Perkembangan Pasar Modal Syariah Di Indonesia
-
Upload
warno-suwarno -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of Perkembangan Pasar Modal Syariah Di Indonesia
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PASAR MODAL SYARIAH
DI INDONESIA
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media
untuk menyerap investasi dan media untukmemperkuat posisi keuangannya. Bahkan,
perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir
dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini. Oleh karena itu
diperlukan konsep yang baik dalam membangun pasar modal syariah yang sesuai dengan
tujuan dan fungsinya untuk kemaslahatan manusia. Menurut Al-Ghazali , maslahah yang
dimaksud adalah meningkatkkan kesejahteraan seluruh manusia, yang terletak pada
perlindungan keimanan, jiwa, akal, keturunan, dan kekayaan mereka.
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena
dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat
bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap
harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw
bersabda,”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim, sedangkan anak yatim itu
memiliki harta, maka hendaklah ia menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia
membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat”. Untuk
mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk
berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi.
Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada
dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.
1
Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan Allah
tentang investasi tersebut.
Prinsip pasar modal syariah tentunya berbeda dengan pasar modal konvensional.
Sejumlah instrument syari’ah di pasar modal sudah dikenalkan kepada masyarakat, misalkan
saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII), obligasi syari’ah dan reksa dana
syari’ah. Pasar modal syari’ah pun sudah diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003. Pasar
Modal Syari’ah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba,
perjudian, spekulasi dan lain-lain. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal
14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI), (Abu FA).
Bagaimanakah Regulasi Pasar Modal Syariah di Indonesia...?
Perbedaan prinsip yang diterapkan pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional, bukan berarti pasar modal syariah mempunyai lantai bursa dan lembaga
struktural sendiri, seperti halnya perbankan syariah dan perbankan konvensional yang berdiri
dalam satu naungan otoritas Bank Indonesia. Pasar modal syariah pun berdiri bersama
dengan pasar modal konvensional di bawah naungan Bapepam. Sesuai dengan keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 503/KMK.01/1997, Bapepam adalah pelaksana
tugas di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan pasar modal yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada meneteri keuangan, dan dipimpin oleh seorang
ketua. Dan Sesuai pasal 2 keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
503/KMK.01/1997, Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi segari-
sehari kegiatan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien serta melindungi kepentingan
2
pemodal dan masyarakat sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Keuangan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Namun dalam pelaksanaanya Bapepam sendiri tidak akan membuat apa itu
syariahnya, Bapepam hanya akan membuat guide line saja, karena sudah ada Dewan Syariah
Nasional yang mengurusi hal itu. Bersamaan diterbitkannya pasar modal syariah, Bapepam
mengeluarkan 5 regulasi baru yang akan mengatur perjalanan pasar modal syariah dan
membedakannya dengan pasar modal konvensional. Pertama, menyangkut kebijakan umum.
Ketentuan ini akan membahas kedudukan DSN dan Bapepam dalam kaitannya dengan pasar
modal syariah. Ketentuan kedua mengenai proses emisi saham syariah. Regulasi ini akan
menjadi rujukan bagi emiten baru yang berkehendak dicatat dalam daftar saham syariah.
Ketentuan ketiga menyangkut indeks syariah yang akan menjadi pedoman penyusunan
emiten-emiten yang layak masuk syariah. Ketentuan keempat menyangkut instrumen obligasi
syariah. Jika sebelumnya hanya ada obligasi syariah mudharabah, keluarnya ketentuan
keempat ini membuka jalan adanya obligasi syariah yang menggunakan skim ijarah.
Ketentuan kelima tentang Reksadana syariah. Menyangkut ketentuan reksadana ini, sudah
mulai dikembangkan produk reksadana yang bersifat hibrid (campuran), yakni fixed income
(obligasi), equity (saham), mutual fund (reksadana), dan asset securitization (sekuritisasi
asset).
Hal yang Harus diperhatikan oleh Emiten dan Investor adalah semua Efek yang
diperjualbelikan dan Usaha yang dijalankan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah
Islam yakni, aktivitas Utama (Care Business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001. fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan
usaha yang bertentangan dengan syariah islam; (i) usaha perjudian dan permainan yang
tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. (ii) usaha lembaga keuangan konvensional
(ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional, (iii) usaha yang memproduksi,
3
mendistribusikan, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram, (iv) usaha yang
memproduksi, mendistribusi, atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral
dan bersifat mudharat. Selebihnya, regulasi pasar modal syariah tidak banyak berbeda dengan
regulasi yang diterapkan oleh Bapepam terhadap pasar modal konvensional, “ IAEI
Walisongo.
Bagaimanakah Prospek Pasar Modal Syariah dari 2013 sampai dengan Sekarang.?
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Dian IS bahwa di tahun 2013 Prospek
Investasi Syariah di Indonesia Menjanjikan, dimana Pasar modal syariah di Indonesia
mengalami perkembangan signifikan sejak 2011. Hal itu dilihat dari dana kelolaan reksa dana
syariah yang mencatatkan kenaikan rata-rata pertumbuhan sekitar 30%.
Kenaikan dana kelolaan reksa dana ini juga didukung peluncuran produk baru seperti
exchange traded fund (ETF) berbasis syariah pertama di Indonesia.
"Antusias masyarakat terhadap investasi syariah cukup baik, dengan terlihatnya
keikutsertaan masyarakat umum dan akademi dalam Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS)
yang mengalami peningkatan signifikan dari 2.306 peserta di tahun 2011, bertambah lagi
sebanyak 4.292 peserta di tahun 2012 dan bertambah lagi 3.411 peserta sampai Oktober
2013," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, ketika ditemui
dalam acara workshop wartawan pasar modal 2013 mengenai pasar modal syariah di Bali
International Convention Center (BICC), Bali, Sabtu (2/11/2013). Ito mengatakan, Indonesia
memiliki prospek investasi syariah yang menjanjikan. Apalagi itu didukung Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia dengan prospek pertumbuhan
ekonomi dan pasar modal. Ito menuturkan, saat ini pasar modal juga diperkuat dengan
adanya fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.80 tentang
4
penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar
reguler bursa efek.
Dalam fatwa itu juga menegaskan, penyelenggaraan perdagangan efek syariah di BEI
telah memiliki dasar atau hukum fikih yang kuat dan mekanisme yang berkelanjutan yang
digunakan dalam transaksi efek bersifat ekuitas di pasar reguler telah sesuai dengan prinsip
syariah.
"Dengan adanya fatwa tersebut, masyarakat, investor pasar modal dan calon investor
yang dapat memperhatikan prinsip syariah, diharapkan tidak lagi mengalami keraguan dan
semakin berminat untuk berinvestasi di pasar modal," .
BEI juga sudah mengembangkan suatu model perdagangan online yang sesuai syariah
atau syariah online trading system (SOTS) untuk diaplikasikan oleh anggota bursa. Hingga
saat ini, sistem layanan online trading syariah tersebut sudah dikembangkan oleh 7
perusahaan efek.
Dengan adanya sistem ini, maka perkembangan investasi syariah di pasar modal
Indonesia diharapkan semakin meningkat karena investor akan semakin mudah dan nyaman
dalam melakukan perdagangan saham secara syariah.
Perkembangan Per –Agustus 2014...
Berdasarkan Info dari (inilahkoran.com, 8 Agustus 2014). Data daftar efek syariah
dari OJK tertanggal 22 Mei 2014, terdapat sebanyak 322 efek. Efek tersebut meliputi sektor
pertanian, pertambangan, industri dasar & kimia, aneka industri, industri barang konsumsi,
properti real estate & kontruksi bangunan, infrastruktur utilitas & transportasi, keuangan,
perdagangan jasa & investasi, perusahaan publik. "Selama ini, perkembangan syariah paling
menonjol terlihat di sektor perbankan, sedangkan di sektor lain masih relatif kecil,".
5
Pembukaan Jakarta Islamic Indeks (JII) di Indonesia pada 2000 sebagai pasar modal
syariah memberikan kesempatan para investor muslim maupun non muslim untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan sesuai prinsip syariah. Efek syariah yang
diterbitkan di pasar modal syariah meliputi Saham Syariah, Sukuk, Unit Penyertaan dari
Reksa Dana Syariah. Saham syariah merupakan surat berharga yang merepresentasikan
penyertaan modal kepada suatu perusahaan sesuai dengan syariah Islam. Akad penyertaan
modal dapat dilakukan dengan akad mudharabah dan musyakarah.
Saham syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan konvensional. Investasi
syariah terbatas pada sektor tertentu (sesuai dengan syariah), dan tidak atas dasar utang.
Penerapan loss-profit sharing. Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi dan judi. Ada
syariah guideline yang mengatur aspek, seperti alokasi aset, praktek investasi, perdagangan
dan distribusi pendapatan. Syarat syariah tersebut menjadi kelebihan saham-saham di pasar
modal syariah. Terlebih, sistem syariah memiliki resiko yang lebih rasional dibandingkan
konvensional yang tergolong spekulatif. "Pangsa pasar terbuka, karena regulasinya juga
sudah ada. Pasar modal syariah juga dapat menjadi alternatif investasi baik secara
fundamental maupun technical,".
Maka secara keseluruhan perkembangan dan prospek pasar modal syariah di
Indonesia lambat tahun akan mengalami kenaikan yang sangat menjanjikan karena
merupakan alternatif investasi jika dilihat dari sisi agama, dan ketika dikaitkan dengan
pemerintahan yang baru tergampar bahwa pelaku ekonomi sangat antusias menyambutnya.
6