Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

32
TUGAS TERSTUKTUR ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR “Mitos-mitos Budaya Jawa dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas” Dosen Pembimbing: Vera Renta Siahaan, S.ST. Di susun oleh: Dian Oktavia A5.09.05.0007

Transcript of Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

Page 1: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

TUGAS TERSTUKTUR

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“Mitos-mitos Budaya Jawa dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas”

Dosen Pembimbing:Vera Renta Siahaan, S.ST.

Di susun oleh:Dian Oktavia A5.09.05.0007

POLTEKKES DEPKES PONTIANAKJURUSAN KEBIDANAN

2009

Page 2: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkah, rahmat, petunjuk

dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu

yang ditetapkan. Makalah dengan judul “Mitos-mitos Budaya Jawa dalam Masa

Kehamilan, Persalinan dan Nifas” membahas mengenai budaya-budaya jawa di

masyarakat yang diberikan turun temurun oleh nenek moyang.

Didalam makalah ini saya membahas mengenai Upacara-upacara Kehamilan di

Suku Bangsa Jawa, tentang makanan (sajian) yang ada, tentang tata cara prilaku ibu

selama kehamilan. Dan saya juga membahas mengenai mitos-mitos Budaya Jawa

seputar masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas.

Saya mengakui masih banyaknya kekurangan didalam makalah ini sehingga

diperlukannya pencarian data lebih dalam dengan sumber informasi yang lebih

lengkap agar hasil yang didapat dapat dikatakan sempurna. Semoga saja makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

Page 3: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Upacara-upacara Kehamilan di Suku Bangsa Jawa

B. Mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa kehamilan, Persalinan dan

Nifas

C. Promosi dan Penyuluhan Kesehatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku

dan berbagai budaya ada, itulah sebabnya semboyan Negara kita adalah

“Bhinneka Tunggal Ika”. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya

mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Mitos-mitos yang lahir

dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat

berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang kehamilan, masa persalinan dan nifas.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi saampai lahirnya janin[4]. Masa

persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

kedalam jalan lahir[4]. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong

keluar melalui jalan lahir[4]. Sedangkan Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil[4]. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu[4].

Mitos-mitos jawa yang saya paparkan dalam makalah ini membahas mengenai

awal kehamilan sampai pada sang bayi kecil sudah lahir kedunia. Banyak mitos-

mitos yang hanya berupa mitos, maksud saya mitos ini tidak memberikan

keuntungan medis apapun pada sang ibu, janin maupun bayi.

Materi ini sangat penting untuk dipelajari bagi tenaga kesehatan khususnya

Bidan yang akan bertugas kedaerah-daerah dengan kebudayaan yang masih kental

agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan dapat

menciptakan perubahan sehingga mitos-mitos yang merugikan tidak lagi di

laksanakan. Dengan bbegitu tujuan nasional akan dapat kita capai yaitu

penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi).

Page 5: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

B. Tujuan

1. Mengetahui Upacara kebudayaan Jawa mengenai kehamilan, masa persalinan

dan nifas.

2. Menghubungkan mitos-mitos pada kebudayaan Jawa dengan fakta kesehatan.

3. Mengetahui cara dalam mengubah/memperbaiki suatu mitos yang dapat

merugikan ibu, janin dan bayi.

Page 6: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Upacara-upacara Kehamilan di Suku Bangsa Jawa [1]

Suku bangsa Jawa mengenal upacara sehubungan dengan kehamilan yang

tidak hanya didasari kepercayaan rakyat asli, melainkan sudah dipengaruhi sistem

budaya Hindu, sehingga upacara ritualnyapun hasil campuran budaya Jawa dan

Hindu.

Dalam menghadapi kelahiran, keluarga sudah memulai keadaan prihatin

sejak bulan pertama masa kandungan, yang kadang-kadang diikuti dengan

selamatan sederhana. Si calon ibu mulai saat itu harus menuruti beberapa

pantangan makanan dan pantangan lain. Demikian pula bagi calon ayahpun

berlaku pantangan untuk perbuatan-perbuatan yang akan berakibat kurang baik

bagi calon bayi mereka. Selamatan ini dimulai sejak bulan pertama sampai bulan

ke sembilan bahkan sampai bulan kesepuluh apabila ada kehamilan mencapai

sepuluh bulan.

Pada bulan pertama, Acara ini disebut ngabor-abori keluarga Jawa akan

membuat selamatan sederhana yang maksudnya selamatan sederhana yang

maksudnya untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi calon ibu dan

calon bayi yang akan lahir. Pada acara ini dibuatlah :

1. Jenang abor-abor atau bubur sumsum dari tepung beras dan dimasak

dengan santan dan diberi rasa asin,

2. Dimakan bersama santan kental dan Juruh (air gula merah).

Pada bulan kedua dan ketiga dibuatlah:

1. sega janganan, yaitu nasi tumpeng (bentuk gunung) yang dilingkari

beberapa macam sayuran yang jumlah macamnya harus dalam

bilangan ganjil.

2. Macam jenang (bubur) beras, yaitu jenang putih, jenang abang (bubur

merah yang dibuat dari gula kelapa), jenang abang putih (jenang

Page 7: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

merah dibubuhi jenang putih) dan jenang baro-baru ( bubur katul

dibubuhigula jawa).

3. Pipis kenthel, yaitu tepung beras dengan santan dan garam yang

dibungkus daun pisang dan dikukus, jajanan pasar dan kembang boreh,

yaitu bungan khusus untuk selamatan.

Pada bulan keempat dibuat:

1. Nasi punar (sega punar) yaitu nasi udul kuning yangdiberi rasa asam.

2. Seekor kerbau ( Kebo siji), yang dilambangkan melalui danging

3. Segala macam jeroan

4. Sebutir mata dan sambal goring.

Pada bulan kelima dibuatlah

1. Sega Janganan yang sama dengan bulan kedua dan ketiga

2. Uler-uleran yang terbuat dari tepung beras berbentuk ulat yang diberi

pewarna warna merah, kuning, hitam dsb

3. Berbagai macam kentan dengan berbagai macam warna

4. Enten-enten, yaitu makanan dari kentan yang manis rasanya.

Pada bulan kelima ini para keluarga akan dikirimi makan dari calon ibu dan

ayah yang terdiri ata sega wajar dan punar, daging goring kebo siji (segalama

macam, jeroan, danging dan mata satu biji), beberapa jenis makanan selamatan

dan rujak crobo. Seluruh makanan ini dimasukan ke dalam takir ponthang

dengan lima macam jarum dari emas hingga tembaga. Takir ponthang adalah

wadah dari daun pisang yang dirangkap dengan janur kuning (daun kelapa muda

yang berwarna kuning). Maksud dari hantaran sajian ini untuk memohon doa

restu dari para sanak keluarga untuk keselamatan calon ibu dan anak yang berada

dalam kandungan.

Pada bulan keenam hanya dibuat satu macam sajian yang disebut apem kocor,

yaitu tepung beras yang diberi sedikit ragi dan dibuat bersama santan dan juruh.

Pada bulan Ketujuh diadakan upacara tingkeban atau mitoni, yang biasanya

dilaksanakan pada hari Rabu atau Sabtu dengan tanggal ganjil sebelum tanggal

15 dari satu bulan. Upacara dipimpi oleh dukun bayi. Tempat pelaksanaannya

Page 8: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

dirumah orang tua maupun rumah sendiri. Sesaji untuk upacara tingkeban adalah

sega jangan, jajan pasar, empat macam jenang, yaitu jenang abang, putih, baro-

baru jenang procor, sega garing, kedelai, kacang dan wijen yang digoreng sangan

lalu digongseng. Selain itu,juga dihidangkan emping ketan, tumpeng

robyog,penyon, sampora, dan prig sodhapus.

Bulan kedelapan dibuat selamatan sederhana yang terdiri atas:

1. Bolus angrem, yaitu kue klepon tertutup serabi putih, dengan letak

tengkurap sebagai lambing kura-kura (binatang yang paling panjang

usianya) yang ditengan mengerami telurnya.

2. Kue klepon terbuat dari tepung kentan berbentuk bulat-bulat kecil

yang diberi warna hijau dari daun kata berisi gula kelapa.

Selamatan terakhir diadakan pada bulan kesembilan, dengan membuat jenang

procot, yaitu bubur beras yang dimasak denga santan manis, setengah matang

dan diberi pisang utuh yang telah dibuang kulitnya. Setelah dimasak bubur ini

ditempatkan dalam takhir (wadah dari daun pisang). Maksud selamatan jenang

procotadlah agar sibayi lahir dengan mudah (mrocot). Selain itu, selamatan pada

bulan terakhir kehamilan ini juga dimaksudkan untuk menghormati saudara-

saudara si bayi yang blum lahir, yaitu air kawah (ketuban) dan ari-ari (tembuni

atau plasenta), yang menurut kepercayaan jaw adalah teman si bayi.

Jika usia kandungan sudah mendekati bulan kesepuluh namun si bayi belum

juga lahir, dibuatlah selamatan berupa dhawet plencing, yang harus dijual oleh

calon ibu, sedangkan pembelinya adalah anak-anak, dengan uang dari pecahan

genting (dhuwit wingka). Anak-anak yang sudah membelidhawet itu harus

segera meminumnya sampai habis dan segera lari meninggalkan tempat itu

(mlayu mlencing). Dhawet adalah suatu jenis minuman dari tepung beras yang

diminum dengan santan dan gula merah atau gula kelapa. Dengan selamatan ini

diharapkan agar si bayi segera lahir secepat anak yang lari setelah minum

dhawet.

Page 9: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

B. Mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa Kehamilan, Persalinan dan

Nifas

Mitos-mitos Kebudayaan Jawa mengenai Kehamilan berupa:

1. Minum air kelapa dapat mempercepat persalinan. Belum ada penelitan

yang membuktikan mitos ini karena lancarnya persalinan dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Namun air kelapa muda memang berkhasiat untuk

menjadikan air ketuban putih dan bersih[11].

2. Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester

pertama kehamilannya. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa

hubungan intim menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak

menyakitkan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan, ibu hamil boleh-

boleh saja melakukannya[11].

3. Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap

menandakan bayinya laki-laki .Perubahan warna pada leher atau puting

tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit

pada ibu hamil diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost

(hormon yang mengatur pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang

menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang

mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit

dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan

garis hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan

setelah melahirkan[11].

4. Bila bentuk perut calon ibu membulat, berarti bayinya perempuan. Bentuk

perut ibu hamil yang lonjong atau bulat tergantung pada posisi janin

dalam kandungan. Jika janin melintang, perut akan terlihat melebar.

Namun jika posisi janin memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu,

bentuk perut ibu hamil juga tergantung pada elastisitas otot dan volume air

ketuban. Pada kehamilan anak pertama, perut akan tampak bulat karena

Page 10: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

otot masih kencang. Namun perut ibu yang pernah hamil beberapak kali

akan tampak turun karena ototnya mulai kendur. Pada ibu hamil yang

cairan ketubannya banyak bentuk perutnya akan lebih besar dan bulat[11].

5. Minum susu kedelai atau makanan yang terbuat dari kacang kedelai akan

membuat bayi berkulit putih. Minum susu kedelai ataupun makan

makanan yang terbuat dari kacang kedelai tidak berpengaruh pada warna

kulit bayi. Warna kulit bayi diturunkan secara genetis dari orang tuanya [11].

6. Terlalu sering makan jeruk akan meningkatakan lendir pada paru-paru

janin dan resiko kuning saat bayi lahir. Mitos ini tidak benar. Jeruk ini

justru merupakan sumber vitamin C dan serat yang sangat dibutuhkan ibu

hamil. Karena itu, mengkonsumsi jeruk selama kehamilan dianjurkan[11].

7. Jika menginginkan bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah

berhubungan intim selama hamil. Tidak benar bahwa sperma mengandung

zat penyubur sehingga janin yang terkena semburan bisa tumbuh subur

dan cerdas. Kesehatan janin dalam rahim sama sekali tidak berkaitan

dengan sperma dan frekuensi hubungan intim. Kesehatan dan kecerdasan

janin tidak dipengaruhi oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor

genetik dari kedua orangtuanya. Orangtua yang cerdas tentu pula

berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula. Bagi calon ibu yang

memiliki gangguan kehamilan, seperti riwayat keguguran, placenta previa,

dan sebagainya, sebaiknya tidak melakukan hubungan intim untuk

sementara waktu. Hubungan intim akan meningkatkan kontraksi otot-otot

rahing sehingga resiko keguguran atu janin lahir prematur akan

meningkat. Selain itu si ibu juga mengalami resiko perdarahan. Mitos ini

diduga muncul karena orang mengkaitkan kasih sayang dan perhatian

orangtua, dimana kondisi psikologis si ibu mungkin dapat menjadi lebih

tenang dan nyaman dengan sering berhubungan intim. Kondisi kejiwaan

Page 11: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

ibu akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Calon ibu yang merasa

tenang dan nyaman akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan

janin, dan proses persalinan pun dapat berjalan lancar. Namun hal

sebaliknya juga bisa terjadi jika calon ibu justeru tidak menikmati

hubungan intim tersebut karena merasa terpaksa atau semata-mata karena

kewajiban[11].

8. Minum es menyebabkan janin tumbuh besar. Minum es selama kehamilan

tidak akan menyebabkan janin menjadi besar, kecuali jika ibu hamil

minum es yang ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan.

Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam gula inilah yang

menyebabkan bayi memiliki berat di atas normal.

Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik

dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar  sangat mungkin akan

melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat

mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan

berkembang dengan baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes,

juga bisa menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang

lebih besar[11].

9. Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun. Mitos ini

sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa karena bisa

mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa 

menyebabkan keguguran. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru

disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk

menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa

pencernaan. Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil

maupun setelah melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan.

Kecuali juka keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus

yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan

warnanya kekuningan, kehijauan atau kecoklatan[11].

Page 12: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

10. Minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi. Minum air kelapa

hijau tidak berkaitan dengan rambut bayi. Namun air kelapa hijau memang

menyehatkan karena mengandung elektrolit, sehingga siapa saja termasuk

ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap bugar[11].

11. Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing. Ibu hamil boleh saja

mengkonsumsi daging kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu

hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging

kambing mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga

mempengaruhi metabolesme asam urat yang berbahaya bagi penderita

koleterol tinggi ataupun penderita penyakit jantung[11].

12. Mengurut perut ibu hamil. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat.

Padahal mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resikot terjadinya

keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan.

Jika janin mengalami stress atau tekanan, pertumbuhannya dapat

terganggu[11].

13. Tabu jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir. Fakta:

Alangkah repotnya jika semua perlengkapan baru dibeli saat si kecil sudah

lahir. Yang pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi, yang disiapkan hanya

hal-hal yang benar-benar diperlukan dalam jumlah secukupnya[7]. Bayi

yang baru lahir sangat mudah kepanasan. Jadi, sebaiknya pakaikan baju

yang tidak terlalu tertutup. Kenakan baju bayi sesuai cuaca sehingga dia

tidak merasa terlalu kepanasan atau terlalu kedinginan[12].

14. Jika ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir, berjenis

kelamin perempuan. Fakta: Bersolek tak ada hubungan sediktpun dengan

berjenis kelamin. Memang, bawaan ibu hamil berbeda-beda. Ada yang

lebih suka berdandan agar terkesan rapi. Ada yang malas bersolek karena

perut gendutnya sudah cukup membuatnya repot dan kegerahan. Yang

jelas, laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika

Page 13: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

kromosom X dari sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur

ibu, maka bayinya dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari

sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur, maka bayinya

laki-laki[7].

15. Saat hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan

mengangkat. Konon jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di

leher bayi. Fakta: Yang benar, mengangkat barang-barang berat tentu saja

tak dianjurkan bagi ibu hamil. Dikhawatirkan jika ia terlalu lelah, akan

mempengaruhi janin dalam perutnya. Tapi bukan sampai tali pusatnya

akan membelit di leher bayi[7].

16. Ibu hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak

besar. Fakta: Tentu saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan

dengan piring besar membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga

akhirnya ia makan berlebihan dan sakit perut. Cara makan yang baik bagi

ibu hamil adalah sedikit-sedikit tapi sering serta mengandung makanan 4

sehat 5 sempurna[7].

17. Tak boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir si bayi mungil.

Fakta: Mungil atau tidaknya bibir, juga bentuk mata, alis, hidung, bentuk

wajah, rambut, dan sebagainya, akan mengikuti ayah atau ibunya bukan

ukuran alat sendok yang dipakai untuk makan[7].

18. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis. Fakta: Bayi yang

baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis

darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan

karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan

matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah. Mitos

ini juga menyesatkan karena makanan yang kaya akan protein hewani ini

justru sangat dibutuhkan masa nifas. Selain meningkatkan daya tahan

Page 14: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

secara keseluruhan juga membantu mempercepat penyembuhan luka-luka

persalinan[7].

19. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada

kulit bayi. Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah

stroberi. Yang perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena

bisa sakit perut. [7]

20. Rajin makan kunyit biar rahim cepat kering. Fakta: Hingga saat ini belum

ada penelitian tentang manfaat kunyit bagi pemulihan kondisi rahim seusai

melahirkan. Bahkan, berdasarkan pengalaman medis, justru ada beberapa

dampak negatif kalau ibu mengonsumsi banyak kunyit, umumnya bayi

jadi kuning. Toh, rahim akan pulih dengan sendirinya seiring berjalannya

waktu. Kalaupun dianggap perlu, dokter akan meresepkan obat-obatan

tertentu agar luka-luka persalinan segera kering/sembuh dan rahim cepat

pulih seperti sedia kala[7].

21. Minum rebusan kacang hijau agar rambut bayi lebat. Kenyataannya: Ini

bukan mitos, karena kandungan protein pada kacang hijau memang cukup

tinggi, dan protein diperlukan untuk pertumbuhan rambut[10].

22. Persalinan bisa lancar kalau minum minyak goreng. Kenyataannya:

Hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan hal itu[10].

23. Mengonsumsi makanan pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi cepat

melahirkan. Fakta: Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan makanan

tertentu. Tapi, ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti makan yang

berasal dari keju yang sangat lembik atau keju dari susu mentah.

Makanan-makanan ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga mengandung

bakteri yang disebut lysteria. Bakteri inilah yang sering dihubungkan

dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan dini[10].

Page 15: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

24. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu

dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya

itu. Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh

kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.

Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,

gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena

psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,

membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa

dibenarkan[8].

25. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si

Ibu agar janin terhindar dari marabahaya. Fakta: Hal ini justru lebih

membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu[8].

26. Ibu hamil tidak boleh keluar malam,  karena banyak roh jahat yang akan

mengganggu janin. Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif

dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.

Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu

lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena

udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon

dioksida (CO2) [8].

27. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang

dikandungnya tak terlilit tali pusat. Fakta:    Ini pun jelas mengada-ada

karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di

rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat

menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif[8].

28. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti

anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut. Fakta: Jelas ini

bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar

tidak membenci seseorang berlebihan[8].

Page 16: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

29. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi

kembar siam. Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar

dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet

yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos[8].

30. “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya

orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan,

mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari

kejadian tersebut. Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebut justru dapat

berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat[8].

31. Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Fakta: Mitos ini tak benar, karena

organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Jika bayi

menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ

seperti rongga dada dan perut serta organ lain akan terhambat.  Kalau mau

tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan,

sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang[8].

32. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Fakta: Tentu ini tak

tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko

melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. Larangan ini

mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari

tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya[8].

33. Pusar ditindih koin agar tidak bodong. Fakta: Secara ilmiah memang ada

betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut

ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong) [8].

34. Hidung ditarik agar mancung. Fakta: Ini jelas salah, karena tidak ada

hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung.

Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang

hidung yang sifatnya bawaan[8].

Page 17: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

35. Dengan mengoleskan air embun di lutut bayi setiap pagi maka ia akan

cepat bisa berjalan. Fakta: Secara medis biologis, bayi bisa berjalan bila

tulang dan otot-otot betis dan pahanya telah tumbuh kuat. Kekuatan ini

ditentukan oleh faktor genetika dan nutrisi. Faktor nutrisi yang terpenting

adalah kalsium, energi dan protein. Air embun jelas tidak mengandung

unsur tersebut[8].

36. Ari-ari sibayi harus dicuci bersih dan dikubur. Fakta: Hal ini tidak ada

hubungannya dengan kondisi bayi yang telah dilahirkan[5].

37. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki.

Faktanya: Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk

menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak

usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi

perkembangan indera perasa bayi"[9].

38. Dibedong agar kaki tidak pengkor. Faktanya: Bedong bisa membuat

peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah

menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru

atau jalan napas. Bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si

bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan

untuk bergerak. Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi

dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin.

Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak

ada kaitannya dengan pembentukan kaki[9].

39. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak

kelaparan. Faktanya: Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya

enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang

begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat

pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan

padat kedua, bubur tim [9].

Page 18: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

40. "Kalau bayi yang sakit, ibunya aja yang minum obat. Khasiatnya sama,

kok". Konon obat apa pun yang diminum ibu akan terbawa oleh ASI

sehingga sama ampuhnya untuk mengobati sakit si kecil. Jadi, kalau bayi

demam cukup ibu saja yang minum obat penurun panas. Ini jelas tidak

benar karena konsentrasi obat sangat menentukan kesembuhan seseorang.

Konsentrasi obat pada ASI yang relatif sangat sedikit tentu akan membuat

penyakit bayi sulit disembuhkan. Karena itu, kalau anak sakit harus segera

bawa ke dokter anak[6].

C. Promosi dan Penyuluhan Kesehatan

Dalam menghadapi budaya-budaya ini baik budaya Jawa maupun budaya

lainnya. Kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya

berupa penyuluhan. Yang kita beri penyuluahn ini adalah mitos-mitos yang

merugikan sedangkan yang mitos yang baik kita beri bimbingan lagi agar ketidak

adanya kesimpangsiuran dalam mengartikanny.

Terdapat lima pendekatan dalam suatu promosi kesehatan, yaitu[3]:

1. Pendekatan medik

2. Pendekatan perubahan perilaku

3. Pendekatan edukasional

4. Pendekatan berpusat pada klien

5. Pendekatan perubahan sosietal

Penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan[1]. Dengan

pengertian seperti ini maka petugas penyuluhan kesehatan, disamping harus

menguasai ilmu komunikasi juga harus pemahaman yang lengkap tentang pesan

yang disampaikan[1].

Page 19: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya Jawa memilki mitos-mitos mengenai Ibu pada masa kehamilan,

bersalin dan nifas. Mitos ini ada yang dapat dibenarkan tapi lebih banyak mitos

yang tidak benar bahkan dapat dikatakan bahwa mitos ini merugikan dan

membahayakan bagi ibu hamil, janin dan bayi.

Dalam menghadapi suatu kebudayaan maka kita memerlukan suatu promosi

kesehatan salah satunya dengan penyuluhan agar kita dapat

mengubah/memperbaiki suatu keadaan dalam mitos yang dapat merugikan ibu,

janin dan bayi.

B. Saran

Tenaga kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkungannya, beradaptasi dengan budaya-budaya dominan yang ada di

daerahnya dan memberikan penyuluhan untuk memberikan perubahan pada

mitos-mitos yang dapat membahayakan ibu, janin dan bayi.

Page 20: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. Azul, Anwar. Pengantar Pendididkan Kesehatan. Penerbit Sastra Hudaya:

Jakarta. 1983

2. Ensiklopedi Nasional Indonesia edisi 8. PT. Delta Pamungkas: Jakarta. 1997

3. Machfoedz, Ircham. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.

Fitramaya:Yogyakarta. 2007

4. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI: Jakarta. 2002

Artikel Internet

5. “20 Mitos Bayi Baru Lahir”, dalam

http://www.parenting.co.id/issue/default.asp?id=224

6. “Cermati Mitos Kehamilan & Pascamelahirkan”, dalam http://www.mail-

archive.com/[email protected]/

msg02286.html

7. “Hamil?? Perhatikan saran2 ini!! (Bagian 2)”, dalam

http://benarnggak.com/detail.php?id=101

8. “Mitos dan Adat Istiadat Jawa seputar Kehamilan” dalam

http://yrmasfytryana.multiply.com/journal/item/3/MITOS_DAN_ADAT

_ISTIADAT_JAWA_SEPUTAR_KEHAMILAN?

utm_source=cp&utm_medium=twitter-

cp&utm_campaign=yrmasfytryana

9. “Mitos seputar perawatan bayi yang baru lahir”,

dalamhttp://silumpit.multiply.com/journal/item/127

10. “Mitos vs kenyataanya”, dalam

http://www.infobunda.com/pages/newforum/posts.php?

topic=9581&setpages=1&start=0&apage=10&number=6

Page 21: Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa

11. “Mitos-mitos seputar kehamilan”, dalam

http://bidanku.com/index.php?/Mitos-Mitos-Seputar-Kehamilan

12. “Tips Perawatan Bayi Baru Lahir”, dalam

http://motherfather.wordpress.com/2009/04/02/tips-perawatan-bayi-

baru-lahir/