Perkiraan besar sampel

17
PERKIRAAN BESAR SAMPEL Kelompok IV

Transcript of Perkiraan besar sampel

Page 1: Perkiraan besar sampel

PERKIRAAN BESAR SAMPEL

Kelompok IV

Page 2: Perkiraan besar sampel

Faktor-faktor yang diperlukan dalam estimasi besar sampel

Perbedaan hasil klinis atau effect size (d) Besarnya kesalahan tipe I (a) atau hasil

positif semu Power yang diperlukan (I-b); b =

kesalahan tipe II, atau hasil negatif semu Karakteristik data (simpang data atau

proporsi) Besar sampel

Page 3: Perkiraan besar sampel

x p

K = n x x pZ X Z X SB

K= konstantan = jumlah subjekd = delta, perbedaan hasil yang diamatiP = proporsi(untuk data nominal)Za = deviat baku normal untuk aZb = deviat baku normal untuk bSB = simpang baku (untuk data numerik)

Page 4: Perkiraan besar sampel

Perbedaan hasil klinis

Page 5: Perkiraan besar sampel

Keslahan dalam uji hipotesis

Hipotesis nol (H0) : menyatakan tidak ada perbedaan

Kesalahan tipe I (a) : besarnya peluang untuk menolak h0 pada sampel , padahal dalam populasi H0 benar (positif semu)

Kesalahan tipe II (b) : besarnya peluang untuk tidak menolak H0 yang sebenarnya harus ditolak (negatif semu)

Page 6: Perkiraan besar sampel
Page 7: Perkiraan besar sampel

Power penelitianPower suatu penelitian klinis, analog dengansensitivitas pada uji diagnostik. Kemampuan suatu penelitian untuk

mendapatkan beda yang secara statistik bermakna, bila dalam populasi tersebut ada.

Kekuatan untuk menolak hipotesis nol pada data penelitian, apabila dalam populasi terdapat perbedaan hasil klinis.

Nilai power adalah sebesar (1-b), bila b = 20% maka power = 80% (peluang mendeteksi perbedaan hasil klinis).

Makin besar power yang diinginkan, makin kecil b atau makin besar zb, dan makin bertambah besar sampel yang diperlukan

Page 8: Perkiraan besar sampel

Simpang Baku Nilai simpang baku diperolah dari penelitian

terdahulu (baik data sendiri atau data pustaka), atau dari pengalaman.

Simpang baku mempengaruhi besar sampel; makin besar simpang baku (variabilitas nilai numerik lebih besar), makin besar sampel yang diperlukan.

Besar sampel berbanding lurus dengan varians (kuadrat simpang baku s2)

Page 9: Perkiraan besar sampel

Frekuensi atau proporsi Studi deskriptif, proporsi variabel yang

diteliti diperkirakan dari pustaka Studi komparatif (misalnya uji klinis yang

membandingkan proporsi kesembuhan subyek pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan), proporsi kesembuhan kelompok kontrol diperoleh dari pustaka atau pengalaman, sedangkan perbedaan proporsi kesembuhan ditentukan berdasar judgment klinis

Makin kecil beda proporsi dua kelompok, makin besar sampel diperlukan

Page 10: Perkiraan besar sampel

Interval kepercayaan Lebar interval kepercayaan bergantung pada 3

faktor : Besar sampel > interval makin lebar dengan

berkurangnya besar sampel yang sekaligus menunjukkan power yang kecil

Karakteristik data > simpang baku (untuk data numerik) dan proporsi (nominal),

simpang baku yang lebih besar akan memperlebar interval kepercayaan, proporsi yang makin menjauhi nilai 0,50 akan menghasilkan interval kepercayaan yang makin asimetris

Derajat interval kepercayaan

Page 11: Perkiraan besar sampel

A. Besar sampel untuk data numerik

Simpang baku nilai rerata dalam populasi, s (dari pustaka)

Tingkat ketepatan absolut yang dinginkan, d (ditetapkan)

Tingkat kemaknaan, a (ditetapkan)Rumus:

Page 12: Perkiraan besar sampel

1. Uji hipotesis terhadap rerata dua populasi independen

Simpang baku kedua kelompok, s (dari pustaka)

Perbedaan klinis yang diingikan, x1-x2 (clinical judgment)

Kesalahan tipe I, (ditetapkan) Kesalahan tipe II, (ditetapkan)Rumus:

Page 13: Perkiraan besar sampel

2. Uji hiotesis terhadap rerata dua populasi berpasangan

Simpang baku dari rerata selisih, sd (dari pustaka)

Selisih rerata kedua kelompok yg bermakna, d (clinical judgment)

Kesalahan tipe I, (ditetapkan) Kesalahan tipe II, (ditetapkan)Rumus:

Page 14: Perkiraan besar sampel

B. Basar sampel untuk data nominal

1. Sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi

Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka)

Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, d (ditetapkan)

Tingkat kemaknaan, a (ditetapkan Rumus:

Page 15: Perkiraan besar sampel

2. Besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi

a. Dua kelompok independen Proporsi efek standar P1 (dari pustaka),

serta proporsi efek yang diteliti P1 (clinical judgment)

Tingkat kemaknaan, a (ditetapkan) Power atau zb (ditetapkan)Rumus:

Catatan : P=1/2 (P1+P2)

Page 16: Perkiraan besar sampel

b. Dua kelompok berpasangan

Proporsi subyak dengan respons yang diskordan, yakni jumlah subyak yang memberi respons berbeda dibagi dengan jumlah seluruh subyek; pada tabel 2X2 untuk hasil uji proporsi berpasangan proporsi diskordan = (b+c)/n

Kesalahan tipe I, (ditetapkan) Power atau zb (ditetapkan) d = beda proporsi yang klinis penting

(slinical judgment)

Page 17: Perkiraan besar sampel

C. Besar Sample Untuk Studi Kohort

1. Estimasi Interval kepercayaan resiko relatif