Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan
-
Author
m-anwar-solichin -
Category
Economy & Finance
-
view
677 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KETIMPANGAN REGIONAL DAN KONVERGENSI ANTAR KECAMATAN DI
KABUPATEN BANJARNEGARA[TAHUN 2002 – 2011]
M. Anwar Solichin I P2CA11020

Pendahuluan
Pembangunan ekonomi tidaklah sama pada suatu wilayah, beberapa daerah dapat mencapai pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat
Menurut hipotesis U-terbalik yang dikemukakan oleh Kuznet, tahap awal pembangunan akan ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan disertai tingkat ketimpangan yang tinggi pula
Latar Belakang

latar belakang
Dalam jangka panjang, perbedaan dalam laju pertumbuhan output antar daerah cenderung mengecil bersamaan dengan tingkat pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi disetiap daerah yang akhirnya mengurangi kesenjangan ekonomi regional (pemerataan), Proses inilah yang disebut dengan konvergensi
Secara umum kondisi perekonomian di Barlingmascakep sejak tahun 2007 menunjukan adanya perkembangan yang baik;

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Eks Karesidenan Banyumas (Jutaan rupiah)
Sumber: BPS, PDRB Provinsi Jateng

PDRB Kecamatan Se – Kabupaten Banjarnegara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 –
2011 (Jutaan Rupiah)
v
v
v
v

Bagaimana arah pertumbuhan ekonomi di Kab Banjarnegara?
Bagaimana pola petumbuhan ekonomi serta klasifikasi kecamatan di Kab Banjarnegara menurut Tipologi Klassen?
Bagaimana tingkat ketimpangan regional dan arah ketimpangan di Kab Banjarnegara ?
Pertanyaan Penelitian

Apakah terjadi proses konvergensi/divergensi atas pendapatan perkapita
a) Antar Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara ?
b) Menurut Tipologi Klassen ?
c) Antar Wilayah (wilayah atas dan bawah)di Kabupaten Banjarnegara?
Bagaimana hubungan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan regional antar kecamatan di Kab Banjarnegara ?
Pertanyaan Penelitian

Arah pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan antar kecamatan dan konvergensi/divergensi antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara.
Periode penelitian dari tahun 2002 - 2011
Pembatasan Masalah Penelitian

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui arah pertumbuhan ekonomi di Kab Banjarnegara
Untuk mengetahui pola petumbuhan ekonomi serta klasifikasi kecamatan di Kab Banjarnegara menurut Tipologi Klassen
Mengetahui tingkat ketimpangan regioal dan arah ketimpangan di Kab Banjarnegara

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui proses konvergensi/divergensi atas pendapatan perkapita
a) Antar Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara ?
b) Menurut Tipologi Klassen ?
c) Antar Wilayah (wilayah atas dan bawah)di Kabupaten Banjarnegara?
Untuk mengetahui hubungan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan regional antar kecamatan di Kab Banjarnegara ?

II. Telaah Pustaka dan Perumusan Model
Pembangunan Ekonomi
Proses yang menyebabkan suatu pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang dan disertai perbaikan sistem kelembagaan
Pertumbuhan Ekonomi
Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan produk domistik bruto dari suatu negara atau daerah
Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
- PDB - Pendapatan perjam kerja
- PDB per kapita - Harapan hidup waktu lahir
1. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

2. Pertumbuhan Wilayah
Model analisis Tipologi Klassen Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah
Indikator utama dalam Tipologi Klassen:1. Pertumbuhan ekonomi daerah2. Pendapatan per kapita daerah
Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi:1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh2. Daerah berkembang cepat3. Daerah maju tapi tertekan4. Daerah relatif tertinggal

Klasifikasi Tipologi Klassen
y r yi > y yi < y
ri > r
Daerah cepat maju dan cepat tumbuh
Daerah berkembang cepat
ri < r
Daerah maju tapi tertekan
Daerah relatif tertinggal

3. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah
Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah
Ketimpangan muncul karena adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah
Ketimpangan juga memberikan implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah yang akan mempengaruhi formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah (Sjafrizal, 2008)

Untuk mengukur ketimpangan antar wilayah dugunakan alat yaitu indeks Williamson (Williamson variation) dan indeks Entropi Theil .
Indeks Entropi Theil semakin besar menunjukan ketimpangan juga semakin besar (tidak merata) dan apabila Indeks Entropi Theil semakin kecil maka ketimpangan semakin rendah (semakin merata). Dari uraian diatas Indeks Entropi Theil sejalan dengan Indeks Williamson.
Alat Ukur Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

4. Konvergensi dan Divergensi
Konvergensi
Suatu keadaan dimana perekonomian di daerah miskin cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan daerah kaya.
Terjadi pada saat perekonomian mengalami masa kedewasaan (maturity) yaitu terjdi pemerataan pendapatan.
Alat analisis yang digunakan untuk mengukur adalah Konvergensi Sigma dan Konvergensi Absolute

5.Hubungan /korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional
Penghitungan koefisen korelasi dilakukan dengan menggunakan pearson product moment yg dikemukakan oleh Karl Pearson
Besarnya korelasi antara 0 sampai dengan 1Kriteria koefisien korelasi
< 0,20 = tidak ada korelasi 0,20 – 0,40= korelasi rendah >0,40-0,70= korelasi cukup >0,70-0,90= korelasi kuat >0,90 - 1 = korelasi sangat kuat
Kriteria koefisien korelasi

Kerangka Berfikir

Ukuran Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB t – PDRB (t-1)
Laju Pertumbuhan = x 100 % PDRB (t-1)
PDRB t = Produk Domistik Regional Bruto
tahun t PDRB (t-1) = Produk Domistik Regional Bruto tahun t- 1
III. Metode Penelitian dan Alat Analisis

2. Klasifikasi Tipologi Klassen
yr yi > y yi < y
ri > rDaerah cepat maju dan cepat tumbuh
Daerah berkembang cepat
ri < rDaerah maju tapi tertekan
Daerah relatif tertinggal

3. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah
Untuk mengukur ketimpagan antar wilayah digunakan alat
Indeks Williomson
Keterangan:Yi = PDRB per kapita di kecamatan iY = PDRB per kapita rata-rata Kabupatenfi = Jumlah penduduk di kecamatan i
n = Jumlah penduduk Kabupaten Jika IW semakin kecil / mendekati nol menunjukan
ketimpangan semakin kecil/semakin merata Jika IW semakin jauh dari nol menunjukan ketimpangan
semakin melebar
Y
nfYYIW ii
2)(

Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah
Indeks Entropi Theil )()(log XxYyYyyI jjj
Keterangan:I(y) = Indeks Entropi Theilyj = PDRB per kapita kecamatan jY = Rata-rata PDRB per kapita Kabupaten
Xj = Jumlah penduduk kecamatan jX = Jumlah penduduk Kabupaten
Jika Indeks Entropi Theil semakin besar menunjukan ketimpangan juga besar (tidak merata) dan apabila Indeks Entropi Theil semakin kecil maka ketimpangan semakin rendah (semakin merata)

4. Konvergensi dan Divergensi
1. Konvergensi Sigma (σ)
𝐶𝑉=√∑ (𝑌 𝑖−𝑌 )2
𝑛𝑌
Keterangan :CV = Koefisien variasi pada tahun tertentuYi = PDRB per kapita di kecamatan i pada tahun tertentuY = Rata-rata (mean) PDRB per kapita kecamatan pada
tahun tertentu.n = Jumlah kecamatan

2. Konvergensi Absolute
Log (yit/yi0)/T = a-b log (yi0)Keterangan :
i = Daerahyio = Pendapatan awalyit = Pendapatan akhira = KonstantaT = Panjang intervalb = Koefisien dari log (yio), dengan b = 1- e-βT
Nilai β (kecepatan konvergen)diperoleh dari perhitungan β = [ln(b+1)] / -T

5.Hubungan /korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional
𝑟=𝑛∑ ( 𝑋𝑌 )−∑ 𝑋∑ 𝑌
√𝑛∑ (𝑋 2 ) −¿¿ ¿¿
Korelasi Pearson
Keterangan :r = Korelasi pearsonX = Pertumbuhan ekonomiY = Indeks Wiliamson/ Indeks Entropi Theil

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten BanjarnegaraAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2002-2011
Pembahasan
No TahunPDRB Atas Dasar
Harga Konstan (jutaan rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
(1) (2) (3) (4)
1 2002 2.050.087,27 0,852 2003 2.110.732,68 2,963 2004 2.191.162,85 3,814 2005 2.277.617,86 3,955 2006 2.376.694,59 4,356 2007 2.495.785,82 5,017 2008 2.619.989,61 4,988 2009 2.753.935,73 5,119 2010 2.888.524,12 4,8910 2011 3.030.542,04 4,92
Rata-rata 2.479.507,26 4,08

Laju Pertumbuhan ekonomi
Sehingga persamaan Kuadratiknya : Y = 4,7964 + 0,183 u – 0,216 u2
Sehingga trend kuadratik tahun :
2012 : Y = 4,7964 + 0,183 (11) – (0,216 (121) = 4,20 2013 : Y = 4,7964 + 0,183 (13) – (0,216 (169) = 3,53 2014 : Y = 4,7964 + 0,183 (15) – (0,216 (225) = 2,68

Tipologi Klassen
No KecamatanRata-rata
Pendapatan Perkapita (Rp)
Rata-rata Pertumbuhan (%)
(1) (2) (3) (4)1 Susukan 1,420,157 3.322 Purwareja Klampok 5,194,546 2.863 Mandiraja 1,857,924 6.334 Purwanegara 1,933,800 3.005 Bawang 1,762,433 1.376 Banjarnegara 4,342,989 6.067 Pagedongan 715,136 1.598 Sigaluh 2,697,404 5.929 Madukara 2,821,485 7.83
10 Banjarmangu 2,136,354 4.0011 Wanadadi 2,146,520 4.6712 Rakit 1,495,323 1.9413 Punggelan 1,136,802 2.4114 Karangkobar 2,266,411 3.7315 Pagentan 1,367,379 1.1516 Pejawaran 3,659,806 7.9117 Batur 5,171,869 3.9218 Wanayasa 2,099,523 1.3619 Kalibening 1,646,298 3.1920 Pandanarum 756,847 4.00
Banjarnegara 2,355,427 4.08Sumber BPS Kabupaten Banjarnegara diolah
Tabel Rata-rata Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2002-2011

Tipologi Klassen
Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh
Daerah Maju Tapi Tertekan
Daerah Cepat Tumbuh
Daerah Relatif Tertinggal

Ketimpangan Pendapatan
No Tahun Indeks Williomson Indeks Entropi Theil
1 2002 0,5415 1,2991
2 2003 0,5449 1,2955
3 2004 0,5684 1,3803
4 2005 0,5708 1,3718
5 2006 0,5782 1,3424
6 2007 0,5235 1,3395
7 2008 0,5338 1,3843
8 2009 0,5389 1,3724
9 2010 0,5424 1,3658
10 2011 0,5432 1,3642
Rata-rata 0,5486 1,3515

KonvergensiKonvergensi Sigma (σ )
Koefisien Variasi Kabupaten BanjarnegaraTahun 2002- 2011
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20111.780
1.800
1.820
1.840
1.860
1.880
1.900
1.920
1.940
1.960
1.980
1.952
1.921
1.846
1.924
1.947
1.893
1.910
1.925
1.9391.927

KonvergensiKonvergensi Absolute 2002-2011
Persamaan konvergensi absolut periode penelitian 2002-2011 adalah sebagai berikut :
Log (Yit/Yio)/T = a – b log (Yio)
Log (Yit/Yio)/T = 6,166627516 – (-0,013403043 log (Yio)
Dari persamaan diatas didapat hasil :
β = [ln(b+1)] / -T maka
β = [ln(-0,013403043+1)] / - 10 = 0,001349367

KonvergensiKonvergensi Absolute Tipologi Klassen 2002 -2011
Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) terjadi proses divergensi dengan kecepatan -0,00060296 dan dengan implikasi half of life 1.150 tahun.
Daerah berkembang cepat (high growth and low income) terjadi proses konvergensi dengan kecepatan 0,032501399 dengan implikasi half of life 21 tahun
Daerah maju tertekan (high income and low growth) terjadi proses konvergensi dengan kecepatan 0,006810983 dan implikasi half of life 102 tahun
Daerah relatif tertinggal ( low growth and low income) juga mengalami proses konvergensi dengan kecepatan 0,001761892 dengan implikasi half of life 393 tahun

Konvergensi Absolute Wilayah Atas (≥ 374 m dpl) dan Bawah ( ≤ 373 m dpl). Tahun 2002 -2011
Daerah Bawah (≤ 374 m dpl ) Daerah Atas (≥ 374 m dpl )

Konvergensi Absolute Wilayah Atas (≥ 374 m dpl) dan Bawah ( ≤ 373 m dpl). Tahun 2002 -2011
Wilayah atas pada periode penelitian 2002-20011 terjadi proses
konvergensi dengan kecepatan 0,0021632 dan implikasi half oh
life 320 tahun
Wilayah bawah pada periode penelitian 2002-2011 tidak terjadi
proses konvergensi tetapi terjadi proses divergensi dengan
kecepatan 0,000283324 dan dengan half of life 2.447

Secara umum Kabupaten Banjarnegara selama periode penelitian (2002 – 2011) mengalami konvergensi yang lambat.
Hal ini dapat dikurangi dengan intervensi pemerintah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk terjadi proses konvergensi lebih cepat.
Konvergensi Absolute Tahun 2002 -2011

Correlations
1 .827**
.003
10 10
.827** 1
.003
10 10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pertumbuha Ekonomi
Entropi Tail
PertumbuhaEkonomi Entropi Tail
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Tahun 2002 -2011
Theil

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara secara rata-rata selama periode penelitian sebesar 4,08 persen dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.479.507,26 juta rupiah
Wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara pada periode penelitian antara tahun 2002 sampai dengan 2011 menurut analisis Tipologi Klassen termasuk daerah tertinggal sebanyak 60 persen, daerah maju dan tumbuh cepat sebanyak 20 persen, daerah cepat maju sebanyak 10 persen dan daerah maju tapi tertekan sebanyak 10 persen.
KESIMPULAN

Disparitas PDRB per kapita antar kecamatam di Kabupaten Banjarnegara selama kurun waktu 2002- 2011 termasuk kriteria ketimpangan tinggi. Indek Williamson secara rata-rata sebesar 0,5486 semakin mendekati angka satu, yang berarti telah terjadi suatu tingkat disparitas yang tinggi yang terjadi pada PDRB per kapita antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Indeks Entropi Theil juga menunjukan kecenderungan menurun.
KESIMPULAN

KESIMPULAN
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.301.30
1.38 1.37
1.38 1.39 1.381.37
1.37 1.36
0.54 0.54 0.57 0.580.58 0.58 0.56
0.54
0.53 0.52
Indeks Entrophi Theil Indeks Wiliomson

KESIMPULAN
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.301.30
1.38 1.37
1.38 1.39 1.381.37
1.37 1.36
0.54 0.54 0.57 0.580.58 0.58 0.56
0.54
0.53 0.52
Indeks Entrophi Theil Indeks Wiliomson

KESIMPULAN
Konvergensi di Kabupaten Banjarnegara dalam periode penelitian antara tahun 2002 sampai dengan 2011 menunjukan konvergensi yang lambat dan implikasi half of life yang lama
Koefisien korelasi sebesar 0,827, karena koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan memiliki hubungan yang erat atau kuat. Koefisien korelasi bertanda positif artinya jika pertumbuhan ekonomi tinggi maka ketimpangan pendapatan juga akan meningkat.

IMPLIKASI
• Peningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diperlukan kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia, penemuan material baru, dan peningkatan pendapatan
• Kecamatan relatif tertinggal diperlukan kebijakan atau campur tangan pemerintah antara lain dengan mengadakan peningkatan, perluasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kecamatan-kecamatan terdekat dengan sasaran menyerasikan pertumbuhan antar kecamatan

IMPLIKASI
• Adanya ketimpangan pendapatan perkapita antar kecamatan menyebabkan pentingnya bantuan pembangunan dari pemerintah daerah dengan menggunakan skala prioritas
• Meningkatkan investasi swasta dengan memberikan kemudahan- kemudahan dan insentif investasi sehingga investor mau menamkan modalnya

IMPLIKASI
• Pembangunan ekonomi dengan lebih memperhatikan aspek pemerataan distribusi pendapatan. Kebijakan tersebut antara lain (1) kebijakan pembangunan yang pro kemiskinan (pro-poor) tanpa mengabaikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan; (2) kebijakan pengembangan sektor informal; (3) pengembangan usaha kecil menengah (UKM) melalui sentra-sentra industri komoditi lokal. (4) pengembangan agribisnis dan agroindustri untuk menciptakan keterkaitan sektoral untuk mengangkat sektor pertanian Hal ini diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi dan menunjang kesempatan kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tidak mengabaikan pemerataan pendapatan.

Terima Kasih