PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MUTU PELAYANAN … bakar.pdf · tentang mutu pelayanan kesehatan di...
Embed Size (px)
Transcript of PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MUTU PELAYANAN … bakar.pdf · tentang mutu pelayanan kesehatan di...

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MUTU PELAYANANKESEHATAN DI PUSKESMAS BESULUTU KECAMATAN
BESULUTUKABUPATEN KONAWE PROVINSISULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
DisusunSebagaiSalahSatuSyaratUntukMenyelesaikanPendidikanDiploma III KeperawatanPoliteknikKesehatanKendari
OLEH
ALLI AKBARP00320013070
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2016



A. Identitas Diri
Nama : ALLI AKBAR
NIM : P00320013070
Tempat, dan Tgl, Lahir : Besulutu, 17 September 1995
Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negri 2 Besulutu, tamat 2007
2. MTS Negri Unaaha, tamat 2010
3. SMA Negri 1 Besulutu, tamat 2013
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di poltekkes kemenkes
kendari jurusan keperawatan sampai sekarang.

ABSTRAK
Alli akbar (P00320013070). Persepsi masyarakat tentang mutu pelayanankesehatan di Puskesmas Besulutu kelurahan Besulutu Kecamatan BesulutuKabupaten Konawe. Di bimbing oleh Muslimin dan Hj. Nurjannah (65 halaman +lampiran ). Puskesmas Besulutu telah melaksanakan fungsinya dalam memberikanpelayanan kesehatan sehingga memberikan kepuasan kepada sebagian banyakmasyarakat. Tujuan penelitian ini untuk di ketahuinya persepsi masyarakattentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu. Variabel penelitian inyaitu mutu pelayanan kesehatan dan masyarakat. Jenis penelitian yang digunakanadalah penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yangdi ambil secara acidental sampling. Data di olah secara manual kemudiandisajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitiandari 45 responden pada komponen atau aspek Reabilitas (reability) di PusksmasBesulutu yang berpersepsi Baik sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsiCukup sebanyak 3 orang (6,6%), dan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang(0%). pada komponen atau aspek Responsivenses (daya tanggap) di PusksmasBesulutu yang berpersepsi Baik sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsiCukup sebanyak 3 orang (6,6%), sedangkan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0orang (0%). pada komponen atau aspek Asurance (Jaminan)di Pusksmas Besulutuyang berpersepsi Baik sebanyak 44 orang (97,8%) dan yang berpersepsi Cukupsebanyak 1 orang (2,2%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang(0%). pada komponen atau aspek Empathy (empati) di Pusksmas Besulutu yangberpersepsi Baik sebanyak 41 orang (91,1%) dan yang berpersepsi Cukupsebanyak 4 orang (8.8%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang(0%). pada komponen atau aspek Tangible (bukti fisik) di Pusksmas Besulutuyang berpersepsi Baik sebanyak 40 orang (89,9%) dan yang berpersepsi Cukupsebanyak 5 orang (11,1%), sedangkan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang(0%).
Kata kunci ` : Masyarakat, Mutu Pelayanan Kesehatan.
DaftarPustaka : 12 Buku (1992-2014

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
AssallamuAllaikumWr.Wb
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
berkat Rahmat dan Hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk sederhan adengan
judul “Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Besulutu Kelurahan Besulutu Kecamatan Besulutu Kabupaten
Konawe” Penelitianini di susun dalam rangka melengkapi salah satu syara tuntuk
menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.
Penulis sadar dan mengakui sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih
banyak terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan walaupun penulis telah
berupaya semaksimal mungkin .Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Proses penelitian karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang
,dan penulis banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis dengan rasa
tulus ikhlas menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Bpk. Muslimin L, A.Kep, SPd,M.Sc selaku pembimbing I dan
Hj. Nurjannah,Bsc,S.Pd,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna
memberikan bimbingan serta petunjuk kepada penulis dalam proses penyusunan
karya tulis ilmiah ini hingga dapat terselesaikan.
Begitu pula dengan berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesaian karya tulis ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Petrus SKM. M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah member izin penelitian
kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Bapak Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Sc, Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Lena Atoy, SSt, M.PH, Ibu Ruth Mongan, BSc, S.Pd, M.Pd, Bapak
Abdul Syukur Bau selaku tim penguji.
5. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama dibangku kuliah, serta seluruh staf dan karyawan yang telah
memberikan bantuan pelayanan kepada penulis dalam segala hal
sehingga Karya Tulis Ilmiah Ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Kepala Puskesmas Besulutu Dr.Boby yang telah memberikan
izin penelitian kepada penulis.
7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terimakasih kepada
ayahanda Saiful Asep dan Ibunda Suarni dan Adikku tersayang Arif

Hidayat dan Alia yang selama ini telah banyak berkorban baik material
maupun non material, semangat dan Doa yang tulus ikhlas yang tiada
hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di
Poltekkes Kemenkes Kendari.
8. Seluruh teman-teman angkatan 2013 yang tidak dapat di sebutkan satu
persatu oleh penulis, yang senasib dan sepenanggungan selama berada
di kampus Putih Poltekkes Kemenkes Kendari.
Akhir kata penulis hanya dapat berdoa dan berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah Ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Juni 2016
Peneliti

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iiMOTTO ......................................................................................................................... iiiRIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... ivABSTRAK ...................................................................................................................... vKATA PENGANTAR ................................................................................................... viDAFTAR ISI ................................................................................................................. viiDAFTAR TABEL ........................................................................................................ viiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Persepsi Masyarakat ............................................................ 7
B. Tinjauan Tentang Puskesmas ........................................................................... 15
C. Tinjauan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan ................................................. 23
D. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan ........................................................... 34
BAB III KERANGKA KONSEPA. Dasar Pemikiran ............................................................................................... 37
B. Kerangka Pikir .................................................................................................. 38
C. Variabel Penelitian ........................................................................................... 38
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ...................................................... 38
BAB IV METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ................................................................................................. 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 42
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 42
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................................... 43
E. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 44
F. Pengolahan Data ............................................................................................... 44
G. Analisa Data ..................................................................................................... 44
H. Penyajian Data .................................................................................................. 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil penelitian ........................................................................................... 48

B. Pembahasan ................................................................................................ 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan................................................................................................. 64B. Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Besulutu Tahun 2016 ........................................................................ 49
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Pada pasien Di
Puskesmas Besulutu Kab. Konawe.................................................... 50
Tabel 5.3 Distribusi responden Menurut Jenis Kelamin Pada Pasien Di
Puskesmas Besulutu kab. Konawe..................................................... 51
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pada Pasien Di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe ........................ 52
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Pada
Pasien Di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe .................................. 52
Tabel 5.6 Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Reabilitas.................................. 53
Tabel 5.7 Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen atau Aspek Responsivenses (Daya
Tanggap)................................................................................................ 54
Tabel 5.8 Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Asurance (Jaminan) ................ 55
Tabel 5.9 Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Empathy ................................... 55
Tabel 5.10 Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Tangible (bukti fisik ............... 56

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 2. Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Koesioner Penelitian
Lampiran 4. Lembar Konsul Perbaikan Proposal
Lampiran 5. Tabulasi Hail Penelitian
Lampiran 6. Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari
Lampiran 8. Surat Izin Dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10. Keterangan Bebas Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2016
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik
Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera (
Depkes RI, 2010:4).
Sehubungan dengan hal tersebut maka secara umum pelayanan
kesehatan di Indonesia dilakukan dengan upaya peningkatan melalui usaha
promotif, preventif, kuratif, rehabilitative melalui berbagai sarana pelayanan
kesehatan seperti puskesmas , Rumah sakit dan lain-lain .Kesemuanya itu
diharapkan akan tercapai tujuan pelayanan prima seperti mempercepat
penyembuahan , mengurangi kemungkinan tertularnya penyakit yang
sama.(Nagtimin 2000: 25).
Berkaitan dengan hal itu puskesmas sebagai salah satu penyedia jasa
layanan kesehatan haruslah beriorentasi pada pemenuhan kepuasan
masyarakat, karena bila hal ini tidak terpenuhi oleh puskesmas sebagai

penyedia jasa pelayanan maka Puskesmas tersebut akan ditinggalkan
pengguna jasa atau masyarakat (Anomia,1994;28).
Kualitas / mutu pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas,
terbilang rendah. Hal ini dipicu oleh beberapa sebab di antara minimnya
pendanaan yang hanya mencapai 3% dari APBN , ketidak disiplinan petugas
puskesmas , minimnya sarana dan prasarana yang ada di puskesmas dan
minimnya pengetahuan serta keterampilan petugas kesehatan puskesmas (
www. Google.com/ Pelayanan kesehatan 2005 ).
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan, kesehatan di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan rata-rata penduduk, dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan (Azwar 1996)
Bentuk pelayanan yang bermutu antara masyarakat dan pemberi layanan
disadari sering terjadi perbedaan persepsi. Masyarakat mengartikan pelayanan
berkualitas jika pelayanan nyaman, petugasnya ramah, sehingga secara
keseluruhan memberi kesan kepuasan bagi masyarakat, sedangkan pemberi
pelayanan mengartikan pelayanan itu bermutu jika sesuai dengan standar
(Widjaja, 1992)
Standar pelayanan puskesmas, secara umum meliputi upaya promotif,
yaitu suatu kegiatan pelayanan yang mengacu pada peningkatan kesehatan
masyarakat, upaya preventif yaitu suatu kegiatan pelayanan yang bertujuan
dalam pencegahan penyakit, upaya kuratif yang merupakan tindak lanjut

kegiatan promotif, preventif yang bertujuan untuk memberikan perawatan, dan
upaya rehabilitatif yaitu upaya pemulihan kesehatan (Anomia, 1994).
Pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu masih tergolong rendah. Hal
ini di lihat dari data jumlah kunjungan masyarakat di Wilayah Puskesmas
Besulutu pada periode 2014-2015 terjadi penurunan dari 11.27 jiwa (30,16%)
– 9.233 jiwa (25,03%) dan ada sebagian masyarakat yang menganggap belum
mendapatkan pelayanan yang baik, dan di karenakan puskesmas besulutu
belum memiliki fasilitas yang lengkap seperti Ruang operasi, Ruang post
operatif,Alat-alat komunikasi seperti berupa telfon, Dimana kecakupan
kesehatannya meliputi UGD, Ruang Kepala puskesmas, pelayanan kartu,
Ruang tunggu, Ruang administrasi, Ruang Keperawatan, Ruang persalinan,
Apotek, Poli Umum, Kamar cuci, WC umum dan gudang.
Puskesmas Besulutu merupakan salah satu puskesmas yang melayani
masyarakat di Kelurahan Besulutu, Desa Asunde, Desa Unembute,Desa
Amosilu,Desa Punggaluku,Desa Ulupohara,Desa Labela,Desa Pulawaru,Desa
Silea,Desa laloumera,Desa Watu melomba, Desa Puundoho, berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat di wilayah kerjanya
dengan berupaya menjalankan program-program puskesmas yang meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan fungsinya sebagai pusat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Besulutu terletak 200 meter dari jalan poros kendari-
unaaha.Batas wilayah puskesmas besulutu sebelah utara berbatasan dengan
desa Watu melomba, sebelah timur berbatasan dengan desa unembute, sebelah

selatan berbatasan dengan kampung bugis dan sebelah barat berbatsan dengan
desa asunde.
Dalam pelaksanaan programnya Puskesmas Besulutu di dukung sebanyak
44 petugas kesehatan dengan masa kerja bervariasi antara 1-20 tahun yang
terdiri dari : Dokter umum 1 orang, Dokter gigi 1 orang, perawat PNS 12
orang dan sukarelawan / honoris 9 orang, perawat gigi PNS 2 orang dan
sukarelawan 2 orang, bidan PNS 8 orang dan sukarelawan 1 orang, farmasi 2
orang, kesehatan lingkungan 3 orang, administrasi 1 orang, sopir ambulance 1
orang, petugas kebersihan 1 orang.
Berdasarkan hasil dari survey awal wilayah kerja puskesmas besulutu
melayani 1 kelurahan dan 11 desa yaitu kelurahan besulutu, desa unembute,
desa asunde,Desa Amosilu, Desa Punggaluku,Desa Ulupohara,Desa
puundoho, Desa Labela,Desa Watu melomba,Desa Pulawaru, Desa Silea,Desa
Laloumera, Dilihat dari jumlah kunjungan pertahun di puskesmas besulutu
pada tahun 2014 dari periode Januari – Desember sekitar 11.27 jiwa (30,16%)
dan pada tahun 2015 dari periode Januari-Desember sekitar 9.233 jiwa
(25,03%).(Data Jumlah Kunjungan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Besulutu).
Studi awal observasi penulis pada masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan di puskesmas Besulutu di temukan bahwa 5 orang masyarakat di
Wilayah Kerja puskesmas Besulutu menganggap mutu pelayanan yang
diberikan oleh puskesmas besulutu belum memuaskan di karenakan hanya
memiliki 11 ruangan yang meliputi pelayanan kartu, Ruang UGD, Apotek,

Poli Umum, Ruang administrasi,Ruangan kepala Puskesmas, Ruangan
perawat jaga, Ruangan keperawatan, Ruang persalinan, Kamar cuci , wc dan
gudang.
Oleh karena masih kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan yang
tersedia.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Di Puskesmas Besulutu Kelurahan Besulutu, Kecamatan Besulutu
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas , memberikan dasar bagi
penulis dalam merumuskan masalah yaitu “ Bagaimana persepsi masyarakat
tentang mutu pelayanan kesehatan yang dilihat dari berbagai komponen atau
aspek yaitu Reabilitas (Reability), Responsivenses (Daya tanggap), Asurance
(Jaminan), Empathy (Empati), Tangible (Bukti fisik atau bukti langsung)
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk diketahuinya
persepsi masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
besulutu.

2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan yang di lihat dari komponen Reabilitas (reability).
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan yang di lihat dari komponen Responsivenses (Daya tanggap)
3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan yang di lihat dari komponen Asurance (Jaminan).
4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan yang di lihat dari komponen Empathy (Empati).
5. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan
kesehatan yang di lihat dari komponen Tangible (bukti fisik atau bukti
langsung).
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi sekaligus bahan masukan bagi petugas
kesehatan besulutu sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat kelurahan besulutu tentang
mutu pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan di puskesmas
Besulutu.
3. Sebagai bahan perbandingan sekaligus bahan acuan dan mengembangkan
penelitian selanjutnya, khusunya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta pengembangan khususnya di bidang penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang persepsi masyarakat
1. Pengertian Persepsi
Pengertian Persepsi adalah proses yang menggambungkan dan
mengorganisasikan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian
rupasehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, sadar atas diri kita
sendiri (Rachman dan muhbib, 2004 : 88 ).
Notoadmojo memeberikan pengertian tentang persepsi yaitu
merupakan suatu pengalaman yang di hasilkan melalui panca indra (
Notoadmojo, 2003 : 146 ).
Menurut jhon. M. Echals dan Hasan Stedily ( 2003 ) Mengemukakan
persepsi adalah tanggapan daya panca indera sehingga dapat memahami /
menanggapi keadaan sekitar .
Selanjutnya Rahman dan Muhbib ( 2004 : 89 ) Mengemukakan
persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.
Alkinson ( 1993 : 202 ). Memberikan pengertian tentang persepsi
yaitu proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus
ini dalam lingkungan .
Walgito ( 1997 ) Menjelaskan pengertian tentang persepsi
merupakan stimulus yang di indera oleh individu, di organisasikan,
kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti

tentang apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi
merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan
pengalaman – pengalaman undividu, akan ikut aktif berpengaruh dalam
proses persepsi.
Pada beberapa uraian mengenai persepsi di atas maka di pahami
bahwa persepsi gagasan persepsi adalah merupakan suatu pengamatan,
penginderaan dan perasaan manusia di dalam alam sekitarnya.
a. Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi, dapat di bedakan menjadi dua bagian besar
yaitu sensasi dan persepsi itu sendiri. proses terjadinya persepsi di awali
oleh adanya sensasi dari sebuah objek berupa stimulus fisik yang di terima
oleh panca indera melalui elemen sensitif yang di sebut reseptor. Reseptor
ini berhubungan dengan saraf otak. Ketika panca indera di rangsang oleh
suatu objek fisik, maka akan terjadi sensasi sesuai dengan indera yang di
rangsang. Indera yang dapat menerima stimulus fisik adalah panca indera
dan kita yang meliputi: penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecap dan
peraba. Energi fisik yang di peroleh dari luar harus diubah pada sistem saraf.
Proses ini disebut sebagai transduction. Transduction ini terjadi pada sel
reseptor, dimana secara efisien sel reseptor mrngubah energi fisiknya
menjadi tegangan listrik yang disebut sebagai reseptor potensial.Reseptor

potensial ini kemudian memberikan infuls saraf yang menuju otak atau
tulang belakang.
Setelah stimulus di terima oleh sistem syaraf, proses selanjutnya adalah
menginterprestasikan stimulus tersebut. Interprestasi adalah apa yang keluar
dari kepala kita, sedangkan sensasi adalah apa yang di terima dari luar dan
masuk kedalam kepala kita. Proses pertama yang harus di lalui dalam
mempersepsikan suatu objek adalah perhatian, tanpa memusatkan perhatian
pada suatu obyek, maka kita tidak dapat mempersepsikannya. Pemusatan
perhatian adalah suatu usaha untuk membatasi segala stimulus yang ada
untuk masuk kedalam pengalaman kesadaran kita, dalam rentang waktu
tertentu.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stimulus dapat masuk dalam
rentang perhatian kita.Faktor penyebab ini dapat di bagi menjadi dua bagian
besar yaitu faktor eksternal dan internal.Faktor eksternal adalah faktor yang
melekat pada obyeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat pada orang yang memperspsikan stimulus tersebut.
1) Faktor eksternal
a. Kontras merupakan cara termudah untuk menarik perhatian. Kontras
dapat meliputi beberapa hal di anataranya kontras warna, kontras
ukuran, kontras bentuk dan kontras gerakan.

b. Perubahan intensitas; suara yang berubah dari pelan menjadi kerasa
atau cahaya yang berubah dengan itensitas tinggi akan menarik
perhatian.
c. Pengulanagan (repetition); dengan pengulangan walaupun pada
mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian kita,
maka akhirnya akan mendapat perhatian kita.
d. Sesuatau yang baru ( novelty ); suatu stimulus yang baru akan lebih
menarik perhatian dari pada sesuatu yang telah lama di ketahui,
misalnya munculnya cara terapi baru.
e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak; sesuatu yang menarik
orang banyak akan menarik perhatian kita, misalnya jika ada
segerombolan orang yang berkumpul maka kita akan tertarik untuk
melihat apa yang di lihat oleh gerombolan tersebut.
2) Faktor internal
a. Pengalaman atau pengetahuan ; pengalaman atau pengetahuan yang
dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menginterpretasikan stimulus yang di peroleh. Misalnya, seseorang
anak yang jika ke dokter selalu di imunisasi dengan suntik maka ia
akan cenderung menangis bila melihat seseorang dokter karena ia
takut dokter tersebut akan menyuntik dirinya. Dengan kata lain apa
yang dilihat hari ini akan mempengaruhi apa yang di rasakan di
kemudian hari.

b. Harapan/expectation: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi
persepsi terhadap stimulus. Misalnya jika anda datang ke rumah sakit
membawa orang dalam keadaan gawat maka ketika anda melihat
orang berjas putih anda akan memanggilnya dokter tapi ketika anda
tahu dia bukan dokter maka anda akan kecewa.
c. Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat
masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan
menyebabkan kita menginterpretasikan stimulus secara berbeda.
d. Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang jika
seseorang akan cepat lulus maka nilain B akan di interpretasikan
sebagai nilai yang kurang baik. Tetapi orang yang tidak ingin cepat
lulus nilai B di anggap sebagai nilai yang sudah baik.
e. Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada. Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta maka
semua akan dipersepsikan serba indah.
f. Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda namun akan mempersepsikan orang-ornag di luar
kelompoknya sebagai sama saja.
c. Jenis-jenis presepsi
Persepsi di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Persepsi jarak

Stimulus visual juga memiliki cirri-ciri yang berkaitan dengan
jarak pengamat. Sebagai faktor ini hanya ada bila suatu
pengliahatan di pandang dengan kedua mata ( isyarat binokuler ),
sebagian lagi ada dalam stimulus pada setiap mata ( isyarat
monokuler ).
2. Persepsi gerak
Gibson ( 1968 ) mengemukakan bahwa isyarat persepsi gerak
ada di sekitarnya. Kita melihat sebuah benda bergerak karena ketika
benda itu bergerak dan sebahagian menutupi dan sebahagiaan tidak
menutupi latar belakangnya yang tidak bergerak.Kita juga melihat
benda-benda bergerak ketika berubah jaraknya.Jadi tidak peduli
apakah mata kita mengikuti benda yang bergerak itu atau tetap pada
latar belakangnya.
3. Persepsi total
Suatu rincian lukisan cat akan tampak sebagai kumpulan
pulasan kuas yang tidak bermakna, kesan total stimulus yang di
organisasi itu mempunyai sifat/kualitas yang tidak terkira dari setiap
bagian yang terdiri sendiri.
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berintraksi . Kesatuan hidup manusia yang
berintraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat

kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Kontjaraningrat,1990 )
Masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mrngorganisasikan diri dan
berpikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dalam batas-batas
tertentu (Linton: 1936).
Mac Javer (1975).Masyarakat merupakan sekelompok orang yang
mendiami territorial tertentu daun adanya sifat-sifat yang saling tergantung,
adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehimgga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang telah di tetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berintraksi, saling tergantung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan ( Nasrul Efendy, 1998, ).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah ( dalam arti biologis ) dengan
batas- batas tertentu dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang
lebih besar dari anggota-anggotanya, di bandingkan dengan penduduk di
luar batas-batas woilayahnya ( Soerdjono Soekanto : 1982 ).
Mac Javer ( 1975 ). Masyarakat adalah sekelompok orang yang
mendiami territorial tertentu dan adanya sifat- sifat yang saling tergantung,
adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang telah di tetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan sekelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan ( Nasrul Effendy, 1998 hal , 16 ).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan
batas-batas tertentu di mana yang mrnjadi dasarnya adalah interaksi yang
lebih besar dari anggota-anggotanya, di banding dengan penduduk di luar
batas-batas wilayahnya ( Soerdjono soekanto, 1982).
Ciri-ciri masyarakat seperti yang di kemukakan oleh Koentjaraningrat
(1990:4), adalah interaksi antar warga-warganya, adat istiadat, norma-
norma hukum dan aturan yang khas yang mengatur seluruh pola tingkah
laku warga kota dan desa, suatu komunitas dalam waktu, suatu rasa
identitas kuat yang mengikat semua warga.
Selanjutnya Syani ( 1987 ) mengemukakan bahwa masyarakat sebagai
unsure statis artinya masyarakat berbentuk dalam suatu wadah atau tempat
dengan batas-batas tertentu.
3. Pengertian Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok
individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu,

memberikan tanggapa terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari
lingkungan tempt tinggal mereka.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi masyarakat
Robins ( 2001 ) mengemukakan bahwasannya ada 3 faktor yang
dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu:
1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan coba
menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu
itu.
2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang
diamati dapat mempengaruhi apa yang di persepsikan. Target tidak
dipandang dalam keadaan teritolasi, hubungan suatu target dengan
latar belakangnya memepengaruhi persepsi seperti kecendurungan
kita untuk mengelompokan benda-benda yang berdekatan atau
yang mirip.
3) Situasi dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau
peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi kita.
B. Tinjauan Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas )
1. Pengertian
Dalam pedoman kerja puskesmas (1992) di jelaskan bahwa
puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wialayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di Indonesia.Adapun yang di maksud dengan
puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu.( Azwar, 1996 ).
Puskesmas adalah unit pelaksanaan tehnis dinas kesehatan kab/kota
yang betanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kerja ( Kepmenkes No 128 Thn 2008 ).
a. Unit pelaksana teknis
Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota (
UPDT), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.

b. Pembanguna kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pertanggung jawaban penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang di
bedakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
d. Wilayah kerja
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah suatu
kecamatan. Tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja di bagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah ( Desa,
Kelurahan atau RW), masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. ( Kepmenkes No 128 Thn 2008 )
2. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas

agar terwujud derajat kesehatan yang optimal dalam rangka mewujudkan
Indonesia sehat 2015.
3. Fungsi
a. Pusat Pergerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berusaha berupaya menggerakan dan memantau
penyelenggaraan pembangun lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Khususnya untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengkibatkan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertam secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi
1. Pelayanan Kesehatan Peroranagan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (Privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihn kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas di tambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain adalah Promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehat lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya. ( KepmenkesnNon128 Thn
2008 ).
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas melakukan kegiatan-
kegiatan atau upaya kesehatan yang sesuai dengan kemampuan tenaga
maupun fasilitas yang dimilikinya namun demikian kegiatan-kegiatan
pokok atau upaya kesehtan pokok puskesmas yang seharusnya di
laksanakan meliputu :
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
2. Perbaikan Gizi
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
5. Penyuluhan Penyakit Sekolah
6. Pengobatab Termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

7. Kesehatan Sekolah
8. Kesehatan Olahraga
9. Kesehatan Kerja
10. Perwatan Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan Gigi dan Mulut
12. Kesehatan Jiwa
13. Kesehatan Mata
14. Laboratorium Sederhana
15. Pencatatan dan Pelaporan dalam ranka sistem informasi kesehatan
16. Kesehatan Usia Lanjut
17. Pembinaan pengobatan tradisional
18. Kesehatan renaja ( Efendy, 2002 )
Pada pelaksanaan kegiatannya, puskesmas harus memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap antara lain :
1. Ruang keperawatan
2. Ruang operasi
3. Ruang persalinan
4. Ruang perawat jaga
5. Ruang post operatif
6. Kamar pasien
7. Kamar cuci
8. Kamar medis terdiri dari peralatan operasi, peralatan obstetric
pathologis, peralatan resusitasi, peralatan vasektomi dan tubektomi

9. Alat-alat komunikasi berupa telepon atau komunikasi jarak sedang,
mobil ambulance ( Effendi 2002 )
Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas di arahakan kepada keluarga
sebagai kesatuan masyarakat terkecil.Karenanya, kegiatan pokok puskesmas
di tujukan untuk kepentingan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.Setiap kegiatan pook puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa
(PKMD).
Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas
seperti di atas, puskesmas sewaktu waktu dapat di minta untuk
melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat (
contoh: Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk
plaksana maupun pembekalan akan di berikan oleh pemerintah pusat
bersama pemerintah daerah.
Selain tugas pokok puskesmas di atas ada upaya kesehatan wajib
puskesmas yang harus selalu di laksanakan dan menjadi program wajib
bagi puskesmas yaitu:
a. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak & Keluarga berencana
2. Upaya promosi kesehatan
3. Upaya kesehatan lingkungan
4. Upaya perbaikan gizi
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan dasar
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
1. Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada
dan kemampuan puskesmas mengatsinya.
2. Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan
puskesmas serta pencatatan pelaporan merupakan penunjang dari
upaya wajib atau pengembangan.
4. Struktur Puskesmas
Struktur organisasi puskesmas terdiri dari:
a. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha
c. Unsur pelaksana
1) Unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional
2) Jumlah unit tergantung kepada kegiatan tenaga, dan fasilitas daerah
masing-masing
3) Unit-unit terdiri dari : Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV, Unit V, Unit
VI, Unit VII.
d. Tugas Pokok
1. Kepala puskesmas mempunyai tugas pemimpin, mengawasi dan
mengkordinasi kegiatan puskesmas yang dapat di lakukan dalam
jabatan struktual dan jabatan fungsional.

2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan surat menyurat menyurat serta
pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu
dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan
dan laboratorium sederhana,
5. Unit III mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan
jiwa. Kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan
kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat
jalan dan rawat inap.
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian ( effendy 2002)
C. Tinjauan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Mutu
Mutu juga di definisikan sebagai gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang dan jasa yang menunjukan kemampuannya dalam

memuaskan kebutuhan pelanggan baik , berupa kebutuhan yang
dinyatakan , maupun yang tersirat. Dengan kata lain , mutu adalah kualitas
, kesesuaian penggunaan sumber daya , serta kepuasan pengguna dn
konsumen . ( Wahit iqbal Mubarak, Nurul chayatin : 2009 )
Menurut Goetsch dan Davis (1994) Mutu merupakan kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang
menginginkannya.
Menurut Wingston dan Azwar (1996) Mutu adalah tingkat
kesempurnaan dari penilaian sesuatu yang sedang diamati.
Joseph juran mengemukakan pengertian mutu dengan memakai
istilah “fitness for use” yang berarti suatu produk atau jasa adalah cocok
atau pas untuk di gunakan apabila produk tersebut dapat memuaskan
kebutuhan atau keperluan pelanggan.
Beberapa pakar atau ahli mamberikan pengertian tentang mutu antara lain :
1. Menurut Parasuraman (1990), Kualitas pelayanan yang di persepsikan
oleh pelanggan ( perceived service quality) didefinisikan sebagai
seberapa besar kesenjangan anatara persepsi pelanggan atau kenyataan
pelayanan yang diterima dibandingkan dengan harapan pelanggan atas
pelayanan yang di terima.
2. Menurut Azrul Aswar (1996), menyatakan bahwa mutu pelayanan
kesehatan adalah menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
3. Menurut Tenner and De toro (1992), bahwa nilai mutu yang paling
mudah di pahami dari sutau barang atau jasa pelayanan adalah cepat
(faster), lebih baik (better) dan lebih murah (cheaper).
4. Menurut Milton I Roemer dan C Montoya Aquilar (1998) mutu
pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai ( yang
berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang di ketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
bersangkutan baik berdampak ketidak mampuan kesakitan dan
kematian.
Deming (1980) mengemukakan bahwa mutu dapat dilihat dari :
1. Aspek konteks, Mutu adalah suatu karakteristik atau atribut dari suatu
produk atau jasa.
2. Aspek Persepsi Pelanggan, Mutu adalah penilaian subjektif pelanggan.
Persepsi pelanggan dapat berubah karena pengaruh berbagai hal seperti
iklan, reputasi produk atau jasa yang di hasilkan, dan sebagainya.
3. Aspek kebutuhan dan keinginan pelanggan, mutu adalah apa yang di
kehendaki dan di butuhkan oleh pelanggan.
2. Mutu Pelayanan Kesehatan
Pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus)
apa yang di perlukan orang lain (Sampara dan Sutopo 2001).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1985), pelayanan adalah usaha
melayani kebutuhan orang lain.
Secara umum mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien dan efektif di berikan secara aman dan
memuaskan norma, etika, hukum, dan sosial budaya engan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat ( Depkes.
RI:2006)
Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai
(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
besangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
dampak pada kematian, kesakitan, tidak mampuan dan kekurangan gizi
(Milton I Roemer dan C Montoya, WHO,1988).
Azrul Azwar,1996 mengemukakan bahwa mutu pelayanan kesehatan
adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk
serta penyelenggaraan sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat di penuhinya kebutuhan
masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara
wajar,efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan

masyarakat, serta di selenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan
sesuai dengan norma dan etika yang baik (Azrul Azwar, 1999)
Dari batsan yang di kemukakan di atas, dapat di simpulkan bahwa mutu
pelyanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar
profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga
semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit adalah produk
akhir dari interaksi dan ketergsntungan yang rumit antara berbagai komponen
atau aspek pelayanan. Donabedian (1980) mengemukakan bahwa komponen
pelayanan tersebut dapat terdiri dari :
1. Masukan (input)
Masukan (input) yang dimaksud disini adalah sarana fisik,
perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manejemen, keuangan, serta
sumber daya manusia dan sumber daya (resources) lainnya di puskesmas
dan rumah sakit. Beberapa aspek penting yang harus mendapat perhatian
dalam hal ini adalah kejujuran, efektifitas dan efisiensi, serta kuantitas
dan kualitas dari masukan yang ada.
2. Proses yang di lakukan
Proses adalah semua kegiatan atau aktifitas dari seluruh karyawan
dan tenaga profesi dalam interaksi dengan pelanggan, baik pelanggan
internal ( sesame petugas atau karyawan ) maupun pelanggan eksternal
(pasien, pemasok barang, masyarakat yang datang ke puskemas atau

rumah sakit untuk di maksud tertentu. Baik atau tidaknya proses yang di
lakukan di puskesmas atau di rumah sakit dapat di ukur dari :
a. Relevan atau tidaknya proses yang di terima oleh pelanggan.
b. Efektif atau tidanya proses yang di lakukan.
c. Mutu proses yang di lakukan.
Variabel proses merupakan pendekatan langsung terhadap mutu
pelayanan kesehatan. Semakin patuh petugas (profesi) terhadap standar
pelayanan, maka semakin bermutu pula pelayanan kesehatan yang di
berikan.
3. Outpu merupakan hasil yang diharapkan dapat berupa perubahan
yang terjadi pada pelanggan, baik secara fisik,fisiologis maupun
sosial, termasud kepuasan pelanggan.
3. Dimensi Mutu
Menurut parasuraman, Zeithaml, dan Bery (1985) melalui penelitiannya
mengidentifikasikan 10 dimensi pokok yaitu :
1. Daya tanggapan (responsiveness)
2. Kehandalan (reliabilitas)
3. Kompetensi
4. Kesopanan
5. Akses
6. Komunikasi
7. Kredibilitas

8. Kemampuan memahami pelanggan
9. Keamanan
10. Bukti fisik
Pada penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Parasuraman
dkk(1988), mereka menggabungkan beberapa dimensi menjadi satu,
yaitu kompetensi,kesopanan, keamanan, dan rebilitas yang di satukan
menjadi jaminan (assurance). Dimensi komunikasi, akses dan
kemampuan memahami pelanggan di golongkan sebagai empati
(empathy). Akhirnya jdilah 5 di mensiutama yaitu :
1. Reabilitas (reability), adalah kemampuan memberikan pelayanan
dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan.
2. Responsiveness (Daya tanggap), yaitu keinginan para karyawan /
staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan
melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap.
3. Asurance ( jaminan), artinya karyawan / atau staf memiliki
komptensi, kesopanan dan dapat di percaya, bebas dari bahaya,
serta bebas dari resiko dan keragu-raguan.
4. Empathy (empati), dalam hal ini karyawan / staf mampu
menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan
dalam menjalin hubungan dan komunikasi termaksud perhatiannya
terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari
pelanggan.

5. Tangible (bukti fisik atau bukti lansung), dapat berupa ketersediaan
sarana dan prasarana termaksud alat yang siap pakai serta
penampilan karyawan / staf yang menyenangkan. (Bustami, 2011).
Dimensi kualitas yang di kemukakan oleh Zeithml, Berry dan
Parasuraman tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan
kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataan pelanggan menerima
pelayanan melebihi harapannya, maka pelanggan akan menyatakan
pelayanannya berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima
pelayanan kurang atau sama dari harapannya, maka pelanggan akan
menyatakan pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan.
Menurut Levey dan Loomba (1996) bahwa yang di maksud dengan
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan sendiri
atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat.
Definisi yang di kemukakan oleh Levely dan Loomba diatas mencakup
tiga hal yaitu :
1. Pengorganisasian pelayanan, apakah di laksnakan secara sendiri atau
bersama – sama dalam suatu organisasi.
2. Ruang lingkup kegitan, apakah hanya mencakup kegiatan
pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, pemeliharaan kesehatan kombinasi dari
padanya.
3. Sasaran pelayanan kesehatan, apakah untuk perorangan, kelompok-
kelompok atau untuk masyarakat secara keseluruhan.
Notoadmodjo (2005) memngemukakan bahwa sistem
pelayanan kesehatan merupakan struktur atau gabungan dari
subsistem di dalam suatu unit atau di dalam suatu proses untuk
mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik promotif,
preventif, kuratif maupu rehabilitative.
Lebih lanjut Hodgeests dan Coscia (1996) menjelaskan bahwa
pada dasarnya bentuk dari jenis pelayanan kesehatan dapat di bagi
dalam 2 bagian yaitu :
1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan termaksud dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical service) di tandai dengan cara – cara
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (Solo Practice) atau
secara bersama – sama dalam suatu organisasi (institution), tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan yang sasarannya perseorangan dan keluarga.
2. Pelayana Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Service) di tandai
dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama –

sama dalam suatu organisasi. Tujuan utama untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya
terutama untuk kelompok masyarakat.
Dengan demikian pelayanan kedokteran (Medical Sevice) mengarah
pada suatu kegiatan kuratif (pengobatan) dan pelayanan rehabilitative
(pemulihan kesehatan).Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat (Public
Health Service) mengarah pada suatu kegiatan (pencegahan) dan pelayanan
promotif (peningkatan kesehatan).
Menyangkut pelayanan kesehatan yang di berikan oleh puskesmas
kepada masyarakat ialah pelayanan kesehatan yang meliputi :
1. Upaya Promotif
Upaya kegiatan promotif adalah kegiatan pelayanan yang mengacu
pada peningkatan kesehatan masyarakat yang meliputi : penyuluhan
kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur,
rekreasi, dan pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya kegiatan preventif adalah suatu kegiatan pelayanan yang
brtujuan dalam pencegahan penyakit, kegiatan ini meliputi imunisasi
masal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil, pemeriksaan
kesehatan secara berkala meliputi posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu,

puskesmas atau di rumah ,dan pemeriksaan kehamilan, nifas dan
menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kegiatan kuratif merupakan tindak lanjut dari kegiatan promotif,
peventif, yang bertujuan untuk memberikan perawatan atau tindakan
perawatan (medis), kegiatan ini meliputi : Perawatan orang sakit di rumah,
perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas
dan rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah,
ibu bersalin dan nifas, perawatan buah dada, dan perawatan tali pusat bayi
baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya kegiatan rehabilitatif adalah proses pemulihan kesehatan yang
meliputi latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang, dan kelainan bawaan, dan latihan-
latihanfisik tertentubagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC : latihan nafas dan batuk, penderita stroke melalui fisioterapi manual
yang mungkin di lakukan oleh perawat.
Dimana pelayanan kesehatan yang di jelaskan di atas yaitu di
tujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dengan golongan umur sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup
usia (Depkes RI, 1992)
Namun dengan berbagai keterbatasan, pelayanan kesehatan minimal di
puskesmas bias di lakukan meliputi upaya kesehatan wajib yaitu :

1. Promosi kesehatan, mengembangkan berbagai program perbaikan
perilaku di bidang kesehatan sesuai dengan masalah perilaku
masyarakat setempat melalui beragam kegiatan yang bernuansa
pemberdayaan masyarakat.
2. Kesehatan lingkungan, mengembangkan berbagai program perbaikan
lingkungan setempat agar lebih kundusif untuk kesehatan termasuk
penyelenggaraan klinik sanitasi di dalam gedung puskesmas.
3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk keluarga barencana (KB),
mengembangkan berbagai program untuk ibu melalui klinik KIA/KB
di dalam gedung puskesmas seperti polindes dan posyandu. Kegiatan
di dalam gedung berupa pemeriksaan ibu hamil, pelayanan
kontrasepsi, persalinan, imunisasi, tumbuh kembang anak, konseling
dan sebagainya. Sementara di luar gedung berupa pembinaan dan
pelayanan polindes dan posyandu.
4. Perbaikan Gizi Masyarakat, mengembangkan klinik gizi di dalam
gedung puskesmas, pemantauan tumbuh kembang anak di posyandu,
pengembangan sistem kewaspadaan pangan dan gizi, kampanye
keluarga sadar gizi dan sebagainya.
5. Pemberantasan penyakit menular, melalui berbagai kegiatan
surveylans, promotif dan preventif antara lain :
a. Gerakan PNS (pemberantasan sarang nyamuk) untuk mencegah
demam berdarah.
b. Promosi kelambunisasi untuk mencegah malaria.

c. Kampanye oralit untuk pertolongan diare.
d. Kampanye deteksi dini pneumonia untuk penemuan dan
pengobatan kasus pneumonia.
e. Gerdu (Gerakan terpadu) penanggulangan tuberculosis untuk
secara proaktif mencari penderita tuberculosis dan mengobati
hingga sembuh.
f. Surveylans beberapa penyakit menular yang edemis setempat.
6. Upaya pengobatan, merupakan wujud dari pelayanan kesehatan
perorangan di puskesmas, bentuknya bias berupa pengobatan umum,
pengobatan gigi, rawat inap, di puskesmas rehabilitasi medic dan
sebagainya (Trihono,2005)
D. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat
interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan persoalan konsumen (Gronroos, 1990 dalam
Ratminto dan Winarsih, 2005).
Pelayanan Kesehatan merupakan hasil atau keluaran dari proses
interaksi beberapa unsur yang saling berhubungan saling
mempengaruhi, yaitu unsur petugas kesehatan, sarana

kesehatan,pelayanan masyarakat sebagai objek dari pelayanan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan menurut Azwar (1997) adalah setiap upaya
yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat
Bentuk dan jenis pelayan kesehatan banyak macamnya, namun
jika disederhanakan secara umum dibagi atas 2 macam pelayanan,
yaitu
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kedokteran (medical service) ditandai dengan
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi (institution) tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran
terutama untuk perorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehtan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kesehatan measyarakat (Public Health Service) di tandai
dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-
sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit serta

sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat ( Depkes RI,
2003)
2. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan
Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa faktor
prilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah :
a. Pemikiran dan Perasaan ( Thoughts and Feeling)
Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap obyek kesehatan.
b. Orang Penting Sebagai Referensi (Personal Referensi)
Seseorang lebih banyak di pengaruhi oleh seseorang yang di anggap
pentingatau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan
kesehatan.
c. Sumber-Sumber Daya (Resources)
Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya.Sumber-
sumber daya juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok
masyarakat dalam memanfaatkan oelayanan kesehatan.Pengaruh tersebut
dapat bersifat positif dan negatif.
d. Kebudayaan (Culture)
Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan
konsep sehat sakit.

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pelayanan kesehatan merupakan hasil atau pengeluaran dari proses
interaksi beberapa unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
yaitu unsur petugas kesehatan, sarana kesehatan, pelayanan masyarakat
sebagai objek dari pelayanan kesehatan. Mutu adalah tingkat kesempurnaan
dari penilaian sesuatu yang sedang di amati.
Mutu pelayanan kesehatan berpedoman pada hakikat dasar
diselenggarakannya pelayanan kesehatan, yaitu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan para pemakai jasa pelayanan, dan apabila berhasil dipenuhi maka
menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Dengan

demikian semakin puas pemakai jasa pelayanan, maka menandakan mutu
pelayanan kesehatan semakin baik.
Pelayanan penerimaan pasien merupakan pusat pengendalian penempatan
pelayanan rawat jalan, di mana pasien pertama kali di data untuk kemudian
ditempatkan sesuai dengan karakteristik keluhan pasien.Didalamnya
pelayanan penerimaan pasien ini, di harapkan kesiapan, sikap, kecepatan, dan
kesediaan petugas kesehatan memberikan penjelasan kepada pasien. Semakin
baik pelayanan penerimaan pasien maka akan semakin baik pula mutu
pelayanan yang akan di hasilkan. Untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di puskesmas, maka puskesmas harus mempunyai criteria mutu
pelayanan itu sendiri seperti aspek Input (Masukan), aspek proses, dan aspek
Output (Hasil)
B. Kerangka Pikir
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP MUTUPELAYANAN KESEHATAN
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2 variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel Bebas (Independent) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel ikat, yaitu mutu pelayanan kesehatan dilihat dari berbagai
Reabilitas(reability)
Responsivensess(Daya tanggap)
Asurance(jaminan)
Empathy(empati)
Tangible(bukti fisikatau buktilangsung)

komponen atau aspek yaitu Reabilitas ( Reability), Responsivenses (
Daya tanggap), Asurance (Jaminan), Empathy (Empati), Tangible
(Bukti fisik atau bukti langsung).
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel Terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas.Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
persepsi masyarakat.
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Obyektif
1. Persepsi adalah anggapan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
dalam komponen atau aspek Reabilitas ( Reability), Responsivenses (
Daya tanggap), Asurance (Jaminan), Empathy (Empati), Tangible (Bukti
fisik atau bukti langsung).
Kriteria Obyektif :
a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang : Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto, 1996)
2. Reabilitas (reability), untuk mengetahui kemampuan petugas kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan dengan segera, tepat (akurat), dan
memuaskan.
Kriteria Obyektif :

a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang : Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto,1996)
3. Responsivenses ( Daya tanggap), untuk mengetahui keinginan para
karyawan / staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan
melaksanakan pemberian pelayanan yang tanggap.
Kriteria Obyektif :
a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang : Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto,1996)
4. Asurance ( jaminan ), untuk mengetahui karyawan / staf memiliki
kompetensi, kesopanan dan dapat di percaya, bebas dari bahaya, serta
bebas dari resiko dan keragu-raguan.
Kriteria Obyektif :
a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang : Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto,1996)
5. Empathy (empati), untuk mengetahui dalam hal ini karyawan / staf
mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa
kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk

perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami
kebutuhan dari para pelanggan.
Kriteria Obyektif :
a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang : Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto,1996)
6. Tangible (bukti fisik atau bukti langsung), untuk mengetahui
ketersediaan sarana dan prasarana termaksud alat yang siap pakai serta
penampilan karyawan / staf yang menyenangkan.
a. Baik : Bila jumlah jawaban responden mencapai 80 – 100%
b. Cukup : Bila jumlah jawaban responden mencapai 60-79%
c. Kurang: Bila jumlah jawaban responden mempunyai <60%
(Arikunto,1996)

BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yaitu penelitian bertujuan mengetahui persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Besulutu, kelurahan besulutu,
kecamatan besulutu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelititan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2016
2. Tempat penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah sebagaimana yang tercantum
dalam judul penelitian, yaitu di Puskesmas Besulutu, Kecamatan Besulutu.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah kunjungan
masyarakat di puskesmas besulutu pada bulan Januari– Maret 2016 yang
berjumlah 450 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan di
anggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2005). Mengingat
jumlah populasi dalam penelitian ini relative banyak, maka tehnik
pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini, yaitu
Accidental Sampling ( sampel yang diperoleh berdasarkan siapa yang di
jumpai pada saat penelitian). Jumlah sampel di ambil 10% dari total
populasi yaitu 45 jiwa. (Arikunto,1996).
Kriteria Insklusi :
a. Berumur >20 tahun
b. Sudah pernah berkunjung sebelumnya
c. Dapat membaca dan menulis
d. Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi
a. Tidak bersedia menjadi responden
b. Berumur <20 tahun
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder yaitu :

a. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden
dengan menggunakan lembar kuesioner yaitu data tentang Masukan
(Input), Proses yang dilakukan, hasil yang dicapai (Output).
b. Data sekunder adalah data yang di ambil dari instansi terkait yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan lembar kuesioner.
E. Instumen Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner mengenai
bagaimana mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat di puskesmas
besulutu, kelurahan besulutu, kecamatan besulutu.Dalam lembar kuesioner
ini terbagi menjadi tiga variabel yaitu Masukan (Input), Proses, Output.
F. Pengolahan Data
1. Editing, yaitu meneliti data-data (Kuesioner) yang telah diperoleh dari
responden dengan maksud untuk diproses lebih lanjut.
2. Coding, yaitu mengklasifikasi jawaban responden menurut jenisnya
dengan membubuhkan kode pada jawaban tersebut.
3. Scorang yaitu memberikan skor / nilai pada setiap jawaban responden.
4. Tabulating, yaitu menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
G. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan melalui penelitian dan lembar kuesioner
di olah secara manual dan di masukan dalam tabel sesuai dengan variabel

penelitian. Dan selanjutnya untuk mengetahui persentase dari tiap-tiap
variabel tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut :
fr= x 100%
Keterangan :
Fr : Presentase hasil yang di capai
f : Jumlah nilai di peroleh
n : Jumlah nilai tertinggi
Konstanta : 100% (Natsir, 2005)
H. Penyajian Data
Penyajian data pada penilaian ini di sajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentase kemudian dianalisis dan diinterprestasikan yang
selanjutnya di dapatkan kesimpulan penelitian.

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Wilayah Kerja Puskesmas Besulutu meliputi 1 kelurahan dan 11
desa yaitu kelurahan besulutu, desa unembute, desa asunde,Desa
Amosilu, Desa Punggaluku,Desa Ulupohara,Desa puundoho, Desa
Labela,Desa Watu melomba,Desa Pulawaru, Desa Silea,Desa
Laloumera. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Besulutu adalah
sebgi berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Watu melomba
b. Sebelah timur berbatasan dengan desa Unembute
c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Labela
d. sebelah barat berbatsan dengan desa asunder
b. Keadaan Demografi
Distribusi tenaga kesehatan di Puskesmas Besulutu pada tahun
2016 yaitu 44 0rang yang terdiri dari PNS 30 orang, kontrak 2
orang dan sukarelawan 12 orang, seperti pada tabel berikut :

c. Tenaga Kesehatan
Tabel 5.1
Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Besulutu Tahun 2016
No Tingkat
Pendidikan
Status
PNS Kontrak Sukarelawan PTT
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Farmasi
Kesling
Administrasi
Sopir
Ambulance
Petugas
Kebersihan
1 - - -
1 - - -
12 9 -
2 - 2 -
8 - 1 -
2 - - -
3 - - -
1 - - -
- 1 - -
- 1 - -
1
1
21
4
9
2
3
1
1
1
Jumlah 30 2 12 44
d. Sarana dan prasarana
1. Ruang UGD
2. Ruang Kepala puskesmas
3. pelayanan kartu
4. Ruang tunggu
5. Ruang administrasi
6. Ruang Keperawatan
7. Ruang persalinan

8. Apotek
9. Poli Umum
10. Kamar cuci
11. WC umum
12. gudang.
2. Karakteristik Umur Responden
a. Umur
Karakteristik umur responden berdasarkan umur pada pasien di
puskesmas Besulutu dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Pada pasien Di
Puskesmas Besulutu Kab. Konawe Tahun 2016
No Umur
(Tahun)
F Persentase (%)
1 20 – 26 13 28,9
2 27 – 33 12 26,7
3 34 – 40 5 11,1
4 41 – 47 4 8,9
5 48 – 54 5 11,1
6 55 – 61 5 11,1
7 62 – 68 1 2,2
Jumlah 45 100
Sumber : Data primer Juli 2016
Tabel 5.2 menunjukan bahwa pasien yang berkunjung di Puskesmas
Besulutu pada saat penelitian berlangsung yaitu 30 – 2 Juli 2016, yaitu
kelompok Umur 20 – 26 tahun berjumlah 13 orang (28,9%), umur 27 – 33
berjumlah 12 orang (26,7%), umur 34 – 40 tahun berjumlah 5 orang

(11,1%), umur 41 – 47 tahun berjumlah 4 orang (8,9%), umur 48 – 54
tahun berjumlah 5 orang (11,1%), umur 55 – 61 tahun berjumlah 5 orang
(11,1%), umur 62 – 68 tahun berjumlah 1 orang (2,2%)
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distribusi responden Menurut Jenis Kelamin Pada Pasien Di
Puskesmas Besulutu kab. Konawe Tahun 2016
No Jenis
Kelamin
F Persentase ( % )
1 Laki – Laki20 44,5
2 Perempuan25 55,5
Jumlah45 100
Sumber : Data primer Juli 2016
Tabel 5.3 menunjukan bahwa jenis kelamin Laki-laki mempunyai
persentase yaitu 20 Responden (44,5%) sedangkan perempuan 25
responden (55,5%).

c. Tingkat Pendidikan
5.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pada Pasien Di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe Tahun 2016
N
o
Pendidikan Terakhir F Persentase
(%)
1Dasar 10 22,2
2Menengah 23 51,1
3Tinggi 12 26,7
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel 5.4 Menunjukan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden
mempunyai persentase Dasar yaitu 10 responden (22,2%), Menengah yaitu
23 responden (51,1%), Tinggi yaitu 12 responden (26,7%).

c. Jenis Pekerjaan
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Pada
Pasien Di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe Tahun 2016
NoJenis Pekerjaan F Persentase (%)
1 PNS5 11,1
2 Mahasiswa6 13,3
4 Wiraswasta14 31,1
5 Petani11 24,4
6 Tidak bekerja9 20
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel 5.5 menunjukan bahwa pasien pada jumlah kelompok yang
memiliki pekerjaan PNS yaitu 5 responden (11,1%), Mahasiswa 6 responden
(13,3%), Wiraswasta yaitu 14 responden (31,1%), Petani 11 responden (24,4%)
tidak bekerja 9 responden (20%).
3. Distribusi Responden Menurut Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian selama 3 hari mulai tanggal 30 Juni – 2 Juli
2016 mengenai persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapat di lihat pada tabel berdasarkan
variabel diteliti sebagai berikut :
a. Reabilitas (reability)
Tabel 5.6Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Reabilitas
No Kriteria F Persentase (%)
1 Baik42 93,3
2 Cukup3 6,6
3 Kurang0 0
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel data di atas menggambarkan bahwa persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapa di
ketahui bahwa mutu pelayanan kesehatan pada komponen atau aspek
Reabilitas (reability) di Pusksmas Besulutu yang berpersepsi Baik
sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 3
orang (6,7%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).

b. Responsivenses (daya tanggap)
Tabel 5.7
Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen atau Aspek Responsivenses (Daya
Tanggap)
No Kriteria F Persentase (%)
1 Baik42 93,3
2 Cukup3 6,6
3 Kurang0 0
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel data di atas menggambarkan bahwa persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapa di
ketahui bahwa mutu pelayanan kesehatan pada komponen atau aspek
Responsivenses (daya tanggap) di Pusksmas Besulutu yang berpersepsi

Baik sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 3
orang (6,7%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
c. Asurance (Jaminan)
Tabel 5.8Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Asurance (Jaminan)
No Kriteria F Persentase (%)
1 Baik44 97,8
2 Cukup1 2,2
3 Kurang0 0
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel data di atas menggambarkan bahwa persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapat di
ketahui bahwa mutu pelayanan kesehatan pada komponen atau aspek
Asurance (Jaminan) di Pusksmas Besulutu yang berpersepsi Baik

sebanyak 44 orang (97,8%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 1 orang
(0%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
d. Empathy (empati)
Tabel 5.9Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Empathy
No Kriteria F Persentase (%)
1 Baik41 91,1
2 Cukup4 8,9
3 Kurang0 0
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel data di atas menggambarkan bahwa persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapa di
ketahui bahwa mutu pelayanan kesehatan pada komponen atau aspek
Empathy (empati) di Pusksmas Besulutu yang berpersepsi Baik sebanyak

41 orang (91,1%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 4 orang (6,9%),
sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
e. Tangible (bukti fisik)
Tabel 5.10Distribusi Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Komponen Aspek Tangible (bukti fisik)
No Kriteria F Persentase (%)
1 Baik40 88,9
2 Cukup5 11,1
3 Kurang0 0
Jumlah45 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Tabel data di atas menggambarkan bahwa persepsi masyarakat tentang
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Besulutu Kab. Konawe dapa di
ketahui bahwa mutu pelayanan kesehatan pada komponen atau aspek
Tangible (bukti fisik) di Pusksmas Besulutu yang berpersepsi Baik

sebanyak 40 orang (89,9%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 5 orang
(11,1%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang
telah di lakukan di Puskesmas Besulutu yang berlangsung sejak tanggal 30
Juni – 2 Juli 2016, maka hasil penelitian tersebut dapat dibahas
berdasarkan variabel penelitian :
1. Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Besulutu pada komponen atau aspek Reability.

persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.( Rahman dan
Muhbib 2004 : 89 )
Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pihak yang menginginkannya. (Menurut Goetsch dan Davis 1994)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden yang
berpersepsi Baik sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsi Cukup
sebanyak 3 orang (6,7%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0
orang (0%). Hal ini menunjuykan bahwa masyarakat yang datang berobat di
Puskesmas Besulutu menilai bahwa pelayanan kesehatan dalam komponen
atau aspek Reability yang meliputi Karyawan/staf selalu memberi salam dan
senyum ketika bertemu, karyawan/staf memberikan perhatian terhadap
keluhan yang anda rasakan, karyawan/staf memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, karyawan/staf teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, Ketepatan waktu Karyawan/staf tiba
di ruangan ketika di butuhkan.
Hal ini menunjukan bahwa komponen atau aspek reability adalah
adalah kemampuan petugas kesehatan memberikan pelayanan dengan segera,
tepat (akurat), dan memuaskan. (Bustami, 2011)

2. persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan yang di lihat dari
komponen Responsivenses (Daya tanggap) .
persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.( Rahman dan Muhbib
2004 : 89 ).
Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pihak yang menginginkannya. (Menurut Goetsch dan Davis 1994)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden yang berpersepsi Baik
sebanyak 42 orang (93,3%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 3 orang
(6,7%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat yang datang berobat di Puskesmas Besulutu
menilai bahwa pelayanan kesehatan dalam komponen atau aspek
Responsivenses (daya tanggap) yang meliputi Karyawan/staf bersedia
menawarkan bantuan kepaa anda ketika mengalami kesulitan walaupun tanpa
diminta, karyawan/staf segera menangani ketika sampai di ruang rawat inap,
karyawan/staf menyediakan waktu untuk membantu berjalan , BAB, BAK
dan ganti posisi tidur dan lain-lain, karyawan/staf membantu dalam
memperoleh obat dan menjelaskan tata cara konsumsi obat kepada,
karyawan/staf membantu dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik.
Hal ini menunjukan bahwa komponen atau aspek responsiveness adalah
semua kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan Puskesmas melalui
interaksi dengan pasien yang mengacu pada standar pelayanan kesehatan.
(Bustami, 2011)

3. persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan yang di lihat dari
komponen Asurance (Jaminan).
persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.( Rahman dan Muhbib
2004 : 89 ).
Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pihak yang menginginkannya. (Menurut Goetsch dan Davis 1994).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden yang berpersepsi
Baik sebanyak 44 orang (97,8%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 1
orang (0%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
Hal ini di menunjukan bahwa masyarakat yang datang berobat di
Puskesmas Besulutu menilai bahwa pelayanan kesehatan dalam komponen
atau aspek Asurance (jaminan) yang meliputi Karayawan atau staf
memiliki kompetensi dan dapat dipercaya, karayawan atau staf dapat
menjamin anda bebas dari bahaya, karayawan atau staf memberikan
pelayanan kesehatan yang memuskan, karayawan atau staf jelas dalam
memberikan informasi tentang kesehatan, Perawat/tenaga kesehatan tidak
ragu-ragu dalam melakukan tindakan.
Hal ini menunjukan bahwa bahwa komponen atau aspek Asurance adalah
jaminan atau kepuasan dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. (Bustami,
2011)

4. Persepsi masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas pada
komponen atau aspek Empathy.
persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.( Rahman dan Muhbib
2004 : 89 ).
Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak
yang menginginkannya. (Menurut Goetsch dan Davis 1994).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden yang berpersepsi Baik
sebanyak 41 orang (91,1%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 4 orang
(6,9%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang (0%).
Hal ini di karenakan masyarakat yang datang berobat di Puskesmas Besulutu
menilai bahwa pelayanan kesehatan dalam komponen atau aspek Empathy
yang meliputi Perawat memberikan informasi tentang segala tindakan yang
akan di laksanakan, perawat mudah di temui dan di hubungi ketika anda
membutuhkan, perawat sering menengok dan memeriksa keadann umum
anda, karayawan atau staf melyani anda dengan penuh kesabaran, pelayanan
yang di berikan petugas kesehatan tidak memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda.
Hal ini menunjukan bahwa komponen atau aspek Empathy menyangkut
pelayanan petugas kesehatan yang meliputi kepedulian karyawan terhadap
pasien. (Bustami, 2011)

5. Persepsi masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas pada
komponen atau aspek Tangible (bukti fisik)
persepsi yaitu kemampuan membeda – bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.( Rahman dan Muhbib
2004 : 89 ).

Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak
yang menginginkannya. (Menurut Goetsch dan Davis 1994).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden yang berpersepsi
Baik sebanyak 40 orang (89,9%) dan yang berpersepsi Cukup sebanyak 5
orang (11,1%), sedangan yang berpersepsi Kurang sebanyak 0 orang
(0%). Hal ini di karenakan masyarakat yang datang berobat di Puskesmas
Besulutu menilai bahwa pelayanan kesehatan dalam komponen atau aspek
Tangible meliputi Perawat percaya diri dan terampil, perawat selalu
menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang anda tempati, perawat
menjaga kebersihan alat-alat kesehatan yang digunakan pada anda,
perawat selalu memberi salam dan senyum ketika memberi tindakan pada
anda, Pearawat selalu menjaga kerapihan dan penampilannya
(mengguanakan cup, bagi yang tidak berjilbab dan tanda pengenal).
Hal ini menunjukan bahwa komponen atau aspek Tangible yaitu di mana
petugas kesehatan menjaga keterampilan dan kebersihan serta kenyamanan
dalam melakukan pelayanan kesehatan. (Bustami, 2011)

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas
Besulutu menarik kesimpulan bahwa Persepsi Masyarakat Tentang Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Besulutu, Kelurahan Besulutu,
Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe. Sebagian besar berpesepsi baik
dalam komponen reability (93,3%) responsiveness (93,3%) Asurance
(97,8) Empathy (91,1) Tangible (89,9). Dan berpresepsi kurang pada
komponen reability (6,6%) responsiveness (6,6%) Asurance (2,2%)
Empathy (8,8%) Tangible (11,1%). Selanjutnya akan di uraikan persepsi
masyarakat sebagai berikut :
1. Sebagian besar pada aspek reabilitas dengan kategori baik sebanyak 42
orang (93,3%) kategori cukup sebanyak 3 orang (6,6%), sedangkan
kategori kurang sebanyak 0 orang (0%).
2. Sebagian besar pada aspek responsivenses dengan kategori baik
sebanyak 42 orang (93,3%) kategori cukup sebanyak 3 orang (6,6%),
sedangkan kategori kurang sebanyak 0 orang (0%).
3. Sebagian besar pada aspek asurance dengan kategori baik sebanyak 44
orang (97,8%), kategori cukup sebanyak 1 orang (2,2%), sedangkan
kategori kurang sebanyak 0 orang (100%).
4. Sebagian besar pada aspek empathy dengan kategori baik sebanyak 41
orang (91,1%), kategori cukup sebanyak 4 orang (8,8%), sedangkan
kategori kurang sebanyak 0 orang (0%).

5. Sebagian besar pada aspek tangible dengan kategori baik sebanyak 40
orang (89,9%), kategori cukup sebanyak 5 orang (11,1%), sedangkan
kategori kurang sebanyak 0 orang (0%).
B. Saran
1. Kepada Dinas kesehatan agar selalu mempertahankan pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang ada di Kab. Konawe untuk mencapai
masyarakat yang sehat.
2. Kepada pihak puskesmas Besulutu agar mempertahankan sumber daya
manusia dalam hal ini pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
profesi atau kelebihannya masing – masing melalui pembinaan
pendidikan dan pelatihan yang professional , terutama meningkatkan
kompetensi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pelayanan
masyarakat.
3. Kepada petugas kesehatan ang ada di Puskesmas Besulutu agar
menunjukan tingkat kesempurnaan pada pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan dimana dapat memuaskan pasien sebagai pengguna jasa
Puskesmas dan tata cara penyelenggaraan sesuai dengan standar kode
etik yang telah di tentukan.
4. Kepada masyarakat agar senantiasa berperan serta dalam setiap
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas.
5. Kepada peneliti selnjutnya agar dapat memperhatikn aspek – aspek
seperti fasilitas pelayanan, pelayanan administrasi dan pelayanan
lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1992. Info Puskesmas, Depkes RI. Jakarta
Anonim, 1994. Bina Dik Nakes, Depkes RI. Jakarta
Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
PT. Rineka Cipta.,Jakarta
Azwar. Azrurul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa
Aksara. Jakarta. 1996.
Depkes. RI, 2006. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Pusdiklat SDM Kesehatan, Jakarta
Effendy Nasrul, 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC,
Jakarta
http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-
pelayanan-kesehatan.html
Notoadmojo Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmojo Soekidjo, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 200. Total Quality Management, Andi,
Yogyakarta
Widjaya Amin, 1992. Audit Mutu, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
WWW.google.com/paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat
2016.

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada,
Yth. Saudara/ I Responden
Di-
Tempat
Dalam rangka penyelesaian pendidikan, maka saya
Nama : Alli akbar
Nim : P00320013070
Sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan,
bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat
Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Besulutu Kel. Besulutu
Kec. Besulutu Kab. Konawe”.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon ketersediaan kepada saudara/I,
responden bersedia mengisi kuesioner (daftar isian dan pernyataan) yang akan
saya berikan. Namun apabila setuju, saudara/I responden di persilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan ini. Atas partisipasi dan kebijaksanaan saudara/i
responden, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Alli akbar

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan yang berjudul “Persepsi Masyarakat
Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Besulutu Kel. Besulutu
Kec. Besulutu Kab. Konawe.
Tanda tangan saya menunjukan bahwa saya di beri informasi dan memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Kendari, 2016
(………………………)

No PernyataanSS S KS TS STS
5 4 3 2 1
1 Reabilitas (reability)
1. Karyawan/staf selalu memberisalam dan senyum ketikabertemu
2. Karyawan/staf memberikanperhatian terhadap keluhan yanganda rasakan
3. Karyawan/staf memberikaninformasi tentang fasilitas yangtersedia
4. Karyawan/staf teliti danterampil dalam melaksanakantindakan keperawatan
5. Ketepatan waktu Karyawan/staftiba di ruangan ketika dibutuhkan.
2 Responsiveness (Daya tanggap)
1. Karyawan/staf bersediamenawarkan bantuan kepaa andaketika mengalami kesulitanwalaupun tanpa diminta
2. Karyawan/staf segera menanganianda ketika sampai di ruang rawatinap
3. Karyawan/staf menyediakan waktuuntuk membantu anda berjalan ,BAB, BAK dang anti posisi tidurdan lain-lain
4. Karyawan/staf membantu andadalam memperoleh obat danmenjelaskan tata cara konsumsi obatkepada anda
5. Karyawan/staf membantu andadalam pelaksanaan pemeriksaanfisik
3 Asurance ( jaminan )

1. Karayawan atau staf memilikikompetensi dan dapat dipercaya
2. Karayawan atau staf dapatmenjamin anda bebas daribahaya
3. Karayawan atau stafmemberikan pelayanankesehatan yang memuskan.
4. Karayawan atau staf jelas dalammemberikan informasi tentangkesehatan
5. Perawat/tenaga kesehatan tidakragu-ragu dalam melakukantindakan
4 Empathy (empati)
1. Perawat memberikan informasitentang segala tindakan yangakan di laksanakan
2. Perawat mudah di temui dan dihubungi ketika andamembutuhkan
3. Perawat sering menengok danmemeriksa keadann umum anda
4. Karayawan atau staf melyanianda dengan penuh kesabaran
5. Pelayanan yang di berikanpetugas kesehatan tidakmemandang pangkat / status tapiberdasarkan kondisi anda
5 Tangibles (Bukti fisik)
1. Perawat percaya diri danterampil

2. Perawat selalu menjagakebersihan dan kerapihanruangan yang anda tempati
3. Perawat menjaga kebersihanalat-alat kesehatan yangdigunakan pada anda
4. Perawat selalu memberi salamdan senyum ketika membertindakan pada anda
5. Pearawat selalu menjagakerapihan dan penampilannya(mengguanakan cup, bagi yangtidak berjilbab dan tandapengenal)






