Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

46
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KETIMPANGAN REGIONAL DAN KONVERGENSI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA [TAHUN 2002 – 2011] M. Anwar Solichin I P2CA11020

Transcript of Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Page 1: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KETIMPANGAN REGIONAL DAN KONVERGENSI ANTAR KECAMATAN DI

KABUPATEN BANJARNEGARA[TAHUN 2002 – 2011]

M. Anwar Solichin I P2CA11020

Page 2: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Pendahuluan

Pembangunan ekonomi tidaklah sama pada suatu wilayah, beberapa daerah dapat mencapai pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat

Menurut hipotesis U-terbalik yang dikemukakan oleh Kuznet, tahap awal pembangunan akan ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan disertai tingkat ketimpangan yang tinggi pula

Latar Belakang

Page 3: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

latar belakang

Dalam jangka panjang, perbedaan dalam laju pertumbuhan output antar daerah cenderung mengecil bersamaan dengan tingkat pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi disetiap daerah yang akhirnya mengurangi kesenjangan ekonomi regional (pemerataan), Proses inilah yang disebut dengan konvergensi

Secara umum kondisi perekonomian di Barlingmascakep sejak tahun 2007 menunjukan adanya perkembangan yang baik;

Page 4: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 Eks Karesidenan Banyumas (Jutaan rupiah)

Sumber: BPS, PDRB Provinsi Jateng

Page 5: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

PDRB Kecamatan Se – Kabupaten Banjarnegara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 –

2011 (Jutaan Rupiah)

v

v

v

v

Page 6: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Bagaimana arah pertumbuhan ekonomi di Kab Banjarnegara?

Bagaimana pola petumbuhan ekonomi serta klasifikasi kecamatan di Kab Banjarnegara menurut Tipologi Klassen?

Bagaimana tingkat ketimpangan regional dan arah ketimpangan di Kab Banjarnegara ?

Pertanyaan Penelitian

Page 7: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Apakah terjadi proses konvergensi/divergensi atas pendapatan perkapita

a) Antar Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara ?

b) Menurut Tipologi Klassen ?

c) Antar Wilayah (wilayah atas dan bawah)di Kabupaten Banjarnegara?

Bagaimana hubungan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan regional antar kecamatan di Kab Banjarnegara ?

Pertanyaan Penelitian

Page 8: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Arah pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan antar kecamatan dan konvergensi/divergensi antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara.

Periode penelitian dari tahun 2002 - 2011

Pembatasan Masalah Penelitian

Page 9: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui arah pertumbuhan ekonomi di Kab Banjarnegara

Untuk mengetahui pola petumbuhan ekonomi serta klasifikasi kecamatan di Kab Banjarnegara menurut Tipologi Klassen

Mengetahui tingkat ketimpangan regioal dan arah ketimpangan di Kab Banjarnegara

Page 10: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui proses konvergensi/divergensi atas pendapatan perkapita

a) Antar Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara ?

b) Menurut Tipologi Klassen ?

c) Antar Wilayah (wilayah atas dan bawah)di Kabupaten Banjarnegara?

Untuk mengetahui hubungan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan regional antar kecamatan di Kab Banjarnegara ?

Page 11: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

II. Telaah Pustaka dan Perumusan Model

Pembangunan Ekonomi

Proses yang menyebabkan suatu pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang dan disertai perbaikan sistem kelembagaan

Pertumbuhan Ekonomi

Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan produk domistik bruto dari suatu negara atau daerah

Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

- PDB - Pendapatan perjam kerja

- PDB per kapita - Harapan hidup waktu lahir

1. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Page 12: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

2. Pertumbuhan Wilayah

Model analisis Tipologi Klassen Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk

mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah

Indikator utama dalam Tipologi Klassen:1. Pertumbuhan ekonomi daerah2. Pendapatan per kapita daerah

Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi:1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh2. Daerah berkembang cepat3. Daerah maju tapi tertekan4. Daerah relatif tertinggal

Page 13: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Klasifikasi Tipologi Klassen

y r yi > y yi < y

ri > r

Daerah cepat maju dan cepat tumbuh

Daerah berkembang cepat

ri < r

Daerah maju tapi tertekan

Daerah relatif tertinggal

Page 14: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

3. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah

Ketimpangan muncul karena adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah

Ketimpangan juga memberikan implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah yang akan mempengaruhi formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah (Sjafrizal, 2008)

Page 15: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Untuk mengukur ketimpangan antar wilayah dugunakan alat yaitu indeks Williamson (Williamson variation) dan indeks Entropi Theil .

Indeks Entropi Theil semakin besar menunjukan ketimpangan juga semakin besar (tidak merata) dan apabila Indeks Entropi Theil semakin kecil maka ketimpangan semakin rendah (semakin merata). Dari uraian diatas Indeks Entropi Theil sejalan dengan Indeks Williamson.

Alat Ukur Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

Page 16: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

4. Konvergensi dan Divergensi

Konvergensi

Suatu keadaan dimana perekonomian di daerah miskin cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan daerah kaya.

Terjadi pada saat perekonomian mengalami masa kedewasaan (maturity) yaitu terjdi pemerataan pendapatan.

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur adalah Konvergensi Sigma dan Konvergensi Absolute

Page 17: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

5.Hubungan /korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional

Penghitungan koefisen korelasi dilakukan dengan menggunakan pearson product moment yg dikemukakan oleh Karl Pearson

Besarnya korelasi antara 0 sampai dengan 1Kriteria koefisien korelasi

< 0,20 = tidak ada korelasi 0,20 – 0,40= korelasi rendah >0,40-0,70= korelasi cukup >0,70-0,90= korelasi kuat >0,90 - 1 = korelasi sangat kuat

Kriteria koefisien korelasi

Page 18: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Kerangka Berfikir

Page 19: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Ukuran Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB t – PDRB (t-1)

Laju Pertumbuhan = x 100 % PDRB (t-1)

   PDRB t = Produk Domistik Regional Bruto

tahun t PDRB (t-1) = Produk Domistik Regional Bruto tahun t- 1

III. Metode Penelitian dan Alat Analisis

Page 20: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

2. Klasifikasi Tipologi Klassen

yr yi > y yi < y

ri > rDaerah cepat maju dan cepat tumbuh

Daerah berkembang cepat

ri < rDaerah maju tapi tertekan

Daerah relatif tertinggal

Page 21: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

3. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

Untuk mengukur ketimpagan antar wilayah digunakan alat

Indeks Williomson

Keterangan:Yi = PDRB per kapita di kecamatan iY = PDRB per kapita rata-rata Kabupatenfi = Jumlah penduduk di kecamatan i

n = Jumlah penduduk Kabupaten Jika IW semakin kecil / mendekati nol menunjukan

ketimpangan semakin kecil/semakin merata Jika IW semakin jauh dari nol menunjukan ketimpangan

semakin melebar

Y

nfYYIW ii

2)(

Page 22: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

Indeks Entropi Theil )()(log XxYyYyyI jjj

Keterangan:I(y) = Indeks Entropi Theilyj = PDRB per kapita kecamatan jY = Rata-rata PDRB per kapita Kabupaten

Xj = Jumlah penduduk kecamatan jX = Jumlah penduduk Kabupaten

Jika Indeks Entropi Theil semakin besar menunjukan ketimpangan juga besar (tidak merata) dan apabila Indeks Entropi Theil semakin kecil maka ketimpangan semakin rendah (semakin merata)

Page 23: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

4. Konvergensi dan Divergensi

1. Konvergensi Sigma (σ)

𝐶𝑉=√∑ (𝑌 𝑖−𝑌 )2

𝑛𝑌

Keterangan :CV = Koefisien variasi pada tahun tertentuYi = PDRB per kapita di kecamatan i pada tahun tertentuY = Rata-rata (mean) PDRB per kapita kecamatan pada

tahun tertentu.n = Jumlah kecamatan

Page 24: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

2. Konvergensi Absolute

Log (yit/yi0)/T = a-b log (yi0)Keterangan :

i = Daerahyio = Pendapatan awalyit = Pendapatan akhira = KonstantaT = Panjang intervalb = Koefisien dari log (yio), dengan b = 1- e-βT

Nilai β (kecepatan konvergen)diperoleh dari perhitungan β = [ln(b+1)] / -T

Page 25: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

5.Hubungan /korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional

𝑟=𝑛∑ ( 𝑋𝑌 )−∑ 𝑋∑ 𝑌

√𝑛∑ (𝑋 2 ) −¿¿ ¿¿

Korelasi Pearson

Keterangan :r = Korelasi pearsonX = Pertumbuhan ekonomiY = Indeks Wiliamson/ Indeks Entropi Theil

Page 26: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten BanjarnegaraAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2002-2011

Pembahasan

No TahunPDRB Atas Dasar

Harga Konstan (jutaan rupiah)

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

(1) (2) (3) (4)

1 2002 2.050.087,27 0,852 2003 2.110.732,68 2,963 2004 2.191.162,85 3,814 2005 2.277.617,86 3,955 2006 2.376.694,59 4,356 2007 2.495.785,82 5,017 2008 2.619.989,61 4,988 2009 2.753.935,73 5,119 2010 2.888.524,12 4,8910 2011 3.030.542,04 4,92

Rata-rata 2.479.507,26 4,08

Page 27: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Laju Pertumbuhan ekonomi

Sehingga persamaan Kuadratiknya : Y = 4,7964 + 0,183 u – 0,216 u2

Sehingga trend kuadratik tahun :

2012 : Y = 4,7964 + 0,183 (11) – (0,216 (121) = 4,20 2013 : Y = 4,7964 + 0,183 (13) – (0,216 (169) = 3,53 2014 : Y = 4,7964 + 0,183 (15) – (0,216 (225) = 2,68

Page 28: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Tipologi Klassen

No KecamatanRata-rata

Pendapatan Perkapita (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan (%)

(1) (2) (3) (4)1 Susukan 1,420,157 3.322 Purwareja Klampok 5,194,546 2.863 Mandiraja 1,857,924 6.334 Purwanegara 1,933,800 3.005 Bawang 1,762,433 1.376 Banjarnegara 4,342,989 6.067 Pagedongan 715,136 1.598 Sigaluh 2,697,404 5.929 Madukara 2,821,485 7.83

10 Banjarmangu 2,136,354 4.0011 Wanadadi 2,146,520 4.6712 Rakit 1,495,323 1.9413 Punggelan 1,136,802 2.4114 Karangkobar 2,266,411 3.7315 Pagentan 1,367,379 1.1516 Pejawaran 3,659,806 7.9117 Batur 5,171,869 3.9218 Wanayasa 2,099,523 1.3619 Kalibening 1,646,298 3.1920 Pandanarum 756,847 4.00

  Banjarnegara 2,355,427 4.08Sumber BPS Kabupaten Banjarnegara diolah

Tabel Rata-rata Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2002-2011

Page 29: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Tipologi Klassen

Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Daerah Maju Tapi Tertekan

Daerah Cepat Tumbuh

Daerah Relatif Tertinggal

Page 30: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Ketimpangan Pendapatan

No Tahun Indeks Williomson Indeks Entropi Theil

1 2002 0,5415 1,2991

2 2003 0,5449 1,2955

3 2004 0,5684 1,3803

4 2005 0,5708 1,3718

5 2006 0,5782 1,3424

6 2007 0,5235 1,3395

7 2008 0,5338 1,3843

8 2009 0,5389 1,3724

9 2010 0,5424 1,3658

10 2011 0,5432 1,3642

Rata-rata 0,5486 1,3515

Page 31: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KonvergensiKonvergensi Sigma (σ )

Koefisien Variasi Kabupaten BanjarnegaraTahun 2002- 2011

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20111.780

1.800

1.820

1.840

1.860

1.880

1.900

1.920

1.940

1.960

1.980

1.952

1.921

1.846

1.924

1.947

1.893

1.910

1.925

1.9391.927

Page 32: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KonvergensiKonvergensi Absolute 2002-2011

Persamaan konvergensi absolut periode penelitian 2002-2011 adalah sebagai berikut :

Log (Yit/Yio)/T = a – b log (Yio)

Log (Yit/Yio)/T = 6,166627516 – (-0,013403043 log (Yio)

Dari persamaan diatas didapat hasil :

β = [ln(b+1)] / -T maka

β = [ln(-0,013403043+1)] / - 10 = 0,001349367

Page 33: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KonvergensiKonvergensi Absolute Tipologi Klassen 2002 -2011

Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) terjadi proses divergensi dengan kecepatan -0,00060296 dan dengan implikasi half of life 1.150 tahun.

Daerah berkembang cepat (high growth and low income) terjadi proses konvergensi dengan kecepatan 0,032501399 dengan implikasi half of life 21 tahun

Daerah maju tertekan (high income and low growth) terjadi proses konvergensi dengan kecepatan 0,006810983 dan implikasi half of life 102 tahun

Daerah relatif tertinggal ( low growth and low income) juga mengalami proses konvergensi dengan kecepatan 0,001761892 dengan implikasi half of life 393 tahun

Page 34: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Konvergensi Absolute Wilayah Atas (≥ 374 m dpl) dan Bawah ( ≤ 373 m dpl). Tahun 2002 -2011

Daerah Bawah (≤ 374 m dpl ) Daerah Atas (≥ 374 m dpl )

Page 35: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Konvergensi Absolute Wilayah Atas (≥ 374 m dpl) dan Bawah ( ≤ 373 m dpl). Tahun 2002 -2011

Wilayah atas pada periode penelitian 2002-20011 terjadi proses

konvergensi dengan kecepatan 0,0021632 dan implikasi half oh

life 320 tahun

Wilayah bawah pada periode penelitian 2002-2011 tidak terjadi

proses konvergensi tetapi terjadi proses divergensi dengan

kecepatan 0,000283324 dan dengan half of life 2.447

Page 36: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Secara umum Kabupaten Banjarnegara selama periode penelitian (2002 – 2011) mengalami konvergensi yang lambat.

Hal ini dapat dikurangi dengan intervensi pemerintah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk terjadi proses konvergensi lebih cepat.

Konvergensi Absolute Tahun 2002 -2011

Page 37: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Correlations

1 .827**

.003

10 10

.827** 1

.003

10 10

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pertumbuha Ekonomi

Entropi Tail

PertumbuhaEkonomi Entropi Tail

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Tahun 2002 -2011

Theil

Page 38: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara secara rata-rata selama periode penelitian sebesar 4,08 persen dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.479.507,26 juta rupiah

Wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara pada periode penelitian antara tahun 2002 sampai dengan 2011 menurut analisis Tipologi Klassen termasuk daerah tertinggal sebanyak 60 persen, daerah maju dan tumbuh cepat sebanyak 20 persen, daerah cepat maju sebanyak 10 persen dan daerah maju tapi tertekan sebanyak 10 persen.

KESIMPULAN

Page 39: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Disparitas PDRB per kapita antar kecamatam di Kabupaten Banjarnegara selama kurun waktu 2002- 2011 termasuk kriteria ketimpangan tinggi. Indek Williamson secara rata-rata sebesar 0,5486 semakin mendekati angka satu, yang berarti telah terjadi suatu tingkat disparitas yang tinggi yang terjadi pada PDRB per kapita antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Indeks Entropi Theil juga menunjukan kecenderungan menurun.

KESIMPULAN

Page 40: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KESIMPULAN

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.301.30

1.38 1.37

1.38 1.39 1.381.37

1.37 1.36

0.54 0.54 0.57 0.580.58 0.58 0.56

0.54

0.53 0.52

Indeks Entrophi Theil Indeks Wiliomson

Page 41: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KESIMPULAN

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.301.30

1.38 1.37

1.38 1.39 1.381.37

1.37 1.36

0.54 0.54 0.57 0.580.58 0.58 0.56

0.54

0.53 0.52

Indeks Entrophi Theil Indeks Wiliomson

Page 42: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

KESIMPULAN

Konvergensi di Kabupaten Banjarnegara dalam periode penelitian antara tahun 2002 sampai dengan 2011 menunjukan konvergensi yang lambat dan implikasi half of life yang lama

Koefisien korelasi sebesar 0,827, karena koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan memiliki hubungan yang erat atau kuat. Koefisien korelasi bertanda positif artinya jika pertumbuhan ekonomi tinggi maka ketimpangan pendapatan juga akan meningkat.

Page 43: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

IMPLIKASI

• Peningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diperlukan kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia, penemuan material baru, dan peningkatan pendapatan

• Kecamatan relatif tertinggal diperlukan kebijakan atau campur tangan pemerintah antara lain dengan mengadakan peningkatan, perluasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kecamatan-kecamatan terdekat dengan sasaran menyerasikan pertumbuhan antar kecamatan

Page 44: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

IMPLIKASI

• Adanya ketimpangan pendapatan perkapita antar kecamatan menyebabkan pentingnya bantuan pembangunan dari pemerintah daerah dengan menggunakan skala prioritas

• Meningkatkan investasi swasta dengan memberikan kemudahan- kemudahan dan insentif investasi sehingga investor mau menamkan modalnya

Page 45: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

IMPLIKASI

• Pembangunan ekonomi dengan lebih memperhatikan aspek pemerataan distribusi pendapatan. Kebijakan tersebut antara lain (1) kebijakan pembangunan yang pro kemiskinan (pro-poor) tanpa mengabaikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan; (2) kebijakan pengembangan sektor informal; (3) pengembangan usaha kecil menengah (UKM) melalui sentra-sentra industri komoditi lokal. (4) pengembangan agribisnis dan agroindustri untuk menciptakan keterkaitan sektoral untuk mengangkat sektor pertanian Hal ini diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi dan menunjang kesempatan kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tidak mengabaikan pemerataan pendapatan.

Page 46: Konvergensi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan

Terima Kasih