PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

141
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE SINGLE INDEX MODEL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Hafidz Nurizal NIM : 1112081000127 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Transcript of PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

Page 1: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN

REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE

SINGLE INDEX MODEL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Hafidz Nurizal

NIM : 1112081000127

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

i

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN

REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE SINGLE

INDEX MODEL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

Hafidz Nurizal

NIM : 1112081000127

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 6 Oktober 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa :

1. Nama : Hafidz Nurizal

2. NIM : 1112081000127

3. Jurusan : Manajemen/MIPS

4. Judul Skripsi : Pembentukan Portofolio Optimal pada Instrumen

Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode

Single Index Model

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 4: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

iii

Page 5: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hafidz Nurizal

NIM : 1112081000127

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis (FEB)

Jurusan : Manajemen/MIPS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan Skripsi ini, Saya :

1. Tidak mengembangkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkannya.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan pihak lain atas karya saya, dan telah

melakukan pembuktian yang telah dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas maka saya siap

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 Mei 2016

Yang menyatakan

Hafidz Nurizal

Page 6: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Hafidz Nurizal

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 15 Desember 1993

3. Alamat : Jl. Lembang I Rt. 001/06 No.40 Kelurahan

Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota

Tangerang 15151, Provinsi Banten

4. Telepon : 0812 9731 8948

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Sudimara Barat 05 Tahun 1999-2005

2. SMP Muhammadiyah 2 Ciledug Tahun 2005-2008

3. SMAN 13 Tangerang Tahun 2008-2011

4. Program Profesional TI Perbankan Syariah, Tahun 2011-2013

CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

5. Program Sarjana Strata 1 (S-1) Manajemen, Tahun 2012-2016

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Pelatihan Pengaplikasian MYOB Accounting Tahun 2011

2. Sekolah Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Tahun 2015

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Rohis SMAN 13 Tangerang Tahun 2008-2009

2. Divisi Humas Ikatan Remaja Musholah An-Nur Tahun 2013-2014

3. Staff Departemen Olahraga BEM FEB Tahun 2013-2014

4. Staff Departemen Ekonomi Kreatif DEMA FEB Tahun 2015-2016

Page 7: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

vi

V. KEPANITIAAN

1. Koordinator Divisi Humas Muharram 2013 oleh Remaja Islam

Musholah An-Nur

2. Koordinator Divisi Humas Maulid Nabi 2013 oleh Remaja Islam

Musholah An-Nur

3. Koordinator Divisi Bendahara Isra Mi’raj 2014 oleh Remaja Islam

Musholah An-Nur

4. Anggota Acara OPAK 2014 (Orientasi Pengenalan Akademik dan

Kemahasiswaan) oleh BEM FEB UIN

5. Divisi Humas Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) FEB Acara

Pemilihan Umum Raya UIN 2014

6. Mentor Acara OPAK 2015 (Orientasi Pengenalan Akademik dan

Kemahasiswaan) oleh DEMA FEB UIN

7. Koordinator Divisi Fun Race Acara Economy Expo 2015 oleh DEMA

FEB UIN

Page 8: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

vii

ABSTRACT

This study purpose to analyze the formation of the optimal portfolio in

mutual funds shares of sharia by using the Single Index Model (SIM). The

variable in this study is the Composite Stock Price Index (CSPI) against the net

asset value (NAV). The sample in this study is a company listed on the Indonesia

Stock Exchange (BEI) is a stock mutual funds sharia period 2011-2015. Syariah

equity funds which have as many as seven syariah mutual fund shares. This

analysis tool to compare the value of Excess Return to Beta (ERB) with a value of

Cut Off Point (C *) in determining the optimal portfolio. ERB stock having a

value greater than or equal to the cut-off point is the share that will be included in

the candidate optimal portfolio, which certainly has the right proportions of each

month. The results showed that there are five sharia mutual fund shares that are

candidates for the optimal portfolio has ERB value greater than the value of the

cut-off point is Trim Syariah Saham ERBTrim > C* with value 0.627813 > 0.04394102, Batavia Dana Saham Syariah ERBBatavia > C* with value 1.418667

> 0.07579922, CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah ERBCIMB > C*

with value 35.56225 > 0.239235734, Cipta Syariah Equity ERBCipta > C* with

value 1.1334 > 0.024471134 and Manulife Syariah Sektoral Amanah ERBManulife >

C* with value 0.091404 > 0.025047421.

Keywords: Single Index Model, Optimal Portfolio, Syariah Mutual Fund Shares

Page 9: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio yang

optimal pada instrumen reksadana saham syariah dengan menggunakan Single

Index Model (SIM). Variabel pada penelitian ini adalah Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB). Sampel dalam penelitian

ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu

reksadana saham syariah periode 2011-2015. Reksadana saham syariah yang

dipilih sebanyak tujuh reksadana saham syariah. Alat analisis ini membandingkan

nilai Excess Return to Beta (ERB) dengan nilai Cut Off Point (C*) dalam

menentukan portofolio optimal. Saham yang memiliki nilai ERB lebih besar atau

sama dengan nilai cut off point adalah saham yang akan masuk dalam kandidat

portofolio optimal, yang tentunya memiliki proporsi yang tepat pada setiap bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima reksadana saham syariah yang

menjadi kandidat portofolio optimal karena memiliki nilai ERB lebih besar

dibanding nilai cut off point-nya yaitu Trim Syariah Saham ERBTrim > C* yaitu 0.627813 > 0.04394102, Batavia Dana Saham Syariah ERBBatavia > C* yaitu

1.418667 > 0.07579922, CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah

ERBCIMB > C* yaitu 35.56225 > 0.239235734, Cipta Syariah Equity ERBCipta > C* yaitu 1.1334 > 0.024471134 dan Manulife Syariah Sektoral Amanah > C*

yaitu 0.091404 > 0.025047421.

Kata Kunci : Single Index Model, Portofolio Optimal, Reksadana Saham Syariah

Page 10: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang mengadakan dan Yang mengembalikan

makhluk-Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang

agung, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-Nya menuju aturan

(manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan” yang kokoh. Pemberi nikmat kepada mereka

setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah mereka dari

kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Syukur Alhamdulillah, segala puji

saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang telah

dilimpahkan, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang berjudul: “ Pembentukan Portofolio Optimal pada Instrumen

Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Single Index Model “ Tak

lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh

ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi

Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya

skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril

maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Page 11: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

x

1. Ibunda Siti Wahyuni dan ayahanda Damsyik M Noor., S.IP tercinta yang

telah memberikan dukungan moral, material, spiritual, kasih sayang, cinta,

dan tidak pernah berhenti mendoakan serta mendidik penulis dengan penuh

kesabaran. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera

menyelesaikan skripsi ini yang tidak terhingga. Semoga Allah Subhanahu

Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada

ibunda tercinta, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya

meskipun tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka berikan,

Aamiin Ya Robbal ’Alamin.

2. Kakaku Hari Fauzi dan Hadi Maulana Serta Adikku tercinta Hani Rismawati

yang turut memberikan dukungan serta doa kepada penulis. Semoga Allah

Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan

kepada kalian aamiin Ya Robbal ’Alamin.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 12: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xi

7. Bapak Dr. Herni Ali HT, S.E., MM, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang

begitu besar pada penulis.

8. Bapak Deni Pandu Nugraha, S.E, M.Sc, sebagai Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada

penulis

9. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM sebagai Dosen Penasehat Akademik yang

telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus

ini.

10. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, M.M yang telah banyak membantu dan memberikan

jalan bagi kami di konsentrasi MIPS ini.

11. Ibu Titi Dewi Warnida, S.E., M.M, sebagai Ketua Jurusan Manajemen

12. Ibu Ella Patriana, M.M, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen

13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu

yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis

14. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya

melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan

administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ali, Pak

Ajib, Bu Halimah, Bu Ofa, Pak Rahmat, Pak Bonik, Pak Sofyan.

Page 13: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xii

15. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas

dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

16. Sahabat-sahabatku yang telah kuanggap sebagai keluargaku

Masnurdiyansyah Gestama, Ahmad Rozali, Alfin Nurfaiz, Pramonosidi

Wijanarko, Subarkah Yudi Wijaya, Riyan Apriansyah, Rindo Khossario.

17. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

tetapi mampu memberi semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan

skripsi ini sampai dengan selesai.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian

ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya

ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 20 Mei 2016

Hafidz Nurizal

Page 14: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 14

1. Tujuan Penelitian ........................................................... 14

2. Manfaat Penelitian ......................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 16

A. Landasan Teori ...................................................................... 16

1. Investasi .......................................................................... 16

Page 15: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xiv

2. Tingkat Keuntungan ....................................................... 20

3. Tingkat Risiko ................................................................ 21

4. Portofolio ....................................................................... 26

a. Pengertian Portofolio .......................................... 26

b. Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal ........ 27

c. Penentuan Portofolio Optimal ............................. 30

5. Portofolio Efisien ............................................................ 34

6. Seleksi Portofolio Optimal .............................................. 35

7. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ......................... 37

8. Pasar Modal ..................................................................... 37

9. Instrumen Pasar Modal ................................................... 39

10. Reksadana Syariah .......................................................... 41

11. Pihak-pihak yang terlibat ................................................ 42

12. Jenis-jenis Reksadana...................................................... 45

13. Keuntungan Reksadana Syariah ...................................... 51

14. Risiko Investasi Pada Reksadana Syariah ....................... 54

15. Nilai Aktiva Bersih (NAB) ............................................. 55

16. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi

Prinsip-prinsip Syariah .................................................... 56

B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 58

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 66

D. Hipotesis ............................................................................... 68

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 69

Page 16: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xv

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 69

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 69

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 70

D. Metode Analisis Data ............................................................ 71

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 79

A. Hasil Penelitian .................................................................... 80

1. Mendeskripsikan Perkembangan NAB, IHSG dan SBI .... 80

2. Menghitung Realized Return, Expected Return, Standar

Deviasi dan Varian dari Masing-masing saham Individual,

IHSG dan SBI ................................................................... 84

3. Menghitung Alpha, Beta dan Variance Error Masing-

masing saham .................................................................... 85

4. Menghitung Nilai Excess Return to Beta (ERB) dan Nilai Ci

Masing-masing saham ...................................................... 87

5. Menentukan Cut Off Point (C*) ........................................ 88

6. Menentukan Saham Kandidat Portofolio .......................... 90

7. Menentukan Portofolio Optimal dan Proporsi Dana

Masing-masing Saham Pembentuk Portofolio ................. 90

8. Menentukan Koefisien Korelasi dan Covariance Antar

Saham Pembentuk Portofolio Optimal ............................. 91

9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko

Portofolio .......................................................................... 94

Page 17: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xvi

B. Pembahasan ........................................................................... 96

BAB V PENUTUP .................................................................................. 107

A. Kesimpulan ........................................................................... 107

B. Implikasi ................................................................................ 108

C. Saran ...................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 111

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... 112

Page 18: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Reksadana Syariah ...................................... 7

1.2 Perkembangan Reksadana Saham Syariah ........................... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 62

3.1 Sampel Reksadana Saham Syariah ...................................... 70

3.2 Operasional Variabel Penelitian ........................................... 79

4.1 Data IHSG ............................................................................ 81

4.2 Data Return IHSG ................................................................ 81

4.3 Data SBI ............................................................................... 82

4.4 E(Ri), STDev dan Varian Saham Individual ......................... 85

4.5 Alpha, Beta dan Variance Error Saham Individual .............. 86

4.6 Hasil Perhitungan ERB dan Peringkat ERB Rekadana

Saham Syariah ....................................................................... 87

4.7 Perbandingan Nilai ERB dan C* pada Reksadana Saham

Syariah ................................................................................... 89

4.8 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan (Xi) ........................ 90

4.9 Perhitungan Koefisien Korelasi dan Kovarians Reksadana

Saham Syariah ....................................................................... 91

4.10 Koefisien Korelasi Antar Reksadana Saham Syariah

Pembentuk Portofolio ........................................................... 92

4.11 Kovarians Antar Reksadana Saham Syariah Pembentuk

Page 19: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xviii

Portofolio .............................................................................. 93

4.12 Perhitungan Return Portofolio Reksadana Saham Syariah ... 94

4.13 Perhitungan Risiko Portofolio Reksadana Saham Syariah ... 95

Page 20: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xix

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 67

4.1 Proporsi Dana Investasi......................................................... 104

Page 21: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Reksadana Saham Syariah yang Menjadi Sampel ........ 113

2. Data Rerturn Reksadana Saham Syariah setelah diolah ....... 113

3. Data IHSG Sebelum di Olah ................................................. 115

4. Data SBI Sebelum di Olah .................................................... 115

5. Data Return IHSG Setelah di Olah ....................................... 116

6. Data (Rf) SBI Setalah di Olah ............................................... 116

7. Hasil Perhitungan Nilai Cut Off Point (C*) .......................... 117

8. Hasil SPSS 21 Antara Return IHSG Terhadap Return NAB 117

Page 22: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan era modern seperti saat ini kegiatan dan

pengelolaan dana sangat berkembang pesat, salah satunya yaitu dengan cara

berinvestasi pada pasar uang maupun pasar modal. Investasi merupakan

penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang

diharapkan akan memberikan hasil yang lebih di kemudian hari. Investasi

dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya dapat dilakukan melalui

pasar uang atau pasar modal (Astuti dan Sugiharto, 2005 : 251). Investasi

yang ditanamkan ke pasar uang seperti deposito, SBI dan valuta asing,

sedangkan yang ditanamkan ke pasar modal seperti saham dan obligasi.

Berbagai bentuk instrumen investasi tersebut dapat memberikan banyak

peluang bagi investor untuk menginvestasikan modalnya. Bagi investor yang

suka dengan risiko dapat menanamkan modalnya di pasar modal berupa

saham, dengan imbalan pendapatan (return) yang tinggi.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010 : 103) risiko investasi bisa

diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual

dengan return yang diharapkan. Investor dalam berinvestasi, di samping

menghitung return yang diharapkan juga harus memperhatikan risiko yang

harus ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari

alternatif investasi yang menawarkan tingkat return diharapkan yang paling

1

Page 23: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

2

tinggi dengan risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu

pada tingkat risiko terendah. Jika seorang investor menginginkan keuntungan

yang optimal, investor harus menentukan strategi yang baik. Husnan (2005 :

54) menjelaskan bahwa untuk dapat meminimalkan risiko investasi, pemodal

dapat melakukan diversifikasi yaitu dengan mengkombinasikan berbagai

sekuritas dalam investasi mereka, dengan kata lain mereka membentuk

portofolio.

Untuk memperoleh tingkat keuntungan investasi yang masksimal

dengan tingkat resiko yang tertentu maka sebaiknya investor memegang

beberapa saham (Portofolio) dari perusahaan (Emiten) yang berbeda sektor

industrinya. Hal ini merujuk pada nasehat-nasehat lama yaitu jangan menaruh

sebuah telur dalam satu keranjang yang sama ini menunjukkan bahwa dengan

memegang beberapa saham maka akan terjadi proses diversifikasi

(penyebaran resiko). Artinya apabila salah satu saham investor mengalami

penurunan harga maka investor tidak akan mengalami kerugian yang

signifikan karena masih memiliki jenis saham yang lain. Karena risiko

kerugian saham yang menurun harganya masih dapat dicover oleh saham

yang lainnya yang harganya tidak mengalami penurunan.

Dalam manajemen investasi modern dikenal pembagian risiko total

investasi ke dalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak

sistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar, merupakan

berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara umum. Perubahan

pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.

Page 24: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

3

Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan

dengan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait dengan

kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Semua investor tentunya ingin

mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya

ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus

melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Seorang

investor yang rasional akan memusatkan perhatiannya pada 1) Tingkat return

tertinggi dengan tingkat risiko tertentu, dan 2) tingkat return tertentu dengan

risiko yang rendah. Kedua kondisi tersebut menunjukkan investasi pada

kondisi yang optimal. Jika seorang investor menginginkan keuntungan yang

optimal, investor harus menetukan strategi yang baik. Kalangan Fund

Manager dan analis selalu merujuk nasehat-nasehat lama jangan menaruh

telur dalam satu keranjang, di dalam investasi pun demikian jangan

meletakkan dana hanya dalam satu jenis saham hal ini biasa disebut dengan

istilah diversifikasi saham. Sehingga untuk mengurangi risiko, investor dapat

melakukan diversifikasi saham dengan membentuk suatu portofolio saham.

Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan

ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi

portofolio pilihannya. Sudah barang tentu hal jawabannya adalah tergantung

preferensi risiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan

banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil

keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Seorang investor

yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal (Jogyianto, 2013:

Page 25: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

4

337) yang dapat meminimalkan risiko pada tingkat keuntungan tertentu atau

mendapatkan return maksimal pada tingkat risiko tertentu.

Pasar modal merupakan salah satu wahana investasi bagi

masyarakat.Sejalan dengan hal tersebut, penerbitan produk-produk investasi

di pasar modal sangat penting artinya sebagai alternatif bagi investor dalam

menginvestasikan dananya. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah

reksadana (Bapepam-LK, 2012:1). Reksadana merupakan wadah yang cukup

diminati oleh sebagian besar investor di Indonesia. Reksadana merupakan

salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal

kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

menghitung resiko investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana

untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan

mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tetapi hanya memiliki

waktu dan pengetahuan yang terbatas (Heri Sudarsono, 2008:199). Saat ini

Reksadana syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang

ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksadana syariah merupakan

alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak

melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional

perusahaan, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebagai salah satu instrumen investasi, reksadana syariah memiliki

kriteria yang berbeda dengan reksadana konvensional pada umumnya.

Dimana perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan

mekanisme investasi yang harus berpedoman pada sumber Alqur’an dan

Page 26: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

5

Hadist serta hukum Islam yang lainnya. Dalam penyusunan portofolio

investasinya, reksadana syariah hanya dapat menempatkan dananya ke dalam

instrumen-instrumen investasi yang terbebas dari riba dan praktek-praktek

tidak halal menurut syariah. Pada instrumen pasar modal, reksadana syariah

hanya menempatkan dananya pada emiten atau perusahaan atau pihak-pihak

penerbit instrumen investasi yang tidak melakukan usaha-usaha yang

bertentangan dengan prinsip kehalalan syariah seperti riba, perjudian,

pornografi, minuman haram (alkohol), babi, dan hiburan yang bertentangan

dengan syariah dan lain-lain.

Menurut Usman (2000) dalam Hariandy Hasbi (2010:64) investor

dalam berinvestasi dapat memilih 4 jenis reksadana berbasis syariah, antara

lain: (1) reksadana syariah saham, jenis reksadana ini menawarkan imbal

hasil yang tertinggi jika dibandingkan reksadana lainnya. Tentunya, imbal

hasil yang tinggi ini juga diimbangi oleh tingkat risiko yang cukup tinggi (2)

reksadana syariah campuran, reksadana ini menempatkan investasi dalam

efek ekuitas serta hutang. Reksadana jenis ini lebih aman pada kondisi pasar

dimana terjadi volatilitas yang cukup tinggi dikarenakan investasi

ditempatkan di berbagai instrumen, baik itu saham, obligasi, maupun pasar

uang (3) reksadana pendapatan tetap, jenis reksadana ini menawarkan imbal

hasil terendah jika dibandingkan beberapa reksadana lainnya. Namun, tingkat

risiko yang ditawarkan juga rendah (4) reksadana terproteksi, reksadana ini

memberikan proteksi sebesar 100% dari nilai investasi awal dengan syarat

dan ketentuan khusus yang berlaku, reksadana ini cenderung diinvestasikan

Page 27: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

6

pada instrumen pasar modal dan pasar uang yang lebih aman.

Salah satu ukuran kinerja investasi untuk reksadana syariah adalah

Nilai Aktiva Bersih (NAB). Menurut Heri Sudarsono (2008:218), nilai aktiva

bersih berasal dari nilai portofolio reksadana yang bersangkutan. Aktiva atau

kekayaan reksadana dapat berupa kas, deposito, SBPU, SBI, surat berharga

komersial, saham, obligasi, right, dan efek lainnya. Sementara kewajiban

reksadana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee Bank

Kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker

yang belum dibayar serta efek yang belum dilunasi.

Nilai Aktiva Bersih merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi

kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per Unit Penyertaan

merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai Unit Penyertaan yang

beredar (Outstanding) yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat

tertentu. NAB per saham/unit dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian

setelah mendapat dana dari Manajer Investasi dan nilainya dapat dilihat dari

surat kabar yang dilihat reksadana bersangkutan setiap hari. Besarnya NAB

bisa berfluktuasi setiap hari, tergantung dari perubahan nilai efek dari

portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi

pemegang saham per unit penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurun

berarti berkurangnya nilai investasi pemegang saham per unit penyertaan.

Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia Januari 2011 – Desember

2015 dapat dilihat pada tabel 1.1

Page 28: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

7

Tabel 1.1

Perkembangan Reksadana Syariah

Sumber : Bapepam-LK, Statistik Pasar Modal Syariah

Perkembangan reksadana syariah di Indonesia mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Apabila dilihat dari statistiknya pada Tabel 1.1 di atas, dapat

dilihat pada kurun waktu tahun 2011 sampai 2015 pertumbuhan jumlah reksadana

syariah di Indonesia menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.

terdiri dari beberapa jenis reksadana yaitu Reksadana Terproteksi, Reksadana

Pendapatan Tetap, Reksadana Saham, Reksadana Indeks dan Reksadana

Campuran. Dapat dilihat pertumbuhan reksadana syariah dari tahun 2011 sampai

2013 mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan akan tetapi

pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2014 - 2015, yaitu naik

30% dari 70 reksadana syariah di tahun 2014 menjadi 85 reksadana syariah di

tahun 2015. Selain jumlah reksadana syariah yang meningkat, total Nilai Aktiva

Bersih (NAB) juga terus mengalami peningkatan selama periode 2011 hingga

2015. Sampai September 2015 total NAB reksadana syariah mencapai Rp

10.770.74 miliar dan telah terdapat 86 reksadana syariah yang dinyatakan efektif

Page 29: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

8

oleh Bapepam. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya.

Dengan pertumbuhan reksadana syariah di Indonesia yang semakin baik

hal ini juga mendorong minat para investor untuk mengalokasikan dananya pada

produk reksadana saham syariah yang pertumbuhannya juga mengalami

peningkatan yang sangat baik. dengan melihat jenis-jenis produk reksadana

syariah yang memiliki karakterisitik yang berbeda-beda dengan melihat

pertumbuhan reksadana saham syariah yang cukup baik menjadikan investor lebih

tertarik untuk meninvestasikan dananya kepada produk reksadana saham syariah.

Selain itu ketertarikan investor pada reksadana saham syariah ini ditunjang oleh

potensi petumbuhan nilai investasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan

reksadana yang lainnya. Dari definisi yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK

reksadana saham marupakan reksadana yang melakukan investasi sekurang-

kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat

sekuritas (saham).

Page 30: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

9

Perkembangan Reksadana Saham Syariah di Indonesia Januari 2011 –

Desember 2015 dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Perkembangan Reksadana Saham Syariah

Sumber : Bapepam-LK, Statistik Pasar Modal Syariah

Perkembangan reksadana saham syariah di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup baik. Apabila dilihat dari statistiknya pada Tabel 1.2

di atas, dapat dilihat pada kurun waktu tahun 2011 sampai 2015 pertumbuhan

jumlah reksadana saham syariah di Indonesia menunjukkan kecenderungan

meningkat dari tahun ke tahun. Dapat dilihat pertumbuhan reksadana saham

syariah dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan yang tidak terlalu

signifikan akan tetapi pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada Nilai

Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana saham syariah pada tahun 2011 - 2014, yaitu

dari Rp. 1.588.63 Miliar naik ke angka Rp. 6.135.79 Miliar. Hal ini tentunya

tidak terlepas dari pertumbuhan dan meningkatnya jumlah reksadana saham

syariah tetapi juga baiknya kinerja dari reksadana dan manajer investasi saham

syariah dengan mengelola dana yang ditanamkan oleh para investor. Akan tetapi

apabila melihat Nilai Aktiva Bersih dari reksadana saham syariah pada September

Page 31: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

10

2015 NAB pada tahun berikut mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni

turun dari Rp. 6.135.79 Miliar pada tahun 2014 ke Rp. 5.206.85 Miliar pada

tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan roda perekonomian

secara global yang sisebabkan oleh menguatnya nilai mata uang Dollar Amerika

Serikat serta adanya devaluasi nilai mata uang Cina sehingga menyebabkan

melemahnya nilai mata uang rupiah Indonesia terhadap Dolar Amerika Serikat

yang berdampak pada kegiatan investasi di Indonesia.

Reksadana saham syariah yang saat ini mulai banyak dilirik oleh investor

memiliki karakteristik yang berbeda daripada reksadana saham konvensional

biasa, jenis kegiatan usaha perusahaan dalam pandangan Majelis Ulama Indonesia

(MUI), unsur haram yang disyaratkan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI pada

umumnya terkait dengan : Alkohol, Perjudian, Produksi dengan bahan baku babi,

Pornografi, Jasa Keuangan dan Asuransi Konvensional (Darmadji, dan

Fakhruddin, 2008 : 169). Bagi investor muslim bukan hanya hal tersebut yang

harus diperhatikan, akan tetapi sejauh mana investasi yang dilakukan tidak

bertentangan dengan aspek syari’ah.

Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor dapat

membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan

instrumen investasi yang menjanjikan seiring dengan terbukanya akses informasi

data maka semakin memudahkan para investor untuk mengambil keputusan dalam

berinvestasi, peningkatan kemampuan analisis bagi para investor sangatlah

penting disamping belum terjaminnya kemampuan manajer investasi dalam

pengelolaan dana. Investor dituntut mampu membentuk sendiri portofolio yang

Page 32: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

11

efisien diberbagai instrumen investasi.

Portofolio merupakan sekumpulan instrumen investasi yang dibentuk

untuk memenuhi sasaran umum investasi. Portofolio juga dapat diartikan

gabungan dari beberapa aktiva, surat-surat berharga, saham atau kesempatan

investasi. Untuk membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan

portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien adalah portofolio yang

menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan resiko terendah, atau resiko

tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Sedangkan portofolio optimal

merupakan portofolio yang dipilih oleh seorang investor dari sekian banyak

pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien.

Berbagai metode telah diaplikasikan dalam upaya untuk menentukan

portofolio yang optimal salah satu cara diantaranya adalah dengan penggunaan

Model Indeks Tunggal (Single Index Model). Investasi pada dasarnya adalah uang

yang dipakai untuk menghasilkan uang. Uang diinvestasikan dalam objek yang

telah memberikan hasil, tetapi perlu diingat bahwa investasi dapat bertambah dan

dapat pula merosot nilainya, misalnya hasil yang didapat relatif kecil atau jumlah

pokoknya merosot. Berarti melakukan investasi mengandung resiko. Resiko

saham secara umum dibedakan menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko

tidak sistematis. Risiko sistematis (Systematic Risk) atau dikenal dengan risiko

pasar, merupakan berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara umum,

resiko ini tidak dapat dihindari. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi

variabilitas return suatu investasi. Sedangkan risiko tidak sistematis

(Unsystematic Risk) merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan pasar secara

Page 33: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

12

keseluruhan. Resiko ini dapat dihindari melalui diversifikasi saham. Risiko

perusahaan lebih terkait dengan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.

Semua investor tentunya ingin mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan

dari penyertaan modalnya ke perusahaan.

Pada umumnya investor adalah Risk Averse. Risk Averse adalah investor

yang jika dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian

yang diharapkan sama dan resiko berbeda, maka ia memilih investasi dengan

tingkat resiko lebih rendah, dan jika mempunyai beberapa pilihan portofolio

efisien, maka pirtofolio yang optimal yang akan dipilih. Investasi pada hakekatnya

merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk

memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi merupakan

penggunaan uang untuk obyek-obyek tertentu dengan tujuan bahwa nilai obyek

tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan, dan

selama jangka waktu itu pula memberikan hasil secara teratur.

Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan

melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik

analisa portofolio optimal adalah menggunakan model indeks tunggal. Analisis

atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan Excess Return to Beta (ERB)

dengan Cut Off Point-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki

ERB lebih besar darai Ci ( ERB > C*) dijadikan sebagai kandidat portofolio,

sedang sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari ERB ( ERB < C* ) maka tidak

diikutkan sebagai kandidat portofolio. Pemilihan saham dan penentuan portofolio

optimal yang dilakukannya didasari oleh pendahulunya Harry Markowitz, yang

Page 34: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

13

dimulai dari data historis atas saham individual yang dijadikan input, dan

dianalisis untuk menjadikan keluaran yang menggambarkan kinerja setiap

portofolio optimal dari atau sebaliknya.

Analisis portofolio dengan model indeks tunggal yang dilakukan secara

konsisten dapat digunakan untuk menentukan return maksimal pada risiko yang

minimal, dengan cara menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat

resiko masing-masing saham yang diamati, dan return saham yang dapat dilihat

dari dividen yang dibagikan dan capital gain saham dalam beberapa periode

pengamatan (Ryan Oktanto, 2007 : 1).

Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (Volatility Return) suatu

sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto : 2013 : 405).

Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur suatu

portofolio yang mempunyai risiko terendah, maka saham yang dipilih adalah

saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah,

portofolio saham dapat mengurangi resiko yang timbul (Yuli Kurniyati, 2007 : 5).

Rasionalitas investor diukur sejauh mana investor melakukan prosedur

pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal dari data historis Nilai

Aktiva Bersih (NAB) pada reksadana saham syariah terdaftar. Permasalahan ini

dapat dijawab melalui dua pendekatan, pertama dengan melakukan perhitungan

untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan menggunakan

model indeks tunggal kedua menguji return dan resiko saham yang masuk dalam

kandidat protofolio. Pemilihan Obyek-obyek penelitian dengan menggunakan

produk reksadana saham syariah yang tercatat pada BAPEPAM-LK.

Page 35: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

14

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pembentukan Portofolio Optimal Pada

Instrumen Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Single Index

Model ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

. Reksadana saham syariah apa saja yang dapat dijadikan sebagai

kandidat Portofolio Optimal pada produk reksadana saham syariah

dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model)?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengetahui reksadana saham syariah apa saja yang dapat dijadikan

sebagai kandidat Portofolio Optimal pada produk reksadana saham

syariah dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index

Model).

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang baik bagi para pembaca maupun penyusun khususnya. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Bagi Masyarakat

Memperluas pengetahuan tentang ilmu ekonomi khususnya dalam

pembentukkan portofolio optimal pada produk reksadana saham

Page 36: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

15

syariah dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single

Index Model).

2) Bagi Investor

Sebagai bahan dalam pengambilan keputusan bagi para investor

dalam memilih saham-saham syariah yang terdapat pada produk

reksadana saham syariah.

3) Bagi Akademisi

Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis

sebagaimana yang telah dipelajari dalam perkuliahan dan sebagai

bahan tambahan tentang pasar modal dan investasi syariah.

Menambah pengetahuan tentang pasar modal syariah dan

pembentukkan portofolio optimal pada produk reksadana saham

syariah dengan menggunakan Single Index Model.

Page 37: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan di masa datang (Eduardus Tandelilin, 2010: 2). Selain itu,

investasi berarti mengorbankan dollar sekarang untuk dollar pada masa

depan (Sharpe, 1995: 1). Ini berarti adalah penanaman modal saat ini

untuk diperoleh manfaatnya di masa depan.

Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi

pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial

asset dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,

commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan lainnya

(Huda, 2008: 8). Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya

berupa saham, obligasi, warrant, opsi dan yang lainnya. Sedangkan

investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian asset

produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan

lainnya. Tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah pendapatan

keuntungan. Dalam konteks perekonomian dan Bisnis, menurut Eduardus

Tandelilin (2010: 4) ada beberapa motif mengapa seseorang melakukan

investasi, antara lain:

16

Page 38: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

17

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan

datang. Kebutuhan untuk mendapatkan hidup yang layak merupakan

keinginan setiap manusia, sehingga upaya-upaya untuk mencapai hal

tersebut di masa depan selalu akan dilakukan.

2. Mengurangi tekanan inflasi.

Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindarkan dalam kehidupan

Ekonomi dan Bisnis, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan

risiko akibat adanya inflasi, hal demikian karena variabel inflasi

dapat mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam

sebuah bisnis tertentu dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi

yang efektif.

3. Sebagai dana untuk menghemat pajak.

Di beberapa negara belahan dunia banyak melakukan kebijakan yang

bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui

pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan

investasi pada usaha tertentu

Untuk mencapai tujuan investasi, investasi membutuhkan suatu

proses dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah

mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko

yang dihadapi. Menurut Sharpe (1995: 11), pada dasarnya ada beberapa

tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain:

Page 39: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

18

1. Menentukan kebijakan investasi.

Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan

kemampuan/kekayaannya yang dapat diinvestasikan. Dikarenakan

ada hubungan positif antara risiko dan return, maka hal yang tepat

bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak

hanya untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga

memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi

menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan

baik dalam keuntungan maupun risiko.

2. Analisis sekuritas.

Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang

meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau

beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam kategori luas dari

asset finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Salah satu

tujuan melakukan penilaian tersebut adalah untuk mengidentidikasi

sekuritas yang salah harga (mispriced). Ada banyak pendekatan

terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat

dikategorikan kedalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah

analisis teknis yang meliputi studi harga pasar saham dalam upaya

meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham

perusahaan tersebut. Klasifikasi kedua adalah analisis fundamental

berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian

Page 40: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

19

mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value)

dengan menggunakan tingkat diskon yang tepat.

3. Pembentukan portofolio.

Pada tahapan ketiga ini adalah membentuk portofolio yang

melibatkan identifikasi asset khusus mana yang akan diinvestasikan

dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap asset

tersebut. Di sini masalah selektifitas, penentuan waktu dan

diversifikasi perlu menjadi perhatian investor. Dalam investasi,

investor sering melakukan diversifikasi dengan mengombinasikan

berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata lain

investor membentuk portofolio. Selektifitas juga disebut sebagai

microforecasting memfokuskan pada peramalan pergerakan harga

setiap sekuritas. Penentuan waktu disebut juga sebagai

macroforecasting yang memfokuskan pada peramalan pergerakan

harga saham biasa relatif terhadap sekuritas pendapatan tetap,

misal obligasi perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi

konstruksi portofolio sedemikian rupa sehingga meminimalkan

risiko dengan memerhatikan batasan tertentu.

4. Melakukan revisi portofolio.

Pada tahapan ini, berkenaan dengan pengulangan secara

periodic dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu,

investor mungkin mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk

Page 41: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

20

portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan

dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu sendiri.

5. Evaluasi kinerja portofolio.

Pada tahapan terakhir ini, investor melakukan penilaian

terhadap kinerja portofolio secara periodic dalam arti tidak hanya

return yang diperhatikan tetapi juga risiko yang dihadapi. Jadi,

diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko juga standar

yang relevan. Untuk melakukan kegiatan investasi, khususnya

investasi saham dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,

pengalaman, serta naluri untuk menganalisis saham mana yang

harus dibeli dan harus dijual sebagai investor harus rasional dalam

menghadapi pasar jual beli saham.

2. Tingkat Keuntungan

Tingkat keuntungan yang diharapkan pemodal dari investasi saham

adalah adanya keuntungan yang diterima dimasa depan, karena

investasi saham mengandung resiko, maka keuntungan yang

diharapkan belum tentu sama dengan keuntungan yang sesungguhnya.

Keuntungan dan pendapatan investasi saham berupa Capital Gain dan

Deviden. Capital Gain diperoleh dari selisih harga jual dengan harga

beli sedangkan Deviden diperoleh dari pembagian laba bersih

perusahaan.

Expected return Tingkat pengembalian yang diharapkan diterima

dari suatu investasi, rata-rata tertimbang dari distribusi probabilitas

Page 42: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

21

atas kemungkinan-kemungkinan hasil yang terjadi. Perhitungan tingkat

pengembalian yang diharapkan dapat dinyatakan dalam suatu

pernyataan yaitu :

E(Rs) = ∑

Tingkat pengembalian (Return) return dari suatu portofolio

merupakan rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari

masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut.

Rp ∑

3. Tingkat Resiko

Seorang investor yang hanya menghitung return saja untuk suatu

investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu

diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak

terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off

dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang

positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar

return yang harus dikompensasikan (Jogiyanto, 20013: 257).

Suatu keputusan dikatakan dalam keadaan adalah risiko apabila

hasil keputusan tersebut tidak dapat diketahui sebelumnnya dengan

pasti, akan tetapi tahu probabilitasnya (nilai kemungkinan), dimana

ketidak pastian tersebut (uncertainly) dapat diukur dengan probabilitas.

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka

risiko dibedakan menjadi tiga (Abdul Halim, 2005: 42) yaitu:

Page 43: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

22

1. Risk Seeker, merupakan investor yang apabila dihadapkan pada

dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian

yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih

suka mengambil investasi yang risiko lebih besar. Biasanya

investor jenis ini bersifat agresif dan spekulatif dalam

mengambil keputusan investasi.

2. Risk Neutrality, merupakan investor yang akan meminta

kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap

kenaikan risiko, investor jenis ini umumnnya cukup fleksibel

dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan

investasi.

3. Risk Averter, merupakan investor yang apabila dihadapkan

pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat

pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia

akan lebih suka mengambil investasi yang dengan risiko yang

lebih kecil, biasanya investor jenis ini cenderung selalu

mempertimbangkan secara matang dan terencana atas

keputusan investasinnya.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 103), Ada beberapa sumber

risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi.

Sumber-sumber tersebut antara lain:

Page 44: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

23

1. Risiko suku bunga

Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas

return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi

harga saham secara terbalik, cateris paribus. Demikian pula

sebaliknya, jika suku bunga turun harga saham naik. Mengapa

demikian? Secara sederhana, jika suku bunga misalnya naik, maka

return investasi yang terkait dengan suku bunga (misalnya

deposito) juga akan naik. Kondisi seperti ini bisa menarik minat

investor yang sebelumnya berinvestasi di saham untuk

memindahkan dananya dari saham ke dalam deposito. Jika

sebagian besar investor melakukan tindakan yang sama maka

banyak investor yang menjual saham, untuk berinvestasi dalam

bentuk deposito. Berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika

banyak pihak menjual saham, cateris paribus, maka harga saham

akan turun.

2. Risiko pasar

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi

variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar.

Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar

saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti munculnya resesi Ekonomi dan Bisnis,

kerusuhan ataupun perubahan politik.

Page 45: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

24

3. Risiko inflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya

beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi

juga bisa disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami

peningkatan, investoe biasanya menuntut tambahan premium

inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang

dialaminya.

4. Risiko bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri

disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi

yang bergerak pada industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh

karakteristik industri tekstil itu sendiri.

5. Risiko finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk

menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar

proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko

finansial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang

diterbitkan perusahaan bila diperdagangkan di pasar sekunder.

Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid

sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu

Page 46: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

25

sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi

perusahaan.

7. Risiko nilai tukar mata uang

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang

domestik (Negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang

Negara lainnya. Risiko ini juga dikenal sebagai risiko mata uang

(currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).

Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua

(Abdul Halim, 2005:43) yaitu :

a. Risiko sistematis (Systematic Risk)

Risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan

diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-

faktor makro dipengaruhi faktor-faktor makro yang dapat

mempengaruhi pasar secara keseluruhan sebagai contoh faktor-

faktor makro tersebut adalah perubahan tingkat bunga, kurs valas,

dan kebijakan pemerintah. Sehingga sifatnya umum dan berlaku

bagisemua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko

ini juga disebut undiversiable riks.

b. Risiko tidak sistematis (Unsystematic Risk)

Merupakan risiko yang dapat dilakukan dengan melakukan

diversifikasi, karena risiko ini hanya dalam suatu perusahaan atau

industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda

anatara satu saham dengan saham lain. Karena perbedaan inilah,

Page 47: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

26

maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitifitas yang

berbeda-beda terhadap perubahan pasar. Misalnya faktor struktur

asset tingkat likuiditas, dsb. Risiko ini juga disebut diversifiable

riks.

4. Portofolio

a. Pengertian Portofoilo

Menurut Irham dan Yovie (2009:2) Portofolio adalah sebuah

bidang ilmu yang khusus mengkaji bagaimana cara yang dilakukan

oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi

secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan

menganekaragamkan risiko tersebut. Teori ini disebut teori portofolio

karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam bentuk surat-

surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilik

modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat

berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang harus ditanggung dan

kemudian ingin mendapatkan santunan (penghasilan) yang lebih tinggi.

Dalam teori ini resiko investasi dalam saham didefinisikan sebagai

investasi standar dan tingkat keuntungan. Menurut Jones (2003:3), “

Portfolio is the securities held by an investor taken as a unit ” Artinya

Portofolio adalah sejumlah sekuritas yang di pertahankan oleh investor

dalam satu kesatuan.

Resiko pasar dari masing-masing saham yang dimasukkan dalam

portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk portofolio

Page 48: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

27

yang meimiliki resiko rendah, maka saham-saham yang dipilih

bukanlah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio

yang rendah, apabila portofolio tersebut mewakili kesempatan investasi

yang ada, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar.

Manajer yang ingin mengubah resiko pasar yang dihadapinya dapat

melakukan hal tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio.

Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali

portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan dalam

proses minimisasi risiko potorfolio, varian (standar deviasi)

pengembalian merupakan alat ukur resiko portofolio, sebagai

tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan

dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis resiko kerugian.

Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari

sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer

yang umumnya dilakukan. Pembentukkan portofolio normal bukanlah

merupakan hal yang mudah dilakukan. Kesimppulan yang didapat

portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang

diinvestasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun

lembaga.

b. Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Single

Index Model

Metode Single Index adalah metode yang dikembangkan oleh

Sharpe. Metode ini dapat digunakan untuk menyederhanakan

Page 49: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

28

perhitungan dari Metode Markowitz dengan menyediakan parameter-

parameter input yang dibutuhkan di dalam Metode Markowitz. Di

samping itu, metode indeks tunggal dapat juga digunakan untuk

menghitung return ekspektasi dan juga risiko portofolio (Jogiyanto,

2013:369).

Metode indeks tunggal mengasumsikan bahwa tingkat

pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan

bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu

faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam metode (Abdul

Halim, 2005: 82). Metode indeks tunggal dapat digunakan dalam

penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess

return to beta (ERB) dengan cut-off-rate (Ci). Excess return to beta

(ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko

(risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko

yang diukur dengan beta. Cut-off-rate (Ci) merupakan hasil bagi

varian pasar dan return premium terhadap variance error saham

dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap

variance error saham.

Konsep penghitungannya didasarkan pada metode perhitungan

Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking

(urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang

lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan

return saham terhadap return bebas resiko per unit resiko. Saham -

Page 50: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

29

saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan

atau lebih besar dari cut-off-point (C*) merupakan kandidat dalam

pembentukan portofolio optimal. Metode ini mengaitkan perhitungan

return setiap asset ada return indeks pasar. Secara matematis, metode

indeks tunggal adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin,

2010:132).

Ri = αi + βi Rm + ei

Dimana:

Ri = return sekuritas i

Rm = return indeks pasar

αi = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi = ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return

pasar

ei = kesalahan residual

Perhitungan return sekuritas dalam metode indeks tunggal

melibatkan dua komponen utama (Eduardus Tandelilin, 2010: 132),

yaitu:

1. Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan

dilambangkan dengan αi

2. Komponen return yang terkait dengan pasar dilambangkan dengan

βi Komponen keunikan perusahaan berkaitan dengan kejadian-

kejadian mikro yang hanya mempengaruhi perusahaan

bersangkutan. Sedangkan komponen yang terkait dengan pasar

Page 51: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

30

menyangkut kejadian-kejadian makro yang mempengaruhi

seluruh perusahaan. Komponen kesalahan residual (ei) merupakan

perbedaan antara sisi kiri persamaan (Ri) dengan sisi kanan

persamaan (αi + βi Rm). Kerena metode indeks tunggal, per

definisi, merupakan persamaan, maka sisi kanan dan sisi kiri harus

sama. Beta (β) merupakan ukuran kepekaan return sekuritas

terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin

besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return

pasar. Asumsi yang dipakai dalam metode indeks tunggal adalah

bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas

tersebut mempunyai respons yang sama terhadap return pasar

(Eduardus Tandelilin, 2010: 133).

c. Penentuan Portofolio Optimal

Penentuan portofolio optimal dengan menggunakan single index

model (SIM).

1). Investasi Portofolio

Teori portofolio pertama kali dikembangkan oleh

Harry Markowitz (1952). Menurut Markowitz, Portofolio

adalah mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara

memecah dana yang diinvestasikan tersebut untuk

kemudian meletakannya bukan pada satu jalur namun pada

jalur yang berbeda-beda (Irham dan Yovi, 2009:58)

Page 52: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

31

Dengan demikian, portofolio merupakan investasi

dalam bentuk sekuritas saham-saham yang memiliki risiko,

sehingga investor harus dapat memperkirakan berapa

keuntungan yang diharapkan, serta berapa penyimpangan

yang terjadi dari hasil yang diharapkan (Expected Return)

dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang

dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-

masing saham. Faktor penimbang adalah proporsi dana

yang diinvestasikan pada masing-masing saham (Abdul

Halim, 2006:37)

Dalam hal ini Expected Return dari portofolio atau

tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah

proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i dengan

tingkat keuntungan yang diharapkan dari sahm i (Abdul

Halim, 2006:37).

2). Proses investasi

Untuk mencapai tujuan investasi, investasi

membutuhkan suatu proses dalam pengambilan keputusan,

sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan

ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko juga

risiko yang dihadapi. Menurut Sharpe (1995:11), pada

dasarnya ada beberapa tahapan dakam pengambilan

keputusan investasi antara lain

Page 53: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

32

a. Menentukan kebijakan investasi

Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan

investasi dan kemampuan/kekayaannya yang dapat

diinvestasikan. Dikarenakan ada hubungan positif antara

risiko dan return, maka hal yang tepat bagi para investor

untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk

memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga

memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang

berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi

harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

b. Analisis sekuritas

Pada tahapan ini berarti melakukan analisis

sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara

individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk

dalam kategori luas dari asset finansial yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Salah satu tujuan melakukan

penilaian tersebut adalah untuk mengidentidikasi sekuritas

yang salah harga (mispriced). Ada banyak pendekatan

terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut

dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi. Klasifikasi

pertama adalah analisis teknis yang meliputi studi harga

pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan harga pada

masa depan untuk saham perusahaan tersebut. Klasifikasi

Page 54: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

33

kedua adalah analisis fundamental berupaya meramalkan

saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian

mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present

value) dengan menggunakan tingkat diskon yang tepat.

c. Pembentukan portofolio

Pada tahapan ketiga ini adalah membentuk

portofolio yang melibatkan identifikasi assett khusus mana

yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa

besar investasi pada tiap asset tersebut. Di sini masalah

selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu

menjadi perhatian investor. Dalam investasi, investor

sering melakukan diversifikasi dengan mengombinasikan

berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata

lain investor membentuk portofolio. Selektifitas juga

disebut sebagai microforecasting memfokuskan pada

peramalan pergerakan harga setiap sekuritas. Penentuan

waktu disebut juga sebagai macroforecasting yang

memfokuskan pada peramalan pergerakan harga saham

biasa relatif terhadap sekuritas pendapatan tetap, misal

obligasi perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi

konstruksi portofolio sedemikian rupa sehingga

meminimalkan risiko dengan memerhatikan batasan

tertentu.

Page 55: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

34

d. Melakukan revisi portofolio.

Pada tahapan ini, berkenaan dengan pengulangan

secara periodic dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan

dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan

investasinya yaitu membentuk portofolio baru yang lebih

optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan preferensi

investor tentang risiko dan return itu sendiri.

e. Evaluasi kinerja portofolio

Pada tahapan terakhir ini, investor melakukan

penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodic dalam

arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko

yang dihadapi. Jadi, diperlukan ukuran yang tepat tentang

return dan risiko juga standar yang relevan. Untuk

melakukan kegiatan investasi, khususnya investasi saham

dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,

pengalaman, serta naluri untuk menganalisis saham mana

yang harus dibeli dan harus dijual sebagai investor harus

rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham.

5. Portofolio Efisien

Portofolio efisien (Efficient Portfolio) adalah portofolio

yang berada didalam kelompok yang layak menawarkan kepada

para investor ekspektasi return maksimum atas berbagai level

resiko dan juga resiko minimum untuk berbagai level ekspetasi

Page 56: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

35

return. Efisien selalu dilihat dari segi biaya, maka portofolio yang

efisien juga melihat dari segi biaya yang paling efektif dari

berbagai portofolio yang ditawarkan, karena setiap investor tidak

menginginkan menginvestasikan dananya pada tempat-tempat

yang dianggap tidak efisien.

Investor dapat menentukan kombinasi dari aspek-aspek dan

membentuk portofolio, baik yang efisien maupun tidak efisien.

Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan

portofolio yang dapat memberikan kombinasi tingkat resiko dan

keuntungan yang optimal.

Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio

tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi

kondisi berikut (Abdul Halim, 2005:54) :

a. Memberikan ER (Expected Return) terbesar dengan resiko

yang sama, atau

b. Memberikan resiko terkecil ER (Expected Return) yang sama.

6. Seleksi Portofolio Optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin

memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko

tertentu. Karakteristik seperti ini disebut sebagai portofolio yang

efisien. Sedangkan portofolio optimal adalah portofolio yang

dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada

portofolio efisien (Eduardus Tandelilin, 2010: 157).

Page 57: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

36

Pembentukan portofolio yang efisien kita harus berpegang

pada asumsi tentang bagaimana perilaku investor dalam pembuatan

keputusan investasi yang diambilnya. Salah satu asumsi yang

paling penting adalah bahwa semua investor tidak menyukai

risiko. Investor seperti ini jika dihadapkan pada dua pilihan

investasi yang menawarkan return yang sama dengan risiko yang

berbeda, akan cenderung memilih investasi dengan risiko yang

lebih rendah. Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio

yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada

pada kumpulam portofolio efisien. Tentunya investor memilih

portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan

terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia

ditanggungnya.

Sebagaimana telah disebutkan di bagian awal, dalam teori

portofolio dikenal adanya konsep portofolio efisien dan portofolio

optimal. Portofolio efisien adalah portofolio yang menyediakan

return maksimal bagi investor dengan tingkat risiko tertentu, atau

portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return

tertentu. Sedangkan portofolio optimal adalah portofolio yang

dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada

portofolio efisien. (Eduardus Tandelilin, 2010: 158) Pemilihan

portofolio optimal didasarkan pada preferensi investor terhadap

return yang dihadapkan dan risiko yang ditunjukkan oleh kurva

Page 58: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

37

indiferen. Kurva indiferen merupakan suatu kurva yang

menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan tingkat

pengembalian yang sama (indifference) bagi investor. Kemiringan

(slope) IC menunjukkan tingkat substitusi marginal dari tingkat

pengembalian dan risiko. (Abdul Halim, 2005: 61).

7. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite

stock price index menggunkan seluruh saham tercatat sebagai

komponen perhitungan indeks. Masing-masing pasar modal

memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang

dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga. Sebagai

contoh IHSG dimasing-masing negara memiliki tingkat

perkembangan yang berbeda.

Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu

nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh

saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud gabungan seluruh

saham ini adalah kinerja saham yang dimaksudkan dalam

perhitungan seluruh saham yang tercatat dibursa tersebut.

8. Pasar Modal

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun

1995, pasar modal didefinisikan sebagai “Kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Page 59: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

38

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Samsul

(2008: 43), mengartikan pasar modal sebagai sarana atau tempat

bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen

keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Pada

dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun

instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi

perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana

bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal

memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan

kegiatan terkait lainnya (Darmadji, dan Fakhruddin, 2008: 1).

Pasar modal memiliki peran besar bagi Ekonomi dan Bisnis

suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus

fungsi Ekonomi dan Bisnis dan fungsi keuangan. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi Ekonomi dan Bisnis karena pasar

menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (yaitu

investor) dan pihak yang memerlukan dana (yaitu issuer, pihak

yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal,

maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan

dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return),

sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat

Page 60: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

39

memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa

harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal

hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang

dipilih. Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas

perekonomian dan bisnis dapat meningkat karena pasar modal

merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat

beroperasi dengan skala yang lebih besar, dan selanjutnya akan

meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran

masyarakat luas (Darmadji, dan Fakhruddin, 2008: 3).

9. Instrumen Pasar Modal

Bentuk instrument di pasar modal disebut efek, yaitu surat

berharga yang berupa: (1) saham (2) obligasi (3) bukti right dan

(4) produk turunan atau biasa disebut derivative. (Samsul, 2006:

45).

a. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana

pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham

(shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau

suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham

adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang

saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham

(DPS).

Page 61: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

40

b. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahan memiliki

utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3

tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang

obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan

menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang

dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.

c. Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga

tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu

dimiliki oleh pemegang saham lama, harga tertentu di sini

berarti harganya sudah ditetapkan di muka dan biasa

disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price

atau exercise price).

d. Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga

tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja

dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga

sering diberikan kepada pemegang obligasi pada saat

perusahaan menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti

harganya sudah ditetapkan di muka sebesar di atas harga

pasar saat diterbitkan. Jangka waktu tertentu berarti setelah

6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.

Page 62: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

41

10. Reksadana Syariah

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.

20/DSN/-MUI/IV/2001, Reksadana Syariah adalah reksadana yang

beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik

dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (Shahibul

maal / rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil

pengguna investasi, maupun antara manajer investasi sebagai wakil

shahibul maal dengan pengguunaan investasi.

Reksadana syariah berasal dari kata reksa, yang beratrti

kelola atau pelihara, dana yang berarti uang dan syariah adalah

aturan-aturan yang sesuai dengan islam. Jadi reksadana syariah

adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal, dan selanjutnya diinvestasikan dalam

portofolio efek oleh manajer investasi serta sesuai dengan

ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah ditetapkan pokok-

pokoknya oleh Allah SWT (Ahmad Rodoni, 2009:79).

Reksadana di Amerika Serikat dikenal dengan istilah

Mutual Fund, di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, dan di

Jepang dikenal dengan istilah Investment Trust, sedangkan di

Malaysia, reksadana dikenal sebagai Unit trust. Definisi yang

diberikan Choong (1999) adalah, “unit trust is an investment

scheme that pools from many investors who share similiar

financial objective investment strategy and risk tolerance” (Ahmad

Page 63: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

42

Rodoni, 2009:80).

Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi

kebutuhan kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan

investasi dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggung

jawabkan secara religius, serta sejalan dengan prinsip – prinsip

syariah. Dari sisi tujuan reksadana syariah dapat disejajarkan

dengan Social Responsible Investment (SRI) atau Etihcal

Investment, Socially Aware Investment dan Value-Based

Investment. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata

mencari keuntungan tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial

terhadap lingkungan, komitmen terhadap nilai-nilai yang diyakini

tanpa harus mengabaikan keinginan investornya (Sofiyanti

Ghufron dkk, 2005:15-16 ).

11. Pihak-pihak yang Terlibat

Menurut Ahmad Rodoni (2009:87) seorang calon investor

yang akan menginvestasikan dananya pada salah satu Reksadana

Terbuka umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait

didalamnya yaitu:

1. Perusahaan Reksadana

Merupakan perseroan terbatas yang telah memperoleh izin

usaha dari Bapepam dengan bertujuan untuk Reksadana yang

akan mengelola dan bertanggung jawab atas dana para

pemegang saham Reksadana.

Page 64: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

43

2. Manajer Investasi

Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha

dari Bapepam-LK sebagai manajer investasi dan minimum ada

pegawainya yang telah memperoleh izin profesi dari Bapepam-

LK sebagai wakil manajer investasi. Perseroan ini mempunyai

kontrak dengan perusahaan Reksadana untuk melaksanakan

investasi kembali dana yang telah dihimpun. Kegiatan manajer

investasi adalah manajemen portofolio (jual beli efek), analisa

efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik.

Biasanya manajer investasi ini dirangkap oleh perusahaan

Reksadana.

Menurut Eko Pratomo (2007:41), sebelum dapat menjual

reksadana kepada investor, manajer investasi harus terlebih

dahulu membentuk reksadana dengan membuat akta Kontrak

Investasi Kolektif (KIK) bersama bank kustodian. Kemudian,

menjalani proses pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK

untuk mendapatkan pernyataan efektif, sehingga reksadana

dapat dijual kepada investor. Umumnya, manajer investasi

bekerjasama dengan agen penjual (bank, perusahaan asuransi,

atau pihak lainnya) untuk menawarkan dan menjual reksadana

kepada investor. Dari dana yang terkumpul, manajer investasi

akan melakukan pengelolaan investasi, sesuai dengan

kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses

Page 65: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

44

investasi yang dilakukan, antara lain:

a) Melakukan analisis makro dan mikro

b) Menentukan alokasi aset (distribusi penempatan pada efek

pasar uang, efek utang atau efek saham).

c) Menentukan alokasi sektor (distribusi jenis industri yang

dipilih)

d) Menentukan pilihan emiten/pihak tempat berinvestasi

e) Melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang (broker)

f) Memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio

3. Agen Penjualan

Agen penjualan inilah melaksanakan penjualan secara

langsung kepada masyarakat pemodal melalui cabang-

cabangnya atau subagensi lainnya. Transaksi jual-beli

berlangsung dengan investor terjadi disini. Disinilah investor

dapat meminta prospektus penawaran umum saham reksadana,

agen penjualan ini biasanya dirangkap oleh manajer investasi.

4. Kustodian

Kustodian (custodian) merupakan institusi yang berfungsi

untuk menyimpan dan mengamankan dokumen efek (surat

berharga). Kustodian tidak terlibat didalam operasi sehari-hari

yang berhubungan dengan keputusan investasi. Untuk

menghindari terjadinya kolusi, maka kustodian tidak boleh

berafiliasi dengan manajer investasi. Kustodian umumnya

Page 66: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

45

adalah bank, yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-

LK sebagai kustodian.

Kustodian melaksanakan perintah dari manajer investasi

dalam transaksi jual-beli efek dalam hal pengeluaran dan

pemasukan dana serta penyimpanan efek hasil pembelian yang

dilakukan oleh manajer investasi. Jadi manajer investasi tidak

menyimpan efek yang telah dibeli maupun uang yang dihimpun

dari para pemegang saham reksadana. Praktek Kustodian di

Indonesia dipercaya oleh Bapepam-LK untuk menghitung

NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi yang

disebut trustee.

5. Transfer Agent

Fungsi dari transfer agent adalah melaksanakan registrasi

dari pencatatan permintaan para pemegang saham reksadana

mengenai pembelian dan penebusan serta membuat daftar para

pemegang saham yang uptodate. Fungsi ini di Indonesia,

dipercayakan kepada kustodian.

12. Jenis-jenis Reksadana

Menurut Mohamad Heykal (2012:92), berdasarkan jenisnya

reksadana dapat dibagi kepada tiga bagian yaitu:

1. Pembagian Reksadana Berdasarkan Bentuk Hukum

a) Reksadana berbentuk perseroan

Reksadana berbentuk perseroan (PT Reksa Dana)

Page 67: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

46

merupakan suatu perusahaan (dalam hal ini perseroan

terbatas) yang bergerak pada pengelolaan portofolio

investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di

pasar investasi. Dari kegiatan tersebut PT Reksa Dana

akan memperoleh keuntungan dalam bentuk

peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai

sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati

oleh para investor yang memiliki saham pada

perusahaan tersebut.

b) Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)

Reksadana berbentuk KIK adalah kontrak yang

dibuat antara manajer investasi dan bank kustodian

yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai

investor. Dengan begitu reksadana KIK bukan

merupakan reksadana yang berbentuk badan hukum

tersendiri. Melalui kontrak ini manajer investasi diberi

wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan

bank kustodian diberikan wewenang untuk

melaksanakan investasi penitipan dan administrasi

investasi kolektif. Fungsi dari kontrak investasi kolektif

sama halnya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga dalam suatu perusahaan. Saat ini

seluruh reksadana yang ada di Indonesia adalah

Page 68: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

47

reksadana berbentuk KIK.

2. Pembagian Reksadana Berdasarkan Sifat Operasional

Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat

dibedakan menjadi reksadana terbuka (open-end) dan

reksadana tertutup (close-end). Beberapa perbedaan

keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Reksadana

terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum

untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek. Investor

tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya

kepada reksadana melainkan kepada investor lain melalui

pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh

mekanisme bursa. Penjualan saham tersebut dilakukan

melalui manajer investasi.

Sementara itu, reksadana tertutup menjual saham atau

unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada

investor yang membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan

di Bursa Efek dan harganya ditentukan didasarkan atas

Nilai Aktiva Bersih (NAB) / Net Asset Value (NAV) per

saham yang dihitung oleh Bank Kustodian. Pada dasarnya

reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara

terbuka maupun tertutup, sedangkan reksadana berbentuk

KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.

Page 69: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

48

3. Pembagian Reksadana Berdasarkan Jenis Investasi

Berdasarkan jenis investasinya reksadana terbagi

menjadi empat kategori, yaitu:

a) Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund / MMF)

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang

melakukan investasi 100% pada efek pasar uang yaitu

efek-efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun.

Umumnya, instrumen atau efek yang masuk dalam

kategori ini meliputi deposito, SBI, obligasi, serta efek

utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu

tahun. Reksadana pasar uang merupakan reksadana

dengan tingkat risiko paling rendah dan cocok untuk

investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam

jangka pendek (kurang dari satu tahun).

b) Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund /

FIF)

Reksadana pendapatan tetap merupakan reksadana

yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%

dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat

utang, seperti obligasi dan surat utang lainnya dan 20%

dari dana yang dikelola dapat diinvestasikan pada

instrumen lainnya. Reksadana jenis ini memiliki risiko

relatif besar dari reksadana pasar uang dengan tujuan

Page 70: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

49

investasi untuk menghasilkan return yang stabil. Efek

bersifat utang umumnya memberikan penghasilan

dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan

instrumen lainnya. FIF yang terdapat di Indonesia lebih

banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai

bagian terbesar investasinya.

c) Reksadana Saham (Equity Fund / EF)

Reksadana saham adalah reksadana yang

melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari

portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat

ekuitas (saham) dan 20% dari dana yang dikelola

diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksadana jenis

ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi

dibandingkan dengan jenis reksadana lain, tentunya

juga memiliki return yang lebih tinggi. Berbeda dengan

efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi,

dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan

bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil

yang lebih tinggi berupa capital gain melalui

pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari

capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain

berupa dividen.

Page 71: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

50

d) Reksadana Campuran (Balance Fund / BF)

Reksadana campuran tidak memiliki batasan alokasi

investasi yang boleh dilakukan. Reksadana campuran

dapat melakukan investasinya baik pada efek utang

maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel.

Perkembangan terakhir, Bapepam-LK mengeluarkan

aturan baru berkaitan dengan jenis-jenis reksadana yang

sedikit berbeda dari reksadana yang selama ini beredar.

Sekilas mengenai reksadana tersebut adalah sebagai

berikut (Mohamad Heykal, 2012:96) :

a. Reksadana Terproteksi (Capital Protected

Fund)

Jenisnya reksadana pendapatan tetap, namun

manajer investasi memberikan perlindungan

terhadap investasi awal investor sehingga

nilainya tidak berkurang saat jatuh tempo.

Sebagian besar dana yang dikelola akan

dimasukkan pada efek bersifat utang yang pada

saat jatuh tempo sekurangnya dapat menutup

nilai yang diproteksi. Sisanya diinvestasikan

kepada efek lain, sehingga investor masih punya

peluang memperoleh peningkatan NAB (Nilai

Aktiva Bersih).

Page 72: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

51

b. Reksadana dengan Penjaminan (Guaranted

Fund)

Reksadana ini menjamin bahwa investor

sekurangnya akan menerima sebesar nilai

investasi awal pada saat jatuh tempo, sepanjang

persyaratannya dipenuhi. Jaminan ini diberikan

lembaga penjamin berdasarkan kontrak lembaga

itu dengan manajer investasi dan bank kustodian

(bank yang mewakili kepentingan investor

untuk mengawasi ketaatan manajer investasi).

Manajer investasi wajib menginvestasikan

sekurang-kurangnya 80% dari efek bersifat

utang yang masuk kategori layak investasi.

c. Reksadana Indeks

Portofolio reksadana terdiri atas efek-efek

yang menjadi bagian dari indeks acuan. Manajer

investasi wajib menginvestasikan minimal 80%

dari NAB pada sekurangnya 80% efek yang

menjadi bagian indeks acuan.

13. Keuntungan Reksadana Syariah

Menurut Mohamad Heykal (2012:97), pada dasarnya setiap

kegiatan investasi mengandung dua unsur yaitu return

(keuntungan) dan risiko. Berikut ini terdapat beberapa

Page 73: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

52

keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana:

1. Tingkat likuiditas yang baik, yang dimaksud dengan

likuiditas disini adalah kemampuan untuk mengelola uang

masuk dan keluar dari reksadana. Dalam hal ini yang paling

sesuai adalah reksadana untuk saham-saham yang telah

dicatatkan di Bursa dimana transaksi terjadi setiap hari,

tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito

periode tertentu. Selain itu pemodal dapat mencairkan

kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan

ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga

memudahkan investor untuk mengelola kasnya.

2. Manajer profesional, reksadana dikelola oleh manajer

investasi yang handal, ia mencari peluang investasi yang

paling baik untuk reksadana tersebut. Pada prinsipnya,

manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan

peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksadana.

Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh

tujuan investasi dari reksadana tersebut.

3. Diversifikasi, adalah istilah dimana tidak menempatkan

seluruh dana di dalam suatu satu peluang investasi, dengan

maksud membagi risiko.

4. Biaya rendah, karena reksadana merupakan kumpulan dana

dari banyak investor sehingga besarnya kemampuan

Page 74: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

53

melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi

yang murah. Sedangkan manfaat yang diberikan Reksadana

Syariah bagi pemerintah dan Bursa Efek yaitu sebagai

berikut (Ahmad Rodoni, 2009:94) :

a) Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksadana

(sebagai emiten) merupakan lahan yang tepat bagi

investasi pemodal segala strata, baik besar maupun

kecil. Investor-investor lembaga akan lebih percaya

kepada manajer investasi yang mengelola reksadana.

b) Meningkatkan peranan swasta nasional dalam

menghimpun dana masyarakat. Selama ini produk

reksadana dikelola oleh manajer investasi asing,

sehingga dikhawatirkan dapat menaikkan capital

outflows yang berimplikasi pada mengguncangnya

stabilitas neraca pembayaran (balance of payment).

c) Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar

modal Indonesia, sehingga dapat meningkatkan

likuiditas bursa dan kapitalis pasar (market

capitalization). Tingginya transaksi perdagangan efek

di bursa akan menarik masuknya modal asing (capital

inflows) sehingga makin menguatkan neraca

pembayaran.

Page 75: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

54

d) Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena pergeseran dana

dari bank ke capital market.

14. Risiko Investasi pada Reksadana Syariah

Menurut Abdul Manan (2009:161), Bapepam menyebutkan

beberapa risiko yang kemungkinan bisa terjadi apabila investor

berinvestasi di reksadana, antara lain:

a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham,

obligasi, dan surat-surat berharga lainnya) yang menjadi bagian

dari portofolio reksadana di bursa yang mengakibatkan

menurunnya nilai unit penyertaan.

b. Risiko Likuiditas

Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan

oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat

menyulitkan manajer investasi menyediakan uang tunai bagi

pembayaran tersebut.

c. Risiko Politik dan Ekonomi

Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi

mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan

yang mempengaruhi efek yang termasuk dalam portofolio

reksadana.

d. Risiko Wanprestasi

Risiko ini dapat timbul saat perubahan asuransi yang

Page 76: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

55

mengasuransi harta kekayaan reksadana tidak dapat membayar

ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan

saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pihak-pihak

terkait dengan reksadana yakni pialang, bank kustodian, agen

pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan

yang mungkin dapat mempengaruhi penurunan NAB yang

bersangkutan.

15. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah jumlah aktiva setelah

dikurangi kewajiban-kewajiban yang timbul selama reksadana

diperdagangkan. Aktiva reksadana berasal dari nilai porttofolio

reksadana, yang dapat berupa Kas, Deposito, Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Saham, Obligasi

dan Efek lainnya. Sementara kewajiban reksadana dapat berupa fee

Manajer Investasi yang belum dibayar, fee Bank Kustodian yang

belum dibayar, fee pialang yang belum dibayar, pembelian efek

yang belum dilunasi dan pajak-pajak belum dibayar.

Unit penyertaan (UP) adalah sauan kepemilikan investor

atas reksadana. Sedangkan NAB per Unit penyertaan berarti nilai

NAB dibagi dengan Unit Penyertaan (UP) yang beredar

(Outstanding). Secara singkat NAB/Unit dapat dijelaskan sebagai

harga beli per Unit penyertaan jika investor ingin berinvestasi

direksadana, sekaligus sebagai harga jual per Unit penyertaan jika

Page 77: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

56

investor ingin mencairkan investasinya. Informasi NAB/Unit

menjadi indikator untung ruginya investasi, dengan mengetahui

pada harga berapa investor membeli dan pada harga berapa

investor menjualnya.

16. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip

Syariah

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum

sesuai dengan syariah. Berdasarkan arahan Dewan Syariah

Nasional dan Peraturan Bapepam – LK Nomor IX.A.13 tentang

Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha

yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah (Indonesia Stock

Exchange, 2010: 13):

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep

ribawi, jual beli risiko yang mengandung gharar dan maysir.

3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan :

a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-

dzatihi).

b. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya

(haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan

Page 78: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

57

atau

c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat

mudarat.

4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi

tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan

ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut

dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori

syariah adalah:

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang

diuraikan di atas.

2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan

penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan

penawaran dan permintaan palsu

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

a. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan

total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis

bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih

dari 45% : 55%).

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal

lainnya dibandingkan dengan total pendapatan

(revenue) tidak lebih dari 10%.

Page 79: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

58

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Riska Rosdiana (2012),

mengenai “Analisis optimalisasi portofolio saham syariah (studi kasus

pada jakarta islamic index tahun 2006-2010) “ dalam anailisis ini variabel

yang diteliti yaitu return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas, dengan

menggunakan metode single index model dan cosntant correlation peneliti

menemukan portofolio optimal yang terbentuk dengan metode single

index model memberikan hasil rata-rata return portofolio yaitu sebesar

(Rp) 0.1437 dan rata-rata resiko portofolio sebesar 0.3716 sedangkan

portofolio yang terbentuk dengan metode constant correlation memberikan

hasil rata-rata return portofolio sebesar (Rp) 0.1170 dan rata-rata resiko

portofolio sebesar 0.005712.

Penelitian yang dilakukan oleh Edgar Pandu Putra (2012),

mengenai “Optimalisasi portofolio pada index LQ-45 dengan

membandingkan metode single index model dan constant correlation

periode agustus 2009 - juli 2012 “ dalam analisis ini variabel yang diteliti

yaitu return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas dengan menggunakan

metode single index model dan constant correlation. Dengan

menggunakan metode single index model peneliti menemukan saham-

saham syariah yang terdiri dari UNTR, GGRM, KLBF, ASII, BBRI,

BBCA, INDF, BBNI, dan BMRI. Dari portofolio tersebut didapat

expected return sebesar 18,828% dan risk sebesar 2,494%. Sedangkan

portofolio yang dibentuk oleh metode constant correlation terdiri dari

Page 80: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

59

ASII, GGRM, INTP, JSMR, KLBF, PTBA, SMGR, dan UNTR. Dari

portofolio tersebut didapat expected return 19,707% dan risk sebesar

1,584%.

Penelitian yang dilakukan oleh J. Francis Mary, G. Rathika (2015),

mengenai “ The single index model and the construction of optimal

portfolio with CNXPHARMA SCRIP ” pada periode September 2010 –

September 2014 dengan menerapkan metode single index model sharpe

menggunakan harga penutupan bulanan 10 sample perusahaan yang

terdaftar pada NSE dan harga indeks CNX PHARMA. Peneliti

menemukan bahwa hanya ada satu perusahaan yang terpilih untuk

keputusan investasi dengan nilai cut off point -0.111182.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2011), mengenai “ Analisis

pembentukkan portofolio optimal pada saham LQ-45 dan JII di Bursa efek

indonesia dengan metode single index model dan cut off point “ dalam

analisis ini variabel yang diteliti yaitu return pasar (IHSG) terhadap return

sekuritas dengan menggunakan metode single index model dan cut off

point. Pada periode 2006 - 2010 Dengan menggunakan metode single

index model peneliti menemukan saham LQ-45 yang terbentuk yaitu

terdiri AALI, ASII, BBCA, BDMN, BMRI, BNBR, BNGA, BNII, INDF,

INKP, ISAT, PGAS, MEDC. Sedangkan saham JII yang terbentuk terdiri

dari BUMI, INCO, INTP, KLBF, PTBA, UNTR dan UNVR.

Penelitian yang dilakukan oleh Renta Wachya (2006), mengenai “

Pembentukan portofolio optimal pada reksadana saham dengan

Page 81: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

60

menggunakan metode markowitz “ dalam analisis ini variabel yang diteliti

yaitu return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas dengan menggunakan

metode markowitz. Dengan menggunakan metode markowitz peneliti

menggunakan 16 sample reksadana saham yang secara aktif

diperdagangkan dari Januari 2001 – Desember 2005 dengan nilai average

return bulanan positif. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa investor

dapat melakukan investasi portofolio sepenuhnya yaitu 100% pada

Reksadana saham Schroder Dana Prestasi Plus, dengan menginvestasikan

100% maka akan mendapatkan tingkat return portofolio sebesar 42,33%

dengan standar deviasi 23,19% serta indeks reward to variability ratio

sebesar 1,2953. Lalu dari hasil penelitian terhadap pengukuran kinerja

dengan menggunakan metode Sharpe terdapat tujuh reksadana saham yang

kinerjanya berada diatas pasar yaitu Reksadana Schroder Dana Prestasi

Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phisnisi Dana Saham, Panin Dana

Maksima, Citer reksadana Ekuitas dan Bahana.

Penelitian yang dilakukan oleh Jiwa Adisetya (2006), mengenai “

Pembentukan portofolio optimal pada instrumen reksadana saham

menggunakan metode single index model dan efficient frontier markowitz

“dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu return pasar (IHSG)

terhadap return sekuritas dengan menggunakan metode single index model

dan efficient frontier markowitz. Sampel yang digunakan sebanyak 16

sampel reksadana saham pada periode 2001 - 2005. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa reksadana saham yang terpilih menjadi

Page 82: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

61

pembentuk portofolio optimal antara metode single index model dan

efficient frontier markowitz adalah sama. Yaitu TRIM Kapital, Rencana

Cerdas dan Si Dana Saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardi Sanjaya Hamdani (2015),

mengenai “Pembentukan Portofolio Optimal Pada Indeks Kompas 100

Periode 2013-2014“ dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu return

saham yang masuk kedalam indeks kompas 100 dengan menggunakan

metode single index model. Pada periode 2013 - 2014 Dengan

menggunakan metode single index model dalam penelitian didapatkan

hasil bahwa portofolio oprimal yang terbentuk dari indeks kompas adalah

BBRI, BBCA, BMRI, ASII, GGRM, SMCB, INTP, JSMR, BBKP,

MEDC, AKRA, ENRG, BBNI, PNLF, AALI, BSDE, CTRA dan CPIN.

Page 83: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

62

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No

Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian

Variabel

dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. J. Francis,

G. Rathika

(2015)

The Single Index

Model And The

Construction Of

Optimal Portfolio

with

CNXPHARMA

SCRIP

1. Menggunakan

Single Index

Model.

1. Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah.

2. Variabel yang

digunakan

adalah

Resadana

Saham Syariah.

3. Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari 2011 –

Desember

2015.

Peneliti menemukan

bahwa hanya ada satu

perusahaan yang

terpilih untuk

keputusan investasi

dengan nilai cut off

point -0.111182.

2. Ardi

Sanjaya

Hamdani

(2015)

Pembentukan

Portofolio

Optimal Pada

Indeks Kompas

100 Periode

2013-2014

1. Menggunakan

Single Index

Model.

1.Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah.

2.Variabel yang

digunakan

adalah

Resadana

Saham Syariah.

3. Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

menggunakan

variabel suku

bunga Januari

2011 –

Desember 2015

Dalam penelitian

didapatkan hasil

bahwa portofolio

oprimal yang terbentuk

dari indeks kompas

adalah BBRI, BBCA,

BMRI, ASII, GGRM,

SMCB, INTP, JSMR,

BBKP, MEDC,

AKRA, ENRG, BBNI,

PNLF, AALI, BSDE,

CTRA dan CPIN.

Page 84: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

63

No

Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian

Variabel

dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Riska

Rosdiana

(2012)

Analisis

Optimalisasi

Portofolio Saham

Syariah Pada JII

Tahun 2006-2010

1. Menggunakan

Single Index

Model.

1.Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah.

2. Variabel yang

digunakan

adalah

Resadana

Saham Syariah.

3.Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari 2011 –

Desember

2015.

4.Menggunakan

Metode

Constant

Correlation

Peneliti menemukan

portofolio optimal

yang terbentuk dengan

metode single index

model memberikan

hasil rata-rata return

portofolio yaitu

sebesar (Rp) 0.1437

dan rata-rata resiko

portofolio sebesar

0.3716 sedangkan

portofolio yang

terbentuk dengan

metode constant

correlation

memberikan hasil

rata-rata return

portofolio sebesar

(Rp) 0.1170 dan rata-

rata resiko portofolio

sebesar 0.005712.

4. Edgar

Pandu

(2012)

Optimalisasi

Portofolio pada

Index LQ-45

dengan

Membandingkan

Metode Single

Index Model dan

Constant

Correlation

1. Menggunakan

Single Index

Model.

1.Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah.

2. Variabel yang

digunakan

adalah

Resadana

Saham Syariah.

3. Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari 2011 –

Desember

2015.

4. Menggunakan

Metode

Peneliti menemukan

saham-saham syariah

yang terdiri dari

UNTR, GGRM,

KLBF, ASII, BBRI,

BBCA, INDF, BBNI,

dan BMRI. Dari

portofolio tersebut

didapat expected

return sebesar

18,828% dan risk

sebesar 2,494%.

Sedangkan portofolio

yang dibentuk oleh

metode constant

correlation terdiri dari

ASII, GGRM, INTP,

JSMR, KLBF, PTBA,

SMGR, dan UNTR.

Page 85: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

64

No

Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian

Variabel

dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Constan

Correlation

4

Dari portofolio

tersebut didapat

expected return

19,707% dan risk

sebesar 1,584%.

5. Yuliati

(2011)

Analisis

Pembentukan

Portofolio

Optimal Pada

Saham LQ 45

dan JII di Bursa

Efek Indonesia

dengan Metode

Cut Off Point

1. Menggunakan

Single Index

Model.

1.Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah.

2. Variabel yang

digunakan

adalah

Resadana

Saham Syariah.

3. Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari 2011 –

Desember

2015.

Peneliti menemukan

saham LQ-45 yang

terbentuk yaitu terdiri

AALI, ASII, BBCA,

BDMN, BMRI,

BNBR, BNGA, BNII,

INDF, INKP, ISAT,

PGAS, MEDC.

Sedangkan saham JII

yang terbentuk terdiri

dari BUMI, INCO,

INTP, KLBF, PTBA,

UNTR dan UNVR.

6. Renta

Wachya

(2006)

Pembentukan

Portofolio

Optimal pada

Reksadana

Saham dengan

Menggunakan

Metode

Markowitz

1. Variabel

yang diteliti

Reksadana

Saham

1.Penelitian

menggunakan

sampel sebanyak

7 Reksadana

saham syariah

dan 16

Reksadana

Saham.

2.Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari 2011 –

Desember 2015.

1. O

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

investor dapat

melakukan investasi

portofolio sepenuhnya

yaitu 100% pada

Reksadana saham

Schroder Dana Prestasi

Plus, dengan

menginvestasikan

100% maka akan

mendapatkan tingkat

return portofolio

sebesar 42,33%

dengan standar deviasi

23,19% serta indeks

reward to variability

ratio sebesar 1,2953.

Page 86: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

65

No

Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian

Variabel

dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Lalu dari hasil

penelitian terhadap

pengukuran kinerja

dengan menggunakan

metode Sharpe

terdapat tujuh

reksadana saham yang

kinerjanya berada

diatas pasar yaitu

Reksadana Schroder

Dana Prestasi Plus, Si

Dana Saham, Rencana

Cerdas, Phisnisi Dana

Saham, Panin Dana

Maksima,

Citerreksadana Ekuitas

dan Bahana.

7. Jiwa

Adisetya

(2006)

Pembentukan

Portofolio

Optimal pada

Instrumen

Reksadana

Saham

Menggunakan

Metode Single

Index Model dan

Efficient Frontier

Markowitz

1. Variabel

yang diteliti

Reksadana

Saham

2. Menggunaka

n metode

Single Index

Model

1. Penelitian

menggunakan

sampel

sebanyak 7

Reksadana

saham syariah

dan 16

Reksadana

Saham.

2. Periode

penelitian yaitu

pada Bulan

Januari

2011 _

Desember

2015.

3. Menggunakan

Metode

Efficient

Frontier

Markowitz

Reksadana saham yang

terpilih menjadi

pembentuk portofolio

optimal antara metode

single index model

dan efficient frontier

markowitz adalah

sama. Yaitu TRIM

Kapital, Rencana

Cerdas dan Si Dana

Saham.

Sumber : Hasil Kesimpulan Penelitian Terdahulu

Page 87: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

66

C. Kerangka Pemikiran

Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang

ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih di

kemudian hari. Investasi dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya

dapat dilakukan melalui pasar uang atau pasar modal (Astuti dan Sugiharto

2005 : 251). Investasi yang ditanamkan ke pasar uang seperti deposito,

SBI dan valuta asing, sedangkan yang ditanamkan ke pasar modal seperti

saham dan obligasi. Berbagai bentuk instrumen investasi tersebut dapat

memberikan banyak peluang bagi investor untuk menginvestasikan

modalnya. Bagi investor yang suka dengan risiko dapat menanamkan

modalnya di pasar modal berupa saham, dengan imbalan pendapatan

(return) yang tinggi.

Definisi portofolio optimal adalah yang mampu memberikan

tingkat keuntungan tertentu dengan resiko yang lebih rendah untuk

membentuk suatu portofolio yang optimal maka dilakukan terlebih dahulu

adalah memilih saham-saham berdasarkan dengan kriteria,

memeringkatkan saham dengan menentukan cut off rate (C*), setelah

saham-saham tadi dapat dikatakan optimal dengan menentukan proporsi

masing-masing saham yang akan memberikan portofolio optimal.

Page 88: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

67

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bank Indonesia Bursa Efek Indonesia

Return Pasar

(IHSG)

(X)

()

Return NAB (Nilai Aktiva Bersih)

(Reksadana Saham Syariah)

(Y)

Varian Saham dan Pasar

Risiko Saham Sistematis dan Tidak Sistematis SBI

BAPEPAM-LK

ERB > C*

ERB < C*

Masuk Kandidat Portofolio

Optimal

Tidak Masuk Kandidat

Portofolio Optimal

Bank Indonesia Bursa Efek Indonesia

Kesimpulan, Implikasi, Saran

Page 89: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

68

D. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana sebagai berikut :

Hipotesis perbandingan antara Excess Return to Beta (ERB)

dengan Cut Off Point (C*) pada Reksadana Saham Syariah dengan

menggunakan Single Index Model (SIM).

H0 : ERB < C* Tidak termasuk kandidat saham portofolio optimal

pada reksadana saham syariah

Ha : ERB > C* Termasuk kandidat saham portofolio optimal pada

reksadana saham syariah

Page 90: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah saham reksadana

syariah yang terdaftar (Listing) pada BAPEPAM-LK (Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) data yang digunakan adalah data

sekunder yaitu yang diperoleh dari publikasi BAPEPAM-LK berupa data

Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan, publikasi Bank Indonesia (BI) berupa

data Sertifikat Bank Indonesia (SBI) satu bulanan selama tahun 2011-

2015, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam penelitian ini

saham yang dijadikan sebagai penelitian adalah saham-saham reksadana

syari’ah yang secara aktif masuk dalam periode penelitian selama Januari

2011 sampai Desember 2015., mampu bersaing dengan saham-saham

lainnya.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah data NAB reksadana

saham yang diperdagangkan selama periode Januari 2011 sampai

Desember 2015. Data yang dipilih untuk dimasukkan dalam perhitungan

adalah reksadana saham syariah yang aktif beroperasi selama periode

penelitian. Jumlah reksadana saham syariah yang aktif beroperasi itu

sebanyak 7 reksadana saham syariah. Sementara beberapa reksadana

saham syariah lain yang tidak diperdagangkan secara simultan tidak

69

Page 91: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

70

dimasukkan kedalam data penelitian. Ke 7 reksadana saham syariah yang

termasuk dalam obyek penelitian itu dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Sampel Reksadana Saham Syariah

Sumber : BAPEPAM-LK, data diolah

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas :

1. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), merupakan indeks

gabungan seluruh saham yang terdaftar (listing) pada Bursa Efek

Indonesia (BEI).

2. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari masing-masing reksadana saham

syariah yang tercatat pada BAPEPAM-LK.

3. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), merupakan suku

bunga tahunan. Sekuritas ini yang termasuk bebas resiko (Risk Free).

Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini mencakup

periode Januari 2011 – Desember 2015, selain data-data diatas penulis

menggunakan data indeks bulanan Harga Saham Gabungan (IHSG)

dan Nilai Aktiva Bersih (NAB).

Page 92: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

71

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini perhitungan return dan risiko saham secara

individual berdasarkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana saham

syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode ini digunakan

untuk mencari persamaan regresi. Beta sekuritas dapat dilakukan dengan

menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen dan returtn pasar

sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data

ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu

ke waktu selama periode penelitian, akan tetapi bila periode penelitian

terlalu lama, anggapan bahwa beta konstan dan stabil adalah kurang tepat,

karena sebenarnya beta berubah dari waktu kewaktu (Jogiyanto,

2013:431).

Persamaan regresi yang digunakan untuk mengasumsikan beta

dapat didasarkan pada model indeks tunggal dengan rumus :

Ri = αi + βi ( Rm ) + ei

Dimana:

Ri = return sekuritas i

Rm = return indeks pasar

αi = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi = ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return

pasar

ei = kesalahan residual

Page 93: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

72

Persamaan tersebut diatas merupakan persamaan regresi linear

sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel tergantung dan Rm

sebagai variabel bebas.

Adapun langkah-langkahnya sebagai beerikut :

1) Memilih reksadana saham syariah sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan, yaitu reksadana saham syariah yang memiliki kapitalisasi

pasar terbesar yang berpengaruh terhadap IHSG dan selanjutnya

perhitungan-perhitungan yang diperlukan sebagai berikut :

a. Menghitung Return dan Standar Deviasi Reksadana saham syariah

Rm =

Keterangan :

Rm = Return bulan bersangkutan

NABperunitn = NAB perunit bulan bersangkutan

NABperunitn-1 = NAB perunit bulan sebelumnya

b. Menghitung Return Pasar

Rm =

Keterangan :

Rm = Return pasar

IHSGt = Harga saham penutup (Close)

IHSGt-1 = Harga saham pembuka (Open)

Page 94: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

73

c. Menghitung Standar Deviasi digunakan untuk mengukur resiko dari

realized return, yang dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

σ = Standar Deviasi (SD)

Xi = Realized Return ke-i saham i

= Rata-rata realized return saham i

n = Jumlah realized return saham

Varian digunakan untuk mengukur resiko expected return saham i.

Varian dapat dihitung dengan cara, yaitu menkuadratkan standar

deviasi.

d. Menghitung resiko sistematis saham dilambangkan dengan beta.

Beta adalah resiko unik dari saham individual, menghitung

keseorangan (slope) realized return suatu saham dengan realized

return pasar (IHSG) dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk

menghitung Excess Retrun to Beta (ERB) dan βi yang diperlukan

untuk menghitung cut off point. Beta dapat dihitung dengan

program Excel menggunakan rumus dibawah ini atau

menggunakan SPSS 21.

βi =

(rm)

Page 95: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

74

Keterangan :

βi = Beta saham i

σi = Standar deviasi saham i

σm = Standar deviasi pasar

rm = Korelasi realized return saham i dengan realized

return pasar

e. Menghitung Alpha. Alpha merupakan intercept realized return

saham i dengan realized return pasar (IHSG), membandingkan

perhitungan realized return pasar (IHSG) dalam periode waktu

tertentu. Alpha dihitung dengan rumus atau menggunakan program

SPSS 21.

α = Ri – βi * Rm

Keterangan :

α = Alpha saham i

βi = Beta saham i

Rm = Return pasar

2) Menentukan peringkat, saham berdasarkan ERB tertinggi sampai

terendah.

a. Menghitung Excess Return to Beta (ERB). ERB digunakan untuk

mengukur return premium saham relatif terhadap 1 unit resiko

yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. ERB

menunjukkan hubungan antara return dan resiko yang merupakan

Page 96: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

75

faktor penentu investasi.

ERB = ( )

Keterangan :

ERB = Excess Return to Beta

E(Ri) = Expected Return

Rf = Risk free rate of return

b. menentukkan Cut of Point (C*) yaitu titik pembatas (Ci) yang

merupakan nilai C untuk saham ke i yang dihitung dari akumulasi

nilai-nilai A1 sampai dengan nilai Ai dan nilai-nilai B1 sampai

dengan nilai Bi. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan

sensitifitas saham individual terhadap variance error saham. Cut

off Point (C*) merupakan nilai Ci terbesar dari sederetan nilai Ci

saham. Unique cut off point ini menunjukkan batas pemisah antara

penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio efisien.

c. Menentukkan Portofolio Optimal

Jika ERB > C* maka saham masuk kedalam portofolio optimal.

Jika ERB < C* maka saham tidak dimasukkan kedalam portofoilo

optimal.

Page 97: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

76

d. menentukkan skala timbangan saham atau investasi relatif saham

(Zi)

Zi =

[ ( )

]

Keterangan :

βi = Beta saham i

= Variance error saham i

ERB = Excess return to beta saham i

C* = Cut off point

e. Menentukkan proporsi dana untuk portofolio optimal

Xi =

Keterangan :

Xi = Prosentase dana saham i

Zi = proporsi dana saham i

∑ = Jumlah Xi

f. Menentukan alpha portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang

dari alpha masing-masing saham. Alpha ini digunakan untuk

menhitung expected return portofolio atau tingkat keuntungan yang

diharapkan. Persamaannya adalah :

αp = ∑

Page 98: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

77

Keterangan :

αp = Alpha portofolio saham

= Proporsi saham

= Alpha saham i

g. Menentukan beta portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang

dari beta individual masing-masing saham pembentuk portofolio.

Dihitung dengan menggunakan rumus :

βp = ∑

Keterangan :

βp = Beta portofolio

∑ = Proporsi dana saham i

= Beta saham i

h. Menentukan expected return portofolio E(Rp) merupakan rata-tara

tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk

portofolio, dihitung dengan rumus :

E(Rp) = ∑ ( )

Keterangan :

E(Rp) = Expected return portofolio

∑ = Proporsi dana saham i

( ) = Expected return saham i

Page 99: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

78

i. Menentukan resiko suatu portofolio optimal yang dihitung

berdasarkan model indeks tunggal menggunakan persamaan

sebagai berikut (Jogianto, 2013:387) :

= ∑

Keterangan :

= Resiko portofolio saham

= Beta portofolio saham

= Resiko indeks pasar

= Proporsi saham i

= Varian dari keseluruhan residu saham i

Page 100: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

79

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel Independen (X)

Variabel Dependen (Y)

Definisi variabel penelitian ini

adalah return pasar (Market

Return), yaitu Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) selama periode

Januari 2011 sampai Desember

2015. Data IHSG mewakili data

pasar, diperlukan untuk

menghitung tingkat return (Rm) dan

resiko pasar. Dalam penelitian ini

konsep return yang digunakan

adalah market return (Rm) adalah

prosentase perubahan harga

penutupan bulanan indeks sekarang

pada bulan ke t dikurangi harga

penutupan indeks sebelumnya pada

hari ke t-1 kemudian hasilnya

dibagi dengan harga penutupan

saham A pada hari ke t-1

RM = –

Definisi operasional variabel

penelitian ini adalah return NAB.

Dalam penelitian ini konsep return

yang digunakan adalah realized

return (Rt) adalah prosentase

perubahan NAB A pada bulan ke t

dikurangi harga penutupan NAB A

pada hari ke t-1 kemudian hasilnya

dibagi dengan harga penutupan

NAB A pada hari ke t-1.

Rn =

Page 101: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adapun indikator untuk melakukan pemilihan reksadana saham

syariah yang menjadi kandidat portofolio dengan Model Indeks Tunggal

perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 21.

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB), IHSG

dan SBI

Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah jumlah aktiva setelah

dikurangi kewajiban-kewajiban yang timbul selama reksadana

diperdagangkan. Aktiva reksadana berasal dari nilai porttofolio

reksadana, yang dapat berupa Kas, Deposito, Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Saham, Obligasi dan

Efek lainnya. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang digunakan adalah

Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang tercatat pada BAPEPAM-LK setiap

bulan selama periode Januari 2011 – Desember 2015.

Data kedua yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode tahun 2011 –

2015 yang diperoleh dari laporan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data

IHSG mewakili data pasar yang diperlukan untuk menghitung tingkat

return pasar (Rm) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Risiko pasar

80

Page 102: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

81

(σ2m). Untuk menghitung tingkat return pasar (Rm) atau Nilai Aktiva

Bersih (NAB) digunakan rumus :

Rm =

Tabel dibawah ini menunjukkan data IHSG dan return IHSG tahun

2011 - 2015

Tabel 4.1

Data IHSG

Sumber : Laporan BEI Tahun 2011 – 2015, Data diolah

Tabel 4.2

Data Return IHSG

Sumber : Hasil Olah Data

Page 103: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

82

Data diatas adalah data return IHSG (Rm) dapat dilihat bahwa nilai

terendah atau minimum adalah -0,09007. Dari nilai tersebut dapat

dilihat nilai terendah untuk return IHSG (Rm) pada bulan Agustus

tahun 2013 sedangkan nilai tertinggi (maksimum) adalah 0.0768. dari

nilai tersebut dapat dilihat nilai tertinggi untuk return IHSG (Rm) pada

bulan Agustus tahun 2013.

Data ketiga yang diperlukan adalah data tingkat suku bunga SBI

per bulan yang diperoleh dari laporan Bank Indonesia selama periode

tahun 2011 – 2015. Data SBI per bulan ini digunakan sebagai proxy

return aktiva bebas risiko atau risk free rate of return (Rf) dengan

pertimbangan bahwa return dan risiko saham juga dihitung secara

bulanan. Seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

DATA SBI

Sumber : Laporan Bank Indonesia setelah diolah Tahun 2011 – 2015

Page 104: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

83

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 diatas setelah melakukan pengolahan

data melalui SPSS 21 antara tingkat Return Pasar (Rm) dengan Return

Sekuritas reksadana saham syariah maka memiliki hasil Expected

Return market sebesar 0.0045. Apabila Expected Return positif, dapat

disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor.

Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko

(Risk free rate) digunakan tingkat suku bunga SBI yang berjangka

waktu 1 bulan dengan alasan bahwa suku bunga SBI merupakan

sertifikat yang bebas risiko. Untuk perhitungan risk free rate dilakukan

secara perbulan yaitu degan cara mencari rata-rata tertimbang dari

tingkat suku bunga SBI selama periode 2011 – 2015 tersebut.

Dari tabel data 4.3 diatas didapatkan rata-rata risk free rate

pertahun sebesar 6.15% artinya apabila investor menanamkan dananya

pada SBI berjangka 1 bulan, maka secara rata-rata pertahun investor

akan memperoleh bunga sebesar 6.15% dari dana yang

ditanamkannya. Dalam penelitian ini, karena harga saham reksadana

saham syariah adalah data saham per bulan. Maka dari itu antara

Expected return E(Rm) dan tingkat suku bunga dibandingkan untuk

menentukan portofolio optimal dalam 1 bulanan. Jika tingkat E(Rm) >

SBI maka dipasar modal lebih memberikan tingkat keuntungan yang

lebih besar dari Rf yaitu rata-rata risk free rate pertahun dibagi 12

bulan, dan didapatkan nilai sebasar 0.51% per bulan. Adanya tingkat

pengembalian bebas risiko sebesar 0.51% per bulan, serta tingkat

Page 105: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

84

pengembalian pasar sebesar 0.0045.

2. Menghitung realized return, expected return standar deviasi dan

varian dari masing-masing saham individual, IHSG dan SBI

menggunakan program Excel atau SPSS 21.

Realized return diperoleh dari prosentase perubahan harga

penutupan saham i pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham i

pada bulan ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga saham

penutupan saham i pada bulan ke t-1. Expected return dihitung dengan

rumus Average, Standar deviasi dihitung dengan rumus STDev dan

varian dihitung dengan rumus Var. Hasil perhitungan realized return

masing-masing diperlihatkan pada lampiran.

Dalam penelitian ini yang menjadi alat investasi adalah reksadana

saham syariah pada periode 2011 – 2015 dengan menggunakan Single

Index Model dalam menganalisis.

Berikut ini adalah hasil perhitungan tingkat pengembalian

(expected return) dan risiko (standar deviasi) dan varian dari masing-

masing saham individual terlihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Page 106: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

85

Tabel 4.4

E(Ri), STDev dan Varian Reksadana Saham Syariah Individual

Sumber : Hasil Olah Data

Saham yang memiliki tingkat pengembalian E(Ri) yang positif

terdapat 5 saham sedangkan saham yang negatif hanya terdapat 2

saham yaitu reksadana saham syariah PNM Ekuitas Syariah dan

Mandiri Investa Atraktif Syariah. Sehingga dapat diperoleh

kesimpulan bahwa Expected return E(Ri) positif menunjukkan bahwa

saham itu layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi.

Sedangkan STDev digunakan untuk mengukur risiko dari realized

return. STDev yang paling tinggi terdapat pada reksadana saham

syariah CIMB Principal Islamic Eqity Growth Syariah sebesar 1.19539

3. Menghitung Alpha, Beta dan variance error masing-masing reksadana

saham syariah.

Untuk menghitung alpha, beta dan variance error masing-masing

saham menggunakan Excel. Alpha dihitung dengan rumus intercept,

merupakan perbandingan return realisasi suatu saham dengan return

pasar pada suatu periode tertentu. Beta dihitung dengan rumus slope,

mencerminkan volatilitas return suatu saham terhadap return pasar.

Variance error merupakan risiko unik atau unsysmetric risk suatu

Page 107: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

86

saham. Hasil perhitungan alpha, beta dan variance error masing-

masing saham individual terlihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Alpha, Beta Dan Variance Error Reksadana Saham Syariah

Individual

Sumber : Hasil Olah Data

Tabel diatas menunjukkan bahwa regresi tersebut akan

menghasilkan nilai αi (merupakan ukuran return sekuritas I yang tidak

terkait dengan return pasar atau nilai yang menunjukkan pengharapan

dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan

pasar). Dan β (menunjukkan besarnya slope yang mengindikasikan

peningkatan return harapan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan

return pasar sebesar 1% atau alat pengukur sistematik dari suatu

sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar). Variance error

merupakan varian dari kesalahan residu sekuritas ke – i. Perusahaan

yang memiliki nilai alpha tertinggi dari reksadana saham syariah

adalah reksadana saham syariah PNM Ekuitas Syariah sebesar 0.006

sedangkan perusahaan yang memiliki nilai beta tertinggi pada

reksadana saham syariah adalah reksadan saham syariah Manulife

Syariah Sektoral Amanah sebesar 0.13.

Page 108: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

87

Dilihat dari tabel diatas secara umum saham yang peka terhadap

kondisi pasar ditunjukkan oleh koefisien beta (β). Koefisien beta dapat

bernilai posotif dan negatif. Jika beta positif maka kenaikan return

pasar akan menyebabkan kenaikan return saham. Sebaliknya, jika beta

negatif maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan

return saham. Saham yang memiliki beta (β) secara keseluruhan

bernilai positif pada reksadana saham syariah. Besarnya koefisien beta

yang normal adalah β = 1. Bila β < 1 disebut sebagai saham yang

lemah (defensive stocks), yang berarti jika ada kenaikan return pasar

sebesar X%, maka return saham akan naik kurang dari X% dan begitu

pula sebaliknya. Β > 1 disebut saham agresif (aggresive stocks), yang

berarti jika return pasar naik sebesar X% maka return saham akan

mengalami kenaikkan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya saham

dalam penelitian ini semuanya bernilai positif.

4. Menghitung nilai Excess Return to Beta (ERB) dan nilai Ci masing-

masing saham.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) & Peringkat ERB

Reksadana Saham Syariah 2011 – 2015

Sumber : Hasil Olah Data

Page 109: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

88

Dilihat dari perhitungan pada tabel 4.6 berdasarkan hasil

perhitungan diatas kemudian dihitung nilai excess return to beta

(ERB) dan nilai Ci masing-masing saham. Nilai ERB yang diperoleh

diurutkan atau diranking dari nilai ERB terbesar ke nilai ERB yang

terkecil. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return

premium terhadap variance residual error saham dengan varian pasar

pada sensitivitas saham individual terhadap variance residual error

saham. Nilai ERB yang dipilih untuk masuk kedalam portofolio

optimal adalah saham-saham yang memiliki ERB positif. Pada

reksadana saham syariah terdapat 5 saham yang memiliki ERB positif.

Sedangkan untuk saham yang ERB-nya bernilai negatif hanya 2 saham

saja yaitu reksadana saham syariah PNM Ekuitas Syariah dan Mandiri

Investa Atraktif Syariah. saham-saham yang memiliki ERB negatif

tidak memenuhi syarat untuk membentuk portofolio yang optimal.

5. Menentukan Cut Off Point (C*)

Nilai cut off point (C*) adalah nilai Ci maksimum dari sederetan

nilai Ci saham. Nilai cut off point (C*) digunakan sebagai titik

pembatas untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan yang

tidak masuk kandidat portofolio.

Page 110: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

89

Tabel 4.7

Perbandingan Nilai ERB dengan Cut Off Point pada Reksadana

Saham Syariah 2011 -2015

Sumber : Hasil Olah Data = C* = 0.239235734

Setelah didapat hasil perhitungan cut off point (Ci) maka nilai ERB

yang positif diperbandingkan dengan nilai cut off point (Ci) tersebut.

Jika ERB suatu saham lebih besar dari cut off point-nya, maka saham

tersebut memenuhi kriteria untuk masuk kedalam portofolio optimal

dan jika ERB suatu saham lebih kecil dari cut off point-nya, maka

saham tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk dalam

pembentukan portofolio optimal. Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui

bahwa ada 5 saham pada reksadana saham syariah yang memenuhi

kriteria untuk masuk kedalam pembetukan portofolio optimal, karena

nilai ERB dari masing-masing saham tersebut lebih besar dari nilai

masing-masing cut off point-nya. Reksadana saham syariah yang

masuk dalam kandidat yaitu Trim Syariah Saham, Batavia Dana

Saham Syariah, CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah, Cipta

Syariah Equity dan Manulife Syariah Sektoral Amanah. untuk

penentuan unique cut off point (C*) yang merupakan nilai Ci tertinggi

optimum berada pada angka 0. 239235734 atau pada reksadana saham

CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah unique cut off point ini

Page 111: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

90

menunjukkan batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham

untuk portofolio efisien.

6. Menentukan saham kandidat portofolio

Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang

mempunyai nilai Excess Return to Beta (ERB) lebih besar dari atau

sama dengan nilai cut off point. Tabel 4.7 telah memperlihatkan

saham-saham yang menjadi kandidat portofolio optimal berdasarkan

ERB > C*.

7. Menentukan portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing

saham pembentuk portofolio.

Setelah mengetahui saham dari reksadana saham syariah yang

terpilih untuk masuk ke dalam pembentukkan portofolio yang optimal,

maka akan dihitung besarnya proporsi (Xi) yang layak diinvestasikan

pada saham-saham terpilih tersebut. Terlebih dahulu akan ditentukan

skala tertimbang dari masing-masing saham (Zi) yang akan

ditunjukkan oleh tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi Dana (Xi) pada

Rekasadana Saham Syariah

Sumber : Hasil Olah Data

Page 112: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

91

Dilihat dari tabel 4.8 mengenai perhitungan skala tertimbang (Zi)

dan proporsi dana (Xi). Proporsi dana pada 5 rekasadana saham syariah

yaitu TRIM 15%, BATAVIA 11.6%, CIMB 57.5%, CIPTA 11% dan

MANULIFE 4.9%.

8. Menentukan koefisien korelasi dan covariance antar saham pembentuk

portofolio optimal.

Setelah menentukan saham-saham pembentuk portofolio kemudian

dihitung koefisien korelasi diperlukan untuk mengetahui hubungan

return saham-saham pembentuk portofolio dan hubungan return

saham dengan return pasar yang dihitung dengan SPSS 21.

Covariance merupakan perbandingan perhitungan realized return

saham A dengan realized return saham B. Covariance dihitung dengan

program SPSS 21. Hasil perhitungan koefisien korelasi antar saham

pembentuk portofolio ditunjukkan pada tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9

Koefisien Korelasi Dan Kovarians Reksadana Saham Syariah

Pembentuk Portofolio

Sumber : Hasil Olah Data

Dilihat dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa korelasi memiliki nilai

positif dari masing-masing reksadana saham syariah. Nilai dari

koefisien korelasi berkisar dari +1 sampai dengan -1. Nilai koefisien

Page 113: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

92

korelasi +1 menunjukkan korelasi positif sempurna, nilai koefisien

korelasi 0 menunjukkan tidak ada korelasi dan nilai koefisien korelasi

-1 menunjukkan korelasi negatif sempurna.

Jika dua buak aktiva mempunyai return dengan koefisien korelasi

+1 (positif sempurna), maka semua risikonya tidak dapat di

diversifikasi atau risiko portofolio tidak akan berubah sama dengan

aktiva individualnya. Jika dua buah aktiva mempunyai return dengan

koefisien korelasi -1 (negatif sempurna), maka semua risikonya dapat

di diversifikasi atau risiko portofolio akan sama dengan nol. Jika

koefisien korelasinya diantara +1 dan -1, maka akan terjadi penurunan

risiko di portofolio, tetapi tidak menghilangkan semua risikonya.

(Jogiyanto, 295:2013).

Tabel 4.10

Koefisien Korelasi Antar Reksadana Saham Syariah Pembentuk

Portofolio

Sumber : Hasil Olah Data

Page 114: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

93

Tabel 4.11

Kovarians Antar Reksadana Saham Syariah Pembentuk

Portofolio

Sumber : Hasil Olah Data

Kovarian menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai

return sekuritas satu dengan sekuritas lainnya. Nilai kovarian yang

positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah

yang sama, yaitu jika satu meningkat yang lainnya juga meningkat

atau jika satu menurun yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian

yang negatif menujukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah

yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat yang lainnya menurun

atau jika satu menurun yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang

nol menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel tidak ada hubungannya

dengan pergerakan variabel lainnya. (Jogiyanto, 2013:287)

Reksadana saham syariah yang memiliki korelasi positif yang

bernilai tinggi adalah reksadana saham Manulife Syariah Sektoral

Amanah sebesar 0.281 sementara korelasi positif rendah yaitu

reksdana saham Cipta Syariah Equity sebesar 0.053 sedangkan untuk

kovarians yang positif dimana kecenderungan dua sekuritas bergerak

dalam arah yang sama. Jika return reksadana saham syariah naik

maka return sekuritas IHSG naik, demikian sebaliknya. Saham yang

Page 115: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

94

memiliki kovarians positif yang memiliki nilai tinggi adalah CIMB

Principal Islamic Equity Growth Syariah sebesar 0.005.

9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko Portofolio

Return harapan dari suatu portofolio dapat diestimasi dengan

menhitung rata-rata tertimbang dari return harapan dari masing-

masing aset individual yang ada dalam portofolio. Persentase nilai

portofolio yang diinvestasikan dalam setiap aset-aset individual dalam

portofolio disebut sebagai bobot portofolio, yang dilambangkan

dengan W. Jika seluruh bobot portofolio dijumlahkan, akan berjumlah

total 100% atau 1,0 artinya seluruh dana telah diinvestasikan dalam

portofolio.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perhitungan alpha

portofolio, beta portofolio serta return portofolio :

Tabel 4.12

Perhitungan Return Portofolio Reksadana Saham Syariah

Sumber : Hasil Olah Data

Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.10 diatas menunjukkan

bahwa return portofolio reksadana saham syariah sebesar 0.096 atau

9.6% per bulan.

Page 116: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

95

Tabel 4.13

Perhitungan Risiko Portofolio Reksadana Saham Syariah

Sumber : Hasil Olah Data

Dari hasil perhitungan tabel 4.11 tersebut didapatkan risiko

portofolio pada reksadana saham syariah sebesar 0.001802057 atau

0.18%. Risiko portofolio tidak dapat dikurangi hanya dengan

menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada dalam

portofolio. Menghitung risiko portofolio tidak sama dengan

menghitung return portofolio, karena risiko portofolio bukan rata-rata

tertimbang risiko masing-masing sekuritas individual dalam portofolio.

Dengan menggunakan ukuran kovarians seperti yang telah dibahas,

kita dapat menghitung besarnya risiko portofolio, baik yang terdiri dari

dua buah sekuritas maupun n sekuritas. Dalam menghitung risiko

portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan yaitu :

1. Varians setiap sekuritas.

2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.

3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.

Page 117: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

96

B. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa

dari data return IHSG (Rm) dapat dilihat bahwa nilai terendah atau

minimum adalah -0,09007. Dari nilai tersebut dapat dilihat nilai terendah

untuk return IHSG (Rm) pada bulan Agustus tahun 2013 sedangkan nilai

tertinggi (maksimum) adalah 0.0768. dari nilai tersebut dapat dilihat nilai

tertinggi untuk return IHSG (Rm) pada bulan Agustus tahun 2013.

Sedangkan Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 diatas setelah melakukan

pengolahan data melalui SPSS 21 antara tingkat Return Pasar (Rm) dengan

Return Sekuritas reksadana saham syariah maka memiliki hasil Expected

Return market sebesar 0.0045 atau 0.45%. Apabila Expected Return

positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi

investor. Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko

(Risk free rate) digunakan tingkat suku bunga SBI yang berjangka waktu 1

bulan dengan alasan bahwa suku bunga SBI merupakan sertifikat yang

bebas risiko. Untuk perhitungan risk free rate dilakukan secara perbulan

yaitu degan cara mencari rata-rata tertimbang dari tingkat suku bunga SBI

selama periode 2011 – 2015 tersebut. Dari tabel data 4.3 diatas didapatkan

rata-rata risk free rate pertahun sebesar 6.15% artinya apabila investor

menanamkan dananya pada SBI berjangka 1 bulan, maka secara rata-rata

pertahun investor akan memperoleh bunga sebesar 6.15% dari dana yang

ditanamkannya.

Page 118: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

97

Penelitian yang dilakukan dengan sampel sebanyak 7 reksadana

saham syariah selama periode tahun 2011-2015 dengan menggunakan

Single Index Model (SIM) diperoleh kandidat portofolio :

Dari perhitungan Expected return tertinggi reksadana saham syariah :

a. E(Ri) CIMB = 0.143274

b. E(Ri) TRIM = 0.038066

c. E(Ri) BATAVIA = 0.030817

Dari perhitungan Expected return terendah reksadana saham syariah :

a. E(Ri) MANDIRI = - 0.00457

b. E(Ri) PNM = - 0.019439

c. E(Ri) MANULIFE = 0.012999

Saham yang memiliki tingkat pengembalian E(Ri) yang positif

terdapat 5 saham sedangkan saham yang negatif hanya terdapat 2 saham

yaitu reksadana saham syariah PNM Ekuitas Syariah dan Mandiri

Investa Atraktif Syariah. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa

Expected return E(Ri) positif menunjukkan bahwa saham itu layak

untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Sedangkan STDev

digunakan untuk mengukur risiko dari realized return. STDev yang

paling tinggi terdapat pada reksadana saham syariah CIMB Principal

Islamic Eqity Growth Syariah sebesar 1.19539

Dari perhitungan Standar Deviasi tertinggi reksadana saham syariah :

a. SD CIMB = 1.19539

b. SD BATAVIA = 0.17926

Page 119: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

98

c. SD MANDIRI = 0.12911

Dari perhitungan Standar Deviasi terendah reksadana saham syariah :

a. SD PNM = 0.08781

b. SD CIPTA = 0.08966

c. SD MANULIFE = 0.09079

Sedangkan STDev digunakan untuk mengukur risiko dari realized

return. STDev yang paling tinggi terdapat pada reksadana saham

syariah CIMB Principal Islamic Eqity Growth Syariah sebesar 1.19539

Dari perhitungan Alpha tertinggi reksadana saham syariah :

a. Alpha PNM = 0.006

b. Alpha MANDIRI = 0.005

c. Alpha BATAVIA, CIMB, CIPTA = 0.004

Dari perhitungan Alpha terendah reksadana saham syariah :

a. Alpha TRIM = 0.002

b. Alpha MANULIFE = 0.003

c. Alpha BATAVIA, CIMB, CIPTA = 0.004

Dari perhitungan Beta tertinggi reksadana saham syariah :

a. BETA MANULIFE = 0.131

b. BETA PNM = 0.0.067

c. BETA TRIM = 0.059

Dari perhitungan Beta terendah reksadana saham syariah :

a. BETA CIMB = 0.004

b. BETA BATAVIA = 0.021

Page 120: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

99

c. BETA CIPTA = 0.025

Secara umum saham yang peka terhadap kondisi pasar ditunjukkan

oleh koefisien beta (β). Koefisien beta dapat bernilai posotif dan

negatif. Jika beta positif maka kenaikan return pasar akan

menyebabkan kenaikan return saham. Sebaliknya, jika beta negatif

maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return

saham. Saham yang memiliki beta (β) secara keseluruhan bernilai

positif pada reksadana saham syariah.

Dan perhitungan excess return to beta (ERB) dari 5 reksadana

saham syariah diperoleh sebagai berikut :

a. ERB CIMB = 35.56225

b. ERB BATAVIA = 1.418667

c. ERB CIPTA = 1.1334

d. ERB TRIM = 0.627813

e. ERB MANULIFE = 0.091404

Nilai excess return to beta (ERB) mencerminkan besarnya return

yang dapat dihasilkan oleh suatu saham relatif terhadap suatu unit risiko

yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Beta

mencerminkan volatilitas return pasar. Mengukur systematic risk dari

suatu saham relatif terhadap risiko pasar. Dengan demikian berarti

masing-masing saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap

perubahan pasar. Semakin besar koefisien beta saham berarti semakin

peka terhadap perubahan pasar dan disebut sebagai saham agresif.

Page 121: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

100

Sedangkan βi = 1 berarti saham memiliki risiko yang sama dengan

risiko rata-rata pasar. Oleh karena systematic risk tidak dapat

dihilangkan melalui diversifikasi, maka dalam pembentukan portofolio

investor perlu mempertimbangkan nilai ERB tiap saham kandidat.

Diversifikasi yang dilakukan berhasil menurunkan risiko dilihat

dari risiko portofolio yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan

risiko individual saham. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa faktor penting dalam diversifikasi portofolio adalah adalah

korelasi yang rendah antar return asset pembentuk portofolio. Semakin

rendah koefisien korelasi maka semakin besar pula potensi manfaat dari

diversifikasi tersebut.

Untuk mengetahui bahwa portofolio maka perlu dihitung ERB tiap

saham dengan menggunakan basis periode per tahun. Hasil perhitungan

ERB yang sudah diurutkan dari nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil

kemudian dibandingkan dengan ranking ERB tiap saham kandidat yang

dihitung menggunakan basis periode lima tahun. Hal ini dilakukan

untuk melihat konsistensi nilai ERB saham pembentuk portofolio yang

dihitung dengan basis periode berbeda.

Hasil perhitungan menunjukkan untuk tiap basis periode waktu

nilai ERB tiap saham mengalami perubahan sehingga saham yang

menjadi kandidat portofolio juga mengalami perubahan. Hal ini

disebabkan oleh fluktuasi harga saham antar waktu yang menyebabkan

perubahan return saham antar waktu dan selanjutnya menjadikan

Page 122: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

101

perbedaan koefisien beta antar waktu. Beta saham yang tidak stabil

tersebut akan mempengaruhi nilai ERB tiap saham yang menjadi faktor

penentu kandidat portofolio.

Dari perhitungan Cut Off Point (C*) 5 reksadana saham syariah :

a. C* CIMB = 0.239235734

b. C* BATAVIA = 0.07579922

c. C* TRIM = 0.04394102

d. C* MANULIFE = 0.025047421

e. C* CIPTA = 0.024471134

Untuk penentuan Unique Cut Off Point (C*) yang merupakan nilai

Ci tertinggi optimum berada pada angka 0.239235734 atau pada

reksadana saham CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah

Unique Cut Off Point ini menunjukkan batas pemisah antara

penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio efisien.

Dari perhitungan untuk menentukan proporsi dana masing-masing saham

pembentuk portofolio dari 5 reksadana saham syariah :

a. Xi CIMB = 0.57667626

b. Xi TRIM = 0.15016935

c. Xi BATAVIA = 0.11513191

d. Xi CIPTA = 0.10945259

e. Xi MANULIFE = 0.04856989

Proporsi dana pada 5 reksadana saham syariah yaitu TRIM 15%,

BATAVIA 11.6%, CIMB 57.5%, CIPTA 11% dan MANULIFE 4.9%.

Page 123: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

102

Dari perhitungan koefisien korelasi antara return IHSG dengan return

NAB reksadana saham syariah :

a. KORELASI TRIM = 0.176

b. KORELASI BATAVIA = 0.085

c. KORELASI CIMB = 0.105

d. KORELASI CIPTA = 0.053

e. KORELASI MANULIFE = 0.281

Jika dua buak aktiva mempunyai return dengan koefisien korelasi

+1 (positif sempurna), maka semua risikonya tidak dapat di

diversifikasi atau risiko portofolio tidak akan berubah sama dengan

aktiva individualnya. Jika dua buah aktiva mempunyai return dengan

koefisien korelasi -1 (negatif sempurna), maka semua risikonya dapat di

diversifikasi atau risiko portofolio akan sama dengan nol. Jika koefisien

korelasinya diantara +1 dan -1, maka akan terjadi penurunan risiko di

portofolio, tetapi tidak menghilangkan semua risikonya.

Dari perhitungan kovarian antara return IHSG dengan return NAB

reksadana saham syariah :

a. KOVARIAN TRIM = 0.001

b. KOVARIAN BATAVIA = 0.001

c. KOVARIAN CIMB = 0.005

d. KOVARIAN CIPTA = 0.000

e. KOVARIAN MANULIFE = 0.001

Kovarian menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai

Page 124: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

103

return sekuritas satu dengan sekuritas lainnya. Nilai kovarian yang

positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang

sama, yaitu jika satu meningkat yang lainnya juga meningkat atau jika

satu menurun yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian yang negatif

menujukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang

berlawanan, yaitu jika satu meningkat yang lainnya menurun atau jika

satu menurun yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol

menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel tidak ada hubungannya

dengan pergerakan variabel lainnya.

Dari perhitungan Return Portofolio reksadana saham syariah :

a. Return Portofolio = 0.096

Return portofolio reksadana saham syariah sebesar 0.096

atau 9.6% per bulan.

Dari perhitungan Risiko Portofolio reksadana saham syariah :

a. Risiko Portofolio = 0.001802057

Risiko portofolio pada reksadana saham syariah sebesar

0.001802057 atau 0.18%. Risiko portofolio tidak dapat dikurangi

hanya dengan menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang

ada dalam portofolio. Menghitung risiko portofolio tidak sama

dengan menghitung return portofolio, karena risiko portofolio

bukan rata-rata tertimbang risiko masing-masing sekuritas

individual dalam portofolio.

Page 125: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

104

Berdasarkan Hipotesis yang ada dari hasil penelitian Reksadana Saham

Syariah yang menjadi kandidat portofolio optimal adalah Trim Syariah Saham

ERBTrim > C* yaitu 0.627813 > 0.04394102, Batavia Dana Saham Syariah

ERBBatavia > C* yaitu 1.418667 > 0.07579922, CIMB Principal Islamic Equity

Growth Syariah ERBCIMB > C* yaitu 35.56225 > 0.239235734, Cipta Syariah

Equity ERBCipta > C* yaitu 1.1334 > 0.024471134 dan Manulife Syariah Sektoral

Amanah > C* yaitu 0.091404 > 0.025047421.

Selain itu investor dapat menanamkan modalnya pada masing-masing

Reksadana Saham Syariah yang masuk dalam portofolio optimal adalah :

Gambar 4.1

Proporsi Dana Investasi

Sumber : Hasil Olah Data

Proporsi dana yang dapat Investor tanamkan pada 5 rekasadana saham

syariah yaitu TRIM 15%, BATAVIA 11.6%, CIMB 57.5%, CIPTA 11% dan

MANULIFE 4.9%.

Page 126: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

105

Hal ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Renta Wachya

(2006), mengenai “ Pembentukan portofolio optimal pada reksadana saham

dengan menggunakan metode markowitz “ dalam analisis ini variabel yang diteliti

yaitu return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas dengan menggunakan metode

markowitz. Dengan menggunakan metode markowitz peneliti menggunakan 16

sample reksadana saham yang secara aktif diperdagangkan dari Januari 2001 –

Desember 2005 dengan nilai average return bulanan positif. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa investor dapat melakukan investasi portofolio sepenuhnya

yaitu 100% pada Reksadana saham Schroder Dana Prestasi Plus, dengan

menginvestasikan 100% maka akan mendapatkan tingkat return portofolio sebesar

42,33% dengan standar deviasi 23,19% serta indeks reward to variability ratio

sebesar 1,2953. Lalu dari hasil penelitian terhadap pengukuran kinerja dengan

menggunakan metode Sharpe terdapat tujuh reksadana saham yang kinerjanya

berada diatas pasar yaitu Reksadana Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham,

Rencana Cerdas, Phisnisi Dana Saham, Panin Dana Maksima, Citer reksadana

Ekuitas dan Bahana.

Hasil penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Jiwa Adisetya (2006),

mengenai “ Pembentukan portofolio optimal pada instrumen reksadana saham

menggunakan metode single index model dan efficient frontier markowitz “dalam

analisis ini variabel yang diteliti yaitu return pasar (IHSG) terhadap return

sekuritas dengan menggunakan metode single index model dan efficient frontier

markowitz. Sampel yang digunakan sebanyak 16 sampel reksadana saham pada

periode 2001 - 2005. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa reksadana

Page 127: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

106

saham yang terpilih menjadi pembentuk portofolio optimal antara metode single

index model dan efficient frontier markowitz adalah sama. Yaitu TRIM Kapital,

Rencana Cerdas dan Si Dana Saham.

Page 128: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembentukan portofolio pada Reksadana Saham Syariah

melalui beberapa penyeleksian saham dengan menggunakan Cut Off Point yang

terlebih dahulu dibandingkan dengan Excess Return to Beta (ERB). Sekuritas

yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas yang memiliki nilai ERB

lebih besar atau sama dengan nilai cut off point atau nilai ERB yang memiliki nilai

positif. Dari perhitungan dengan menggunakan Single Index Model (SIM)

terhadap 7 reksadana saham syariah, hasilnya menunjukkan terdapat 5 reksdana

saham syariah yang memiliki nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai cut off

point dan akan menjadi kandidat portofolio. Jadi dalam penelitian portofolio

optimal dibentuk oleh 5 reksadana saham syariah yaitu Reksadana Saham Syariah

yang menjadi kandidat portofolio optimal adalah Trim Syariah Saham ERBTrim >

C* yaitu 0.627813 > 0.04394102, Batavia Dana Saham Syariah ERBBatavia > C*

yaitu 1.418667 > 0.07579922, CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah

ERBCIMB > C* yaitu 35.56225 > 0.239235734, Cipta Syariah Equity ERBCipta >

C* yaitu 1.1334 > 0.024471134 dan Manulife Syariah Sektoral Amanah > C*

yaitu 0.091404 > 0.025047421. Serta besarnya proporsi yang dapat investor

tanamkan pada masing-masing reksadana saham syariah adalah TRIM 15%,

BATAVIA 11.6%, CIMB 57.5%, CIPTA 11% dan MANULIFE 4.9%.

107

Page 129: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

108

Penggunaan metode Single Index Model (SIM) untuk menentukan

portofolio efisien berdasarkan besarnya nilai cut off point dan excess return beta

mempunya kelebihan karena mempertimbangkan juga systematic risk saham yang

diukur dengan beta. Saham yang mempunyai koefisien beta antar waktu relatif

stabil berarti mempunyai excess return beta antar waktu relatif stabil juga. Oleh

karena itu investor perlu membandingkan nilai excess return to beta tiap saham

kandidat dengan basis periode waktu yang berbeda. Investasi pada saham selalu

mengandung unsur risiko, baik unsystematic risk maupun systematic risk.

Unsystematic risk dapat dihindari investor melalui diversifikasi, yaitu membentuk

portofolio, sedangkan systematic risk dapat dihindari investor dengan memilih

saham-saham yang mempunyai nilai excess return to beta yang besar. Informasi

nilai beta dan nilai excess return to beta dapat dimanfaatkan untuk

mempertimbangkan alternatif investasi dan mengoptimalkan penyusunan

portofolio saham.

B. Implikasi

Implikasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bidang pasar

modal khususnya mengenai instrumen pasar modal saham. Serta

mengetahui bagaimana pentingnya memilih saham dan pembentukan

portofolio optimal.

2. Bagi akademisi untuk menambah pengetahuan mengenai keuangan dan

pasar modal khususnya mengenai investasi dalam portofolio.

3. Bagi investor penelitian ini dijadikan bahan acuan dalam

Page 130: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

109

mempertimbangkan suatu keputusan investasi dari berbagai alternatif

investasi yang ditawarkan ketika investor menginginkan kekayaannya

diinvestasikan.

4. Bagi perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat menerbitkan

saham dan menjualnya dipasar modal untuk memanfaatkan dana tersebut

dalam mengembangkan proyek-proyeknya, tanpa harus membayar beban

bunga tetap seperti jika meminjam dana pada Bank.

5. Bagi pemerintah dapat meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan

kemakmuran masyarakat luas.

C. Saran

1. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

dan Suku Bunga Indonesia (SBI), yang digunakan adalah Nilai Aktiva

Bersih bulanan sehingga kurang mencerminkan keadaan pada harian

pengamatan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan Nilai Aktiva

Bersih harian sehingga kemungkinan dapat memberikan hasil yang baik.

2. Perluasan penggunaan sampel dengan memperhatikan sektor industrinya

dapat dilakukan agar diketahui pengaruh sektor industrinya dapat

dilakukan agar diketahui pengaruh sektor industri terhadap hasil

penelitian.

3. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya lima tahun yaitu dari

tahun 2011-2015. oleh karena itu perlu untuk memperpanjang waktu

pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat.

Page 131: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

110

4. Bagi perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk

dalam portofolio optimal, dapat melakukan perbaikan kinerja

perusahaannya, agar performa sahamnya menjadi lebih baik.

Page 132: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

111

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan “Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia”. Kencana, Jakarta, 2009.

Ahmad Rodoni, Herni Ali “Manajemen Keuangan Modern” Mitra Wacana

Media, 2014.

Ahmad Rodoni “Investasi Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,

2009.

Ardi Sanjaya Hamdani “Pembentukan Portofolio Optimal Pada Indeks Kompas

100 Periode 2013-2014” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya, Vol 4 No

2, 2015.

Ch. Naveen “Application Of Sharpe Single Index Model to BSE” International

Journal Of Management Studies, Vol 4 No 2, 2014.

Edgar Pandu Putra “Optimalisasi Portofolio pada Index LQ-45 dengan

Membandingkan Metode Single Index Model dan Constan

Correlation Periode Agustus 2009-Juli 2012” 2013.

Eduardus Tandelilin “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” Kanisius,

Yogyakarta, 2010.

Heykal, Mohamad. “Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah” PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2012

Husain Ali Bkehet, Ali Matar “Risk Adjusted Performance : A Two Model

Approach Application In Amman Stock Exchange (ASE)”

International Journal Of Business and Science, Vol 3 No 7, 2012.

Jiwa Adisetya “Pembentukan Portofolio Optimal pada instrumen reksadana

saham menggunakan metode single index model dan efficient frontier

markowitz” 2006.

Jogiyanto Hartono“ Teori Portofolio dan Analisis Investasi” Edisi ke Delapan,

BPFE, Yogyakarta, 2013.

Jones Charles P “Invesments : analysis and management” 9th Edition, New

Jersey: Jonh Wiley & Sons, Inc, 2006.

J. Francis Mary, G, Rathika “The Single Index Model and Thr Construction Of

Optimal Portfolio With CNXPHARMA Scrip”

111

Page 133: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

112

Kusuma, Marita “Pembentukkan Portofolio Saham-saham Perusahaan yang

Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)” 2009.

Rosdiana, Riska “Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Syari’ah” Hal 1-5,

2012.

Sarayut Nathaphan, Pornchai Cunhachinda “Estimation Risk Modeling In Optimal

Portfolio Selection : An Empirical Study From Emerging Markets”

Economics Research International, Vol 2010.

Sekolah Pasar Modal Syariah, Bursa Efek Indonesia, 2015.

Sigit Triharjono “Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi

Portofolio Investasi Saham (Studi kasus pada Kelompok Saham LQ-45

di BEI Tahun 2009-2011)” Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, Vol 4

No 1, 2013.

Sutarti “ Analisis Saham-saham Jakarta Islamic Index untuk Membentuk

Portofolio Optimal dengan Menggunakan Single Index Model” 2007.

Yash pal Taneja, Shirpa Bansal “Efficient Security Selection : A Study Of

Portfolio Evaluation Techniques” International Journal Of Business

Economics and Management Research, Vol 1 Issue 3, 2011.

http://artikel.staff.uns.ac.id/2009/01/05/pembentukan-portofolio-saham-yang-

optimal-dengan-menggunakan-beberapa-model-analisis/

www.duniainvestasi.com

aria.bapepam.go.id/reksadana

Idx.go.id

www.bi.go.id

Page 134: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

113

Lampiran 1

Data Reksadana Saham Syariah yang Menjadi Sampel

Lampiran 2

Page 135: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

114

Page 136: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

115

Lampiran 3

Data IHSG Sebelum di Olah

Lampiran 4

Data SBI Sebelum di Olah

Page 137: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

116

Lampiran 5

Data Return IHSG Setelah di Olah

Lampiran 6

Data (Rf) SBI Setelah di Olah

Page 138: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

117

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Nilai Cut Off Point (C*)

Lampiran 8

Hasil SPSS 21 Antara Return IHSG Terhadap Return NAB

1. TRIM

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .036 .016 2.206 .031

R_IHSG .523 .385 .176 1.358 .180

a. Dependent Variable: R_TRIM

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_TRIM .0381 .12559 60

R_IHSG .0045 .04218 60

Page 139: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

118

2. BATAVIA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .029 .023 1.248 .217

R_IHSG .361 .556 .085 .649 .519

a. Dependent Variable: R_BATAVIA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_BATAVIA .0308 .17927 60

R_IHSG .0045 .04218 60

3. PNM

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.021 .011 -1.822 .074

R_IHSG .291 .271 .140 1.076 .286

a. Dependent Variable: R_PNM

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_PNM -.0194 .08780 60

R_IHSG .0045 .04218 60

Page 140: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

119

4. CIMB

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .130 .156 .835 .407

R_IHSG 2.975 3.701 .105 .804 .425

a. Dependent Variable: R_CIMB

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_CIMB .1433 1.19539 60

R_IHSG .0045 .04218 60

5. MANDIRI

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.007 .017 -.406 .687

R_IHSG .490 .397 .160 1.236 .222

a. Dependent Variable: R_MANDIRI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_MANDIRI -.0046 .12911 60

R_IHSG .0045 .04218 60

Page 141: PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN …

120

6. CIPTA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .029 .012 2.461 .017

R_IHSG .113 .279 .053 .404 .688

a. Dependent Variable: R_Cipta

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_Cipta .0294 .08966 60

R_IHSG .0045 .04218 60

7. MANULIFE

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .010 .011 .902 .371

R_IHSG .604 .271 .281 2.228 .030

a. Dependent Variable: R_Manulife

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

R_Manulife .0130 .09079 60

R_IHSG .0045 .04218 60