persengketaan wilayah

14
Ahmad Faisal ● Ayu Aliyatun ● Ferdi Royen ● Ramoty Candra ● Tania Shalsa ● Zelin Fahrina ● Persengketaan Wilayah

Transcript of persengketaan wilayah

Page 1: persengketaan wilayah

Ahmad Faisal ● Ayu Aliyatun ● Ferdi Royen ● Ramoty Candra ● Tania Shalsa ● Zelin Fahrina ●

Persengketaan Wilayah

Page 2: persengketaan wilayah

Persengketaan wilayah adalah pertentangan mengenai hak kepemilikan/kontrol sebidang tanah antara dua atau lebih negara, atau mengenai hak kepemilikan/kontrol sebidang tanah oleh sebuah negara setelah ia menguasainya dari bekas negara yang kini tidak lagi diakui oleh sang negara penguasa.

Pengertian

Page 3: persengketaan wilayah

Sengketa posisi (batas wilayah)

Sengketa Teritorial (perebutan wilayah)

Sengketa Sumber Daya (SDA & SDM)

Sengketa Budaya

Bentuk-bentuk

Page 4: persengketaan wilayah

Pada tahun 1969 Malaysia mengumumkan bahwa lebar wilayah perairannya menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar seseuai ketetapan dalam Konvensi Jenewa 1958. Namun sebelumnya Indonesia telah lebih dulu menetapkan batas-batas wilayahnya sejauh 12 mil laut dari garis dasar termasuk Selat Malaka. Hal ini menyebabkan perseteruan antara dua negara mengenai batas laut wilayah mereka di Selat Malaka yang kurang dari 24 mil laut.

Masalah sengketa perbatasan

wilayah antara Indonesia dan

Malaysia

Page 5: persengketaan wilayah

Pada awalnya, akar terjadinya sengketa karena kesalahan dari pihak kolonial Belanda. Pihak kolonial yang terlibat dalam hal ini adalah Belanda dan Inggris. Kedua bangsa kolonial ini menandatangani Traktat London yang menyetujui bahwa wilayah Singapura keatas sampai Malaysia menjadi jajahan Inggris dan dari Bengkulu ke selatan dan ke timur menjadi jajahan Belanda. Namun, karena sikap pemerintah Belanda yang menunda penuntasan detail administrasi mengenai penetapan perbatasan telah terlanjur hingga sekarang.

Masalah sengketa perebutan pulau

Sipadan dan Ligitan

Page 6: persengketaan wilayah

Permasalahan mengenai wilayah Sipadan dan Ligitan telah terjadi dari tahun 1890, dimana kesultanan Sulu menyewakan kedua pulau tersebut yang letaknya berdekatan dengan Sabah kepada perusahaan Austria. Karena pada tahun 1967 Sabah bergabung dengan federasi Malaysia, tetapi Sipadan dan Ligitan tidak diikutkan didalamnya.

Pada 20 Juni 1891, Inggris dan Belanda melakukan perundingan dan tercapainya perjanjian yang berisi: wilayah utara yaitu wilayah Sebatik adalah milik Inggris, sedangkan bagian selatan garis adalah milik Belanda, sementara itu Sipadan dan Ligitan berada di sebelah selatan garis tersebut.

Page 7: persengketaan wilayah

Bauksit merupakan bahan tambang logam yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan aluminium. Aluminium ini digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga dan sebagai bahan untuk kerangka badan pesawat terbang. Lokasi penghasil bauksit di Indonesia adalah di Pulau Bintan (Riau

Sengketa sumber daya (SDA atau

SDM)

Page 8: persengketaan wilayah

Faktor Penyebab :1. Faktor bisnis (terutama pengenalan

visit malaysia kepada masyarakat dunia)

2. Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya.Untuk mempertahankan budaya memang sangat dibutuhkan kesadaran yang kuat. Tidak hanya mengakui tetapi harus ikut serta dalam pelestarian budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul upaya-upaya menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga akan tetap utuh. Sehingga, tidak mungkin akan diakui negara lain.

Perebutan kebudayaan (reog ponorogo, tarian

tor-tor)

Page 9: persengketaan wilayah

3. Pemerintah kurang perhatian terhadap kekayaan budaya nasional.Buktinya, salah satu kesenian dari Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo sempat menjadi perdebatan kepemilikan dengan pihak Malaysia. Padahal dari namanya saja sudah jelas bahwa itu milik Indonesia. Sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan mendaftarkan hak cipta budaya. Supaya dunia internasional mengakui atas kememilikan budaya Indonesia. Kemudian, kurangnya sarana untuk menampilkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas. Ini bukan masalah yang kecil, melainkan masalah yang menyangkut ciri khas bangsa kita. Harus segera diatasi, agar tidak ada lagi budaya kita yang diambil pihak luar.

4. Era Globalisasi. Dampak yang paling buruk terjadi ialah hilangnya budaya-budaya yang menjadi ciri khas di beberapa daerah. Bahkan terjadi pencurian atau sering kita dengar pengklaiman budaya nasional oleh negara lain. Sungguh disayangkan hal itu bisa dialami bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini negara tetangga kita mengklaim begitu banyak budaya dari Indonesia. Bisa kita ambil contoh, batik, reog ponorogo, masakan rendang dari Sumatra Barat, kuda lumping, lagu rasa sayange, alat musik angklung, gamelan dari Jawa serta tari piring. Sampai yang terkini adalah tari pendet dari Bali, dan masih banyak lagi. Ini semakin menunjukkan bahwa kita lemah dalam menjaga jati diri dan mudah kecolongan oleh negara lain.

Page 10: persengketaan wilayah
Page 11: persengketaan wilayah

Sengketa internasional antara Indonesia dan timor leste.

Klaim wilayah Indonesia, ternyata bukan hanya dilakukan oleh Malaysia, tetapi juga oleh Timor Leste, negara yang baru berdiri sejak lepas dari Negara KesatuanRepublik Indonesia pada tahun 1999. Klaim wilayah Indonesia ini dilakukan oleh sebagian warga Timor Leste tepatnya di perbatasan wilayah Timor Leste dengan wilayah Indonesia, yaitu perbatasan antara Kabupaten Timor Tengah Utara (RI) dengan Timor Leste.

Contoh Sengketa

Penyelesaian

Page 12: persengketaan wilayah

Permasalahan perbatasan antara RI dan Timor Leste itu kini sedang dalam rencana untuk dikoordinasikan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Timor Leste dan kemungkinan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan penyelesaian.Masalah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, khususnya di lima titik yang hingga kini belum diselesaikan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lima titik tersebut adalah Imbate, Sumkaem, Haumeniana, Nimlat, dan Tubu Banat, yang memiliki luas 1.301 hektare (ha) dan sedang dikuasai warga Timor Leste. Tiga titik diantaranya terdapat di perbatasan Kabupaten Belu dan dua di perbatasan Timor Leste dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).Berlarutnya penyelesaian lima titik di perbatasan tersebut mengakibatkan penetapan batas laut kedua negara belum bisa dilakukan. Di lima titik tersebut, ada dua hal yang belum disepakati warga dari kedua negara yakni:

Penetapan batas apakah mengikuti alur sungai terdalam, dan persoalan pembagian tanah

Page 13: persengketaan wilayah

Semula, pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat batas kedua negara adalah alur sungai terdalam, tetapi tidak disepakati warga, karena alur sungai selalu berubah-ubahSelain itu, ternak milik warga di perbatasan tersebut minum air di sungai yang berada di tapal batas kedua negara.

Jika sapi melewati batas sungai terdalam, warga tidak bisa menghalaunya kembali, karena melanggar batas negara.warga kedua negara yang bermukim di perbatasan harus rela membagi tanah ulayat mereka, karena menyangkut persoalan batas negara

ADA YANG INGIN BERTANYA?

Page 14: persengketaan wilayah