Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan …dkksalatiga.org/files/80061612DISPLAYMDGS.pdf ·...
-
Upload
nguyentruc -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan …dkksalatiga.org/files/80061612DISPLAYMDGS.pdf ·...
Salatiga, 18 November 2015
Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Pencapaian Target MDG’s
Tahun 2015
Sepuluh tahun yang lalu, pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan Persatuan
Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara menyepakati
Deklarasi Milenium yang menegaskan kepedulian utama secara global terhadap kesejahteraan
masyarakat dunia. Tujuan Deklarasi yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals – MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan
mengartikulasi satu gugus tujuan yang berkaitan satu sama lainnya ke dalam agenda pembangunan dan
kemitraan global. Setiap tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator yang
terukur, yaitu : terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender,
perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan
hidup, dan kerjasama global. MDGs yang didasarkan pada konsensus dan kemitraan global ini, juga
menekankan kewajiban negara maju untuk mendukung penuh upaya tersebut.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan Pembangunan Millenium ( MDGS )
berkomitmen mewujudkan delapan tujuan tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dan kualitas hidup yang lebih baik. Secara Nasioanl, komitmen tersebut dipertegas pada RPJMN 2010
– 2014 dan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pembangunan yang berkeadilan.
Pemerintah kabupaten / kota sebenarnya tidak wajib untuk menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan
Pencapaian Tujuan Millenium, namun demikian Pemerintah Kota Salatiga berkomitmen untuk mendukung
upaya Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam upaya pencapaian target
MDGS,sehingga pemerintah Kota Salatiga menyelesaikan RAD Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Millenium Development yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-
D) Kota Salatiga Tahun 2011 – 2016, yang ditunjukkan dengan keselarasan Visi Misi Pemerintah Kota Salatiga
sebagai berikut “Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat” dengan 7 Goals MDGS.
1. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 tentang RPJMD Kota
Salatiga Tahun 2011-2016.
2. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 2013 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Salatiga.
3. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.
4. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 705-05/133/2014 tentang Tim Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan Program Percepatan Pencapaian Target MDG’s.
MAKSUD
1. Agar Pelaksanaan Program Percepatan Pencapaian targetMDG’s dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas program dapattercapai.
2. Memotivasi Penanggung Jawab Program di DKK, agar lebihmemusatkan perhatian pada pencapaian program yangtelah ditetapkan.
TUJUAN
1. Menyajikan informasi tentang perkembanganpelaksanaan program MDGS
2. Mengetahui apakah tujuan yang telahditetapkan dapat dicapai, apakah programtelah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3. Sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaanprogram selanjutnya.
ANGGARAN MDG’sTAHUN 2015
Anggaran MDG’s Kota Salatiga
Rp.
101.020.468.000
No Program Alokasi Dana
1C Menurunkan hingga
setengah proporsi
penduduk yang
menderita kelaparan
274.000.000
4 Menurunkan Angka
Kematian Anak
165.000.000
5 Meningkatkan
Kesehatan Ibu
98.000.000
6 Memerangi HIV/AIDS
Malaria dan Penyakit
Menular Lainnya
255.000.000
7 Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
150.00.000
Jumlah 942.000.000
Anggaran MDG’s Dinas Kesehatan Kota Salatiga Rp
942.000.000
APBD Kota Salatiga Tahun 2015 :
Rp.810.130.111.000
Tujuan/Goal Alokasi Dana Realisasi (s.d. Tribulan
III)
% Seksi Pengampu
1c Menurunkan hingga
setengahproporsi
penduduk yang
menderita kelaparan
274.000.000 207.376.150 75,68 Seksi Gizi
4 Menurunkan Angka
Kematian Anak
165.000.000 44.259.550 26,82 Seksi Kesga
Seksi P3
5 Meningkatkan
Kesehatan Ibu
98.000.000 51.002.710 52,04 Seksi Kesga
Tujuan/Goal Alokasi Dana Realisasi (s.d. tribulan
III)
% Seksi Pengampu
6 Memerangi HIV/AIDS Malaria dan Penyakit Menular Lainnya
255.000.000 77.931.800 30,56 P2 ( Pencegahan Penyakit )
7 Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
150.00.000 35.693.225 23,80 PL(Penyehatan Lingkungan)
Jumlah Goal 1 - 7
942.000.000 416.263.435 44,189
Tujuan/Goal Alokasi Dana Realisasi (s.d. Tribulan III)
% Seksi Pengampu
7 Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
150.000.000 35.693.225 23,80 PL
Jumlah Goal 1 - 7
942.000.000 338.331.635 35,92
1C. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 2010 –Tribulan III Tahun 2015
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015
Ket
Prevalensi Balita dengan BB rendah /kekurangan gizi
7,66 7,02 6,38 5,5 2,76 4,46 3,84 (351 kasus)
Sudah terpenuhi
Prevalensi Balita Gizi Buruk
0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,03 ( 3 kasus)
Belum terpenuhi
Prevalensi Balita Gizi Kurang
4,47 4,21 2,48 2,01 2,29 3,64 3,46 Sudah terpenuhi
Proporsi penduduk dengan asupan kalori dibawah tingkat konsumsi minimal1400 kkal2200
14,47%
61,68%
14,47%61,86%
12,98%
55,23%
6,98%
32,55%
0%
18,96%
8,50%
35,3%
Dalam proses
2010 2011 20122013
20142015
7.667.02
6.385.5
2.76 3.84
Prevalensi Balita dengan BB rendah/kurang gizi
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
2010 2011 2012 2013 2014 2015
0.03 0.03 0.03 0.03
0.02
0.03
Balita Gizi Buruk Series 2 Series 3
20102011
20122013
20142015
4.474.21
2.482.01 2.29
3.46
Balita Gizi Kurang
Status gizi balita dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial-budaya masyarakat seperti :
(i) kesulitan dalam mendapatkan makanan yang berkualitas, terutama disebabkan oleh kemiskinan;(ii) perawatan dan pengasuhan anak yang tidak sesuai karena rendahnya pendidikan ibu;
Melakukan kerjasama lintas sektor, denganmemperkuat institusi yang bertanggung jawab untuk perbaikan gizi. Terjadinya masalah kekurangan gizi bersifat multi dimensi, namun kebijakan dan program perbaikan gizi masih dilakukan secara sektoral.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan kegiatan : Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi dengan sistem GIS, pola
pendataan prioritas pada daerah rawan gizi, pelacakan balita gizi buruk. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, GAKY, Kurang
Vitamin A dan Kekurangn Gizi Mikro lainnya. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi. Intervensi Gizi Masyarakat Miskin, deangan memperkuat program
perbaikan gizi berbasis masyarakat. Peranan masyarakat dalam upaya perbaikan gizi terutama dilaksanakan melalui Posyandu.
Peningkatan Derajat Kesehatan Bagi MasyarakatProgram Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan : Perbaikan Gizi Masyarakat : Meningkatkan praktek pemberian ASI ekslusif. Hal tersebut kemudian oleh
Pemerintah Kota Salatiga diimplementasikan melalui gerakan Program Inisiasi Menyusui Dini.
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
4A menurunkan Angka Kematian Balita Hingga 2/3 Dalam Kurun 2010 –Tribulan III Tahun 2015
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015
Ket
AKB per 1000 kelahiran hidup
9,60 9,12 11,38 15,9 19,58 7,4/1000 KH
14,98/1000 KH
Perlu Perhatian
AKABA per 1.000 kelahiran hidup
10,27 9,17 12,49 17,51 18,57 7,77 /1000 KH
15,56 / 1000
PerluPerhatian
Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi Campak
95,10 95,50 105,16 103,8 100,75 97,1 70,5 Akan Terpenuhi
9.6 9.1211.38
15.9
19.58
14.98
2010 2011 2012 2013 2014 2015
AKB per 1000 kelahiran hidup
10.279.17
12.49
17.5118.57
15.56
2010 2011 2012 2013 2014 2015
AKABA
20102011
20122013
20142015
95.1 95.5 105.16 103.8100.75
70.5
Proporsi Anak usia 1 tahun diimunisasi Campak
Pelaksanaan SOP belum optimal Keterlambatan pengenalan tanda bahaya pada balita sakit
oleh keluarga/masyarakat Masih terbatasnya upaya perbaikan gizi pada anak.
Intervensi gizi yang cost-effective, layak, dan dapat diterapkan secara luas masih perlu dikembangkan.
Rekomendasi hasil AMP belum dilaksanakan secaraoptimal
Masih rendahnya upaya pengendalian faktor risiko lingkungan. Faktor risiko kematian bayi dan anak sangat terkait dengan kesehatan lingkungan - air bersih, sanitasi dasar dan tingkat polusi dalam ruangan.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalampenatalaksanaan neonates
Workshop KIA Kerjasama lintas program dalam KIE penanganan diare Audit Maternal Perinatal ( AMP ) Pendistribusian Rekomendasi AMP Pembentukan PAUD Holistik Integratif Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berbasis
masyarakat Pelaksanaan Kelas Ibu Balita Meningkatkan UCI ( Universal Child Immunization) di Kota
Salatiga dan pemerataan cakupan UCI 100% sampai tingkat Desadi Tahun 2014
5 A. MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990 -2015
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015
Ket
AKI per 100.000 KH
99,4 210 72,6 275,26 82,85 70 82,85 Perlu Perhatian
Proporsi Kelahiran Yang Ditolong Nakes Terlatih
97,7 98 95,85 99,99 99,88 98 69,15 Akan Tercapai
12%
26%
9%33%
10%
10%
Perbandingan AKI per 100.000 Tahun 2010 - 2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Proporsi Kelahiran Yang ditolong Tenaga Kesehatan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
5 B. MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI SEMUA PADA TAHUN 2015
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015
Ket
Cakupan Pelayanan Antenatal(k4)
92,9 95 95,44 93,46 94.96 98 72,1 Akan Terpenuhi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2010 2011 2012 2013 2014 2015
k4
Belum kuatnya menejemen data dan sistem informasi untuk menunjang program kesehatan ibu dan kurangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu.
Akses pelayanan cenderung meningkat namun belum diikuti dari aspek pemerataan dan SDM.
Kematian Ibu hampir setiap tahun terjadi dan cenderung berfluktuasi sehingga selalu membutuhkan perhatian dan penaganan khusus.
Penyebab 3T (Terlambat merujuk, Terlambat penanganan, Terlambat memutuskan ke pelayanan kesehatan) masih berkontribusi sebagai salah satu faktor pendukung kejadian kematian Ibu.
Belum maksimal peran linsek dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Belum maksimal pelayanan kesehatan di Puskesmas PONED dan RS
PONEK
Audit Maternal Perinatal Pendistribusian rekomendasi AMP Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif di fasilitas kesehatan kota Salatiga Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh mahasiswa kebidanan
(AKBID) Evaluasi P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi) Pembentukan Kelompok Sayang Ibu dan Bayi di setiap kelurahan Kerjasama dengan SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Teroadu) berupa ambulan gratis untuk ibu hamil yang tidak memilliki alattransportasi
Skrining ibu hamil resiko tinggi oleh Spesialis Obgyn
6 A. MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015
Ket
Prevalensi HIV (usia 15-49th)
0,01 0,1 0,15 0,14 0,21 <0,5 0,13 Sudah Terpenuhi
Penggunaan kondom pada hubungan seks resiko tinggi
20% 35% 36,4% 43,26% 16,3% 70 65 Akan Terpenuhi
Proporsi penddkusia 15-24th, yg memiliki pengetahuan komprehensif ttg HIV AIDS
40% 73,2% 67,38% 78,37% 63% 100% 100% Sudah Tercapai
2010 2011 2012 2013 2014 2015
0.01
0.1
0.15 0.14
0.21
0.13
Prevalensi HIV(usia 15-49tahun)
20102011
20122013
20142015
12
6
26
14
23 25
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 Target 2015 KeteranganAngka Kejadian tubercolosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahun 85 93 93 335 255 88 215 Sudah tercapai
Tingkat prevalensi tuberkolosis (per 100.000 penduduk) 37 53 53 161 128 92 87 Akan Terpenuhi
Tingkat kematian karena tuberkolosis (per 100.000 pddk) 0% <1% 0 0 0 <1% 0 Sudah terpenuhi
Proporsi kasus TB yang ditemukan melalui DOTS 30,90% 44,62% 47,60% 142,80% 71,40% 90% 77% Akan Terpenuhi
Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS (cure rate) 83,33% 74,55% 83% 76,70% 82,40% 90% 73,63% Perlu Perhatian
Angka penemuan kasus Malaria per 1000 penduduk 0 0,03 0 0,06 0,17 0,01 1,01 Perlu Perhatian
Angka kesakitan DBD (per 100.000 penduduk) 91,2 7,4 13 31,7 4,6 35 25 Sudah tercapai
Angka kematian DBD 0 0 0 1,6 0 <1% 0 Sudah tercapai
Masih lemahnya koordinasi lintas sektor serta sistem monitoring dan evaluasi.Pemberantasan HIV/AIDS membutuhkan peran serta berbagai sektor yang memerlukan koordinasi yang efektif dalam mendesain dan menerapkan strategi dan intervensi.
Masih kurangnya koordinasi antara pihak DKK, sekolah dengan Dinas terkait shg menyebabkan kendala dalampelaksanaan MOS, terkait proses pemberian edukasi secara komperehensif tentang HIV AIDS kepada pelajar.
Masih adanya hambatan terkait stigmatisasi dan diskriminasi ODHA di masyarakat serta adanya ketidaksetaraan gender dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Walaupun program komunikasi perubahan perilaku dan KIE tetap diupayakan terus sebagai bagian dari strategipengendalian HIV/AIDS, namun belum mampu mengimbangi cepatnya penyebaran infeksi HIV/AIDS.
Surveilans belum optimal. Dari sisi penderita masih ditemukan kurangnya kepatuhan penderita HIV/AIDs dalam mengkonsumsi obat. Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengakibatkan tingginya risiko penyebaran infeksi. Hal ini terkait
dengan: (i) Advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial (ACSM) masih belum optimal; (ii) terbatasnya akses pelayanan; (iii) belum maksimalnya potensikemitraan antara publik-swasta.
Masih tingginya penemuan kasus yang belum diimbangi dengan ketersediaan pelayanan pengobatan yang memadai. Layanan pengobatan untuk TB secara rutin belum merata. Disamping itu, mulai ditemukannya kasus MDR-TB (Multidrugs-Resistant TB/TB yang resisten terhadap berbagai macam obat) yang disebabkan oleh tidak adekuatnyapengobatan pasien TB.
Masih terbatasnya kebijakan pengendalian TB berbasis lokal. Diperlukan penguatanpelayanan kesehatan, informasi dan pendanaan di tingkat daerah.
Belum optimalnya sistem informasi untuk penyusunan kebijakan berbasis fakta. Saatini penerapan elemen strategi TB, penguatan sistem kesehatan, peran serta petugaskesehatan, ACSM, dan riset masih kurang optimal.
Faktor risiko lingkungan dan perubahan iklim banyak mempengaruhi pola penyebaran penyakit TB serta DBD.
1. Pembinaan ODHA & OHIDHA 2. Refresing pendidikan sebaya penasun dan WPS Serosurvey3. Koordinasi layanan komprehensif HIV 4. Koordinasi Pokja KPA 5. Peringatan MRAN 6. Workshop manager kasus HIV bagi kader7. Koordinasi WPA 8. Penjangkauan populasi kunci9. Peringatan hari AIDS se dunia10. Koordinasi pemateri MOS 11. Evaluasi Penyakit Menular12. Seminar TB Day 13. Workshop SKD Diare14. Workshop Sarasehan ASMA 15. Workshop petugas fogging 16. Pendampingan teknis penanggulangan TB 17. Workshop Penyakit Menular18. Koordinasi Paguyuban Paru Sehat19. Koordinasi Petugas Pengawas Menelan Obat (PMO) 20. Workshop Petugas Pemantau Jentik
7C. Proporsi Rumah Tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan pedesaan
Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 Target Tw 3 2015 Ket
Prosentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
47,5% 62% 73,6% 79,77% 82,64% 67% 62% Akan Tercapai
Prosentase air minum yang memiliki air minum MS
81% 85% 90% 86,31% 78,38% 100% 91,37% Akan tercapai
78.36%
62.40%71.30% 74.57%
82.84%74%
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Cakupan Rumah Sehat Kota Salatiga
12%
15%
18%
20%
20%
15%
Prosentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas di Tahun 2010 - 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
2010 2011 2012 2013 2014 2015
persentase air minumyang memiliki air minumMS
Tantangan atau permasalahan terkait dengan target 7C meliputi:
Permasalahan terkait dengan ketersediaan air minum layak yaitu Menurunnya prosentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
Permasalahan terkait dengan ketersediaan sanitasi lingkungan yaitu sarana pelayanan kesehatantermasuk puskesmas belum semuanya memiliki IPAL.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Salatiga, 18 November 2015
T E R I M A K A S I H