Pembagian Warisan Menurut Islam

42
Pembagian Warisan Menurut Islam Wahyu Ardiansyah

description

islam

Transcript of Pembagian Warisan Menurut Islam

Pembagian Warisan Menurut Islam

Pembagian Warisan Menurut IslamWahyu ArdiansyahPendahuluanMeninggal dunia merupakan peristiwa yang dialami setiap manusia. Ketika meninggal dunia, orang tidak membawa hartanya.Harta tersebut ditinggalkan. Kemudian permasalahan muncul adalah hendak diapakan harta tersebut dan apakah akan dibagi kepada para ahli waris, serta bagaimana cara membaginyaPembahasan A. Landasan TeoriHukum kewarisan menurut KHI pasal 171 adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.A. Landasan Teori (cont)Dasar hukum atau sumber hukum kewarisan islam adalah Al-Quran, Al Hadist dan Ijtihad. Di Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan terkait Hukum Kewarisan Islam dalam KHI sesuai Inpres No.1 th 1991.B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif IslamPembagian Harta waris menurut Islam Menganut asas keadilan proporsional atau keadilan berimbang.Mempertimbangkan keseimbangan antara hak dan kewajiban serta keseimbangan antara yang diperoleh dankeperluan kegunaan.Bagian laki-laki : perempuan = 2 : 1B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 1)Al Quran Surat An-Nisa ayat 11 :Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 2)Al Quran Surat An-Nisa ayat 12 :Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 3)Al Quran Surat An-Nisa ayat 176 :Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 4)Dari ketiga ayat tersebut diatas, Al-Quran menentukan bagian bagian tertentu kepada ahli waris, yaitu :Setengah (1/2)Sepertiga (1/3)Seperempat (1/4)Seperenam (1/6)Seperdelapan (1/8) dan dua pertiga (2/3)B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 5)Golongan-golongan ahli waris yang mendapat harta warisan berdasarkan bagian tertentu dari harta waeisan yang prosentasenya telah ditetapkan dalam Al-Qur-an disebut Dzawil FurudhGolongan tersebut merupakan pihak pertama yang mendapat harta warisan setelah pewaris meninggal.B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 6)Dalam pembagian harta waris terdapat sistem hijab dan mahjub.Hijab adalah mencegah dan menghalangi orang-orang tertentu dalam menerima seluruh harta warisan ataupun sebagian karena ada seseorang yang lainSedangkan yang dihalangi atau dicegah disebut mahjub.B. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 7)Terdapat dua macam Hijab, yaitu :Hijab Hirman : terhijabnya seorang ahli waris dalam memperoleh seluruh bagian karena ada ahli waris lainHijab Nuqsan : hijab yang hanya mengurangi bagian dari seorang ahli warisB. Pembagian Harta Warisan Secara Normatif Islam (Cont 8)Selain dzawil furud dan hijab dikenal pula adanya Asabah, asabah yaitu ahli waris yang tidak ditentukan berapa besar bagiannya, namun berhak menghabiskan semua harta jika mewarisi seorang diri, atau semua sisa harta jika mewarisi bersama ahli waris dzawil furudh.Ada 3 macam Asabah (menurut Imam Syafii), yaitu :Asabah bin nafsi : ahli waris laki2 yg sejak semula berkedudukan sbg asabahAsabah bil Ghairi : ahli waris perempuan yang semula berkedudukan sbg dzawil furudh, kemudian berubah status mjd asabah karena tertarik saudaranya yg laki2, shg ahli waris laki2 dan perempuan bersama-sama jadi asabahAsabah maal Ghairi : ahli waris perempuan yg semula bkdudukan sbg dzawil furudh kmdn berubah mjd asabah karena mewarisi harta bersama dengan anak perempuan atau cucu perempuanc. Pembagian Harta Warisan Menurut KHIHukum Kewarisan Islam diatur dalam KHI pada bagian Buku II tentang Hukum KewarisanDzawil Furudh dalam KHI diatur dalam pasal 176, 177, 178, 179, 180, 181, dan 182 KHI. Dengan jumlah bagiannya : 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3 dan 1/6.Dzawil furudh tersebut yaitu ;Anak perempuan. Menurut pasal 176, bagiannya jika hanya seorang, 2/3 jika dua orang atau lebih, dan bersama sama menghabisi sisa harta jk bersama anak laki-laki dg perbandingan laki2 : perempuan = 2 : 1

c. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 1)Ayah. Menurut pasal 177, bagian ayah 1/3 jk pewaris tidak punya anak dan 1/6 jika pewaris punya anak.Ibu. Pasal 178 bagian ibui 1/3 jika pewaris tidak punya anak atau dua org saudara atau lebih, dan 1/6 jk pewaris punya anak atau dua org saudara atau lebih, dan 1/3 sisa harta sesudah diambil bagian janda/duda jk bersama dengan ayah

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 2)Duda. Pasal 179 bagiannya harta jk pewaris tdk punya anak, dan jk punya anak.Janda. Pasal 180 bagiannya harta jk pewaris tidak punya anak, dan 1/8 jk punya anak.Saudara laki2 dan saudara perempuan seibu. Pasal 181 bagian 1/6 jk tidak punya anak dan ayah, dan bersama-sama 1/3 jika ada dua org atau lebih.

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 3)Saudara perempuan sekandung atau seayah. Pasal 182 jk tidak punya anak dan ayah bagiannya apabila seorang saja, 2/3 jk ada dua org atau lebih dan bersama-sama menghabiskan jika bersama-sama dg saudara laki2 sekandung/seayah dengan perbandingan laki2 : pr = 2:1Kakek dan Nenek dari pihak ayah atau ibu tidak ditentukan dalam KHI.C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 4)Keberadaan Asabah dalam KHI diatur dalam pasal 174 ayat (1) huruf qBerdasarkan pasal 176 dan 182 asabah berhak menghabiskan harta jika tidak ada ahli waris lain atau semua sisa harta jika bersama sama dengan dzawil furudh.

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 5)KHI hanya mengenal dua jenis asabah yaitu : asabah bin nafsi dan asabah bil ghairiAsabah bin nafsi tdr dari : anak laki2, saudara lak2 sekandung/seayah dan pamanAsabah bil ghairi tdr dari :Anak perempuan yg mewarisi bersama dg anak laki2Saudara pr sekandung yg mewarisi bersama saudara lk2 sekandungSaudara pr seayah yg mewarisi bersama saudara lk2 seayah

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 6)KHI hanya mengenal dua jenis asabah yaitu : asabah bin nafsi dan asabah bil ghairiAsabah bin nafsi tdr dari : anak laki2, saudara lak2 sekandung/seayah dan pamanAsabah bil ghairi tdr dari :Anak perempuan yg mewarisi bersama dg anak laki2Saudara pr sekandung yg mewarisi bersama saudara lk2 sekandungSaudara pr seayah yg mewarisi bersama saudara lk2 seayah

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 7)Pasal 185 KHI mengatur ttg ahli waris pengganti.Ahli waris pengganti yaitu orang2 yg mjd ahli waris krn org tuanya yg berhak mendapat warisan meninggal lebih dulu drpd pewaris sehingga ia tampil menggantikannya.

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 8)Pasal 185 KHI merumuskan :Ahli waris yg meninggal lebih dulu drpd pewaris, kedudukannya dpt digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang disebutkan dalam pasal 173Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yg sederajat dengan yang diganti

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 9)Yg termasuk ahli waris pengganti yaitu:Cucu lk2 dan cucu pr dari anak pr, memperoleh status dzawil furudh krn pengganti ibunya anak pr yg berkedudukan sbg dzawil furudhCucu lk2 dan cucu pr dari anak pr, memperoleh status asabah krn pengganti ayahnya anak lk2 yg berkedudukan sbg asabah

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 10)Anak lk2 dan anak pr saudara pr sekandung/seayah memperoleh status dzawil furudh karena pengganti ibunya (saudara pr sekandung/seayah) yang berkedudukan sbg dzawil furudh.Anak lk2 dan anak pr saudara seibu sekandung/seayah memperoleh status asabahkarena pengganti ayahnya (saudara lk2 sekandung/seayah) yang berkedudukan sbg asabah.

C. Pembagian Harta Warisan Menurut KHI (cont 11)Anak laki2 dan anak pr saudara seibu, memperoleh status sbg dzawil furudh karena ia adalah pengganti ayah atau ibunya (saudara seibu) yg berkedudukan sbg dzawil furudh.Anak laki2 dan anak pr paman, memperoleh status sbg asabah karena ia adalah pengganti ayahnya (paman pewaris) sebagai asabah.

D. Tahapan Pembagian WarisanSetelah seseorang meninggal maka harta peninggalan perlu diselesaikanMenginventarisi dan menentukan siapa yang menjadi ahli warisMemurnikan harta warisan denganmengeluarkan segala hak yg ada sangkut pautnya dg harta warisan seperti : harta bersama, zakat, biaya perawatan jenazah, hutang dan wasiatPelaksanaan pembagian dan penghitunganE. Damai dlm Pembagian WarisanPasal 183 KHI:Para ahli waris dapat bersepakat melakukan perdamaian dalam pembagian harta warisan, setelah masing-masing menyadari bagiannyaDg demikian terbuka kemungkinan membagi warisan tidak sesuai ketentuan sepanjang para ahli waris rela dan sepakat.

F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta WarisanApabila para dzawil furudh telah diketahui dan harta warisan telah dimurnikan, maka harta warisan siap dilakukan pembagian.Untuk menghitung bagian dzawil furudh perlu menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil yg dalam kewarisan islam dikenal dengan asal masalahAsal masalah tersebut terdiri dariasala masalah 2, asal masalah 3, asal masalah 4, asal masalah 6, asal masalah 8, asal masalah 12 dan asal masalah 24.F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 1)Berapa asal masalah yg digunakan tergantung pada porsi bagian dari para ahli waris dzawil furudh.Contoh : ahli warisnya adalah ayah dan janda. Menurut ketentuan ayah mendapat 1/3 (jk pewaris tdk punya anak) dan janda 1/4 (jk pewaris tdk punya anak), maka asal masalah yg digunakan adalah 12, kaena 12 dapat dibagi dengan penyebut 3 dan 4.F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 2)Selanjutnya thd bagian dari masing2 dzawil furudh yang telah diketahui jumlah bagiannya itu dikalikan dengan asal masalahnya, sehingga diketahui berapa besar bagiannya atas harta warisan yang telah dimurnikan.Setelah jumlah bagian warisan masing-masing dzawil furudh diketahui jumlahnya, dan diberikan terlebih dahulu, sisanya baru diberikan untuk asabah.F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 3)Asabah jika jumlahnya lebih dari satu orang maka mereka akan berbagi sesuai derajatnya, apabila derajatnya sama maka akan berbagi sama rata, namun bila derajatnya tidak sama maka dibagi sesuai perbandingan.Asabah jika jumlahnya seorang maka semua sisa harta diberikan kepadanya.Contoh : .F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 4)Contoh : ahli waris tdr dr ibu, anak lk2 dan anak perempuan. Ibu sebagai dzawil furudh mendapat 1/6 bagian, untuk itu asal masalahnya 6, ibu mendapat bagian 1 dan sisanya 5 bagian akan dibagi untuk anak laki2 dan anak perempuan dengan perbandingan anak laki2 : anak pr = 2 : 1. jadi untuk anak laki 5 x 2/3 dan anak perempuan 5 x 1/3F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 5)Contoh kasus :Tuan Tono meninggal dunia dan meninggalkan harta setelah dimurnikan harta warisannya berjumlah Rp. 200 jt. Kerabat yang masih hidup adalah ayah, ibu, kakek, istri, seorang anak lk2 dan seorang anak perempuan, dan satu saudara laki2 sekandung. Bagaimana pembagian harta warisannya? Dan berapa bagian masing2 ahli waris?F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 6)Jawaban :dari kasus tersebut yang berhak menjadi pewaris/mendapatkan warisan adalah :Isteri : 1/8 bagIbu : 1/6 bagAyah : 1/6 bagAsal masalahnya 24Jumlahnya 11/24Sisanya 13/24 untuk asabah , yaitu :Anak laki2 2/3 x 13/24Anak perempuan 1/3 x 13/24F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 7)Sedangkan kakek dan saudara laki2 sekandung tidak mendapat warisan karena terhijab. Kakek terhijab oleh ayah. Sedangkan saudara laki2 terhijab oelh anak laki2, anak oerempuan dan ayah.Sehingga bagian masing2 :Istri : 3/24 x Rp.200jt = Rp. 25.000.000,-Ibu : 4/24 x Rp.200jt = Rp. 33.333.333,-F. Cara Pembagian dan penghitungan Harta Warisan (cont 8)ayah : 4/24 x Rp.200jt = Rp. 33.333.333,-Anak lk2 : 2/3 x 13/24 x Rp.200jt = Rp. 72.222.222,-Anak pr : 1/3 x 13/24 x Rp.200jt =Rp. 36.111.111,-G. Masalah Aul dan RaddAUL bermakna naik atau meluap, menurut para fuqaha berarti bertambahnya jumlah bagian faraidh dan berkurangnya nashib (bagian) para ahli waris.Aul terjadi ketika harta yang dibagikan habis sedangkan akhli waris banyak. Oleh karena itu harus dinaikkan asal masalahnya sehingga harta waris mencukupi untuk dibagi.G. Masalah Aul dan Radd (Cont 1)Contoh : seseorang meninggal dengan ahli waris suami, dua orang saudara kandung perempuan dan dua orang saudara laki2 seibu.Suami 32 saudara pr kd2/342 saudara lk2 seibu 1/32Asal masalah : 6Jml : 9, dan 9 > 6Oleh karena itu bag suami mjd 3/9, dua saudara pr kd mjd 4/9 dan dua sadara lk2 seibu mjd 2/9G. Masalah Aul dan Radd (cont 2)Radd bermakna kembali/dikembalikan, menurut para ulama faraidh berarti berkurangnya asal masalah dan bertambahnya jumlah bagian ahli waris.misalnya dalam suatu keadaan para ahli waris telah menerima haknya masing masing tetapi ternyata warisan masih tersisa, sementara tidak ada ahli waris yang bertindak sebagai asabah, maka harta warisan dikembalikan lagi kepada dzawil furudh sesuai bagian masing2.G. Masalah Aul dan Radd (cont 3)Syarat adanya radd :Adanya ashabul furudhTidak adanya asabahTerdapat sisa harta warisanUntuk menyelesaikan radd pertama mencari bagian masing2 ashabul furudh, menentukan asal masalahuntuk mengetahui bagian masing2, kemudian menjumlahkan bagian masing2 ahli waris dan jumlah bagian itu menjadi asal masalah baruG. Masalah Aul dan Radd (Cont 4)Contoh : seseorang meninggal dengan ahli ibu, satu orang saudari kandung dan satu orang saudari seayah.ibu1/6 1Saudari sekdg1/23Saudari seayah1/61Asal masalah : 6Jml : 5, dan mjd asal masalah baruOleh karena itu bag ibu mjd 1/5, saudari sekandung mjd 3/5 dan saudari seayah mjd 1/5TERIMA KASIH