PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KETERLIBATAN KYAI DALAM POLITIK PRAKTIS PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN...

25
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127- 1141 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KETERLIBATAN KYAI DALAM POLITIK PRAKTIS PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 (Studi Kasus Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan) Yudhistira Alif Pramana 074254043 (PPKn, FIS, UNESA) kaconkyudhis86@gmailcom Agus Satmoko Adi 0016087208 (PPKn, FIS, UNESA) [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana Persepsi Masyarakat Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif tahun 2014. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel adalah persepsi masyarakat terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemilih tetap di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan sejumlah 5613 dan sampel dalam penelitian ini di ambil 10% dari populasi yang ada, maka dengan menggunakan rumus perhitungan Slovin diperoleh sampel sebesar 100 orang dan menggunakan metode pengumpulan data berupa angket dan wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian tersebut yaitu masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan setuju bahwa kyai pantas untuk duduk di perpolitikan karena kyai dianggap sebagai orang yang bisa dijadikan panutan dan dapat dijadikan pemimpin yang baik dan memiliki dasar Islam yang kuat dan juga masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan menganggap kyai dapat menampung aspirasi masyarakat. keterlibatan politik kyai dalam tingkat politik di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan adalah sebagai tokoh politik dan sebagai tokoh agama. Kata kunci : partisipasi politik, keterlibatan kyai Abstract This research aims to describe the direction and the factors that influence people's political participation of Larangan Tokol Village District Pamekasan in village elections in 2014. The method used is descriptive quantitative with variables in the political participation. Selected population in this research was the overall electorate in the LaranganTokol Village 5613 voter number and sample research 100 voter (10%) and research will use the file collection methods such as questionnaires and interviews. Based on the data of this research Village electionsin rural districts Larangan Tokol classified level of citizen participation in active participation, becauseto the government's political awareness is very high in providing support to the government through

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Yudhistira Alif, Agus Adi,

Transcript of PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KETERLIBATAN KYAI DALAM POLITIK PRAKTIS PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN...

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KETERLIBATAN KYAI DALAM POLITIK PRAKTIS PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

(Studi Kasus Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan)

Yudhistira Alif Pramana074254043 (PPKn, FIS, UNESA) kaconkyudhis86@gmailcom

Agus Satmoko Adi 0016087208 (PPKn, FIS, UNESA) [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana Persepsi Masyarakat Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif tahun 2014. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel adalah persepsi masyarakat terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemilih tetap di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan sejumlah 5613 dan sampel dalam penelitian ini di ambil 10% dari populasi yang ada, maka dengan menggunakan rumus perhitungan Slovin diperoleh sampel sebesar 100 orang dan menggunakan metode pengumpulan data berupa angket dan wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian tersebut yaitu masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan setuju bahwa kyai pantas untuk duduk di perpolitikan karena kyai dianggap sebagai orang yang bisa dijadikan panutan dan dapat dijadikan pemimpin yang baik dan memiliki dasar Islam yang kuat dan juga masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan menganggap kyai dapat menampung aspirasi masyarakat. keterlibatan politik kyai dalam tingkat politik di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan adalah sebagai tokoh politik dan sebagai tokoh agama. Kata kunci : partisipasi politik, keterlibatan kyai

AbstractThis research aims to describe the direction and the factors that influence people's political participation of Larangan Tokol Village District Pamekasan in village elections in 2014. The method used is descriptive quantitative with variables in the political participation. Selected population in this research was the overall electorate in the LaranganTokol Village 5613 voter number and sample research 100 voter (10%) and research will use the file collection methods such as questionnaires and interviews. Based on the data of this research Village electionsin rural districts Larangan Tokol classified level of citizen participation in active participation, becauseto the government's political awareness is very high in providing support to the government through election of village heads in order to advance the prosperity of society Larangan Tokol village. Larangan Tokol village level community participation in village electionsin 2014 of citizens use their ballots in the election of village heads. The factors influence the village of District Larangan Tokol because agents of political socialization in the implementation of awareness in choosing a candidate so the village head is very high because people want to find a leader for the changes that the existing village.Keywords : political participation, involvement of clerics

PENDAHULUAN Sejak reformasi bergulir, sepak terjang

kyai di dunia politik meningkat.Politik seolah menjadi keharusan yang tidak bisa dipisahkan. Kenyataan tersebut menggambarkan bahwa popularitas dunia politik yang dahulu dianggap tabu, sekarang mampu menggoda siapa pun untuk terjun dan terlibat di dalamnya. Tidak terkecuali para ulama dan kyai. Politik berangkat dari dunia sosial dan kultur yang berbeda. Dalam sejarah perpolitikan nasional, politik kyai memiliki karakter yang berbeda-beda. Seperti dikatakan

Agus Hilman, setiap manuver politik para kyai selalu memiliki dua unsur sekaligus, sakral dan profane antara kejujuran,ketulusan dan kekuasaan.

Posisi kyai dalam sebuah masyarakat juga tidak bisa dilepaskan dari pribadinya sebagai manusia biasa.Sikap wara’ dan zuhud senantiasa menghiasi pribadinya.Sehingga nampak dalam kehidupan sehari-harinya sebagai pribadi yang taat beragama.Namun, tak dapat disangkal kadang kyai bertidak yang tidak sepenuhnya sesuai dengan aturan agama.Namun kta juga harus menyadari bahwa kyai juga manusia, tak bisa terlepas dari lupa, salah dan dosa. Seperti Hadist dari Imam

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Bukhori Muslim, yang artinya: Manusia tidak lepas dari lupa dan dosa (Hadist Riwayat, Imam Bukhori Muslim).

Perilaku politik merupakan salah satu unsur atau perilaku aspek secara umum, disamping perilaku politik, masih terdapat perilaku-perilaku lain seperti perilaku organisasi, perilaku budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan lain sebagainya.

Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi, sikap, orientasi dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti pemberian suara, protes, lobi dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan gambaran suatu obyek tertentu, baik mengenai keterangan, informasi dari suatu hal, maupun gambaran tentang obyek atau situasi politik dengan cara tertentu. Sedangkan sikap politik adalah merupakan hubungan atau pertalian diantara keyakinan yang telah melekat dan mendorong seseorang untuk menggapai suatu obyek atau situasi politik degan cara tertentu. Sikap dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh proses dan peristiwa historis masa lalu dan merupakan kesinambungan yang dinamis. Peristiwa atau kejadian politik secara umum maupun yang menimpa pada individu atau kelompok masyarakat, baik yang menyangkut sistem politik atau ketidak stabilan politik, janji politik dari calon pimpinan atau calon wakil rakyat yang tidak pernah ditepati dapat mempengaruhi perilaku politik masyarakat.

Sejak awal perkembangan zaman hingga saat ini, politik mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut cara pandang orang yang menggunakan istilah tersebut. Menurut pandangan klasik yang telah dikemukakan oleh Aristoteles politik dilihat sebagai suatu asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan menyelenggarakan hal ikhwal yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat (Ramlan Surbhakti, 1992, hal. 2).

Jika kita melihat dari perspektif politik, terdapat kyai yang dekat dengan penguasa, kyai yang independen, dan kyai yang mengambil jarak dengan penguasa. Tipe kyai yang berbeda, tentu memiliki orientasi kegiatan dan bentuk keterlibatan yang berbeda-beda pula. Kyai yang lebih memperhatikan aspek politik akan berbeda dengan kyai yang hanya menitikberatkan kegiatannya pada kehidupan pesantren yang hanya mengurus para santri dan melakukan pendekatan dengan Tuhan dengan melakukan ibadah. Pada masyarakat yang doktrin ajaran agamanya kokoh, maka akan terdapat beberapa aktifitas yang rawan dimana terjadi ketegangan antara kepentingan kyai sebagai pemimpin umat dengan pemerintah sebagai pemimpin formal,yakni aktifitas seputar keterlibatan

politik dan pemilu, penyelenggaraan pendidikan, pengembangan ekonomi umat serta pola dan gaya yang dimiliki kyai. Akibatnya kyai seringkali diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan terutama untuk melegitimasi partai politik tertentu karena kyai dipercaya dapat menjadi magnet penarik bagi keberhasilan suatu politik dalam menarik para pendukungnya.

Dalam kehidupan suatu negara, yang selalu melakukan politik adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah (lembaga dan peranannya) dan partai politik karena fungsi meraka dalam politik. Oleh karena itu, perilaku politik dapat dibedakan menjadi dua, yakni perilaku politik lembaga-lembaga dan pra pejabat pemerintah, serta perilaku politik warga negara biasa baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Pihak pertama (pemerintah) bertanggungjawab untuk membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik.Sedangkan pihak kedua (warga negara) tidak mempunyai wewenang seperti pihak pertama dalam melaksanakan fungsinya. Hal ini dikarenakan apa yang dilakukan pihak pertama pasti akan mencakup pihak kedua. Oleh karena itu kegiatan politik yang dilakukan pihak kedua biasa disebut sebagai partisipasi politik.

Kata “Kyai” berasal dari bahasa jawa kuno “kya-kya” yang artinya orang dihormati. Sedangkan dalam pemakaiannya dipergunakan untuk : pertama, benda atau hewan yang dikeramatkan seperti kyai Pleret (tombak), kyai Rebo dan kyai Wage (gajah dikebun binatang Gembira Loka Yogyakarta), kedua orang tua pada umumnya, ketiga orang yang memiliki keahlian dalam agama Islam, yang mengajarkan santri di pesantren. Sedangkan secara terminologis menurut Manfred Ziemnek pengertian kyai adalah “pendiri dan pemimpin sebuah pesantren sebagai muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya demi Allah” serta menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui kegiatan pendidikan Islam. Namun pada umumnya di masyarakat kata “kyai” disejajarkan pengertiannya dengan ulama dalam Khazanah Islam (Soekamto, 1999 : 96).

Di Jombang, variasi penggunaan seperti ini tidak muncul setegas di Madura.Semua ulama dari tingkat tertinggi sampai tingkat terendah disebut kyai. Dengan kata lain istilah kyai di Jombang tidak mesti merujuk kepada mereka yang menjalankan pesantren, tetapi juga ditujukan kepada guru ngaji atau imam masjid yang memiliki pengetahuan ke-Islaman yang lebih tinggi dibandingkan warga lain. Hirarki keulamaan di Jombang berbeda misalnya dengan di Madura.Ia tidak terikat dengan struktur formal apapun tapi lebih terletak pada pengakuan sosial sehingga agak sulit mengenali tingkat kekyaian seseorang. Hanya yang memiliki pesantren yang dapat dikenal

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

dengan mudah mereka dianggap kyai yang lebih tinggi derajadnya (Endang : 2004 :31).

Kyai dengan pengertian secara lughawi (keilmuan), berarti seorang yang dipandang alim (pandai) dalam bidang agama Islam.Kyai merupakan gelar yang diberikan masyarakat kepada seseorang yang ahli dalam agama Islam.

Sedangkan pengertian ulama adalah jama’ darikata alima atau alim yang keduanya berarti “yang tahu atau yang mempunyai pengetahuan”. Jadi ulama adalah orang yang tahu atau yang memiliki pengetahuan ilmu agama dan ilmu pengetahuan kealaman yang dengan pengetahuan tersebut memiliki rasa takut dan tunduk pada Allah SWT (Dhofir, 1994 : 65).

Sedangkan dalam istilah yang berkembang dikalangan umat Islam, kyai diartikan sebagai ahli agama Islam dan ia mempunyai integritas kepribadian yang tinggi dan mulia serta berakhlakul karimah dan ia sangat berpengaruh ditengah-tengah masyarakat (Jaelani, 1999 : 1249).

Kyai adalah orang yang menguasai pengetahuan agama secara konsisten menjalankan ajaran-ajaran agama. Kyai mengajarkan agama dengan cara berceramah dari desa ke desa, menyampaikan fatwa agama kepada masyarakat luas (Jaelani, 1994 : 34).

Keterlibatan kyai dan santri dalam arena politik di Kabupaten Pamekasan sebenarnya bukan fenomena baru, namun perkembangan moment politik menuntut peranan politik kyai dan santri berubah, khususnya menjelang pemilu 2014 nanti. Namun perkembangan politik yang berubah-ubah tersebut tidak lantas sepenuhnya anggapan masyarakat Pamekasan atas kyai dan santri, kharisma dan wibawa kyai masih tidak tergoyahkan.Hal tersebut dikarenakan corak keberagamaan masyarakat Pamekasan masih kental dengan pola tradisionalis yang menganggap kyai dan santri mampu memimpin masyarakat dalam setiap urusan, baik urusan duniawi seperti urusan sosial, politik dan pemerintah ataupun urusan ukhrowi seperti keberagamaan.Kondisi tersebut menjadikan posisi kyai dan santri memainkan peranan ganda dalam masyarakat.Oleh sebab itu, rumusan masalah ini difokuskan pada peranan kyai dan santri dalam politik praktis menjelang pemilu 2014 dan instrumen yang digunakan menjelang pemilu 2014.

Bagi masyarakat Islam di pedesaan, seorang kyai merupakan pihak yang senantiasa “membentengi” umat dan cita-cita Islam dari pengaruh-pengaruh kekuasaan sekuler. Kyai merupakan seorang ahli dalam komunitas muslim yang mempunyai kedudukan dan mempunyai pusat perhatian dalam struktur masyarakat sebagai pemimpin yang mempunyai integritas tinggi, wibawa dan kharisma.

Kyai diartikan sebagai sosok pemimpin pondok pesantren, sebagai pemimpin biasanya

mutlak mengendalikan segala program yang dicanangkan dan menentukan gerak langkah yang hendak dijalankan. Kyai juga menciptakan dan mendukung setiap apa saja yang dikemukakannya, disamping juga selalu mengusahakan penyesuaian kehidupan pesantren dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat. Demikian kuat kekuasaan itu sehingga seolah-olah kiprah kyai ikut memberikan corak dalam kehidupan pesantren dan masyarakat sekitarnya.

Keberadaan kyai merupakan suatu unsur elemen yang paling esensial dari suatu kehidupan masyarakat.Menurut asal mulanya perkataan kyai dalam bahasa Jawa dipakai tiga jenis gelar yang saling berbeda.Pertama, sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat, misalnya “Kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutan kereta emas yang berada dikeraton Yogyakarta.Kedua, sebagia gelar untuk orang-orang tua pada umumnya. Dan Ketiga, sebagai gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama Islam yang memiliki atau memimpin pondok pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada santrinya. Selain gelar kyai, juga sering disebut sebagai orang alim.

Kyai dan tokoh pesantren sering kali menjadi lahan sasaran para politisi dalam membangun basis dukungan politik.Pada setiap Pemilihan Umum (Pemilu) maka suara kyai dan santri selalu diperebutkan bukan saja oleh partai-partai politik berbasis Islam saja melainkan partai-partai politik berbasis nasionalis.Dalam meraup simpati dalam kalangan Islam yang menjadi pengikut setia kyai, banyak partai politik yang menempatkan kyai dan tokoh pesantren pada jajaran pengurus partai dengan harapan dapat menjadi vote getter dalam Pemilu.

Kecenderungan ini di satu sisi memperluas akses politik kalangan Islam.Sedikit banyak hal ini tentu juga memberikan perluasan pengaruh Islam pada berbagai kelompok poltik, sebagaimana ditandai dengan munculnya sayap Islam dalam PDIP.Di sisi lain, situasi ini juga melahirkan fragmentasi politik yang unik dikalangan umat Islam sendiri, berupa terulangnya oportunisme era 1950-an. Pergulatan politik antar tokoh Islam sendiri memperlihatkan kuatnya oportunisme di kalangan politisi Islam.Perbedaan keterlibatan politik menjadikan mereka nyaris tidak pernah satu suara dalam menyikapi berbagai persoalan politik.

Di wilayah Pamekasan sosok seorang kyai sangatlah sakral dan diagungkan oleh masyarakat.Ini dapat diketahui dengat melihat begitu fanatiknya masyarakat terhadap kyai.Masyarakat menganggap bahwa kyai itu adalah pemimpin, baik sosial maupun keagamaan (pemimpin non formal). Masyarakat begitu mempercayai atau sangat patuh terhadap apa yang diucapka oleh kyai.

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Didaerah Madura khususnya diwilayah Kabupaten Pamekasan ini masyarakatnya memiliki kepercayaan dan kepatuhan yang tinggi kepada kyai besar atau yang memiliki pondok pesantren yang besar.Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren.Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pesantren, adalah laksana jantung dalam kehidupan manusia.Begitu urgen dan esensialnya seorang kyai, karena dialah pengelola, pengasuh, pemimpin dan terkadang juga pemilik tunggal sebuah pesantren.

Secara ideal, sorang kyai diharapkan berperan sebagai figure moral dan pemimpin sisoal, serta tokoh sentral dalam masyarakat, sebab pada merekalah terletak cita-cita dan eksistensi umat. Oleh karena itu ukuran seorang kyai tidak dapat hanya dilihat dari segi apa yang dilakukannya dan dari karakteristik pribadinya saja, tetapi yang penting sejauh mana masyarakat memberikan pengakuan kepadanya.

Namun keberadaan kyai di Pamekasan banyak yang terjun dalam dunia Politik, baik kyai kecil (pemilik pondok pesantren kecil) ikut terlibat dalam dunia politik. Dengan banyaknya massa yang dimiliki ini dimanfaatkan oleh kebanyakan kyai ataupun partai politik untuk ikut ambil bagian dalam dunia politik, dan berharap dengan banyaknya massa yang dimilikinya bisa menjadikan dirinya menjadi kepala daerah maupun sebagai anggota legislatif.

Disisi lain, terdapat kyai yang meskipun tergolong sebagai kyai besar, dia tidak mau terjerembab dalam dunia perpoltikan ditingkat lokal, meskipun itu dalam bentuk dukungan kepada partai politik, maupun penggalangan massa. Dengan semakin sedikitnya kyai yang benar-benar konsen terhadap umat tidak menutup kemungkinan perbedaan keterlibatan politik kyai, juga bukan mustahil menimbulkan respon beragan dari komunitas masyarakat yang sebelumnya menempatkan kyai sebagaiopinion leader ataupun referensi utama pengambilan keputusan yang harus ditaati.

Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian, dengan memetakkan kyai yang mengikuti politik praktis dan mereka yang benar-benar tidak mau ikut dalam dunia perpolitikan prtaktis, disini saya akan mengambil judul yaitu “Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Kasus Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan) ”

METODEJenis penelitian yang digunakan ialah

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dirasa cocok karena berusaha untuk mendiskripsikan. Metode deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai

situasi atau kejadian, dan diharapkan akan dapat mengambil suatu gambaran dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini yang dideskripsikan adalah Tanggapan Masyarakat Desa Larangan Tokol Terhadap Keterlibatan Politik Kyai dalam Partai Politik Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kabupaten Pamekasan. Data yang diperolehkan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Kemudian hasil yang diperoleh dikategorikan sesuai dengan ketentuan yang telah dipersiapkan.

Menurut Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek” mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus ( Arikunto2002, 108).

Berdasarkan hasil laporan Rekapitulasi Daftar Pemilihan Tetap Desa/Kelurahan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 oleh Panitia Pemungutan Suara, maka jumlah daftar pemilihan tetap Kelurahan Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur adalah sebanyak 5613 orang.

Menurut Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi ( Arikunto 2002, 109).

Tempat penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan mengacu pada lokasi ini yaitu wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat yaitu di Desa Tarangan Tokol Kabupaten Pamekasan.Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan di daerah tersebut kyai memberikan ruang masyarakat Larangan Tokol untuk berpartisipasi dalam politik dan kyai juga berpeluang menduduki jabatan di pemerintahan dan kyai juga dianggap tokoh yang menjadi panutan yang bisa dijadikan pemimpin.

Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam jenis penelitian, karena inilah yang akan menurunkan indikator variabel yang akan dijadikan pedoman menyusun instrumen dan mengumpulkan data serta langkah penelitian lain.

Menurut Arikunto (1996 : 96) pengenalan, variabel adalah suatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian atau obyek penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Instrumen penelitian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu penelitian dan merupakan bagian yang harus ada dalam penelitian.Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan tujuan penelitian.Berbicara mengenai instrumen penelitian, tidak terlepas dari teknik pengumpulan data yang telah diuraikan di atas. Karena jenis alat pengumpulan data yang akan digunakan harus sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dipakai, sebagaimana diuraikan sebelumnya. Maka yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah angket.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik Pengumpulan Data ini adalah

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008:147).

Untuk memperoleh data mengenai hasil prosentase jawaban dari beberapa pernyataan yang berkaitan dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Kasus Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan), maka penelitian ini menggunakan teknik yang dianggap sesuai dengan penelitian yaitu persepsi masyarakat terhadap keterlibatan kyai, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner).

Dari pembagian angket tersebut diatas, maka dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup yaitu angket yang terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan sejumlah alternatif jawabannya, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendirian.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010: 231).

Wawancara adalah Percakapan dengan maksud tetentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mangajukan petanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Persiapan wawancara dapat diselenggarakan dengan tahapan sebagai berikut; pertama menentukan beberapa warga Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan yang akan diwawancarai, kedua mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan

warga setempat dan ketiga mengadakan persiapan yang matang untuk pelaksanaan wawancara dengan beberapa warga Desa Larangan Tokol. Sebagai persiapan peneliti memberitahukan kepada warga masyarakat Desa Larangan Tokol mengenai hal wawancara itu untuk menetapkan waktu, hari, tanggal dan tempat wawancara.

Teknik analisis data adalah cara atau analisa yang digunakan untuk mengolah bahan yang diperlukan, sehingga mendapat simpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif dengan diprosentasekan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :P = n x 100% NKeterangan :P = Hasil akhir dalam prosentasen = Nilai yang diperoleh dari hasil angketN = Nilai maksimum, yaitu jumlah sampel responden dikalikan nilai

Data yang diperoleh melalui angket perlu dikuantitatifkan terlebih dahulu, dengan menentukan skor terhadap angket dan setiap nomor terdiri atas empat pilihan jawaban dengan skor berbeda pada tiap pilihan adalah sebagai berikut :Jawaban sangat setuju = skor 4Jawaban setuju = skor 3Jawaban tidak setuju = skor 2Jawaban sangat tidak setuju = skor 1

Selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dikualifikasikan maka perlu ditentukan kriteria sebagai berikut :76% - 100% = Sangat Rendah51% - 75% = Rendah26% - 50% = Tinggi1% - 25% = Sangat Tinggi

Kemudian hasil dari perhitungan berupa prosentase dan dijelaskan secara deskriptif. Dengan demikian akan diperoleh kebenaran data yang dapat menggambarkan Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Kasus Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan).

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1Prosentase tanggapan untuk indikator kyai

dianggap sebagai panutan masyarakat pimpinan spiritual, figur yang dapat memecahkan problem-problem yang berkembang ditengah masyarakat

No PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS

S TS

STS

2 Kyai sangat berperan dalam dunia perpolitikan

49

38 10 3 333

49%

38%

10%

3% 196+114+20+3 x 100 400= 83,25 %

3Dunia politik yang dipimpin oleh kyai bisa membawa perubahan dimasyarakat

40

42 10 8 314

40%

42%

10%

8% 160+126+20+8 x 100 400= 78,5%

Keterangan :SS : Sangat SetujuS : SetujuTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju

Dari hasil penelitian kuisioner 2, 49 responden atau 49% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai sangat berperan dalam dunia perpolitikan. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 38 responden atau 38%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 3 responden atau 3%.

Kuisioner 3, 40 responden atau 40% menjawab sangat setuju dengan pernyataan dunia politik yang dipimpin oleh kyai bisa membawa perubahan dimasyarakat . Responden yang setuju

dengan pernyataan tersebut sebanyak 42 responden atau 42%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 8 responden atau 8%.

Tabel 2Prosentase jawaban untuk indikator

memberikan sumber ajaran islam seperti moral, nilai-nilai dalam bidang ekonomi, hukum, sosial,

dan politik.

Dari hasil penelitian kuisioner 4, 39 responden atau 39% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai yang terlibat dalam partai politik sangat mendukung di dalam negara yang demokratis. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 44 responden atau 44%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 7 responden atau 7%.

Kuisioner 5, 46 responden atau 46% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai yang duduk di perpolitikan dapat mengadakan perubahan pada nasib bangsa Indonesia. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 38 responden atau 38%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 6 responden atau 6%. Responden yang sangat

No

PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS STS

4 Kyai yang terlibat dalam partai politik sangat mendukung di dalam negara yang demokratis

39 44 10 7 31539%

44%

10%

7%

156+132+20+7 x 100 400= 78,75%

5Kyai yang duduk di perpolitikan dapat mengadakan perubahan pada nasib bangsa Indonesia

46 38 6 10 32046%

38%

6%

10%

184+114+12+10 x 100 400=80 %

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%.

Tabel 3Prosentase jawaban untuk indikator kyai sebagai

pemuka elite agama memiliki pengikut dan pengaruh di masyarakat

No PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS

S TS

SS

6 Mengikuti kegiatan kampanye yang dilakukan kyai menjelang pemilu sangat mendukung dalam mensukseskan pemilihan umum

47 39 10 4 32947%

39%

10%

4%

188+117+20+4 x 100 400= 82,25%

7Program partai politik kyai yang ditawarkan ketika kampanye turut mempengaruhi pilihan politik

32 51 7 10 30532%

51%

7%

10%

128+153+14+10 x 100 400= 76,25%

Dari hasil penelitian kuisioner 6, 47 responden atau 47% menjawab sangat setuju dengan pernyataan mengikuti kegiatan kampanye yang dilakukan kyai menjelang pemilu sangat mendukung dalam mensukseskan pemilihan umum. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 39 responden atau 39%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 4 responden atau 4%.

Kuisioner 7, 46 responden atau 46% menjawab sangat setuju dengan pernyataan program partai politik kyai yang ditawarkan ketika kampanye turut mempengaruhi pilihan politik.

Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 38 responden atau 38%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 6 responden atau 6%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%.

Tabel 4Prosentase jawaban untuk indikator kyai diyakini

dapatmenyampaikan doktrin politik

No

PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS

STS

8 Dalam menentukan pilihan politik harus mendapatkan himbauan dari pihak lain seperti kyai/ulama

50 36 10 4 33250%

36%

10%

4%

200+108+20+4 x 100 400=83%

9Visi dan misi partai politik yang dipegang kyai dapat menentukan pilihan politik

47 43 5 5 33247%

43%

5%

5%

188+129+10+5 x 100 400= 83%

Dari hasil penelitian kuisioner 8, 50 responden atau 50% menjawab sangat setuju dengan pernyataan dalam menentukan pilihan politik harus mendapatkan himbauan dari pihak lain seperti kyai/ulama. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 36 responden atau 36%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 4 responden atau 4%.

Kuisioner 9, 47 responden atau 47% menjawab sangat setuju dengan pernyataan visi dan misi partai politik yang dipegang kyai dapat menentukan pilihan politik. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 43 responden atau 43%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 5 responden atau 5%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 5 responden atau 5%.

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Tabel 5Prosentase jawaban untuk indikator aksi-aksi

solidaritas atau kerjasama dalam pemilu

No

PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS

STS

10 Masyarakat perlu mengikuti atau mengamati diskusi-diskusi politik yang dilakukan kyai

49 38 10 3 33349%

38%

10%

3%

196+114+20+3 x 100 400=83,25%

Dari hasil penelitian kuisioner 10, 49 responden atau 49% menjawab sangat setuju dengan pernyataan masyarakat perlu mengikuti atau mengamati diskusi-diskusi politik yang dilakukan kyai. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 38 responden atau 38%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 3 responden atau 3%.

Tabel 6Prosentase jawaban untuk indikator kyai dalam

melakukankegiatan kampanye

No PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS

STS

11 Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut

43 44 10 3 32743%

44%

10%

3%

172+132+20+3 x 100 400= 81,75%

dapat menambah wawasan politik

Dari hasil penelitian kuisioner 11, 43 responden atau 43% menjawab sangat setuju dengan pernyataan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut dapat menambah wawasan politik. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 44 responden atau 44%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 3 responden atau 3%.

Kemudian untuk mereka yang menjawab tidak setuju bahwaPenyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut dapat menambah wawasan politik sebanyak 21 atau sebesar (16,53%). Sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut dapat menambah wawasan politik.

Tabel 7Prosentase jawaban untuk indikator kyai memiliki

wawasanpengetahuan tentang politik yang cukup luas

dibandingkandengan kebanyakan masyarakat

No PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS STS

12 Kyai memiliki peranan penting dalam politik

42 46 10 2 32842%

46%

10%

2%

168+138+20+2 x 100 400= 82%

13Kyai sangat penting untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan politik dalam pemilu sehingga dapat mendorong untuk berpartisipasi dalam politik

51 34 5 10 32651%

34%

5%

10%

204+102+10+10 x 100 400= 81,5%

14 Kyai dapat mengkritik dan mengubah kebijakan pemerintah

46 41 10 3 33046%

41%

10%

3%

184+123+20+3 x 100 400= 82,5%

Dari hasil penelitian kuisioner 12, 42 responden atau 42% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai memiliki peranan penting

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

dalam politik . Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 46 responden atau 46%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 2 responden atau 2%.

Kuisioner 13, 51 responden atau 51% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai sangat penting untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan politik dalam pemilu sehingga dapat mendorong untuk berpartisipasi dalam politik. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 34 responden atau 34%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 5 responden atau 5%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%.

Kuisioner 14, 46 responden atau 46% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai dapat mengkritik dan mengubah kebijakan pemerintah. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 41 responden atau 41%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 3 responden atau 3%.

Tabel 8Prosentase jawaban untuk indikator hubungan kyai

dengan masyarakat dalam politik

No

PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS STS

15 Kyai dapat mendorong pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat

43 45 10 2 32943%

45%

10%

2%

172+135+20+2 x 100 400= 82,25%

16Kyai selalu melakukan ceramah-ceramah keagamaan untuk memilih partai yang berbasis Islam sangat penting

54 37 5 4 34154%

37%

5%

4%

216+111+10+4 x 100 400= 85,25 %

Dari hasil penelitian kuisioner 15, 43 responden atau 43% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai dapat mendorong pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak

45 responden atau 45%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 2 responden atau 2%.

Kuisioner 16, 54 responden atau 54% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai selalu melakukan ceramah-ceramah keagamaan untuk memilih partai yang berbasis Islam sangat penting. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 37 responden atau 37%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 5 responden atau 5%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 4 responden atau 4%.

Tabel 9Prosentase jawaban untuk indikator partisipasi

kelompok ataufaktor lingkungan seperti keluarga, organisasi,

memilih parpol yang sesuai dengan agama

No

PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS STS

17 Kyai sering melakukan ceramah atau pengajian membahas tentang dunia politik itu sangat penting

44 44 10 2 33044%

44%

10%

2%

176+132+20+2 x 100 400= 82,5%

18Kyai sering mengadakan aksi-aksi kerjasama untuk kepentingan politik dengan masyarakat dalam pemilu

43 43 10 4 32543%

43%

10%

4%

172+129+20+4 x 100 400= 81,25%

Dari hasil penelitian kuisioner 17, 44 responden atau 44% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai sering melakukan ceramah atau pengajian membahas tentang dunia politik itu sangat penting. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 44 responden atau 44%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 2 responden atau 2%.

Kuisioner 18, 43 responden atau 43% menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kyaisering mengadakan aksi-aksi kerjasama untuk kepentingan politik dengan masyarakat dalam pemilu. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 43 responden atau 43%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 4 responden atau 4%.

Tabel 10Prosentase jawaban untuk indikator kyai

melakukan ceramah-ceramah keagamaan atau pengajian dalam sosialisasi kampanye dalam

politik

Dari hasil penelitian kuisioner 19, 54 responden atau 54% menjawab sangat setuju dengan pernyataan kyai sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 31 responden atau 31%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%. Responden yang sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut sebanyak 5 responden atau 5%.

Kuisioner 20, 57 responden atau 57% menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa menentukan pilihan politik yang dikarenakan sosok/figur pemimpin dari partai politik di dalamnya terdapat kyai/ulama. Responden yang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 29 responden atau 29%. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 4 responden atau 4%. Responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 responden atau 10%.

Dari hasil analisis angket, diketahui bahwa tabulasi perolehan angket persepsi masyarakat terhadap tingkat partisipasi kyai dalam politik sebagian besar mengarah pada sub variabel kyai dalam partisipasi politik yaitu : dalam sosialisasi, ketelibatan langsung, kyai sebagai dalam kontrol sosial, kyai sebagai agen kebaikan. Masing-masing item pertayaan angket yang hasil datanya mengarah pada kyai dalam sosialisasi dalam pemilu adalah sebagai berikut :

Tabel 11Identifikasi kyai dalam partisipasi politik dalam

sosialisasi

Sedangkan untuk tabulasi perolehan angket ketelibatan langsung kyai dalam politik adalah sebagai berikut :

No PernyataanJawaban %

Jumlah SkorSS S TS

STS

19 Kyai sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan

54 31 10 5 33454%

31%

10%

5%

216+93+20+5 x 100 400= 83,5%

20Menentukan pilihan politik yang dikarenakan sosok/figur pemimpin dari partai politik di dalamnya terdapat kyai/ulama

57 29 4 10 33357%

29%

4%

10%

228+87+8+10 x 100 400=83,25 %

Pertayaan Responden

Prosentase %

SS SMasyarakat perlu mengikuti atau mengamati diskusi-diskusi politik yang dilakukan kyai

49 38 87%

Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut dapat menambah wawasan politik

43 44 87%

Kyai memliki peranan penting dalam politik

42 46 88%

Kyai sangat penting untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan politik dalam pemilu sehingga dapat mendorong untuk berpartisipasi dalam politik

51 34 85%

Kyai dapat mengkritik dan mengubah kebijakan pemerintah

46 41 87%

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

Tabel 12Identifikasi kyai dalam partisipasi politik dalam ketelibatan langsung dalam partisipasi politik

Untuk tabulasi perolehan angket kyai sebagai dalam kontrol sosial adalah sebagai berikut :

Tabel 13Identifikasi kyai dalam partisipasi politik kyai

sebagai control sosialPernyataan Responden

Prosentase %

SS S

Kyai dapat mendorong pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat

43 45 88%

Kyai selalu melakukan ceramah-ceramah keagamaan untuk memilih partai yang berbasis Islam sangat penting

54 37 91%

Kyai sering melakukan ceramah atau pengajian membahas tentang dunia politik itu sangat penting

44 44 88%

Kyai sering mengadakan aksi-aksi kerjasama untuk kepentingan politik dengan masyarakat dalam pemilu

43 43 86%

Selanjutnya tabulasi perolehan angket kyai sebagai agen kebaikan adalah sebagai berikut :

Tabel 14Identifikasi kyai dalam partisipasi politik kyai

sebagai agen kebaikan Pertayaan Responden

Prosentase %

SS S

Kyai sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan

54 31 85%

Menentukan pilihan politik yang dikarenakan sosok/figur pemimpin dari partai politik di dalamnya terdapat kyai/ulama

57 29 86%

B. Pembahasan Berdasarkan hasil perolehan angket yang

ada, diperoleh data bahwa masyarakat Desa Larangan Tokol Pamekasan yang menjadi sampel penelitian menunjukkan persepsi yang berbeda-beda dalam melihat persepsi masyarakat terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif 2014. Berdasarkan kategori penilaian

yang terdiri atas sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, yang dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Larangan Tokol Pamekasan terhadap tingkat partisipasi kyai dalam politik, diketahui bahwa masyarakat Desa Larangan Tokol Pamekasan memiliki persepsi tingkat yang berbeda-beda pula karena masyarakat disini mengangap kyai sebagai tokoh yang dijadikan panutan.

Dari hasil perolehan angket dalam sub variabel pertama, identifikasi kyaidalam partisipasi politik dalam sosialisasi sebanyak 87 responden atau 87% mendukung pernyataan bahwa kyai sangat berperan dalam dunia perpolitikan.Sebanyak 82 responden atau 82% mendukung pernyataan yang terkait dengan dunia politik yang dipimpin oleh kyai bisa membawa perubahan dimasyarakat.Sebanyak 83 responden atau 83% mendukung pernyataan kyai yang terlibat dalam partaipolitik sangat mendukung di dalam negara demokratis.Sebanyak 84 responden atau 84% mendukung pernyataan kyai yang duduk di perpolitikan dapat mengadakan perubahan pada nasib bangsa Indonesia. Sebanyak 86 responden atau 86% mendukung pernyataan mengikuti kegiatan kampanye yang dilakukan kyai menjelang pemilu sangat mendukung dalam mensuksekan pemilihan umum. Sebanyak 83 responden atau 83% mendukung pernyataan program partai politik kyai yang ditawarkan ketika kampanye turut mempengaruhi pilihan politik. Sebanyak 86

responden atau 86% mendukung pernyataan dalam menentukan pilihan politik harus mendapatkan himbauan dari pihak lain seperti kyai/ulama.

Pernyataan RespondenProsentase

%SS S

Kyai sangat berperan dalam dunia perpolitikan

49 38 87%

Dunia politik yang dipimpin oleh kyai bisa membawa perubahan di masyarakat

40 42 82%

Kyai yang terlibat dalam partai politik sangat mendukung didalam negara yang demokratis

39 44 83%

Kyai yang duduk di perpolitikan dapat mengadakan perubahan pada nasib bangsa Indonesia

46 38 84%

Mengikuti kegiatan kampanye yang dilakukan kyai menjelang pemilu sangat mendukung dalam mensukseskan pemilihan umum

47 39 86%

Program partai politik kyai yang ditawarkan ketika kampanye turut mempengaruhi pilihan politik

32 51 83%

Dalam menentukan pilihan politik harus mendapatkan himbauan dari pihak lain seperti kyai/ulama

50 36 86%

Visi dan misi partai politik yang dipegang kyai dapat menentukan pilihan politik

47 43 90%

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Sebanyak 90 responden atau 90% mendukung pernyataan visi dan misi partaipolitik yang dipegang kyai dapat menentukan pilihan politik.

Dari hasil perolehan angket dalam sub variabel kedua, identifikasi kyai dalam keterlibatan langsung dalam partisipasi politik sebanyak 87 responden atau 87% mendukung pernyataan masyarakat perlumengikuti atau mengamati diskusi-diskusi poitik yang dilakukan kyai .Sebanyak 87 responden atau 87% mendukung pernyataan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan kyai tentang pemilu tersebut dapat menambah wawasan politik.Sebanyak 88 responden atau 88% mendukung pernyataan kyai memiliki peranan penting dalam politik.Sebanyak 85 responden atau 85% mendukung pernyataan kyai sangat penting untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan politik dalam pemilu sehingga dapat mendorong untuk berpartisipasi dalam politik.Sebanyak 87 responden atau 87% mendukung pernyataan kyai dapat mengkritik dan mengubah kebijakan pemerintah.

Dari hasil perolehan angket dalam sub variabel ketiga, identifikasi kyai dalam keterlibatan langsung sebagai kontrol sosial sebanyak 88 responden atau 88% mendukung pernyataan kyai dapat mendorong pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Sebanyak 91 responden atau 91% mendukung pernyataan kyai selalu melakukan ceramah-ceramah keagamaan untuk memilih partai yang berbasis Islam sangat penting.Sebanyak 88 responden atau 88% mendukung pernyataan kyai sering melakukan ceramah atau pengajian membahas tentang dunia politik itu sangat penting. Sebanyak 86 responden atau 86% mendukung pernyataan kyai sering mengadakan aksi-aksi kerjasama untuk kepentingan politik dengan masyarakat dalam pemilu.

Dari hasil perolehan angket dalam sub variabel keempat, identifikasi kyai dalam keterlibatan langsung sebagai agen kebaikan sebanyak 85 responden atau 85% mendukung pernyataan kyai sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan . Sebanyak 88 responden atau 88% mendukung pernyataan menentukan pilihan politik yang dikarenakan sosok/figur pemimpin dari partai poitik di dalamnya terdapat kyai/ulama.

Dilihat dari hasil pembahasan diatas maka dari itulah bahwa kayai sangat berperan dalam partisipasi politik dalam sosialisasi, keterlibatan langsung kyai dalam partisiapsi politik, kyai sebagai kontrol sosial, dan kyai sebagai agen kebaikan bila dikaitkan dengan kerangka teoritik yang dikemukkan oleh Kantaprawira yang mengungkapakan Kehidupan politik suatu negara merupakan sebuah struktur politik. Struktur politik berarti pelembagaan hubungan antara komponen-komponen yang membentuk sistem politik. Di

mana sistem politik antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Artinya fungsinya satu bagian struktur tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan berfungsinya keseluruhan bagian lain. Komponen sistem politik dibedakan menjadi dua komponen yaitu suprastruktur politik dan infrastruktur politik Adapun Alasan kyai terjun ke dunia politik

Kegagalan politik Islam mendorong kyai untuk membebaskan umatnya dari kewajiban menganut orientasi politik tertentu. Keterlibatan kyai adalah merupakan gerakan moral karena di landasi keikhlasan berjuang tanpa pamrih. Politik menyangkut kepentingan orang banyak sehingga dalam segala pengambilan keputusan sangat di butuhkan orang-orang yang bermoral tinggi. Hal ini menjadikan kyai bersama para tokoh politik dari partainya merasa memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk terlibat dalam wilayah politik.Bentuk atau variasi keterlibatan kyai dalam politik antara lain:

Menjadi juru kampanye pada pemilu 2009Meskipun hanya melalui ceramah-ceramah keagamaan tetapi menurut penulis kyai tersebut telah melakukan kegiatan politik.Menurut Endang Turmudi kyai dapat di bedakan menjadi empat macam yaitu :

Kyai pesantren yaitu kyai yang memusatkan perhatiannya di pesantren untuk meningkatkan sumber daya masyarakat melalui pendidikan, Kyai tarekat yaitu kyai yang memusatkan perhatiannya dalam membangun batin masyarakat melalui ritual keagamaan.Kyai politik yaitu kyai yang memiliki concern untuk mengembangkan NU secara politik. Kyai panggung yaitu mereka yang menyebarkan Islam melalui dakwah

Mengadakan Acara Pengajian atau Ceramah Keagamaan. Pengajian menjelang pemilu 2009 di laksanakan di Lapangan Jatilawang atas kerjasama kyai dan tokoh politik. Pengajian ini berupa pengerahan massa. Menurut pasal 74 Undang-Undang Nomor12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam kampanye pemilu di larang :Mempersoalkan dasar negara pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan atau peserta pemilu.Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun kelompok masyarakat. Mengganggu ketertiban umum.Mengancam untuk melakukan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat dan atau peserta pemilu yang lain.Merusak dan menghilangkan alat peraga kampanye peserta pemilu.Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan.Jenis kampanye tersebut adalah berupa pengerahan masa sehingga terjadi banyak pelanggaran seperti gangguan lalu lintas, mengganggu

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

ketertiban umum, dan perkelahian antara pendukung partai. Menurut pasal 76 Undang-

Undang No.12 Tahun 2003 penyelesaian masalah tersebut melalui:

Peringatan tertulis apabila penyelenggaraan pemilu melanggar larangan walaupun belum terjadi gangguan.

Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di seluruh daerah pemilihan yang bersangkutan apabila terjadi gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan lain.

Memberikan Anjuran untuk Mengikuti Kampanye. Kampanye adalah usaha dan kegiatan yang di lakukan secara terencana dan terarah yang dilakukan secara serempak untuk memenangkan pendapat umum. Sedangkan pendapat umum adalah sikap bersama di kalangan masyarakat luas mengenai suatu hal. Pendapat umum pada hakekatnya adalah keinginan di kalangan orang banyak. Sifat pendapat umum biasanya dinamis, menguasai alam pikiran, serta mempengaruhi pikiran orang banyak. Kampanye yang direncanakan dengan baik akan mempengaruhi kelancaran jalannya kampanye. Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003, kampanye pemilu dapat di lakukan melalui:

Pertemuan terbatas, Tatap muka, Penyenaran melalui media cetak dan elektronik, Penyiaran melalui radio dan atau televisi, Penyiaran bahan kampanye kepada umum,Pemasangan alat peraga di tempat umum. Rapat umum, Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan . Rapat Partai

Rapat partai yang di adakan oleh para tokoh politik dengan memengundang kyai adalah untuk membahas berbagai hal yang di lakukan menjelang pemilu. Menurut penulis ini di lakukan untuk mendapat dukungan dari para pengikut kyai. Disini kyai memberi masukan, saran, dan kritik kepada para tokoh politik. Meskipun tidak semua saran dan kritik kyai di lakukan oleh tokoh politik. Beberapa hal yang di bahas dalam rapat tersebut antara lain :Program PartaiRencana-rencana kerja partai yang berhubungan dengan pembangunan masyarakat dan sebagainya. Hubungan antara kyai dengan Tokoh-tokoh politik dan pemerintah.Hubungan antara Kyai dengan Tokoh-tokoh Politik.

Beberapa cara yang di tempuh oleh kyai dan tokoh-tokoh untuk mendapatkan dukungan masyarakat dalam pemilu adalah :

Door to door yaitu datang dari rumah ke rumah, menjelaskan pada masyarakat akan pentingnya memilih Partai yang berbasis islam

dalam pemilu 2009.Silaturahmi pada tokoh-tokoh masyarakat

seperti ulama, kyai, ketua RT/RW, kades, tokoh pemuda dan sebagainya.

Mempengaruhi forum-forum masyarakat mulai dari forum pengajian, karang taruna , kelompok olah raga, kelompok tani, nelayan, buruh dan sebagainya.

Mempromosikan Partai kepada siapapun dan dimanapun berada.

Hubungan antara Kyai dengan Pemerintah

Hubungan antar kyai dengan pemerintah terlihat jelas ketika pemerintah mengadakan acara tertentu kyai sering menjadi tamu undangan. Dengan begitu masyarakat akan datang. Acara-acara dan kegiatan yang di adakan oleh pemerintah akan sukses jika mendapat dukungan para kyai.

Pengaruh kyai terhadap keinginan Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum (pemilu) di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Mengikuti partai pilihan pemimpin agama . Hubungan antara kyai dan masyarakat lahir dari persepsi masyarakat bahwa kepemimpinan kyai adalah nyata dan kyai adalah seorang ahli yang dapat memahami dan menjelaskan ajran-ajaran Al-Qur’an. Seringkali terjadi pula bahwa kebanyakan orang suci atau syekh mempunyai hubungan geneologis dengan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu kepemimpinan mereka dianggap sah. Kyai juga dianugrahi sifat-sifat simbolik tertentu yang membuatnya berbeda dengan masyarakat lain. Konsep ini membuat masyarakat menaruh rasa hormat yang tinggi pada kyai dan tunduk kepada kepemimpinannya.

Dengan kelebihan tersebut maka seringkali apa yang dilakukan kyai diikuti oleh masyarakatnya, termasuk sikap pilihan kyai dalam pemilu. Meskipun tidak semua masyarakat mengikutinya. Masyarakat yang mengikuti biasanya masyarakat saleh yang memiliki hubungan dekat dengan kyai. Dan yang tidak mengikuti adalah kerlompok abangan yaitu orang yang mengaku Islam tetapi pengetahuan agamanya sangat umum.

Memilih parpol sesuai dengan organisasi keagamaan.

Kepentingan ulama dalam politik di realisasikan dengan keterlibatan mereka dalam parpol Islam. Sebagai wadah penyalur aspirasi kaum nahdliyin.

Kyai sebagi seorang figur pemimpin pusat partai politik. Kyai dianggap sebagai patron bagi para pengikutnya yaitu sebagai sumber yang dapat memenuhi kebutuhan matriil dan spirtual. Alasan yang menopang keadaan ini yaitu :

Kyai secara tradisional adalah elite yang berpengaruh dalam umat Islam.

Kyai adalah elite politik yang yang

Persepsi Masyarakat Terhadap Keterlibatan Kyai Dalam Politik Praktis Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

mempunyai pengaruh kuat terhadap sikap politik umat Islam. Karena ada beberapa kyai memegang kepemimpinan politik pada tingkat propinsi dan nasional, maka perubahan-perubahan yang dibawa melalui kepemimpinan mereka juga bersifat nasional. Dengan kata lain perubahan yang terjadi pada tingkat lokal seringkali merupakan akibat perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih luas. Pada pemilu 2004 mayoritas masyarakat Banyusangka memilih Megawati dan Hasyim Muzadi sebagai presiden dan wakil presiden. Hasyim Muzadi adalah mantan ketua PBNU dan dia adalah seorang kyai sehingga sebagian masyarakat Banyusangka memilihnya. Kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden ini di kecamatan wangon karena Megawati juga memiliki massa yang banyak di masyarakat Banyusangka

Memilih pemimpin yang pendukungnya banyak. Dengan kehidupan yang masih cukup tradisional dan minimnya pendidikan yang di peroleh. Maka pola pikir masyarakat Banyusangka masih cukup sederhana. Seringkali sikap mereka terhadap masalah-masalah politik sangat apatis, masa bodoh dan acuh tak acuh. Keadaan seperti ini menurut beberapa ahli termasuk budaya politik parokial yaitu budaya politik yang masih sederhana dimana belum ada spesialisasi kekuasan. Sehingga menurut penulis pendidikan politik masyaraka Banyusangka harus terus ditingkatkan. Dari alasan-alasan di atas dan dengan melihat hasil pemilihan umum (pemilu) 2009 setiap desa di Kabupaten Bangkalan maka menurut penulis pengaruh kyai dalam preferensi politik masyarakat dalam pemilu dapat terlihat jelas di beberapa desa saja. Yaitu di desa tempat kyai bertempat tinggal dan beraktifitas.

Keinginan Politik Masyarakat dalam Pemilu. Masyarakat Banyusangka pada umumnya memiliki mata pencaharian nelayan dan pendidikan masyarakatnya masih rendah. Dengan kehidupannya yang sederhana tersebut pola pikir masyarakat Banyusangka masih bersifat tradisional. Sehingga dalam segala pengambilan keputusan masih memperhatikan saran-saran dari pemimpinnya.

Sesuai dengan konsep-konsep perbedaan dalam status sosial maka para ulama khususnya para kyai di desa menerima penghormatan yang tinggi dari masyarakat. Kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada wilayah agama tetapi juga politik. Keberhasilannya dalam peran kepemimpinan menjadikannya semakin kelihatan sebagai orang yang berpengaruh dan mudah untuk menggerakka aksi sosial. Menurut beberapa responden seorang kyai wajib di hormati karena beberapa alasan yaitu:

Kyai adalah orang yang dituakan dalam masyarakat sehingga masyarakat menganggap kyai seperi orang tua sendiri.

Kyai memiliki banyak ilmu agama yang tinggi dan setiap orang tidak bisa memilikinya.

Saran atau petuah yang disampaikan kyaI sangat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat.

Kyai memiliki kharisma yang biasanya di peroleh dari keturunan ataupun kelebihan yang di berikan dari Tuhan YME.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan warga masyarakat dalam pemilu adalah sebagai berikut :

Mengikuti Partai Politik sesuai dengan Pemimpin Agama. Memilih Parpol sesuai dengan Organisasi Keagamaan . Kyai sebagi figur pemimpin pusat Partai Politik. Memilih pemimpin yang pendukungnya banyak

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

Persepsi masyarakat terhadap keterlibatan kyai dalam politik praktis pada pemilu legislatif 2014 di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan ini sebagai berikut : Masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan mempersepsikan bahwa kyai pantas untuk duduk di perpolitikan karena kyai dianggap orang yang bisa dijadikan panutan dan dapat dijadikan pemimpin yang baik dan memiliki dasar Islam yang kuat dan juga masyarakat di Desa Larangan Tokol menganggap kyai dapat menampung aspirasi masyarakat.

Keterlibatan politik kyai dalam tingkat partisipasi Politik di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan adalah sebagai tokoh politik dan sebagai tokoh agama.Sebagai tokoh agama, kyai memberi pengajaran bagi masyarakat yaitu melalui pesantren. Dalam bidang politik kyai seringkali di ajak oleh tokoh-tokoh partai politikdi Desa Larangan Tokoluntuk mengikuti berbagi kegiatan dalam partai. Karena menurut tokoh politik dengan melibatkan kyai dalam partai maka pengikut dari kyai tersebut akan memilih partai tersebut. Aktifitas kyai dalam partai terlihat saat kyai mengikuti kampanye pada waktu pemilu, mengadakan ceramah-ceramah keagamaan pada waktu menjelang pemilu, memberikan anjuran pada masyarakat untuk mengikuti kampanye, dan mengikuti rapat partai yang diadakan untuk persiapan menghadapi pemilu dan lain-lain.

Posisi kyai yang strategis mendorong kyai untuk harus berhubungan dengan pemerintah dan tokoh-tokoh politik. Hubungan antara kyai dengan pemerintah terlihat ketika pemerintah mengadakan suatu acara tertentu maka kyai menjadi tamu undangan dalam acara tersebut. Sebaliknya pemerintah setempat akan mendapat undangan dari kyai ketika kyai mengadakan acara. Kiprah kyai dalam pendidikan sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat di

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 3 Tahun 2014 hal 1127-1141

Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan. Program-program yang diadakan pemerintah akan berjalan jika didukung oleh kyai seperti pembayaran pajak, penggalangan dana untuk korban bencana alam dan program-program lain.

Dalam hubungan antara kyai dengan pemerintah dan tokoh-tokoh politik, kyai merupakan jembatan untuk menyampaikan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan tokoh-tokoh politik.

SARANBagi pemerintah setempat hendaknya dapat

lebih meningkatkan pendidikan politik masyarakat di Desa Larangan Tokol Kabupaten Pamekasan.

Bagi kyai hendaknya lebih meningkatkan perannya sebagai tokoh agama dalam masyarakat.

Bagi masyarakat dalam memilih partai seharusnya memperhatikan visi dan misi partai yang dipilihnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1987. Pengantar Metodik Dedaktik. Bandung: Armico.

Ahmadi, Abu, dan Uhbiyati, Abu. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Abrasyi, Athiyah. M. 1993. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Gibson. 1995. Organisasi Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Komarudin. 2008. Konsep reward dan punishment. http://sas.ilbn.info/gdl.php?mod= browse8op.com

Kountur, Ronny.2004. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Jakarta: PPM

Miftah, Faridl. Dr. 2007. Peran Sosial Politik Kyai Indonesia.Jurnal Sosioteknologi edisi 11 Tahun 6, Agustus.(Online), Vol. 3 No. 6, (http:// Surabaya.ac.id, diakses 25 Juni 2014).

Nasution. 1988. Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Poerwodarminto.1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Riduwan.2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Roestiyah, Y. 1978. Didaktik Metodik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujatno, Edy. 2005. Peran Kyai DalamMembentuk Perilaku Masyarakat.Skripsi diterbitkan.Malang : Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, ( http://santoso.blogspot.com/2009 12 03 archive, diakses tanggal 13 Juni 2014).

Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

(http://Tipologi elit politik. (online). M.NuzulAnsi Madarata. Diakses, 5 Juni 2014).