Perkembangan embrio manusia

33
BAB I PENDAHULUN 1.1. Latar Belakang Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan. Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb.

description

Inilah tugas ku waktu semester IV Biologi Unimed

Transcript of Perkembangan embrio manusia

Page 1: Perkembangan embrio manusia

BAB I

PENDAHULUN

1.1. Latar Belakang

Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu

telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil

penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing

induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal

ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses

perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis

pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis

(proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis ( proses

pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet

sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua

induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu

organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan.

Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang

merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4,

8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb.

Gambar 1.1 Proses Perkembangan Janin Manusia

Page 2: Perkembangan embrio manusia

Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian

membentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap

pembelahan dan pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu

tahapan yang paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.

Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan

yang sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan

menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan

endoderm disebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah

luar. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk

jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut

organogenesis. Organ pertama yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan

embrio manusia sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel

kemudian berkembang menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh

karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia.

Gambar 1.2. Tahapan Perkembangan Manusia

Page 3: Perkembangan embrio manusia

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui lebih jelas proses perkembangan embrio manusia

setelah terjadi fertilisasi antara sel telur dan sel sperma

2. Untuk lebih memahami hal-hal yang terjadi disetiap tahapan yang terjadi

pada perkembangan embrio

3. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai mata kuliah Praktikum

Perkembangan Hewan

1.3. Manfaat Makalah

Setelah membaca makalah ini maka pembaca akan mendapat beberapa

manfaat :

1. Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliah

Perkembangan Hewan

2. Sebagai bahan rujukan bagi para peneliti yang akan meneliti proses

perkembangan embrio manusia

Page 4: Perkembangan embrio manusia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fertilisasi

Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebut

zona pelusida. Langkah pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara

longgar di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan sperma

dengan zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat. Reseptor

pengikatan sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel

telur terdapat dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat

kesatu sel telur yang sama. Sperma yang melekat lalu menyelesaikan reaksi

akrosom yang merupakan proses persiapan penyatuan sperma dan sel telur.

Membran terluar dari struktur dua lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan

membran plasma sperma di tempat-tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma.

Reaksi akrosomal melepaskan enzim-enzim hidrolitik (akrosin) yang

memungkinkan sperma bergerak melalui zona pelusida ke sel telur. Terowongan

yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama perjalanannya menembus zona

tersebut.

Gambar 2.1. Sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil

menembus lapisan dinding telur

Page 5: Perkembangan embrio manusia

Setelah berhasil melewati zona pelusida sperma tiba di terowongan

perivitelin yang memisahkan sel telur dengan zona pelusida. Satu sperma

menjalani fusi dengan sel telur melalui penyatuan membran akrosomal posterior

sperma dengan membran plasma sel telur. Halangan yang terbentuk secara cepat

dapat mencegah polispermi (fertilisasi satu sel telur oleh lebih dari satu sperma)

kemuungkinan terjadi akibat perubahan-perubahan potensial listrik pada membran

sel telur setelah masuknya sperma. Masuknya sperma mengaktifasi sel telur dan

nukleusnya. Pronukleus sperma menyatu dengan pronukleus sel telur. Granula

kortikal di bagian tepi sitoplasma sel telur berfusi dengan membran plasma, dan

berbagai enzim dilepaskan ke dalam rongga perivitelin. Enzim-enzim itulah yang

menyebabkan zona pelusida menjadi kaku dan hilang kemampuannya untuk

mengikat sperma. Sehingga dengan adanya zona pelusida yang menjadi kaku ini

dapat mencegah polispermi.Fertilisasi mamalia berlangsung dalam oviduk.

2.2. Tahapan Perkembangan Embrio

Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadium

morula (morulasi), stadium blastula (blastulasi), stadium gastrula (gastrulasi), dan

stadium organogenesis.

2.2.1 Stadium Cleavage (Pembelahan)

Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang

lebih kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian

mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang

menghasilkan morula dan blastomer.

Gambar 2.1. Proses Awal Pembelahan Embrio

Pembelahan pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat-perangkat

pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya. Telur manusia pada

Page 6: Perkembangan embrio manusia

umumnya tidak memiliki yolk, dibuahi disaluran telur sewaktu bergerak kearah

uterus dan pembelahan-pembelahan awalnya berlangsung kurang dari 24 jam.

Pembelahannya adalah meridional tidak ekual. Pembelahan berikutnya agak tidak

teratur, tetapi dengan cepat membentuk suatu bola padat berisi sel, yang disebut

morulla.

2.2.2. Stadium Morula

Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel

dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran

sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi

blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai

beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan

kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila

pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat

menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan

dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang

meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells),

fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap,

yang meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi

dan menghubungi antara embrio dengan induk atau lingkungan luar.

Gambar 2.3 Bentuk Morulla pada Embrio Manusia

Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri

dengan cepat dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah

Page 7: Perkembangan embrio manusia

9 hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini

berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam menyusun

diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer, yang akan membentuk

saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel dalam memipih

membentuk suatu keping yaitu, keping embrio. Antara keping embrio dan

tropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi carian.

Dinding rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi

bantalan yaitu cairan amnion.

2.2.3. Stadium Blastula

Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel

blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir

blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal,

mesodermal, dan endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ.

Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel

dan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian besar

kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi

membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochorda,

syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

Gambar 2.4. Proses Pembentukan Blastosis

Page 8: Perkembangan embrio manusia

Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla).

Lapisan luar dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embrio

sebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass atau

masa sel dalam)./lapisan luar (tropoblast) pada satu sisi masa sel dalam

melepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan struktur

ini disebut sebagai blastokista. Embrio akan menempel dan menetap pada dinding

uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan mendapatkan

makanan sampai dilahirkan.

2.2.4. Stadium Gastrula

Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan

masuk kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu

stadium grastula. Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang

sangat besar serta sangat rapi dari sel-sel didalam embrio. Salah satu perubahan

utama dalam yang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel

memperoleh dan mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan

morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil

didialam embrio. Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di mana sel

bakal organ yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan

lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan

emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan,

belakang, dan ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal,

sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam

terutama di ujung sumbu embrio. Stadium gastrula ini merupakan proses

pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.

Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dan

notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya

dengan proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuning

telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada di

sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen segmen yang disebut

somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio.

Page 9: Perkembangan embrio manusia

Gambar 2.5. Proses Grastulasi Manusia

Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblast

dan masa sel dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama

dari sel-sel pada masa sel dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang

membatasi rongga blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisa

dari masa sel dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yang

disebut keping embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu

rongga yang disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk

pembentukan tubuhnya, jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast

mengalami grastulasi. Sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus

agar embrio dapat hidup dalam uterus induk. Sel-sel tropoblast membentuk suatu

populasi sel dan membentuk sinsistropoblast. Sinsitropoblast memasuki

permukaan uterus sehingg uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya

membentuk banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitropoblast.

Tidak lama sesudah ini, mesoderm meluas keluar embrio. Pembuluh ini

merupakan pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong.

Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah dari tali

pusat berada pada tangki penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang

mengandung pembuluh darah disebut korion dengan dinding uterus membetuk

plasenta. Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal, tetapi masih

dapat berdekatan sekali atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua jaringan

tidak dapat dipisahkan tanpa merusak jaringan induk manpun fetus

Page 10: Perkembangan embrio manusia

Gambar 2.6. Gasrulasi embrio Manusia.Massa sel-sel dalam berhadapan

dengan balstocoel pada pembentukan embryonic knob

.

2.2.5. Stadium Organogenesis

Organogenesis merupakan stadium terakhir dari proses perkembangan

embrio. Stadium ini merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk

hidup yang sedang berkembang. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah

daun kecambah, yaitu ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Pada ektodermal

akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit.

Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar

pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot,

alat-alat peredaran darah, alat eksresi, alat- alat reproduksi, dan korium (chorium)

kulit. Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan

proses penetasan telur. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih

lanjut dari ketiga lapisan embrionik yang terbentuk saat gastrulasi.

Page 11: Perkembangan embrio manusia

Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan

alat-alat indra.

Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi

(seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti

ginjal.

Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan alat-alat

pernapasan seperti paru-paru.

Gambar 2.7. Pembentukan Organ Tubuh

a. Turunan Ektoderm

Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung

neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural tube)

merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural (neural chest)

akan membentuk sistem saraf periferi serta ganglion, medulla adrenal, sel-sel

pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan epidermis dapat dibagi menjadi

dua macam, yaitu: Yang berasal dari penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa

mata, telinga bagian dalam, puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan

membentuk epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut

dan anus, serta hipofisa anterior.

a. Sistem Saraf Pusat

Pembetukan sistem saraf pusat diawali dengan pembentukan bumbung

neural atau neuralisasi dan embrio pada stadium ini dikenal dengan neurula.

Setelah notocord dibentuk, notocord akan menginduksi ektoderm yang ada

Page 12: Perkembangan embrio manusia

diatasnya untuk mulai terjadi neuralisasi. Sel-sel ektoderm akan berubah bentuk

menjadi panjang seperti palisade sehingga daerah ini menjadi lebih tebal dan

mendatar bila dibandingkan dengan daerah disekitarnya dan penebalan ini

selanjutnya disebut keping neural.Tidak lama kemudian bagian tepi keping neural

menebal serta tumbuh diatas membentuk lipatan neural dengan parit neural

dibagian tengahnya. Lipatan neural akan tumbuh sehingga mendekati daerah

dorso medial embrio. Setelah bertemu, mereka akan melebur menjadi bumbung

neural yang diliputi oleh ektoderm diatasnya. Sel-sel yang terdapat pada antara

bumbung neural dengan ektoderm luar menjadi sel-sel pial neural yang kelak akan

bermigrasi keseluruh tubuh embrio untuk membentuk sel-sel pigmen, sistem saraf

tepi dan medula adrenal.diferensiasi bumbung neural menjadi daerah daerah

sistem saraf pusat berlangsung melalui tiga cara serentak. Secara anatomi,

bumbung neural dan rongganya menggelembung, berkonstriksi sehingga

terbentuk ruang-ruang. Pada tangkai jaringan, sel-sel pada dinding bumbung

neural menyusun diri sehingga membentuk bagian-bagian fungsional khusus dari

otak dan sumsum tulang belakang dan pada tingkat selular, sel-sel akan

berdiferensiasi menjadi neuron dan sel-sel penunjang.

Gambar 2.8. Perkembangan Pial Neural

Pada awalnya bumbung neural membentuk lurus. Sebelum bumbung neural

posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling anterior telah memulai dengan

pembentukan otak. Bumbung neural menggelembung membentuk tiga vesikula:

otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang

Page 13: Perkembangan embrio manusia

(rhombensefalon). Pada waktu ujung posterior bumbung neural menutup,

dibentuk penonjolan baru, vesikula optik, yang menonjol pada sisi lateral otak

depan. Telensefalon kelan akan menjadi serebrum (otak besar) sendang

diensefalon akan menjadi talamus, hifotalamus, epifisa, dan hipofisa posterior.

Mesensefalon tidak berubah dan rongganya menjadi aquaduct serebral.

Rhombosensefalon terdiferensiasi menjadi metensefalon disebelah anterior dan

miensefalon disebelah posterior. Mielensefalon kelak akan menjadi medula

oblongata sedang metensefalon menjadi serebelum (otak kecil) dan pons varoli

(jembatan varoli)

Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik yang

merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh ektoderm dan

menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini sangat spesifik, bila

vesikula optik dipindahkan kedaerah lain dari kepala, ia akan mengiduksi

ektoderm untuk membentuk lensa bukan epidermis kepala. Setelah plakoda lensa

terbentuk, ia akan berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan

menyebabkan perubahan pada vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi

sehingga terbentuk suatu cawan optik dengan dinding rangkap. Sambil invaginasi

berlangsung lebih lanjut, hubungan antara cawan optik dan otak menyempit

menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik mengalami diferensiasi. Sel-sel

pada lapisan luar menghasilkan pigmen dan disebut lapisan berpigmen retina yang

akhirnya menjadi retina berpigmen. Lapisan dalam memperbanyak diri dengan

cepat dan membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-sel ganglion, lapisan ini

disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina sensoris. Akson dari

sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang tangkai optik dan

menjadi saraf mata.

Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk gelembung, kemudian

melepaskan diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan menginduksi ektoderm

yang menutupinya untuk membentuk kornea. Lensa mengalami diferensiasi

sehingga menjadi transparan. Diferensiasi ini menyangkut perubahan struktur sel

maupun terjadinya sintesis suatu protein spesifik yang disebut kristalin. Sel-sel

lensa pada sisi dekat retina mula-mula berubah menjadi panjanf berbentuk serabut

dan menghasilkan kristalin. Sel-sel tumbuh terus sehingga mengisi rongga lensa,

Page 14: Perkembangan embrio manusia

dengan demikian lensa sekarang terisi penuh dengan sel-sel kristalin yang jernih

atau transparan serta tidak berisi. Langsung dimuka lensa terdapat jaringan ikat,

yaitu iris, yang berasal dari ektoderm daerah cawan optik yang tidak

terdiferensiasi menjadi retina sensoris. Lapisan koroid dan sklera, yaitu lapisan

luar dari mata yang dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola

mata. Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis hilang

b. Turunan Mesoderm

Mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan

ikat pada kedua sisi garis tengah berkembang membentuk mesoderm paraksial,

lebih ke lateral tetap tipis disebut lempeng lateral. Dengan timbulnya serta

bersatunya rongga interselular pada lempeng lateral jaringan ini terpecah menjadi

dua lapisan yaitu :

a. Mesoderm parietal yang meliputi amnion

b. Mesoderm viseral yang meliputi kandung kuning telur.

Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut rongga selom

intra-embrional, dimana melanjutkan diri dengan selon ekstra-embrional pada

kedua sisi mudigah. Jaringan yang menghubungkan mesoderm paraksial dan

lempeng lateral disebut mesoderm intermediat.

Mesoderm Paraksial

Menjelang akhir minggu ketiga mesoderm paraksial terpecah dalam

kelompok-kelompok sel epiteloid yang disebut somit. Pasangan somit pertama

timbul pada bagian leher mudigah. Setiap hari akan timbul 3 somit sehingga pada

akhir minggu kelima terdapat 42 sampai 44 pasang somit. Pasangan somit ini

adalah; 4 oksipital, 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 8 sampai 10

pasang koksigeal. Somit oksipital pertama dan sampai 7 somit koksigeal yang

terakhir kemudian menghilang.

Page 15: Perkembangan embrio manusia

Gambar 2.9. Pembentukan Mesoderm

Menjelang permulaan minggu keempat sel-sel epiteloid yang membentuk

dinding ventral dan dinding medial somit kehilangan bentuk epitelnya menjadi

polimorf dan berpindah mengelilingi korda dorsalis. Sel-sel ini bersama-sama

disebut sklereton, membentuk jaringan yang dikenal sebagai mesenkim. Mereka

akan mengelilingi sum-sum tulang belakang dan korda dorsalis untuk membentuk

kolumna vertebralis. Dinding korsal somit yang masih tertinggal dinamakan

dermatom membentuk suatu lapisan sel baru. Segera setelah terbentuk sel ini

gagal membelah diri dan jaringan yang terbentuk ini disebut miotom. Setiap

miotom mempersiapkan otot-otot untuk segmennya sendiri. Setelah sel-sel

dermatom membentuk, miotom dan menyebar di bawah ektoderm sekitarnya. Di

sini sel-sel tersebut membentuk dermis dan jaringan subkutan. Karena itu setiap

somit membentuk skleroton 9 komponen tulang rawan dan tulang), mioton

(mempersiapkan komponen otot segmental) dan dermatom (komponen kulit di

segmennya). Sebagaimana akan terlihat kemudian, setiap mioton dan dermatom

masing-masing mempunyai komponen saraf disegmennya sendiri.

Mesoderm intermediet

Jaringan ini berdiferensiasi dengan cara yang berbeda dengan somit. Di

daerah servikal dan torakal bagian atas jaringan ini secara segmental menyusun

kelompok-kelompok sel yang kelak menjadi nefrotom, sedangkan lebih kaudal

Page 16: Perkembangan embrio manusia

membentuk massa jaringan yang tak bersegmen dikenal sebagai korda nefrogenik

yang nantinya berkembang menjadi sistem ekskresi dan saluran genital

Sistem Ekskresi

Pada manusia pronefros, mesonefros dan metanefros terbentuk secara

berurutan. Pronefros merupakan ginjal yang pertama dibentuk dan terletak paling

kranial, sangat vestigial. Kemudian dibentuk mesonefros yang terletak lebih

kaudal dari pronefros. Mesonefros merupakan organ ekskresi pada embrio, tetapi

seperti pronefros pada dewasa akan hilang kecuali sebagian salurannya yang akan

menjadi saluran genital jantan. Metanefros merupakan ginjal yang paling akhir

dibentuk dan terletak paling kaudal. Mulai berfungsi pada tahapan akhir embrio

kalau mesonfros mengalami regresi dan akan berfungsi sebagai ginjal fungsional

pada individu dewasa

Sistem Genitalia

Gonad dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan ventromedial

mesonefros. Penebalan ini berbentuk sebagai suatu pematang yang membujur

antero-posterior serta menonjol kedalam coelem disebut pematang genital.

Pematang genital terdiri atas mesenkim dibagian dalam dan epitelium bagian luar

bersambung dengan epitelium mesonefros. Epitelium pematang genital tumbuh

dan disebut epitel germinal. Pada epitel germinal inilah BSK, yang datang dari

luar gonad pertama kali berada didalam gonad. Epitel germinal pematang gonad

berfoliferasi kearah dalam dan membentuk pita-pita seks primer. Pada tahap ini

belum dapat dipisahkan antara gonad jantan dan betiana dan disebut gonad

indiferen. Pada embrio jantan(dengan kromosom XY), pita seks primer serta BSK

yang terdapat didalamnya akan berfoliferasi, uterus masuk kedalam jaringan ikat.

Pita-pita ini bersambungan satu dengan yang lainnya membentuk suatu jalan pita-

pita sek internal. Pada ujung distal rete testis. Pita-pita ini kemudian akan melepas

dari epitel germinal dan mereka dipisahkan oleh suatu lapisan yang disebut tunika

albuginea. Pada awalnya pita-pita testis ini adalah fasif, baru pada periode

pubertas akan membentuk ronggadan menjadi tubulus seminiferus yang bermuara

di duktus eferensia. Selama periode fetus, mesenkim yang terdapat di antara pita-

Page 17: Perkembangan embrio manusia

pita testis berdiferensiasi menjadi sel Leydig yang menghasilkan testosteron sedan

pita-pita testis berdiferensiasi menjadi sel Sertoli.

Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada epitelium germinal

pita sek yang pertama dibentuk dan akan berdegenerasi dan gonad bagian dalam

berisi mesenkim dan pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal

dan sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK yang kelak

menjadi folikel frimer dari ovarium.

Lapisan-lapisan mesoderm parietal dan viseral

Kedua lapisan ini membatasi selom intra-embrional. Mesoderm pariental

bersama ektoderm disekitarnya membentuk dinding lateral dan ventral tubuh.

Mesoderm viseral dan entoder embrional membentuk dinding usus.

Diferensiasi Mesoderm Lateral

Lebih kearah lateral mesoderm intermedier terdapat mesoderm lateral

membelah dua menjadi mesoderm somatik (parietal) terletak dibawah ektoderm

dan mesoderm splanknik (visera) mengelilingi endoderm. Mesoderm somatik dan

endoderm sangat erat hubungannya sehingga tampak sebagai suatu lapisan dan

disebut splanknopleura demikian pula mesoderm splanknik terdapat rongga

tubuh yang terbentan dari arah leher hingga posterior. Dalam perkembangan

selanjutnya akan terbentuk lipatan-lipatan dari mesoderm somatik yang membagi

coelem menjadi beberapa organ. Pada mamalia coelem terbagi menjadi rongga

pleura, perikardium dan perioteneum.

Pembentukan Anggota Tubuh

Bakal atau tunas anggota tubuh dibentuk dari proliferasi sel-sel mesoderm

somatik yang terletak dibawah ektoderm sehingga terbentuk suatu tonjolan

berbentuk dayung. Permukaan tonjolan ini ditutupi oleh suatu penebalan eotoderm

disebut pematang ektoderm apikal (Apikal Ektodermal Ridge, AER). Terdapat

suatu ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh. Kalau

mesoderm tunas tidak ada maka AER tidak akan terbentuk, sebaliknya bila AER

tidak ada maka mesoderm tidak tumbuh. Asal mesoderm dari daerah pembentuk

Page 18: Perkembangan embrio manusia

anggota tubuh mempunyai dua sumber yaitu mesoderm somatik dan sel-sel somit

yang berpindah kedaerah bakal anggota tubuh yang akan menjadi otot anggota

tubuh. Setelah sel-sel somit berada ditunas anggota tubuh, sel-sel somit tidak

dapat dibedakan dari mesoderm somatik. Sambil tunas memanjang, sel-sel bakal

rawan menenpati bagian tengah. Tunas anggota tubuh kemudian berubah bentuk

dari bentuk dayung menjadi bentuk kerucut menjadi bentuk anggota tubuh yang

sebenarnya. Bentuk anggota tubuh dicapai karena terjadi tumbuh secara

diferensiasi dan dibantu dengan kematian sel. Morfologi anggota tubuh dicapai

melalui kemtian sel sepanjang tepi anterior dan posterior mesoderm anggota

tubuh. Kematian sel terjadi pula pada erosi jarungan antara jari dalam

pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan tetap

dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada selaput renang pada

bebek

Sistem Peredaran Darah

Pembentukan Jantung

Jantung dibentuk sangat awal sebelum embrio dari kantung yolk tumbuh.

Embrio pada tahap ini terletak diatas permukaan yolk dan mesoderm lateralnya

terdapat mengarah ke blastoderm. Mesoderm tidak dapat bertemu pada bagian

ventral embrio karena terhalang oleh yolk. Mesoderm bakal jantung terdapat pada

dua daerah terpisah, masing-masing terletak pada kedua sisi tubuh embrio yang

merupakan bagian dari mesoderm akan menjadi usus depan embrio.

2.9. Gambar Proses Pembentukan Jantung

Page 19: Perkembangan embrio manusia

Setelah usus depan dibentuk, pada stadium lipatan kepala, sel-sel mesoderm

splanknik bakal jantung melepaskan diri dan membentuk sepasang tabung yang

dibatasi oleh endokardium. Dengan bertambah panjangnya usus depan, kedua

saluran yang terletak didepan portal usus depan bertemu dan kemudian melebur

menjadi suatu tabung sisa mesoderm splanknik bakal jantung saling berdekatan

dan membentuk epimiokardium yang akan membentuk otot pada dinding jantung.

Portal usus memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan jantung

serta masing-masing bakal jantung mampu berkembang menjadi jantung utuh.

Jantung pada awalnya merupakan tabung yang lurus dan tidak mempunyai ruang-

ruang khusus didalamnya. Baru kemudian tabung ini berubah melalui beberapa

cara. Mulai dari belakang jantung ini tumbuh kedepan, lalu belok ke bawah dan

kekanan kemudian membelok lagi kekiri mengarah keatas dan kedepan. Jantung

sekarang berbentuk huruf S. Jantung kemudian pada beberapa tempat membuat

konstriksi dan pada tempat ini menggelembung sehingga terbagi menjadi empat

bagian utama. Sinus venosus terletak pada bagian posterior dan berkelanjutan

dengan vena viteling. Atrium terdapat pada ujung belokan pertama, ventrikel

terdapat pada bagian turun belokan pertama dan kedua. Bagian yang mengarah

kedepan dari belokan kedua menjadi trunkus arterorius berkelanjutan dengan

aorta. Sebelum pembagian ini berlangsung, jantung telah berfungsidan melai

berdenyut dengan teratur. Dari seluruh organ pada hewan jantung merupakan

organ yang pertama kali berfungsi

Pembentukan Pembuluh Darah

Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa

nutrisi ke tubuh dan gas ketempat terjadinya respirasi. Vena vitelin dibentuk dari

kumpulan sel-sel mesoderm splanknik terjadi pulau-pulau darah kemudian

berongga membentuk tabung berdinding rangkap seperti hal nya pada jantung.

Lapisan dalam sel-selnya memipih dan menjadi endotelium dan sel-sel sebelah

luar menjadi otot polos. Kelompok sel pulau darah yang berada ditengah

berdiferensiasi menjadi sel darah embrio. Sambil pulau darah tumbuh, mereka lalu

bersatu membentuk jaringan kapoler yang bermuara di kedua pembuluh vitelin

membawa makanan dan darah kedalam jantung yang baru dibentuk. Pembentukan

Page 20: Perkembangan embrio manusia

pembuluh darah dalam tubuh berlangsung sama seperti halnya pembentukan darah

ekstra-embrio pada kantung yolk. Hanya disini sel-selnya dari mesenkim. Sel-sel

darah dan kapiler berkembang di dalam mesoderm ekstraembrional dari jonjot-

jonjot dan tangkai penghubung. Dengan terus bertunasnya pembuluh ekstra-

embrional terbentuklah hubungan dengan pembuluuh darah mudigah, sehingga

menghubungkan mudigah dan plasenta.

Gambar 2.10. (A) sel‐sel mesenkim tidak yang tidak berdiferensiasi. (B)

pembentukan pulau pulau darah pulau‐pulau darah (C) kapiler primitif

Sel-sel darah dan pembuluh darah intra-embrional termasuk tabung jantung

dibentuk dengan cara yang sama dengan pembuluh ekstra-embrional yakni dari

sel-sel mesoderm yang membentuk kelompok sel-sel angiogenetik yang

membentuk rongga karena bergabungnya celah antar sel-sel. Yang terletak di

tengah membentuk sel darah sederhana sedangkan sel yang terletak di tepi yang

bersatu membentuk pembuluh kecil.

Gambar 2.10 Sistem Peredaran Darah Embrio

Page 21: Perkembangan embrio manusia

Turunan Endoderm

Endoderm membangun permukaan dua saluran didalam tubuh. Saluran

pertama, terbentang disepanjang tubuh, yaitu saluran pencernaan. Tunas-tunas

yang keluar dari saluran ini adalah hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran

kedua bercabang membentuk saluran pernapasan. Saluran pencernaan dan

pernapasan terbagi menjadi suaru ruangan pada bagian anterior embrio, yaitu pada

farinks. Kantung-kantung yang keluar dari farinks membentuk kelenjar tonsil,

tiroid, timus, dan paratiroid. Saluran pernapasan dan pencernaan keduanya berasal

dari usus primitif. Setelah embrio membuat lipatan kepala dan lipatan ekor, usus

dapat dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu usus depan, usus tengah dan usus belakang.

Pada awalnya ujung oral tertutup, ektoderm disebut sebagai keping oral atau

stomodium, lalu pecah dan terbentuk lubang dibatasi oleh endoderm pada ujung

saluran pencernaan. Ektoderm keping oral berhubungan dengan ektoderm otak

telah melekuk ke ventral embrio. Kedua ektoderm bersatu, atap-atap dari daerah

oral menjadi bagian anterior dari hipofis. Sedang jaringan neural dari jaringan

neural dari dasar diensefalon membentu tinfunddilibumi yang kelak akan menjadi

bagian neural dari hipofisa

3.1 Saluran Penceraan

Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung, usus halus, usus

kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini serta kelenjar-kelenjarnya

berasal dari endoderm tetapi otot pada dinding, jaringan ikat, pembuluh darah,

mensenterium dan epitel yang menutupi permukaan usus awal, saluran

pencernaan merupakan saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi suatu

lekukan tempat pertemuan ektoderm dan endoderm dan kedua lapisan ini dibatasi

oleh membran kloaka yang akan pecah dan menjadi anus. Disebelah kauda

lambung terbentuk ketiga turunan saluran pencernaan. Devertikulum hati

merupakan saluran yang keluar dari usus depan, masuk ke mesenkim yang ada

disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi endoderm untuk berfoliferasi,

bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian divertikulum hati akan berfungsi

sebagai saluran dari hati dan cabangya akan membentuk kantung empedu.

Page 22: Perkembangan embrio manusia

Pankreas dibentuk sebagai fusi dari divertikulum yang berasal dari sebelah dorsal

dan ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal empedu.

a. Saluran Pernapasan

Paru-paru berasal dari saluran pencernaan walaupun tidak mempunyai

peranan dalam pencernaan. Pada bagian tengah farinks antara kantung faringks ke

tempat keluar alur laringo farinks yang tumbuh keventral. Alur ini bercabang dua

sebagai cabang utama dari paru-paru. Endodermnya membentuk batas permukaan

trakea, bronchii, dan alveolus paru-paru. Seperti hal nya pada hati percabangan

dari saluran-saluran disini juga tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang

ada disekitarnya

BAB III.

PENUTUP

Tahap perkembangan mahluk hidup di dahului dengan adanya proses

fertilisasi yaitu peleburan sperma dan ovum yang akan menghasilkan inti zigot

yang diploid. Dan setelah zigot terbentuk akan mengalami pembelahan mitosis

dan memulai tahapan perkembangan embrio. Tahap perkembangan embrionik ini

disebut juga embriogenesis yaitu proses perkembangan dari zigot dengan

perkembangan organ tubuh (organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang

fungsional. Proses tersebut meliputi proses pembelahan morulasi, blastulasi,

gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis

Page 23: Perkembangan embrio manusia

DAFTAR PUSTAKA