Perihal warisan

download Perihal warisan

If you can't read please download the document

description

Perihal Warisan

Transcript of Perihal warisan

A. Pengertian dan Hukum WarisanIlmu Waris adalah ilmu yang membahas tentang pembagian harta warisan bagi ahli waris menurut bagian yang ditentukan AL-Quran. Dasar hukum waris adalah wajib sesuai hukum yang telah ditentukan dalam AL-Quan. Terdapat pada Quran surat An-Nisa ayat 7yang artinya Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya dan bagi wanita ada bagian pula dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah diterapkan. Sebab Mendapat Warisan : 1. karena hubungan darah (nasab) 2. karena perkawinan (suami, istri) 3. karena memerdekakan budak 4. karena hubungan agama Sebab Tidak Mendapat Warisan : 1. pembunuh 2. murtad 3. orang kafir 4. budak 5. sama-sama mati dalam satu waktu

B. Urutan Ahli Waris Laki-laki dan PerempuanAhli waris laki-laki meliputi : 1. Anak laki-laki 2. Cucu lk dari anak lk dan terus kebawah 3. Bapak 4. Kakek dari bapak dan terus ke atas 5. Saudara laki-laki kandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. saudara laki-laki se-ibu 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung 9. Anak laki-laki dari saudara sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak 11. Paman sebapak dengan bapak 12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak 13. Anak laki-laki paman sebapak dengan bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan budak (hamba sahaya) Bila semua ahli waris ada maka yang berhak mendapatkan warisan hanya 3 yaitu anak laki-laki, suami serta bapak. Ahli waris perempuan meliputi : 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki dan terus ke bawah 3. Ibu

4. Nenek (ibu dari ibu) ke atas 5. Nenek (ibu dari bapak) 6. saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan sebapak 8. Saudara perempuan se-ibu 9. Istri 10. Perempuan yang memerdekakan budak Bila semua tercantum diatas, yang berhak mendapat warisan hanya 5 yaitu Istri, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung serta Ibu. Apabila ahli waris semua ada baik laki-laki maupun perempuan maka yang paling berhak mendapat warisan adalah Suami/ istri, Ibu, Bapak, Anak laki-laki serta Anak perempuan.

C. Golongan Ahli Warisa. Ashabul Furudh adalah ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu dalam hukum islam. Ada 12 orang diantaranya 4 laki-laki serta 8 perempuan, meliputi : 1. Suami 2. Ayah 3. Saudara laki-laki se-ibu 4. Kakek dan terus ke atas 5. Istri 6. Anak perempuan 7. Anak perempuan dari anak laki-laki dan terus kebawah 8. Saudara perempuan kandung 9. Saudara perempuan seAyah 10. Saudara perempuan se-ibu 11. Ibu 12. Nenek b. Ashobah adalah ahli waris yang berhak mewarisi seluruh harta warisan atau semua sisa harta warisan setelah dikeluarkan untuk ahli waris yang mendapat bagian tertentu. Ashobah terbagai menjadi 3 bagian antara lain : 1. Ashobah bin Nafsi ialah ahli waris yang menjadi ashobah karena dirinya sendiri. Meliputi : Anak laki-laki Cucu laki-laki dari anak laki-laki Ayah Kakek (dari pihak bapak) ke atas Saudara laki-laki kandung Saudara laki-laki seAyah Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung Anak laki-laki dari saudara laki-laki seAyah Saudara laki-laki ayah kandung

Saudara laki-laki ayah seAyah Anak laki-laki saudara laki-laki ayah (paman) kandung Paman seAyah Laki-laki yang memerdekakan budak 2. Ashobah bil Ghoir adalah ahli waris yang menjadi ashobah karena ditarik oleh waris yang telah menjadi ashobah. Bila tak ada ashobah, ia tetap mendapat bagian sebagai Ashabul Furudh. Mereka antara lain : Anak perempuan yang ditarik anak laki-laki. Cucu perempuan yang ditarik cucu laki-laki. Saudara perempuan kandung yang ditarik saudara laki-laki kandung. Saudara perempuan seAyah yang ditarik saudara laki-laki seAyah. 3. Ashobah Maal Ghoir yaitu ahli waris yang menjadi ashobah karena sama-sama dengan ahli waris lain bukan ashobah. Mereka adalah : Seorang saudara kandung atau lebih yang bersama-sama dengan anak perempuan atau lebih atau bersama dengan cucu perempuan atau lebih. Saudara perempuan seAyah atau lebih yang bersma-sama seorang cucu perempuan atau lebih. Saudara perempuan kandung atau lebih yang bersama seorang anak perempuan dan seorang cucu perempuan. c. Dzawil Arham ialah keluarga yang mendapat warisan atas nama keluarga.

D. Pembagian Harta Warisanv SUAMI, Mendapat apabila tidak ada anak ataupun cucu (laki-laki/ perempuan)dari anak laki-laki. Mendapat apabila terdapat anak atau cucu dari anak laki-laki. v ISTRI, Mendapatkan apabila tidak ada cucu atau anak dari anak laki-laki. Mendapatkan 1/8 jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki. v ANAK PEREMPUAN, Mendapat jika dia tunggal (tak ada saudara laki-laki maupun perempuan). 2/3 jika tidak tunggal yaitu ada saudara perempuan 2 atau lebih, serta tidak ada Muashib atau saudara laki-laki nya serta Musyarik. Menjadi Ashobah bil Ghoir jika bersamasama dengan saudara laki-laki dengan perbandingan 2:1. v ANAK, CUCU PEREMPUAN (dari anak laki-laki), Mendapat apabila dia tunggal, tak ada saudara laki-laki nya yaitu cucu laki-laki serta tak ada saudara kandung atau pun sepupu. Mendapat 2/3 jika tak ada saudara laki-laki, ada musyarik, tak ada sepupu atau saudara kandung. 1/6 jika tak ada Muashib, bersama dengan anak perempuan tunggal yang bagiannya . Sebagai pelengkap menjadi 2/3. Menjadi Ashobah bil Ghoir jika bersama cucu laki-laki saudara kandung maupun sepupu. Dengan perbandingan 2:1. Mahjubah apabila anak perempuan yang sederajat diatasnya telah memperoleh bagian 2/3 (bila ada anak laki-laki). v IBU, Mendapat 1/3 jika tak ada anak laki-laki ataupun perempuan,tak ada saudara kandung, se-bapak maupun se-ibu dan tak ada masalah dalam ummariyyatain. Mendapat 1/6 jika terdapat anak (lk maupun prp), ada saudara mutlak atau pun ada keduanya. Mendapat 1/3 sisa bila dalam masalah ummariyyatain (ayah, ibu, istri) dan (ayah, ibu, suami). v NENEK dari pihak Ayah/Ibu, Mendapat 1/6 bila tak ada ibu atau nenek yang

terdekat. Menjadi Mahjubah jika ada Ibu atau nenek terdekat. v AYAH, Mendapat 1/6 bila tak ada anak laki-laki, Ashobah bin nafsi, tak ada anak lakilaki maupun perempuan, Fardl (1/6) dan Ashobah apabila hanya ada anak perempuan saja. v KAKEK (ayah nya ayah) Ke-atas, seperti bagian ayah di atas, tak ada ayah dan tak ada kakek terdekat. Mahjub jika ada ayah atau ada kakek yang terdekat. v SAUDARA KANDUNG, Mendapatkan jika tunggal (tak ada Musyarik), tak ada saudara laki-laki sederajatnya, tak ada anak laki-laki, tak ada ayah. Mendapatkan 2/3 tak ada saudara laki-laki sederajatnya, ada saudara perempuan sederajatnya, tak ada anak laki-laki serta tak ada ayah. Menurut ulama mayoritas yaitu Ashobah bil Ghoir, ada muashib atau saudara laki-laki sederajatnya/bersama dengan kakek. Tak ada anak laki-laki serta tak ada ayah. Ashobah maal Ghoir bersama anak perempuan saja, tak ada anak laki-laki, serta tak ada ayah. Menurut Imam Abu Hanifah adalah Mahjubah jika ada anak laki-laki atau ada ayah dan atau kakek. v SAUDARI SE-BAPAK, Mendapat jika tak ada saudara laki-laki, saudara perempuan. Tak ada anak laki-laki, tak ada ayah serta tak ada saudara/saudari kandung. Mendapat 2/3 jika tak ada ayah,tak ada saudara saudari kandung, tak ada anak laki-laki,dan tak ada saudara laki-laki sederajatnya serta adanya saudara perempuan sederajatnya. Menurut ulama mayoritas adalah Ashobah bil Ghoir jika bersama dengan kakek ada saudara perempuan sederajat, tak ada ayah dan anak laki-laki serta tak ada saudara saudari kandung. Menurut Imam Abu Hanifah yaitu Mahjubah jika ada ayah atau kakek,ada saudara saudari kandung, tak ada anak laki-laki. Ashobah maal Ghoir jika bersama anak perempuan tunggal, tak ada ayah dan anak laki-laki serta tak ada saudara saudari kandung. v SAUDARI (A) SE-IBU, Mahjub jika ada anak dan ayah, Mendapat 1/6 jika tunggal tak ada anak dan ayah. Mendapat 1/3 jika ada musyarik laki-laki atau perempuan lebih dari 1. tak ada ayah dan anak. v ANAK LAKI-LAKI, Ashobah bin nafsi tak dapat terhalangi oleh siapapun, dapat juga hajib, menghalangi seluruh ashobah yang ada.anak perempuan menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1 v CUCU LAKI-LAKI (anak laki-laki dari anak laki-laki), Mahjub jika ada anak lakilaki,Ashobah bin nafsi membuat cucu perempuan bahkan yang sederajatnya di atasnya anak perempuan sebagai ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1. v SAUDARA KANDUNG pembagian nya sama halnya dengan SAUDARA SEBAPAK, Menurut Abu Hanifah adalah Mahjub yaitu ada anak laki-laki, ayah atau kakek. Menurut pendapat ulama mayoritas, yaitu Ashobah bin nafsi bersama kakek menjadi ashobah, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1. v ANAK LAKI-LAKI SAUDARA SE-BAPAK (Kebawah),Ashobah bin nafsi, bersama kakek menjadi ashobah, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan(2:1). Mahjub adanya anak laki-laki saudara kandung, anak laki-laki ,ada ayah atau kakek, serta saudari/saudara kandung menjadi ashobah bil/ maal ghoir. v PAMAN KANDUNG (Keatas), Ashobah bin nafsi, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1, dan bersama-sama kakek menjadi ashobah. Mahjub, adanya anak laki-laki dan ayah atau kakek menurut ulama mayoritas.saudara-saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir/ maal ghoir. Ada anak laki-laki saudara se-bapak. v ANAK LAKI-LAKI SAUDARA KANDUNG, bagiannya adalah Ashobah bin nafsi, jika bersama kakek menjadi ashobah, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1. Mahjub ada saudara se-bapak, ada anak, ayah/kakek, saudara-saudari kandung menjadi ashobah bil/maal ghoir.

v PAMAN SE-BAPAK (Keatas), Ashobah bin nafsi jika bersama kakek menjadi ashobah, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1. Mahjub ada paman kandung, anak laki-laki, ayah atau kakek, saudara(i) kandung menjadi ashobah bil/maal ghoir. v ANAK LAKI-LAKI PAMAN KANDUNG (Kebawah), Mahjub adanya paman sebapak, anak laki-laki, ayah atau kakek, saudara(i) kandung menjadi ashobah bil/maal ghoir. Ashobah bin nafsi jika bersama kakek menjadi ashobah, saudari kandung menjadi ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1. v ANAK LAKI-LAKI PAMAN SE-BAPAK (Kebawah), Mahjub ada anak laki-laki paman kandung, ada anak serta ayah atau kakek,saudara(i) kandung menjadi ashobah bil/maal ghoir. Ashobah bin nafsi menjadikan saudari kandung sebagai ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1, serta bersama-sama kakek menjadi ahobah. v MUTIQ dan MUTIQOH (laki-laki dan perempuan yang memerdekakan budak), Mahjub ada anak laki-laki paman sebapak, ada anak laki-laki, ayah atau kakek serta saudara(i) kandung menjadi ashobah bil ghoir atau maal ghoir. Ashobah bin nafsi menjadikan saudari kandung sebagai ashobah bil ghoir dengan perbandingan 2:1, bersama-sama kakek menjadi ashobah. Hijab yaitu penghalang yang menyebabkan ahli waris tertentu tidak menerima warisan atau berkurang. Orang yang terhalang menerima warisan disebut Mahjub.

E. Praktek Pembagian Harta WarisanSebagai contoh : 1. Seseorang meninggal dunia, ahli warisnya 2 orang anak laki-laki. Harta warisan Rp. 100.000,- Berapakah bagian masing-masing? Jawabnya : 2 orang anak laki-laki itu mewarisi semua harta warisan, karena keduanya sebagai ashobah. Masing-masing memperoleh setengahnya yaitu X Rp. 100.000,- = Rp. 50.000,2. Seseorang meninggal dunia, dengan meninggalkan seorang anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Harta warisan senilai Rp. 200.000,- Berapakah bagian masing-masing? Jawabnya : Anak laki-laki 2x bagian anak perempuan = 2 bagian 2 anak perempuan = 2 bagian Jumlah = 4 bagian Bagian anak laki-laki = 2/4 X Rp. 200.000,- = Rp. 100.000,Bagian 2 anak perempuan = 2/4 X Rp. 200.000,- = Rp. 100.000,@ anak perempuan adalah Rp. 50.000,3. Seseorang meninggal dunia, meninggalkan warisan Rp. 720.000,- Ahli warisnya seorang istri, seorang anak laki-laki dan bapak. Berapa bagian masing-masing? Jawabnya : Istri = 1/8 karena ada anak Bapak = 1/6 karena ada anak laki-laki Anak laki-laki = Ashobah

KPK = 24 Istri = 1/8 X 24 = 3 Bapak = 1/6 X 24 = 4 Jumlah =7 Sisa = 24 7 = 17 bagian anak laki-laki sebagai Ashobah Jumlah menjadi pas 24 Istri = X Rp. 720.000,= Rp. 90.000,Bapak = 4/24 X Rp. 720.000,= Rp. 120.000,Anak laki-laki = 17/24 X Rp. 720.000,- = Rp. 510.000,Jumlah = Rp. 720.000,-

F. Hikmah Pembagian Warisan1. Mewujudkan keadilan berdasarkan Syariat Islam 2. Menjunjung tinggi perintah Allah dan sunah Rasul 3. Memelihara hubungan keluarga sesama muslim 4. Anak laki-laki mendapat bagian lebih besar sesuai tanggung jawab yang dilakukan

Hal-hal Yang Berkaitan dengan Warisan

Oleh : Nama : 1. Agustin Ika Indriyani (01) 2. A. Nisaa (02) 3. Prapita Gneis .R (16) 4. Pratiwi Rahma .H (17) 5. Tri Mulyani (19) 6. Windy Eka .P (21) XII IPS 4

SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA 2007/2008

Arifatun Nisaa XII IPS 4 (02)

Ajakan Untuk Beriman Kepada Hari AkhirAllah yang menciptakan dunia seisinya dengan rencana serta ketentuan takdir. Semua yang terjadi di dunia berjalan menurut Qadla dan Qadar Allah dan tidak mungkin menyimpang dari ketentuan Allah SWT. Sehingga jika takdir itu tiba, sesuai kehendak kita atau tidak, tetap berlaku juga tidak ada seorang pun yang bias menentang. Apabila terjadi hari kiamat tak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya. Apabila bumi bergoncang dengan dasyatnya, gunung-gunung dihancurkan hingga amblas tak tersisa, menjadi debu beterbangan. Kejadian itu merendahkan satu golongan juga meninggikan golongan lain. Perbedaan keadaan orang yang bertaqwa dengan orang yang mendustakan hari kiamat terjelaskan pada Al-Quan surat Az-Zumar ayat 60 dan 61. Pada hari kiamat akan terlihat orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam terdapat tempat bagi orang yang menyombongkan diri?, Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa karena kemenangan mereka, mereka sama selaki tidak tersentuh oleh azab api neraka maupun berduka cita. Dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 1 dan 2, Bertaqwalah pada Allah SWT, Tuhan mu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dasyat. Pada hari itu kamu akan melihat semua. Lalai semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil dan terlihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk tetapi itu adanya azab Allah yang sangat keras. Sudah jelas menurut ajaran islam bahwa siksa Allah amat pedih. Siksa dunia bila dibandingkan dengan siksaan Allah di akherat. Maka dari itu barang siapa yang berani menerjang larangan Allah yang sudah digariskan dalam syariat Islam, berarti ia berani dan tak takut menghadapi siksa Allah. Ia akan tahu sendiri akibatnya, merasakan bagaimana hebatnya siksa Allah di akherat nanti. Dalam hadits Bukhori-Muslim bahwa sesungguhnya seringanringan siksa ahli neraka di hari kiamat ialah seorang laki-laki yang diletakkan pada kedua lekuk kakinya 2 bara api yang menyebabkan otaknya mendidih, ia mengira tak seorang pun yang lebih sangat siksanya daripada dirinya sendiri padahal siksaan itu adalah yang paling ringan. Pada hari kiamat nanti orang-orang ketakutan karena dasyatnya. Bagi orang yang beriman dan banyak beramal shaleh serta taqwa kepada Allah SWT. Keadaan yang semacam itu akan menambah ketaqwaan dan tidak khawatir. Namun lain bagi mereka yang kafir, mocar-macir ketakutan dan tidak ada harapan sedikitpun akan keselamatan mereka.

Berbagai hadits serta Al-Quran, menerangkan tentang keadaan siksa Allah yang pada pokoknya amat dasyat dan luar biasa keadaanya.

Hendaklah kita takut pada Allah selagi ada kesempatan untuk bertaubat kepadaNya. Telah kita ketahui bahwa akherat kelak orang-orang akan menyesal sewaktu didunia tidak takut kepada Allah dan menginginkan kembali ke dunia. Namun terlanjur basah, nasi sudah menjadi bubur. Dan hendaklah kita berhati-hati dalam hidup. Sebelum melakukan sesuatu harus dipertimbangkan dahulu manfaat dan madlaratnya. Dengan kita mampu bertaqwa pada Allah akan menjadikan akhlak dan tombak seseorang. Niscaya kita akan menjadi orang yang baik menurut pandangan islam. Insya Allah akan memperoleh kebahagiaan yang sejati dalam hidup, serta rahmat maupun pertolongan Allah SWT akan selalu dilimpahkan kepada kita. Kita wajib ber ikhtiar dan beramal untuk kebahagiaan hidupnya. Allah menjanjikan pahala yang setimpal kepada orang yang berbuat baik, sebaliknya akan mendapat siksa jika kita melakukan perbuatan keji dan mungkar.