil menempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps

2. Ketuk ibu jari pemeriksa dengan menggunakan refleks hammer

3. Amati gerakan fleksi dari lengan bawah

Refleks Triseps

1. Semifleksikan lengan pasien, sambil memegang pergelangan tangan penderita dengan tangan kiri pemeriksa.

2. Ketuk pada tendon musc. triseps (yang berada sedikit di atas olekranon) dengan menggunakan refleks hammer

3. Amati gerakan ekstensi dari lengan bawah.

Refleks Brakhioradialis

1. Fleksikan dan pronasikan sedikit lengan bawah penderita

2. Ketuk pada prosessus stiloideus radius dengan menggunakan refleks hammer

3. Amati gerakan fleksi dan supinasi dari lengan bawah.

Refleks Patella/ KPR

1. Tungkai difleksikan sedikit pada sendi lutut dan sendi panggul dan tungkai bawah digantungkan, misalnya pada tepi tempat tidur.

2. Ketuk pada tendon muskulus kuadriseps femoris (sedikit di bawah patella) dengan menggunakan refleks hammer

3. Amati kontraksi kuadriseps femoris yang mengakibatkan gerakan ekstensi tungkai bawah.

Refleks APR

1. Fleksikan sedikit tungkai bawah

2. Pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki

3. Ketuk tendon Achilles dangan menggunakan refleks hammer

4. Amati kontraksi m. triseps sure yang menimbulkan gerak plantar fleksi pada kaki.

Refleks Superfisial

Refleks Dinding Perut

1. Gores dinding perut dengan benda yang agak runcing, lakukan pada daerah epigastrium, perut bagian atas, perut bagian tengah, perut bagian bawah. (goresan dilakukan dari lateral ke medial)

2. Perhatikan kontraksi m.rektus abdominis (terlihat pusar bergerak ke arah otot yang berkontraksi

REFLEKS PATOLOGIS

Refleks Babinski

1. Penderita disuruh berbaring dan istirahat dengan kedua tungkai diluruskan.

2. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki penderita supaya kaki tetap pada tempatnya.

3. Gores secara perlahan telapak kaki pasien dengan menggunakan benda yang agak runcing dari bagian lateral, mulai dari daerah tumit menuju pangkal jari ke arah medial.

4. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Chaddock

1. Goreskan bagian maleolus lateralis dari arah lateral ke arah medial sampai di bawah ibu jari.

2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Gordon

1. Pijat otot betis

2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Oppenheim

1. Urut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior dari proksimal ke arah distal.

2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Gonda

1. Menekan (memfleksikan) jarikaki ke-4, lalu melepaskannya dengan cepat.

2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Schaefer

1. Menjepit tendon achilles

2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari jari lainnya.

Klonus kaki

1. Tempatkan telapak tangan kanan pemeriksa di salah satu telapak kaki penderita. Tangan kiri pemeriksa men-semifleksikan sendi lutut penderita.

2. Dorong dengan cepat sehingga terjadi dorsofleksi, kemudian beri tahanan ringan

3. Perhatikan ada / tidak gerakan ritmik (bolak balik) dari kaki, yaitu berupa plantarfleksi dan dorso fleksi secara bergantian.

Klonus Patella

1. Tungkai penderita harus dalam keadaan ekstensi serta rileks.

2. Pegang salah satu patella penderita

3. Dorong secara cepat ke arah distal sambil berikan tahanan ringan.

4. Perhatikan ada / tidak kontraksi ritmik otot kuadriseps yang mengakibatkan gerakan bolak balik dari patella.

Refleks Hoffman Tromner

1. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan penderita dan jari- jarinya disuruh fleksi ringan.

2. Kemudian jari tengah penderita digores kuat dengan ibu jari pemeriksa.

3. Perhatikan ada / tidak fleksi jari telunjuk serta fleksi dan adduksi ibu jari. Kadang- kadang disertai juga fleksi jari jari lainnya.

PEMERIKSAAN TANDA NYERI RADIKULAR

Pemeriksaan Naffziger

1. Pasien dalam posisi duduk.

2. Pemeriksa menekan salah satu vena jugularis pasien. Jika positif pasien akan merasakan nyeri menjalar sepanjang dermatom.

Pemeriksaan Lhermitte

1. Pasien dalam posisi duduk, pemeriksa berada di belakang pasien.

2. Kedua tangan pemeriksa diletakkan di atas kepala pasien.

3. Fleksikan leher penderita dan berikan tahanan ringan dengan kedua tangan pemeriksa.

4. Gerakan ini diikuti dengan merotasikan leher pasien kesemua arah. Jika positif pasien akan merasakan nyeri menjalar sepanjang dermatom.

Pemeriksaan Laseque

1. Pasien dalam posisi berbaring, kedua tungkai diekstensikan

2. Fleksikan salah satu tungkai pada sendi panggul, tungkai yang satu lagi tetap dalam keadaan ekstensi

3. Fleksikan sampai mencapai sudut 700 (pada keadaan normal hal ini dapat dilakukan. Laseque positif, jika sebelum 700 sudah timbul nyeri).

Pemeriksaan Kernig

1. Penderita dalam posisi berbaring, dengan kedua tungkai ekstensi.

2. Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 900, sementara sendi lutut difleksikan maksimal.

3. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai bawah dan tungkai atas (normalnya hal ini dapat dilakukan. Kernig positif, jika sebelum 1350 terdapat nyeri).

PEMERIKSAAN REFLEKS PRIMITIVE PADA BAYI BARU LAHIRNo Langkah/TugasPengamatan

YaTidak

Rooting refleks

1Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

2Menggoreskan jari pemeriksa ke bibir dan sudut pipi bayi

3Mengamati mulut bayi berputar dan terbuka pada arah goresan jari

Glabellar refleks

4Membuat bayi baru lahir tidur telentang

5Mengetuk dahi bayi baru lahir pada kening [Glabella] dengan ujung jari telunjuk

6Mengamati bedanya kelopak mata yang berkedip

Grasping Refleks

7Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

8Meletakkan jari tangan pemeriksa pada telapak tangan bayi

9Melihat/merasa genggaman tangan bayi pada jari tangan

Neck Righting Refleks

10Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

11Memutar kepala bayi kekiri atau kekanan

12Mengamati gerakan bahu kontralateral kearah yang sama dengan arah putaran kepala

Moro Refleks

13Meletakkan bayi baru lahir terlentang diatas satu lengan, dengan punggung dibawah

14Menjatuhkan lengan bersama bayi kebawah kira-kira 1 cm atau lebih, tidak sampai ketilam

15Mengamati gerakan abduksi lengan bayi.

16Mengamati garakan adduksi lengan bayi

17Mengamati gerakan ekstensi jari tangan bayi

18Mengamati gerakan simetris atau tidak

KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN MENGENAI RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRIK YANG DIPEROLEH DARI PASIEN SECARA UMUM

LANGKAH/TUGASPENGAMATAN

YaTidak

1. Menyapa penderita dengan ramah

- memberi salam

- mempersilahkan duduk

- menggunakan komunikasi non verbal yang sesuai

(kontak mata, anggukan kepala, mimik muka)

- menkondisikan suasana menyenangkan sehingga

pasien tidak takut bercerita

lakukan observasi. Ketika penderita masuk ruangan

periksa cara berjalan, penampilan wajah, bentuk

kepala, proporsi tubuh, pandangan mata,

komunikasi, cara bicara, interaksi dengan

lingkungan, perilaku, dll

1. Memperkenalkan diri & berkenalan

- menanyakan identitas pasien

2. Menanyakan sebab utama pasien (alloanamnese /autoanamnese)

3. Menanyakan keluhan utama pasien (auto anamnese)

5. Menanyakan riwayat penyakitsekarang

6. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu

7. Menuliskan/merangkum data dalam status

8.Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan sesuai dengan informasi yang diperoleh

9. Mengucapkan salam dan terima kasih

FORMULIR ANAMNESIS BLOK BRAIN AND MIND

MAHASISWA FK USU SEMESTER VI

KETERANGAN PRIBADI PASIEN

Nama :

( ditulis dengan huruf balok )

Jenis kelamin :

Tempat & tanggal lahir / Umur:

Status perkawinan:

Bangsa :

Suku :

Agama:

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat & Telepon:

Nama, alamat, No KTP keluarga:

terdekat di Medan ( untuk pasien

dari luar Kota Medan ):

Pernah masuk Rumah Sakit dengan

keluhan yang sama atau berbeda :.

KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat & Telepon :

Hubungan dengan pasien:

Keakraban dengan pasien:

Sudah berapa lama mengenal pasien:

Kesan pemeriksa / dokter terhadap

keterangan yang diberikannya:

I. ANAMNESISKeterangan / anamnesis di bawah ini diperoleh dari ( lingkari angka di bawah ini ) :

Pasien Sendiri ( autoanamnesis )

Informan ( alloanamnesis )

Bila keterangan yang diperoleh melebihi ruangan / kolom yang tersedia maka dapat dilanjutkan pada halaman sebelah kiri dengan mencantumkan nomor dari topik yang ditanyakan

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan ( lingkari pada huruf yang sesuai )

a. Sendiri

b. Keluarga

c. Polisi

d. Jaksa / Hakim

e. Dan lain - lain

2. Sebab utama pasien datang meminta pertolongan di laboratorium psikiatri atau di opname ( dengan kata kata singkat saja )

3. Keluhan utama ( Chief Complaint ) pasien dan telah berapa lama keadaan ini berlangsung

4. Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini. Buat laporan singkat secara kronologis dari awal sampai keadaan saat ini yang meliputi : kapan terjadinya, gejala gejala utama, bagaimana perjalanan penyakitnya, apakah dapat pengobatan ( dokter atau bukan dokter ) dan bagaimana hasilnya (apakah pernah sembuh, makin parah atau tidak ada perubahan )

5. Riwayat penyakit sebelumnya ( psikiatrik ,bila ada ). Berikan keterangan tentang serangan pertama pada usia berapa, adakah faktor pencetus dan atau trauma psikis sebagai penyebab, sudah berapa kali serangan dengan yang sekarang ini dan berikan gambaran klinik mengenai serangan terdahulu itu.

Riwayat medikasi, penyakit medis, berobat kemana, riwayat alergi, pemakaian zat, dan pembedahan sebelumnya

ASUHAN BAYI BARU LAHIR NORMAL + APGAR SCORE

LANGKAH/TUGASPENGAMATAN

PERSIAPAN SEBELUM BAYI LAHIRYaTidak

1. Mempersiapkan peralatan: sarung tangan steril, kain bedong 2 helai, tetes/salep mata antibiotik, vitamin K1 ampul, spuit 1 CC, kapas dan alkohol

2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai sarung tangan steril

PENILAIAN BAYI SAAT LAHIR

1. Melakukan penilaian dengan menghadapkan bayi kepada penolong di atas perut ibu yang sudah dilapisi kain/handuk dengan posisi kepala lebih rendah dari badan

2. Bila segera dapat bernapas spontan dan teratur, menangis kuat, cukup mengusap muka bayi dari lendir dan darah dengan kain/kasa yang bersih. Tidak dilakukan pengisapan lendir secara rutin pada jalan napasnya.

3. Bila bayi lahir kurang bulan atau air ketuban bercampur mekonium, atau tidak bernapas/megap-megap, atau tonus otot buruk, bersiaplah untuk melakukan resusitasi BBL dengan cepat

MENGERINGKAN DAN RANGSANG TAKTIL

1. Menutup tubuh bayi dengan kain/handuk yang kering dan hangat.2. Mulai mengeringkan dengan mengusap kepala, wajah, dada, dan perut dengan lembut. Gosok punggung bayi dengan gerakan ke atas dan ke bawah kemudian ke tangan dan kaki kecuali telapak tangan3. Mengganti kain/handuk yang basah dengan kain yang bersih, kering, dan hangat.4. Membungkus bayi mulai dari kepala dan badan kecuali bagian tali pusat dengan selimut atau kain bersih dan hangat

MENILAI SKOR APGAR

1. Menilai Apgar menit ke-1 dan ke-5: napas, denyut jantung, warna kulit, tonus otot, dan refleks.

2. Menghitung nilai APGAR

MEMOTONG DAN MERAWAT TALI PUSAT

KONTAK KULIT DENGAN KULIT DAN INISIASI MENYUSUI DINI

1. Bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi

2. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri3. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam4. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi

MEMBERIKAN VITAMIN K1

1. Memberi vitamin K1 injeksi intra muskular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri

PENCEGAHAN INFEKSI MATA

1. Mencuci tangan terlebih dahulu

2. Buka kelopak mata dan teteskan satu tetes sehingga jatuh pada mata. Jika memakai salep, berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata

3. Mengulangi untuk mata yang sebelah lagi

PENCATATAN DAN RAWAT GABUNG

1. Menimbang, mengukur serta melakukan pencatatan dan pelaporan

2. Memasang gelang pengenal pada ibu dan bayi3. Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam

IMUNISASI HEPATITIS B PERTAMA

BAGAN ALUR:

ASUHAN SEGERA BAYI BARU LAHIR

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIALANGKAH/TUGASPengamatan

PERSIAPAN ALAT RESUSITASIYaTidak

1. Semua alat resusitasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam keadaan keadaan steril yang terdiri dari oksigen, sarung tangan steril, kain bedong bayi 3 lembar, pengisap lendir (pengisap lendir de Lee/bulb syringe), balon resusitasi dan sungkup untuk bayi

2. Meja resusitasi telah dialasi dengan 2 helai kain yang bersih dan kering

3. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai sarung tangan steril

PERSIAPAN BAYI

4. Memotong tali pusat segera setelah bayi lahir

5. Menerima bayi dengan kain yang kering dan hangat dan meletakkannya pada tempat resusitasi yang sudah disiapkan.

6. Posisi penolong berada pada kepala bayi

MENILAI DAN MENJAWAB 4 PERTANYAAN

7. Dalam beberapa detik secara cepat, menilai dan menjawab 4 pertanyaan berikut :

Apakah bersih dari mekonium ?

Apakah bayi bernapas atau menangis ?

Apakah tonus otot baik ?

Apakah bayi cukup bulan ?

Bila salah satu pertanyaan ada yang dijawab Tidak, maka bayi memerlukan tindakan lebih lanjut, yaitu: Langkah Awal Resusitasi.

LANGKAH AWAL

MEMBERIKAN KEHANGATAN

8. Alat pemancar panas telah diaktifkan atau boks yang sudah dihangatkan sehingga tempat meletakkan bayi menjadi hangat.

POSISIKAN DAN BERSIHKAN JALAN NAPAS

9. Bayi diposisikan, dengan posisi setengah tengadah dan bahu diberi ganjalan kain. Pastikan jalan napas terbuka

10. Melakukan pengisapan lendir di mulut dahulu maksimal 5 cm baru kemudian hidung maksimal 3 cm

MENGERINGKAN BAYI, MERANGSANG & MEMPOSISIKAN KEMBALI

11. Menggosok seluruh tubuh bayi dengan sedikit tekanan dengan kain hangat

12. Melakukan rangsangan taktil pada telapak kaki atau gosok naik turun pada punggung bayi dengan telapak tangan anda.

13. Menyingkirkan kain basah.

14. Memungkus bayi dengan kain atau handuk yang

15. bersih, kering dan hangat, serta kepala dan dada tetap terbuka.

16. Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan kain yang digulung/lipat di bawah bahu sehingga kepala sedikit ekstensi

MENILAI BAYI

17. Melakukan penilaian, apakah bayi bernapas spontan, megap-megap atau merintih.

18. Bila bayi tidak bernapas atau megap megap melakukan segera Ventilasi Tekanan Positip

VENTILASI BAYI

19. Posisi pelaksana ventilasi tekanan positif (VTP) berdiri di sebelah atau dekat kepada bayi

20. Memegang balon dengan tangan kanan dan sungkup dengan tangan kiri

21. Posisi balon sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi pandangan mata ke dada bayi untuk melihat gerak turun naik dada bayi selama VTP

22. Melakukan ventilasi 40-60 kali permenit dengan menghitung pompa....dua....tiga....pompa....dua.....tiga23. Memastikan dada mengembang

24. Bila bayi bernafas spontan, hentikan resusitasi.

25. Setelah 30 detik melakukan VTP, bayi tidak bernafas atau megap-megap, lakukan penilaian frekuensi jantung selama 6 detik.

26. Bila frekuensi jantung < 60 kali/menit ----- lanjutkan VTP dan LAKUKAN KOMPRESI DADA

27. Bila frekuensi jantung > 60 kali/menit --- teruskan ventilasi tekanan positip, kemudian melakukan penilaian ulang usaha napas, frekuensi jantung dan warna kulit

KOMPRESI DADA

Ada 2 teknik:

a. Teknik ibu jari, kedua ibu jari digunakan untuk menekan sternum, sementara kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan menyokong tulang belakang.

b. Teknik dua jari, ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang dada dengan posisi tegak lurus, sementara tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian belakang bayi (kecuali kalau bayi diletakkan pada permukaan yang keras)

28. Tekanan diberikan pada 1/3 bawah tulang dada, yang terletak antara tulang dada sifoid dan garis khayal yang menghubungkan kedua puting susu.

29. Lakukan kompresi dada disertai dengan VTP

30. Orang yang melakukan kompresi harus mengambil alih tugas menghitung: satu- dua-tiga-Pompa (tiga kompresi + satu ventilasi)

31. Lakukan selama 30 detik

32. Bila frekuensi denyut jantung mencapai 60 kali/menit atau lebih, tindakan kompresi dada dihentikan.

33. Lanjutkan VTP sampai > 100 x per menit dan bayi bernapas spontan

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

34. Melakukan pemantauan terhadap bayi pasca resusitasi

35. Melakukan pencatatan dan pelaporan

APLIKASI SYSTEM ABCD PADA PRIMARY SURVEY PASIEN TRAUMA

LANGKAH/TUGAS

PENGAMATAN

YaTidak

1. Mempersiapkan sarana dan alat

2. Melakukan proteksi diri

A : Airway dengan proteksi servikal

3. Menilai patensi jalan nafas

4. Mencari tanda-tanda obstruksi jalan nafas

5. Melakukan in-line immobilization

6. Melakukan Chin Lift/ Jaw thrust

7. Melakukan suction rongga mulut

8. Memasang oropharyngeal tube

9. Memasang cervikal colar dan akhiri in-line immob.

B : Breathing dan Ventilasi

10. Melakukan inspeksi toraks

11. Melakukan palpasi toraks

12. Melakukan perkusi toraks

13. Melakukan auskultasi toraks

14. Menentukan kelainan pada toraks/diagnosa

15. Menutup luka dengan kain kasa plester 3 sisi

C. Circulation dengan Kontrol Perdarahan

16. Mengenal adanya perdarahan eksternal

17. Menilai warna kulit dan denyut nadi

18. Memasang perban elastis pada sumber perdarahan

19. Memasang IV line

20. Memberi cairan RL hangat

21. Memasang kateter urine

D : Disability : Status Neurologis

22. Memeriksa diameter dan reflek cahaya pupil

23. Menilai tingkat kesadaran (AVPU)

E : Exposure dengan pencegahan Hipotermia

24. Membuka semua pakaian penderita

25. Melihat kelainan pada semua bagian tubuh

26. Memasang selimut dan mencegah hipotermi (mematikan AC)

Pemeriksaan Kesadaran Dengan Menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)LANGKAH / TUGAS

PENGAMATAN

YaTidak

1. Pasien berbaring dan pemeriksa berada disebelah kanan

2. Menilai eye opening penderita (range skor 4-1)

Perhatikan apakah penderita :

Buka mata spontan

Buka mata jika dipanggil, disuruh atau dibangunkan

Buka mata jika diberi rangsang nyeri (dengan menekan ujung kuku jari tangan)

Tidak ada respon

3. Menilai verbal response penderita (range skor 5-1)

Perhatikan apakah penderita :

Orientasi baik

Bingung (dijumpai disorientasi)

Dapat mengucapkan kata2 namun tidak berupa kalimat Mengerang (mengucapkan kata yang tidak jelas artinya).

Tidak ada reaksi

4. Menilai motor response penderita(range skor 6-1)

Perhatikan apakah penderita :

Melakukan gerakan sesuai perintah

6

Dapat mengetahui lokasi rangsang nyeri 5

Menghindar terhadap rangsang nyeri 4

Fleksi Abnormal (decorticated) 3

Ekstensi abnormal (decerebrated) 2

Tidak ada reaksi

1

5.Tentukan skor GCS penderita (3-15)

6.Menginformasikan:

- Tingkat kesadaran

Prognosa

Tindakan

RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (RJPO)

No

LangkahPENGAMATAN

YaTidak

1.Menentukan pasien sadar atau tidak, tidak bernafas atau gasping jika pasien tidak sadar segera meminta bantuan.

2.Melakukan penilaian pasien henti jantung dengan meraba Arteri Carotis tergantung posisi penolong, dengan cara jari 2 dan 3 menelusuri adam apple ke arah lateral sampai musculus sternocleido mastoideus (5-10 detik)

3.

Menentukan lokasi titik tumpu kompresi jantung ( midsternal

4. Melakukan tindakan RJPO dengan kompresi jantung terlebih dahulu (kompresi jantung luar) 30 kali dengan kedua tangan saling bertumpu dengan frekwensi minimal 100 kali per menit (100-120 x/m)dengan kedalaman minimal 5cm.

Pompa jantung dilakukan dengan teratur (rythmic) dan tidak terputus ( not interrupted)

5. Lakukan pembebasan jalan nafas (head tilt-chin lift atau jaw thrust), dilanjutkan dengan melakukan pemberian bantuan nafas 2 kali (dengan maupun tanpa alat) berurutan disela satu periode ekspirasi. Kemudian dilanjutkan dengan kompressi jantung luar seperti punt.4(kompressi jantung luar dan pemberian nafas dilakukan dengan perbandingan 30:2 selama 2 menit ( 5 siklus )

6.Melakukan penilaian hasil RJP setelah 2 menit (5 siklus 30 : 2) dengan meraba kembali arteri karotis.

7.Bila telah ROSC (return of spontaneous circulation), lakukan posisi recovery ( stable side position) 1. Menarik lengan ke atas

2. Menyilangkan lengan yang lain ke arah leher

3. Menekuk kaki yang berseberangan dengan penolong

4. Memiringkan pasien

PENILAIAN:

Sebelum bayi lahir:

Apakah kehamilan cukup bulan?

Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

Segera setelah bayi lahir:

Apakah bayi menangis atau berapas/tidak megap-megap?

Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Bayi cukup bulan

Ketuban kernih

Bayi menangis atau bernapas

Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif

Jaga bayi tetap hangat

Isap lendir dari mulut dan hidung (hanya jika perlu)

Keringkan

Pemantauan tanda bahaya

Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir

Lakukan Inisiasi Menyusu Dini

Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah Menyusu Dini

Berikan salep mata antibiotik pada kedua mata

Pemeriksaan fisis

Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1

Asuhan Bayi Baru Lahir