BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kota …eprints.umm.ac.id/38682/4/BAB III.pdf42 BAB III...
Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kota …eprints.umm.ac.id/38682/4/BAB III.pdf42 BAB III...
42
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1 Gambaran Umum Kota Tarakan
3.1.1 Sejarah Kota Tarakan
Tarakan, berdasarkan literasi dan cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung
“tarak” (bertemu) dan “ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan
“Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil
tangkapan dengan nelayan lain”. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat
pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Ketenangan
masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan
perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan
adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama
dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat
fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 perkembangan wilayah
ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk
menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima)
wilayah yakni; Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun
pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk merubah status
kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI
No.22 Tahun 1963.54
Terletak diposisi yang strategis mampu menjadikan Kecamatan Tarakan
sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara
54 Pemkot Tarakan, Hari Jadi & Sejarah, http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.
php?op=detil&mkode=harijadisejarah
43
sehingga Pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota
Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1981. Status Kota
Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-
Undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh
Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai
tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.55
3.1.2 Geografi
Kordinat Kota Tarakan terletak antara 117034’ Bujur Barat dan 117038’
Bujur Timur serta diantara 3019’ Lintang Utara dan 3020’ Lintang Selatan.
Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota Tarakan yang
sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan dimekarkan menjadi 4 kecamatan dan 18
keluarahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah,
Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Di samping itu berdasarkan UU No. 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan seluruhnya
berubah menjadi kelurahan. Undang-undang tersebut juga mengubah penyebutan
“Kotamadya Tarakan” menjadi “Kota Tarakan”.56
Kota Tarakan mempunyai luas 657,33 km2 dimana 38,2% nya atau 250,8
km2 berupa daratan dan sisanya sebanyak 61,8% atau 406,53 km2 berupa lautan.
Letak Pulau Tarakan di bagian utara Propinsi Kalimantan Timur yang merupakan
salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah utara Kalimantan Timur.57
55 Pemkot Tarakan, Ibid. 56 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Kota Tarakan Dalam Angka 2006. Bappeda dan BPS Kota
Tarakan 57 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid
44
Gambar 2 Batas Wilayah Administrasi Kota Tarakan
Sumber:http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.php?op=detil&
mkode=pemerintahangambaranumum
Dengan batas-batas wilayah dari Kota Tarakan sebagai berikut:58
a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu
Kabupaten Bulungan
b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten
Bulungan dan Laut Sulawesi
c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Tanjung Palas
Kabupaten Bulungan
58 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid
45
d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap
Kabupaten Bulungan
Kecamatan Tarakan Utara merupakan kecamatan terluas di antara
kecamatan lain di Kota Tarakan dengan luas 109,36 km2 atau sekitar 3,6% dari
luas Kota Tarakan. Sedangkan Kecamatan Tarakan Barat termasuk kecamatan
yang paling kecil jika dilihat dari luasnya. Luas Kecamatan Tarakan Barat hanya
27,89 km2 atau 11,12% dari luas daratan Kota Tarakan.59
3.1.3 Iklim
Kota Tarakan yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama
dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan
bulan April sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan
bulan Oktober. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan
musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Namun dalam tahun-tahun terakhir
ini, keadaan musim di Kalimantan Utara termasuk Kota Tarakan kadang tidak
menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya
tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.60
Suhu udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum
Tarakan beriklim panas dengan suhu udara berkisar 24,2 0C hingga 31,1 0C.
Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis, Kota Tarakan mempunyai kelembaban
udara relatif tinggi, berkisar antara 62,3 sampai dengan 97,7%. Kelembaban udara
59 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid 60 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid
46
paling rendah terjadi pada bulan Januari yang hanya mencapai 50%. Sedangkan
rata-rata kelembaban udara sebesar 84,1%. Sedangkan curah hujan di Kota
Tarakan sangat beragam dari waktu ke waktu. Rata-rata curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan April sebesar 412,8 mm dan rata-rata curah hujan terendah,
sebesar 124,9 mm terjadi pada bulan Pebruari. Sedangkan rata-rata curah hujan
sebesar 278,5 mm.61
3.1.4 Pemerintahan dan Kependudukan
Jumlah kelurahan di Kota Tarakan tercatat sebanyak 20 kelurahan dengan
total luas wilayah 657,33 km2. Dari ke 20 kelurahan tersebut, 7 kelurahan berada
di Kecamatan Tarakan Timur, 5 kelurahan berada di Kecamatan Tarakan Tengah,
5 kelurahan berada di Kecamatan Tarakan Barat dan 3 kelurahan berada di
Kecamatan Tarakan Utara.62
Kepala pemerintahan Kota Tarakan saat ini (periode 2014-2019) adalah
Walikota bernama Ir. Sofian Raga, M.Si dan Wakil Walikota bernama H.K Arief
Hidayat, SE, M,Si.63
Jumlah penduduk Kota Tarakan tahun 2014 menurut hasil pengolahan
Sensus Penduduk (SP2014) adalah 212.100 jiwa. Apabila dilihat dari
perbandingan penduduk laki-laki dan peremp uan, jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak daripada penduduk perempuan. Penyebaran penduduk antar
kecamatan dapat dikatakan masih belum merata. Dari hasil pengolahan Sensus
Penduduk (SP2014) terlihat bahwa penduduk yang tinggal di Kecamatan Tarakan
61 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid 62 Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Ibid 63Pemkot Tarakan, Kepala Pemerintahan, http://www.tarakankota.go.id/in/Kepala_
Pemerintahan.php
47
Barat mencapai 35,04%. Lain halnya dengan Kecamatan Tarakan Utara yang
hanya dihuni 11,40% dari jumlah penduduk kota Tarakan. Dilihat dari pengolahan
data SP2014 untuk kepadatan penduduk, Kecamatan Tarakan Barat mempunyai
kepadatan paling tinggi yaitu 74.312 jiwa, disusul Kecamatan Tarakan Tengah
dengan kepadatan penduduk sebesar 66.478 jiwa dan Kecamatan Tarakan Timur
dengan kepadatan 47.133 jiwa, sedangkan Kecamatan Tarakan Utara mempunyai
kepadatan paling rendah yaitu 24.177.64
3.1.5 Visi, Misi, dan Motto Kota Tarakan
Visi Kota Tarakan adalah: “Kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa
yang berbudaya, sehat, adil, sejahtera dan berkelanjutan”. Sedangkan misinya
adalah:65
a. Menumbuhkan kembangkan pelayanan umum yang handal sebagai pusat
rujukan wilayah sekitarnya
b. Meningkatkan aktifitas jasa perdagangan nasional dan internasional
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan
d. Melaksanakan pembangunan kota pulau yang sehat dan berkelanjutan
e. Mengembangkan pola hidup dan sikap masyarakat kota tarakan yang
berbudaya
Kota Tarakan memiliki motto BAIS yakni merupakan singkatan dari:
Bersih, Aman, Indah, Sehat dan sejahtera.66
64 Badan Pusat Statistik Kota Tarakan, Penduduk. http://www.tarakankota.bps.go.id 65 Pemkot Tarakan, Visi, Misi & Motto, http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.php?op=
detil&mkode=visimisimotto 66 Pemkot Tarakan, Ibid
48
3.2 Gambaran Umum Partai Amanat Nasional
3.2.1 Partai Amanat Nasional (PAN)
a. Sejarah PAN
Sejarah berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN) tak terlepas dari sosok
Amien Rais, sang lokomotif gerakan reformasi 1998. Pasca keberhasilan
menumbangkan Orde Baru, Amien Rais dan 49 rekan-rekannya yang tergabung
dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA) merasa perlu meneruskan cita-cita
reformasi dengan mendirikan partai politik baru. Majelis Amanat Rakyat
(MARA) yang merupakan salah satu organ gerakan reformasi pada era
pemerintahan Soeharto, bersama dengan PPSK Yogyakarta, tokoh-tokoh
Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet kemudian membidani lahirnya Partai
Amanat Nasional (PAN).
Setelah berhasil turut serta dalam menjatuhkan rezim Orde Baru, Amien
Rais (ketua umum Muhammadiyah saat itu) berkeinginan untuk kembali ke
Muhammadiyah. Berlainan dengan itu, Amien Rais justru merasa terpanggil
melanjutkan perjuangan setelah meruntuhkan rezim Indonesia untuk kembali
membangun Indonesia. Tujuannya tersebut membawanya mendirikan partai
politik baru yang kemudian diberi nama Partai Amanat Nasional (PAN). Awalnya
partai politik yang berasaskan Pancasila ini awalnya sepakat dibentuk dengan
nama Partai Amanat Bangsa (PAB) namun akhirnya berubah nama menjadi Partai
Amanat Nasional (PAN) pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor.
Partai Amanat Nasional (PAN) didirikan oleh 50 tokoh nasional, di
antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa,
49
Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, Abdillah Toha, Dr. Albert Hasibuan,
Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao
dan lainya. Dideklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998 di Istora Senayan
Jakarta, pendeklarasian partai ini dihadiri oleh ribuan massa. Pada saat itu puluhan
tokoh-tokohnya tampil dipanggung, melambai-lambaikan tangan menyambut
riuhnya tepuk tangan hadirin menandakan antusiame masyarakat akan
didirikannya PAN.
Pengesahan pendirian PAN sendiri berdasarkan pengesahan Depkeh HAM
No. M-20.UM.06.08 tanggal 27 Agustus 2003. Sebagai partai yang lahir di
penghujung era orde baru, PAN pun didirikan dengan mengusung semangat
Indonesia baru untuk menggantikan nuansa pemerintahan otoriter yang kental
pada jaman orba. Partai ini pada dasarnya adalah partai terbuka, meski sebagian
orang menganggapnya partai orang Muhammadiyah karena sosok Amien Rais
pada saat itu adalah Ketua Umum Muhammadiyah. 67
b. Visi dan Misi PAN
Visi dari partai yang lahir pasca jatuhnya rezim Orde Baru 1998 atau PAN
adalah “Terwujudnya PAN sebagai partai politik terdepan dalam mewujudkan
masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintahan yang baik dan bersih di
dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta diridhoi Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa”. Sedangkan misi dari PAN adalah sebagai berikut. 68:
Mewujudkan kader yang berkualitas.
Mewujudkan PAN sebagai partai yang dekat dan membela rakyat
67 PAN, Sejarah Pendirian, http://www.pan.or.id/sejarah-pendirian 68 PAN, visi misi, http://www.dpp.pan.or.id/visi-misi
50
Mewujudkan PAN sebagai partai yang modern berdasarkan sistem dan
manajemen yang unggul serta budaya bangsa yang luhur.
Mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, makmur, maju, mandiri dan
bermartabat.
Mewujudkan tata pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih, yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, bermartabat, ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, serta dihormati dalam pergaulan internasional
c. Program PAN
Tujuan utama PAN adalah untuk mewujudkan kejayaan bangsa Indonesia,
sehingga PAN hadir dengan optimisme dan tradisi baru dalam artian bahwa semua
kebijakan yang akan dilakukan PAN ke depannya harus bertujuan demi
kepentingan rakyat, memberantas kemiskinan, dan menghapus kesenjangan antara
si kaya dan si miskin.
Tiga program unggulan PAN yaitu revitalisasi, regenarasi dan reunifikas.
Reunifikasi artinya akan diajak kembali tokoh-tokoh pendiri PAN untuk
memenangkan Pemilihan Umum 2019. Sedangkan tradisi baru yang ditawarkan
adalah Otonomisasi, dimana kekuasaan PAN dibuat tidak sentralistik dan akan
dibangun sistem dan struktur partai secara desentralisasi.
Otonomisasi adalah langkah baru dalam perpolitikan di Indonesia dimana
pemilihan ketua DPD dan DPW menjadi wewenang dari DPD dan DPW masing-
51
masing bukan lagi atas kehendak Ketua Umum. Begitu pula dalam pemilihan
calon Walikota/Bupati, Gubernur, atau ketua DPRD Provinsi atau
Kabupaten/Kota diserahkan sepenuhnya pada DPD atau DPW setempat. Sistem
ini mirip dengan sistem desentralisasi dan otonomi daerah yang diterapkan oleh
negara. Dibawah kepemimpinan PAN juga akan diselenggarakan Konvensi untuk
memilih kader yang akan diusung sebagai calon presiden. Ini menjadi gebrakan
baru untuk menghapus stigma bahwa ketua umum adalah segala-galanya di partai.
d. Tujuan dan Azas PAN
PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat,
keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai juga berakar pada moral
agama, kemanusiaan, dan kemajemukan, sedangkan selebihnya PAN menganut
prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif.
Partai ini memiliki azas “Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang
Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Dengan azas itu PAN menjadikan agama
sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai
harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan
kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk
mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan
bermartabat.
PAN adalah partai politik yang memperjuangkan kedaulatan rakyat,
demokrasi, kemajuan dan keadilan sosial. Cita-cita partai ini berakar pada moral
agama, kemanusiaan dan kemajemukan. PAN mencita-citakan suatu masyarakat
Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, otonom dan mandiri. Partai ini
52
menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap manusia dapat
mengembangkan kepribadiannya dalam kebebasan. Setiap manusia dapat
berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan berperan serta
dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan.
PAN merupakan partai yang menghormati dan mendorong kemajemukan.
Partai ini merupakan kumpulan manusia Indonesia yang berasal dari berbagai
keyakinan, pemikiran, latar belakang etnis, suku, agama dan jender. Partai ini
menganut prinsip non-sektarian dan non-diskriminatif. Kesepakatan kami adalah
berdasarkan prinsip dasar bersama dan cita-cita politik yang sama. PAN
menentang segala bentuk kediktatoran, totaliterisme dan otoriterisme, karena
berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan
menghancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi, untuk
mewujudkan tatanan sosial dan politik yang memungkinkan masyarakat madani
mengawasi kekuasaan.
PAN akan bersaing dengan parta-partai lain secara terbuka, adil dan jujur
untuk meraih dukungan rakyat. Selama tidak berada dalam posisi pemerintah,
partai ini akan berfungsi sebagai oposisi. Partai ini berpendirian, pemerintah dan
oposisi memilik tanggung jawab yang setara terhadap masyarakat. PAN
berpendirian negara wajib menghormati dan melindungi kehidupan dan martabat
warganya. Pemerintah harus menciptakan prakondisi, dimana warga negara dapat
mengembangkan hak-hak individu dan tanggung jawab sosial. Untuk menjamin
terciptanya masyarakat madani yang bebas dari kesengsaraan, rasa takut, serta
bebas dari penindasan, penghilangan paksa dan kekerasan, Partai Amanat
53
Nasional menghormati hak asasi manusia yang berlaku universal. Partai ini
mendukung ratifikasi konvensi Hak Asasi Manusia PBB.
PAN memperjuangkan otonomi masyarakat madani dan pembatasan
kekuasaan negara. Lembaga oposisi merupakan sarana yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu. PAN menghendaki pertangggung-jawaban yang terbuka
dalam pengurusan negara. Birokrasi ada untuk melayani kepentingan masyarakat
dan bukan sebaliknya. Lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif selalu
dibedakan secara tegas, untuk menjamin berlangsungnya proses saling kontrol
diantara lembaga-lembaga itu. Partai ini turut memperjuangkan pembatasan masa
jabatan presiden paling banyak dua kali lima tahun.
Pembagian kekuasaan pusat dan daerah mesti diterapkan untuk memberi
kesempatan warga negara bertindak lebih otonom dalam mengembangkan daerah-
daerah. Otonomi dalam mengurus sumberdaya, mencari pendanaan dan
menikmati hasil-hasilnya, bukan hanya terbatas pada daerah tingkat dua, tetapi
juga daerah tingkat satu. Hak warga negara untuk berorganisasi dijamin. Asosiasi-
asosiasi berdasarkan kesamaan tujuan, diperlukan sebagai sarana kehidupan baru.
Pers dijamin kebebasannya. Untuk menjamin hak masyarakat memperoleh
informasi, media massa harus independen dalam mengumpulkan, mengolah dan
menyiarkan berita.
PAN memperjuangkan dihentikannya penyelewenangan kekuasaan. Partai
ini berjuang untuk menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Seluruh masyarakat
harus mendapat akses pada sistem peradilan yang independen, adil dan murah.
PAN berpendirian krisis yang dialami Bangsa Indonesia berakar pada politik
54
rezim Orde Baru yang melecehkan kedaulatan rakyat. Karenanya partai ini
menentang setiap usaha yang mencoba mengembalikan kekuasaan Orde Baru dan
para pendukungnya ke panggung politik. Tatanan Orde Baru mesti diganti sama
sekali.
3.2.2 PAN Kota Tarakan
a. Letak Kantor DPD PAN Kota Tarakan
Kantor DPD PAN Kota Tarakan, terletak di Jl. Yos Sudarso RT.14 No.25,
Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah.
Gambar 3 Kantor DPD PAN Kota Tarakan
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
b. Struktur Organisasi DPD PAN Kota Tarakan
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) tentang pengesahan pengurus Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Naisional (PAN) Kota Tarakan Periode 2010-
55
2015 yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat
Nasional (PAN) Kota Tarakan dengan Surat Keputusan Nomor
PAN/34/A/Kpts/K-S/004/X/2010 maka susunan pengurus DPD PAN Kota
Tarakan periode 2009-2014 adalah sebagai berikut: 69
Gambar 4 Susunan Pengurus DPD PAN Kota Tarakan
Sumber: Surat Keputusan Nomor PAN/34/A/Kpts/K-S/004/X/2010
Ketua : H. Khaerudin Arief Hidayat, SE., M.Si
Wakil Ketua : Habibi Husain, SE
Sekretaris : Makbul, SE
: Nickson Sidangoli, A.Md
Bendahara : H. Jamaluddin, SE
c. Pedoman Organisasi Tentang Pencalegan Untuk DPRD Kabupaten/Kota
Pedoman Organisasi tentang Pencalegan digunakan sebagai dasar untuk
pencalegan yang terkait dengan rekrutmen, konsolidasi, koordinasi, optimalisasi
kegiatan partai dalam merumuskan, menghimpun dan memperjuangkan aspirasi
69 Surat Keputusan Nomor : PAN/34/A/Kpts/K-S/004/X/2010 tentang pengesahan pengurus
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Naisional (PAN) Kota Tarakan Periode 2010-2015
Ketua
Khaerudin Arief Hidayat
Sekretaris
Makbul
Nickson Sidangoli
Bendahara
Jamaluddin
Wakil Ketua
Habibi Husain
56
rakyat. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai
Amanat Nasional (PAN) Nomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/027/VII/2012 tentang
Pedoman Organisasi Pencalegan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
Kabupaten/Kota Partai Amanat Nasional Periode 2009-2014, persyaratan
pencalegan yang harus dipenuhi caleg dan rangkaian proses pencalegan adalah
sebagi berikut:
Persyaratan Umum
Persyaratan Khusus
Penanggung Jawab, Kewenangan dan Pelaksana
Rekrutmen Bacaleg
Klarifikasi, Verifikasi Data dan Penetapan Daftar Bacaleg
Sosialisasi Diri Bacaleg
Kewajiban Bacaleg/Caleg
Kontribusi dan Distribusi Dana dan Sarana
Laporan Kinerja dan Aktivitas Pemenangan Pemilu Bacaleg
Monitoring kinerja bakal Caleg
Evaluasi Kinerja dan Penetapan Bacaleg
Daftar Calon Sementara (DCS):
d. Kondisi DPD PAN Kota Tarakan
Dalam cakupan demokrasi, partai politik (Parpol) disebut sebagai pilar
demokrasi. Itu berarti, kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara kita sangat
tergantung kepada kualitas partai politik dalam mengemban amanah dari
masyarakat. Untuk merealisasikan harapan masyarakat maka sebuah keharusan
57
bagi setiap partai politik untuk berbenah, menancapkan komitmen untuk menjadi
pilar yang benarbenar membawa kesejahteraan dan kemajuan bagi bangsa.
Peningkatan kualitas partai politik yng terlihat dari kondisi partai tersebut
seharusnya dilihat sebagai sebuah kewajiban setiap partai. Berikut adalah
gambaran dari kondisi DPP PAN Kota Tarakan: 70
Kondisi Internal
1. PAN meletakkan visi, misi dan berbagai keputusan politik sebagai landasan
awal untuk bekerjanya mesin partai dalam menghadapi tantangan
2. PAN telah memiliki azas dan platform yang terkait dengan penyelenggaraan
organisai, kaderrisasi, konstruksi kebijakan publik, kekuasaan eksekutif dan
legislative
3. PAN belum memiliki gedung yang representative sebagai pusat komando dan
koordinasi
4. Konflik internal di partai masih tidak bisa terhindarkan sebagai bagian dari
kehidupan berdemokrasi
5. Citra partai masih terkesan elitis dan tidak mengakar atau merakyat
6. Figure Amien Rais masih cukup kental dalam mewarnai sikap politik dan
sentiment psikologis massa pemilih terhadap partai
7. Figure mantan ketua umum Soetrisni Bachir dan Hatta Rajasa pun ikut
mewarnai sikap politik dan sentiment psikologis massa pemilih terhadap
partai
70 Surat Keputusan Nomor : PAN/34/A/Kpts/K-S/004/X/2010 tentang pengesahan pengurus
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Naisional (PAN) Kota Tarakan Periode 2010-2015
58
8. Konsolidasi struktur di tingkat DPW telah menyelenggarakan muswil secara
nasional
9. Jaringan, infrastruktur di tingkat DPD/DPC/DPRt telah berjalan dengan
menyelenggarakan konsolidasi Musda/Muscab/Musran
10. Belum adanya sumber pendanaan partai yang jelas
11. Fasilitasi logistic khususnya untuk pemenangan pemilu belumdirencanakan
secara terintegrasi mulai dari DPP sampai dengan DPC/DPRt
12. Perlunya optimalisasi manajemen partai secara efektif khususnya dalam
mempersiapkan pemilu selanjutnya
13. Komunikasi politik (vertikal dan horizontal) yang umumnya belum terbangun
secara efektif khususnya:
a. Komunikasi antara kader legislatif (DPR RI, DPRD Propinsi, kabupaten
dan kota) dengan konstituennya
b. Komunikasi antar kader eksekutif PAN (gubernur, bupati, walikota)
c. Komunikasi antara struktur partai dengan potensi basis-basis massa baik
ormas keagamaan, sektoral, profesi, OKP, kemahasiswaan (intra dan
ekstra) dan organisasi lainnya yang memungkinkan mendukung PAN
14. Komunikasi partai dengan fraksi PAN di DPR sudah cukup baik tetapi belum
diikuti semua di tingkat daerah
15. Keberadaan 48 anggota kader PAN di legislative dan kader partai di eksekutif
belum memperlihatkan kontribusi yang konkrit terhadap perkembangan dan
kemajuan partai
59
16. PAN memiliki Ortom dan Ormit dan sebagian besar hanya berada ditingkat
pusat
17. Potensi kader partai dimunculkan menjadi tokoh nasional dan tokoh daerah
cukup besar
18. Raihan PAN dalam pilkada tingkat propinsi dan kabupaten/kota cukup baik
dan perlu peningkatan raihan kemenangan dalam pilkada serentak selanjutnya
19. Tokoh-tokoh pendiri/inisiator baik ditingkat nasional maupun daerah sudah
banyak keluar dan berpindah ke partai lain
20. Belum semua papan nama ada di tingkat DPC dan DPRt
21. Amanat kongres bahwa striuktur partai di tingkat dusun/RW (rayon dan
subrayon) belum tersosialisasi secara optimal
22. Rekrutmen, penyusunan dan penetapan bacaleg pada tiap daerah pemilihan
DPR RI, propinsi dan kabupaten/kota masih banyak yang memerlukan
penyesuaian
23. Belum dilakukan survey dan kajian pemetaan proyeksi konstituen pemilih
PAN berdasarkan kewilayahan, kohor, profesi, organisasi keagamaan, ormas
serta OKP
Kondisi Eksternal
1. Situasi politik nasional yang dinamis, beberapa partai telah mendeklarasi
dukungan atas pencalonan capres, sebagi penantang atas incumbent capres dan
terdapat beberapa yang belum memutuskan sikap politiknya atas kontestasi
capres
60
2. Kampanye partai-partai politik dilakukan dengan mengkapitalisasi program
pemerintah seperti pembangunan infrastruktur dan skema bansos
3. Sisi lain penantangnya mulai melakukan kampanye dari titik lemah pesaing
seperti: persepsi menjauh dari umat, performa pemerintah yang buruk, laju
hutang bertambah cepat, pencabutan subsidi, ,harga pangan fluktuatif hingga
pendapatan masyarakat menurun di bidang non formal dan pwnurunan daya
beli terutama di kalangan aparatur akibat skema anggaran
4. Figure tokoh nasional partai politik menjadi salah satu factor kuat penentu
dalam kontestasi pemilu serentak
5. Kekuatan dan kelemahan partai peserta pemilu (nasional dan daerah)
6. Muhammadiyah masih potensial sebagai basis massa “captive market” PAN
7. PAN belum mengoptimalkan media masa dan media sosial sebagai alat dalam
mengkomunikasikan kebijakan politik terkait dengan pencitraan maupun
pembelaan HAM
8. PAN belum mengoptimalkan jaringan organisasi massa, organisasi sosial
kemasyarakatan, organiasi keagamaan, OKP sebagai instrument penggalangan
massa/pemenangan pemilu
9. PAN belum melakukan hubungan yang saling meguntungkan (simbiosis
mutualisme) dengan militer, birokrat dan institusi media masa
10. Pemilih pemula diproyeksikan 35% dari jumlah pemilih
11. Profil pemilih PAN belum terpetakan (alasan memilih PAN, latar belakang
pemilih, pemahaman prosen dalam memutuskan untuk emilih PAN, siapa
61
yang mempengaruhi dalam keputusan memilih dan dari mana asal pemilih),
termasuk belum terbangunnya hubungan emosional dengan partai