BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

29
56 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1. Kondisi Umum Wilayah Kelurahan Tlogomas. Kelurahan tlogomas merupakan salah satu kelurahan yang tergabung dalam wilayah administrasi kecamatan Lowokwaru. Kecamatan Lowokwaru miiliki 12 kelurahan 120 Rukun Warga (RW) dan 788 Rukun Tetangga (RT), dengan jumlah rumah tangga sebanyak 59.304 dan khusus di kelurhan tlogomas sebanyak 6.468 rumah tangga.Di kelurahan tlogomas terdapat 9 rukun warga dan 49 rukun tetangga. Adapun Jumlah keluarga di RT 03 RW 07 sebanyak 50 KK. Di kecamatan Lowokwaru terdapat 14 Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Komunal yang tersebar di 6kelurahan .2 unit di kelurahan jatimulyo, 1 init di kelurahan mojolangu, 1 init di kelurahan Tungguwulung, 4 unit di kelurahan Dinoyo, 1 Unit di kelurahan Merjosari, 4 Unit di kelurahan Tlogomas. Di kelurahan tlogomas lokasinya di di Jl Tirta Rona RT-3 RW-7, Tlogo Mas Gg-8 A dan Jalan Tlogo Agung. Saat ini di RT-3 RW-7 terdapat ± 500 Kepala Keluaraga dan terdapat 150 Sambungan Rumah (SR) yakni pipa yang menyalurkan air limbah domestic untuk dikumpulkan dalam bak kontrol dan dialirkan ke jaringan pipa servis melalui bak kontrol servis. Masyarakat adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan Sambungan Rumah dan terdapat 750 (jiwa) Pemanfaat

Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

56

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Wilayah Penelitian

1. Kondisi Umum Wilayah Kelurahan Tlogomas.

Kelurahan tlogomas merupakan salah satu kelurahan yang tergabung

dalam wilayah administrasi kecamatan Lowokwaru. Kecamatan Lowokwaru

miiliki 12 kelurahan 120 Rukun Warga (RW) dan 788 Rukun Tetangga (RT),

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 59.304 dan khusus di kelurhan

tlogomas sebanyak 6.468 rumah tangga.Di kelurahan tlogomas terdapat 9

rukun warga dan 49 rukun tetangga. Adapun Jumlah keluarga di RT 03 RW

07 sebanyak 50 KK.

Di kecamatan Lowokwaru terdapat 14 Unit Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) Domestik Komunal yang tersebar di 6kelurahan .2 unit di

kelurahan jatimulyo, 1 init di kelurahan mojolangu, 1 init di kelurahan

Tungguwulung, 4 unit di kelurahan Dinoyo, 1 Unit di kelurahan Merjosari, 4

Unit di kelurahan Tlogomas. Di kelurahan tlogomas lokasinya di di Jl Tirta

Rona RT-3 RW-7, Tlogo Mas Gg-8 A dan Jalan Tlogo Agung.

Saat ini di RT-3 RW-7 terdapat ± 500 Kepala Keluaraga dan terdapat

150 Sambungan Rumah (SR) yakni pipa yang menyalurkan air limbah

domestic untuk dikumpulkan dalam bak kontrol dan dialirkan ke jaringan pipa

servis melalui bak kontrol servis. Masyarakat adalah orang pribadi atau badan

yang menggunakan Sambungan Rumah dan terdapat 750 (jiwa) Pemanfaat

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

57

Istalasi Pengolahan Air Limbah Domestik yang memanfaatkan Sambungan

Rumah (SR).

2. Potensi Wilayah Kota Malang

Terdapat beberapa aspek pendukung dalam pengelolaan sanitasi

khususnya Pengelolaan Intalasi Pnegolahan Air Limbah Domestik di RT-3

RW-7 Kelurahan Tlogomas yakni dari aspek lingkungan, Kependudukan,

aspek pendidikan, aspek kesehatan hingga aspek perekonomian . berikut

topologi dari wilayah kota Malang1.

a. Sungai-sungai

Tabel 3.1 Jumlah sungai-sungai dikota Malang2

Sungai Panjang Lebar Debit Air Tinggi

Brantas ± 58. 078 m ± 50 m 20.160 m3 4 m

Bango ± 11. 061 m ± 30 m 11.342 m3 6 m

Amprong ± 44.831 m ± 30 m 7.011 m3 4 m

Mewek ± 8.647 m ± 20 m 0.228 m3 3 m

Kajar ± 11.318 m ± 15 m 0.224m3 2 m

Metro ± 5.233 m ± 30 m 1.721 m3 3 m

Sumber: Diolah Peneliti, 2019

Pada umumnya, sungai-sungai berada di Wilayah kota Malang

tersebut berfungsi untuk irigasi dan saluran pembuangan air limbah serta

di beberapa wilayah bantaran sungai air sungai dimanfaatkan sebagai air

minum yang dikelolah oleh PDAM. Adapun sungai yang mengalir di

wilayah kelurahan Tlogomas ialah sungai Brantas yang merupakan

1Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang. Hal.13

2 Ibid hlm 14

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

58

sungai terbesar di Kota Malang. Sehingga berdasarkan data tersebut

maka pentingnya pengelolaan air limbah domestik disetiap wilayah

banatarn sungai di kota malang. Sebab, jika air limbah dari masyarakt

tidak dikelolah terlebih dahulu melalui jaringan pengelolaan air limbah

domestik maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang akan

berdampak timbulnya penyakit akibat kerusan air , air sungai, dan air

tanah yang di pakai oleh masyarakat.

b. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi

penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota Malang tahun

2017 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2017 adalah sebesar

820.243 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria

sebesar 404.553 jiwa dan wanita sebesar 415.690 jiwa. Dengan demikian

rasio jenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 97,32, ini artinya

bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki3.

Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk di Kota Malang,

tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Klojen dengan tingkat

kepadatan mencapai 11.994 Jiwa/km2 dan kepadatan penduduk terendah

berada di Kecamatan Kedungkandang yang mencapai 4374 jiwa/ km2.

3 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.19

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

59

Tabel3.2Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun20174

No

Kecamatan

Luas

Wilayah

(Km)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Kedungkandang 39,89 192.361 4822

2 Sukun 20,97 194.321 9266

3 Klojen 8,83 102.584 11.617

4 Blimbing 17,77 180.104 10.135

5 Lowokwaru 22,6 196.793 8707

Total 110,06 866.118 8.051

Sumber: Diolah Peneliti, 2019.

Dari data luas wilayah Kecamatan Lowokwaru berada diposisi

kedua terluas setelah kecamatan kedungkandang. Dengan luas wilayah

yang berselisih 17,29 km tersebut jumlah kepadatan penduduk Kecamatan

lowokwaru lebih banyak dan kepadatan penduduk sebanyak 8231 jiwa.

Sehingga ketika dikaitkan dengan Persoalan sanitasi khusunya

Pengelolaan IPAL harus di perhatingan denagn baik oleh pemerintah dan

masyarakat karena kepadatan penduduk tidak sebanding dengan luas

wilayah yang dimilki serta jumlah Pembanguan IPAL yang berjumlah 14

unit. Sehingga perlu pengelolaan yang baik dari pemerintah dan

masyarakat untuk mengatsi hal tersebut sehingga tidak menimbulkan

penecemaran lingkungan yang kan berdampak pada turunya kualitas

lingkungan dan kesehatan.

Distribusi penduduk berdasarkan umur tahun 2017 dibagi menjadi

2 tersebut di kelurahan tlogomas 7 (tujuh) kelompok umur, yaitu dari usia

0 tahun hingga 75+ tahun. Jumlah kelompok umur dominan yaitu

4 Dokumen Kota Malang dalam Angka Tahun 2018

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

60

kelompok umur 20-24 tahun sejumlah 97.775 jiwa.Kelompok umur ini

termasuk dalam golongan umur produktif5.

c. Pendidikan

Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan, hal ini karena

banyaknya fasilitas pendidikan yang tersedia mulai dari tingkat Taman

Kanak-kanak, SD sampai Pendidikan Tinggi dan jenis pendidikan non-

formal seperti kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta6.

Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) terdapat 333 unit sekolah.

Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) jumlah sekolah yang ada sebanyak

318.Jumlah murid seluruhnya 199.985 murid dan 14.020 guru. Jumlah

SMP/MTs sebanyak 123 unit, SMU/MA sebanyak 59 unit dan SMK

sebanyak 51 unit. Perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Malang

berjumlah 4 unit7.

Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Malang Tahun 20188

No Kecamatan Fasilitas Pendidikan

TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK

1 Kedungkandang 57 77 27 10 8

2 Sukun 68 70 18 7 10

3 Klojen 70 47 30 22 11

4 Blimbing 65 62 22 6 9

5 Lowokwaru 73 62 26 14 13

Jumlah 333 318 123 59 51

5 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 21

6 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.22

7Ibid. hal.22

8 Dokumen Kota Malang dalam Angka Tahun 2018

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

61

Sumber: Diolah Peneliti, 2019.

d. Kesehatan

Peningkatan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Berikut adalah tabel

sarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan pada Tahun 20189.

Tabel 3.4.Jumlah Sarana Kesehatan berdasarkan jenis10

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit Umum 9

2 Rumah Sakit Khusus 14

3 Puskesmas 15

4

Puskesmas Perawatan 4

Puskesmas Non Perawatan

Puskesmas Poned

11

0

5 Puskesmas Keliling 15

6

7

8

Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu Gadar

Ponkesdes

34

4

0

9 Rumah Bersalin 3

10 Balai Pengobatan/Klinik 29

11 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik

Dasar

3

12

13

Praktek Dokter Bersama

Praktek Dokter Perorangan

0

539

14

15

Praktek Pengobatan Tradisional

Polindes

36

0

16 Poskesdes 57

17 Posyandu 656

18 Apotek 206

19 Toko Obat 4

Sumber: Diolah Peneliti, 2019.

9 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.23

10Ibid hal.23

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

62

Tabel3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun201811

No Kecamatan Tenaga Kesehatan

Dokter Perawat Bidan

1 Kedungkandang 21 287 45

2 Sukun 25 194 39

3 Klojen 59 846 69

4 Blimbing 8 20 25

5 Lowokwaru 62 130 50

Jumlah 396 1932 423

Sumber: Diolah Peneliti, 2019.

e. Perekonomian

Jumlah pencari kerja pada tahun 2014 yang terdaftar sebanyak 527

orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 684 orang.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014

penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha

tercatat paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan,

Jasa jasa dan Industri, masing masing sebesar 34.54%; 28,77% dan

21,42%12

.

11

Dinas Kesehatan Kota Malang 12

Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.26

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

63

Tabel 3.6 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha Utama13

No Lapangan Usaha Jumlah Tenaga

Kerja

Persentase

(%)

1 Pertanian 4996 1.25

2 Industri Pengolahan 85284 21.42

3 Konstruksi 26475 6.65

4 Perdagangan Besar, Eceran,

Rumah Makan dan Hotel

137501 34.54

5 Angkutan, Pergudangan dan

Komunikasi

25478 6.40

6 Keuangan dan Jasa-jasa 114531 28.77

7 Pertambangan, Penggalan,

Listrik dan Air

3829 0.96

Jumlah 398094 100

Sumber: Diolah Peneliti, 2019.

B. Gambaran Sanitasi Kota Malang

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih

dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia. Adapun visi dan misi Sanitasi Kota Malang

yang tercantum pada Strategi Sanistasi Kota Malang Tahun 2015-2019 bahwa14

:

Dalam usaha untuk melestrarikan dan mengmbangkan kemampuan

lingkungan hidup di kota Malang pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan

tetap berupaya untuk menjaga kelesatarian alam dan kualitas lingkungan serta

pemukiman di Kota Malang. Salah satu aspek yang penting dalam menjaga

kualitas adalah dengan menjaga kondisi sanitasi perkotaan. Kondisi sanitasi Kota

13

Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012, BPS Kota Malang 14

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 32-33

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

64

Malang ditinjau dari berbagai aspek yaitu kesehatan lingkungan, kesahatan dan

pola hidup masyarakat, kuantitas dan kualitas air, limbah cair rumah tangga,

limbah padat (sampah), drainase lingkungan, pencemaran udara, limbah industri

dan penanganan limbah medis15

. Lebih lanjut Azwar Azrul memberikan definisi

sanitasi sebagai berikut ini:

“Sanitasi merupakan cara pengawasan terhadap berbagai faktor

lingkungan yang mungkin memengaruhi derajad kesehatan masyarakat”16

.

Focus kajian sanitasi yakni pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat.

Fasilitas sanitasi meliputi 1). Sumber Air Minum, 2). Layanan pembuangan

sampah, 3). Jamban, 4). Saluran pembuangan air limbah rumah tangga.

Sedangkan untuk perilaku yang dipelajari adalah terkait dengan higienitas dan

sanitasi dengan mengacu pada sanitasi masyarakat meliputi: 1). Buang air

besar, 2). Cuci tangan pakai sabun, 3). Pengelolaan air minum rumah tangga,

4). Pengelolaan sampah 3R, 4). Pengelolaan air limbah rumah tangga

(drainase lingkungan).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014,

Sanitasi Masyarakat merupakan pendekatan perilaku higienis dan saniter

melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Upaya pemicuan

dilakukan dengan cara mendorong perubahan perilaku hogoene dan sanitasi

individual atau masyarakat atas dasar kesadaran sendiri dengan menyentuh

15

Dokumen Buku Putih Sanitasi.Kota Malang 2014 16

Eka, Tiara. 2017. Pengelolaan Sanitasi di Pemukiman Kumuh (Studi di Gunung Pala Kelurahan

Kecamatan Teluk Betung Timor Kota Bandar Lampung.Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

65

perasaan, pola piker, periaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Pilar

Sanitasi Total Berbasis Berbasis Masyarakat (STBM) terdiri atas 5 perilaku

hygiene dan saniter, yaitu:

1. Stop Buang Air Besar Sembaranagn (BABS) adalah kondisi ketika setiap

individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar

sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. Hal ini dapat diterapkan

melalui kegiatan sederhanan sebagai berikut:

a. Membudayakan perilaku buang air besar sehat ya ng dapat memutus alur

kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara

berkelanjutan.

b. Menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang mempengaruhi

standar dan persyaratan kesehatan.

Perilaku stop buang air besar sembaranagn harus diikuti dengan

pemanfaatan sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan

kondisi fasilitas sanitsi yang mempengaruhi standart dan persyaratan

kesehatan, yaitu:

1). Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan

yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.

2). Dapat mencengah vector pembawa untuk menyebarkan penyakit

pada pemakai dan lingkungan sekitarnya

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

66

c. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku cuci tangan dengan

menggunkan air bersih yang mengalir dan sabun. Hal ini dapat diterapkan

melalui kegiatan sederhana sebagai berikut:

1). Membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

dan sabun secara berkelanjutan.

2). Menyediakan san memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi

dengan air mengalir, sabun, dan saluran pembungan air limbah.

d. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)

adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah

tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang

akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene

sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan

pengelolaam limbah cair di rumah tangga dari sisi kegiatan mencuc,

kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan

lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus mata rantai

penularan penyakit. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan sederhana

sebagai berikut:

1). Melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui

sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah.

2). Menyediakan dan menggunakan penampung limbah cair rumah tangga

3). Memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah

tangga.

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

67

Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah

tangga dilakukan untuk menghindari terjadinya genangan air limbah

yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasisi lingkungan. Unruk

menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa

sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga.

Limbah rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki

septic yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah

tangga yang beruapa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur,

kamar mandi, dn sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan

air limbah

1. Pengelolaan Limbah Domestik

Air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan system

pengelolaan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC, Kamar

mandi maupun dapur. Terdapat dua system pengelolaam air limbah domestik

yang digunakan yaitu system pengelolaan secara individu di masing-masing

rumah atau sering disebut on-site systemdan secara kolektif atau komunal

yang sering disebut dengan off-site system.

a. Cubluk (toilet cemlung)

Bubluk/toilet cemplung atau system sederhana ini

menampung/menerima kotoran dalam lubang galian tanah dibawah toilet.

Penguraian dari kotoran manusia menghasilkan gas-gas (karbon oksida dan

metana) dan mengurangi volume lumpur. Mengalinya air ke dalam tanah

disekitarnya terjadi melalui tepian lubang dan dasar galian. Dampak dari

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

68

system jamban ini adalah kotoran manusia akan meresap atau merembes

langsung ke dalam tanah sehingga bisa mencemaru air tanah.

b. Plengsengan

Jamban Plengsengan biasanya dibuat di daerah bantaran sungai.

Manusia membuang kotoran langsung ke sungai tanpa melalui pengelolaan

terlebih dahulu. Dampak yang ditimbulkan adalah tercemarnya air sungai

oleh bakteri yang berasal dari kotoran manusia.

c. Leher Angsa Tanpa Sarana Tengki Septik

Jamban jenis ini mempunyai penyekat air yang berfungsi untuk

mencengah bau dan masuknya serangga. Tinja dalam toilet diguyur dengan

menyiramkan 2 sampai 3 liter air. Campuran air dan tinja tersebut masuk

ke dalam lubang dengan cara yang sama dengan toilet semplung. Proses

penguraian tinja di dalam lubnag juga sama. Semakin bnayak air yang

menyususo ke dalam tanah di sekelilingi lubang galian maka semakin besar

potensi untuk mencemari air tanah.

d. Leher Angsa Dengan Sarana Tangki Septik

Pada jenis ini kotoran manusia tidak langsung dibuang atau masuk

ke dalam tanah, tetapi melalui pengelolaan yang disebut dengan tangki

septic. Tangki septic adalah tengki kedap air, biasanya berada di bawah

tanah dan menerima buangan limbah kotoran manusia dan air limbah dari

rumah tangga. Setelah tinja diuraikan atau mengalami pengelolaan dalam

tangki septic kemudian dialirkan menuju ke tangki resapan. Pada tengki

resapan ini kandungan pencemaran dari tinja maupun air limbah rumah

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

69

tangga sudah berkurang sehingga aman untuk dibuang atau diresapkan ke

dalam tanah.

Gambar3.1JenisPenggunaanJamban.

Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang 2014

Pengelolaan air limbah di Kota Malang terdisri dari dua sistem

yaitu On-site System dan Off-site System dengan kriteria sebagai berikut:

1. On-site System

Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara

bersamaan di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau

septictank. Bila pada suatu waktu cubluk atau septictank tersebut sudah

penuh dengan lumpur tinja maka harus disedot dan diangkut dengan

truk tinja ke IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja) untuk

disempurnakan prosesnya agar tidak merusak dan mencemari

lingkungan17

.

17

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 12

1% 4% 10%

85%

Cemplung 1%

Plengsengan

Leher Angsa tanpatengki tank

Leher Angsadengan TengkiSeptik

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

70

Pembuangan air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-

harinya dapat kita lihat dalam kegiatan18

:

a. Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang

dilakukan oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah.

b. Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan

secara bersama-sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa

jamban jamak, MCK umum, atau Septictank komunal. Berdasarkan

hasil analisis yang telah dilakukan pada Masterplan Sanitasi Kota

Malang terdapat 4 kelurahan yang diprioritaskan dalam penanganan

sanitasi. Hasil prioritas tersebut berdasarkan kondisi daerah yang dekat

dengan bantaran sungai sehingga penduduk melakukan aktivitas MCK

langsung dipinggir sungai, sarana sanitasi yang kurang memadai,

tingkat kesadaran penduduk setempat terhadap sanitasi rendah, dan

tingginya angka penderita penyakit diare pada tahun 2007. Adapun

kelurahan-kelurahan tersebut antara lain Kelurahan Jodipan, Kotalama,

Lesanpuro, dan Wonokoyo.

2. Off-site System

Proses pembuangan air limbah atau penyaluran air limbah yang

berasal dari rumah-rumah dan berbagai fasilitas lainnya seperti, air sisa

mandi, air sisa cucian, dan seterusnya serta air limbah yang berasal dari

sisa-sisa proses industri yang kemudian dialirkan melalui jaringan

perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk

18

Ibid. hal.12

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

71

diolah secara terpusat. Jumlah dan lokasi IPAL di Kota Malang yang

masih berfungsi dengan baik antara lain MSS di Kelurahan Mergosono,

MSS di Kel Ciptomulyo, MCK terpadu di Kel Tlogomas, MCK terpadu

di Kelurahan Mergosono, MCK terpadu di Kelurahan Bareng, MCK

terpadu di Kelurahan Samaan, MCK terpadu di Kelurahan

Penanggungan, dan IPLT di Kelurahan Supiturang19

.

Adapun pengolahan air limbah yang dikelola secara individu

banyak dijumpai di Kota Malang. Teknologi atau pengolahan yang

dipakai adalah jamban yang biasanya dibangun di masing-masing

rumah atau di tempat-tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau

kolektif untuk beberpa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan

ketersediaan lahan20

.

Berikut adalah jenis jamban yang umumnya dipakai oleh

masyarakat di Kota Malang, antara lain :

a. Cubluk (toilet cemplung)

Cubluk/ toilet cemplung atau sistem sederhana ini

menampung kotoran dalam lubang galian di bawah toilet.

Penguraian darikotoran manusia menghasilkan gas-gas

(karbondioksida dan metana) dan mnegurangi volume lumpur.

Mengalirnya air di dalam tanah di sekitarnya terjadi melalui tepian

19

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 13 20

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 14

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

72

lubang dan dasar galian. Dampak dari sistem ini adalah kotoran

manusia akan meresap atau merembes langsung ke dalam tanah21

.

b. Plengsengan

Jamban plensengan biasanya dibuat di daerah bantaran

sungai. Dampak yang ditimbulkan adalah tercemarnya air sungai

oleh bakteri yang bearsal dari kotoran manusia22

.

c. Leher angsa tanpa sarana tangki septik

Jamban ini mempunyai penyekat air yang berfungsi untuk

mencegah bau dan masuknya serangga. Tinja dalam toilet diguyur

dengan menyiramkan 2 sampai 3 liter air. Campuran air dan tinja

tersebut masuk ke dalam lubang dengan cara yang sama dnegan

toilet cemplung. Proses penguraian tinja di dalam lubang juga sama.

Semakin besar air yang menyusup ke tanah di sekeliling lubang

galian maka sebagain besar potensi untuk mencemari tanah23

.

d. Leher angsa dengan sarana tangki septik

Pada jenis ini, kotoran diolah dulu dalam tangki septik

sebelum masuk ke dalam tanah. Dalam tangki septik, tinja

diuraikan/ diolah kemudain dialirkan menuju tangki serapan. Pada

tangki serapan ini kandungan pencemar dari tinja atau air limbah

21

Ibid hal.14 22

Ibid hal.14 23

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 15

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

73

rumah tangga sudah berkurang sehingga aman untuk dibuang ke

dalam tanah24

.

Kota Malang dengan jumlah penduduk 804.570 jiwa,

dengan jumlah jamban yang memenuhi syarat sebanyak 61.114

buah, sedangkan yang tidak memenuhi syarat jauh lebih banyak

yaitu 126.371 buah menunjukkan bahwa sanitasi di Kota Malang

cukup memprihatinkan.Berikut adalah rincian data pemakaian

jamban penduduk Kota Malang:

Tabel 3.7 Pemakaian Jamban di Kota Malang25

No. Kecamatan Jenis Jamban

Cempl

ung

Plengseng

an

Leher angsa

tanpa tangki

septik

Leher angsa

dengan

tangki septik

1. Klojen 0 0 5.610 8.344

2. Blimbing 0 0 3.006 24.697

3. Kedung

kandang

796 981 629 31.425

4. Sukun 402 823 4.170 17.596

5. Lowok

waru

87 179 114 27.463

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Malang

3. IPAL Modular Sawarage System (SMM)

IPAL SMM dibangun dengan target layanan sebesar 10.000

jiwa. IPAL hingga sat ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena

jumlah pemakai baru sekitar 2000 jiwa. Sistem atau teknologi yang

dipaki adalah filter anaerob dan kemudian dirangkai dengan aerasi.

24

Ibid hal.15 25

Ibid. hal.15

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

74

System filter anaerob adalah salah satu system pengelolahan

yang termasuk dalam pengelolaan secara anaerob dimana

mikroorganisme yang berperan sebagai pengurai senyawa organik

tidak membutuhkan oksigen bebas untuk pertumbuhan dan

perkembangannya, sedangkan filter di sini dimaksudkan sebagai

media tempat pertumbuhan bakteri pengurai. Pada media ini akan

terjadi penguraian senyawa organic sehingga kandungan organic pada

air limbah terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pada filter

anaerob ini menggunakan media berupa plastic berbentuk bola sebagai

tempat tumbuhnya bakteri, setelah melewati filter anaerob kemudian

air limbah mengalir melewati beberapa Chamber dengan ketinggian

yang berbeda. Perbedaan tinggi ini dimanfaatklan atau difungsikan

sebagai aerasi dengan system terjun.

Aerasi adalah system pengelolan air limbah dengan cara

menambahkan oksigen bebas kedalam air limbah baik secara alami

maupun buatan. Pada pengelolaan ini bakteri aerob atau bekteri yang

tumbuh dengan tersedianya oksigen bebas.

Pipa Induk

Filter Anaerob

Aerasi

Pengering Lumpur Sedimental Sungai Brantas

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

75

Gambar 3.2 Skema Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sumber: Diolah Peneliti 2019

4. MCK Terpadu Tangki AG

Mandi, cuci dan kakus (MCK) Terpadu Tangki AG Teknologi

yang dipakai adalah septic tank berbentuk sumur dengan penampung

pemecah di tengahnya.Kemudian dialirkan melewati kisi-kisi menuju

ke kolam, pada kola mini diberi tanman Eceng Gondok yang berfungsi

untuk menyerap logam berat.Setelah dilewatkan ke beberapa saringan

kemuidan disalurkan menuju ke sungai Brantas

Gambar 3.3 Skema Sistem Pengolahan MCK Tangki AG

Sumber: Diolah Peneliti, 2019

Tangki AG

Treatment chamber

Sungai Brantas

Inlet

Buffled Anaerob

Sedimetasi

Kolam Fakultatif

Sungai Brantas

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

76

Gambar. 3.4 Skema Sistem Pengolahan IPAL

Kerjasama LIPI dengan PJT Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang, 2014.

5. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Instalasi Pengelolahan Lumpur Tinja (IPLT) berfungsi untuk

mengelolah lumpur tinja hasil dari penyedotan tinja dari rumah-rumah

penduduk di seluruh kota Malang. Pengolahan yang dipakai pada IPLT

ini menggunakan pengolahan secara hayati dan fisikawi. Pemerintah

kota malang telah melakukan kerjsama dengan pihak-pihak swasta

dalam pengadaan dan penyedotan guna menangani lumpur tersebut.

Gambar. 3.5 Skema Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang 2014

C. Visi dan Misi Kota Malang

1. Visi Kota Malang

Tangki penyedot tinja

Bak Sedimentasi Awal

Bak Pasteurisasi

Tabung Gasimeter

Bak Pengentelan

Bak Pematangan

Bak Aerasi

Bak Kolam Iklan

Pengeringan Lumpur

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

77

Pemerintah Kota Malang dalam pelaksanaan pembangunan

berpedoman pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Dearah

Tahun 2013-2018 dimana dialamnya termuat Visi Kota Malang, yaitu26

:

“Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang

Berkualitas, Kota Sehat Dan Ramah Lingkungan, Kota Pariwisata

Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang MajuDan Mandiri”

Adapun makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

Kota Pendidikan yang Berkualitas, mengandung makna bahwa

pembangunan Kota Malang diarahkan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dalam arti yang luas. Pengertian pendidikan yang berkualitas

adalah bahwa27

:

a. penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang di Kota Malang harus

memiliki kualitas tinggi;

b. penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk menghasilkan SDM yang

memiliki keunggulan kompetitif dalam hal penguasaan, pemanfaatan dan

pengembangan IPTEK, serta memiliki wawasan global dengan kearifan

lokal (berbudi pekerti luhur); kebijakan pemerintah kota diarahkan pada

kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kepentingan pendidikan dalam

arti luas, yang meliputi;

1) peningkatan kapasitas SDM pemerintah kota sebagai pengemban

fungsi pelayanan publik;

26

Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 27 27

Ibid hal.28

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

78

2) peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di semua level

melalui pengembangan SDM dan kelembagaan;

3) membuka akses seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat,

khususnya kepada masyarakatyangkurang/tidak mampu secara

ekonomi, untuk dapat menuntut ilmu melalui jalur formal (sekolah).

Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, mengandung makna bahwa

pembangunandi Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota yang sehat

dan berwawasan lingkungan. Pengertian kota sehat dan ramah lingkungan

adalah sebagai berikut28

:

a. Kota sehat adalah kota yang memiliki kualitas lingkungan fisik dan sosial

kemasyarakatan yang baik sehingga menjadi kota yang memberikan rasa

aman, nyaman dan sehat bagi warga kotanya (City fit to livein)

b. Kota yang ramah lingkungan adalah kota yang dalam melaksanakan

pembangunan selalu memperhatikan kelestarian daya dukunglingkungan.

Kota Pariwisata yang Berbudaya, mengandung makna bahwa

pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota Malang

sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan budaya khas malangan.

Pengertian Kota Pariwisata yang berbudaya adalah sebagai berikut29

:

a. Kota pariwisata adalah kota yang menjadi tujuan wisatawan baik

wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Obyek wisata yang

28

Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal 28 29

Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal 29

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

79

akan dikembangkan adalah obyek wisata pendidikan, wisata sejarah, wisata

belanja maupun wisatalainnya.

b. Kota pariwisata yang berbudaya adalah kota pariwisata yang tetap

melestarikan budaya khasnya beserta nilai-nilai yangdikandungnya.

Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri mengandung makna

bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan

masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri. Pengertian masyarakat

yang maju dan mandiri adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang maju dalam penguasaan

ilmu dan teknologi, maju dalam derajat kesehatannya dan maju dalam

mengembangkan budaya danpariwisatanya.

b. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu membiayai

sendiri semua kebutuhan dan aktifitas yangdilakukannya.

2. Misi Kota Malang

Pengertian Misi menurut Undang-undang 25 tahun 2004 pasal 1

angka 13 adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam rangka mewujudkan visi

sebagaimana tersebut di atas, maka misi pembangunan dalam Kota Malang

Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut30

:

Misi 1) Mewujudkan dan Mengembangkan Pendidikan yang

Berkualitas; 2). Mewujudkan Peningkatan KesehatanMasyaraka; 3).

Mewujudkan Penyelenggaraan Pembangunan yang RamahLingkunga; 4).

30

Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 29

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

80

Mewujudkan Pemerataan Perekonomian dan PusatPertumbuhan Wilayah

Sekitarnya; 5). Mewujudkan dan Mengembangkan Pariwisata yang

Berbudaya; 6) Mwujudkan pelayanan public yang prima.

D. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Malang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan pelaksana

otonomi dibidang pekerjaan umum dan penataan ruang, dipimpin oleh Kepala

Dinas yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah penyusunan dan pelaksana

kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum31

.

Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

telah diatur dalam Perwal yang sesuai dengan Peraturan Walikota Malanng

Nomor 27 Tahun 2016 tentang Urain Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, berikut uraianya :

a. Tugas Pokok :

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melaksanakan tugas pokok

menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang Pekerjaan Umum

Dan Penataan Ruang.

b. Fungsi :

1) Koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang;

31

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Malang

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

81

2) Koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan di lingkungan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan

dokumentasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang;

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,

dan hubungan masyarakat; dan

5) Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang menjadi kewenangan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

6) Menyusun program dan kegiatan Sekretariat berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan;

7) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dalam

rangka pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;

8) Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Bidang di lingkungan Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan dalam rangka

penyusunan rencana program dan kegiatan;

9) Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Bidang di lingkungan Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil

kerja yang optimal;

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

82

10) Mengatur pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dalam pemberian

dukungan administrasi pelaksanaan kegiatan;

11) Mengatur penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan

hubungan masyarakat sesuai kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang guna kelancaran tugas;

12) Mengatur pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) sesuai kewenangan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang agar terlaksana sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

13) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

14) Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan sesuai

bidang tugasnya guna pencapaian program dan kegiatan kesekretariatan;

15) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya

sebagai dasar pengambilan kebijakan; dan\

16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

E. Visi – Misi Sanitasi Kota Malang

Visi sanitasi kota Malang “Terwujudnya Kota Malang Bersanitasi Sehat

Dan Ramah Lingkungan Yang Berbasis Partipasi Masyarakat”Visi merupakan

suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2019 secara mandiri melalui kegiatan–

Page 28: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

83

kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait

secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi kota. Visi ini

selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut arti

visi yang telah ditetapkan; untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja

SSK32

.Untuk dapat mewujudkan visi pengelolaan sektor sanitasi maka

dirumuskan beberapa misi yaitu sebagai berikut33

:

a. Meningkatkan kapasitas dan peran serta pelaku pembangunan sanitasi

b. Mengembangkan sanitasi berbasis masyarakat dan ramah lingkungan

c. Meningkatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat

d. Mengembangkan regulasi yang mendukung sanitasi

Sanitasi mencakup pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan

drainease. Pada penelitian ini berfokus pada pengelolaan air limbah. Kondisi

limbah cair rumah tangga di Kota Malang sebagian sudah melalui proses

pengolahan ada pula yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke

dalam tanah.

Pengelolaan limbah cair rumah tangga di Kota Malang sebagian besar

masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu menggunakan septic

tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini

belum menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan34

.

Selain penggunaan septic tank pribadi terdapat pula sistim pengolahan

secara komunal di berbagi tempat seperti di Kelurahan Mergosono, Ciptomulyo,

32

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 32-33 33

Ibid hal. 33 34

Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 11

Page 29: BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Wilayah Penelitian 1.

84

Tlogomas dan lain-lain. Secara umum penanganan limbah domestik untuk Kota

Malang harus mengacu kepada Rencana Strategi Nasional untuk Pengelolaan Air

Buangan Rumah Tangga Daerah Perkotaan. Sedangkan untuk penanganan limbah

industri dilakukan dengan berpedoman pada SK. Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Jawa Timur No. 413 Tahun 1987 dan SK. Gubernur No. 414 Tahun

1987 tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air Limbah di Jawa Timur35

.

Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari buangan rumah tangga

berupa tinja dan buangan cair lainnya seperti air bekas cucian dan lain-lain.

Penanganan buangan ini tidaklah mudah karena menyangkut masyarakat dan

pemerintah yang saling terkait didalam penanganannya serta

35

Ibid hal.11