ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

19
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ALMARHUMAH SONG TJIN MEI ALIAS MARIANI KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 2083K/PDT/2017) Willani Jeanne Clarissa Wetik ABSTRAK Di Indonesia, pengaturan mengenai hukum waris masih bersifat pluralisme, karena belum dilakukannya unifikasi hukum. Salah satu permasalahan yang sering terjadi ialah adanya pembagian yang tidak sesuai dengan Undang-Undang. Begitu pula yang terjadi di dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 yang pokok permasalahan penelitiannya adalah (1) Bagaimana pembagian harta warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani kepada ahli warisnya menurut ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. (2) Apakah amar Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4 tentang pembagian harta warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani terhadap ahli warisnya sudah sesuai atau tidak dengan ketentuan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Untuk menjawab permasalah tersebut, tipe penelitian ini ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi ahli waris terhadap harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani adalah Yuanta, Christine, Winstone masing-masing mendapatkan 1/12 bagian, Sriwati Djohanli 3/12 bagian, Davina 3/12 bagian, Adiwan Djohanli 3/12 bagian, sedangkan Tanty dan Susan Lie tidak mendapatkan bagian harta warisan karena bukan merupakan keturunan garis lurus ke bawah. (2) Amar Putusan Mahkamah Agung Nomor:2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4 tentang pembagian harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani terhadap ahli warisnya tidak sesuai dengan Pasal 832, Pasal 842, dan Pasal 852 KUHPerdata. Kata kunci: Hukum, Waris Perdata, Penggantian (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: [email protected]) Endang Suparsetyani (Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: endang.s@trisakti.ac.id)

Transcript of ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

Page 1: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN

ALMARHUMAH SONG TJIN MEI ALIAS MARIANI KEPADA

AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG

HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH

AGUNG NOMOR: 2083K/PDT/2017)

Willani Jeanne Clarissa Wetik

ABSTRAK

Di Indonesia, pengaturan mengenai hukum waris masih bersifat pluralisme, karena belum dilakukannya unifikasi hukum. Salah satu permasalahan yang sering terjadi ialah adanya pembagian yang tidak sesuai dengan Undang-Undang. Begitu pula yang terjadi di dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 yang pokok permasalahan penelitiannya adalah (1) Bagaimana pembagian harta warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani kepada ahli warisnya menurut ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. (2) Apakah amar Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4 tentang pembagian harta warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani terhadap ahli warisnya sudah sesuai atau tidak dengan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Untuk menjawab permasalah tersebut, tipe penelitian ini ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi ahli waris terhadap harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani adalah Yuanta, Christine, Winstone masing-masing mendapatkan 1/12 bagian, Sriwati Djohanli 3/12 bagian, Davina 3/12 bagian, Adiwan Djohanli 3/12 bagian, sedangkan Tanty dan Susan Lie tidak mendapatkan bagian harta warisan karena bukan merupakan keturunan garis lurus ke bawah. (2) Amar Putusan Mahkamah Agung Nomor:2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4 tentang pembagian harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani terhadap ahli warisnya tidak sesuai dengan Pasal 832, Pasal 842, dan Pasal 852 KUHPerdata. Kata kunci: Hukum, Waris Perdata, Penggantian

(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: [email protected])

Endang Suparsetyani

(Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: [email protected])

Page 2: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Saat ini pengaturan hukum atau

sistem hukum waris di Indonesia

belum terunifikasi, yang artinya

hukum waris yang berlaku di

Indonesia masih bersifat beragam

(keragaman hukum) atau bersifat

pluralisme. Ada dua hal yang dapat

dijadikan alasan, pertama karena

Indonesia memiliki berbagai macam

suku, budaya, agama, serta adat

istiadat sehingga sampai detik ini

belum ada hukum waris yang berlaku

secara nasional. Alasan kedua, karena

Indonesia pernah dijajah oleh negara

Belanda yang menganut sistem

hukum Eropa. Dan sampai detik ini

sistem hukum Eropa atau yang

dikenal sebagai Hukum Perdata Barat

masih digunakan oleh masyarakat

Indonesia. Hal ini didasarkan pada

Pasal I Aturan Peralihan Undang-

Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, yang

berbunyi: “Segala Peraturan

Perundang-undangan yang ada masih

tetap berlaku selama belum diadakan

1Sri Untari Indah, Ferry Edwar, Atik

Indriyani, dkk, Pengantar Hukum

yang baru menurut Undang-Undang

dasar ini”.

Di Indonesia, ada tiga pengaturan

hukum atau sistem hukum waris yang

berlaku, yaitu hukum waris adat,

hukum waris perdata barat, dan

hukum waris islam. Sistem hukum

waris adat merupakan bagian dari

hukum atau norma yang berasal dari

adat istiadat yang berlaku dan ditaati

oleh masyarakat Indonesia. Hukum

adat memiliki kaitan yang sangat erat

dengan kebudayaan masyarakat

dimana hukum tersebut lahir,

sehingga dapat dikatakan hukum adat

merupakan kristalisasi dari nilai-nilai

yang terdapat dalam masyarakat.1

Hukum Waris Islam yang

pengaturannya bersumber pada Al-

Qur’an, Al-Hadist atau Sunnah Rasul,

dan Ijtihad. Hukum waris islam

berlaku bagi mereka yang beragama

Islam, dan segala pengaturan

mengenai waris harus dilaksanakan

dan sifatnya memaksa sesuai dengan

apa yang telah ditetapkan dalam Al-

Qur’an (disebut dengan Ijbari).

Hukum Waris Perdata Barat diatur

dalam Buku II Bab XII sampai

Indonesia, (Ed. Rev; Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Trisakti, 2005), h.31.

Page 3: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

dengan Bab XVIII Pasal 830 sampai

dengan Pasal 1130 KUHPerdata.

Berdasarkan Pasal 131 IS jo

Staatsblad 1917 nomor 129 jo.

Staatsblad 1924 jo. Staatsblad 1917

nomor 12 tentang Penundukan diri

terhadap BW (Burgerlijk Wetbeok)

yang berhak tunduk dan patuh antara

lain: Orang-orang Eropa dan mereka

yang dipersamakan dengan orang

Eropa, orang Timur Asing Tionghoa,

dan orang Timur Asing lainnya.

Pewarisan menurut Hukum Waris

Perdata Barat dapat dilakukan apabila

antara pewaris dan ahli waris

memiliki hubungan darah atau adanya

hubungan suami / istri dalam suatu

perkawinan yang sah, hal ini

tercantum dalam Pasal 832

KUHPerdata, yang berbunyi,

“menurut undang-undang yang

berhak untuk menjadi ahli waris ialah,

para keluarga sedarah, baik sah

maupun luar kawin dan si suami atau

istri yang hidup terlama, semua

menurut peraturan tertera dibawah

ini.” Sehingga hukum waris perdata

barat memiliki empat golongan ahli

waris antara lain:

a. Golongan pertama : Keturunan

pewaris (anak-anak serta cucu

pewaris) beserta dengan

suami/istri yang hidup terlama,

hal ini tercantum dalam Pasal 852

KUHPerdata.

b. Golongan kedua : Orang tua dan

saudara dari pewaris, hal ini

tercantum dalam Pasal 853–Pasal

854 KUHPerdata.

c. Golongan ketiga : Leluhur

pewaris baik dari pihak bapak

maupun dari pihak ibu, hal ini

tercantum dalam Pasal 855–Pasal

856 KUHPerdata.

d. Golongan keempat :

Paman, bibi, dan keturunannya

(garis ke samping sampai derajat

ke enam) hal ini tercantum dalam

Pasal 858–Pasal 861

KUHPerdata.

Dengan adanya pembagian

golongan ahli waris akan

menunjukkan siapa ahli waris yang

didahulukan berdasarkan urutannya.

Apabila golongan pertama masih

hidup maka golongan kedua, ketiga,

dan keempat tidak bisa mewarisi

harta waris pewaris karena tertutup

oleh golongan pertama. Jika pewaris

tidak memiliki keturunan maupun

pasangan hidup maka golongan kedua

berhak menjadi ahli waris dan

Page 4: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

seterusnya akan terlaksana seperti itu

untuk golongan-golongannya yang

lain. Inilah yang dinamakan dengan

sistem kewarisan tertutup yang

artinya, golongan pertama atau

golongan terdekat dengan pewaris

akan menutup golongan yang lainnya.

KUHPerdata juga mengatur

mengenai penggantian, pewarisan

karena penggantian terjadi apabila

ahli waris meninggal terlebih dahulu

daripada pewaris, sehingga hak dari

ahli waris tersebut dapat digantikan

oleh ahli warisnya sendiri. Menurut

KUHPerdata ada tiga macam

penggantian antara lain:

a. Penggantian dalam garis lurus ke

bawah, terjadi apabila ahli waris

meninggal terlebih dahulu

daripada pewaris, sehingga dapat

digantikan oleh semua anak-

anaknya, apabila pengganti

meninggal dunia, maka dapat

digantikan oleh keturunannya,

dan begitu seterusnya hingga

keturunan garis lurus paling

bawah, hal ini diatur dalam Pasal

842 KUHPerdata.

b. Penggantian dalam garis ke

samping, terjadi apabila saudara

pewaris (baik saudara kandung

maupun saudara tiri) meninggal

dunia terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh anak-anaknya.

Hal ini diatur dalam Pasal 844

KUHPerdata.

c. Penggantian dalam garis

kesamping bagi anggota keluarga

yang lebih jauh dari saudara

sampai derajat ke enam, hal ini

diatur dalam Pasal 845 dan Pasal

861 KUHPerdata.

Dan ahli waris juga memiliki hak

untuk mengajukan gugatan ke

Pengadilan yang berwenang, apabila

ahli waris tersebut merasa dirugikan

dalam pembagian harta warisan

terhadap ahli waris yang lainnya,

maka ahli waris yang merasa

dirugikan tersebut berhak untuk

memperjuangkan hak warisnya, hal

ini tercantum dalam Pasal 834

KUHPerdata, yang berbunyi:

“Tiap-tiap waris berhak memajukan gugatan guna memperjuangkan hak warisnya, terhadap, segala mereka, yang baik atas dasar hak yang sama, baik tanpa dasar sesuatu hak pun menguasai seluruh atau sebagian harta peninggalan, seperti pun terhadap mereka, yang secara licik telah menghentikan penguasaannya.”

Page 5: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

Sesuai dengan kenyataanya,

kehidupan sekarang ini sudah

semakin banyak kasus atau

permasalahan mengenai harta

warisan khususnya mengenai harta

warisan perdata barat yang diajukan

kepada Pengadilan yang berwenang.

Salah satu permasalahan yang paling

umum terjadi yaitu mengenai adanya

pembagian harta warisan yang tidak

sesuai dengan ketentuan

KUHPerdata.

Salah satu kasus yang terjadi yaitu

dalam Putusan Mahkamah Agung

Nomor: 2083 K/Pdt/2017 pada

tingkat kasasi, yang kasusnya seperti

berikut, Pewaris bernama

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani yang meninggal dunia

tertanggal 20 April 2014 menikah

dengan Almarhum Lie Tek Kien alias

Djohanli yang meninggal terlebih

dahulu tertanggal 28 Januari 1974.

Dari hasil perkawinan mereka

lahirlah 4(empat) orang anak yang

bernama :

1) Almarhum Lie Tjin En alias

Darmawan Djohanli yang telah

meninggal dunia serta

meninggalkan satu orang istri

bernama Tanty dan tiga orang

anak yang bernama : Yuanta,

Christine Djohanli dan Winstone

Djohanli;

2) Sriwati Djohanli alias Lie Kwo

Ing;

3) Almarhumah Raniwati yang

sudah meninggal dunia dan

meninggalkan seorang anak

perempuan yang bernama

Davina;

4) Kuang En Lie alias Hadiwan

Djohanli

Dalam kasus ini Almarhumah

Mariani alias Song Tjin Mei

meninggalkan harta peninggalan baik

berupa harta bergerak maupun harta

tidak bergerak yang seharusnya harta

peninggalan tersebut dibagi secara

rata kepada seluruh ahli waris yang

sah dengan ahli waris pengganti.

Namun terjadi perselisihan diantara

ahli waris yang sah dengan ahli waris

pengganti, dalam amar putusan

Mahkamah Agung menetapkan,

bahwa menantu dari pewaris (istri

dari ahli waris yang bernama

Darmawan Djohanli) mendapatkan

bagian harta warisan, seharusnya ahli

waris pengganti hanya bisa terlaksana

bila ada hubungan sedarah dengan

pewaris, hal ini diatur di dalam Pasal

Page 6: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

832 KUHPerdata yang menyatakan

bahwa, “menurut undang-undang

yang berhak untuk menjadi ahli waris

ialah, para keluarga sedarah, baik sah

maupun luar kawin dan si suami atau

istri yang hidup terlama, semua

menurut peraturan tertera dibawah

ini.”

2. Permasalahan

Berdasarkan uraian-uraian diatas,

maka dapat dikemukakan

permasalahan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pembagian harta

waris Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani kepada ahli

warisnya menurut Kitab

Undang-Undang Hukum

Perdata?

2. Apakah putusan Mahkamah

Agung Nomor : 2083 K/Pdt/2017

dalam Pokok Perkara bagian 4

tentang pembagian harta warisan

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani kepada ahli warisnya

sudah sesuai atau tidak dengan

ketentuan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata?

2Johny Ibrahim, Teori dan

Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia Publishing, 2006) h. 265.

B. METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini ialah

mengenai Pembagian harta warisan

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani terhadap ahli warisnya (Studi

Putusan Mahkamah Agung Nomor :

2083 K/Pdt/2017) yang mengacu

pada hukum waris perdata barat.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan

adalah tipe penelitian yuridis

normatif. Penelitian yuridis normatif

merupakan penelitian yang

pengkajiannya didasarkan dan

difokuskan kepada kaidah-kaidah dan

norma-norma hukum positif.2

3. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah

deskriptif analitis. Penelitian

deskriptif ialah: “suatu penelitian

yang menggambarkan suatu fakta,

keadaan atau gejala-gejala lainnya

yang berdasarkan kenyataan.”3

4. Data dan Sumber Data

a) Data

3Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007), h. 51.

Page 7: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

Data yang digunakan dalam

proses penelitian ini adalah data

sekunder. Sehingga data diperoleh

dari peraturan perundang-undangan,

buku-buku pengantar semasa kuliah,

jurnal atau publikasi ilmiah yang

telah diterbitkan dan seterunya.

b) Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam

proses penelitian ini antara lain:

1) Bahan Hukum Primer, yang

digunakan antara lain:Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata) atau Burgerlijk

Wetboek dan Putusan Mahkamah

Agung Nomor: 2083 K/Pdt/2017.

2) Bahan Hukum Sekunder, yang

digunakan antara lain sebagai

berikut Pengantar Hukum

Indonesia, Pokok-Pokok Hukum

Perdata, Hukum Waris serta

jurnal hukum yang berkaitan

dengan hukum waris perdata

barat.

3) Bahan Hukum Tersier, yang

digunakan yaitu dengan cara

penelusuran melalui internet yang

berkaitan dengan hukum waris

perdata barat.

4Soerjono Soekanto dan Sri

Memudji, Penelitian Hukum Normatif

5. Cara Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang

digunakan adalah menggunakan

teknik library search atau disebut

sebagai studi kepustakaan.

6. Cara Penarikan Kesimpulan

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan

metode logika deduktif. Yang

dimaksud dengan logika deduktif

ialah : “penarikan kesimpulan dari hal

yang bersifat umum menuju hal yang

bersifat khusus.”4

C. PEMBAHASAN DAN HASIL

PENELITIAN

1. Pembagian Harta Waris Alm.

Mariani Kepada Ahli Warisnya

menurut KUHPerdata

Di Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata mengatur bahwa suatu

perkawinan harus didaftarkan kepada

Catatan Sipil untuk mempermudah

dalam membuktikan sah atau

tidaknya suatu perkawinan. Hal ini

sesuai dengan Pasal 100 KUHPerdata

menyatakan bahwa, “Adanya suatu

Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 7.

Page 8: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

perkawinan tak dapat dibuktikan

dengan cara lain, melainkan dengan

akta perlangsungan perkawinan itu,

yang telah dibukukan dalam register-

register catatan sipil, kecuali dalam

hal-hal teratur dalam Pasal-Pasal

berikut.”

Apabila dikaikan dengan kasus,

bahwa perkawinan antara Lie Tek

Kien alias Djohanli dengan Song Tjin

Mei alias Mariani dilaksanakan di

Sukabumi pada tanggal 08 September

1954 dan perkawinan tersebut telah

didaftarkan di Catatan Sipil tanggal

07 Desember 1979.

Ketika perkawinan sudah didaftarkan

di Catatan Sipil, maka perkawinan

tersebut dianggap sah menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.

Maka, hal ini membuktikan bahwa

Lie Tek Kien alias Djohanli dan Song

Tjin Mei alias Mariani tunduk pada

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata.

Berdasarkan Pasal 830

KUHPerdata menyatakan bahwa,

“Pewarisan hanya berlangsung

karena kematian.” Berdasarkan Pasal

tersebut apabila dikaitkan dengan

kasus, dengan meninggalnya Lie Tek

Kien alias Djohanli pada tanggal 28

Januari 1974 dan Song Tjin Mei alias

Mariani pada tanggal 20 April 2014,

maka pada saat itu juga harta warisan

tersebut terbuka untuk para ahli

warisnya.

Berdasarkan Pasal 832

KUHPerdata diatur mengenai siapa

saja yang berhak menjadi ahli waris,

yang menyatakan bahwa, “Menurut

undang-undang yang berhak untuk

menjadi ahli waris ialah, para

keluarga sedarah, baik sah maupun

luar kawin dan si suami atau isteri

yang hidup terlama, semua menurut

peraturan tertera di bawah ini.”

Apabila dikaitkan dengan kasus,

maka saat Almarhum Lie Tek Kien

alias Djohanli dan Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani meninggal

dunia, maka anak-anak dari Lie Tek

Kien alias Djohanli dan Song Tjin

Mei alias Mariani secara otomatis

akan menjadi Ahli Waris dari mereka

berdua, karena Ahli Waris yang

dimaksud memiliki hubungan darah

dengan Pewaris dan merupakan

keturunan yang sah dari Pewaris.

Ada tiga hal penting terjadinya

Pewarisan di Hukum Waris Perdata

Barat antara lain: Pewaris, Siapa yang

mewaris, dan harta peninggalan yang

Page 9: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

ditinggalkan Pewaris. Dalam kasus

Putusan Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017 yang menjadi

Pewaris adalah Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani sedangkan

Almarhum Lie Tek Kien alias

Djohanli dalam kasus putusan ini

bukan menjadi Pewaris, karena harta

yang ditinggalkan oleh Almarhum

Lie Tek Kien alias Djohanli sudah

dibagikan kepada Ahli Waris

termasuk Song Tjin Mei alias Mariani

kurang lebih empat tahun setelah

Almarhum Lie Tek Kien alias

Djohanli meninggal dunia.

Dalam kasus Putusan Mahkamah

Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 yang

menjadi ahli waris dari Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani antara

lain:

1) Sriwati Djohanli anak kedua dari

Song Tjin Mei alias Mariani

dengan Lie Tek Kien alias

Djohanli selaku Penggugat;

2) Ahli waris pengganti dari

Almarhum Darmawan Djohanli

(anak pertama Lie Tek Kien alias

Djohanli dengan Song Tjin Mei

alias Mariani) yang terdiri dari

Tanty (isteri sah Darmawan

Djohanli) dan tiga orang anak

yang bernama Yuanta Djohanli,

Christine Djohanli, dan Winston

Djohanli dalam hal ini selaku

Tergugat I;

3) Ahli waris pengganti dari

Almarhumah Raniwati

Djohanli(Anak Ketiga dari Lie

Tek Kien alias Djohanli dengan

Song Tjin Mei alias Mariani)

yaitu anak perempuannya yang

bernama Davina, dalam hal ini

selaku Tergugat II;

4) Adiwan Djohanli anak ke empat

dari Song Tjin Mei alias Mariani

dengan Lie Tek Kien alias

Djohanli selaku Tergugat III.

Ketujuh ahli waris Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani termasuk

ke dalam Golongan I dalam sistem

penggolongan ahli waris menurut

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata.

Objek pewarisan yang menjadi

pokok gugatan dalam Putusan

Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017 yaitu harta tidak

bergerak yang dimiliki oleh Song Tjin

Mei alias Mariani yang terdiri dari :

Satu unit rumah ruko berikut

tanahnya seluas 127m2 yang terletak

di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor

Page 10: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

115, Kelurahan Gunung Parang,

Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi,

Jawa Barat. Dan satu unit rumah toko

berikut tanahnya seluas 85m2 yang

terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani

Nomor 116/112, Kelurahan Gunung

Parang, Kecamatan Cikole, Kota

Sukabumi.

Ahli waris pengganti terjadi

apabila ahli waris sesungguhnya telah

meninggal dunia terlebih dahulu

daripada Pewaris. Sehingga, harta

warisan yang seharusnya jatuh ke ahli

waris sesungguhnya diberikan kepada

ahli waris pengganti tersebut. Hal ini

diatur dalam Pasal 841 KUHPerdata

menyatakan bahwa, “Pergantian

memberi hak kepada seseorang yang

mengganti, untuk bertindak sebagai

pengganti, dalam derajat dan dalam

segala hak orang yang diganti.”

Berdasarkan Pasal 842

KUHPerdata menyatakan bahwa:

“Penggantian yang terjadi dalam

garis lurus ke bawah yang sah,

berlangsung terus tanpa akhir.

Penggantian itu diizinkan dalam

segala hat, baik bila anak-anak dan

orang yang meninggal menjadi

ahli waris bersama-sama dengan

keturunan-keturunan dan anak

yang meninggal lebih dahulu,

maupun bila semua keturunan

mereka mewaris bersama-sama,

seorang dengan yang lain dalam

pertalian keluarga yang berbeda-

beda derajatnya.”

Jika dikaitkan kedalam kasus

putusan Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017, ahli waris yang

terdapat dalam Kasus ini merupakan

bagian dari Pergantian dalam garis

lurus ke bawah. Dimana yang

menggantikan adalah cucu dari

Pewaris yang terdiri dari Yuanta

Djohanli, Christine Djohanli,

Winston Djohanli, dan Davina.

Sedangkan Tanty bukan termasuk ke

dalam ahli waris pengganti dan juga

bukan termasuk sebagai ahli waris

dari Song Tjin Mei alias Mariani.

Sama halnya dengan Susan Theresia

Lie isteri dari Adiwan Djohanli, dia

tidak berhak atas harta warisan milik

Song Tjin Mei alias Mariani.

Bagian yang diterima oleh ahli

waris pengganti ialah sama besar

dengan apa yang diterima oleh ahli

waris sesungguhnya.. Hal ini sesuai

dengan apa yang diatur dalam Pasal

846 KUHPerdata yang menyatakan

bahwa:

Page 11: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

“Dalam segala hal, bilamana

pergantian diperbolehkan,

pembagian berlangsung pancang

demi pancang; apabila pancang

yang sama mempunyai pula

cabang-cabangnya maka

pembagian lebih lanjut, dalam

tiap-tiap cabang, berlangsung

pancang demi pancang pula,

sedangkan antara orang-orang

dalam cabang yang sama

pembagian dilakukan kepala demi

kepala.”

Maka pembagian harta

peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani kepada masing-

masing ahli warisnya khususnya

kepada ahli waris pengganti yang

terdiri dari:

1) Yuanta Djohanli;

2) Christine Djohanli;

3) Winston Djohanli;

4) Davina.

Dimana mereka berhak untuk

mewaris berbarengan dengan Om

atau Tantenya, yang bernama Sriwati

Djohanli dan Adiwan Djohanli.

Maka pembagian harta peninggalan

milik Song Tjin Mei alias Mariani

menurut Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata antara lain sebagai

berikut:

Jawab:

HP Mariani = 1 CDEF

Masing-masing mendapat =

¼(CDEF) x 1 = ¼

1. Karena C meninggal dunia

terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh H, I, dan J.

Masing – masing mendapatkan =

¼ x 1/3(HIJ) = 1/12

2. Karena E meninggal dunia

terlebih dahulu, maka bagiannya

dapat digantikan oleh K = ¼

Jadi, Total Pembagian Harta

Peninggalan almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani ialah:

C = tidak dapat karena

meninggal dunia, oleh sebab itu dapat

digantikan oleh :

H = 1/12

I = 1/12

J = 1/12

D = ¼ = 3/12

E = tidak dapat karena

telah meninggal dunia terlebih

dahulu, dan dapat digantikan oleh:

K = ¼ = 3/12

F = ¼ = 3/12

G = tidak dapat harta

waris, karena bukan termasuk ahli

Page 12: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

waris Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani.

L = tidak dapat harta

waris, karena bukan termasuk ahli

waris Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani.

Total HP Mariani = 12/12

Dari uraian diatas, pembagian harta

waris kepada Ahli Waris Song Tjin

Mei alias Mariani menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

sebagai berikut:

1) Tanty, isteri dari Darmawan

Djohanli tidak mendapatkan

Harta warisan milik Song Tjin

Mei, karena Tanty bukan

termasuk ahli waris Song Tjin

Mei alias Mariani;

2) Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli, dan Winston Djohanli,

anak dari Darmawan Djohanli

masing-masing mendapatkan

1/12 bagian;

3) Sriwati Djohanli, anak kedua dari

Song Tjin Mei alias Mariani

dengan Lie Tek Kien

mendapatkan 3/12 bagian;

4) Dikarenakan Raniwati Djohanli

meninggal terlebih dahulu, maka

bagiannya dapat digantikan oleh

anaknya yang bernama Davina,

yang mendapatkan 3/12 bagian;

5) Adiwan Djohanli, anak keempat

dari Song Tjin Mei alias Mariani

dengan Lie Tek Kien

mendapatkan 3/12 bagian;

6) Susan Theresia Lie, isteri dari

Adiwan Djohanli tidak berhak

mendapatkan harta warisan milik

Song Tjin Mei alias Mariani

karena bukan termasuk ahli waris

2. Amar Putusan Mahkamah

Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017

dalam pokok perkara bagian 4

sudah sesuai atau tidak dengan

KUHPerdata

Amar Putusan Mahkamah Agung

yang tidak sesuai dengan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

yaitu Amar Putusan Mahkamah

Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017

dalam Pokok Perkara bagian 4 yang

berbunyi sebagai berikut:

“Majelis Hakim menyatakan

Penggugat (Sriwati Djohanli) selaku

ahli waris dari Song Tjin Mei alias

Mariani dan seluruh ahli waris

lainnya, yaitu Tergugat I yang terdiri

dari Tanty (selaku istri Darmawan

Djohanli), Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli dan Winston Djohanli (anak

+

1

Page 13: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

dari Darmawan Djohanli), Tergugat

II yang bernama Davina (anak dari

Raniwati Djohanli) dan Tergugat III

yang bernama Adiwan Djohanli,

masing-masing mendapatkan ¼

bagian dari harta warisan

Almarhumah Mariani.”

Berdasarkan amar Putusan

Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017 bagian 4 pembagian

harta peninggalan Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani sebagai

berikut:

HP Mariani = 1 Darmawan

Djohanli, Sriwati Djohanli, Raniwati

Djohanli, dan Adiwan Djohanli

Masing-masing dapat = ¼

(Darmawan Djohanli,Sriwati

Djohanli,Raniwati Djohanli, dan

Adiwan Djohanli) x 1 = ¼

1) Karena Darmawan meninggal

dunia terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh Tanty, Yuanta,

Christine, dan Winstone

Masing-masing mendapatkan = ¼

x ¼ (Tanty, Yuanta, Christine,

Winstone) = 1/16

2) Karena Raniwati meninggal dunia

terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh Davina = ¼

Jadi, total Pembagian Harta

Peninggalan Almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani adalah:

Darmawan = tidak dapat

karena meninggal dunia terlebih

dahulu, oleh sebab itu dapat

digantikan oleh:

Tanty = 1/16

Yuanta = 1/16

Christine = 1/16

Winstone = 1/16

Sriwati = ¼ = 4/16

Raniwati = tidak dapat

karena meninggal dunia terlebih

dahulu, oleh sebab itu dapat

digantikan oleh:

Davina = ¼ = 4/16

Adiwan= ¼ = 4/16

Total HP Mariani = 16/16

Penulis tidak setuju dengan

pembagian ahli waris diatas, yang

telah ditetapkan oleh Majelis Hakim

Mahkamah Agung, dalam Amar

Putusan Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017. Karena pembagian

harta peninggalan Song Tjin Mei alias

Mariani tersebut tidak sesuai dengan

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata.

1

+

Page 14: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

Jika Amar Putusan tersebut dikaitkan

dengan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, maka :

1) Berdasarkan Pasal 832

KUHPerdata menyatakan bahwa:

“Menurut undang-undang, yang

berhak menjadi ahli waris ialah

keluarga sedarah, baik sah menurut

undang-undang maupun yang diluar

perkawinan, dan suami atau isteri

yang hidup terlama, menurut

peraturan-peraturan berikut ini. Bila

keluarga sedarah dan suami atau isteri

yang hidup terlama tidak ada, maka

semua harta peninggalan menjadi

milik negara, yang wajib melunasi

utang-utang orang yang meninggal

tersebut, sejauh harga peninggalan

mencukupi untuk itu.”

Menurut penulis Amar Putusan

yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim

tidak sesuai dengan Pasal diatas.

Karena di Amar Putusan Mahkamah

Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017

Majelis Hakim membagi rata masing-

masing ahli waris mendapat ¼ bagian

untuk Penggugat (Sriwati Djohanli),

Tergugat I (Tanty, Yuanta, Christine,

dan Winstone), Tergugat II (Davina),

Tergugat III (Adiwan Djohanli).

Padahal berdasarkan kasus tersebut,

Tergugat I terdiri dari 4 (empat) orang

antara lain:

a) Tanty, isteri dari Darmawan

Djohanli;

b) Yuanta Djohanli, anak laki-laki

Darmawan Djohanli;

c) Christine Djohanli, anak

perempuan Darmawan Djohanli;

d) Winstone Djohanli, anak laki-laki

Darmawan Djohanli.

Dalam hal ini Majelis Hakim

Mahkamah Agung kurang

memperhatikan bahwa, didalam

Tergugat I terdapat isteri dari

Darmawan Djohanli yang bernama

Tanty. Padahal berdasarkan Pasal 832

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, Tanty tidak dapat dikatakan

sebagai ahli waris dari Song Tjin Mei

alias Mariani maupun sebagai ahli

waris pengganti dari Darmawan

Djohanli, karena Tanty tidak

memiliki hubungan darah atau bukan

merupakan keturunan sah dari Song

Tjin Mei alias Mariani. Tanty berhak

mewaris apabila harta peninggalan

tersebut berasal dari suaminya yaitu

Darmawan Djohanli, maka

pengaturan hukum warisnya

didasarkan pada Pasal 852a

KUHPerdata.

Page 15: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

2) Berdasarkan Pasal 842

KUHPerdata menyatakan bahwa:

“Penggantian yang terjadi dalam garis

lurus ke bawah yang sah, berlangsung

terus tanpa akhir. Penggantian itu

diizinkan dalam segala hat, baik bila

anak-anak dan orang yang meninggal

menjadi ahli waris bersama-sama

dengan keturunan-keturunan dan

anak yang meninggal lebih dahulu,

maupun bila semua keturunan mereka

mewaris bersama-sama, seorang

dengan yang lain dalam pertalian

keluarga yang berbeda-beda

derajatnya.”

Artinya yang berhak menjadi ahli

waris pengganti Darmawan Djohanli

di dalam Tergugat I antara lain

Yuanta Djohanli, Christine Djohanli

dan Winstone Djohanli, karena

mereka secara langsung merupakan

keturunan garis lurus ke bawah

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani.

3) Berdasarkan Pasal 852

KUHPerdata menyatakan bahwa:

“Anak-anak atau keturunan-

keturunan, sekalipun dilahirkan dan

berbagai perkawinan, mewaris harta

peninggalan para orangtua mereka,

kakek dan nenek mereka, atau

keluarga-keluarga sedarah mereka

selanjutnya dalam garis lurus ke atas,

tanpa membedakan jenis kelamin atau

kelahiran yang lebih dulu. Mereka

mewaris bagian-bagian yang sama

besarnya kepala demi kepala, bila

dengan yang meninggal mereka

semua bertalian keluarga dalam

derajat pertama dan masing-masing

berhak karena dirinya sendiri; mereka

mewarisi pancang demi pancang, bila

mereka semua atas sebagian mewarisi

sebagai pengganti”

Dalam hal ini membuktikan

bahwa Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli, Winstone Djohanli dan

Davina berhak menggantikan posisi

ibu atau bapaknya untuk mewarisi

harta peninggalan Almarhumah Song

Tjin Mei alias Mariani. Dan mereka

mendapatkan bagian sama besar

dengan om dan tantenya, yang dalam

hal ini bernama Sriwati Djohanli dan

Adiwan Djohanli serta baik

perempuan maupun laki-laki

mendapatkan bagian yang sama

besar.

Oleh sebab itu berdasarkan

permasalahan tersebut, Pembagian

Harta Peninggalan Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani yang

Page 16: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

tepat sesuai dengan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata sebagai

berikut:

HP Mariani = 1 Darmawan,

Sriwati, Raniwati, Adiwan

Masing-masing mendapat =

¼(Darmawan Djohanli,Sriwati

Djohanli, Raniwati Djohanli, dan

Adiwan Djohanli) x 1 = ¼

1) Karena Darmawan meninggal

dunia terlebih dahulu, maka dapat

digantikan oleh Yuanta,

Christine, dan Winstone.

Masing – masing mendapatkan =

¼ x 1/3 (Yuanta,Christine, dan

Winstone) = 1/12

2) Karena Raniwati meninggal dunia

terlebih dahulu, maka bagiannya

dapat digantikan oleh Davina = ¼

Jadi, Total Pembagian Harta

Peninggalan almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani ialah :

Darmawan = tidak dapat

karena meninggal dunia, olehsebab

itu dapat digantikan oleh :

Yuanta = 1/12

Christine = 1/12

Winstone = 1/12

Sriwati = ¼ = 3/12

Raniwati = tidak dapat

karena telah meninggal dunia terlebih

dahulu, dan dapat digantikan oleh:

Davina = ¼ = 3/12

Adiwan = ¼ = 3/12

Tanty = tidak dapat harta

waris, karena bukan termasuk ahli

waris Almarhumah Song Tjin Mei

alias Mariani.

Susan Theresia = tidak

dapat harta waris, karena bukan

termasuk ahli waris Almarhumah

Song Tjin Mei alias Mariani.

Total HP Mariani = 12/12

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Pembagian Harta Warisan Alm

Mariani menurut KUHPerdata

Maka pembagian harta waris

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani, berdasarkan Pasal 100

KUHPerdata,Pasal 830 KUHPerdata,

Pasal 832 KUHPerdata, Pasal 841

KUHPerdata,Pasal 842 KUHPerdata,

Pasal 846 KUHPerdata dan Pasal

852KUHPerdata,yang

perhitungannya sebagai berikut:

1

+

Page 17: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

HP Mariani = 1 Darmawan

Djohanli, Sriwati Djohanli, Raniwati

Djohanli dan Adiwan Djohanli

Masing-masing mendapat = ¼

(Darmawan Djohanli,Sriwati

Djohanli,Raniwati Djohanli, dan

Adiwan Djohanli) x 1 = ¼

a. Karena Darmawan Djohanli

meninggal dunia terlebih dahulu,

maka dapat digantikan oleh

Yuanta Djohanli, Christine

Djohanli dan Winstone Djohanli:

Masing–masing mendapatkan =

¼ x 1/3 (Yuanta Djohanli,

Christine Djohanli, Winstone

Djohanli) = 1/12

b. Karena Raniwati Djohanli

meninggal dunia terlebih dahulu,

maka bagiannya dapat digantikan

oleh Davina = ¼

Jadi, Total Pembagian Harta

Peninggalan almarhumah Song Tjin

Mei alias Mariani ialah:

Darmawan Djohanli = tidak

dapat karena meninggal dunia

terlebih dahulu, dapat digantikan

oleh:

Yuanta Djohanli = 1/12

Christine Djohanli = 1/12

Winstone Djohanli = 1/12

Sriwati Djohanli = ¼ = 3/12

Raniwati Djohanli = tidak dapat

karena meninggal dunia terlebih

dahulu, dapat digantikan oleh:

Davina = ¼ = 3/12

Adiwan Djohanli =¼ = 3/12

Tanty = tidak dapat, karena

bukan termasuk ahli waris

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani.

Susan Lie = tidak dapat,

karena bukan termasuk ahli waris

Almarhumah Song Tjin Mei alias

Mariani.

Total HP Mariani = 12/12

2) Amar putusan Mahkamah Agung

Nomor: 2083K/Pdt/2017 tidak

sesuai dengan Pasal 832

KUHPerdata, Pasal 842

KUHPerdata, dan Pasal 852

KUHPerdata.

2. Saran

Sebagaimana berdasarkan Amar

Putusan Mahkamah Agung Nomor:

2083K/Pdt/2017 bahwa Hakim juga

manusia biasa yang tak luput dari

kesalahan, sehingga dalam hal ini

perlu adanya pengawasan dan turut

serta untuk mengurangi permasalahan

yang terjadi di dalam keluarga yaitu

1

+

Page 18: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

mengenai tidak dibagikannya harta

peninggalan secara langsung kepada

ahli waris dalam waktu yang cepat.

Jadi, demi mencegah munculnya

permasalahan ini, penulis

menyarankan agar harta waris segera

dibagikan kepada ahli waris dengan

cepat setelah pewaris meninggal

dunia.

REFERENSI

Buku

A. Pitlo, Hukum Waris menurut Kitab

Undang-Undang Hukum

Perdata Belanda. 1979,

Terjemahan oleh Isa Arief.

A. Rachmad Budiono, Pembaruan

Hukum Kewarisan Islam Di

Indonesia. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 1999.

Effendi Perangin, Hukum Waris.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011.

Eman Suparman, Hukum Waris

Indonesia dalam Perspektif

Islam, Adat dan BW. Bandung :

Refika Aditama, 2005.

Emeliani Krisnawati, Hukum Waris

Menurut Burgerlijk Wetboek

(BW). Bandung: CV Utomo,

2006.

H. Zainuddin Ali, Pelaksanaan

Hukum Waris di Indonesia (Cet.

Pertama). Jakarta: Sinar

Grafika, 2008.

Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral

Menurut Al-Qur’an dan Hadist

(Cet. Kelima). Jakarta:

Tintamas, 1983.

Henny Tanuwidjaja, Hukum Waris

Menurut BW (Burgerlijk

Wetboek). Bandung : PT.

Refika Aditama, 2012.

J. Satrio, Hukum Waris. Bandung:

Penerbit Alumni, 1992.

J. Soepomo, Bab-Bab Tentang

Hukum Adat. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita, 2007.

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi

Penelitian Hukum Normatif,

Malang: Bayumedia

Publishing, 2006.

Maman Suparman, Hukum Waris

Perdata. Jakarta : Sinar Grafika,

2017.

R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum

Perdata. Jakarta: PT.

Intermasa, 2003.

_______, Ringkasan Tentang Hukum

Keluarga da Hukum Waris.

Jakarta: PT. Intermasa, 2005.

Page 19: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ...

Ronny Hanintijo Soemitro,

Metodelogi Penelitiian Hukum

dan Jurumetri. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1998.

Soerjono Soekanto, Pengantar

Penelitian Hukum. Jakarta:

Universitas Indonesia, 2007.

_______, Hukum Adat Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2013.

_______, dan Sri Memudji,

Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995.

Soerojo Wignjodipoero, Pengantar

dan Asas-Asas Hukum Adat.

Jakarta: PT. Toko Gunung

Agung, 1994.

Sri Untari Indah, Ferry Edwar, Atik

Indriyani, dkk. Pengantar

Hukum Indonesia (Ed. Rev).

Jakarta: Fakultas Hukum

Universitas Trisakti, 2005.

Surini Ahlan Sjarif dan Dr. Nurul

Elmiyah, Hukum Kewarisan

Perdata Barat, Jakarta:

Kencana Prenadamedia, 2014.

Wahyono Darmabrata, Hukum

Perdata Asas-asas Hukum

Waris. Jakarta: Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, 2003.

Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata