PERKEMBANGAN KONVERGENSI MEDIA DI INDONESIA NASKAH ...
Transcript of PERKEMBANGAN KONVERGENSI MEDIA DI INDONESIA NASKAH ...
PERKEMBANGAN KONVERGENSI MEDIA DI INDONESIA
NASKAH RINGKAS MAKALAH NON-SEMINAR
HUTAMA EPKAMARSA 0906524570
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN KOMUNIKASI
DEPOK
JANUARI 2014
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Perkembangan Konvergensi Media Di Indonesia
Hutama Epkamarsa
Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI
Depok, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Perkembangan konvergensi media merupakan perkembangan yang didasari oleh perkembangan teknologi dalam
menyokong komunikasi. Oleh itu pembicaraan masa depan konvergensi media sendiri tidak terlepas dari
perkembangan teknologi yang ada untuk menyokong proses komunikasi yang lebih baik dan efisien. Selain itu
pengaruh dari perubahan bentuk penyampaian pesan (dari print menjadi siaran dan kini internet) juga akan
berdampak kepada bentuk organisasi yang ada. Dampak organisasi ini tentunya juga menjadi satu bagian
tersendiri yang tidak terlepas dari perbincangan masa depan konvergensi media, terutama dalam manajemen
media massa dan struktur dari news room. Konvergensi media terjadi di Amerika Serikat sudah sejak lama
sebelum Indonesia memulainya. Namun bukan berarti konvergensi yang terjadi di Indonesia sama persis seperti
di Amerikat Serikat. Perbedaaan ini tidak hanya dalam bentuk penyampaian pesan, tetapi juga dalam industri
media yang menjalankannya. Di Amerika, perusahaan media akan membentuk divisi baru untuk menangani
bentuk media yang baru. Hal tersebut berbeda dengan di Indonesia, untuk menangani bentuk media yang baru
perusahaan media bukan membuat divisi baru melainkan membuat atau membeli perusahaan lain. Oleh
karenanya media-media ini tidak terintegrasi sehingga dapat mengorbankan kualitas pesan yang diberikan oleh
media tersebut. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah agar perusahaan media dapat memaksimalkan
konvergensi media.
Kata kunci: Konvergensi Media; Indonesia; Perkembangan
Media Convergence Development In Indonesia
Abstract
The development of media convergence is governed by technology development in support of communication.
Thus the talk of the future of media convergence is inseperable from the devolopment of technology that exists
to support the process of better communication and more efficient. In addition to the influence of the change of
the form of delivery of messages (from print to broadcast and now internet) also will affect to form organization.
The impact of these organizations would also be one part which is inseparable from the future of media
convergence discussion, particularly in the management and structure of mass media news room. Media
convergence occuring in United States had long before Indonesia start it. But that doesn’t mean media
convengence that occured in indonesia exactly the same as in United States. A distinction is not only in the
delivery of a message, but also in industry media who run it. In United States, the media company will establish
a new division to deal with new form of media. It is different in Indonesia, to deal with new forms of media,
company not create new divisions but make or buy another company. Therefore this media not integrated so as
to be sacrificing quality message given by the media. For that it needs the role of Goverment so that media
companies can maximize the convergence of media.
Keywords: Development;Media Convergence; Indonesia;
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Latar Belakang
Diskusi mengenai konvergensi media tidak hanya sampai pada apa yang dimaksud dengan
konvergensi dan apa telah dicapai selama ini dalam konvergensi tetapi sudah memasuki
sampai dalam tahap bagaimana kelanjutan dari konvergensi media yang telah dicapai saat ini.
Dalam perkembangannya konvergensi media merupakan perkembangan yang didasari oleh
perkembangan teknologi dalam menyokong komunikasi. Proses konvergensi sendiri sudah
lama terjadi, dari tulisan di batu lalu berubah menjadi daun, lalu kertas, kemudian sinyal radio
dan televisi dan saat ini internet. Tentunya peran yang paling besar adalah dengan
ditemukannya bahasa biner yang memulai era digital dan internet, dan setelah kedua hal ini
perkembangan konvergensi media semakin pesat. Semua peristiwa konvergensi media terjadi
dikarenakan adanya teknologi baru yang lebih baik dan efisien dalam menyampaikan pesan.
Oleh karena peran teknologi dalam konvergensi media, maka pembicaraan masa depan
konvergensi media sendiri tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada untuk
menyokong proses komunikasi yang lebih baik dan efisien. Selain itu pengaruh dari
perubahan bentuk penyampaian pesan (dari print menjadi siara dan kini internet) juga akan
berdampak kepada bentuk organisasi yang ada. Dampak organisasi ini tentunya juga menjadi
satu bagian tersendiri yang tidak terlepas dari perbincangan masa depan konvergensi media,
terutama dalam manajemen media massa dan struktur dari news room.
Dengan adanya perubahan media komunikasi, maka struktur organisasi dalam news room
perlu penyesuaian. Berubahnya media yang pada awalnya bersirkulasi harian menjadi detik
dan menit. Kemampuan yang dibutuhkan juga bertambah dengan adanya sifat multimedia.
Sedangkan dalam manajemen penyesuaian juga dilakukan dalam menyokong sifat
multichannel yang menjadi bagian dari konvergensi media.
Dengan demikian untuk dapat melihat bagaimana masa depan dari konvergensi media dapat
dilihat dari dua sisi yaitu perkembangan teknologi dan industri media massa. Teknologi
merupakan penyokong utama dari perkembangan konvergensi media, sehingga
perkembangan teknologi menjadi poin untuk melihat bagaimana bentuk dari konvergensi
media yang terjadi selanjutnya. Industri media massa tentunya akan berubah untuk dapat
menyesuaikan perkembangan konvergensi. Dengan demikian dalam melihat massa depan kita
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
tidak hanya melihat penyokong dari konvergensi tetapi juga melihat dampak yang dari
konvergensi dalam industri media massa.
Rumusan Masalah
Perkembangan Teknologi
Perkembangan dari konvergensi media semakin pesat dengan dikembangkannya bahasa biner
yang menjadi awal dalam peristiwa digitalisasi media. Digitalisasi terjadi di semua lini, tidak
hanya text dan gambar diam, suara dan gambar bergerak (video) juga mengalami proses
digitalisasi. Proses penyampaian yang terjadi juga semakin pesat dengan adanya internet.
Pada awalnya internet hanya menjadi sebagai media penyampaian informasi, layaknya
televisi dan radio yang minim dengan interaksi. Namun kini internet menjadi media yang
paling interaktif, masyarakat tidak lagi menerima informasi dari apa yang sudah disediakan
oleh industri media tetapi sudah meencari dan menyeleksi sendiri informasi yang ada.
Dengan adanya digitalisasi video, sebuah siaran telivisi tidak lagi hanya dapat ditonton
melalui televisi kabel atau sinyal UHF. Siaran televisi kini dapat dinikmati dengan jaringan
internet baik dalam bentuk live streming atau dalam bentuk pemutaran biasa dari arsip yang
telah disediakan. Pada awalnya siaran yang berlangsung di televisi tidak dapat dinikmati oleh
setiap orang, terlebih lagi ketika mereka melewatkan jam tayang yang ada. Kini mereka dapat
memutar ulang saran yang mereka inginan dan mengarsipkannya sendiri.
Dalam perkembangan internet, berkembang juga teknologi cloud computing yang menjadi
salah satu penyokong perkembangan konvergensi media. Christian Baun dalam bukunya,
menjelaskan bahwa cloud computing merupakan bentuk virtulaisasi dari komputer dan
sumber penyimpanan data dan sistem web modern, dengan ciri jaringan terpusat dan
infrastuktur teknologi informasi yang abstrak. Dengan kata lain cloud computing memberikan
ruang penyimpanan yang terpusat di server dan tidak lagi membutuhkan komputer yang besar
untuk dapat menjalankan sebuah program atau data, karena hanya memerlukan akses internet
ke server dan komputer kecil. Hal ini dimungkinkan dikarenakan semua spesifikasi yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan akan dijalankan oleh cloud computing.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Sistem ini bukan lagi angan-angan belaka, bahkan sudah diaplikasikan dalam dunia
komunikasi. Computer Assted Reporting (CAR) merupakan salah satu pemanfaatan dari
penggunaan cloud computing. Semenjak tahun 2001 CAR mulai digunakan oleh reporter di
Amerika untuk mengumpulkan bahan dalam menyusun sebuah artikel berita. CAR
merupakan database baik dari liputan atau data yang ada di internet. CAR menggunakan
sistem database terpusat tidak tersebar di masing-masing komputer milik jurnalis.
Tidak hanya dipakai oleh jurnalis dalam mengimpun data untuk menyampaikan informasi,
kini cloud computing juga dimanfaatkan oleh industri media yang bergerak di bidang hiburan.
Mereka menyimpan siaran yang dapat diakses oleh masyarakat untuk disaksikan ulang atau
hanya sekedar pengarsipan siaran.
Jika dilihat dari pemanfaatannya, cloud computing masih hanya sampai kedalam tahap
storage virtualization. Namun perjalanan dari cloud computing masih berlanjut. Kedepannya
tidak hanya media penyimpanan tetapi sudah sampai ke program dan perangkat keras
komputer yang menjadi virtual. Seseorang hanya membutuhkan perangkat ringan komputer
yang bahkan lebih kecil dari netbook dengan akses internet dan aplikasi untuk mengakses
server cloud computing.
Dari pemaparan yang sudah diberikan kita dapat melihat apa yang sudah dilakukan industri
media saaat ini. Tentunya akan sulit untuk kita membayangkan teknologi apa yang akan
muncul untuk menyokong proses komunikasi. Di masa saat radio dan televisi sudah
mengungguli media cetak, tidak terbayangkan akan teknologi yang dapat mengungguli kedua
teknologi tersebut dalam kecepatan enyampaian informasi sampai pada akhirnya
berkembangnya internet. Namun setiap perkembangan pastilah berasal dari keinginan untuk
menutupi kekurangan yang ada, seperti adanya radio karena informasi dari media cetak lebih
lama didapatkannya. Meskipun sulit untuk membayangkan atau melihat teknologi baru apa
yang akan berkembang, dengan melihat kekurangan dari internet yang ada saat ini kita dapat
melihat perkembangan dari teknologi yang ada saat ini.
Perkembangan internet yang pada awalnya hanya sebagai sumber informasi (dalam bentuk
Web1.0) kini telah berkembang menjadi memenuhi kebutuhan akan interaksi, seperti
memberi komentar atau menyanggah sebuah informasi secara langsung (Web2.0). Terlihat
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
seperti sudah menutupi kekurangan yang ada, namun perkembangan tidak berhenti sampai
disana. Kebutuhan akan interaksi yang diinginkan oleh manusia tentunya lebih besar dari itu.
Interaksi yang dibutuhkan oleh manusia tidak hanya sebatas memberi komentar atau
menyanggah, tetapi juga ikut berpartisipasi atau bahkan menipulasi informasi yang ada.
Dalam perkembangan dunia elktronik sudah tak asing lagi istilah “artificial intelligence” atau
kecerdasan buatan. Teknologi ini memungkinkan komputer unttuk dapat memproses input
yang diberikan dan meresponya langsung. Konsep kecerdasan buatan ini tentunya juga
diadaptasi dalam internet dan melahirkan enerasi baru dalam internet yang disebut dengan
semantic web.
Dengan bantuan semantic web seseorang tidak lagi perlu membaca informasi dalam bentuk
yang disediakan oleh industri media. Informasi yang akan didapatkan oleh seseorang adalah
informasi yang ia inginkan. Informasi yang ada tidak lagi ditampilkan dalam bentuk pilihan
artikel yang tetapi sudah merupakan respon dari apa yang diinginkan dari data yang sudah
diseleksi oleh komputer. Informasi tidak lagi diberikan secara kaku seperti koran tetapi sudah
seperti halnya bertanya dengan manusia dengan jawaban yang bersumber dari data di internet.
Dalam perkembangannya saat ini kita sudah dapat merasakannya walau belum dalam bentuk
sempurna. Google Instant yang menjadi fitur dalam Google Search merupakan salah satu
bentuk awal dari kecerdasan buatan. Prediksi yang dilakukan merupakan proses dari
kecepatan pencarian yang dilakukan. Sebelum kata kunci yang kita inginkan selesai, Google
Search sudah mulai mencari dan memprediksi apa yag ingin diketahui. Dalam aplikasi
semantic web, tidak hanya memprediksi tetapi juga sudah menyaring dan memberikan
jawaban dari apa yang kita ingin ketahui. Input yang diberikan juga tidak lagi sebuah kata
kunci tetapi sebuah kalimat pertanyaan.
Semantic web juga menjadi penyokong baru tidak hanya dari interaktifitas dalam hal
manyampaikan informasi tetapi juga memberikan kontrol ruang untuk para penggunanya.
Murray dalam buku Media Convergence : Networked Digital Media in Everyday Life,
mengatakan sebuah pembuatan ilusi dari ruangan dalam mesin, hanya bisa dicapi ketika input
teks yang deiberikan memberikan kontrol navigasi yang direspon secara langsung oleh
program. Dalam hal ini semantic web tidak hanya memberikan interaksi dalam penyampaian
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
informasi tetapi juga dapat memberikan ruang bagi penggunaan untuk merasakan aktivitas
yang berlangsung.
Industri Media
Dalam industri media konvergensi menjadi sudah terjadi berulang-ulang khususnya dalam
industri jurnalistik. Penyebaran berita yang awalnya dengan media cetak, lalu radio, kemudian
televisi, lalu tv kabel dan kini internet. Tidak hanya ada perubahan bentuk media
penyampaian, struktur organisasi juga diharuskan untuk berubah menyesuaikan setiap
karakter dari setiap media yng digunakannya.
Konvergensi media merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari oleh industri media justru
jika menghindarinya industri media tidak dapat maju atau bahkan jatuh. Turner dan Tay
dalam buku Media Convergence : Networked Digital Media in Everyday Life, mengatakan
bahwa di abad 21 rating dari televisi dipengaruhi juga oleh bentuk multimedia dan
multiplatform dari acara tersebut. Dalam hal ini mereka memberikan contoh acara Big
Brother, dimana mereka menggunakan website dengan segala fitur yang dimilikinya seperti
live streaming, chat-rooms, dan penyiaran momen-momen yang diberikan kepada publik
secara terbuka sebelum acara siaran berlangsung. Dengan kata lain konvergensi media
menjadi sebuah justru menjadi sebuah penyokong baru dalam industri media saat ini.
Dalam menjalani konvergensi media, industri-industri media diharuskan memiliki berbagai
media (tidak bergerak dalam satu media saja) untuk dapat menjalankan bentuk multiplatform.
Bentuk ini memberikan keuntungan kepada industri media dikarenakan setiap bentuk media
dapat menutupi kekurangan yang dimiliki oleh media lainya. Seperti halnya teaser berita di
televisi dapat disampaikan melalui radio atau online atau teaser penjelasan lengkap data-data
yang akan dimuat oleh koran dapat diberikan melaui web, tv, atau radio.
Bagi media-media besar, dibandingkan untuk dapat menjalankan sebuah media baru akan
lebih menguntungkan jika melakukan akuisisi media-media yang lebiih kecil darinya.
Contohnya McClatchy yang memiliki Murdoch’s News Corp. membeli MySpace.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Berbeda dengan media besar, media kecil dan menegah tidak dapat melakukan akuisisi maka
mereka merger dengan media lain sehingga menjadi lebih besar dan dapat bertahan di dalam
arus konvergensi media yang berlangsung.
Namun bentuk penggabungan industri-industri media tidak selalu berjalan lancar, seperti
halnya AOL dan Time Warner. Kedua media yang berbeda bidangnya (AOL bergerak di
bidang online, Time Warner bergerak di bidang TV kabel) ini justru membuat Turner
kehilangan jutaan dolar, investor merugi miliyaran dolar dan banyak pekerja yang kehilangan
pekerjaannya.
Berbeda dengan Murdoch,s News Corp. beberapa media tidak melakukakn akuisisi dalam
memasuki konvergensi dengan bentuk multiplatform-nya dan media-media kecil yang
bergabung menjadi satu. Ada media yang justru melakukan konvergensi media secara total.
Contohnya adalah New York’s Times yang menutup bisnisnya di bidang cetak dan beralih ke
bidang online dan digital.
Dengan perubahan bentuk secara total ini juga menjadikan berubahnya struktur yang ada di
dalam newsroom. Untuk menghadapi media online tentunya tidak bisa menggunakan struktur
media cetak. Tingkatan dalam newsroom tidak lagi menjadi jelas, repoter dan editor kini
memiliki tingkatan yang sama. Semua menjadi berlomba dalam membuat berita dan
menyiarkannya secara online.
Secara keseluruhan dalam melakukan konvergensi media maka sebenarnya ada juga
perubahan budaya dari media tersebut. Disaat sebuah perusahaan industri media di akuisisi
oleh media lain maka budaya perusahaan harus mengikuti dengan perusahaan yang
mengakuisisi. Disamping itu ketika dua ata lebih perusahaan melakukan penggabungan maka
harus bisa menggabungkan baik manajemen maupun budaya kerja sehingga tercipta kondisi
yang baik dan menghasilkan keuntungan bukan seperti yang terjadi pada AOL dan Time
Warner.
Dalam praktiknya penggabungan dan akuisisi tidak hanya dilakukan oleh media yang
bergerak di bidang lain. Banyak proses akuisis dan penggabungan media justru di bidang
yang sama seperti contohnya Chicago Tribune Company yang melakukan akuisisi Los
Angeles Times yang sama-sama bergerak di bidang media cetak.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Kondisi ini bukannya menjadi kesan baik, justru menimbulkan kesan buruk. Media-media
yang ada menjadi tidak lagi memiliki banyak perbedaan sehingga masyarakat tidak lagi
memiliki banyak pilihan. Oleh sebab itu pemerintah Amerika serikat memberikan regulasi
pembatasan berapa banyak perusahaan yang dapat dimiliki oleh seorang pemilik.
Disamping bentuk multiplatform, konvergensi media juga mencangkup multimedia. Dengan
dukungan dari bentuk digitalisasi dan internet, multimedia menjadi ciri paling menonjol
dalam penyampaian sebuah informasi berita melalui media online. Bentuk multimedia
merupakan cara penyampaian sebuah berita dan informasi dengan lebih dari satu bentuk.
Contohnya Times Online dalam menyampaikan sebuah berita mengenai pidato yang
diberikan oleh Presiden Barrack Obama tidak hanya disajikan dalam bentuk teks dan gambar
tetapi juga disajikan cuplikan atau keseluruhan pidato dalam bentuk suara atau video dalam
artikel yang sama.
Bentuk multimedia ini juga memberikan keuntungan bagi para industri media. Dengan
pemanfaaatan bentuk ini maka tidak lagi akan ada kesalahan dari kutipan yang biasanya
ditulis oleh reporter atau editor. Selama ini akibat dari cepatnya sirkulasi berita di media
online membuat kualitas berita menjadi dipertanyakan. Justru dengan memanfaatkan bentuk
multimedia kualitas berita juga menjadi semakin baik karena adanya bukti yang lebih kuat
tidak hanya sekedar tulisan.
Bentuk multimedia ini memberikan tantangan tersendiri kepada individu dalam pekerja
industri media massa. Keahlian yang dimiliki oleh mereka menjadi lebih banyak jika
dibandingkan media konvensional sebelum konvergensi. Seorang jurnalis cetak harus mampu
mengoperasikan alat dan melakukan proses editing video dan suara.
Untuk dapat menyokong kemampuan penggiat media ini tentunya sangat diperlukan
penekanan dalam pendidikan para penggiat media untuk dapat mengikuti perkembangan
konvergensi media. Pendidikan tidak hanya diberikan kepada calon penggiat tetapi juga
kepada para pelaku media yang sudah senior.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Analisis Situasi di Indonesia
Teknologi
Perkembangan teknologi di Indonesia termasuk terlambat. Amerika sudah memulai
menggunakan internet semenjak tahun 1960an dan dapat digunakan secara luas dengan baik
pada tahun 1990. Sedangkan di Indonesia penggunaan internet baru dimulai pada tahun 1988
dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1998. Indonesia sendiri bukanlah termasuk
negara yang memulai perkembangan teknologi dan lebih mengikuti arus global dalam
perkembangan teknologi.
Walau Indonesia termasuk yang hanya mengikuti arus global, tidak semua pemanfaatan
perkembangan teknologi yang dilakukan oleh negara maju seperti Amerika diikuti oleh
Indonesia. Pemanfaatan teknologi dalam bentuk CAR yang sudah berjalan di Amerika
semenjak tahun 2001 tidak terjadi di Indonesia samapi saat ini. Hal ini juga berkaitan dengan
bentuk data yang dimiliki di Indonesia masih belum berbentuk digital.
Walau negara maju seperti Amerika, Jepang, dan India sudah memulai pengembangan
teknologi ke depan seperti cloud computing dan artificial intelligence (AI), Indonesia masih
belum memfokuskan pada perkembangan teknologi untuk menyokong media yang ada.
Industri Media
Industri media yang ada di Indonesia cukup beragam dan banyak jumlahnya. Latar belakang
berdirinya sebuah media besar di Indonesia dikarenakan memiliki tujuan yang jelas dan
penerapan industri media yang baik. Industri media kecil justru sebaliknya. Banyak Industri
media kecil yang berdiri dengan alasan yang tidak jelas dan menerapkan industri media secara
asal-asalan. Industri media ini di Amerika lebih dikenal dengan istilah yellow journalism atau
jurnalisme yang tidak benar.
Untuk dapat bertahan di era teknologi ini industri media harus melakukan konvergensi. Hal
ini juga yang dilakukan oleh industri media yang ada di Indonesia. Industri media besar di
Indonesia tentunya melakukan konvergensi dengan berbagai cara. Namun industri media kecil
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
akan menghilang karena tidak melakukan konvergensi atau bertahan dengan menjadi anak
perusahaan media besar.
Sayangnya negara Indonesia hanya menerima perkembangan teknologi yang ada, hal ini
sangat berpengaruh kepada pergerakan konvergensi yang dilakukan oleh industri media.
Berbeda dengan konvergensi yang dilakukan di negara maju yang memahami latar belakang
konvergensi secara baik.
Perkembangan teknologi yang ada memang membuka kemudahan untuk perkembangan
industri media. Ketika teknologi menemukan gelombang radio dalam bentuk frequency
modulation (FM) yang dapat memancarkan kualitas suara lebih baik dibandingkan amplitude
modulation (AM), industri media radio di Indonesia ramai-ramai berpindah dari AM menuju
FM. Tidak hanya industri media hiburan tetapi juga industri media berita. Hal ini tidak terjadi
di negara maju yang mengerti sejarah perkembangan teknologi radio, yang melakukan
perpindahan hanya para penggiat industri media hiburan.
Pelaksanaan konvergensi yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan istilah konvergensi
yang ada. Hampir sama halnya dengan yang terjadi di Amerika dan Eropa, konvergensi yang
dilakukan oleh industri media yang ada hanya sebatas masalah akuisisi terhadap media lain.
Media besar di Indonesia membeli media-media kecil lainnya yang menggunakan kanal yang
berbeda. Seperti halnya yang dilakukan oleh Trans Corp yang membeli Detik[dot]com.
Tidak semua media besar membeli media kecil lainnya. Kompas Gramedia melakukan hal
yang berbeda (walau sebenarnya mereka juga membeli media-media kecil lainnya sehingga
membentuk Kompas Gramedia Group). Kompas Gramedia tidak hanya melakukan akuisis
tetapi juga membentuk divisi baru atau anak perusahaan baru dengan kanal yang berbeda.
Kompas yang berdiri pada tahun 1965 awalnya hanya bergerak dibidang industri media cetak
dalam bentuk Koran Kompas. Pada tahun 2008 Kompas Gramedia mendirikan Kompas
Cyber Media yang menangani Kompas[dot]com dan kompas dalam jaringan (daring).
Selanjutnya pada tahun 2011 Kompas Gramedia mendirikan Kompas TV.
Dengan memiliki bentuk cetak, televisi, digital, dan tersebar melalui internet, sebuah industri
media sudah memasuki tahap 3M (multimedia, multichannel, multiplatform) yang menjadi
ciri dari konvergensi.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Namun masalah yang muncul di Indonesia bukan hanya dari akuisisi media yang ada. Bentuk
konvergensi dalam pelaksanaan bentuk 3M hanya sebatas kepemilikan saja, tidak terjadi
hubungan antara kanal yang satu dengan kanal yang lainnya. Setiap kanal berdiri sendiri tidak
saling menyokong kanal lainnya. Kompas[dot]com bergerak sendiri terpisah dengan koran
Kompas walau ada berita yang diterbitkan di koran Kompas yang diambil dari
Kompas[dot]com. Begitu juga dengan TransTV dan Trans7 yang tidak disokong oleh
detik[dot]com.
Tidak semua media salah dalam penerapan 3M yang menjadi ciri konvergensi media.
Kelompok Tribun yang tergabung dalam kelompok Kompas Gramedia, melakukan
konvergensi media dengan cara yang berbeda dengan Trans Corp atau perusahaan induknya
Kompas Gramedia. Walau saat ini kelompok Tribun hanya memiliki media cetak, daring, dan
digital, penerapan konvergensi yang dilakukan masih lebih baik dibanding dengan media
lainnya.
Berbeda dengan koran Kompas, KompasTV, Kompas[dot]com, TransTV, Trans7, dan
detik[dot]com, Tribun bukanlah media dengan skala nasional. Walau bukan berskala nasional
tetapi Tribun tersebar di beberapa daerah dengan mengandalkan berita lokal. Tribun sendiri
mengeluarkan bentuk digital dan daring yang terpisah sesuai dengan daerahnya. Tribun daring
terpisah dengan sub domain dari Tribunnews[dot]com. Tribun daerah mengeluarkan bentuk
cetak dan daring, sedangkan bentuk digital dikelola oleh Tribun pusat yang juga mengelola
Tribunnews[dot]com.
Perbedaan yang ada dari kelompok Tribun dengan perusahaan induknya atau perusahaan lain
adalah terhubungnya pengelolaan bentuk daring dan cetaknya. Redaksi dan reporter Tribun
cetak dan daring adalah orang yang sama dengan struktur yang sama. Dengan demikian setiap
berita yang ada dalam bentuk daring, digital, dan cetak saling terhubung.
Penggunaan teknologi untuk efsiensi juga dilakukan oleh kelompok Tribun. Penempatan
bahan berita yang sudah dikumpulkan oleh repoter dikumpulkan dalam bentuk digital di
mailig list kelompok Tribun. Dengan demikian akses berita dari satu daerah ke daerah yang
lainnya.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Walau demikian Tribun masih belum memaksimalkan media daring yang ada. Berita yang
ada pada media daring dan yang ada pada media cetak hampir sama. Perbedaaannya yang ada
di media cetak artikel yang ditampilkan lebih diseleksi dan beberapa ulasan yang
digabungkan dari beberapa artikel. Kelebihan yang dimiliki oleh media internet belum banyak
dimanfaaatkan oleh Tribun.
Pada akhirnya konvergensi yang terjadi hanya sebatas perubahan bentuk media penyalurnya
saja. Sebuah media hadir melalui kanal-kanal yang ada dan bergeak sendiri-sendiri tanpa
memaksimalkan sifat kanal yang ada. Bentuk daring hanya memberikan dalam bentuk teks
atau untuk media siaran menyediakan streaming video yang sama persis dengan apa yang di
pasarkan melalui televisi. Tidak ada perbedaan jika seseorang menyaksikan melalui televisi
ataupun melalui internet.
Akibat dari media yang tidak saling terkait ini menjadikan setiap media berlomba-lomba
dengan bentuknya masing-masing. Media daring yang ada saat ini hanya berfokus pada
sifatnya yang paling cepat untuk bisa menyampaikan sebuah berita. Kecepatan menjadi
cirikhas media daring yang paling utama. Akibatnya berita yang disampaikan oleh media
daring banyak yang berupa berita-berita pendek tanpa ada ulasan.
Selain itu dalam proses konvergensi media di Indonesia tidak memiliki perbedaan dengan
yang ada di Amerika. Budaya akuisisi akan menjadi peristiwa tersendiri yang selalu ada
dalam konvergensi.
Regulasi
Industri media bergerak dalam negara dan selalu memiliki aturan yang mengikat dalam
bentuk etika atau hukum yang berlaku di negara tersebut. Pada awalnya negara Indonesia
menerapkan sistem hukum dan pengawasan yang ketat terhadap media cetak di masa Orde
Baru. Setiap media dikontrol baik dari alasan berdiri hingga konten medianya oleh negara.
Pada tahun 1998, ketika masa Orde Baru runtuh dan dikatakan sebagai era Demokrasi,
kontrol yang selama ini mengekang media juga ikut runtuh. Pendirian media tidak lagi seketat
masa Orde Baru, begitu juga dengan pengaturan konten. Lemahnya aturan dan regulasi inilah
yang menjadikan peluang bagi industri media untuk melakukan akuisisi.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Tidak hanya teknologi yang selalu terlambat masuk ke Indonesia, aturan yang ada juga selalu
terlambat. Akibat dari umumnya penggunaan media baru, aturan yang ada juga menjadi sulit
dibuat untuk dapat tepat sasaran. Budaya buruk yang diikuti oleh industri media Indonesia
selalu lebih cepat bergerak dibandingkan dengan pembuatan aturan yang ada.
Kesimpulan
Dalam mengikuti perkembangan teknologi, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang terakhir
dalam perkembangan teknologi yang ada. Walau demikian perkembangan teknologi yang
masuk ke Indonesia tidak diikuti dengan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi
tersebut. Hanya sebagian dari masyarakat Indonesia yang mengerti akan penggunaan yang
tepat dari teknologi baru yang hadir.
Untuk dapat menyeimbangkan perkembangan teknologi dan pengetahuan akan teknologi
dibutuhkan pelatihan sebelum penggunaan teknologi tersebut. Dengan adanya pelatihan
tujuan awal konvergensi (efesiensi) akan menjadi tepat sasaran.
Walau Indonesia masih dikatakan tertinggal dan melenceng dalam konvergensi media, Proses
konvergensi media secara global masih terus berlanjut. Perkembangan kedepannya akan
membuat media menjadi semakin luas cangkupannya dan masyarakat mudah dalam memilih
informasi yang diinginkannya.
Memang dalam infrastruktur penunjang akses internet di Indonesia masih belum merata
sehingga akan sedikit sulit untuk menerapkan kovergensi dengan baik. Namun sebaiknya
pelaku industri media tetap memberikan pilihan kepada masyarakat dengan menghadirkan
bentuk yang maksimal yang bisa digunakan oleh masyarakat yang ada. Dengan adanya
pilihan, kualitas produk yang ada tidak menjadi korban. Selain itu infrastruktur yang ada di
Indonesia juga terus berjalan dan berkembang.
Dengan demikian selama media-media yang ada masih berada dalam bentuk perusahaan yang
terpisah walau dalam satu grup besar atau nama media yang sama, media-media akan tetap
berjalan masing-masing. Konsep yang berjalan hanya sebatas 3M tanpa ada kerjasama antar
media dengan memaksimalkan bedia penyalurnya. Padahal konvergensi bukan hanya sebatas
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
3M, melainkan juga mengenai penggunaan yang maksimalkan akan sifat dan bentuk media
yang ada.
Sayangnya konvergensi yang dilakukan di Indonesia hanya menjadi budaya yang mengikuti
arus global. Hal ini membuat Konvergensi yang dilakukan menjadi sesuatu yang dipandang
dan dirasakan buruk oleh masyarakat. Perlu penerapan dan pengawasan dari pemerintah
mengenai aturan yang ada. Aturan yang selama ini selalu kalah cepat dengan budaya
konvergensi yang buruk bisa diantisipasi dengan meninjau negara maju lain yang sudah
menerapkan konvergensi lebih dulu.
Melihat kedepannya perkembangan teknologi yang ada lebih mendukung untuk terciptanya
sebuah media yang terpusat dalam bentuk cloud computing, Indonesia sepertinya akan
kembali layaknya masa Orde Baru dalam bentuk media yang berbeda. Jika pada masa Orde
Baru pemerintah melakukan control terhadap media yang ada, di masa mendatang control
yang ada merupakan arus informasi secara virtual yang dikontrol.
Kontrol yang dilakukan bukan dalam kontrol konten yang ada seperti halnya pada masa Orde
Baru melainkan kontrol akan industri medianya. Kontrol ini akan mencegah jumlah media
yang ada, terlebih lagi dengan mudahnya untuk menyebarkan berita melalui media internet
saat ini. Saat ini jumlah media memang banya, mulai dalam bentuk cetak, siaran, maupun
internet, akan tetapi jumlah media ini tidak mebuat pilihan masyarakat menjadi banyak. Hal
ini dikarenakan beberapa perusahaan memiliki banyak media. Dengan adanya regulasi dari
pemerintah masyarakat akan tetap memiliki banyak pilihan akan media yang dikonsumsi
olehnya.
Hal tersebut menjadi sangat mungkin jika melihat sistem cloud computing yang menjadi
masa depan bagi teknologi yang akan menyanggah media. Pengelolaan sistem cloud
computing seharusnya menjadi milik pemerintah sendiri. Dengan pengelolaan terpusat akan
lebih memudahkan Pemerintah dalam melakukan penerapan dan pengawasan terhadap
industri media agar sesusai dengan aturan yang berlaku.
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014
Referensi
Baun, C., Kunze, M., Nimis, J., & Tai, S. (2011). Cloud Computing; Web-Based Dynamic IT
Services (2nd edn.). Berlin, Heidelberg, German: Springer- Verlag.
G. & Young, S. (2012). Media Convergence: Networked Digital Media in Everyday
Life, London: Palgrave Macmillan
Grant A. E. & Wilkinson, J. S. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the
Field, NY:Oxford University Press (17)
Perkembangan konvergensi ..., Hutama Epkamarsa, FISIP UI, 2014