Perkembangan tasawuf

9

Click here to load reader

description

Perkembangan Tasawuf pada abad 3,4 & 5 H

Transcript of Perkembangan tasawuf

Page 1: Perkembangan tasawuf

1 | P a g e

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Ilmu Tasawuf

“Corak Ragam Tasawuf pada abad ke-3, 4 dan 5 H”

Shalawat serta salam tidak lupa marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi

Besar Muhammad saw, para sahabat, kaum kerabat dan kita pengikutnya hingga akhir

zaman.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,

karena kemampuan yang ada pada diri penulis sangat terbatas, untuk itu penulis mohon

maaf dan kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun

sebagai masukan kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan dukungan yang telah penulis terima

sehingga Makalah ini bisa diselesaikan.

Balikpapan, 9 Juni 2010

Saifun Nizar Al’Khuri

Page 2: Perkembangan tasawuf

2 | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3

BAB II ILMU TASAWUF ............................................................................................. 4

A. Perkembangan corak ragam Tasawuf pada Abad Ke- 3 Hijriyah ............ 4

B. Perkembangan corak ragam Tasawuf pada Abad Ke- 4 Hijriyah ............ 6

C. Perkembangan corak ragam Tasawuf pada Abad Ke- 5 Hijriyah ............ 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8

a) Kesimpulan .................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

Page 3: Perkembangan tasawuf

3 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau

aspek spiritual dalam Islam. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih

menekankan aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya. Dalam kaitannya dengan

kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia yang

fana. Orang yang ahli dalam tasawuf disebut dengan seorang sufi. Seorang sufi

menekankan aspek rohaninya daripada aspek jasmaninya. Seorang sufi selalu

berusaha untuk dekat dengan Tuhan- nya. Dan untuk mencapai itu, terdapat

tingkatannya, yaitu tobat , zuhud , sabar , kefakiran kerendahan hati, takwa ,

tawakkal , kerelaan , cinta , ma'rifat. Dan dalam makalah ini akan mencoba

membahas tentang pengertian tasawuf, sejarah pertumbuhan dan perkembangan

tasawuf, penyebaran serta perjalanan tasawuf

b. Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan Ilmu Tasawuf ?

Bagaimana perkembangan corak ragam Tasawuf pada abad ke-3, 4 dan 5

Hijriyah ?

c. Tujuan

untuk mengetahui pengertian Ilmu Tasawuf, dan mengetahui bagaimana

perkembangannya.

Page 4: Perkembangan tasawuf

4 | P a g e

ILMU TASAWUF

Tasawuf ialah suatu ketekunan dalam beribadah, persembahan yang berhubungan

langsung dengan Allah (sufi), menjauhkan diri dari hal kemewahan duniawi, berlaku zuhud

terhadap yang di buru oleh kebanyakan manusia, seperti kelezatan dan harta benda dan

selalu menghindarkan diri dari makhluk di dalam berkhalwat (mengasingkan diri) untuk

beribadah.

Pada abad ke-1 dan ke-2 hijriah perkembangan tasawuf disebut dengan fase zuhud

(asketisme), yang dimana para sufi tidak terlalu mementingkan makanan enak, pakaian

mewah, harta benda melimpah, rumah megah, tahta, pangkat, jabatan dan wanita cantik,

tetapi mereka lebih mementingkan beramal ibadah untuk kepentingan akhirat dengan rajin

mendekatkankan diri kepada Allah.

A. Perkembangan corak ragam tasawuf pada Abad Ke- 3 Hijriyah

Dengan datangnya abad ketiga Hijriyah ini, para sufi mulai menaruh perhatiannya

terhadap hal-hal yang berkenaan dengan jiwa dan tingkah laku. Perkembangan faham dan

akhlaq sufi ditandai dengan upaya menegakkan akhlaq di tengah terjadinya dekadensi moral

yang sedang berkembang di masa itu, sehingga di tangan para sufi tasawuf pun berkembang

menjadi ilmu akhlaq. Pemberian contoh dalam kehidupan sehari-hari para sufi, akhirnya

dapat mendorong kemajuan perubahan pada pola tingkah masyarakat dari yang lebih

cenderung mengejar keduniaan yang membuat masyarakat di masa itu lupa pada Allah

berubah menjadi masyarakat berakhlaqul karimah.

Ajaran akhlaq para sufi ini menjadikan tasawuf terlihat sebagai amalan yang sangat

sederhana dan mudah dipraktekkan oleh semua orang. Kesederhanaan para sufi dapat

dilihat dari kesederhanaan alur pemikiran. Tasawuf pada jalur kesederhaan ini banyak

ditampilkan oleh 'ulama sufi salafi di masa itu. Perhatian para sufi di masa itu lebih tertuju

kepada realitas pengalaman ke Islaman yang dipraktekkan dalam kehidupan serhari-hari

yang disebut dengan akhlaqul karimah. Mereka menampilkan ajaran tasawuf lewat akhlaq

terpuji dengan maksud memahami kandungan batiniah ajaran Islam yang mereka nilai

mengandung banyak anjuran untuk beraklak mulia.

Page 5: Perkembangan tasawuf

5 | P a g e

Kondisi ini mulai berkembang di tengah kehidupan lahiriyah yang sangat formal dan

cenderung kurang diterima oleh mereka yang mendambakan konsistensi pangamalan ajaran

Islam sampai pada aspek terdalam. Oleh karena itu, ketika para sufi menyaksikan ketidak

beresan akhlaq di sekitarnya, mereka menemukan kembali akhlaq mulia, pada masa ini

tasawuf lebih identik dengan akhlaq.

Pada abad ketiga ini terlihat perkembangan tasawuf sangat pesat, ditandai dengan

adanya segolongan sufi yang mendalami inti ajaran tasawuf, sehingga didapati ada 3 inti

ajaran tasawuf, yaitu:

1. Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa, yaitu ajaran tasawuf yang berisi suatu metode

yang lengkap tentang pengobatan jiwa. Ajaran ini mengkonsentrasikan kejiwaan

manusia kepada Allah, sehingga ketegangan kejiwaan akibat pengaruh keduniaan

dapat teratasi dengan sebaik-baiknya. Inti ajaran tasawuf yang satu ini menjadi dasar

teori para psikiater zaman sekarang ini dalam mengobati pasiennya.

2. Tasawuf yang berintikan ilmu akhlaq, yaitu di dalamnya terkandung petunjuk

tentang cara berbuat baik dan cara menghindari keburukan. Ajaran ini lengkap

dengan riwayat dari kasus-kasus yang pernah dialami oleh para sahabat Nabi. Dari

ajaran inilah munculnya ilmu akhlaq.

3. Tasawuf yang berintikan metafisika, yaitu ajaran tasawuf yang berintikan hakikat

Tuhan. Dari ajaran inilah munculnya ilmu tauhid, ilmu aqidah, ilmu qalam dan ilmu

filsafat.

Tokoh-tokoh sufi tersebut antara lain seperti Haris al-Muhasibi (Basrah, 165 H-

Baghdad, 243 H) ia banyak mengkaji dan mengajarkan disiplin diri (Muhasabah).

Pembicaraannyayang lebih rinci tentang itu tertuang dalam karyanya ar-Ri’ayat li Huquq

Allah (Menjaga Hak Allah) yang banyak mempengaruhi al-Ghazali dalam menyusun

karyanya, Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu Agama).

Dikalangan sufi filsafat, terdapat Zunun al-Misri (180-246 H). ia adalah seorang sufi

yang juga ahli Kimia, mengetahui tulisan hieroglif Mesir kuno dan akrab dengan

pengetahuan hermetis (kedap udara). Dalam buku-buku biografi para sufi, ia sering disebut

sebagai tokoh legendaries. Dalam tasawuf ia dikenal sebagai Bapak Teori Ma’rifat.

Menurutnya, pengetahuan tentang Tuhan mempunyai tiga tingkatan, yaitu:

Page 6: Perkembangan tasawuf

6 | P a g e

(1) pengetahuan awam, yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan perantara ucapan

syahadat; (2) pengetahuan ulama, yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan alat logika dan

akal; (3) pengetahuan sufi (arif), yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan hati sanubari.

B. Perkembangan corak ragam tasawuf pada Abad Keempat Hijriyah

Abad keempat hijriyah ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dari

sebelumnya, karena upaya maksimal dari 'ulama tasawuf dalam pengembangan dakwahnya

masing-masing, sehingga kota Baghdad yang hanya satu-satunya kota terkenal sebagai

pusat kegiatan tasawuf terbesar sebelumnya tersaingi oleh kota-kota besar lainnya.

Upaya untuk mengembangkan ajaran tasawuf di luar kota Baghdad dipelopori oleh

beberapa 'ulama tasawuf yang terkenal kesufiannya, yaitu:

1. Musa Al-Anshory: Mengajarkan ilmu tasawuf di Khurasan (Persia atau Iran), wafat di

Khurasan pada tahun 320 H.

2. Abu Hamid Bin Muhammad Ar-Rubazy: Mengajarkan ilmu tasawuf di Mesir dan

wafat di Mesir pada tahun 322 H.

3. Abu Zaid Al-Adamy: Mengajarkan ilmu tasawuf di Saudi Arabiyah dan wafat di sana

pada tahun 314 H.

4. Abu Ali Muhammad Bin Abdul Wahab As-Saqafy: Mengajarkannya di Naisabur dan

kota Syaraz hingga ia wafat di tahun 328 H.

Di abad keempat ini pula para sufi membagi inti ilmu menjadi 4 tingkatan atau 4

tahapan, yaitu:

1. lmu Syari'at.

2. lmu Tariqat.

3. lmu Hakikat.

4. lmu Ma'rifat.

Page 7: Perkembangan tasawuf

7 | P a g e

C. Perkembangan Tasawuf pada abad ke-5 H

Pada abad ke-5 H, boleh dikatakan sebagai masa kemunduran tasawuf filsafat dan

berjayanya tasawuf Suni. Hal ini terutama didukung oleh keunggulan aliran Asy’ariyaah

dalam teologi yang sejalan dengan tasawuf Suni.

Diantara tokoh tasawuf yang muncul pada abad ke-5 H adalah Abu Qasim Abdul Karim

al-Qusyairi (376-466 H), penulis ar-Risalah al-Qusyairiyah, sebuah kitab tasawuf yang

mengangkat kerangka teoritis tasawuf walaupun kajiannya agak umum dan ringkas. Oleh

sebab itu , buku tersebut banyak mendapat perhatian dari ulama tasawuf sesudahnya.

Tokoh lainnya yang muncul pada masa ini adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad

al-Ansari al-Harawi (396-481 H) dengan karyanya Manazil as-Sa’irin ila Rabb al-‘Alamin

(kedudukan orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah). Dalam karyanya yang

ringkas tersebut ia menuraikan maqamat para sufi yang menurutnya mempunyai awal dan

akhir. Makam yang terakhir tidak akan bisa berdiri utuh kecuali diatas landasan awalnya,

yaitu ikhlas dan dilaksanakan atas sunnah. Sebagai penganut Mazhab Hanbali, al-Harawi

terkenal sebagai penentang tasawuf filsafat yang dibawa oleh al-Bustami dan al-Hallaj.

Puncak kecemerlangan tasawuf pada abad ke-5 H adalah pada masa al-Ghazali yang

karena ilmu dan kedudukannya yang tinggi dalam islam ia diberi gelar Hujjatul Islam. Al-

Ghazali menempuh dua masa kehidupan yang berbeda. Pertama, ketika ia dalam kondisi

penuh semangat dalam menimba ilmu, mengajar, dan penuh gairah dalam kedudukan

sebagai guru besar di Perguruan Nizhamiyah hyang senantiasa diliputi oleh harta duniawi.

Kedua, masa syak (ragu) terhadap kebenaran ilmu yang didapatnya dan terhadap

kedudukan yang dipegangnya. Akhirnya keraguan itu terobati dengan pengamalan

tasawufnya. Hal ini terjadi diakhir mas pertamanya dan merupakan masa peralihannya.

Maka bagian kedua dari kehidupannya dijalani dengan ketentraman dan keheningan

tasawuf. Pada masa inilah ia banyak menulis tentang tasawuf.

Page 8: Perkembangan tasawuf

8 | P a g e

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

Tasawuf ialah suatu ketekunan dalam beribadah, persembahan yang

berhubungan langsung dengan Allah (sufi), menjauhkan diri dari hal kemewahan

duniawi, berlaku zuhud terhadap yang di buru oleh kebanyakan manusia.

tasawuf adalah suatu metode penyucian jiwa dan pembening hati, yang menjadi

bekal utama manusia dalam menggeluti ranah kehidupannya yang pada dasarnya

tidak pernah terlepas dari berbagia macam persoalan. Tasawuf membimbing

manusia dalam pengembangan kinerja ukhrawi dan sekaligus juga duniawi.

Page 9: Perkembangan tasawuf

9 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

1. DRS. H. Ahmad Syahruddin, S.Th.I, mengenal Ilmu Tasawuf

2. www.google.com