Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

51
MODUL PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari materi ini, peserta pelatihan akan memahami prinsip-prinsip dan proses penjurnalan untuk entitas akuntansi dan entitas pelaporan Pemerintah Daerah TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari materi ini, peserta pelatihan akan dapat: 1. Memahami Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah 2. Memahami dan dapat menjelaskan prosedur untuk melakukan entry jurnal atas transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. WAKTU PEMBELAJARAN Jangka waktu yang diperlukan untuk memberikan materi ini adalah 240 menit.

Transcript of Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Page 1: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

MODUL

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PEMERINTAHAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari materi ini, peserta pelatihan akan memahami

prinsip-prinsip dan proses penjurnalan untuk entitas akuntansi dan

entitas pelaporan Pemerintah Daerah

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini, peserta pelatihan akan dapat:

1. Memahami Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

2. Memahami dan dapat menjelaskan prosedur untuk melakukan

entry jurnal atas transaksi-transaksi yang berhubungan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas.

WAKTU PEMBELAJARAN

Jangka waktu yang diperlukan untuk memberikan materi ini adalah 240 menit.

METODE PEMBELAJARAN

1. Paparan

2. Diskusi

3. Latihan Bersama (Diskusi Kelompok dan Kelas)

Page 2: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. LCD/Overhead Projector

2. White Board dan Spidol

3. Latihan Kasus

REFERENSI

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

Page 3: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

8 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 108, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4548);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4503);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4540);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pinjaman

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4574);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2007 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 4: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Indonesia Tahun 2007 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4576);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2007 tentang Hibah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 150,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

Page 5: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

DASAR-DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PADA PEMERINTAH DAERAH

1. KARATERISTIK AKUNTANSI

PEMERINTAH DAERAH

Perbedaan Akuntansi perusahaan bisnis berbeda dengan akuntansi organisasi pemerintahan

Akuntansi perusahaan bisnis berbeda dengan

akuntansi organisasi pemerintahan dalam hal sebagai

berikut:

PERUSAHAAN BISNIS PEMERINTAHAN

1 Tujuan:

Operasi Perusahaan Bisnis bertujuan

untuk memperoleh laba atau

meningkatkan kesejahteraan

pemegang saham yang sebesar-

besarnya.

Operasi Organisasi Pemerintahan

bertujuan untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat dan

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2 Tujuan pelaporan keuangan:

Menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja,

serta perubahan posisi keuangna

suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Menyajikan informasi keuangan yang

berguna bagi pemakai laporan untuk

menilai akuntabilitas.

3 Karateristik Kualitatif Informasi yang

mempunyai nilai manfaat

Lebih mengutamakan relevansi Lebih mengutamakan keandalan

(reliability).

4 Pemakai Utama Laporan Keuangan

Investor Masyarakat

Karyawan para wakil rakyat dan

lembaga pengawas dan

lembaga

Page 6: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Pemberi Pinjaman pemeriksa

Pemasok dan kreditor usahan

yang lain

pihak yang memberi atau

berperan dalam proses

donasi, investasi dan

pinjaman;

Pelanggan dan pemerintah

Pemerintah

Masyarakat

5 Jenis Laporan Keuangan

Laporan Utama:

Neraca Neraca

Laporan Laba Rugi Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan Perubahan Modal Catatan atas Laporan

Keuangan

Laporan Tambahan:

Laporan Kinerja Keuangan

Laporan Perubahan Ekuitas

6 Jenis Akun Laporan Laba Rugi

(Rekening Nominal)

Jenis Akun Laporan Realisasi

Anggaran (Rekening Nominal)

Pendapatan Pendapatan

Beban Belanja

Pembiayaan

(Penerimaan&Pengeluaran)

7 Jenis Akun Neraca

Aktiva Aset

Utang Kewajiban

Modal Saham Ekuitas

1. EDL

2. EDI

3. EDC

8 Pengakuan:

Pos yang memenuhi definisi suatu

unsur harus diakui kalau:

(a) ada kemungkinan bahwa

manfaat ekonomi berkaitan

Basis akuntansi yang digunakan

dalam laporan keuangan pemerintah

adalah basis kas untuk pengakuan

pendapatan, belanja, dan

Page 7: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

dengan pos tersebut akan

mengalir dari atau ke dalam

perusahaan;

(b) pos tersebut mempunyai nilai

atau biaya yang dapat diukur

dengan andal.

pembiayaan dalam laporan realisasi

anggaran dan basis akrual untuk

pengakuan aset, kewajiban, dan

ekuitas dalam neraca.

9 Standar Penyusunan Laporan

Keuangan:

Standar Akuntansi Keuangan PP 24 tahun 2005 Standar Akuntansi

Pemerintahan

Peraturan Perundang-undangan lain

10 Proses Penganggaran:

Proses dan format penyusunan

anggaran merupakan proses internal

manajemen perusahaan dan tidak

diatur dalam Standar Akuntansi.

Proses dan format penyusunan

diatur dengan perundang-undangan.

Anggaran yang dihasilkan

merupakan produk hukum

(peraturan perundang-undangan).

Page 8: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

2. SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Definisi Akuntansi

Definisi Akuntansi dalam

arti sempit sebagai

proses, fungsi, atau

praktik

Empat tahap dalam siklus akuntansi pemerintahan

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai:

seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau

praktik, akuntansi dapat diartikan sebagai:

proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan definisi tersebut, setidaknya ada empat

tahapan dalam siklus akuntansi pemerintahan, yaitu:

1. pencatatan,

2. penggolongan,

3. peringkasan

4. penginterpretasian laporan (hasil pencatatan,

penggolongan dan peringkasan transaksi).

Keempat tahapan dalam siklus akuntansi

tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi pada

Page 9: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Jenis transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD

Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi yang sah

Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi

perusahaan bisnis. Pembahasan dalam modul ini

dititikberatkan pada materi mengenai proses

pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi

atau peristiwa keuangan, khususnya dalam rangka

menyusun laporan realisasi anggaran.

2.1. Jenis Transaksi Keuangan

Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka

pelaksanaan APBD, pada dasarnya terdiri dari:

1. Transaksi Penerimaan Kas, yaitu semua

penerimaan Kas Daerah dalam periode tahun

anggaran tertentu.

2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua

pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun

anggaran tertentu.

Page 10: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi

keuangan selain penerimaan Kas Daerah dan

pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun

anggaran tertentu. Misal: transaksi koreksi

kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau

pemberian atau penerimaan donasi dalam bentuk

barang.

2.2. Media Akuntansi

Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan

APBD yang terdiri dari: penerimaan kas, pengeluaran

kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat,

digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan

Akuntansi berdasarkan Dokumen atau Bukti Transaksi

yang sah. Dokumen Transaksi merupakan dokumen

tertulis sebagai bukti terjadinya suatu transaksi

keuangan; sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari:

Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

Berdasarkan uraian tersebut, media untuk

melaksanakan proses akuntansi meliputi: Dokumen

atau Bukti Transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar dan

Buku Pembantu.

2.3. Dokumen Transaksi

Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-

formulir yang digunakan sebagai tanda bukti

terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu

peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan

dalam akuntansi. Contoh formulir pada setiap jenis

transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD

adalah sebagai berikut:

Page 11: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Transaksi

Keuangan

Dokumen/Bukti

1. Penerimaan Kas Surat Keputusan Pajak Daerah, Surat Keputusan Retribusi Daerah, Surat Tanda Setoran, Kuitansi Penerimaan Kas, dll.

2. Pengeluaran Kas Kuitansi Pengeluaran Kas, Faktur/Nota Pembelian, dll.

3 Selain Kas Bukti Memorial

Page 12: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Catatan Akuntansi terdiri dari Buku Jurnal, Buku Besar, dan Buku Pembantu

2.4. Catatan Akuntansi

Catatan Akuntansi, sebagaimana telah diuraikan

sebelumnya, terdiri dari:

1. Buku Jurnal yaitu merupakan catatan akuntansi

yang dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi sebagai

media untuk (1) mencatat transaksi keuangan

penerimaan kas berdasarkan dokumen transaksi

yang sah, dan (2) menggolongkan transaksi

keuangan ke dalam rekening-rekening (akun).

Transaksi keuangan yang telah dicatat dan

digolongkan ke dalam Buku Jurnal, selanjutnya

secara periodik diposting ke dalam Buku Besar.

2. Buku Besar yaitu merupakan catatan akuntansi

yang dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi sebagai

media untuk (1) meringkas catatan transaksi

keuangan yang telah digolongkan ke rekening-

rekening (akun), (2) memberikan informasi saldo

rekening-rekening dimaksud secara akumulatif.

Catatan akuntansi berupa kumpulan rekening-

rekening dalam Buku Besar selanjutnya secara

periodik disusun ke dalam Laporan Keuangan.

3. Buku Pembantu merupakan catatan akuntansi

yang dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi sebagai

media yang (1) melengkapi (merinci atau

menjabarkan) informasi rekening tertentu dalam

Buku Besar, dan (2) menjadi alat uji silang

terhadap rekening tertentu dimaksud dalam Buku

Besar.

Page 13: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Page 14: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam akuntansi menggunakan sistem berpasangan (double entry)

Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan sumber, yaitu Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana.

Proses pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi dalam akuntansi menggunakan

sistem berpasangan (double entry), artinya

pencatatan (penjurnalan) suatu transaksi keuangan

digolongkan/ atau melibatkan minimal ke dalam dua

jenis rekening.

Sistem pencatatan berpasangan berdasarkan

pada logika persamaan dasar akuntansi sebagai

berikut:

3.1. Persamaan Akuntansi untuk

Neraca

Persamaan struktur Neraca Daerah menunjukkan

hubungan antara Aset (A) di satu sisi dengan

Kewajiban (K) dan Ekuitas Dana (E) pada sisi yang

lain, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan

sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

atau

A = K + E

Aset, dalam bahasa sederhana dalam diartikan,

sebagai sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau

dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Dalam

persamaan dasar akuntansi tersebut, Aset merupakan

wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang

sama dengan sumber (darimana wujud kekayaan

tersebut diperoleh), yaitu Kewajiban ditambah

Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat

Page 15: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Kewajiban,diartikan sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu dibayar kembali

Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah Kewajiban

diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau

(penambahan) Ekuitas Dana. Demikian pula

sebaliknya, berkurangnya Aset dapat digunakan untuk

(pengurangan) Kewajiban dan/atau (pengurangan)

Ekuitas Dana.

Kewajiban, secara sederhana dapat diartikan,

sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat

transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran

sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu

dibayar kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi,

menunjukkan bahwa bertambahnya Kewajiban dapat

menyebabkan bertambahnya Aset dan/ atau

berkurangnya Ekuitas Dana. Demikian pula

sebaliknya, berkurangnya Kewajiban dapat

menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau

bertambahnya Ekuitas Dana.

Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang

merupakan selisih antara jumlah Aset dengan jumlah

Kewajiban. Dalam persamaan dasar akuntansi,

menunjukkan bahwa bertambahnya Ekuitas Dana

dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/atau

berkurangnya Kewajiban. Demikian pula sebaliknya,

berkurangnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan

berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya

Kewajiban.

3.2. Persamaan untuk Laporan

Realisasi Anggaran (LRA)

Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya

Page 16: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

merupakan proses pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi dalam rangka pelaksanaan

APBD. Persamaan struktur APBD menunjukkan

hubungan antara Pendapatan Daerah (P) dan Belanja

Daerah (B) di satu sisi, dan Pembiayaan berupa

Penerimaan Daerah (PT) serta Pembiayaan berupa

Pengeluaran Daerah (PK) pada sisi lainnya.

Dalam Struktur APBD, selisih antara Pendapatan

Daerah dengan Belanja Daerah (P – B) sama dengan

Surplus (S) atau Defisit (D), atau dinyatakan dalam

bentuk persamaan sebagai berikut:

P – B = S atau D

di mana:

P – B = S, jika P lebih besar daripada B

P – B = D, jika P lebih kecil daripada B

Surplus dialokasikan ke Pembiayaan berupa

Pengeluaran Daerah (PK). Artinya jika terjadi Surplus,

alokasi Surplus tersebut menambah Pembiayaan

berupa Pengeluaran Daerah (+PK). Sebaliknya jika

terjadi;

Defisit ditutup dari Pembiayaan berupa Penerimaan

Daerah (PT), artinya penutupan Defisit mengurangi

Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah (PT).

Dengan demikian Persamaan Struktur APBD:

P – B = S/D

dapat dikembangkan menjadi:

P - B = - PT + PK

Page 17: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Keuangan Daerah merupakan bagian dari pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Dasar Pengakuan dalam Akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas (cash basis) dan basis akrual (accrual basis)

Pengakuan dengan dasar kas akan mengakui suatu transaksi ekonomi dan kejadian lain, sehingga dapat dicatat dalam buku jurnal (ketika kas diterima di Kas Umum Daerah atau dibayarkan dari Kas Umum Daerah)

atau

B + PK = P + PT

Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan

Rekening Kas Umum Daerah yang menambah

ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,

dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara

pendapatan dan belanja selama satu periode

pelaporan.

Pembiayaan setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima

kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang

dalam penganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran.

3.3. Dasar Pengakuan

Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya

adalah bagian dari pelaksanaan Pengelolaan

Keuangan Daerah yang mencakup proses pencatatan,

penggolongan, dan peringkasan transaksi realisasi

Page 18: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Pengakuan dengan dasar akrual akan mengakui transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan

APBD dalam satu tahun anggaran, serta pelaporannya

pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.

Dasar Pengakuan dalam Akuntansi merupakan

prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan

(saat atau momentum) pengaruh/ transaksi/ kejadian

harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis

pengakuan pada umumnya ada dua yaitu basis kas

(cash basis) dan basis akrual (accrual basis).

Pengakuan dengan dasar kas akan mengakui

suatu transaksi ekonomi dan kejadian lain, sehingga

dapat dicatat dalam buku jurnal (ketika kas diterima

di Kas Umum Daerah atau dibayarkan dari Kas Umum

Daerah). Sedangkan pengakuan dengan dasar akrual

akan mengakui transaksi ekonomi dan peristiwa-

peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan

akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan

keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut,

bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau

dibayarkan.

Contoh transaksi yang membedakan basis kas

dan basis akrual adalah dalam peristiwa pada saat

pemerintah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD). Pengakuan dengan dasar kas tidak

akan mengakui pendapatan pada saat penerbitan

SKPD tersebut, karena pemerintah daerah belum

menerima kas. Namun, dalam pengakuan dengan

dasar akrual, pendapatan sudah diakui pemerintah

daerah pada saat penerbitan SKPD, walaupun

pemerintah belum menerima kas atas pendapatan

pajak tersebut.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan Daerah (PSAP) Nomor 01, transaksi-

Page 19: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

transaksi yang berhubungan dengan akun

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan diakui

dengan dengan dasar kas. Sedangkan transaksi-

transaksi yang berhubungan dengan aset, kewajiban,

dan ekuitas dana diakui dengan dasar akrual.

Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

kas atau setara kas diterima atau dibayar. Sedangkan

basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima

atau dibayar.

Pencatatan dalam Akuntansi Keuangan Daerah

secara berpasangan, oleh karena itu, berdasarkan

logika persamaan dasar akuntansi yang merupakan

gabungan dari Persamaan Struktur Neraca Daerah

dan Persamaan Struktur APBD sebagai berikut:

(1) Persamaan

Struktur Neraca: A = K + E

(2) Persamaan

Struktur LRA: B + PK = P +

PT

Kedua persamaan tersebut mempunyai hubungan

(artikulasi) sebagai berikut: bertambahnya P

menyebabkan bertambahnya E, sebaliknya

bertambahnya B menyebabkan berkurangnya E.

Berdasarkan artikulasi tersebut, penggabungan

kedua persamaan tersebut akan menghasilkan

formulasi sebagai berikut:

Page 20: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

A + B + PK = P + PT

A = K + E + (P + PT) – (B + PK)

atau

A + B + PK = K + E + P + PT

Persamaan Dasar Akuntansi yang digunakan sebagai

dasar pencatatan berpasangan dalam Akuntansi

Keuangan Daerah, yang pada dasarnya merupakan

proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan

transaksi realisasi anggaran berdasarkan basis

kas adalah sebagai berikut:

Karena persamaan tersebut menggunakan basis

kas maka akan membawa konsekuensi bahwa seluruh

transaksi akan selalu melibatkan kas, misalnya

penambahan Belanja (B) akan dilawankan dengan

pengurangan Aset (A) dalam wujud Kas. Demikian

juga penambahan Pendapatan (P) akan diimbangi

dengan penambahan Aset (A) dalam wujud Kas. Aset

(A) dalam persamaan tersebut secara spesifik

merupakan salah satu jenis aset yang berbentuk Kas

saja. Oleh karena itu, Persamaan Dasar Akuntansi

untuk Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai

berikut:

Sehingga transaksi-transaksi yang tidak

Persamaan (1) A (Kas) + B + PK = P + PT

Page 21: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

mempengaruhi kas dan, secara otomatis tidak

mempengaruhi rekening-rekening di Laporan Realisasi

Anggaran, akan mempengaruhi neraca langsung

dengan persamaan sebagai berikut:

A = K + E

Aset dalam persamaan di atas merupakan semua

jenis Aset yang berwujud selain kas. Oleh karena itu,

persamaan dasar akuntansi untuk neraca sebagai

berikut:

Persamaan (2) A (selain Kas) = K + E

Page 22: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3.4. Penerapan Persamaan

Akuntansi Struktur LRA

Berikut ini adalah beberapa contoh pencatatan

akuntansi terhadap transaksi keuangan Daerah yang

pada dasarnya merupakan pencatatan realisasi APBD

berbasis kas.

3.4.1. Transaksi Penerimaan

Kas

Contoh 1

Misal transaksi penerimaan kas yang berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor.

Catatan akuntansi secara berpasangan terhadap

transaksi tersebut, menggunakan Persamaan Dasar

Akuntansi sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (Kas) + B + PK = P + PT

Kas

Pajak Kendaraan Bermotor

+ +

Page 23: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Dalam transaksi tersebut, bertambahnya Kas berasal

dari (bertambahnya) Pendapatan Daerah berupa

Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam hal ini, rekening

yang terlibat adalah ASET (Kas) dan PENDAPATAN

(Pajak Kendaraan Bermotor).

Rekening Pendapatan Daerah dalam catatan

akuntansi dapat digolongkan sampai pada tingkat

Obyek Pendapatan. Dalam proses akuntansi,

transaksi tersebut dicatat dan digolongkan dalam

Buku Jurnal Penerimaan Kas serta diringkas dalam

Buku Besar pada rekening Kas dan rekening Obyek

Pendapatan. Jika ada rekening Rincian Obyek

Pendapatan akan dicatat dalam Buku Pembantu.

Contoh 2:

Jika terjadi transaksi penerimaan kas yang berasal

dari Dana Alokasi Umum, maka catatan akuntansinya

adalah sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

KasDana Alokasi

Umum

+ +

Page 24: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Transaksi dalam contoh 2, seperti halnya contoh 1:

penerimaan kas yang berasal dari Dana Alokasi Umum

dicatat secara berpasangan ke dalam 2 golongan

rekening, yaitu: Pendapatan Daerah dan Kas. Dalam

transaksi tersebut, bertambahnya Pendapatan berupa

Dana Alokasi Umum disertai dengan bertambahnya Kas.

Demikian pula jika terjadi transaksi yang sejenis dengan

penerimaan kas yang berasal dari Pendapatan Daerah,

pencatatan dan penggolongan transaksinya relatif sama

dengan contoh transaksi 1 dan 2.

3.4.2. Transaksi Pengeluaran

Kas

Pencatatan pada golongan rekening kas akan berbeda jika

terjadi transaksi pengeluaran kas, sebagaimana contoh 3

berikut ini.

Contoh 3:

Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk Belanja Alat

Tulis, maka catatan akuntansinya adalah sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

Kas Belanja ATK

- +

Page 25: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Transaksi dalam contoh 3: pengeluaran kas untuk Belanja

Alat Tulis, seperti contoh sebelumnya, dicatat secara

berpasangan ke dalam 2 golongan rekening, yaitu:

Belanja Daerah dan Kas. Dalam transaksi tersebut,

bertambahnya Belanja berupa Belanja Alat Tulis diikuti

dengan berkurangnya Kas.

Berbeda dengan transaksi penerimaan kas (contoh 1, 2),

yang menyebabkan bertambahnya rekening Kas,

transaksi pengeluaran kas (contoh 3) tersebut

mengakibatkan rekening Kas berkurang (-).

Klasifikasi rekening Belanja dalam catatan akuntansi

dapat digolongkan sampai pada tingkat Obyek Belanja.

Dalam proses akuntansi, transaksi tersebut dicatat dan

digolongkan dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas serta

diringkas dalam Buku Besar pada rekening Kas dan

rekening Obyek Belanja. Jika ada rekening Rincian Obyek

Belanja akan dicatat dalam Buku Pembantu.

Contoh 4:

Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk Belanja

Pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor, maka catatan

akuntansinya adalah sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

Kas Belanja Pemeliharaa

n Gedung

- +

Page 26: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan
Page 27: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Transaksi dalam contoh 4, seperti halnya contoh 3:

pengeluaran kas untuk Belanja Pemeliharaan Bangunan

Gedung Kantor dicatat secara berpasangan ke dalam 2

golongan rekening, yaitu: Belanja Daerah dan Kas. Dalam

transaksi tersebut, bertambahnya Belanja berupa Belanja

Pemeliharaan Bangunan Gedung Kantor diikuti dengan

berkurangnya Kas.

3.5. Penerapan Persamaan Akuntansi Struktur Neraca

3.5.1. Transaksi Selain Kas

Mekanisme pencatatan dan penggolongan transaksi

dalam akuntansi sebagaimana diberikan dalam contoh 1

sampai dengan contoh 4 berlaku untuk transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas yang mempengaruhi

LRA saja.

Dalam suatu tahun anggaran, kemungkinan terjadi

transaksi yang tidak berkaitan dengan penerimaan dan

pengleuaran kas, misalnya penerimaan bantuan berupa

barang.

Contoh 5:

Jika terjadi transaksi penerimaan bantuan berupa

seperangkat Komputer, maka catatan akuntansinya

adalah sebagai berikut:

Page 28: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Komputer EDI

+ +

Page 29: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Transaksi dalam contoh 5 merupakan transaksi yang tidak

berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, oleh

karena itu golongan rekening yang dicatat bukan rekening

Kas, melainkan dicatat ke dalam golongan rekening

Ekuitas Dana diInvestasikan (EDI) dan pasangannya adalah

rekening Komputer yang termasuk dalam golongan

rekening Aset.

Berbeda dengan transaksi sebelumnya yang melibatkan

golongan rekening Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

transaksi selain kas tidak terkait dengan rekening LRA. Hal

tersebut disebabkan karena pelaksanaan Anggaran

menggunakan basis kas. Disamping itu, penerimaan

bantuan/ donasi umumnya tidak dianggarkan secara

spesifik dalam APBD, sehingga pencatatannya tidak

berkaitan dengan golongan rekening APBD.

Dalam laporan keuangan, transaksi dalam contoh 5

disajikan dalam Neraca Daerah, yaitu menambah Aset dan

Ekuitas Dana diInvestasikan (EDI).

3.6. Contoh Penerapan Persamaan Akuntansi Struktur LRA dan Neraca

Ada beberapa macam transaksi-transaksi penerimaan dan

pengeluaran kas yang akan mempengaruhi baik rekening-

rekening di Laporan Realisasi Anggaran maupun rekening-

rekening di Neraca. Transaksi-transaksi yang memiliki

Page 30: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

karakteristik di atas, adalah:

3.6.1. Transaksi pengeluaran

kas yang dibebankan ke

belanja modal;

Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran

karena kas tunai sudah dikeluarkan dari Kas Umum Daerah

sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi lain, pengeluaran kas

untuk Belanja Modal tersebut akan menambah jumlah aset

(selain kas) karena belanja modal akan menghasilkan barang

yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Oleh

karena, itu pengeluaran kas untuk belanja modal harus dicatat

juga sebagai penambahan aset. Persamaan akuntansi untuk

transaksi pengeluaran kas untuk belanja modal adalah sebagai

berikut:Persamaan (1) A (Kas) + B + PK = P + PT

Kas (-) Belanja Modal (+)

Persamaan (2) A (selain Kas) = K + E

Aset Tetap (+) = EDI

(+)

Page 31: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Persamaan (2) yang mengikuti persamaan pertama

tersebut biasa disebut dengan jurnal korolari.

Contoh 6:

Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk membeli

Tanah, maka catatan akuntansinya adalah sebagai

berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (Kas) + B + PK = P + PT

Kas Belanja Modal Tanah

- +

KOROLARI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Tanah EDI

+ +

Page 32: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3.6.2. Transaksi penerimaan kas

yang perlakukan sebagai

penerimaan pembiayaan;

Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi

Anggaran karena kas tunai sudah diterima pada Kas

Umum Daerah sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi

lain, penerimaan kas yang diakui sebagai penerimaan

pembiayaan tersebut merupakan penerimaan kas pada

periode saat ini, yang harus dibayarkan dalam bentuk kas

pada periode-periode yang akan datang; sesuai dengan

definisi penerimaan pembiayaan. Dengan karakteristik

penerimaan pembiayaan sebagaimana disebut di awal,

maka pada dasarnya pemerintah mempunyai kewajiban

atau utang untuk membayar di masa datang sehubungan

dengan penerimaan kas saat ini (yang diakui sebagai

penerimaan pembiayaan tersebut). Oleh karena, itu

penerimaan kas yang diakui sebagai penerimaan

pembiayaan harus dicatat juga sebagai penambahan

Kewajiban.

Persamaan (1) A (Kas) + B + PK = P + PT Kas (+) = Penerimaan Pembiayaan

(+)

Persamaan (2) A (selain Kas) = K + E = Kewajiban (+) EDI (-)

Page 33: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Contoh 7:

Transaksi penerimaan kas, disamping berasal dari Pendapatan

Daerah, dapat juga berasal dari Pembiayaan berupa

Penerimaan Daerah, sebagaimana Contoh 3 dan 4 berikut ini.

Jika terjadi transaksi penerimaan kas yang berasal dari

Pinjaman Daerah, maka catatan akuntansinya adalah

sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

Kas

Pembiayaan-Penerimaan

Pinjaman

+ +

Transaksi dalam contoh 7, seperti contoh 1 dan 2 dicatat

dalam golongan rekening Kas. Perbedaannya terletak pada

golongan rekening pasangannya, bukan Pendapatan Daerah,

melainkan golongan rekening Pembiayaan berupa penerimaan

pinjaman.

KOROLARI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Utang EDI

+ -

Page 34: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Contoh 8:

Jika terjadi transaksi penerimaan kas berupa Transfer Dari

Dana Cadangan, maka catatan akuntansinya adalah sebagai

berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

Kas

Transfer Dari Dana Cadangan

+ +

Transaksi dalam contoh 8: penerimaan kas berupa Transfer

Dari Dana Cadangan dicatat secara berpasangan ke dalam 2

golongan rekening, yaitu: Kas dan Penerimaan Pembiayaan.

Penerimaan dari Dana Cadangan merupakan salah satu jenis

Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah, sehingga dalam

transaksi tersebut, bertambahnya Pembiayaan berupa

Penerimaan dari Dana Cadangan diikuti dengan bertambahnya

Kas.

Berdasarkan Contoh 1, 2, 7 dan 8, akuntansi mencatat secara

berpasangan ke dalam minimal 2 golongan rekening, yaitu:

rekening Realisasi Anggaran dan rekening Kas. Golongan

rekening APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas adalah

Pendapatan Daerah (P) dan Penerimaan Pembiayaa (PT).

KOROLARI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Page 35: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

Dana Cadangan

EDC

- -

Page 36: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3.6.3. Transaksi pengeluaran

kas yang dibebankan ke

pengeluaran pembiayaan;

Transaksi ini akan mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran

karena kas tunai sudah dikeluarkan dari Kas Umum Daerah

sesuai dengan prinsip basis kas. Pada sisi lain, pengeluaran kas

untuk yang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan tersebut

merupakan pengeluaran kas pada periode saat ini, yang harus

diterima kembali dalam bentuk kas pada periode-periode yang

akan datang; sesuai dengan definisi pengeluaran pembiayaan.

Dengan karakteristik pengeluaran pembiayaan tersebut, maka

pada dasarnya pemerintah mempunyai piutang yang diterima

kembali di masa datang atas pengeluaran kas saat ini (yang

diakui sebagai pengeluaran pembiayaan tersebut). Oleh

karena, itu pengeluaran kas yang diakui sebagai

pengeluaran pembiayaan harus dicatat juga sebagai

penambahan Piutang (atau sejenisnya) di Aset.

Contoh 9:

Jika terjadi transaksi pengeluaran kas untuk membayar

Kewajiban pokok, maka catatan akuntansinya adalah sebagai

berikut:

Persamaan (1) A (Kas) + B + PK = P + PT

Kas (-) Pengeluaran Pembiayaan (+)

Persamaan (2) A (selain Kas) = K + E

= Kewajiban (+) EDI

(+)

Page 37: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

KasPembayaran Kewajiban

Pokok

- +

Transaksi dalam contoh 9, seperti contoh 3, dan 4 dicatat

ke dalam golongan rekening Kas. Perbedaannya terletak

pada golongan rekening pasangannya, bukan Belanja

Daerah, melainkan golongan rekening Pengeluaran

Pembiayaan yang berupa Pembayaran Kewajiban/

Pinjaman Pokok merupakan salah satu jenis dari Kelompok

Pembiayaan berupa Pengeluaran Pembiayaan, sehingga

dalam transaksi tersebut, bertambahnya Pengeluaran

Pembiayaan (PK) diikuti dengan bertambahnya Kas.

KOROLARI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Kewajiban EDI

- +

Contoh 10:

Jika terjadi transaksi pengeluaran kas berupa pengeluaran

ke Dana Cadangan, maka catatan akuntansinya adalah

sebagai berikut:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Page 38: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

A + B + PK = P + PT

KasTransfer Ke

Dana Cadangan

- +

KOROLARI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A (selain Kas)

= K + E

Dana Cadangan

EDC

+ +

Dalam laporan keuangan, transaksi dalam contoh 9 disajikan

dalam Neraca Daerah, yaitu menambah Aktiva dan Ekuitas

Dana Donasi

Page 39: Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan

3.7. ATURAN PENDEBITAN DAN PENGKREDITAN REKENING

Untuk memudahkan proses pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi keuangan, digunakan:

1. Nomor Kode Rekening untuk mengidentifikasi

penggolongan rekening-rekening.

2. Debit atau Kredit untuk menunjukkan bertambah atau

berkurangnya nilai uang pada setiap rekening.

Bagan dan Nomor Kode Rekening dibahas dalam modul

tersendiri. Berikut ini adalah aturan pendebitan dan

pengkreditan yang menunjukkan bertambah atau

berkurangnya masing-masing golongan rekening.

A B PK U E P PT

DEBIT jika BERTAMBAH DEBIT jika

BERKURANG

KREDIT jika BERKURANG KREDIT jika

BERTAMBAH

Contoh:

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

A + B + PK = P + PT

Kas +

Di DEBIT

Pajak Kendaraan +

Bermotor

Di KREDIT

Kas –

Di KREDIT

Belanja ATK +

Di DEBIT