persaingan bisnis.doc
Transcript of persaingan bisnis.doc
MODUL 6
PERSAINGAN BISNIS
Dalam Bab 1, kita telah mempelajari level-level strategi, yaitu strategi korporat,
strategi bisnis, strategi fungsional dan strategi operasional. Kali ini kita akan
membicarakan strategi kompetitif atau strategi persaingan. Strategi ini bukan level
selanjutnya dari strategi yang tersebut sebelumnya, namun lebih merupakan sifat atau
karakteristik dari strategi-strategi di tiap level.
Hidup di dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian dan persaingan ini
tentunya memaksa kita untuk dapat menentukan strategi-strategi yang dapat
memenangkan lingkungan. Memang minimal adalah dapat bertahan hidup, dan lebih
dari itu, kita mampu menang bersaing melawan pesaing-pesaing yang ada. Untuk itu,
strategi yang kita buat pun harus kompetitif atau memiliki daya saing.
A. Strategi Generik Michael E. Porter
Porter (1980) mengajukan beberapa alternatif stategi kompetitif yang
muncul dari karakteristik dasar seorang konsumen. Pada dasarnya, konsumen
akan memutuskan, membeli/mengkonsumi atau tidak akan berdasar pada dua
pertimbangan, yaitu harga dan kualitas. U ntuk itu, strategi perusahaan perlu
diarahkan pada dua hal mendasar tadi.
Tujuan dari strategi kompetitif adalah mengunci gerak pesaing dengan
cara melakukan tindakan-tindakan yang lebih baik sesuai harapan dan keinginan
konsumen.
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 1
TIPE KUNGGULAN YANG DITAWARKAN
Biaya Rendah Diferensiasi
TA
RG
ET
PA
SA
R Luar
/Bes
ar Overall Low-Cost Leadership Strategy
Broad Differentiation
Strategy
Ce
ruk/
Nic
he Focused
Low-Cost Strategy
Generik
Focused Differentiation
Strategy
Best Cost Provider Strategy
Low-Cost Leadership Strategy
- Bisnis dijalan dengan biaya rendah dibanding pesaing
- Tujuannya untuk dapat menentapkan harga murah
- Strategi ini bisa dijalankan dengan membangun aktivitas rantai nilai yang efisien
Strategi ini akan berjalan efektif apabila :
- Konsumen sensitif terhadap harga
- Persaingan didominasi faktor harga
- Produk yang ditawarkan sama atau hampir sama penggunaannya
- Biaya perpindahan (switching cost) murah
- Pasar sangat luas
- Konsumen memiliki posisi tawar tinggi
Untuk mencapai keunggulan biaya, perusahaan memiliki dua alternatif strategi :
1. Mengendalikan sumber-sumber biaya
Sebelumnya kita kenali dulu sumber-sumber biaya :
- Skala ekonomi
Skala ekonomi perusahaan dapat ditingkatkan jika perusahaan mampu
melaksanakan aktivitas-aktivitas operasional dengan lebih efisien, lebih
murah pada volume output yang lebih besar. Skala ekonomi tinggi juga
dapat diperoleh jika perusahaan mampu membagi biaya riset dan
pengembangan dan iklan untuk volume penjualan yang lebih tinggi
- Kurva pengalaman atau kurva belajar
- Biaya pengadaan bahan baku utama
- Keterkaitan aktivitas dalam rantai nilai
- Unit-unit bisnis
- Integrasi vertikal dan outscourcing
- Status pendatang pertama
- Prosentase penggunaan kapasitas
- Pilihan-pilihan strategik dan keputusan-keputusan operasional
2. Menata ulang rantai nilai dengan mengurangi atau menghilangkan aktivitas-
aktivitas tertentu
- Berali keteknolog e-business
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 2
- Menggunakan pendekatan-pendekatan pemasaran dan penjualan langsung
ke pemakai akhir
- Menyederhanakan desah produk
- Menghilangkan feature tambahan, tawarkan produk utama
- Gunakan teknologi sederhana
- Hindari biaya pengadaan bahan baku yang mahal
- Jangan melayani semua permintaan konsumen
- Lakukan rekayasa proses bisnis
Differentiation Strategy
- Inti strategi ini adalah memproduksi produk yang lebih unik dan memberikan
nilai lebih bagi konsumen
- Strategi ini dinilai berhasil apabila keunikan produk tidak mudah ditiru oleh
pesaing
- Diferensiasi yang sukses akan menyebabkan perusahaan dapat menjadi
pengendaliharga di pasar dan memperoleh loyalitas konsumen karena
keinginan terpenuhi
Beberapa contoh produk yang menggunakan strategi diferensiasi :
- Aneka ragam feature (Microsof Windows, Microsoft Office, Nokia)
- Pelayanan super (Federel Express)
- Desain dan performa produk (BMW, Mercerdes)
- Prestiese (BMW, Mercedes)
Strategi diferensiasi tidak hanya dapat diperlukan pada produk tetapi di aktivitas-
aktivitas rantai nilai perusahaan yang lain seperti :
- Pembelian dan usaha-usaha mendapatkan bahan baku
- Riset dan pengembangan produk
- Pengembangan teknologi
- Aktivitas-aktivitas manufaktur
- Logistik keluar dan distribusi
- Pemasaran, penjualan, dan pelayanan konsumen
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 3
Kapan strategi diferensiasi bekerja dengan baik?
- Ada bayak cara membedakan produk sesuai keinginan konsumen
- Kebutuhan pembeli beraneka ragam
- Banyak cara menggunakan/mengkonsumei produk
- Hanya sedikit pesaing yang mengikuti strategi yang sama
- Perubahan teknologi dan inovasi produk berjalan cepat
Kelemahan dari strategi ini adalah :
- Inovasi produk mendorong tingginya biaya operasi
- Perusahaan harus melayani berbagai macam kebutuhan dan keinginan
Best-Cost Provider Strategy
Strategi ini bertujuanmemberikan nilai lebih pada konsumen. More value
for the money. Maksudnya, konsumen mau membayar lebih mahal karena
menginginkan nilai lebih atau manfaat produk. Untuk dapat mengimplementasikan
strategi ini, perusahaan harus memiliki sumberdaya dan kapabilitas untuk
mencapai kualitas optimal pada tingkat biaya dan harga yang lebih rendah
dibanding pesaing. Istilah best-cost provider digunakan karena strategi ini
menwarkan produk dengan harga terbaik (sebanding dengan kualitas yang
diberikan oleh produk). Resiko terbesar mengimplementasikan strategi ini adalah
perusahaan mendapat tekanan dari tuntutan/persyaratan yang diberikan oleh
strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Di satu sisi perusahaan memikirkan
beroperasi dengan biaya rendah, di sisi lain harus melakukan inovasi produk yang
mana hal ini justru akan menimbulkan kenaikan biaya.
Focused Strategy
Strategi low-cost dan diferensiasi tidak hanya diterapkan untuk produksi
massal atau melayani pasar besar, namun juga dapat dilakukan untuk melayani
pasar kecil atay yang kita sebut dengan ceruk pasar (niche). Strategi ini disebut
dengan strategi fokus, ada focused low-cost dan focused differentiation.
Strategi focused low-cost bisa diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
perseoranga yang memproduksi produk dengan merek-merek pribadi (hanya
dikenal kalangan tertentu). Perusahaan semacam ini tidak perlu mengeluarkan
banyak biaya untuk pengembangan produk (khususnya riset dan pengembangan),
biaya iklan, biaya tenaga penjual, dan biaya merek.
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 4
Sementara strategi focused differentiation justru banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang memiliki produk-produk massal, misalnya TOYOTA,
selain memproduksi mobil-mobil untukpasar besar, juga memproduksi mobil untuk
pasar kecil/ceruk pasar, namun dengan merek berbeda, misalnya Toyota Lexus.
Beberapa contoh produk yang menggunakan strategi ini adalah Hotel Amanjiwo di
Borobudur Jawa Tengah (harga per kamar per malam termurah lebih dari 2 juta
rupiah), mobil BMW built up (harga per unit mencapai lebih dari 1,5 milyar).
Kapan strategi fokus menarik digunakan?
- Ceruk pasar memiliki kemampulabaan yang tinggi (high profitability)
- Ceruk pasar memiliki kemampuan untuk tumbuh.
- Pemimpin pasar tidak tertarik untuk masuk ke ceruk itu
- Hambatan masuk tinggi bagi pesaing karena harus memiliki kapasilitas dan
kompetensi sumberdaya yang spesifik
Resiko menggunakan strategi fokus adalah :
- Perubahan selera konsumen akan menyebabkan perusahaan cepat
kehilangan konsumen
- Pesaing dapat dengan mudah mempelajari keunikan produk dan layanan yang
diberikan karena segmen yang dilayani kecil, sehingga sangat mungkin muncul
pesaing baru yang menawarkan produk dan layanan lebih baik
- Perusahaan harus selalu mengupdate keunggulan produk sesuai permintaan
pasar
Supelemen
Biaya Dipangkas, Nilai Bertambah
A. B. Susanto
Fenomena penerbangan bertarif murah belakangan ini ramai lagi dengan
tersiarnya kabar bahwa Jakarta-Johor Baru bakal bisa ditempuh dengan 100 ribu
saja bersama Air Asia. Hal ini mengingatkan kita bahwa fokus perbaikan kiernja
bisnis tidak saja dituntut dalam peningkatan revenue, tetapi juga program yang
menciptakan value yang lebih besar dengan biaya yang efisien.
Salah satu pemangkas biaya adalah jasa yang terkait dengan teknologi
informasi. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dan dampak dari
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 5
globalisasi telah menciptakan kondisi yang superkompetitif, dimana struktur
pembiayaan yang rendah sering menjadi faktor penentu sukses. Dalam
hubungannya dengan konsumen, revolusi IT telah memperpendek “Product
cycle”, mengurangi “time to market”, dan mengurangi biaya transaksi. Untuk
internal perusahaan, revolusi IT berkontribusi pada efisiensi dalam koordinasi,
manajemen sumber daya, monitoring, dan kontrol. Selain itu IT juga berkontriburi
pada perbaikan dalam predictability dan reliabilitas dari divisi SDM yang
memungkinkan “De-verticalization” atau fragmentasi, “Out-sourcing”, dan
“Globalisasi” dari supply chains.
Tetapi IT saja tentu tidak memadai, tetapi harus dibarengi dengan
efisiensi pada tiga unsur lainnya, yaitu finansial, proses bisnis, dan sumber daya
manusia. Dalam manajemen pembiayaan, Activity Based Costing (ABC)
merupakanteknik yang sesuai diterapkan untuk mengetahui berapa biaya yang
harus ditanggung untuk menghasilkan suatu produk/layanan. Sebagai piranti
manajemen, Activity Based Costing mendukung perbaikan proses bisnis menjadi
lebih efektif melalui pembiayaan yang transparan. Selain I tu, pemangkasanbiaya
dapat dilakukan dengan mengontrol anggaran dan meningkatkan efisiensi
operasional dengan menghapus pos yang tidak perlu, mengurangi cycle time, dan
mengubah fixed cost variabel cost. Kualitas layanan secara konvensional sering
diterjemahkan sebagai standar berbiaya tinggi yang kadang justru melebihi apa
yang dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya layanan berupa makanan yang
ditiadakan di penerbangan Air Asia. Mereka menganggap bahwa dalam perspektif
konsumen layanan tersebut bukan merupakan nilai tambah, dengan demikian
diserahkan kepada konsumen sebagai pilihan.
Dalam pendekatan proses bisnis, efisiensi bisa ditempuh dengan
memperbaiki dan menstabilkan kualitas dan reliabilitas sistem. Konsenttrasi pada
inovasi untuk menggaet keuntungan jangka panjang. Memisahkan dana dan
sumber daya antara bisnis inti dan layanan baru, serta meningkatkan tingkat
kompetisi dan menangkap momentum untuk masuk di pasar. Dalam hal ini, belajar
dari pengalaman pihak lain melalui benchmarking akan mengurangi resiko dan
biaya. Industrialisasi proses dengan melakukan standardisasi baik metodologi
maupun proses, integrasi dan automatisasi akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dengan biaya yang rasional. Termasuk dalam hal ini, menerapkan sistem
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 6
transaksi yang efisien dengan melakukan konsolidadi dari transprotasi, inventroi,
komunikasi, sampai pengiriman pada konsumen.
Pendekatan sumber daya manusia dilakukan dengan mempekerjakan
orang-orang kunci yang kompeten, ahli di bidangnya, dan mempertahankan
mereka dengan memberikan employee values. Selain itu kultur perusahaan
mendukung operasional yang efisien, bahkan dalam perusahaan yang menganut
cist leadership, kompetitor utama mereka bukan perusahaan lain dengan bisnis inti
sejenis, tetapi biaya itu sendiri.
Cost Leadership
Diantara strategi generik, low cost strategy agak jarang diperbincangkan
untuk produk-produk non-industri, dibandingkan strategi diferensiasi dan fokus.
Pembahasan untuk produk atau jasa yang berhubungan langsung dengan
konsumen non industrial biasanya berada diantara strategi diferensiasi dan
strategi fokus. Seolah strategi keunggulan biaya menyeluruh hanyalah milik
produk-produk industrial dan komoditi. Bahkan beberapa produk komoditi ditarik
ke strategi diferensiasi dengan proses branding.
Tetapi sejak produk-produk Cina membanjiri pasar dengan harga yang
tidak masuk akal murahnya, mereka boleh ditempel apa saja, kualtias tidak
meyakinkan, low cost strategy kembali bersinar. Berawal dengan strategi ‘asal
murah’, bahkan dengan melakukan peniruan, produk-produk mereka membanjiri
dunia. Mesin produksi berputar terus, SDM menjadi lebih berpengalaman dan
semakin terampil. Dengan semangat perbaikan yang mereka punyai, beberapa
industri Cina mulai memasuki tahapan kualitas yang dapat diterima konsumen,
walaupun dengan harga yangmasih murah. Artnya dengan harga yang masih
murah, terjadi peningkatan kualitas yang meningkatkannilai tambah bagi
konsumen.
Ingat, perceived value bagi konsumen adalah seberapa besar manfaat
yang mereka peroleh dibandingkan dengan pengorbanan (uang) yang mereka
keluarkan. Tidak semua konsumen bersedia atau mampu mengeluarkan uang
dalam jumlah besar, dan mereka bersedia menerima manfaat yang lebih sedikit.
Tak perlu dapat makan, dilayani parmugari cantik berpakain mahal, yang penting
dapat terbang dengan harga yang murah. Dan konsumen jenis ini masih banyak.
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 7
B. Strategi Kooperatif
Selain strategi generk yang telah kita bahas di atas, ada beberapa
alternatif strategi yang dapat kita adopsi untuk mencapai keunggulan bersaing.
Strategi-strategi yang akan kita bahas memiliki kesamaan yaitu menjalin
kerjasama dengan perusahaan lain, namun dengan berbagai macam cara.
1. Aliansi
Strategi dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan perusahaan
lain untuk memenuhi kebutuhan proses produksi. Beberapa perusahaan
memilih strategi ini dengan alasan efisiensi dan kualitas. Contoh terbanyak
adalah industri PC (personal computer). IBM menjalin kerjasama dengan lebih
dari 400 perusahaan yang menjadi pemasok komponen-komponen PC yang
dibuatnya. Microsoft menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang
siap mengembangkan perangkat lunak baru. Demikian juga dengan Coca cola,
beraliansi strategik dengan perusahaan lain untuk mensuplai kemasan baik
kaleng maupun botol.
Strategi aliansi tidak menyebabkan satu perusahaan menjadi sub-
oridinat perusahaan lain. Strategi ini justru akan membangun rantai nilai
perusahaan dalam lintas wilayah bahkan lintas negara. Masing-masing
perusahaan tetap bisa mengembangkan pasar sesuai tujuan masing-masing
tanpa terganttu dengan aktivitas rantai nilai bersama yang telah disepakati.
2. Merjer dan Akuisisi
Merjer dan akuisisi adalah menggabungkan dua atau lebih perusahaan
menjadi satu perusahaan. Bedanya, merjer dilakukan atas kesepakatan
bersama dan sharing modal, sementara dalam akuisisi terdapat proses
pembelian aset atau kepemilikian satu perusahaan terhadap perusahaan lain
yang diakuisisi. Contoh merjer adalah penggabungan empat bank di Indonesia
yaitu Bank Bumi Daya, Bank EXIM, Bank Dagang Negara, dan Bapindo
menjadi satu yakni Bank Mandiri. Contoh akuisisi adalah Tivella Inc., sebuah
perusahaan independen kecil yang berada di California, Amerka Serikat, dibeli
oleh Cisco Systems. Perusahaan berskala kecil yang berdiri pada tahun 2001
danhanya memiliki 10 karyawan dinilai memiliki prospek cerah. Perusahaan
tersebut mampu untuk membantu perluasan sistem distribusi video, gambar
dan informasi melalui desktop dari bisnis solusi Cisco Digital Media Systems.
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 8
Akuisisi juga bisa berlkau untuk merek produk saja. Seperti yang
dilakukanoleh PT. Unilever yang mengambil alih produk Taro (makanan ringan)
dari PT. Sari Murni Utama atau, PT Danone yang mengambil alih Aqua.
3. Integarsi Vertikal
Strategi integrasi vertikal adalah memperluas jaringan distribusi dan
pemasok. Strategi memperluas jaringan distribusi disebut dengan forward
integration, sedangkan memperluas jaringan pemasok disebut backward
integration.
4. Outsourcing dan Unbunding
Unbundling disebut juga dengan vertical disintegration yaitu
memfokuskan pada salah satu aktivitas rantai saja. Contohnya, PT. TIKI
(Titipan Kilat) yang fokus pada aktivitas distribusi saja. Sedangkan outsourcing
berarti menggunakan sumberdaya pihak lain (di luar perusahaan) untuk
menyelesaikan aktivitas perusahaan.
Gambar 3.2 Proses Vertikal Integrasi
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 9
Tidak ada integrasi
Backward integration
Forward integration
Pengolahan produk setengah
jadi
Bahan baku
Perakitan
Distribusi
Konsumen Pemakai
Pengolahan produk setengah
jadi
Perakitan
Bahan baku
Distribusi
Konsumen Pemakai
Pengolahan produk setengah
jadi
Bahan baku
Perakitan
Distribusi
Konsumen Pemakai
5. Strategi Ofensif/menyerang
6 (enam) tipe strategi ofensif
a. Menyamakan atau melebihi kekuatan pesaing
Salah satu serangan terbaik bagi pesaing adalah menantang lawan
dengan produk berkualitas sama atau produk berkualitas lebih dengan
harga murah. Atau yang lebih menantang lagi adalah mengepung lawan
dengan strategi potongan harga yang gil-gilaan. Namun hal ini tidak berlaku
apabila lawan atau pesaing memiliki kekuatan finansial yang bagus atau
malah lebih baik.
b. Manfaatkan kelemahan lawan
Strategi ini adalah dilakukan dengan cara :
- Jika pesaing lemah untuk menawarkan harga murah, tawarkan harga
spesial pada konsumen
- Jika pesaing lemah dalam hal distribusi dan cakupan wilayah,
konsentrasikan distribusi produk kita pada wilayah-wilayah yang tidak
didominasi produk pesaing
- Cari segmen-segmen yang belum terlayani pesaing
- Lakukan promosi merek yang gencar apabila merek produk pesaing
kurang dikenal
c. Serangan berbagai arah
Serangan berbagai arah misalnya diskon, bonus/hadiah, iklan gencar,
peluncuran produk baru
d. End-run offensive
Strategi ini dipilih untuk mengindari konfrontasi langsung dengan pesaing
misalnya :
- Meluncurkan produk baru yang dapat mengubah selera atau tren pasar
sehingga konsumen pesaing berbalik arah ke kita
- Menciptakan segmen baru
- Menerapkan teknologi terbaru
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 10
e. Serangan gerilya
Strategi ini cocok digunakan untuk penatang kecil. Prinsip strategi ini adalah
hid and run, sangat hati-hati dalam merebut pasar. Bahkan kalau mungkin
tidak kelihatan oleh lawan.
f. Preemptive strike
Perusahaan yang menggunakan strategi ini berarti menjadi “yang pertama”
di pasar. Perusahaan harus dapat memposisikan dirinya pertama kali di
benak konsumen
6. Strategi Defensif/bertahan
Tujuan utama strategi ini adlaah melindungi keunggulan bersaing yang dimiliki
perusahaan dan memperkuat posisi persaingan. Dua pendekatan dapat
dilakukan untuk mengimplementasikan strategi defensif ini, yaitu :
a. Menahan terbukanya peluang bagi penantang
b. Memberi tanda pada lawan bahwa sangat dimungkinkan terjadi pembalasan
7. Pionir
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 11
Kewirausahaan LanjutIr. Muji Indarwanto, MM.MT
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 12