Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

22
BAB II PEMBAHASAN A. PERILAKU SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN 1. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses umpanbalik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalahmasalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit malaria ditemukan pada daerah berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa berkembang. Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbedadengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada negaranegara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara- negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.

Transcript of Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Page 1: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERILAKU SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN

1. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi

Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya

dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan

kebudayaannya selalu melalui proses umpanbalik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi

studi tentang masalahmasalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan

kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam

populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit malaria ditemukan pada daerah

berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan

penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa

berkembang.

Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbedadengan

bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah,

TBC, dll pada umumnya terdapat pada negaranegara berkembang, sedangkan penyakit-

penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-

negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua

kelompok tersebut.

Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar

mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini

dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam

mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia. Contoh

penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI KURU’).

Page 2: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

A. Pentingnya Strategi Coping dalam Pemecahan Masalah

Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya , baik mental maupun perilaku, untuk

menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang

penuh tekanan. Dengan perkataan lain strategi coping merupakan suatu proses dimana

individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari

masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun

perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Jenis Strategi Coping

Menurut para ahli ada 2 jenis strategi coping, yaitu: 

problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian

dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress

emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur

emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan

oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk

mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-

hari (Lazarus & Folkman, 1984).

Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat

tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau

masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving

focused coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti

masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung

menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah

yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit

yang tergolong berat seperti kanker atau Aids.

Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas, dalam

literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping ,yaitu active & avoidant coping

strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action & Palliative). Active coping

merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber

stres, sementara avoidant coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk

Page 3: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri

dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Apa yang dilakukan

individu pada avoidant coping strategi sebenarnya merupakan suatu bentuk mekanisme

pertahanan diri yang sebenarnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu karena

cepat atau lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan.

Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri tersebut

justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan terhadap ancaman.

Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping

Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya

individu yang meliputi kesehatan fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah,

keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi. 

Kesehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres

individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar

Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan

akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian

ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping

tipe : problem-solving focused coping

Keterampilan Memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,

kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin

dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan

yang tepat.

Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku

dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.

Page 4: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional

pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara,

teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan

yang biasanya dapat dibeli.

B. DEFINISI KELUARGA

1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena

adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi

satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya.

3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan

satu sama lain

Page 5: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :

suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

  

STRUKTUR KELUARGA

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

PERANAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurusrumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

3. Peranan anak :

Page 6: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik

fisik, mental, sosial dan spiritual.

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi biologis :

Meneruskan keturunan

Memelihara dan membesarkan anak

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis :

Memberikan kasih sayang dan rasa aman

Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

Memberikan identitas keluarga

3.Fungsi sosialisasi :

Membina sosialisasi pada anak

Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4.Fungsi ekonomi :

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan

datang (pendidikan, jaminan hari tua)

5.Fungsi pendidikan :

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

Page 7: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun

secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk

keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama

dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan

kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5

tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi

dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus

terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga

lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Page 8: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12

tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga

keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan

untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun

kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini

adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan y ang lebih besar

untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah

bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,

kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak

terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam

keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Page 9: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,

berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang

ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan

sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut

kehidupan masyarakat.

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota

keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya

4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap

berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan

masyarakat.

Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

Page 10: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

1.. Tujuan umum :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka,

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya

2. Tujuan khusus :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan

yang dihadapi oleh keluarga

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah

kesehatan dasar dalam keluarga

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat

dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan

terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan

anggota keluarganya

Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga

mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.

Freeman (1981) :

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda

4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan

kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan,

yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

Peran Perawat Keluarga :

1.Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

Page 11: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

2. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.

Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai

disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit

bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada

keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada

keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat

melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4.Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah

yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajiantentang kesehatan keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar

keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus

dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya

6. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim

kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus

mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah

9. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah

maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat

Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

Page 12: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama

3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran

serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya

keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan

8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatankesehatan keluarga

adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah

penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

D. DEFINISI MASYARAKAT

Pengantar

      Faktor sosial budaya mempengaruhi kesehatan (Blum).Manusia adalah mahluk 

social.Manusia adalah mahluk berbudaya.Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia 

Definisi masyarakat

      Masyarakat adalah kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh sistem 

adat istiadat tertentu (Koentjaraningrat)

      Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, sikap, 

tradisi, dan perasaan persatuan yang sama (Gillin & Gillin)

Ciri dari masyarakat       Ciri –ciri dari masyarakat adalah ;

Adanya sejumlah orang , Tinggal dalam suatu daerah tertentu, Mengadakan hubungan satu sama lain yang teratur, Membentuk sistem hubungan antar manusia, Terikat karena kepentingan yang sama. Tujuan bersama dan bekerja sama, Adanya perasaan solidaritas, Sadar adanya saling ketergantungan, Membentuk norma-norma, Membentuk kebudayaan bersama.

Page 13: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

Unsur-unsur Masyarakat

Kesatuan Sosial :      Bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dalam kehidupan masyarakat meliputi : kerumunan, golongan dan kelompok

Pranata SosialHimpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan 

pokok dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi Pranata      Fungsi Pranata meliputi : (1)Sebagai pedoman bertingkah laku, (2)Menjaga keutuhan, (3)Sebagai sistem pengendalian social.

Pengertian Norma

1.Cara (usage) : Bentuk perbuatan antar individu, Penyimpangan berakibat celaan.

2.Kebiasaan (folkways) : Bentuk perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama, Lebih 

mengikat daripada ‘cara’

3. Tata Kelakuan (mores) : Kebiasaan yang dianggap cara berperilaku dan diterima sebagai 

norma pengatur Pelanggaran akan dihukum

4. .Adat Istiadat (customs) : Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-

pola perilaku masyarakat Pelanggaran akan menerima sanksi keras

Konsep mempelajari kebudayaan

1.Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang 

dipelajar)

2.Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut 

3.Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan

4.Unsur kebudayaan saling kait mengait 

Bentuk Perubahan Sosial Budaya

1.Perubahan terjadi secara lambat v.s cepat

2.Perubahan yang pengaruhnya kecil v.s besar

3.Perubahan yang direncanakan v.s tidak direncanakan

Inovasi

Proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang pendek

Syarat inovasi :1.Masyarakat merasa butuh perubahan2.Perubahan dipahami dan dikuasai masyarakat

Page 14: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

3.Perubahan dapat diajarkan4.Perubahan tidak merusak prestise pribadi atau kelompok

Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan a.l

1.Umur :misal penyakit infeksi v.s penyakit degeneratif

2.Jenis kelamin :Misal kanker payudara

3.Pekerjaan :Pekerja tambang v.s petani

4.Sosial ekonomi

E. PENERAPAN KONSEP TRANSKULTURAL PD PERAWATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

AB Susanto merumuskan harapan pasien dalam bentuk 8 C

1.Comfort atau kenyamanan adalah sebagai hasil orentasi konsumen terhadap 

rumah sakit.

2.Cope, sebagai insitusi penyelamat, rumah sakit harus dapat mengatasi kegawat 

daruratan, risiko, dan keamanan pasien terkait penyakit yang diderita.

3.Competent rumah sakit dituntut memiliki tenaga yang professional

4.Comunikatif menjalankan komunikasi sebagai bentuk hubungan interpersonal.

5.Curiosity-nya dengan mendapatkan informasi yang benar dan jelas.

6.Considerate pasien juga memiliki privacy dan hak untuk didengar, untuk memilih 

dan memutuskan setiap hal menyangkut dirinya.

7.Conducive lingkungan yang kondusif merupakan factor penting yang diharapkan 

pasien.

8.Cost atau biaya yang menyangkut nilai uang.

Low, menawarkan rumus simple untuk memberikan layanan terhadap konsumen, yaitu GST 

– Greet,Smile, dan Thanks

Tujuan umum dlm proses Transkultural Nursing

1.Memberikan posisi pertama pd keyakinan budaya, prakteknya dan konsep sehat 

dan sakit yg dianut klien.

2.Respek (mengerti) budaya dan keyakinan klien.

3.Perkembangan budaya mendukung Diagnosa keperawatan dan intervensi sesuai 

dgn konsep klinik nyata.

4.Memberikan pelayanan sesuai budaya untuk berinteraksi dgn individu.

5.Perhatian pada pasien dan pasangannya.

Page 15: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

6.Perlindungan yang benar pada individu mendapatkan pelayanan kesehatan yg 

sesuai.

Tehnik Komunikasi

1.Komunikasi lintas budaya

2.Komunikasi verbal atau nonverbal

3.Pendekatan nilai budaya dgn model EMs.

4.Mengkaji faktor risiko

5.Mengkaji keyakinan religious

6.Mengkaji pembatasan diet

7.Mengkaji keluarga pasien dan support system

Page 16: Perilaku Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html

http://triyanti.blogspot.com/2006/06/pentingnya-strategi-coping-dalam.html

 http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/15/aplikasi-konsep-lintas-budaya-pada-keperawatan-pasien-di-pelayanan-kesehatan/