Perkembangan Kepribadian Anak

8
“Pengaruh Media Massa Terhadap Perkembangan Anak” Seperti istilahnya, media massa merupakan sebuah media yang mengundang perhatian orang banyak. Secara garis besar media massa dibedakan atas dua bagian, yaitu media cetak seperti buku, koran, tabloit, majalah dan media elektronik seperti radio, internet, lm, dan TV. Media massa merupakan alat komunikasi yang sanggup menjangkau masyarakat luas. Apa yang dilihat, dibaca, dan didengar dari media massa membawa pengaruh bagi perkembangan intelektual, pengetahuan, dan bahkan kepribadian seseorang. Sesuai dengan daya jangkaunya yang amat luas, seseorang harus memiliki daya saring yang tangguh sebab tidak semua informasi yang disadap bersifat positif. Misalnya, berita dan tayangan yang bersifat liberalis sekuler tentu tidak akan sesuai bagi masyarakat yang memegang teguh tradisi religius. Namun secara umum media massa memegang tiga fungsi utama, yakni fungsi informasi, fungsi hiburan, dan fungsi pendidikan. dengan tiga fungsi seperti ini kehadiran media massa sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Media massa sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu

description

Perkembangan Kepribadian Anak

Transcript of Perkembangan Kepribadian Anak

Page 1: Perkembangan Kepribadian Anak

“Pengaruh Media Massa Terhadap Perkembangan Anak”

Seperti istilahnya, media massa merupakan sebuah media yang mengundang

perhatian orang banyak. Secara garis besar media massa dibedakan atas dua bagian, yaitu media

cetak seperti buku, koran, tabloit, majalah dan media elektronik seperti radio, internet, film, dan

TV. Media massa merupakan alat komunikasi yang sanggup menjangkau masyarakat luas. Apa

yang dilihat, dibaca, dan didengar dari media massa membawa pengaruh bagi perkembangan

intelektual, pengetahuan, dan bahkan kepribadian seseorang.

Sesuai dengan daya jangkaunya yang amat luas, seseorang harus memiliki daya

saring yang tangguh sebab tidak semua informasi yang disadap bersifat positif. Misalnya, berita

dan tayangan yang bersifat liberalis sekuler tentu tidak akan sesuai bagi masyarakat yang

memegang teguh tradisi religius. Namun secara umum media massa memegang tiga fungsi

utama, yakni fungsi informasi, fungsi hiburan, dan fungsi pendidikan. dengan tiga fungsi seperti

ini kehadiran media massa sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.

Media massa sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan

adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan

dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh

media massa yang sangat berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin

canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi

kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sebagai media massa elektronik

mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya.

Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk

anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:

1) Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek

kehidupan.

2) Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.

3) Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.

“(…) Masa kanak-kanak merupakan masa yang begitu penting untuk meletakkan

dasar-dasar kepribadian yang akan memberi warna ketika seorang anak kelak menjadi dewasa.

Page 2: Perkembangan Kepribadian Anak

Karena itu, kualitas pada pola-pola perkembangan masa anak adalah sangat penting.” (Gunarsa,

2001)

“Keluarga memiliki peranan utama didalam mengasuh anak, di segala norma dan

etika yan berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang

tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.”

(Effendi, et al., 1995)

Lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah keluarga.

Keluarga merupakan organisasi manusia yang terdiri ayah, ibu, anak, dan mungkin juga kerabat

lain yang menjalankan fungsi dan perannya secara konstan. Keluarga merupakan organisasi

masyarakat yang terkecil. Dalam lingkungan keluarga inilah seseorang untuk pertama kalinya

mengenal sistem nilai dan sistem norma yang mengatur peri kehidupan melalui pergaulan hidup

yang berlangsung sehari-hari. Tidak salah jika dikatakan bahwa keluarga merupakan tempat

proses sosialisasi yang pertama dan utama.

Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap

perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak

adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak,

(b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak,

(c) orang tua dan anggota keluarga lainnya “Significant People” bagi perkembangan kepribadian

anak, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik

yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan

waktunya di lingkungan keluarga.

Secara naluriah, orang tua di dalam sebuah keluarga selalu mencurahkan perhatian

kepada anak-anak mereka. Keluarga yang harmonis biasanya berhasil mengantarkan anak-anak

menuju jenjang kedewasaan sehingga siap untuk terjun pada kehidupan yang sesungguhnya

secara mandiri. Sebaliknya, keluarga yang broken home biasanya membuat anak-anak

mengalami kekecewaan dan frustrasi sehingga mengalami kegagalan dalam menempuh hidup

lebih jauh. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantoro memberikan tiga prinsip dasar dalam

mendidik anak, yakni: 

Page 3: Perkembangan Kepribadian Anak

1. Ing Ngarso Sung Tuladha, yang berarti orang tua harus memberikan teladan yang baik dan

mulia bagi anak-anak.

2. Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti orang tua harus membangkitkan segala potensi,

minat, dan bakat yang ada pada anak.

3. Tut Wuri Handayani, yang berarti orang tua harus sanggup memberikan motivasi atau

dorongan semangat bagi anak-anak mereka dalam meraih cita-cita hidup ke depan.

Salah satu dasar pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak adalah sabda

Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua

orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi (HR. Bukhari). Berdasarkan

Hadits ini, jelas sekali bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang

belum terkena noda. Anak adalah karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apa pun. Ia

menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Ia akan berkembang sesuai dengan pendidikan

yang diperoleh dari kedua orang tuanya dan juga lingkungan disekitarnya.

Dewasa ini penanaman kebiasaan yang baik, penanaman nilai, dan norma,

penanaman disiplin dan lain lainnya melalui orang tua menjadi sanagt lemah, bahkan pada

beberapa keluarga terdapat kecenderungan merosotnya wibawa orang tua terhadap anak-

anaknya. Dengan sendirinya peranan orang tua sebagai sarana pewarisan budaya akan menurun.

hal itu antara lain juga disebabkan oleh kesibukan orang tua di luar rumah sehingga hubungan

dengan anak menjadi kurang mendalam. Selain itu motivasi juga bisa diberikan dari orang tua

kepada kepada anan-anak mereka. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau

stimulus yang di berikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikan rupa, sehingga

orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotifasikan secara

kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.

Teori Biologis (keturunan)

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,

gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah

karakteristik yang pada umumnya dianggap, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu

tersebut.

Page 4: Perkembangan Kepribadian Anak

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh

dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan

agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa

beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang mempengaruhi

faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.

Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang

dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan

untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara

anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan

bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau

dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang

berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang

kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

Teori Psikogenesis

Teori ini  menekankan sebab - sebab tingkah laku -anak dari aspek psikologis atau isi

kejiwaannya. Factor psikologis yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter seorang

individu antara lain unsure temperamen seperti agresifitas, pemarah, pemalu, hasrat atau

keinginan, dan sebagainya. Kurang lebih 90 % anak berperilaku jahat berasal dari kalangan

keluarga berantakan (broken home). Kondisi keluarga yang tidak bahagia dan tidak beruntung,

menumbuhkan masalah psikologis personal dan adjusment (penyesuaian diri) yang terganggu

pada diri anak, sehingga mereka mencari kompensasi di luar lingkungan keluarga guna

memecahkan kesulitan batinnya dalam bentuk perilaku jahat.

Teori Sosiogenesis

Teori ini menyatakan bahwa sosiologis (lingkungan) adalah salah satu faktor yang

membentuk karakter seseorang menjadi sesuai dengan perilaku atau karakter lingkungan

masyarakatnya. Contohnya, orang yang lahir di daerah pedesaan cenderung memiliki karakter

yang ramah, memiliki solidaritas dan kolektivitas yang tinggi, serta keterikatan dengan

lingkungan alam yang kuat. Sebaliknya, orang yang dilahirkan di daerah perkotaan cenderung

Page 5: Perkembangan Kepribadian Anak

memiliki karakter masyarakat kota yang lebih individualitas, rasa solidaritas dan kolektivitas

yang kurang, dan sebagainya.

Teori Struktural

Penerapan teori Struktural dalam konteks keluarga terlihat dari struktur dan aturan

yang ditetapkan. Dinyatakan oleh Chapman (Herien, 2009), bahwa keluarga adalah unit

universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan untuk anak-anak agar dapat belajar untuk

mandiri. Tanpa aturan atau fungsi yang dijalankan oleh unit keluarga, maka unit keluarga

tersebut tidak memliliki arti yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan. Bahkan dengan tidak

adanya peraturan maka akan tumbuh atau terbentuk suatu generasi penerus yang tidak

mempunyai kreasi yang lebih baik dan akan mempunyai masalah emosional serta hidup tanpa

arah.

Sumber :

http://egh-shalehah.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengruhi.html

http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2014/01/Peran-Media-Sosialisasi-Dalam-Pembentukan-

Kepribadian.html

http://www.diaryapipah.com/2012/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://wimelimonica.wordpress.com/peran-keluarga-terhadap-perkembangan-karakter-anak/

http://tugasisdkedua.blogspot.com/

http://shindy-intan.blogspot.com/2012/10/peranan-keluarga-dalam-pembentukan.html

http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-

tumbuh-kembang-anak/

http://duniabaca.com/teori-kepribadian-serta-faktor-faktor-pembentuk-kepribadian.html

http://kaluargi.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://sundarinita.wordpress.com/2012/05/19/pembangunan-karakter-individu-di-era-globalisasi/

http://ayobelajarsosiologi.wordpress.com/2011/12/02/faktor-faktor-pendorong-mobilitas-sosial/

http://www.psychologymania.com/2013/06/teori-struktural-fungsional.html

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2887/2570