Perkembangan Program KB Di

9
Perkembangan Program KB di Indonesia Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah : 1. Jumlah besarnya penduduk 2. Jumlah pertumbuhan penduduk 3. Jumlah kematian penduduk 4. Jumlah kelahiran penduduk 5. Jumlah perpindahan penduduk TeoriMalthus Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin); Possitive checks(bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan). Kontroversi Teori Malthus Salah sama sekali, karena mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal dan perencanaan produksi. Pengikut Malthus (Neo Malthusionism), berpendapat:

description

pdf

Transcript of Perkembangan Program KB Di

Perkembangan Program KB diIndonesia

Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah :1. Jumlah besarnya penduduk2. Jumlah pertumbuhan penduduk3. Jumlah kematian penduduk4. Jumlah kelahiran penduduk5. Jumlah perpindahan penduduk

TeoriMalthusMalthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam Essay on Population, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara lainPreventive checks(penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin);Possitive checks(bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).Kontroversi Teori MalthusSalah sama sekali, karena mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal dan perencanaan produksi. Pengikut Malthus (Neo Malthusionism), berpendapat: untuk mencegah laju cepatnya peningkatan penduduk dilakukanMethode Birth Controldengan menggunakan alat kontrasepsi.Pengikut MalthusPengikut teori Malthus antara lain Francis Flace (1771 1854) : menulis buku yang berjudul Illustration And Proofs of The Population atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Richard Callihie (1790 1843) : menulis buku Whats love ? (Apakah Cinta Itu?).Any C. Besant (1847-1933) : menulis buku berjudul Hukum Penduduk, Akibatnya dan Artinya Terhadap Tingkah Laku dan Moral Manusia.dr. George Drysdale : keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral.Sejarah Lahirnya Keluarga BerencanaSebelum abad XX, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan hidup anak karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan membunuh bayi yang sudah lahir, melakukan abortus dan mencegah/ mengatur kehamilan. KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX.Di Inggris, Maria Stopes.Upaya yg ditempuh u/ perbaikan ekonomi keluarga buruh dg mengatur kelahiran. Menggunakan cara-cara sederhana (kondom, pantang berkala).Amerika Serikat, Margareth Sanger.Memperoleh pengalaman dari Saddie Sachs, yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan. Ia menulis bukuFamily Limitation(Pembatasan Keluarga). Hal tersebut merupakan tonggak permulaan sejarah berdirinya KB.Perkembangan KB di Indonesia1. Periode Perintisan dan Peloporan2. Periode Persiapan dan PelaksanaanPeriode Perintisan dan Pelaporan1. Sebelum 1957 Pembatasan kelahiran secara tradisional (penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah coitus).2. Perkembangan birth control di daerah Berdiri klinik YKK (Yayasan Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang : berdiri klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang, Medan).Periode Persiapan dan PelaksanaanTerbentuk LKBN (Lembaga Keluarga Berencanan Nasional) yang mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga dan rakyat. Bermunculan proyek KB sehingga mulai diselenggarakan latihan untuk PLKB (Petugas Lapangan keluarga Berencana).Organisasi KB1. PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)2. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan Sam Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas prakarsa dari dr. Soeharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M. Judono, dr. Hanifa Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio.Pelayanan yang diberikan berupa nasehat perkawinan termasuk pemeriksaan kesehatan calon suami isteri, pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dalam perkawinan dan pengaturan kehamilan.Visi PKBIMewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.Misi PKBIMemperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggungjawab dalam keluarga Indonesia melalui pengembangan program, pengembangan jaringan dan kemitraan dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang kependudukan secara umum, dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yang berkesetaraan dan berkeadilan gender.BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional.Penanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga Berencana.Dasar pertimbangan pembentukan BBKBN1) Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan jalan lebih memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia. 2) Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik masyarakat maupun pemerintah secara maksimal. 3) Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.Tugas pokok BBKBN1) Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit pelaksana. 2) Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional. 3) Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah. 4) Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara asing maupun badan-badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 5) Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.Pelita I yaitu tahun 1969-1974 daerah program Keluarga Berencana meliputi 6 propinsi yaitu Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali). Merupakan daerah perintis dari BKKBN.Tahun 1974 muncul program-program integral (Beyond Family Planning) dan gagasan tentang fase program pencapaian akseptor aktif.Berdasar Keppres 38 tahun 1978 BKKBN bertambah besar jangkauan programnya tidak terbatas hanya KB tetapi juga program Kependudukan.

Perkembangan BBKBN dimasa sekarangVISI: keluarga berkualitas 2015.MISI: Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.Tugas pokok: Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Landasan hukumTAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN; UU No. 22/1999 ttg OTODA; UU No. 10/1992 ttg PKPKS; UU No. 25/2000 ttg PROPENAS; UU No. 32/2004 ttg PEMERINTAHAN DAERAH; PP No. 21/1994 ttg PEMBANGUNAN KS; PP No. 27/1994 ttg PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN; KEPPRES No. 103/2001; KEPPRES No. 110/2001; KEPPRES No. 9/2004; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 10/2001; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 70/2001Filosofi BBKBN adalah menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga berencana.Grand Strategi:1) Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB; 2) Menata kembali pengelolaan program KB; 3) Memperkuat SDM operasional program KB; 4) Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB; 5) Meningkatkan pembiayaan program KB.Nilai-nilai yang terkandung dalam grand strategi adalah integritas, energik, profesional kompeten, partisipatif, konsisten, organisasi pembelajaran, kreatif/ inovatifKebijakan dari adanya grand strategi adalah pndekatan pemberdayaan, pendekatan desentralisasi, pendekatan kemitraan, pendekatan kemandirian, pendekatan segmentasi sasaran, pendekatan pemenuhan hak (rightbased), pendekatan lintas sektor.Strategi1. Re-Establishment adalah mmbangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional sampai ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.2. Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan dukungan oleh segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah.Tujuannya adalah : 1) Keluarga dengan anak ideal; 2) Keluarga sehat; 3) Keluarga berpendidikan; 4) Keluarga sejahtera; 5) Keluarga berketahanan; 6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya; 7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS )Program KB1. Keluarga berencana2. Kesehatan reproduksi remaja3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas5. Keserasian kebijakan kependudukan6. Pengelolaan SDM aparatur7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negaraReferensiArjoso, S.Rencana Strategis BKKBN.Maret, 2005.Pusat Pendidikan dan Pelatihan BKKBN.Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan. Jakarta, 1981.Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.www.bkkbn.go.id

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-program-kb-di-indonesia_03.html