BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

44
41 BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Timur 3.1.1 Letak Geografis dan administrasi Secara geografis Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kabupaten tertua di Provinsi Kalimantan Tengah beribu kota di Sampit. Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah 16.796 km 2 atau 10,94 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terletak antara 112 o 7’ 29” Bujur Timur sampai dengan 113 o 14’ 22” Bujur Timur dan antara 1 o 11’ 50” Lintang Selatan sampai dengan 3 o 18’ 51” Lintang Selatan 76 . Letaknya yang berada dekat dengan Lintang 0 o membuat wilayah kabupaten ini memiliki cuaca yang cenderung panas dengan rata-rata lama penyinaran matahari setiap harinya sebesar 55,25%. Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan wilayah tropis dengan rata-rata temperatur udara berkisar antara 26 o C sampai dengan 28 o C. Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan 77 . Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan curah hujan bervariasi. Pada daerah pedalaman kecenderungan curah hujannya tinggi sedang dikawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah kabupaten ini 76 https://kotimkab.go.id/pemerintahan/profil-daerah/kondisi-geografis.html. diakses 16 Januari 2019, pukul 14.27 wib 77 https://kotimkab.go.id/pemerintahan/profil-daerah/kondisi-geografis.html. diakses 16 Januari 2019, pukul 14.27 wib

Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

41

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Timur

3.1.1 Letak Geografis dan administrasi

Secara geografis Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu

kabupaten tertua di Provinsi Kalimantan Tengah beribu kota di Sampit. Luas wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah 16.796 km2 atau 10,94 persen dari total luas

Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terletak antara

112o 7’ 29” Bujur Timur sampai dengan 113

o 14’ 22” Bujur Timur dan antara 1

o 11’

50” Lintang Selatan sampai dengan 3o 18’ 51” Lintang Selatan

76.

Letaknya yang berada dekat dengan Lintang 0o membuat wilayah kabupaten

ini memiliki cuaca yang cenderung panas dengan rata-rata lama penyinaran matahari

setiap harinya sebesar 55,25%. Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan wilayah

tropis dengan rata-rata temperatur udara berkisar antara 26o C sampai dengan 28

o C.

Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan77

. Kabupaten

Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan curah hujan bervariasi. Pada

daerah pedalaman kecenderungan curah hujannya tinggi sedang dikawasan pantai

memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah kabupaten ini

76https://kotimkab.go.id/pemerintahan/profil-daerah/kondisi-geografis.html. diakses 16 Januari 2019,

pukul 14.27 wib 77https://kotimkab.go.id/pemerintahan/profil-daerah/kondisi-geografis.html. diakses 16 Januari 2019,

pukul 14.27 wib

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

42

berkisar antara 1.934 mm/tahun78

. Untuk melihat Kabupaten Kotawaringin Timur

lebih jelas tergambar pada peta dibawah ini :

gambar 1.1 Peta wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Kotawaringin Timur

Adapun batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai berikut 79

:

Sebelah Utara : Kabupaten Katingan;

Sebelah Timur : Kabupaten Katingan;

Sebelah Selatan : Laut Jawa;

Sebelah Barat : Kabupaten Seruyan.

78 PSPP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman). Buku Putih Pokja PSPP Kabupaten

Kotawaringin Timur.2013. Hal 1 79Ibid, hal 1

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

43

Tabel 1.1 Nama Kecamatan dan Luas Wilayah

Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur 2016.

Berdasarkan tabel di atas Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki luas 16.796

Km2

yang terbagi dalam 17 kecamatan yang terdiri dari kecamatan Mentaya Hilir

Selatan, Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Utara, Mtw. Baru Ketapang,

Baamang, Seranau, Kota Besi, Cempaga, Cempaga Hulu, Parenggean, Mentaya Hulu,

Antang Kalang, Bukit Santuai, Telawang, Telaga Antang Dan Tualan Hulu. Jumlah

desa/kelurahan secara total sebanyak 185. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak

adalah Kecamatan Telaga Antang yaitu 18 desa.

No

Kecamatan

Ibu Kota

Kecamatan

Jumlah

Desa/Kelurahan

Luas (Km2)

1 Mentaya hilir selatan Samuda 10 318,00

2 Teluk Sampit Ujung Pandaran 6 610,00

3 Pulau Hanaut Bapinang 14 620,00

4 Mentaya Hilir Utara Bagendang 7 725,00

5 Mtw. Baru Ketapang Ketapang 11 726,00

6 Baamang Baamang 6 639,00

7 Seranau Mentaya

Seberang

6 548,00

8 Kota Besi Kota Besi 11 1.889,00

9 Cempaga Cempaka Mulia 8 1.253,00

10 Cempaga Hulu Pundu 11 1.183,00

11 Parenggean Parenggean 15 493,15

12 Mentaya Hulu Kuala Kuayan 16 1.712,79

13 Antang Kalang Tumbang

Kalang

15 1.579,00

14 Bukit Santuai Tb. Penyahuan 14 1.636,00

15 Telawang Sebabi 6 317,00

16 Telaga Antang Tumbang

Mangkup

18 1.456,21

17 Tualan Hulu Luwuk Sampun 11 1.090,85

Luas Total 185 16.796,00

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

44

3.1.2 Demografi Kabupaten Kotawaringin Timur

Berdasarkan data registrasi kependudukan yang berkoordinasi dengan Badan

Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin timur dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk Kabupaten Kotawaringin timur pada tahun 2016 mencapai 436.276 jiwa

dengan rasio jenis kelamin laki-laki sejumlah 230.497 jiwa dan perempuan sejumlah

205.779 jiwa. Adapun jumlah dan kepadatan penduduk tiap kecamatan pada tahun

2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Jumlah dan kepadatan Penduduk tiap Kecamatan

No

Kecamatan

Luas (Km2)

Jumlah

penduduk 2016

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Mentaya Hilir Selatan 318,00 23.750 74,69

2 Teluk Sampit 610,00 10.201 16,72

3 Pulau Hanaut 620,00 17.667 28,50

4 Mentawa Baru Ketapang 726,00 85.623 117,94

5 Seranau 548,00 10.667 19,47

6 Mentaya Hilir Utara 725,00 17.482 24,11

7 Kota Besi 1.889,00 18.823 9,96

8 Talawang 317,00 21.140 66,69

9 Baamang 639,00 58.068 90,87

10 Cempaga 1.253,00 25.063 20,00

11 Cempaga Hulu 1.183,00 30.563 25,84

12 Parenggean 493,15 28.643 58,08

13 Tualan Hulu 1.090,85 11.756 10,78

14 Mentaya Hulu 1.712,79 28.300 16,52

15 Bukit Santuai 1.636,00 11.863 7,25

16 Antang Kalang 1.579,00 15.979 10,12

17 Telaga Antang 1.456,21 20.688 14,21

Jumlah 16.796,00 436.276 25,97

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur 2016.

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

45

Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang dengan jumlah 11.794 jiwa/Km2 sedangkan kecamatan dengan

kepadatan terendah adalah Kecamatan Bukit Santuai sejumlah 725 jiwa/Km2,

memiliki luas 16.796,00 Km2

dan jumlah kepadatan penduduk di Kabupaten

Kotawaringin Timur pada tahun 2016 sebanyak 2.597 jiwa/Km2

menjadikan

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk

terbanyak di Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 3.1 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

No

Kecamatan

Kelompok Umur

0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-≥65

1 Mentaya Hilir Selatan 3986 4473 3776 4044 3591 2274 1606

2 Teluk Sampit 1817 2311 1729 1609 1435 762 538

3 Pulau Hanaut 2749 3513 2929 2758 2375 1666 1137

4 Mentawa Baru

Ketapang

15552 14430 15119 16126 12816 7452 4128

5 Seranau 2008 2086 1808 1645 1628 984 688

6 Mentaya Hilir Utara 3368 3043 3820 3350 2228 1023 650

7 Kota Besi 3816 3645 2800 3176 2656 1574 1156

8 Talawang 4273 3222 4818 4405 2602 1175 645

9 Baamang 11245 11124 9349 10878 8250 4557 2665

10 Cempaga 5112 4720 4052 4157 3456 1967 1599

11 Cempaga Hulu 6306 5222 6454 6044 3853 1753 931

12 Parenggean 5437 4400 6085 5553 4066 2087 1015

13 Tualan Hulu 2224 1804 2502 2285 1772 856 413

14 Mentaya Hulu 5478 4649 5898 5698 3683 1806 1088

15 Bukit Santuai 2538 1947 2301 2242 1502 848 485

16 Antang Kalang 3209 2658 3106 2805 2074 1308 819

17 Telaga Antang 4168 3451 4012 3621 2681 1692 1063

Jumlah 83286 76698 80558 80396 60668 33784 20626

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur 2016.

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

46

Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada tabel

diatas dapat diketahui bahwa kelompok umur 0 - 9 tahun sejumlah 83.286 jiwa

termasuk dalam golongan umur yang paling banyak jumlahnya.Sedangkan kelompok

umur yang paling sedikit jumlahnya yakni kelompok umur 60 - ≥65 tahun sejumlah

20.626 jiwa.

3.1.3 Profil Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit

Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit merupakan salah satu Kabupaten

yang sudah lebih maju dibanding daerah-daerah lainnya yang ada di Kalimantan

Tengah. Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit terus memperlihatkan beberapa

keunggulan dan kemajuan nya di karenakan Kabupaten ini memiliki Bandar udara

dan Pelabuhan air sendiri.

Selain suku asli, yakni suku Dayak, banyak juga para pendatang yang berasal

dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan Selatan, orang-orang Tiongkok dan

suku yang lainnya. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakatnya adalah

bahasa Banjar. Selain itu, bahasa Dayak Sampit dan Dayak Ngaju yakni bahasa suku

asli setempat.

a. Sekilas kerusuhan atau Konflik Sosial di Kabupaten Kotawaringin

Timur/Sampit

Konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit

merupakan kerusuhan/konflik sosial antar etnis di Indonesia yang terjadi di tahun

2001. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh

provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli

dan warga migran Madura dari pulau Madura.

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

47

Kerusuhan/Konflik Sosial di Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit pada

tahun 2001 tersebut berdampak sangat serius bagi kehidupan masyarakat di

Kalimantan Tengah. Konflik bernuansa etnis ini banyak memakan korban jiwa dari

pihak Madura dan mengharuskan mereka meninggalkan atau mengungsi dari

Kalimantan Tengah.

Kerusuhan atau Konflik Sosial di Kabupaten Kotawaringin Timur atau Sampit

mengakibatkan lebih dari 100 korban jiwa dan lebih dari 100 warga Madura

kehilangan tempat tinggal serta banyak menelan kerugian secara material. Secara

lebih rinci akan di jelaskan berdasarkan tabel berikut.

Tabel 4.1 Data Jumlah Korban dan Jumlah Kerugian Konflik

Konflik Tahun Korban Kerugian

Konflik Suku Kabupaten

Kotawaringin Timur/Sampit

Dayak vs Madura

2001 -469 meninggal

-108 ribu warga

madura

mengungsi

-192 rumah

dibakar

-748 rumah rusak

-16 mobil hancur

-43 sepeda motor

hancur

Sumber: diolah dari berbagai penelitian LSI (diambil dari PPT berjudul

Keserasian Sosial membangun dan memperkuat kohesivitas sosial masyarakat

dalam rangka mencegah terjadinya konflik sosial, Kementerian Sosial RI)

3.1.4 Profil Program Keserasian Sosial

Sebagai program penanganan konflik sosial yang di inisiasi sejak tahun 2006

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program Bantuan Keserasian Sosial yang

dikenal dengan nama Program Keserasian Sosial sebagai salah satu tahapan menuju

sistem perlindungan sosial. Program Keserasian Sosial yang sudah terealisasi di

seluruh daerah rawan konflik sosial/ bekas konflik sosial salah satunya terealisasi

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

48

seperti di Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit menjadi salah satu program yang

cukup berhasil dalam menangani permasalahan sosial khususnya konflik sosial.

Program keserasian sosial merupakan salah satu implementasi kebijakan

Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam penanganan konflik.Keserasian sosial

hakekatnya adalah salah satu model pemberdayaan masyarakat yang dapat

dioptimalkan untuk mencegah konflik sosial di tingkat dasar. Keserasian sosial

merupakan proses hubungan sosial dan interaksi sosial yang dinamis antar warga

yang menjamin terwujudnya hidup berdampingan secara damai berdasarkan

persamaan antara hak, kewajiban dan tanggung jawab yang dilandasi oleh

kebersamaan, persaudaraan sejati dan kesetiakawanan sosial.

Program Keserasian Sosial merupakan suatu program yang memberikan

bantuan kepada masing-masing desa/kelurahan yang dikelola oleh Forum Keserasian

Sosial (FKS) setempat yang memenuhi kriteria dan ditetapkan sebagai penerima

bantuan keserasian sosial. Bantuan diberikan sebagai stimulan yang diharapkan

mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan keserasian sosial di desanya. Penyaluran bantuan

dilakukan dengan cash transfer melalui KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara) Jakarta ke rekening Forum Keserasian Sosial dengan jumlah bantuan

keserasian sosial yang diberikan adalah sebesar Rp. 109.000.000,-. Pemanfaatan

alokasi bantuan keserasian sosial di masing-masing desa/kelurahan diatur dengan

ketentuan sebagai berikut.

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

49

Tabel 5.1 Skema Bantuan keserasian sosial

Sumber: data diolah dari Buku Pedoman Keserasian Sosial,2015.

Bantuan keserasian sosial sangat mendukung dan mendorong adanya keterlibatan

pendanaan desa dan atau swadaya masyarakat dalam berbagai kegiatan meliputi

fasilitas dan infrastruktur yang dibiayai melalui bantuan keserasian sosial.

3.1.5 Gambaran Umum Satuan Kerja Pelaksana Program Keserasian Sosial

Daerah

Pelaksana Program Keserasian Sosial Daerah adalah Dinas/Instansi Sosial

yang membidangi urusan perlindungan dan jaminan sosial. Personil pelaksana

Program Keserasian Sosial di daerah terdiri atas Pegawai Negeri Sipil di

Dinas/Instansi Sosial dan tenaga pelaksana dengan Ikatan Perjanjian Kerja dengan

Waktu Tertentu (IPKWT) yang terdiri atas Koordinator Wilayah Provinsi, Supervisor

Kabupaten/Kota, Forum Keserasian Sosial dan Pendamping.

1. Pelembagaan Forum Keserasian

Sosial

a. Penguatan Kapasitas Forum

Keserasian Sosial (3 kali x Rp.

7.000.000)

b. Operasional Forum Keserasian

Sosial

Rp. 21.000.000,-

Rp. 5.000.000,-

2. Pembangunan Tugu/ Monumen

Keserasian Sosial

Rp. 5.000.000,-

3. Kegiatan penunjang sebagai

media memperkuat keserasian

sosial (fisik maupun non fisik)

Rp. 78.000.000,-

Total Rp. 109.000.000,-

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

50

Struktur organisasi pengelolaan bantuan keserasian sosial pada hakekatnya

merupakan struktur hirarki atau hubungan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari

para pelaku keserasian sosial dalam rangka pelaksanaan bantuan. Struktur hirarki

tersebut telah mempertimbangkan kebutuhan ruang lingkup kerja bantuan keserasian

sosial serta sistem informasi yang akan digunakan. Agar struktur dapat berjalan maka

perlu dukungan kemampuan komunikasi dan koordinasi dari tiap unsur yang ada.

Disamping dukungan keterlibatan unsur atau pelaku yang terlibat mampu

memahami dan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Pelaku

utama bantuan keserasian sosial adalah masyarakat, pemerintah daerah dalam hal ini

Dinas Sosial provinsi dan Kabupaten/Kota serta Kementerian Sosial Republik

Indonesia. Sedangkan pelaku-pelaku lain dalam pelaksanaan bantuan keserasian

sosial lebih berfungsi sebagai pendamping untuk mengarahkan dan memastikan

bahwa tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme pemberian

bantuan keserasian sosial dapat tercapai, dipenuhi dan dilaksanakan secara benar dan

konsisten.

Berdasarkan Keputusan Direktorat Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial

Nomor 09/SK/BS.04.I/201280

, kegiatan keserasian sosial berbasis masyarakat dapat

berupa kegiatan fisik maupun non fisik dengan melibatkan unsur masyarakat.

Kegiatan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan agar

tercipta kehidupan sosial yang harmonis dan penuh persaudaraan yang dilandasi

80 Sumarno Setyo dan Roebiyanto Haryati.2013. Pengantar Evaluasi Program Keserasian Sosial

dalam Penanganan Konflik Sosial. Jakarta:P3KS Press (Anggota IKAPI). Hal 13

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

51

semangat saling menghargai, saling menghormati dan tanpa membedakan golongan,

asal usul dan lainnya.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan keserasian sosial terdapat struktur

organisasi sebagai pengelola kegiatan yang mempunyai tugas, wewenang dan

tanggungjawab dalam pengimplementasian kegiatan keserasian sosial. Pembagian

tugas dan tanggung jawab ini terdiri dari :

1) Pemerintah Pusat yakni Kementerian Sosial Republik Indonesia. Direktur

Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial sebagai penanggungjawab fungsional

kegiatan di lapangan.

2) Pemerintah Daerah yakni :

a) Dinas/Instansi Sosial Provinsi sebagai koordinator pengendali lapangan tingkat

Provinsi

b) Dinas/Instansi Sosial Kabupaten sebagai koordinator pengendali lapangan tingkat

Kabupaten

c) Pendamping keserasian sosial yakni unsur masyarakat yang membantu Pemerintah

Kab/Kota untuk melaksanakan pendampingan dalam proses perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan.

d) Forum keserasian sosial adalah mitra Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

menginformasikan, mengomunikasikan, mengkoordinasikan dan memperkuat

jaringan kerjasama antar warga dalam memelihara keharmonisasian sosial antar

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

52

warga, sehingga hidup berdampingan secara damai dapat terwujud secara

berkelanjutan81

.

Forum keserasian sosial dibentuk di daerah rawan konflik dan daerah konflik.

Oleh karena itu untuk mengetahui pencapaian tujuan program keserasian sosial, maka

perlu kondisi daerah konflik atau rawan konflik, penyebab konflik, jenis konflik sifat

dan posisi konflik82

.

Dalam upaya kelancaran pelaksanaan kegiatan keserasian sosial sesuai

ketentuan, forum keserasian sosial di dampingi oleh pendamping yang ditunjuk

dalam melaksanakan pendampingan forum oleh Dinas/Instansi Sosial

Kabupaten/Kota. Peran pendamping adalah sebagai mediator, fasilitator dan

melakukan advokasi sosial kepada forum ketika mendapat permasalahan dan atau

terdapat hal-hal yang tidak dapat dipahami dalam proses pelaksanaan keserasian

sosial termasuk dalam hal pengelolaan dana bantuan keserasian sosial. Serta akan

memediasi kepada Dinas/Instansi Sosial atau pihak terkait ketika tidak menemukan

solusi yang tepat83

.

Program Keserasian sosial yang menjadi fokus analisis peneliti merupakan

program kegiatan Kementerian Sosial Republik Indonesia dibawah Direktorat

Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial yang terus dilaksanakan setiap tahun,

dalam upaya pencegahan konflik sosial dan membangun perdamaian bagi masyarakat

pada wilayah atau rentan konflik sosial. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Drs.

81 Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Keserasian Sosial , 2015. Hal 45 82ibid, hal 45 83Ibid. hal 45-46

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

53

Yunus selaku Kepala Bidang Banjamkesos Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin

Timur sebagai berikut :

“Program keserasian sosial masuk pada fase pencegahan. Dalam teori konflik

orang yang berkonflik karena ada ketidaksepahaman, ketidaksukaan,

ketidaksenangan atau karena faktor tidak saling kenal. Oleh sebab itu karean

tidak saling mengenal, tidak pernah bekerjasama dan melakukan kegiatan

bersama, maka orang-orang tersebut dapat menimbulkan perspektif yang negatif

seperti saling iri serta timbul kesalahpahaman.

Pada dasarnya program keserasian sosial bertujuan untuk mempertemukan

orang-orang yang tidak saling kenal dan tidak pernah berinteraksi bersama, melalui

kegiatan yang sifatnya gotong royong yang sebelumnya melalui musyawarah

bersama, kegiatan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada daerah yang menerima

bantuan keserasian sosial. Sasaran penerima bantuan dalam juknis yaitu forum

keserasian sosial, forum diwajibkan untuk mengelola dana bantuan”84

.

Dari hasil wawancara di atas program keserasian sosial berbasis masyarakat

merupakan kegiatan yang di inisiasi oleh pemerintah dalam rangka mencegah konflik

sosial pada daerah konflik atau bekas konflik. Tujuannya mempertemukan kembali

warga yang pernah berkonflik atau belum pernah bertemu untuk melaksanakan

kegiatan yang sifatnya gotong royong dan musyawarah bersama.

Sejak tahun 2006, Kementerian Sosial Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Bantuan dan Jaminan Sosial telah menginisiasi program keserasian sosial, sebagai

kebijakan pemerintah dalam pencegahan serta penanganan konflik sosial sekaligus

upaya dalam mewujudkan tatanan kehidupan sosial yang serasi dan harmonis yang

84 Wawancara bersama Bapak Drs. Yunus selaku Kepala Bidang Banjamkesos Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur, dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2018 pukul 10.00 wib.

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

54

dilandasi oleh nilai dasar kebersamaan, toleransi, saling menghargai dan

menghormati.

Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial menyampaikan bahwa

kebijakan Kementerian Sosial dalam penanganan konflik sosial yakni memberikan

penguatan ketahanan sosial masyarakat, memberikan perlindungan sosial bagi korban

konflik sosial dan memberikan pemulihan sosial kepada korban paska konflik sosial.

Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan strategi community based disaster risk

management (CBDRM), kemitraan lintas sektor, peningkatan kapasitas masyarakat

dalam penanganan bencana sosial dan memberikan bantuan sosial85

.

Berkaitan dengan pelaksanaan program keserasian sosial di Kabupaten

Kotawaringin Timur, Dinas Sosial selaku pengendali lapangan tingkat Kabupaten di

dasari melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Nomor 28 tahun 2011 tentang Penetapan Forum Keserasian Sosial Berbasis

Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2011. Surat Keputusan Kepala

Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan gambar berikut.

85 Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Keserasian Sosial , 2010.Hal.2

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

55

gambar 2.1 dokumentasi surat keputusan pelaksanaan Program Keserasian

Sosial

Sumber : Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Nomor 28 tahun 2011

Isi Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 28

tahun 2011 tentang Penetapan Forum Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat

Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2011 yakni menetapkan pendamping sosial

berbasis masyarakat Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2011 beserta

susunan keanggotaan yang terlampir dalam surat keputusan.

Dalam pelaksanaan nya program keserasian sosial berbasis masyarakat

berbentuk bantuan stimulan sebagai bentuk pencegahan konflik sosial dengan

masyarakat pada wilayah rawan/rentan atau potensi konflik sosial yang dilaksanakan

oleh masyarakat mulai dari perencanaan hingga pengendalian pelaksanaan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Drs. Yunus selaku Kepala Bidang

Banjamkesos Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai berikut :

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

56

“Bantuan keserasian sosial bertujuan membangun dan memperkuat kohesivitas

sosial di dalam masyarakat dalam rangka mencegah potensi konflik yang ada.

Sasaran lokasi bantuan berdasarkan usulan dari Dinas Sosial setempat dengan

menyebutkan potensi atau kerawanan konflik yang ada seperti pada daerah

Kabupaten Kotawaringin Timur Kelurahan Kota Besi Hilir. Seluruh realisasi

bantuan harus bersifat swadaya masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai

kearifan lokal setempat.

Realisasi bantuan dapat dilakukan untuk pembangunan fisik desa yang

dibutuhkan masyarakat untuk keperluan umum. Dalam pengerjaannya harus di

lakukan secara gotong royong warga yang dikomandoi oleh Forum Keserasian Sosial

(FKS) setempat, seluruh proses yang ada mulai dari perencanaan sampai realisasi

bantuan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat melalui musyawarah

dan rembug desa”86

.

Hasil wawancara di atas narasumber menjelaskan bahwa bentuk program

keserasian sosial yakni memberikan bantuan stimulan kepada forum keserasian

sosial, dengan melakukan kegiatan yang sifatnya swadaya masyarakat. Seluruh

rangkaian proses kegiatan dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan

dilaksanakan oleh masyarakat yang ada di Kelurahan Kota Besi Hilir.

Tahapan pelaksanaan program keserasian sosial dapat dilakukan melalui usulan

desa rawan konflik dari Dinas Sosial setempat dengan menunjukkan bukti kerawanan

konflik yang ada seperti hasil pemetaan daeran rawan konflik tingkat Kab/Kota,

melakukan seleksi dan penetapan lokasi sasaran oleh Kementerian Sosial RI,

memverifikasi proposal bentuk kegiatan dari forum keserasian sosial, melakukan

bimbingan teknis pengurus forum, pendamping, Dinas Sosial Kab/Kota dan Dinas

86 Wawancara bersama Bapak Drs. Yunus selaku Kepala Bidang Banjamkesos Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur, dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2018 pukul 10.30 wib.

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

57

Sosial Provinsi, adanya penyaluran bantuan, melakukan realisasi bantuan oleh forum,

adanya pendampingan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

Daerah dan masyarakat setempat, di tahap terakhir adanya pelaporan yang dilakukan

oleh forum yang sudah terbentuk dan sudah disahkan oleh instansi sosial didaerah

untuk diajukan oleh pihak instansi ke Kementerian untuk dilakukan proses disposisi

pelaksanaan kegiatan. Seperti pada gambar berikut :

gambar 3.1 tahapan pelaksanaan Program Keserasian Sosial

Sumber : Buku pedoman keserasian sosial 2015

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

58

Bagan 1.1 Tahapan Proses Kegiatan Keserasian Sosial

Diharapkan kegiatan berjalan sesuai dengan mekanisme seperti gambar di atas

tersedianya proposal sebagai usulan awal dari Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota

dengan rekomendasi Dinas/Instansi Sosial Provinsi, dalam rangka aksesbilitas

kegiatan keserasian pada lokasi yang diusulkan, tersedianya data atau rekapan

proposal dan identifikasi awal calon lokasi keserasian sosial dari Tim

penanggungjawab pelaksanaan kegiatan keserasian sosial pusat, terlaksananya

monitoring dan evaluasi kegiatan keserasian sosial pada tahun sebelumnya dan atau

pada lokasi pada tahun berjalan, terlaksananya Bimbingan dan Pemantapan

Koordinator Keserasian Sosial pada wilayah Calon Pelaksana Keserasian Sosial,

Rekap Usulan

Bantuan KS

dari Daerah

Penyusunan

Juknis Bantuan

Keserasian

Sosial

Penetapan

Kuota

Bantuan

Berdasarkan

Alokasi

Anggaran

Seleksi Dan

Verifikasi

Proposal Ke

Daerah Oleh

Tim Pusat

Rakor dan Bimtek

Keserasian Sosial

Penyampaian

Surat

Penetapan

Kuota Lokasi

Bantuan Ke

Daerah

Penyaluran

Bantuan ke

Rekening

Forum

Realisasi Bantuan

Penetapan

Pendamping

Pendampingan Sosial

Laporan

Sumber : data olahan peneliti 2019

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

59

terseleksinya calon lokasi penerima keserasian sosial, terlaksananya Pemantapan

Pendampingan Petugas Keserasian Sosial87

.

Selanjutnya terlaksananya verifikasi Proposal Forum Keserasian Sosial

dengan Pendampingan Petugas Pusat (agar Forum Keserasian Sosial dapat

memahami akar permasalahan dan tersedianya jenis kegiatan sebagai pemecahan

masalah yang akan dilaksanakan serta terampil menyiapkan proposal untuk

mendapatkan dukungan pihak lainnya)88

, tersedianya penetapan lokasi pelaksana

kegiatan keserasian sosial, terlaksananya penyaluran bantuan keserasian sosial

melalui rekening yang disiapkan masing-masing Forum Keserasian Sosial,

terlaksananya pembinaan dan pengendalian pelaksanaan keserasian sosial dan

terlaporkannya pelaksanaan kegiatan keserasian sosial pada tahun yang berjalan89

.

3.1.6 Kondisi sosial masyarakat di Kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten

Kotawaringin Timur

Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari warga yang beragam

yakni multi etnis, suku, ras dan agama (heterogen). Keragaman yang ada merupakan

kekayaan warga apabila satu sama lain saling mengisi, saling menghormati dan

menghargai satu sama lainnya. Namun demikian keragaman juga tidak dapat di

pungkiri dapat berpotensi menjadi konflik sosial (horizontal) bahkan mengancam

diintegrasi sosial bila warga satu sama lain sudah tidak saling menghargai dan

menghormati.

87 Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pedoman Keserasian Sosial , 2015.Hal.15 88 Ibid. hal 15 89 Ibid. hal 16

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

60

Sebagaimana diketahui konflik sosial pernah terjadi di Kabupaten

Kotawaringin Timur pada tahun 2001 antara etnis Dayak dan Madura, secara

perlahan kondisi sosial berangsur-angsur mulai pulih. Hal ini terjadi karena seluruh

komponen warga ikut berpartisipasi dalam upaya pemulihan situasi kondisi

masyarakat yang kondusif. Untuk mendukung situasi yang kondusif yang aman,

diperlukan upaya kegiatan secara terarah, bertahap, terencana dan berkelanjutan

sehingga tercipta keserasian sosial antar warga masyarakat yang heterogen di

Kabupaten Kotawaringin Timur.

Adanya konflik suku/etnis di Kabupaten Kotawaringin Timur/Sampit

Kecamatan Kota Besi terpilih menjadi daerah yang memenuhi kriteria terealisasi nya

program keserasian sosial pada tahun 2011. Kecamatan Kota Besi tepatnya di Kota

Besi Hilir yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur. Etnis dan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Kotabesi

Hilir dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 6.1 Data Penduduk Kecamatan Kota Besi Hilir Tahun 2018

Penduduk Kecamatan Kota Besi Hilir

Kepala Keluarga (KK) 833

Laki-laki 1.642

Perempuan 1.503

Jumlah 3.145

Sumber:Data Kelurahan Kota Besi Hilir 2018.

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

61

Tabel 7.1 Data Penduduk Menurut Suku Tahun 2018

Sumber:Data Kelurahan Kota Besi Hilir 2018.

Beragamnya suku/etnis di Kecamatan Kota Besi Hilir Kabupaten

Kotawaringin Timur yang terdiri dari suku Dayak, Banjar, Jawa, Madura dan suku

lainnya berjumlah 2.812 jiwa dengan total penduduk 3.145 jiwa yang terdiri dari

penduduk laki-laki berjumlah 1.642 jiwa dan perempuan berjumlah 1.503 jiwa di

Kecamatan Kota Besi Hilir menjadikan Kecamatan Kota Besi Hilir di

KabupatenKotawaringin Timur kriteria terealisasinya implementasi program

keserasian sosial dan sebagai salah satu fokus utama Pemerintah Pusat yakni

Kementerian Sosial dan Pemerintah daerah yakni Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur karena merupakan bekas daerah konflik sosial suku/etnis yang

cukup besar dan daerah rawan pengulangan konflik kembali.

No Nama suku Jumlah (jiwa) Keterangan

1 Dayak 2.055 73%

2 Banjar 421 13%

3 Jawa 140 5%

4 Madura 84 3%

5 Lain-lain 112 4%

Bugis, Bima, Cina, dll

Jumlah 2.812

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

62

Bagan 2.1 Data Penduduk menurut Suku kelurahan Kota Besi Hilir

Sumber : data diolah peneliti, 2018.

Berdasarkan data kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten Kotawaringin Timur

yang diolah oleh peneliti data penduduk menurut suku tahun 2018 suku Dayak berada

di urutan pertama yakni 73% dengan jumlah penduduk 2.055 jiwa, suku Banjar 13%

jumlah penduduk 421 jiwa, suku Jawa 5% jumlah penduduk 140 jiwa, suku Madura

3% jumlah penduduk 84 jiwa, suku Bugis, Bima, Cina dan lain-lain 4% jumlah

penduduk 112 jiwa.

Gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat antara etnis Madura dan etnis

Dayak yakni agama merupakan salah satu alat pengintegrasi antara etnis Dayak

dengan etnis Madura. Melalui berbagai kegiatan ritual keagamaan, masyarakat yang

berbeda budaya ini berbaur menjadi satu. Agama Islam mendidik umatnya senanitiasa

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

dayak banjar jawa madura bugis, bima,cina, dll

Data Penduduk Menurut Suku Tahun 2018

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

63

menerapkan perilaku yang baik sebagai cara bergaul dengan sesame sehingga prinsip-

prinsip inilah yang mendasari hubungan-hubungan sosial antara masyarakat Dayak

dan Madura yang kebetulan masyarakatnya mayoritas beragama Islam.

Organisasi sosial menjadi sarana interaksi sosial yang bagus bagi masyarakat

suku Dayak dan Madura. Di Kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten Kotawaringin

Timur khususnya, dijumpai berbagai kelompok pengajian dan yasinan serta rukun

kematian. Dalam kelompok ini masyarakat berbaur menjadi satu. Kelompok-

kelompok ini menyatukan dua etnis yang berbeda yakni Dayak dan Madura.

Perkumpulan yasinan dan pengajian serta arisan cukup efektif didalam upaya

pembauran antar dua kebudayaan yang berbeda. Hal ini sangat dirasakan dan disadari

oleh masyarakat Madura maupun masyarakat Dayak. Dalam organisasi ini, mereka

bertukar pikiran dan saling mendalami karakter masing-masing sehingga

menimbulkan pemahaman akan perbedaan-perbedaan dan memunculkan sikap

toleransi di antara mereka.

gambar 4.1 kondisi sosial masyarakat melalui kegiatan keagamaan kelurahan

kota besi hilir

Sumber : Dokumentasi Buku Pertanggungjawaban Forum Keserasian Sosial Tahun

2011, Kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten Kotawaringin Timur.

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

64

Terlihat pada gambar diatas etnis dayak dan Madura berbaur menjadi satu

melalui kegiatan keagamaan disalah satu rumah penduduk dari etnis Madura.

Didalam rumah tersebut semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk berbaur

satu dengan yang lain tidak memandang asal usul etnis orang tersebut. Selain

hubungan sosial dalam hal keagamaan. Wujud hubungan sosial yang lain yakni

terwujud dalam keengganan mereka berpolitik (menjadi pejabat pemerintahan tingkat

lokal). Secara politik, etnis Madura yang tinggal di Kelurahan Kota Besi Hilir jarang

mengambil peran-peran penting di lingkungannya seperti menjadi ketua RT. Mereka

lebih banyak disibukkan dalam kegiatan ekonomi.

Bagi warga Madura yang tinggal di Kelurahan Kota Besi Hilir, alas an

ketidakaktifan mereka di RT karena sadar bahwa mereka hanyalah pendatang karena

memberi keleluasaan kepada masyarakat pribumi untuk menjadi ketua RT. Mereka

tidak menganggap hal tersebut sebagai dominasi masyarakat lokal terhadap kaum

pendatang.

3.1.7 Forum Keserasian Sosial Kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten

Kotawaringin Timur

Kegiatan Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat (KSBM) merupakan suatu

bentuk kegiatan kesejahteraan sosial baik fisik maupun non-fisik yang melibatkan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan agar

tercipta kehidupan sosial yang harmonis dan penuh persaudaraan yang dilandasi

semangat saling menghargai, saling menghormati antar anggota dan komunitas

masyarakat dan tanpa membedakan golongan, asal usul serta lainnya.

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

65

Forum keserasian sosial berbasis masyarakat sebagai pelaksana, perencana, dan

membuat laporan selama kegiatan berjalan sampai selesai antara lain perbaikan jalan

lingkungan, rehabilitasi rumah ibadah, gedung balai pertemuan, pembangunan MCK,

rehab gedung sekolah, pembuatan drainase, tenda pesta, deuker dan pembuatan tugu

keserasian sosial dan sarana-sarana lain yang dibangun masyarakat sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Nomor 28 Tahun 2011 tentang Penetapan Forum Keserasian Sosial Berbasis

Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2011 disebutkan bahwa Forum

Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat adalah pelaksana kegiatan yang dipilih oleh

seluruh warga dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Sosial untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang telah ditentukan dalam kegiatan sosial

berbasis masyarakat dilingkungan masyarakat desa90

.

Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 28

Tahun 2011 tentang penetapan Forum Keserasian Sosial berbasis masyarakat

menetapkan tugas forum keserasian sosial dengan susunan keanggotaan sebagaimana

tercantum dalam keputusan tersebut. Tugas forum keserasian sosial yakni :

1. Mengadakan pertemuan-pertemuan atau musyawarah desa dengan warga

korban bencana sosial

2. Melaksanakan seluruh kegiatan bersama masyarakat

90Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur Tentang Penetapan Forum

Keserasian Sosial Tahun 2011

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

66

3. Membuat proposal kegiatan dan melaporkan kepada Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur

4. Mencairkan dana keserasian sosial di Bank yang di tunjuk

5. Melaporkan jumlah pencairannya kepada seluruh masyarakat melalui forum

6. Melaporkan seluruh jenis kegiatan dan bantuan kepada Dinas Sosial

Kabupaten Kotawaringin Timur

7. Menyampaikan laporan realisasi kepada Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur

Didalam surat keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Nomor 28 Tahun 2011 tentang penetapan Forum Keserasian Sosial berbasis

masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur terlampir susunan pengurus forum

keserasian sosial Kelurahan Kota Besi Hilir Kecamatan Kota Besi Kabupaten

Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 8.1 susunan organisasi forum keserasian sosial kelurahan kota besi hilir

Susunan Pengurus Forum Keserasian Sosial Kelurahan Kota Besi Hilir Kecamatan

Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah

Ketua Mahbub Junaidi

Sekretaris Ahmal Halim

Bendahara Bendahara

Pendamping Jainudin Karim

Sumber: Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Nomor 28 Tahun 2011 tentang penetapan Forum Keserasian Sosial berbasis

masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

67

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh forum keserasian sosial telah

memiliki struktur organisasi yang jelas yaitu ketua, sekretaris, bendahara dan

anggota. Kesederhanaan susunan dan struktur organisasi beserta kejelasan standard

operating procedure (SOP) dan mekanisme kerja pelaksana program mencerminkan

kesederhanaan saluran pembagian kerja, rentang kendali, koordinasi, dan

pertanggungjawaban. Hal ini membuat pelaksanaan program lebih fokus. Dalam

melaksanakan kegiatannya, pengurus forum keserasian sosial memperoleh pelatihan

dan sosialisasi petunjuk teknis dari Kementerian Sosial sehingga tiap personil

memahami peran, tugas, dan fungsinya. Adanya pendamping program yang telah

dibekali pengetahuan tentang resolusi konflik dan juga fasilitator dari dinas sosial

kabupaten/kota membuat pelaksanaan kegiatan forum lebih fokus dan terarah.

Dalam pelaksanaannya, awal informasi mengenai program keserasian diperoleh

oleh tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, taruna siaga bencana, ataupun aparat

dinas sosial kabupaten/kota melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh direktorat

terkait bencana sosial, Kementerian Sosial. Informasi diteruskan kepada masyarakat

yang kemudian ditindaklanjuti dengan musyawarah desa untuk membahas rencana

program keserasian sosial lebih lanjut di daerah mereka. Musyawarah menjadi

andalan saluran komunikasi yang cukup efektif dalam penyebaran informasi kegiatan

baik itu untuk ataupun oleh forum keserasian sosial.

Berdasarkan hasil penelitian yang bersumber dari wawancara maupun hasil

observasi serta penelusuran dokumentasi dapat disimpulkan, bahwa kinerja Forum

keserasian sosial sebagai wadah komunikasi antar warga, wadah koordinasi antar

Page 28: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

68

warga dalam mencegah konflik, wadah pertukaran informasi dan pengalaman antar

warga dalam mewujudkan harmonisasi sosial serta wadah kerjasama untuk

mewujudkan harmonisasi sosial dan pendamping forum keserasian sosial berbasis

masyarakat kurang aktif dalam menjalankan kegiatan keserasian sosial di Kelurahan

Kota Besi Hilir melalui pembangunan Taman Pendidikan Al-Qur’an sehingga mereka

terkendala dalam melibatkan dukungan semua masyarakat di Kelurahan Kota Besi

Hilir.

Berdasarkan fakta dilapangan forum keserasian sosial belum mampu

menciptakan tatanan kehidupan sosial yang serasi dalam kehidupan bersama di

masyarakat. Seharusnya sikap para pelaksana kegiatan seperti forum keserasian sosial

dan pendamping forum sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan, mengingat

pentingnya keterlibatan para pelaksana dan masyarakat dalam membangun

kebersamaan. Komunikasi antar organisasi yakni forum keserasian sosial dan

pendamping forum terkait kegiatan-kegiatan pelaksanaan melalui forum keserasian

sosial di Kelurahan Kota Besi Hilir Kabupaten Kotawaringin Timur dalam sosialisasi

sudah dilaksanakan namun informasi yang diterima oleh sebagian masyarakat masih

kurang.

Sehinggan dalam pelaksanaan program keserasian sosial berbasis masyarakat

diperlukan adanya sikap yang konsisten dan aktif para pelaksana seperti forum

keserasian sosial untuk melaksanakan program sesuai dengan tujuan-tujuan dasarnya.

Sehingga tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang menghambat pelaksanaan

program.

Page 29: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

69

3.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

3.2.1 Visi dan Misi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

a. Visi

Terwujudnya masyarakat yang madani, dinamis, mandiri dan berdaya saing dalam

suasana religius, kebersamaan, aman dan sejahtera.

b. Misi

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil, sehat dan

berakhlak.

3.2.2 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Susunan organisasi Dinas Sosial berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten

Kotawaringin Timur Nomor 34 Tahun 2016, tanggal 21 Desember 2016, tentang

Susunan Organisasi dan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi serta uraian tugas Dinas

Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur91

yang terdiri dari :

A. Kepala Dinas

B. Sekretariat, membawahi :

1. Sub. Bagian Umum dan Pelaporan

2. Sub. Bagian Keuangan dan Perencanaan

C. Bidang terdiri dari :

1. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial terdiri dari :

a. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana

91Buku Peraturan Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 34 Tahun 2016 tentang Susunan

Organisasi dan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi serta uraian tugas Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur. 2016.

Page 30: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

70

b. Seksi Pengelolaan Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

c. Seksi Jaminan Sosial Keluarga

2. Bidang Rehabilitasi Sosial terdiri dari :

a. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia

b. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

c. Seksi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

3. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin terdiri dari :

a. Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas

b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kelembagaan dan Restorasi sosial

c. Seksi Pendampingan Bantuan Stimulan dan Penataan Lingkungan

D. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan susunan organisasi sebagaimana tercantum pada penjelasan di atas

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati Kabupaten

Kotawaringin Timur Nomor 34 Tahun 2016 , tentang Susunan Organisasi dan

Rincian Tugas Pokok dan Fungsi serta uraian tugas Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur. Berikut bagan susunan organisasi Dinas Sosial Kabupaten

Kotawaringin Timur

Page 31: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

71

Bagan 3.1 bagan tupoksi Dinas Sosial

4 Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

a. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur

Kepala Dinas Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervise serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang

Perlindungan dan Jaminan Sosial, Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial dan

Penanganan Fakir Miskin. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Dinas Sosial

mempunyai fungsi :

Sekretariat

Kasubag Umum dan

Pelaporan

Kasubag Keuangan

dan Perencanaan

Jabatan Fungsional

Kabid Perlindungan dan

Jaminan Sosial

Kasi Perlindungan

Sosial Korban Bencana

Kasi Pengelolaan Data

Fakir Miskin dan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

(PMKS)

Kasi Jaminan Sosial

Keluarga

Kabid Rehabilitasi

Sosial

Kasi Rehabilitasi Sosial

Anak dan Lanjut Usia

Kasi Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas

Kasi Rehabilitasi Sosial,

Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang

Kabid Pemberdayaan Sosial

dan Penanganan Fakir Miskin

Kasi Identifikasi dan

Penguatan Kapasitas

Kasi Pemberdayaan

Masyarakat, Kelembagaan

dan Restorasi Sosial

Kasi Pendampingan

Bantuan Stimulan dan

Penataan Lingkungan

Kepala Dinas Sosial

Page 32: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

72

a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan jaminan

sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;

b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan jaminan

sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;

c) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

perlindungan dan jaminan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial

dan penanganan fakir miskin;

d) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perlindungan dan

jaminan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan penanganan

fakir miskin;

e) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan perlindungan dan

jaminan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan penanganan

fakir miskin; dan

f) Pelaksanaan urusan administasi Dinas Sosial.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas menjalankan

tugas pokok dan fungsi Dinas di bidang kesekretariatan meliputi fungsi melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan dan rumah tangga Dinas Sosial di Kabupaten Kotawaringin

Timur. Dalam melaksanakan tugas pokok sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a) Pengoordinasian penyusunan program dan anggaran dinas;

b) Penyelenggaraan urusan kepegawaian;

Page 33: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

73

c) Penyelenggaraan urusan tata usaha surat menyurat, kearsipan, urusan

perlengkapan/ perbekalan, perpustakaan, hubungan masyarakat, protokol dan

rumah tangga dinas;

d) Penyusunan anggaran dan pengelolaan administrasi keuangan;

e) Pembinaan pegawai dan tenaga fungsional;

f) Pembinaan kegiatan KOPRI Unit Dinas Sosial;

g) Penyelenggara urusan organisasi tata laksana dan analisis jabatan;

h) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tupoksi sekretariat;

i) Pengawasan urusan administrasi kepegawaian, keuangan dan ketatausahaan.

1. Kasubag Umum dan Pelaporan

Kepala Sub Bagian Umum dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melakukan

urusan surat menyurat, pengarsipan, urusan rumah tangga, humas dan keprotokolan,

pelengkapan dan perbekalan, pengelolaan aset, pengelolaan administrasi

kepegawaian, analisis jabatan, penyajian data kepegawaian dan penyiapan bahan

pembinaan Pegawai ASN serta penyiapan bahan penyusunan laporan. Dalam

melaksanakan tugas pokok Kepala Sub Bagian Umum dan Pelaporan

menyelenggarakan fungsi :

a) Pelaksanaan urusan administrasi surat menyurat;

b) Pengelolaan kearsipan;

c) Pelaksanaan urusan kelembagaan, ketatalaksanaan, rumah tangga, perlengkapan

dan aset kantor;

d) Pelaksanaan humas dan keprotokolan;

e) Penyusunan analisis jabatan dan beban kerja, formasi dan kebutuhan pegawai;

Page 34: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

74

f) Pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia;

g) Penyiapan bahan usulan pengangkatan PNS, kenaikan gaji berkala, kenaikan

pangkat, mutasi dan cuti pegawai;

h) Penyelenggaraan disiplin pegawai;

i) Penyiapan bahan pembinaan PNS;

j) Penyusunan laporan penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal

(SPM);

k) Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar

Operasional dan Prosedur (SOP);

l) Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasaan Masyarakat (IKM) dan/atau

pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan

untuk memperbaiki kualitas layanan;

m) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

n) Penyiapan bahan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan program

kegiatan; dan

o) Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan pimpinan.

2. Kasubag Keuangan dan Perencanaan

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan pengumpulan bahan dan

pengelolaan rencana program dan kegiatan. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala

Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyelenggaraan administrasi pembukuan anggaran pengeluaran;

b) Pemverifikasian pertanggungjawaban anggaran pengeluaran;

Page 35: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

75

c) penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM);

d) Penyelenggaraan pelaporan akuntansi keuangan;

e) Penyiapan bahan dan penyusunan rencana program dan kegiatan;

f) Pengumpulan bahan dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja

(Renja) dan Perjanjian Kinerja;

g) Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA); dan

h) Penyusunan dan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan

Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA).

c. Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas pokok

melakukan penyiapan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial. Dalam

melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan

sosial;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan

sosial;

c) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

perlindungan dan jaminan sosial;

d) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

perlindungan dan jaminan sosial; dan

Page 36: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

76

e) Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang

Perlindungan dan Jaminan Sosial.

1. Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana

Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana mempunyai tugas pokok

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Subbidang Perlindungan Sosial Korban

Bencana. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Perlindungan Sosial

Korban Bencana menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan kegiatan dan rencana kerja Perlindungan Sosial Korban Bencana;

b) Penginventarisasian data-data daerah rawan bencana, jenis korban bencana dan

potensi kebencanaan;

c) Pelaksanaan hubungan kerja dengan komponen instansi terkait dalam perumusan

kegiatan dan pelaksanaan program timbulnya permasalahan Perlindungan Sosial

Korban Bencana;

d) Pelaksanaan bimbingan teknis dan pengendalian terhadap Perlindungan Sosial

Korban Bencana serta musibah lainnya;

e) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengendalian program Perlindungan Sosial Korban

Bencana; dan

f) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Page 37: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

77

2. Kasi Pengelolaan Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Kepala SeksiPengelolaan Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan

kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan di Subbidang Pengelolaan Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala SeksiPengelolaan

Data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan

fungsi :

a) Penyusunan kegiatan dan rencana kerja Pengelolaan Data Fakir Miskin dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;

b) Penginventarisasian data-data Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial;

c) Pelaksanaan hubungan kerja dengan komponen instansi terkait dalam perumusan

kegiatan dan pelaksanaan program timbulnya permasalahan Pengelolaan Data

Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;

d) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengendalian Data Fakir Miskin dan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial; dan

e) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

3. Kasi Jaminan Sosial Keluarga

Kepala Seksi Jaminan Sosial Keluarga mempunyai tugas pokok melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

Page 38: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

78

prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan di Subbidang Jaminan Sosial Keluarga. Dalam melaksanakan

tugas pokok Kepala Seksi Jaminan Sosial Keluarga menyelenggarakan fungsi :

a) Pendataan sumber-sumber potensi lembaga-lembaga jaminan sosial keluarga;

b) Penyusunan rencana program pembinaan, bimbingan teknis, pengendalian dan

pegembangan jaminan sosial keluarga;

c) Pembinaan dan penertiban terhadap pengelolaan sumber-sumber dana sosial;

d) Penyiapan rekomendasi bantuan biaya bagi penyandang masalah jaminan sosial

keluarga;

e) Penghimpunan ketentuan perundang-undangan dan produk hokum; dan

f) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

d. Kabid Rehabilitasi Sosial

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok melakukan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial. Dalam melaksanakan tugas

pokok Kepala Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial anak dan

lanjut usia, penyandang disabilitas dan korban perdagangan orang;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial anak dan

lanjut usia, penyandang disabilitas dan korban perdagangan orang;

Page 39: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

79

c) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia, penyandang disabilitas dan korban

perdagangan orang;

d) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rehabilitasi

sosial anak dan lanjut usia, penyandang disabilitas dan korban perdagangan

orang; dan

e) Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi

sosial anak dan lanjut usia, penyandang disabilitas dan korban perdagangan

orang.

1. Kasi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usiamempunyai tugas

pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan

supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Subbidang Jaminan Sosial

Keluarga. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak

dan Lanjut Usiamenyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia;

b) Penyuluhan dan bimbingan sosial rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia;

c) Penyediaan akses hubungan kerja instansi terkait tentang penanganan anak

terlantar non panti;

d) Pembinaan dan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial anak, lanjut usia;

dan

Page 40: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

80

e) Penyusunan pelaporan kegiatan pelayanan sosial anak, lanjut usia dan lanjut usia

terlantar.

2. Kasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas mempunyai tugas

pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan

supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program langkah-langkah penanganan rehabilitasi sosial

penyandang disabilitas;

b) Penginventarisasian data-data penanganan rehabilitasi sosial penyandang

disabilitas;

c) Pengembangan/ pelaksanaan hubungan kerja dengan kompnen dan instansi terkait

dalam perumusan kegiatan dan pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial

penyandang disabilitas;

d) Pelayanan/ pelaksanaan bimbingan teknis dan pengendalian terhadap pelayanan

rehabilitasi sosial penyandang disabilitas;

e) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengendalian program pelayanan sosial

penyandang disabilitas;

f) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Page 41: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

81

3. Kasi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Rehabilitasi Sosial,

Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang. Dalam melaksanakan tugas pokok

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan kegiatan dan rencana kerja rehabilitasi sosial, tuna sosial dan korban

perdagangan orang;

b) Penyusunan program kegiatan dan anggaran rehabilitasi sosial, tuna sosial dan

korban perdagangan orang;

c) Pelaksanaan hubungan kerja dengan komponen instansi terkait dalam perumusan

kegiatan dan pelaksanaan rehabilitasi sosial, tuna sosial dan korban perdagangan

orang;

d) Pelaksanaan evaluasi kegiatan rehabilitasi sosial, tuna sosial dan korban

perdagangan orang serta pencegahan timbulnya masalah tuna sosial dan korban

perdagangan orang; dan

e) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

rehabilitasi sosial, tuna sosial dan korban perdagangan orang serta pencegahan

timbulnya masalah tuna sosial dan korban perdagangan orang.

Page 42: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

82

e. Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang

pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin. Dalam melaksanakan tugas pokok

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial dan

penanganan fakir miskin;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial dan

penanganan fakir miskin;

c) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;

d) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin; dan

e) Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang

pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin.

1. Kasi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas

Kepala Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas mempunyai tugas pokok

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta

pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Subbidang Identifikasi dan Penguatan

Page 43: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

83

Kapasitas. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Identifikasi dan

Penguatan Kapasitas menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana kegiatan Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

b) Pengintegrasian upaya Identifikasi dan Penguatan Kapasitas;

c) Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan pada Seksi Identifikasi dan Penguatan

Kapasitas; dan

d) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

2. Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Kelembagaan dan Restorasi Sosial

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kelembagaan dan Restorasi Sosial

mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Subbidang

Pemberdayaan Masyarakat, Kelembagaan dan Restorasi Sosial. Dalam melaksanakan

tugas pokok Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kelembagaan dan Restorasi

Sosial menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program pemberdayaan keluarga dan fakir miskin,

wanita rawan sosial ekonomi, daerah kumuh perkotaan dan pedesaan, lembaga

keuangan mikro dan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga;

b) Pengintegrasian upaya pemberdayaan keluarga dan fakir miskin, wanita rawan

sosial ekonomi, daerah kumuh perkotaan dan pedesaan, lembaga keuangan mikro

dan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga;

Page 44: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ...

84

c) Pengoordinasian pelaksanaan pemberdayaan keluarga dan fakir miskin, wanita

rawan sosial ekonomi, daerah kumuh perkotaan dan pedesaan, lembaga keuangan

mikro dan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga; dan

d) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

3. Kasi Pendampingan Bantuan Stimulan dan Penataan Lingkungan

Kepala Seksi Pendampingan Bantuan Stimulan dan Penataan Lingkungan

mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Subbidang

Pendampingan Bantuan Stimulan dan Penataan Lingkungan. Dalam melaksanakan

tugas pokok Kepala Seksi Pendampingan Bantuan Stimulan dan Penataan

Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program pendampingan bantuan stimulan dan penataan

lingkungan;

b) Pengintegrasian kegiatan seksi pendampingan bantuan stimulan dan penataan

lingkungan;

c) Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan seksi pendampingan bantuan stimulan dan

penataan lingkungan; dan

d) Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.