Periklanan dan dimensi etika
-
Upload
judhie-setiawan -
Category
Education
-
view
358 -
download
2
description
Transcript of Periklanan dan dimensi etika
ì Periklanan dan Dimensi Etisnya
Pengantar Iklan & Komunikasi Pemasaran Fikom, Adv.&Marcomm, UMB Judhie Se@awan, M.Si
Iklan dan Dimensi Etis
Ø Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk melakukan pembelian.
Ø Tujuan Iklan Yaitu untuk mendekatkan barang yang hendak dijual
kepada konsumen. Ø Fungsi Iklan:
ü Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar.
ü Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk.
Prinsip – Prinsip Etis Dalam Iklan
v Iklan @dak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen.
v Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk yang diiklankan.
v Iklan @dak boleh mengarah pada pemaksaan.
v Iklan @dak boleh mengarah pada @ndakan yang bertentangan dengan moralitas.
Ciri-‐ciri iklan yang baik
v E@s: berkaitan dengan kepantasan.
v Este@s: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan).
v Ar@s@k: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
Contoh Penerapan Etika dalam Periklanan
ì Iklan rokok: Tidak menampakkan secara eksplisit orang merokok.
ì Iklan pembalut wanita: Tidak memperlihatkan secara realis@s dengan memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut
ì Iklan sabun mandi: Tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara utuh.
ETIKA SECARA UMUM
ì Jujur : @dak memuat konten yang @dak sesuai dengan kondisi produk
ì Tidak memicu konflik SARA
ì Tidak mengandung pornografi
ì Tidak bertentangan dengan norma-‐norma yang berlaku.
ì Tidak melanggar e@ka bisnis, ex: saling menjatuhkan produk tertentu dan sebagainya.
ì Tidak plagiat.
Periklanan di Indonesia
ì Di Indonesia, terdapat Asosiasi yang secara sengaja dan atau inisia@f ‘menugaskan’ diri mereka sendiri untuk membuat peraturan mengenai Periklanan, yaitu bernama Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I). Bagi para perusahaan periklanan, mengetahui aturan e@ka yang ada terkait periklanan sudah tentu menjadi keharusan dan kelaziman.
ì ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI) (Disepaka@ Organisasi Periklanan dan Media Massa, 2005). Berikut ini ku@pan beberapa e@ka periklanan yang terdapat dalam kitab EPI, antara lain :
Kitab Etika Pariwara Indonesia
ì Tata Krama Isi Iklan
1. Hak Cipta:
Penggunaan materi yang bukan milik sendiri, harus atas ijin tertulis dari pemilik atau pemegang merek yang sah.
2. Bahasa:
(a) Iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh khalayak sasarannya, dan @dak menggunakan persandian yang dapat menimbulkan penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh perancang pesan iklan tersebut.
(b) Tidak boleh menggunakan kata-‐kata superla@f seper@ “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-‐kata berawalan “ter“. (c) Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli” untuk menyatakan sesuatu kandungan harus dapat dibuk@kan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang oten@k. (d) Penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya dapat dilakukan oleh produk-‐produk yang sudah memperoleh ser@fikat resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau lembaga yang berwenang.
Kitab Etika Pariwara Indonesia
3. Tanda Asteris (*) :
(a) Tanda asteris @dak boleh digunakan untuk menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja, atau harga sebenarnya dari produk yang diiklankan, ataupun tentang ke@daktersediaan sesuatu produk. (b) Tanda asteris hanya boleh digunakan untuk memberi penjelasan lebih rinci atau sumber dari sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut.
4. Penggunaan Kata “Satu-‐satunya” :
Iklan @dak boleh menggunakan kata-‐kata “satu-‐satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-‐satunya dan hal tersebut harus dapat dibuk@kan dan dipertanggungjawabkan.
Kitab Etika Pariwara Indonesia
5. Pemakaian Kata “Gra@s” :
Kata “gra@s” atau kata lain yang bermakna sama @dak boleh dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.
6. Pencantum Harga :
Jika harga sesuatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harus ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan diperolehnya dengan harga tersebut.
7. Garansi :
Jika suatu iklan mencantumkan garansi atau jaminan atas mutu suatu produk, maka dasar-‐dasar jaminannya harus dapat dipertanggung-‐ jawabkan.
Kitab Etika Pariwara Indonesia 8. Janji Pengembalian Uang (warranty) :
(a) Syarat-‐syarat pengembalian uang tersebut harus dinyatakan secara jelas dan lengkap, antara lain jenis kerusakan atau kekurangan yang dijamin, dan jangka waktu berlakunya pengembalian uang. (b) Pengiklan wajib mengembalikan uang konsumen sesuai janji yang telah diiklankannya.
9. Rasa Takut dan Takhayul :
Iklan @dak boleh menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun memanfaatkan kepercayaan orang terhadap takhayul, kecuali untuk tujuan posi@f.
10. Kekerasan :
Iklan @dak boleh – langsung maupun @dak langsung -‐menampilkan adegan kekerasan yang merangsang atau memberi kesan membenarkan terjadinya @ndakan kekerasan.
Kitab Etika Pariwara Indonesia 11. Keselamatan :
Iklan @dak boleh menampilkan adegan yang mengabaikan segi-‐segi keselamatan, utamanya jika ia @dak berkaitan dengan produk yang diiklankan.
12. Perlindungan Hak-‐hak Pribadi :
Iklan @dak boleh menampilkan atau melibatkan seseorang tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari yang bersangkutan, kecuali dalam penampilan yang bersifat massal, atau sekadar sebagai latar, sepanjang penampilan tersebut @dak merugikan yang bersangkutan.
13. Hiperbolisasi :
Boleh dilakukan sepanjang ia semata-‐mata dimaksudkan sebagai penarik perha@an atau humor yang secara sangat jelas berlebihan atau @dak masuk akal, sehingga @dak menimbulkan salah persepsi dari khalayak yang disasarnya.
Kitab Etika Pariwara Indonesia
14. Waktu Tenggang (elapse ,me):
Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu, harus jelas mengungkapkan memadainya rentang waktu tersebut.
15. Penampilan Pangan :
Iklan @dak boleh menampilkan penyia-‐nyiaan, pemborosan, atau perlakuan yang @dak pantas lain terhadap makanan atau minuman.
16. Penampilan Uang:
(a) Penampilan dan perlakuan terhadap uang dalam iklan haruslah sesuai dengan norma-‐norma kepatutan, dalam penger@an @dak mengesankan pemujaan ataupun pelecehan yang berlebihan. (b) Iklan @dak boleh menampilkan uang sedemikian rupa sehingga merangsang orang untuk memperolehnya dengan cara-‐cara yang @dak sah. (c) Iklan pada media cetak @dak boleh menampilkan uang dalam format frontal dan skala 1:1, berwarna ataupun hitam-‐pu@h. (d) Penampilan uang pada media visual harus disertai dengan tanda “specimen” yang dapat terlihat Jelas.
Kitab Etika Pariwara Indonesia
17. Kesaksian Konsumen (tes@mony)
18. Anjuran (endorsement)
19. Perbandingan
20. Perbandingan Harga
21. Merendahkan
22. Peniruan
23. Is@lah Ilmiah dan Sta@s@k
24. Ke@adaan Produk
25. Ketaktersediaan Hadiah
26. Pornografi dan Pornoaksi
27. Khalayak Anak-‐anak
KESIMPULAN
ì Dalam periklanan kita @dak dapat lepas dari e@ka. Di mana di dalam iklan itu sendiri mencakup pokok-‐pokok bahasan yang menyangkut reaksi kri@s masyarakat tentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus e@ka periklanan. Iklan mempunyai unsur promosi, merayu konsumen, dan mengiming-‐imingi calon pembeli. Maka di dalam bisnis periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut.
Let’s take a look at the practise
Let’s take a look at the practise
Let’s take a look at the practise
End this presentation,
And thank you for your ajen@on. Any Ques@ons ?