Perkembangan Kepribadian Anak
-
Upload
navyydwiariyanti -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Perkembangan Kepribadian Anak
“Pengaruh Media Massa Terhadap Perkembangan Anak”
Seperti istilahnya, media massa merupakan sebuah media yang mengundang
perhatian orang banyak. Secara garis besar media massa dibedakan atas dua bagian, yaitu media
cetak seperti buku, koran, tabloit, majalah dan media elektronik seperti radio, internet, film, dan
TV. Media massa merupakan alat komunikasi yang sanggup menjangkau masyarakat luas. Apa
yang dilihat, dibaca, dan didengar dari media massa membawa pengaruh bagi perkembangan
intelektual, pengetahuan, dan bahkan kepribadian seseorang.
Sesuai dengan daya jangkaunya yang amat luas, seseorang harus memiliki daya
saring yang tangguh sebab tidak semua informasi yang disadap bersifat positif. Misalnya, berita
dan tayangan yang bersifat liberalis sekuler tentu tidak akan sesuai bagi masyarakat yang
memegang teguh tradisi religius. Namun secara umum media massa memegang tiga fungsi
utama, yakni fungsi informasi, fungsi hiburan, dan fungsi pendidikan. dengan tiga fungsi seperti
ini kehadiran media massa sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
Media massa sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan
adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan
dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh
media massa yang sangat berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin
canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi
kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sebagai media massa elektronik
mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya.
Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk
anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:
1) Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek
kehidupan.
2) Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.
3) Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.
“(…) Masa kanak-kanak merupakan masa yang begitu penting untuk meletakkan
dasar-dasar kepribadian yang akan memberi warna ketika seorang anak kelak menjadi dewasa.
Karena itu, kualitas pada pola-pola perkembangan masa anak adalah sangat penting.” (Gunarsa,
2001)
“Keluarga memiliki peranan utama didalam mengasuh anak, di segala norma dan
etika yan berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang
tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.”
(Effendi, et al., 1995)
Lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah keluarga.
Keluarga merupakan organisasi manusia yang terdiri ayah, ibu, anak, dan mungkin juga kerabat
lain yang menjalankan fungsi dan perannya secara konstan. Keluarga merupakan organisasi
masyarakat yang terkecil. Dalam lingkungan keluarga inilah seseorang untuk pertama kalinya
mengenal sistem nilai dan sistem norma yang mengatur peri kehidupan melalui pergaulan hidup
yang berlangsung sehari-hari. Tidak salah jika dikatakan bahwa keluarga merupakan tempat
proses sosialisasi yang pertama dan utama.
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap
perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak
adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak,
(b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak,
(c) orang tua dan anggota keluarga lainnya “Significant People” bagi perkembangan kepribadian
anak, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik
yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga.
Secara naluriah, orang tua di dalam sebuah keluarga selalu mencurahkan perhatian
kepada anak-anak mereka. Keluarga yang harmonis biasanya berhasil mengantarkan anak-anak
menuju jenjang kedewasaan sehingga siap untuk terjun pada kehidupan yang sesungguhnya
secara mandiri. Sebaliknya, keluarga yang broken home biasanya membuat anak-anak
mengalami kekecewaan dan frustrasi sehingga mengalami kegagalan dalam menempuh hidup
lebih jauh. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantoro memberikan tiga prinsip dasar dalam
mendidik anak, yakni:
1. Ing Ngarso Sung Tuladha, yang berarti orang tua harus memberikan teladan yang baik dan
mulia bagi anak-anak.
2. Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti orang tua harus membangkitkan segala potensi,
minat, dan bakat yang ada pada anak.
3. Tut Wuri Handayani, yang berarti orang tua harus sanggup memberikan motivasi atau
dorongan semangat bagi anak-anak mereka dalam meraih cita-cita hidup ke depan.
Salah satu dasar pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak adalah sabda
Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua
orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi (HR. Bukhari). Berdasarkan
Hadits ini, jelas sekali bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang
belum terkena noda. Anak adalah karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apa pun. Ia
menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Ia akan berkembang sesuai dengan pendidikan
yang diperoleh dari kedua orang tuanya dan juga lingkungan disekitarnya.
Dewasa ini penanaman kebiasaan yang baik, penanaman nilai, dan norma,
penanaman disiplin dan lain lainnya melalui orang tua menjadi sanagt lemah, bahkan pada
beberapa keluarga terdapat kecenderungan merosotnya wibawa orang tua terhadap anak-
anaknya. Dengan sendirinya peranan orang tua sebagai sarana pewarisan budaya akan menurun.
hal itu antara lain juga disebabkan oleh kesibukan orang tua di luar rumah sehingga hubungan
dengan anak menjadi kurang mendalam. Selain itu motivasi juga bisa diberikan dari orang tua
kepada kepada anan-anak mereka. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau
stimulus yang di berikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikan rupa, sehingga
orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotifasikan secara
kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.
Teori Biologis (keturunan)
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu
tersebut.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh
dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan
agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa
beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang mempengaruhi
faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan
untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara
anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan
bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau
dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang
berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang
kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
Teori Psikogenesis
Teori ini menekankan sebab - sebab tingkah laku -anak dari aspek psikologis atau isi
kejiwaannya. Factor psikologis yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter seorang
individu antara lain unsure temperamen seperti agresifitas, pemarah, pemalu, hasrat atau
keinginan, dan sebagainya. Kurang lebih 90 % anak berperilaku jahat berasal dari kalangan
keluarga berantakan (broken home). Kondisi keluarga yang tidak bahagia dan tidak beruntung,
menumbuhkan masalah psikologis personal dan adjusment (penyesuaian diri) yang terganggu
pada diri anak, sehingga mereka mencari kompensasi di luar lingkungan keluarga guna
memecahkan kesulitan batinnya dalam bentuk perilaku jahat.
Teori Sosiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa sosiologis (lingkungan) adalah salah satu faktor yang
membentuk karakter seseorang menjadi sesuai dengan perilaku atau karakter lingkungan
masyarakatnya. Contohnya, orang yang lahir di daerah pedesaan cenderung memiliki karakter
yang ramah, memiliki solidaritas dan kolektivitas yang tinggi, serta keterikatan dengan
lingkungan alam yang kuat. Sebaliknya, orang yang dilahirkan di daerah perkotaan cenderung
memiliki karakter masyarakat kota yang lebih individualitas, rasa solidaritas dan kolektivitas
yang kurang, dan sebagainya.
Teori Struktural
Penerapan teori Struktural dalam konteks keluarga terlihat dari struktur dan aturan
yang ditetapkan. Dinyatakan oleh Chapman (Herien, 2009), bahwa keluarga adalah unit
universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan untuk anak-anak agar dapat belajar untuk
mandiri. Tanpa aturan atau fungsi yang dijalankan oleh unit keluarga, maka unit keluarga
tersebut tidak memliliki arti yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan. Bahkan dengan tidak
adanya peraturan maka akan tumbuh atau terbentuk suatu generasi penerus yang tidak
mempunyai kreasi yang lebih baik dan akan mempunyai masalah emosional serta hidup tanpa
arah.
Sumber :
http://egh-shalehah.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengruhi.html
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2014/01/Peran-Media-Sosialisasi-Dalam-Pembentukan-
Kepribadian.html
http://www.diaryapipah.com/2012/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://wimelimonica.wordpress.com/peran-keluarga-terhadap-perkembangan-karakter-anak/
http://tugasisdkedua.blogspot.com/
http://shindy-intan.blogspot.com/2012/10/peranan-keluarga-dalam-pembentukan.html
http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-
tumbuh-kembang-anak/
http://duniabaca.com/teori-kepribadian-serta-faktor-faktor-pembentuk-kepribadian.html
http://kaluargi.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://sundarinita.wordpress.com/2012/05/19/pembangunan-karakter-individu-di-era-globalisasi/
http://ayobelajarsosiologi.wordpress.com/2011/12/02/faktor-faktor-pendorong-mobilitas-sosial/
http://www.psychologymania.com/2013/06/teori-struktural-fungsional.html
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2887/2570