HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

91
HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN MELAWAN HUKUM (Studi Kasus Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Oleh : MUHAMMAD RIZKY HUTABARAT 140200305 DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Transcript of HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Page 1: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN

DENGAN MELAWAN HUKUM

(Studi Kasus Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan

memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

MUHAMMAD RIZKY HUTABARAT

140200305

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Universitas Sumatera Utara

Page 3: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

ABSTRAK

Muhammad Rizky Hutabarat*)

Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., MS

**)

Eko Yudistira, S.H., M.Kn***)

Pembagian harta warisan sering kali menimbulkan permasalahan di antara para ahli waris, karena terdapat hak milik atas harta warisan yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang sudah dibagi atau belum sempat dibagi. Konflik dalam studi kasus ini adanya sengketa atas hak milik atas tanah waris yang belum sempat dibagi oleh si pewaris. Adapun permasalahan dalam penelitian Bagaimana kedudukan harta benda perkawinan dan kedudukan ahli waris dalam hukum di Indonesia. Apa yang menyebabkan terjadinya daluwarsa terhadap gugatan yang telah diajukan oleh penggugat di pengadilan. Bagaimana penerapan hukum tanah (UUPA) yang dikuasai pihak lain oleh Pengadilan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Sifat penelitian bersifat deskriptif, penelitian ini bersumber pada studi kepustakaan (library research), teknik pengumpulan data, yaitu penelitian kepustakaan/library reseach.

Kedudukan Ahli waris menurut KUHPerdata, yaitu: ahli waris diberi hak untuk berpikir lebih dulu untuk dapat menyelidiki keadaan warisan. Ahli waris hanya bertanggung jawab terhadap utang-utang yang ditinggalkan si pewaris sepanjang harta warisan yang ditinggalkan cukup untuk membayar utang itu. Harta warisan terpisah dari harta kekayaan pribadi ahli waris atau dengan kata lain tidak terjadi percampuran harta kekayaan (confusio) antara kekayaan ahli waris dengan harta. Adapun yang menyebabkan terjadinya daluwarsa terhadap gugatan yang telah diajukan oleh penggugat di pengadilan, yaitu karena gugatan a quo telah daluarsa berdasarkan Pasal 1967 KUHPerdata yang menyatakan bahwa “Segala tuntutan hukum baik yang bersifat kebendaan ataupun perorangan hapus karena daluarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk. Penerapan hukum tanah (UUPA) yang dikuasai pihak lain oleh Pengadilan, yaitu mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan menurut hukum tanah seluas 550 m

2 terletak di Jalan T. Amir Hamzah, Lingkungan I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai adalah hak dan kepunyaan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, dan VII, sebagai Ahli WAris Alm. Amat Barus, Menyatakan menurut Hukum Surat Ganti Rugi tertanggal 5 Juni 1973 adalah cacat Hukum dan tidak berkekuatan Hukum, menyatakan Sertifikat Hak Milik No.896 / kelurahan Jati Makmur tahun 2011 atas nama SUKINI (i.c Tergugat VII) adalah cacat Hukum, dan tidak berkekuatan Hukum; menyatakan perbuatan Alm. Nawari suami Tergugat I dan Ayah Kandung Tergugat II, III, IV, dan Tergugat VI telah menyerahkan tanah terperkara kepada Paijo dengan Surat Ganti Rugi tanggal 5 Juni 1973 adalah merupakan perbuatan melawan Hukum;

Kata Kunci: Harta Warisan, Dikuasai Pihak Lain, Melawan Hukum

*)

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **)

Dosen Pembimbing I ***)

Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara

Page 4: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmad dan

karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul dari skripsi ini adalah Harta

Warisan Yang Di Kuasai Oleh Pihak Lain Dengan Melawan Hukum (Studi

Kasus Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai). Untuk penulisan skripsi ini

penulis berusaha agar hasil penulisan skripsi ini mendekati kesempurnaan yang

diharapkan, akan tetapi walaupun demikian penulisan ini belumlah dapat dicapai

dengan maksimal, karena ilmu pengetahuan penulis masih terbatas. Oleh karena

itu, segala saran dan kritik akan penulis terima dari semua pihak dalam rangka

penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kapada :

1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, MHum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. OK. Saidin, S.H, MHum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum, selaku Ketua Departemen

Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Syamsul Rizal, S.H., M.Hum, selaku Sekretaris Departemen

Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

8. Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., MS, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan pada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Eko Yudhistira, S.H., M.Kn, selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh staf Fakultas Hukum USU yang dengan penuh dedikasi menuntun

dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan sampai dengan

menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis

Rahmadsyah Hutabarat dan Cicik Lilita Rasyid yang telah banyak

memberikan dukungan moril, materil, dan kasih sayang mereka yang

tidak pernah putus sampai sekarang dan selamanya.

12. Terima kasih kepada Terima kasih kepada teman spesial penulis Maudy

Halimah Siregar, S.H yang selalu memberikan inspirasi, menyemangati

dan memberikan motivasi kepada penulis.

13. Terima kasih kepada teman-teman stambuk 2014 Fakultas Hukum USU

telah memberikan semangat kepada penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah kita

lakukan mendapatkan Balasan dari Allah Swt. Penulis memohon maaf kepada

Bapak atau Ibu dosen pembimbing, dan dosen penguji atas sikap dan kata yang

tidak berkenan selama penulisan skripsi ini.

Medan, Juli 2018

Penulis,

MUHAMMAD RIZKY HUTABARAT

140200305

Universitas Sumatera Utara

Page 7: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 9

C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 9

D. Manfaat Penulisan .................................................................... 10

E. Keaslian Penulisan .................................................................... 10

F. Metode Penelitian ...................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................ 15

BAB II KEDUDUKAN HARTA BENDA PERKAWINAN DAN

KEDUDUKAN AHLI WARIS DALAM HUKUM

DI INDONESIA .............................................................................. 17

A. Pemahaman dasar harta benda dalam kedudukan ahli waris

menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. ..................... 17

B. Harta benda perkawinan menurut Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. .......................................................................... 23

C. Harta perkawinan yang berlaku menurut Undang-

Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 ...................................... 24

D. Kedudukan Ahli Waris dalam Hukum Perdata BW .................... 28

Universitas Sumatera Utara

Page 8: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB III YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DALUWARSA

TERHADAP GUGATAN YANG DIAJUKAN

OLEH PENGGUGAT DI PENGADILAN DALAM

PUTUSAN No. 02/ Pdt.G/2013/PN-Binjai .................................... 31

A. Pengertian Dalurwarsa. ............................................................... 31

B. Macam-macam daluwarsa. ......................................................... 32

C. Dalurwarsa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. ... 33

D. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Daluwarsa terhadap

Gugatan Yang Diajukan Oleh Penggugat di Pengadilan

dalam Putusan No. 02/ Pdt.G/2013/PN-Binjai ........................... 37

BAB IV PENERAPAN HUKUM TERHADAP TANAH YANG

DIKUASAI PIHAK MENURUT HUKUM PERDATA

DALAM PENGADILAN NEGERI NO. 02/Pdt.G/2013/

PN-BINJAI ..................................................................................... 40

A. Posisi kasus putusan pengadilan Negeri No. 02/Pdt.G/2013/

PN-Binjai. ................................................................................... 40

B. Legal receveing mengenai daluwarsa pada gugatan ahli waris. .. 66

C. Legal receiving mengenai daluwarsa gugatan penggugat .......... 70

D. Analisis putusan hakim tentang hak ahli waris terhadap harta

warisan yang telah dikuasai oleh pihak lain. .............................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran ........................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Page 9: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(selanjutnya disebut KUHPerdata) termasuk dalam bidang hukum perdata yang

memiliki sifat dasar, yaitu bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Sebagai

salah satu cabang hukum perdata yang bersifat mengatur, adalah apa saja yang

dibuat oleh pewaris terhadap hartanya semasa ia masih hidup merupakan

kewenangannya. Ada banyak asas dan dasar hukum waris menurut Burgerlijk

Wetboek (selanjutnya disebut BW) terhadap pembagian warisan. Mengenal dan

memahami makna hakiki dari asas-asas dan dasar-dasar tersebut, pembagian

warisan kepada ahli waris yang berhak besar kemungkinan akan mencapai hasil

yang adil. Pada hukum waris berlaku asas, bahwa hanya hak dan kewajiban dalam

lapangan hukum harta benda saja yang dapat diwariskan atau hak dan kewajiban

yang dapat dinilai dengan uang. Jadi hak dan kewajiban dalam lapangan hukum

kekeluargaan atau kepribadian, misalnya hak dan kewajiban sebagai suami atau

ayah, tidak dapat diwariskan.1

Hukum waris merupakan hukum yang mengatur tentang peralihan harta

kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para

ahli warisnya.2 Pada asasnya hanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban dalam

lingkungan hukum kekayaan/harta benda saja yang dapat diwariskan. Beberapa

1Sabungan Sibarani. Penerapan Legitime Portie (Bagian Mutlak) Dalam Pembagian

Waris Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Studi Kasus Putusan Nomor

320/PDT/G/2013/PN.JKT.BAR). Volume 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hlm 2 2 Effendi Perangin, Hukum Waris, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 3

Universitas Sumatera Utara

Page 10: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

pengecualian seperti hak seorang bapak untuk menyangkal sahnya seorang anak

dan hak seorang anak untuk menuntut supaya dinyatakan sebagai anak sah dari

bapak dan/atau ibunya (kedua hak itu adalah dalam lapangan hukum

kekeluargaan), dinyatakan oleh undang-undang diwarisi oleh ahli warisnya.

Pasal 830 KUHPerdata dinyatakan bahwa pewarisan hanya berlangsung

karena kematian.3 Jadi, harta meninggal baru terbuka jika si pewaris telah

meninggal dunia saat ahli waris masih hidup ketika harta warisan terbuka. Dalam

hal ini, ada ketentuan khusus dalam Pasal 2 KUHPerdata, yaitu anak yang ada

dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan bila kepentingan

anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkan dianggap ia tidak pernah ada.

Pewarisan hanya terjadi bilamana ada kematian (dari pewaris). Prinsip ini

ditegaskan dalam ketentuan Pasal 830 KUHPerdata (Civil Code/ Burgerlijke

Wetboek). Pada dasarnya setiap orang bisa menjadi ahli waris dan berhak

memperoleh warisan. Lebih jauh lagi, ketentuan Pasal 2 KUHPerdata menetapkan

bahwa dalam rangka melindungi kepentingan ahli waris, bayi dalam kandungan

ibunya akan dianggap telah dilahirkan. Untuk dapat dikualifikasikan sebagai ahli

waris, seseorang harus bernyawa (hidup) atau merupakan makhluk hidup,

termasuk bayi dalam kandungan, pada waktu pewaris meninggal dunia. Dengan

kata lain, embrio yang tercipta pada waktu pewaris meninggal dan kemudian

dilahirkan hidup juga berhak mewaris karena seolah-olah dianggap hidup pada

waktu pewaris masih hidup. Persoalan hukum muncul bilamana pewaris (pemilik

harta benda) dan ahli waris meninggal dunia bersamaan dan tidak jelas siapa yang

3 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

meninggal terlebih dahulu. Ketentuan Pasal 831 KUHPerdata menyatakan bahwa

dalam hal demikian harus diandaikan keduanya meninggal pada saat bersamaan,

dan dengan demikian tidak telah terjadi pewarisan dari satu ke lainnya4

Kendati begitu ketentuan Pasal 838 KUHPerdata menyebutkan juga siapa-

siapa saja yang dianggap tidak berhak menjadi ahli waris dan menerima

pewarisan, yaitu:

1. Seseorang ahli waris yang diputus oleh pengadilan secara final dan putusan

tersebut telah memiliki kekuatan mengikat yang sah bersalah hendak

membunuh (percobaan) atau telah membunuh pewaris;

2. Seseorang ahli waris yang diputus oleh pengadilan secara final dan putusan

tersebut telah memiliki kekuatan mengikat yang sah bersalah mencemari nama

baik pewaris dan dihukum penjara lima tahun atau lebih;

3. Seseorang yang menyerang atau melakukan kekerasan terhadap pewaris dalam

rangka memaksanya membuat atau mengubah surat wasiat;

4. Seseorang yang memalsukan, merusak/menghancurkan surat wasiat dari

pewaris.5

Ketentuan Pasal 833 ayat (1) KUHPerdata, semua ahli waris dengan

sendirinya, karena hukum memperoleh hak milik atas segala harta kekayaan

peninggalan pewaris. Menurut ketentuan Pasal 874 KUHPerdata juga menentukan

bahwa segala harta kekayaan peninggalan pewaris adalah milik semua ahli waris

4 Wilbert D. Kolkman, dkk. Hukum Tentang Orang, Hukum Keluarga dan Hukum Waris

Di Belanda Dan Indonesia, Jakarta, Pustaka Larasan, 2012, hlm 147 5 Ibid. hlm 147-148

Universitas Sumatera Utara

Page 12: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

sesudah dikurangi wasiat berdasar pada ketetapan yang sah.6 Pewaris merupakan

orang yang telah meninggal dan memiliki harta peninggalan. Harta warisan

merupakan harta benda peninggalan dari pewaris, harta benda tersebut dapat

berupa harta kekayaan, hak kekayaan intelektual, merek dagang/perusahaan, dan

hak kebendaan.7

Ahli waris sebagai orang-orang yang mempunyai keperluan atas kejadian

meninggalnya seorang yang pada hubungannya dengan adanya harta kekayaan

yang disiapkan untuk dimanfaatkan akan kebutuhan keselamatan masyarakat.

Inilah salah satu dari ketiga unsur dari pengetian tentang warisan. Meninggalnya

seseorang selalu menyebabkan goncangnya kestabilan atau kejiwaan pada

masyarakat (verstring van maqisch ven wicht in de maatschappuj).8

Pembagian harta warisan sering kali menimbulkan permasalahan di antara

para ahli waris, karena terdapat hak milik atas harta warisan yang ditinggalkan

oleh pewaris baik yang sudah dibagi atau belum sempat dibagi. Konflik dalam

studi kasus ini adanya sengketa atas hak milik atas tanah waris yang belum sempat

dibagi oleh si pewaris. Disebabkan karena para ahli waris tidak dapat saling

bertenggang rasa, menjaga diri dan menahan hawa nafsu dari godaan kebendaan

dan kebutuhan hidup yang konsumtif, sehingga tidak dapat menjaga kerukunan

hidup dalam keluarga serta menimbulkan pertentangan antara para ahli waris

6 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2010,

hlm 212. 7 Ibid., hlm 193.

8 Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta, 2012,

hlm 33.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

untuk berebut harta peninggalan dari pewaris. Pembagiannya harus dialihkan

secara adil dengan semua ahli waris mendapatkan bagiannya masing-masing.9

Hak milik (eigendom) dalam buku ketiga Pasal 570 KUHPerdata

merupakan hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa,

dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya,

asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang

ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak

mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tidak mengurangi

kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas

ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.10

Orang yang

menguasai suatu barang untuk orang lain, begitu pula ahli warisnya, sekali-kali

tidak dapat memperoleh sesuatu dengan jalan daluwarsa, berapa lama pun waktu

yang telah lewat.

Demikian pula seorang penyewa, seorang penyimpan, seorang penikmat

hasil, dan semua orang lain yang memegang suatu barang berdasarkan suatu

persetujuan dengan pemiliknya, tak dapat memperoleh barang itu. Mengandung

arti bahwa orang yang menyewa, menyimpan dan sebagainya barang milik orang

lain tidak dapat memperoleh kepemilikan barang tersebut dengan jalan daluwarsa,

meskipun dengan lewat waktu berapa lamanya, tidak akan mempengaruhi

sedikitpun. Orang-orang yang menyewa, menyimpan dan sebagainya dapat

memperoleh hak milik dengan jalan daluwarsa dengan syarat hak penguasaan

telah berganti dari orang sebelumnya dia.

9 Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2015, hlm 23.

10 Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, Paradnya Pramita, 2004, hlm

171.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Orang dapat memindahkan hak milik barang yang disewakan, digadaikan

dan sebagainya dengan jalan daluarasa dengan syarat apabila orang yang

mempunyai benda tersebut telah menyerahkan hak kepemilikan kepada penyewa

dan lain sebagainya dan si penyewa dapat memiliki hak atas benda tersebut.

Daluwarsa dihitung dengan hari bukan jam dan daluwarsa dapat diperoleh apabila

hari terakhir dari jangka waktu yang telah ditentukan telah lewat.11

Contoh kasus dalam putusan Nomor 02/Pdt.G/2013/PN.BJ, di mana

semasa hidupnya Almarhum (Alm) Amat Barus ada mempunyai hak atas

sebidang tanah seluas ± 7920 m2 yang terletak di Jalan T. Amir Hamzah,

Lingkungan I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai,

Pada tahun 1968 Nawari pindah ke Pangkalan Susu Kabupaten Langkat beserta

istri dan anak-anaknya dan Nawari telah menitipkan tanah dan sebuah rumah

kepada Alm Paijo untuk menempati tanah tersebut dan menempati sebuah rumah

yang ada di atas tanah terperkara, dan Nawari mengatakan kepada Penggugat dan

Alm. Amat Barus bahwa Paijo merupakan famili Nawari, oleh karenannya Saiyah

(Penggugat I) dan Alm Amat Barus tidak keberatan atas keberadaan Paijo beserta

istri dan anak-anaknya pada masa itu dan pada tahun 1998 Amat Barus suami

Penggugat meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri yang bernama Saiyah

(Istri alm) dan meninggalkan anak kandung yaitu M. Ali Barus. Harun Barus

Zainal Barus, Siti Arbayani, Zainal Barus, Siti Nurhajiah.12

11

Fajar Yuda Pratama. Daluwarsa Penghapus Hak Milik Dalam Sengketa Perdata (Studi

Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor : 06/PDT.G/2007.PN.WT), Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2012, hlm 4. 12

Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Pada tahun 2003 Nawari meninggal dunia, dan meninggalkan seorang

isteri yang bernama Sainah dan meninggalkan anak kandung yaitu Nurjanah,

Nurmansyah, Ifik, Wis Nurjali Surya. Paijo meninggal dunia pada tahun 2003

dan meninggalkan seorang isteri bernama Sukini dan meninggalkan anak

kandung yaitu Kelilis Suryani, Klikanto, Sunarni Ningsih, Ruskinasi. Setelah

Alm. Paijo meninggal dunia, dan tanah milik Penggugat I dengan Alm Amat

Barus merupakan boedel warisan Alm Amat Barus, dan sebuah rumah Alm

Nawari yang dibangun di atas tanah tersebut dan merupakan objek perkara dalam

perkara ini masih tetap ditempati dan dikuasai oleh Tergugat VII,VIII,IX,X dan XI

sampai saat ini dan pada tahun 2005 para Penggugat berkeinginan untuk

membagi-bagi harta warisan Alm Amat Barus kepada ahli warisnya dengan

cara akan mengambil kembali tanah terperkara yang ditempati dan dikuasai oleh

Tergugat VII,VIII,IX,X dan Tergugat XI. Maksud dan tujuan Para Penggugat

untuk mengambil kembali atas tanah terperkara yang dikuasai oleh Tergugat VII,

VIII, IX, X dan Tergugat XI adalah sia-sia, di mana Tergugat VII,VIII,IX.X dan

Tergugat XI memperlihatkan kepada Penggugat Surat Ganti Rugi atas tanah

terperkara tertanggal 05 Juni 1973, di mana ganti rugi dilakukan oleh Nawari

kepada Paijo yaitu penyerahan tanah terperkara oleh Nawari kepada Paijo dengan

ganti rugi.13

Pasal 1967 KUHPerdata menyatakan bahwa segala tuntutan hukum baik

yang bersifat kebendaan ataupun perorangan hapus karena Daluwarsa dengan

lewatnya waktu 30 tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu

13

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan

suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk, oleh dan karena itu secara

hukum Gugatan para Penggugat haruslah Ditolak untuk seluruhnya atau setidak-

tidaknya Gugatan Para Penggugat Dinyatakan Tidak Dapat Diterima (Niet on

van kelijke verklaard), karena tanah yang dikuasai oleh Tergugat I, II, III, IV,

V, VI dan juga tanah yang ditempati oleh Alm. Paijo beserta ahli warisnya yaitu

Tergugat VII, VIII, IX, X, XI telah lebih dari 30 tahun tanpa ada Gangguan

dan upaya hukum apapun dari Para Penggugat(Saiyah dkk), oleh karena itu

sangat beralasan hukum Gugatan Penggugat I, II, III, IV, V , VI untuk ditolak

untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya Gugatan Tidak Dapat Diterima (N.O)

karena Daluwarsa.

Hal yang menarik dalam putusan hakim nomor. 02/Pdt.G/2013/PN.BJ ini

merupakan di mana pertimbangan putusan majelis hakim tidak adanya bukti

menunjukan hapusnya hak milik atas tanah ahli waris yang sah secara hukum

perdata tentang konversi atas tanah sengketa tersebut apakah tanah tersebut

konversi secara hibah atau waris, serta majelis hakim menyebutkan bahwa para

penggugat merupakan ahli waris yang sah dari pewaris alm. Amat Barus serta

majelis hakim dalam pertimbangannya menyebutkan para tergugat telah mengakui

mengusai tanah sengketa tersebut tanpa memberi hak para penggugat atas tanah

sengketa tersebut, akan tetapi hakim memutuskan menerima gugatan para

Penggugat untuk sebagian, dengan alasan adanya Daluwarsa, sehingga

menyebabkan hapusnya hak milik atas tanah.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian

mengenai Harta Warisan Yang Di Kuasai Oleh Pihak Lain Dengan Melawan

Hukum (Studi Kasus Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai).

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan uraian yanmg telah dijelaskan di atas

maka, permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan perdata BW dalam perkawinan dan kedudukan ahli

waris dalam hukum perdawa BW?

2. Apa yang menyebabkan terjadinya daluwarsa terhadap gugatan yang telah

diajukan oleh penggugat di pengadilan dalam Putusan No. 02/

Pdt.G/2013/PN-Binjai?

3. Bagaimana penerapan hukum tanah yang dikuasai pihak lain menurut

Hukum Perdata?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kedudukan perdata BW dalam perkawinan dan

kedudukan ahli waris dalam hukum perdawa BW..

2. Untuk mengetahui yang menyebabkan terjadinya daluwarsa terhadap

gugatan yang telah diajukan oleh penggugat di pengadilan dalam Putusan

No. 02/ Pdt.G/2013/PN-Binjai.

3. Untuk mengetahui penerapan hukum tanah yang dikuasai pihak lain

menurut Hukum Perdata.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoretis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam disiplin ilmu hukum di

bidang hukum waris, baik dari segi penerapan hukum waris perdata (BW)

berkaitan dengan harta warisan yang di kuasai oleh pihak lain dengan

melawan hukum.

2. Secara praktis

Diharapkan memberikan jalan keluar yang akurat terhadap permasalahan yang

diteliti dan di samping itu peneltian ini dapat mengungkapkan teori-teori baru

serta pengembangan teori-teori yang sudah ada.

E. Keaslian Penulisan

Penelitian yang berjudul “Harta Warisan Yang Di Kuasai Oleh Pihak Lain

Dengan Melawan Hukum (Studi Kasus Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai)

merupakan hasil pemikiran sendiri dan masukan dari dosen pembimbing.

Berdasarkan penelusuran di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan

Universitas yang ada di Indonesia baik secara fisik maupun online judul tersebut

di atas belum pernah ada yang membuat. Kalaupun ada seperti beberapa judul

penelitian yang diuraikan di bawah ini dapat diyakinkan bahwa substansi

pembahasannya berbeda, namun ada beberapa penelitian skripsi yang memiliki

kemiripan dengan judul yang diangkat, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 19: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Ariesya Amalia Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

(2012), dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Hak dan Bagian Anak Laki-Laki

Peranan Developer Dalam Perjanjian Jual-Beli Rumah Melalui Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) (Studi pada Perumahan Syukur Indah). Adapun permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

1. Hak dan bagian warisan anak laki-laki berdasarkan putusan Pengadilan

Agama Tebing Tinggi No.102/Pdt-G/2007/PA-TTD.

2. Dasar pertimbangan hakim memutuskan bagian masing-masing ahli waris

dalam dua tahap.

3. Dasar pertimbangan hakim tentang pelaksanaan hibah yang dilakukan

pewaris.

Tri Harjani Lestianingsih Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Surakarta (2010) dengan judul penelitian Pertimbangan Hakim Dalam

Menentukan Putusan Terhadap Perkara Warisan Dalam Pemeriksaan Perkara

Perdata (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta). Adapun permasalahan

dalam penelitian ini :

1. Petimbangan hakim dalam menentukan pembuktian dan putusan terhadap

perkara warisan.

2. Hambatan hakim dalam menentukan putusan terhadap Perkara warisan di

Pengadilan Negeri Surakarta.

3. Akibat dari putusan warisan di Pengadilan Negeri Surakarta.

Abu Bakar Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur (2011), dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Tentang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Penyelesaian Sengketa Harta Waris melalui Perdamaian (Studi Kasus

N0.1067/Pdt.G/2010/PA.Sda). Adapun permasalahan dalam penelitian ini:

1. Proses perdamaian dalam penyelesaian sengketa harta waris

2. Implementasi dari putusan perdamaian yang diberikan oleh pengadilan agama

Dengan demikian keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

secara moral dan ilmiah. Pengujian tentang kesamaan dan keaslian judul yang

diangkat di perpustakaan fakultas hukum universitas sumatera utara khususnya

dilingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, juga telah dilakukan

dan dilewati.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif. Penelitian yuridis normatif merupakan penelitian yang mengacu pada

norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.14

Penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan

baku utama, menelah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum,

konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem

hukum dengan menggunakan data sekunder, diantaranya: asas, kaidah, norma dan

aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan

lainnya, dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan

dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian.15

14

Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan

Singkat, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013, hlm 1. 15

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grafindo Peresada,2014,

hlm. 24.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

2. Sifat penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka sifat penelitian

yang sesuai adalah deskriptif. Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu

yang bersifat deskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat deskriptif, ilmu

hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum,

konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum.16

3. Sumber data penelitian

Penelitian ini bersumber pada studi kepustakaan (library research),

sehingga jenis data yang akan dikaji adalah data sekunder.17

Dalam penelitian ini

jenis data sekunder yang peneliti gunakan terdiri dari :

a. Bahan hukum primer: merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas, yang terdiri dari perundang-undangan,

catatan-catatan resmi. Bahan hukum primer tersebut merupakan bahan

yang terkait dengan pelarangan eksport konsentrat meliputi :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

4) Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai.

b. Bahan hukum sekunder, merupakan bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya undang-

undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan jurnal

16

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2008,

hlm. 22 17

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit., hlm. 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

serta artikel. Penelitian ini menggunakan bahan hukum sekunder yang

terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus

hukum, kamus Bahasa Indonesia dan ensiklopedia.

4. Teknik pengumpul data

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan, penulis mengunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library reseach). Penelitian ini

menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach). Dalam hal ini penelitian

hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara

meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama

dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Studi

kepustakan (library reseach) adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-

bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa

rujukan beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para hukum

yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, jurnal, artikel koran dan

majalah.

5. Analisis data

Setelah bahan hukum yang terdiri dari bahan-bahan hukum primer dan

sekunder diperoleh kemudian melakukan analisis data secara kualitatif, yaitu

dengan melakukan analisis secara exploratif terhadap peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan harta warisan yang di kuasai oleh pihak lain

Universitas Sumatera Utara

Page 23: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dengan melawan hukum. Kemudian penulis menghubungkan dengan pendapat-

pendapat ahli, asas-asas hukum, perbandingan hukum, dan sinkronisasi aturan

hukum. Lalu penulis mencoba merumuskan dalam bentuk uraian dan akhirnya

ditarik suatu kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi pula

atas beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan

skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat, sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II KEDUDUKAN PERDATA BW DALAM PERKAWINAN DAN

KEDUDUKAN AHLI WARIS DALAM HUKUM PERDATA BW

DAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

Bab ini membahas mengenai pemaahaman dasar harta benda dalam

kedudukan ahli waris menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Harta benda perkawinan menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Harta. Harta perkawinan yang berlaku menurut Undang-

Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 dan Akibat hukum terhadap harta

warisan.

BAB III YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DALUWARSA

TERHADAP GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT

Universitas Sumatera Utara

Page 24: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

DI PENGADILAN DALAM PUTUSAN NO.02/PDT.G/2013/PN-

BINJAI

Bab ini membahas pengertian dalurwarsa. Macam-macam daluwarsa.

Dalurwarsa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Harta.

Sebab-sebab yang mencegah daluwarsa dan Hapusnya daluwarsa akibat

iktikad buruk dari penggugat.

BAB IV PENERAPAN HUKUM TANAH YANG DIKUASAI PIHAK LAIN

MENURUT HUKUM PERDATA

Bab ini membahas posisi kasus putusan pengadilan Negeri No.

02/Pdt.G/2013/PN-Binjai. Legal Receveing mengenai daluwarsa pada

gugatan ahli waris. Legal receiving mengenai daluwarsa gugatan

penggugat dan analisis putusan hakim tentang hak ahli waris terhadap

harta warisan yang telah dikuasai oleh pihak lain.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan intisari yang berisikan kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil pembasan setiap bab dalam permasalahan tersebut.

Bab ini juga akan memaparkan beberapa saran yang dapat diberikan

sehubungan dengan pemaparan kesimpulan tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 25: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB II

KEDUDUKAN PERDATA BW DALAM PERKAWINAN DAN

KEDUDUKAN AHLI WARIS DALAM HUKUM

PERDATA BW

A. Pemahaman Dasar Harta Benda Dalam Kedudukan Ahli Waris Menurut

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Hukum waris menurut konsepsi hukum perdata barat yang bersumber pada

BW, merupakan bagain dari hukum harta kekayaan. Oleh karena itu, hanyalah hak

dan kewajiban yang berwujud harta kekayaan yang merupakan warisan dan yang

akan diwariskan. Hak dan kewajiban dalam hukum publik , hak dan kewajiban

yang timbul dari kesusilaan dan kesopanan tidak akan diwariskan, demikian pula

halnya dengan hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan hukum keluarga, ini

juga tidak dapat diwariskan.18

Harta kekayaan merupakan benda milik seseorang yang mempunyai nilai

ekonomi. Dalam literatur hukum, benda adalah terjemahan dari istilah bahasa

Belanda zaak, barang adalah terjemahan dari good, dan hak adalah terjemahan dari

recht. Berdasarkan Pasal 499 KHUPerdata, pengertian benda meliputi barang dan

hak. Barang adalah benda berwujud, sedangkan hak adalah benda tak berwujud.19

Pasal 119 KUHPerdata dikemukakan bahwa mulai saat perkawinan

dilangsungkan demi hukum berlakulah persatuan bulat antara harta kekayaan suami

18

Erman Suparman, Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat dan BW

Bandung, Rafika Aditama, 2014, hlm 25 19

Abdulkadir Muhammad. Hukum Harta Kekayaan. Bandung, Citra Aditya Bakti. 1994,

hlm.10.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dan istri, sekedar mengenai itu dengan perjanjian perkawinan tidak diadakan

ketentuan lain.20

Adapun kekayaan yang dimaksud dalam rumusan di atas adalah sejumlah

harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal dunia berupa

kumpulan aktiva dan pasiva. Pada dasarnya proses beralihnya harta kekayaan

seseorang kepada ahli warisnya, yang dinamakan pewarisan, terjadi hanya karena

kematian, oleh karena itu, pewarisan baru akan terjadi jika terpenuhi tiga

persyaratan, yaitu:

a. Ada seseorang yang meninggal dunia

b. Ada seseorang yang masih hidup sebagai ahli waris yang akan memperoleh

warisan pada saat pewaris meninggal dunia.

c. Ada sejumlah harta kekayaan yang ditinggalkan pewaris.21

Pasal 1048 KUHPerdata, dinyatakan bahwa: “Penerimaan suatu warisan

dapat dilakukan secara tegas atau dengan diam-diam, terjadilah dengan tegas

penerimaan itu jika seorang di dalam suatu tulisan autentik atau suatu tulisan di

bawah tangan menamakan dirinya waris atau mengambil kedudukan sebagai

demikian, dengan diam-diam terjadilah penerimaan itu, jika seorang waris

melakukan suatu perbuatan, yang dengan jelas menunjukkan maksudnya untuk

menerima warisan tersebut, dan yang memang hanya dapat dilakukannya dalam

kedudukannya sebagai waris. Ahli waris atau para ahli waris yang menerima

warisan secara murni, baik secara diam-diam maupun dengan tegas,

bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kewajiban yang melekat pada harta

20

A. Damanhuri, Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama, Bandung,

Mandar Maju, 2012, hlm 5 21

Ibid, hlm 7

Universitas Sumatera Utara

Page 27: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

warisan, artinya ahli waris harus menanggung segala macam utang-utang si

pewaris. Aktiva atau harta kekayaan dan passiva atau utang, dengan sendirinya

berpindah kepada ahli waris.22

Dalam KUHPerdata Hukum kewarisan diatur dalam Buku II KUHPerdata.

Jumlah pasal yang mengatur hukum waris sebanyak 300 pasal, yang dimulai dari

Pasal 830 sampai dengan Pasal 1130 KUHPerdata.

Ketentuan Pasal 1055 KUHPerdata dinyatakan bahwa: “hak untuk

menerima warisan secara murni, lewat waktu atau daluwarsa setelah 30 (tiga puluh)

tahun, terhitung sejak hari terbukanya warisan, asal sebelum maupun sesudah lewat

jangka waktu tersebut, warisannya telah diterima oleh salah seorang dari mereka

yang oleh undang-undang atau oleh suatu wasiat ditunjuk sebagai waris, namun

dengan tidak mengurangi hak-hak pihak ketiga atas warisan tersebut, yang

diperoleh karena suatu alasan yang sah.” Apabila sudah menyatakan menerima

dengan murni, maka tidak mungkin lagi menerima dengan benefisier, akan tetapi

ahli waris yang sudah menerima secara benefisier, ia masih dapat menerima secara

murni. Ahli waris yang sudah menerima secara murni atau benefisier tidak dapat

lagi menolak warisan.23

Ahli waris yang sudah menolak warisan, tidak dapat lagi menerima dengan

cara bagaimana pun juga, kecuali jika harta warisan belum dibagi, ia masih dapat

menerimanya. Ketentuan Pasal 1032, “hak istimewa untuk mengadakan

pendaftaran harta peninggalan mempunyai akibat:

22

Djajah S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perspektif BW, Edisi Revisi ke-II Cet. II,

Bandung, Nuansa Aulia, 2013, hlm. 218. 23

Daniel Angkow, Kedudukan Ahli Waris Ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum

Perdatalex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017, hlm 70.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

a. Bahwa si waris tidak diwajibkan membayar utang-utang dan beban-beban

warisan yang melebihi jumlah harga benda-benda yang termasuk warisan itu,

dengan menyerahkan semua benda yang termasuk warisan kepada kekuasaan

para berpiutang.

b. Bahwa benda-benda pribadi si waris tidak dicampur dengan benda-benda

warisan, dan bahwa ia tetap berhak menagih piutangpiutangnya pribadi dari

warisan.”24

Hukum kewarisan BW dikenal ada dua cara seseorang memperoleh hak

warisan, yaitu pewarisan menurut undang-undang (secara Ab Intestato) dan

pewarisan secara testamentair (wasiat).25

Ada dua cara perolehan berdasar undang-

undang yaitu karena diri sendiri (uit eigen hoofed) dan mewarisi tidak langsung

atau dengan cara mengganti (bijplaatsvervulling) merupakan mewaris untuk orang

sudah meninggal terlebih dahulu dari pada si pewaris. Ia menggantikan ahli waris

yang telah meninggal lebih dulu dari si pewaris. Uiteigen hoofed berdasar Pasal 852

ayat (2) KUHPerdata di mana haknya merupakan haknya sendiri, mewarisi kepala

demi kepala artinya tiap-tiap ahli waris menerima bagian yang sama besarnya.

Adapun bij plaatsvervulling yaitu mewarisi berdasarkan pergantian yaitu pewarisan

dimana ahli waris mewarisi menggantikan ahli waris yang berhak menerima

warisan yang telah meninggal dunia lebih dahulu.

Menurut hukum waris barat terdapat dua unsur penting yaitu, antara lain

1. Unsur individual (menyangkut diri pribadi seseorang). Pada prinsipnya

seseorang pemilik atas suatu benda mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya

24

Ibid. 25

Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat, Cet.II,

Jakarta, Kencana Renada Media Group, 2006, hlm. 16

Universitas Sumatera Utara

Page 29: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

sebagai individu untuk berbuat apa saja atas benda yang dimilikinya termasuk

harta kekayaannya menurut kehendaknya.26

2. Unsur sosial (menyangkut kepentingan bersama). Perbuatan yang dilakukan

pemilik harta kekayaan sebagaimana dijelaskan dalam unsur individual dapat

mengakibatkan kerugian pada ahli waris sehingga undang-undang memberikan

pembatasan-pembatasan terhadap kebebasan pewaris demi kepentingan ahli

waris.27

Dasar hukum seseorang ahli waris mewarisi sejumlah harta pewaris menurut

sistem hukum waris BW ada dua cara, yaitu:

1. Menurut ketentuan undang-undang (ab intestato) undang-undang berprinsip

bahwa seseorang bebas menentukan kehendaknya tentang harta kekayaannya

setelah ia meninggal dunia, namun bila ternyata orang tersebut tidak

menentukan sendiri ketika masih hidup maka undang-undang kembali akan

menentukan perihal pengaturan harta yang ditinggalkan seseorang tersebut.

Ahli waris menurut undang-undang berdasarkan hubungan darah, terdapat

empat golongan, yaitu:

a. Golongan I: keluarga dalam garis lurus ke bawah, meliputi anak-anak dan

keturunan mereka beserta suami atau isteri yang hidup paling lama.

b. Golongan II: keluarga dalam garis lurus ke atas, meliputi orang tua dan

saudara, baik laki-laki maupun perempuan serta keturunan mereka.

c. Golongan III: kakek, nenek dan leluhur selanjutnya ke atas dari pewaris.

26

Ahlan Sjarif dkk. Hukum Kewarisan BW “Pewarisan Menurut Undang-Undang,

Depok, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2005, hlm 13. 27

Ibid., hlm

Universitas Sumatera Utara

Page 30: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

d. Golongan IV: anggota keluarga dalam garis ke samping dan sanak keluarga

lainnya sampai derajat keenam.

Undang-undang tidak membedakan ahli waris laki-laki dan perempuan, juga

tidak membedakan urutan kelahiran. Hanya ada ketentuan bahwa ahli waris

golongan pertama jika masih ada maka akan menutup hak anggota keluarga

lainnya dalam garis lurus ke atas maupun ke samping. Demikian pula,

golongan yang lebih tinggi derajatnya menutup yang lebih rendah

derajatnya.

2. Ditunjuk dalam surat wasiat (testament). Surat wasiat (testament) merupakan

suatu pernyataan tentang apa yang dikehendaki setelah ia meninggal dunia.28

Sifat utama surat wasiat adalah mempunyai kekuatan berlaku setelah pembuat

surat wasiat meninggal dunia dan tidak dapat ditarik kembali. Ahli waris

menurut surat wasiat jumlahnya tidak tentu sebab bergantung pada kehendak si

pembuat wasiat.

Dari kedua macam ahli waris tersebut di atas, ahli waris yang

diutamakan adalah ahli waris menurut undang-undang. Hal ini terbukti

beberapa peraturan yang membatasi kebebasan seseorang untuk membuat surat

wasiat agar tidak sekehendak hatinya, yaitu dala Pasal 881 ayat (2), yaitu

”Dengan sesuatu pengangkatan waris atau pemberian hibah, pihak yang

mewariskan atau pewaris tidak boleh merugikan para ahli warisnya yang berhak

atas sesuatu bagian mutlak”.

28

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta, Intermasa, 2001, hlm 78

Universitas Sumatera Utara

Page 31: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Undang-undang telah menentukan bahwa untuk melanjutkan kedudukan

hukum seseorang yang meninggal, sedapat mungkin disesuaikan dengan kehendak

dari orang yang meninggal itu. Undang-undang berprinsip bahwa seseorang bebas

untuk menentukan kehendaknya tentang harta kekayaan setelah pewaris

meninggal dunia, akan tetapi apabila ternyata seorang tidak menentukan sendiri

ketika pewaris masih hidup tentang apa yang akan terjadi terhadap harta

kekayaannya, maka dalam hal demikian undang-undang kembali akan

menentukan perihal pengaturan harta yang ditinggalkan pewaris tersebut.29

B. Harta Benda Perkawinan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata

Perkawinan, di dalam KUHPerdata tidak mengenal hal tersebut. Di dalam

KUH Perdata Pasal 26 yang dinyatakan bahwa “Undang-undang memandang

perkawinan hanya dalam hubungan keperdataan.”

Setiap orang atau pasangan (pria dan wanita) jika sudah melakukan

perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak diantara mereka

berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Perkawinan menurut

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, bukan hanya merupakan

suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan

keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak ukurnya sepenuhnya

ada pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang dianutnya.30

29

Erman Suparman, Op.Cit., hlm 25 30

Arifah S. Maspeke. Kedudukan Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Fiqih Dan

Hukum Positif Indonesia Serta Praktek Putusan Pengadilan Agama. Jurnal Hukum Khaira

Ummah, Vol. 12. No. 2 Juni 2017, hlm 174

Universitas Sumatera Utara

Page 32: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Harta kekayaan merupakan benda milik seseorang yang mempunyai nilai

ekonomi. Dalam literatur hukum, benda adalah terjemahan dari istilah bahasa

Belanda zaak, barang adalah terjemahan dari good, dan hak adalah terjemahan dari

recht. Menurut Pasal 499 KHUPerdata, pengertian benda meliputi barang dan hak.

Barang adalah benda berwujud, sedangkan hak adalah benda tak berwujud.31

Harta

benda yang menjadi hak sepenuhnya masing-masing pihak adalah harta bawaan

masing-masing sebelum terjadinya perkawinan ataupun harta yang diperoleh

masing-masing pihak dalam masa perkawinan yang bukan merupakan usaha

bersama, misalnya menerima warisan, hibah, hadiah dan lain sebagainya.

Hilman Hadikusuma menyatakan bahwa harta perkawinan itu dapat

digolongkan menjadi empat, antara lain

1. Harta yang diperoleh suami atau isteri secara perkawinan yaitu harta bawaan.

2. Harta yang diperoleh suami atau isteri secara perkawinan perseorangan

sebelum atau sesudah perkawinan yaitu harta penghasilan.

3. Harta yang diperoleh suami isteri bersama-sama selama perkawinan yaitu

herta pencaharian.

4. Harta yang diperoleh suami isteri bersama ketika upacara perkawinan sebagai

hadiah yang disebut hadiah perkawinan. 32

C. Harta Perkawinan Yang Berlaku Menurut Undang-Undang Perkawinan

No. 1 tahun 1974

Pengertian Perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 Pasal 1

yang dinyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahirbatin antara seorang pria

31

Abdulkadir Muhammad. Op.Cit., hlm 10 32

Hilman Hadikusuma, Op.Cit., hlm 157

Universitas Sumatera Utara

Page 33: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dengan seorang wanita sebagai suami isteri, dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia, kekal dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”

Seorang laki-laki atau perempuan, ketika belum menikah mereka

mempunyai hak dan kewajiban yang utuh. Hak dan kewajiban yang berkaitan

dengan kehidupannya, hak dan kewajiban akan harta miliknya dan sebagainya.

Kemudian setelah mereka mengikatkan diri dalam lembaga perkawinan, maka

mulai saat itulah hak kewajiban mereka menjadi satu. Pengertian menjadi satu

tersebut bukan berarti hak dan kewajiban masing-masing pihak akan meleburkan

diri, melainkan hak dan kewajiban mereka tetap utuh walaupun mereka telah

bersatu dalam kehidupannya. Untuk itulah mereka harus memahami dan

menghormati satu sama lain. Tidak merasa salah satu sebagai penguasa dan

lainnya menjadi budak, tidak merasa salah satu dari mereka paling berjasa dan

lainnya menumpang.33

Pemahaman tentang hak dan kewajiban ini menjadi sangat penting dan

sangat mendasar, apabila akan dikaji lebih dalam tentang konsekuensi-

konsekuensi dari kehidupan perkawinan, karena dalam kehidupan perkawinan,

akan melahirkan hak dan kewajiban antara lain tentang anak dan hak kewajiban

tentang harta. Bahkan kemudian akan kemungkinan pembagian harta bila

perkawinan putus baik karena perceraian atau karena kematian. Untuk kali ini,

dalam tulisan ini hanya akan dibahas tentang hak dan kewajiban yang berkaitan

dengan harta perkawinan.34

33

https://majalahtantri.wordpress.com/2009/01/21/tentang-harta-bersama-dalam-

perkawinan-menurut-undang-undang-perkawinan-no-1-tahun-1974/diakses tanggal 15 Maret 2018 34

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 34: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.

Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh

masing-masing sebagai hadiah atau warisan, merupakan di bawah penguasaan

masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain. Pasal 35 Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Dengan demikian dapat

disimpulkan, bahwa harta benda perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan

merupakan harta terpisah, artinya, segala harta yang di bawa ke dalam perkawinan

(yang disebut harta bawaan), tetap dikuasai dan dimiliki oleh pihak yang

membawa. Harta yang diperoleh selama perkawinan, menjadi harta bersama,

kecuali diperoleh karena warisan dan hibah. Apabila mau menyimpang dari

prinsip harta benda perkawinan ini, maka dibuat perjanjian kawin sebelum

perkawinan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Pengaturan harta benda dalam perkawinan. Ada jenis harta perkawinan,

yaitu Harta Bersama dan Harta Bawaan. Harta Bersama yaitu harta yang diperoleh

selama perkawinan (Pasal 35 sub 1) yang dalam hukum adat disebut harta gono

gini. Mengenai harta bersama suami-isteri tersebut dapat bertindak atas

persetujuan kedua belah pihak (Pasal 36 sub 1), Harta bawaan yaitu harta yang

dibawa ke dalam perkawinan (dalam hukum adat harta asal dan harta benda yang

diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan tetap dalam penguasaan

masing- masing, sepanjang para pihak tidak menentukan lain (Pasal 35 sub 2)).

Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan isteri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya (Pasal

Universitas Sumatera Utara

Page 35: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

36 sub 2). Bila perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut

hukumnya masing-masing..35

Hal ini pastinya akan membawa pengaruh bagi harta kekayaan suatu

perkawinan, baik selama perkawinan berlangsung ataupun jika suatu saat terjadi

perceraian. Harta di dalam perkawinan dibedakan atas harta bersama dan harta asal

atau bawaan. Hal ini diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, yaitu sebagai berikut:

1. Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama

2. Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang

diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.36

Masih berlakunya KUHPerdata dalam keberadaan harta perkawinan, hal ini

pernah ada keputusan Mahkamah Agung (MA) tanggal 15 Februari 1977 No.

726K/Sip/1976, dalam mana dipertimbangkan, bahwa “sekalipun Undang-Undang

Nomor1 Tahun 1974 telah berlaku, tetapi untuk peaksanaannya masih memerlukan

peraturan pelaksanaan dan karena hingga kini peraturan pelaksanaan yang

mengatur sebagai pengganti ketentuan- ketentuan yang dalam BW belum ada, maka

bagi penggugat dan tergugat yang adalah WNI Keturunan Cina masih berlaku

ketentuan-ketentuan mengenai perkawinan yang tercantum dalam KUHPerdata.37

Dari hal tersebut di atas diartikan masih diberlakukan ketentuan- ketentuan hukum

dan perundang- undangan lama. Namun untuk tunduk pada peraturan KUH Perdata

35

Isetyowati Andayani., Op.Cit., hlm 354 36

Arifah S. Maspeke.Op.Cit., hlm 175 37

Isetyowati Andayani. Keberadaan Harta Perkawinan Dalam Problematika Perkawinan

Perspektif Volume X No.4 Tahun 2005 Edisi Oktober, hlm 357-358

Universitas Sumatera Utara

Page 36: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

mengenai harta benda perkawinan, maka berbeda dengan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974, karena dalam KUH Perdata, apabila terjadi perkawinan maka hanya

ada kebersama-an (kebulatan) harta benda perkawinan. Hal ini memang berbeda

dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang mengenal jenis harta

perkawinan ada 2 (dua) yaitu harta bersama dan harta bawaan.38

D. Kedudukan Ahli Waris dalam Hukum Perdata BW

Ahli waris adalah anggota keluarga orang yang meninggal dunia yang

menggantikan kedudukan pewaris dalam bidang hukum kekayaan karena

meninggalnya pewaris.39

Ahli waris menurut KUH Perdata dapat diidentifikasi

melalui adanya hubungan sedarah, semenda (ikatan perkawinan), dan orang lain

yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pewaris (melalui surat wasiat).

Dalam Pasal 290 ayat (1) KUH Perdata: “keluarga sedarah merupakan pertalian

kekeluargaan antara mereka, yang mana yang satu adalah keturunan oang lain,

atau yang semua mempunyai nenek moyang yang sama”.

Pasal 1048 KUH Perdata, dinyatakan bahwa “Penerimaan suatu warisan

dapat dilakukan secara tegas atau dengan diam-diam, terjadilah dengan tegas

penerimaan itu jika seorang di dalam suatu tulisan autentik atau suatu tulisan di

bawah tangan menamakan dirinya waris atau mengambil kedudukan sebagai

demikian, dengan diam-diam terjadilah penerimaan itu, jika seorang waris

melakukan suatu perbuatan, yang dengan jelas menunjukkan maksudnya untuk

menerima warisan tersebut, dan yang memang hanya dapat dilakukannya dalam

38

Ibid., hlm 358 39

Surini Ahlan Sjarif dan nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat,

Jakarta,Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005, hlm 11

Universitas Sumatera Utara

Page 37: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

kedudukannya sebagai waris. Ahli waris atau para ahli waris yang menerima

warisan secara murni, baik secara diam-diam maupun dengan tegas, bertanggung

jawab sepenuhnya atas segala kewajiban yang melekat pada harta warisan, artinya

ahli waris harus menanggung segala macam utang-utang si pewaris. Aktiva atau

harta kekayaan dan passiva atau utang, dengan sendirinya berpindah kepada ahli

waris.40

Berdasarkan ketentuan Pasal 1055 KUHPerdata dinyatakan bahwa: “hak

untuk menerima warisan secara murni, lewat waktu atau daluwarsa setelah 30

(tiga puluh) tahun, terhitung sejak hari terbukanya warisan, asal sebelum maupun

sesudah lewat jangka waktu tersebut, warisannya telah diterima oleh salah seorang

dari mereka yang oleh undang-undang atau oleh suatu wasiat ditunjuk sebagai

waris, namun dengan tidak mengurangi hak-hak pihak ketiga atas warisan

tersebut, yang diperoleh karena suatu alasan yang sah.” Apabila sudah dinyatakan

menerima dengan murni, maka tidak mungkin lagi menerima dengan benefisier,

akan tetapi ahli waris yang sudah menerima secara benefisier, ia masih dapat

menerima secara murni. Ahli waris yang sudah menerima secara murni atau

benefisier tidak dapat lagi menolak warisan.41

Sedangkan menurut Pasal 1056

KUHPerdata, dinyatakan bahwa: “si waris yang sudah menolak warisannya masih

juga dapat menerimanya, selama warisan itu belum diterima oleh mereka yang

40

Djajah S. Meliala, Op.Cit., hlm. 218. 41

Eman Suparman, Intisari Hukum Waris Indonesia, Bandung, Bandar Maju, 1995, hlm.

41.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

ditunjuk oleh undang-undang atau wasiat, dengan tidak mengurangi hak-hak

pihak ketiga.42

Hukum kewarisan BW dikenal ada dua cara seseorang memperoleh hak

warisan, yaitu pewarisan menurut Undang-undang (secara Ab Intestato) dan

pewarisan secara testamentair (wasiat).43

Ada dua cara perolehan berdasar

Undang-Undang yaitu karena diri sendiri (uit eigenhoofed) dan mewarisi tidak

langsung atau dengan cara mengganti (bijplaatsvervulling) merupakan mewaris

untuk orang sudah meninggal terlebih dahulu dari pada si pewaris. Ia

menggantikan ahli waris yang telah meninggal lebih dulu dari si pewaris. Uiteigen

hoofed berdasar Pasal 852 ayat (2) KUHPerdata dimana haknya adalah haknya

sendiri, mewarisi kepala demi kepala artinya tiap-tiap ahli waris menerima bagian

yang sama besarnya. Adapun bij plaatsvervulling yaitu mewarisi berdasarkan

pergantian yaitu pewarisan dimana ahli waris mewarisi menggantikan ahli waris

yang berhak menerima warisan yang telah meninggal dunia lebih dahulu.44

42

Ibid 43

Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat, Cet.II ,

Jakarta, Kencana Renada Media Group, 2006, hlm. 16 44

Effendi Perangin, Op.Cit, hlm.14

Universitas Sumatera Utara

Page 39: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB III

YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DALUWARSA TERHADAP

GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DI

PENGADILAN DALAM PUTUSAN

No. 02/ Pdt.G/2013/PN-Binjai

A. Pengertian Daluwarsa

Istilah daluwarsa sudah tidak asing lagi didengar. Kata daluwarsa sering

digunakan untuk menunjukkan keadaan di mana barang/jasa tidak dapat digunakan

atau dipakai lagi karena telah melewati masa berlakunya barang tersebut.45

Daluwarsa merupakan suatu sarana hukum untuk memperoleh sesuatu atau suatu

alasan untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan

dengan terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang.

Seseorang tidak boleh melepaskan daluwarsa sebelum tiba waktunya, tetapi boleh

melepaskan suatu daluwarsa yang telah diperolehnya.46

Pelepasan daluwarsa dapat dilakukan secara tegas atau secara diam-diam.

Pelepasan secara diam-diam disimpulkan dari suatu perbuatan yang menimbulkan

dugaan bahwa seseorang tak hendak menggunakan suatu hak yang telah

diperolehnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu sarana

hukum untuk memperoleh sesuatu atau suatu alasan untuk dibebaskan dari suatu

perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan dengan terpenuhinya syarat-syarat

yang ditentukan dalam undang-undang. Seseorang tidak boleh melepaskan

45

Nico Angurah https://www.academia.edu/20260645/DALUWARSA_HSB, diakses

tanggal 15 Maret 2018 46

A. Pitlo, Pembuktian dan Daluwarsa, Jakarta, Intermasa, 1986, hlm, 162

Universitas Sumatera Utara

Page 40: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

daluwarsa sebelum tiba waktunya tetapi boleh melepaskan suatu daluwarsa yang

telah diperolehnya.

B. Macam-Macam Daluwarsa

Ada dua macam Daluwarsa (verjaring), yaitu

1. Daluwarsa Memperoleh (Acquisitieve Verjaring), yaitu lampau waktu untuk

memperoleh hak milik atas suatu benda

2. Daluwarsa membebaskan (Extinctieve Verjaring), yaitu lampau waktu untuk

dibebaskan dari suatu perjanjian atau dibebaskan dari tuntutan.47

Menurut ketentuan Pasal 1963 KUHPerdata, untuk memperoleh hak milik

atas suatu benda berdasar pada daluwarsa (lampau waktu) harus dipenuhi unsur-

unsur adanya iktikad baik, ada alas hak yang sah, menguasai benda itu terus

menurus selam 20 (dua puluh) tahun tanpa ada yang menggugat atau jika tanpa alas

hak, menguasai benda itu harus terus menerus selama 30 (tiga puluh) tahun. Pasal

1967 KUHPerdata menentukan bahwa segala tuntutan, baik yang bersifat

kebendaan maupun yang bersifat perorangan harus karena daluwarsa dengan lewat

waktu 30 (tiga puluh) tahun, sedangkan orang yang menunjukkan adanya daluwarsa

itu tidak dapat diajukan kehadapan tangkisan yang berdasar pada iktikad buruk,

terhadap benda yang bergerak yang bukan bunga atau piutang yang bukan atas

tunjuk (niet toonder), siapa yang menguasainya dianggap sebagai pemiliknya.

Walaupun demikian jika ada orang yang kehilangan atau kecurian suatu benda

dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak hari hilangnya atau dicurigainya

47

Abdulkadir Muhammad, Loc.Cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

benda itu, dia dapat menuntut kembali bendanya yang hilang atau dicuri itu sebagai

miliknya dari tangan siapapun yang menguasainya.

Pemegang benda terakhir dapat menuntut kepada orang yang terakhir yang

menyerahkan atau menjual kepadanya suatu ganti kerugian Pasal 1977

KUHPerdata. Daluwarsa tidak dapat berjalan atau tertangguh dalam hal-hal seperti

tersebut di bawah ini :

1. Terhadap anak yang belum dewasa, orang yang di bawah pengampunan

2. Terhadap istri selama perkawinan (ketentuan ini tidak berlaku lagi)

3. Terhadap piutang yang digantungkan pada suatu syarat selama syarat itu tidak

terpenuhi

4. Terhadap seorang ahli waris yang telah menerima suatu warisan dengan hak

istimewa untuk membuat pendaftaran benda peninggalan mengenai piutan-

piutangnya Pasal 1967 – 1991 KUHPerdata.48

Mengenai lewatnya waktu dalam daluwarsa, di mana kalau dilihat dari

waktu menurut undang-undang bisa berjangka pendek yaitu sekitar 1 (satu) bulan

sampai dengan 5 (lima) tahun bisa berjangka waktu panjang yaitu 20 (dua puluh)

tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun. Biasanya untuk kurun waktu panjang

ini berlaku untuk barang-barang tidak bergerak, misalnya tanah, bangunan, dan

lainnya.

C. Dalurwarsa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Daluwarsa merupakan batas waktu akhir untuk memperoleh dan atau

melepaskan sesuatu hak secara sah. Pengertian daluwarsa atau verjaring sesuai

48

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 42: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dengan Pasal 1946 KUHPerdata suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk

dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan atas syarat

yang telah ditentukan oleh undang-undang.49

Batas waktu akhir untuk memperoleh

dan atau melepaskan sesuatu hak merupakan batasan waktu terakhir untuk

memperoleh dan atau melepaskan suatu hak secara sah. Apabila ternyata batas

waktu akhir tersebut telah lewat, maka batasan untuk memperoleh dan atau

melepaskan sesuatu hak secara sah telah kadaluwarsa atau waktu yang disediakan

oleh hukum telah tertutup karena pihak yang seharusnya dapat memperoleh dan

atau melepaskan suatu hak tidak menggunakan batasan waktu yang telah disediakan

oleh hukum sebagaimana mestinya, sehingga hak yang ada padanya telah hilang

secara sah.

Ketentuan Pasal 1946 KUHPerdata, lampau waktu merupakan alat untuk

memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perjanjian dengan lewatnya

suatu waktu tetentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. 50

Jadi dengan lewatnya waktu batas kadaluwarsa yang ditentukan, secara

yuridis seseorang yang seharusnya mempunyai hak untuk memperoleh sesuatu hak

tidak dapat dipergunakan haknya, begitu juga dengan seseorang yang seharusnya

mempunyai hak untuk melepaskan sesuatu hak tidak dapat mempergunakan haknya

karena batasan waktu yang diberikan oleh hukum telah lewat, sehingga

kadaluwarsa telah berjalan.51

49

Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta, Sinar Grafika, 2016, hlm.

289. 50

Abdulkadir Muhammad., Op.Cit., hlm 287. 51

Sarwono., Loc.Cit

Universitas Sumatera Utara

Page 43: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

daluwarsa merupakan suatu sarana hukum untuk memperoleh sesuatu atau suatu

alasan untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan

dengan terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang.

Pasal 1865 KUHPerdata dinyatakan bahwa Setiap orang yang mengaku

mempunyai suatu hak, atau menunjuk suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya

itu atau untuk membantah suatu hak orang lain, wajib membuktikan adanya hak itu

atau kejadian yang dikemukakan itu.52

Batas kadaluwarsa menurut undang-undang adalah batas kadaluwarsa yang

penentuannya telah diatur di dalam peraturan perundang-undangan. Penentuan

batas waktu menurut undang-undang umumnya ketentuan-ketentuannya mengatur

tentang batas berakhirnya kadaluwarsa yang penentuannya berdasarkan peraturan

perundang-undangan, baik undang-undang yang bersifat umum maupun yang

bersifat khusus yang mengatur tentang kadaluwarsa. 53

Adapun sebab-sebab yang mencegah daluwarsa, antara lain disebabkan:

1. Daluwarsa dicegah bila pemanfaatan barang itu dirampas selama lebih dari

satu tahun dari tangan orang yang menguasainya, baik oleh pemiliknya semula

maupun oleh pihak ketiga.

2. Daluwarsa itu dicegah pula oleh suatu peringatan, suatu gugatan, dan tiap

perbuatan-perbuatan berupa tuntutan hukum, masing-masing dengan

pemberitahuan dalam bentuk yang telah ditentukan, ditandatangani oleh

52

R Subekti Op.Cit, hlm 215 53

http://artikelddk.com/makalah-hukum-perdata-daluwarsa/diakses tanggal 15 Maret

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 44: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

pejabat yang berwenang dalam hal itu atas nama pihak yang berhak, dan

disampaikan kepada orang yang berhak dicegah memperoleh daluwarsa itu.

3. Gugatan di muka hakim yang tidak berkuasa, juga mencegah daluwarsa.

4. Namun daluwarsa tidak dicegah, bila peringatan atau gugatan dicabut atau

dinyatakan batal, entah karena penggugat menggugurkan tuntutannya, entah

karena tuntutan itu dinyatakan gugur akibat daluwarsanya.

5. Pengakuan akan hak seseorang yang terhadapnya daluwarsa berjalan, yang

diberikan dengan kata-kata atau dengan perbuatan oleh orang yang

menguasainya atau dibitur, juga mencegah daluwarsa.

6. Pemberitahuan kepada salah seorang debitur dalam perikatan tanggung-

menanggung, atau pengakuan orang tersebut, mencegah daluwarsa terhadap

para debitur lain, bahkan pula terhadap para ahli waris mereka.

7. Pemberitahuan kepada ahli waris salah seorang debitur dalam perikatan

tanggung- menanggung, atau pengakuan ahli waris tersebut, tidaklah

mencegah daluwarsa terhadap para ahli waris debitur lainnya, bahkan juga

dalam hal suatu utang hipotek, kecuali untuk bagian ahli waris tersebut.

8. Dengan pemberitahuan atau pengakuan itu maka daluwarsa terhadap para

debitur lain tidak dicegah lebih lanjut, kecuali untuk bagian ahli waris

tersebut.

9. Untuk mencegah daluwarsa seluruh utang terhadap para debitur lainnya, perlu

ada sesuatu pemberitahuan kepada semua ahli waris atau suatu pengakuan dari

semua ahli waris itu.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

10. Pemberitahuan yang dilakukan kepada debitur utama atau pengakuan yang

diberikan oleh debitur utama mencegah daluwarsa terhadap penanggung

utang.

11. Pencegahan daluwarsa yang dilakukan oleh salah seorang kreditur dalam suatu

perikatan tanggung-menanggung berlaku bagi semua kreditur lainnya.54

D. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Daluwarsa terhadap Gugatan Yang

Diajukan Oleh Penggugat di Pengadilan dalam Putusan No. 02/

Pdt.G/2013/PN-Binjai

Daluwarsa (rechtsverweking) merujuk pada istilah daluwarsa dalam

hukum tanah yaitu untuk mendapatkan hak milik atas tanah. Rechtsverweking

(daluwarsa) merupakan lembaga yang dengan lewat waktu dimana:

1. Orang yang telah memegang hak atas tanah, menjadi kehilangan hak atas

tanah yang dikarenakan pemegang hak atas tanah, selama waktu tertentu tidak

mengusahakan tanah tersebut;

2. Orang yang dengan itikad baik telah menguasai dan memanfaatkan serta

mengelolah tanah tersebut, berhak untuk memperoleh hak atas tanah yang

telah dimanfaatkan olehnya.55

Pasal 1963 KUHPerdata merumuskan daluwarsa sebagai suatu cara dalam

memperoleh sesuatu yaitu,“Siapa yang dengan itikad baik, dan berdasarkan suatu

alas hak yang sah, memperoleh suatu benda tak bergerak, suatu bunga, atau suatu

piutang lain yang tidak harus dibayar atas tunjuk, memperoleh hak milik atasnya,

54

Fuad Fahmi. https://angintimur8.wordpress.com/2011/01/17/daluwarsa-lewat-waktu-

menurut-kuh-perdata/diakses tanggal 12 Maret 2018. 55

Putri Gracia Lempoy, Kajian Hukum Hak Atas Tanah Tanpa Sertifikat Yang Diduduki

Seseorang Menurut Pasal 1963 KUHPerdata. Lex Crimen. Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017, hlm 102-

103

Universitas Sumatera Utara

Page 46: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dengan jalan daluwarsa, dengan suatu penguasaan selama dua puluh tahun. Siapa

yang dengan itikad baik menguasainya selama tigapuluh tahun, memperoleh hak

milik, dengan tidak dapat dipaksa untuk mempertunjukkan alas haknya. Untuk

memperoleh hak milik atas sesuatu seseorang diharuskan untuk menguasainya

secara terus-menerus, tak terputus-putus, tak terganggu didepan umum, dan secara

tegas menyatakan dirinya sebagai pemilik, jika seseorang yang sekarang

menguasai suatu kebendaan dan membuktikan bahwa ia menguasainya sejak dulu

kala, maka ia dianggap juga telah menguasainya selama selang waktu antara dulu

dan sekarang, dengan tidak mengurangi pembuktian hal yang sebaliknya.56

Gugatan yang diajukan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII

No.02/Pdt.G/2013/PN.Bj pada dasarnya telah daluarwarsa menurut ketentuan

undang undang yang berlaku, karena Penggugat dalam uraian Gugatanya bahwa

menyebutkan sejak tahun 1957 Penggugat I dan suaminya Alm. Amat Barus

ada menyewakan tanah kepada Nawari, dan kemudian pada tahun 1968 Nawari

telah menitipkan tanah terperkara kepada Alm. Paijo (suami Tergugat VII, dan

bapak dari Tergugat VIII, IX, X dan XI) dan kemudian Nawari telah menjualkan

tanah tersebut kepada Alm. Paijo pada tahun 1973 berdasarkan Surat Ganti

Rugi tertanggal 5 Juni 1973 dan saat ini telah memiliki Sertifikat Hak Milik No.

896 atas nama Sukini (Tergugat VII), sehingga penguasaan objek sengketa oleh

Alm. Nawari sejak tahun 1957 sampai bulan Maret 2013 berarti sudah 56 tahun,

dan tidak pernah dilakukan upaya hukum oleh para Penggugat ataupun ahli

warisnya dan jika dihitung Penguasaan tanah oleh Alm. Paijo yang telah

56

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 47: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

mengganti rugi objek sengketa dari Alm. Nawari sejak tahun 1973, maka jika

dihitung sejak tahun 1973 sampai gugatan ini diajukan berarti sudah

berlangsung selama 40 tahun lamanya dan juga tidak pernah dilakukan upaya

hokum, oleh karenanya gugatan a quo telah daluarwarsa berdasarkan pasal 1967

KUHPerdata yang dinyatakan bahwa “Segala tuntutan hukum baik yang bersifat

kebendaan ataupun perorangan hapus karena daluarwarsa dengan lewatnya waktu

30 tahun sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah

menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu tangkisan

yang didasarkan pada itikad buruk.”;

Universitas Sumatera Utara

Page 48: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB IV

PENERAPAN HUKUM TERHADAP TANAH YANG DIKUASAI PIHAK

MENURUT HUKUM PERDATA DALAM PENGADILAN NEGERI

NO. 02/Pdt.G/2013/PN-BINJAI

A. Posisi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 02/Pdt.G/2013/PN-Binjai.

Semasa hidupnya Almarhum (alm) Aman Barus dan Penggugat I ada

mempunyai hak atas sebidang tanah seluas ± 7920 m2 yang terletak di Jalan T.

Amir Hamzah, Lingkungan I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai

Utara, Kota Binjai, berdasarkan Surat Jual Beli tertanggal 12 Februari 1957

dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Ramli Hasan ± 330 m

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah H. Nurdin ± 330 m

3. Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Irwasnsyah ± 21 m

4. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah T. Amir Hamzah ± 24 m

Pada tahun 1968 Nawari pindah ke Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

beserta istri dan anak-anaknya dan Nawari telah menitipkan tanah yang

merupakan hak milik Penggugat I dengan Alm Amat Barus, pada tahun 1957 telah

disewakan kepada Nawari seluas 550 m2 terletak di Jalan T. Amir Hamzah

Lingkungan I Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai

dengan batas-batas sebagai berkut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Amat Barus ± 50 m

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah H. Nurdin ± 50 m

3. Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Amat Barus ± 11 m

4. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah T. Amir Hamzah ± 11 m

Universitas Sumatera Utara

Page 49: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dan menitipkan sebuah rumah oleh Nawari untuk tempat tinggal Nawari beserta

isterinya Sainah dan bersama anak-anaknya kepada Alm. Paijo untuk menempati

tanah tersebut dan menempati sebuah rumah yang ada di atas tanah terperkara,

dan Nawari mengatakan kepada Penggugat dan Alm. Amat Barus bahwa Paijo

adalah famili Nawari, dan oleh karenannya Penggugat I dan Alm. Amat Barus

tidak keberatan atas keberadaan Paijo beserta istri dan anak-anaknya pada masa

itu.

Pada tahun 1998 Amat Barus suami Penggugat meninggal dunia dan

meninggalkan seorang istri yang bernama Saiyah (Penggugat I) dan

meninggalkan anak kandung yaitu :

1. M. Ali Barus ( Penggugat II )

2. Harun Barus ( Penggugat III)

3. Zainal Barus ( Penggugat IV )

4. Siti Arbayani (Penggugat V)

5. Zainal Barus (Penggugat VI )

6. Siti Nurhajiah (Penggugat VII)

Yang kesemuanya itu merupakan ahli waris Alm.Amat Barus

Pada tahun 2003 Nawari meninggal dunia, dan meninggalkan seorang

isteri yang bernama Sainah ( i.c. Tergugat) dan meninggalkan anak kandung

yaitu:

1. Nurjanah (i.c. Tergugat II)

2. Nurmansyah (i.c. Tergugat III)

3. Ifik (i.c. Tergugat IV)

Universitas Sumatera Utara

Page 50: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

4. Wis (i.c. Tergugat V)

5. Nurjali Surya (i.c. Tergugat VI)

Yang kesemuanya tersebut di atas merupakan ahli waris Alm.Nawari;

Paijo meninggal dunia pada tahun 2003 dan meninggalkan seorang

isteri bernama Sukini (i.c Tergugat VII) dan meninggalkan anak kandung yaitu :

1. Kelilis Suryani ( i.c Tergugat VIII )

2. Klikanto ( i.c Tergugat IX )

3. Sunarni Ningsih (i.c Tergugat X )

4. Ruskinasi ( i.c Tergugat XI )

Yang kesemuanya tersebut di atas merupakan ahli waris Alm. Paijo;

Setelah Alm. Paijo meninggal dunia, dan tanah milik Penggugat I dengan

Alm Amat Barus merupakan boedel warisan Alm Amat Barus, dan sebuah

rumah Alm Nawari yang dibangun di atas tanah tersebut dan merupakan objek

perkara dalam perkara ini masih tetap ditempati dan dikuasai oleh Tergugat

VII,VIII,IX,X dan XI sampai saat ini dan pada tahun 2005 para Penggugat

berkeinginan untuk membagi-bagi harta warisan Alm Amat Barus kepada

ahli warisnya dengan cara akan mengambil kembali tanah terperkara yang

ditempati dan dikuasai oleh Tergugat VII,VIII,IX,X dan Tergugat XI. Maksud

dan tujuan Para Penggugat untuk mengambil kembali atas tanah terperkara

yang dikuasai oleh Tergugat VII,VIII,IX,X dan Tergugat XI adalah sia-sia, di

mana Tergugat VII,VIII,IX.X dan Tergugat XI memperlihatkan kepada

Penggugat Surat Ganti Rugi atas tanah terperkara tertanggal 05 Juni 1973, di

mana ganti rugi dilakukan oleh Nawari kepada Paijo yaitu penyerahan tanah

Universitas Sumatera Utara

Page 51: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

terperkara oleh Nawari kepada Paijo dengan ganti rugi dan ukuran 11 x 50 meter

yang terletak di Pasar I Guntungan Luar Kampung Tandam Hulu Kecamatan

Hamparan Perak dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan tanah sarudara Achmat

2. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah Sarudara Ngadiman

3. Sebelah timur berbatasan dengan tanah Sarudara Ngadiman

4. Sebelah barat berbatasan dengan tanah Pasar Umum Jalan Tj. Pura

Berdasarkan surat ganti rugi tertanggal 5 Juni 1973 berbeda dengan

fakta tanah yang menjadi objek perkara dalam perkara ini. Di mana para

Penggugat sangat keberadaan adanya Surat Ganti Rugi tertanggal 5 Juni 1973

yang dilakukan oleh Alm Nawari (Suami Tergugat I, dan ayah kandung Tergugat

II,III,IV,V,dan Tergugat VI) yang dibuat secara di bawah tangan tersebut dan

tidak dapat dibenarkan, sebab objek yang diganti rugikan tersebut bukan

merupakan hak milik Alm. Nawari melainkan hak milik Penggugat dengan

Alm. Amat Barus, sehingga Surat Ganti Rugi tertanggal 5 Juni 1973 tersebut

patut dinyatakan tidak berkekuatan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal

1471 KUHPerdata yang dinyatakan bahwa “ Jual Beli Barang Kepunyaan Orang

Lain adalah Batal “ dan oleh karena itu Surat Ganti Rugi tanggal 5 Juni 1973

adalah cacat hukum, dan tidak berkekuatan hukum. Akibat dari perbuatan Alm.

Nawari (suami Tergugat I, dan ayah kandung Tergugat II,III,IV,V,dan Tergugat

VI) tersebut, para Penggugat sangat dirugikan, baik secara bateril maupun

immaterial, sebab para Penggugat tidak dapat menikmati tanah tersebut, oleh

karena itu perbuatan Alm. Nawari suami Tergugat I, dan ayah kandung Tergugat

Universitas Sumatera Utara

Page 52: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

II,III,IV,V, dan Tergugat VI tersebut dapat dikualifisir sebagai perbuatan

melawan hukum.

Atas dasar surat ganti rugi tanggal 5 Juni 1973 tersebut Tergugat

VII,VIII,IX,X dan Tergugat XI menempati menguasai tanah terperkara dengan

tanpa hak merupakan perbuatan melawan hukum. Belakangan ini diketahui oleh

para Penggugat tanah terperkara yang dikuasai oleh Tergugat VII,VIII,IX,X dan

Tergugat XI telah disertifikasikan oleh Tergugat VII dengan Sertifikat Hak Milik

(selanjutnya disebut SHM) No. 896/Kelurahan Jati Makmur tahun 2011 atas

nama Sukini ( i.c Tergugat VII ) dengan asal hak merupakan pemberian hak atas

tanah negara. Pembuatan SHM No. 896/ Kelurahan Jati Makmur Tahun 2011

atas nama Sukini (i.c Tergugat VII) tersebut tanpa sepengetahuan para Penggugat

selaku pemilik tanah, sehingga oleh karenanya perbuatan SHM No. 896/

Kelurahan Jati Makmur Tahun 2011 atas nama Sukini ( i.c Tergugat VII)

oleh Tergugat XII yang dilakukan tanpa terlebih dahulu menelusuri asal usul

kepemilikan tanah telah menimbulkan kerugian terhadap Para Penggugat yaitu

tertutu

Berdasarkan penjelasan para Tergugat VII, VIII, IX, X dan XI yang

tersebut di atas, mohon kepada Pengadilan Negeri Binjai i.c Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memberikan keputuskan hukum yang

amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Tentang eksepsi :

Menerima Eksepsi Tergugat VII, VIII, IX, X, XI untuk seluruhnya ;

Universitas Sumatera Utara

Page 53: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

1. Tentang Pokok Perkara :

Menolak Gugatan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII untuk seluruhnya atau

setidak-tidaknya Menyatakan Gugatan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII

Tidak Dapat Diterima (N.O) karena Daluwarsa ;

b. Dalam rekonpensi .

para Tergugat VII, VIII, IX, X, XI dalam Konpensi selanjutnya dengan

ini mengajukan Gugatan Rekonpensi, sehingga Tergugat VII, VIII, IX, X, XI

dalam Konpensi (d.K) sekarang menjadi Para Penggugat I, II, III, IV, V dalam

Rekonpensi (d.R) dan kebalikannya Penggugat I, II, , III, IV, V, VI, VII dalam

Konpensi sekarang menjadi Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (Para Tergugat

dalam Rekonpensi (d.R), antara Penggugat I, II, III, IV, V, VI dalam

Rekonvensi (d.r) merupakan Pemilik yang sah secara Hukum sesuai

Kepemilikan Surat SHM No : 896/Kel. Jati Makmur atas nama Penggugat I d.r(

Sukini) akan tetapi para Tergugat I, II, III, IV, V, VI, dan VII d.r telah

mengKlaim tanah tersebut adalah Miliknya dengan alasan yang mengada-ada dan

tidak benar dan tidak memiliki dasar hukum dengan mengajukan Gugatan ke

Pengadilan Negeri Binjai Nomor : 18/Pdt.G/2008/PN.BJ tanggal 14 Agustus

2008, kemudian mengajukan Gugatan ke Pengadilan Negeri Binjai Nomor

:10/Pdt.G/2009/PN.BJ tanggal 04 Mei 2009 dan Mengajukan kembali gugatan

Nomor : 02/Pdt.G/2013/PN.BJ pada bulan Maret 2013.

Dengan dilakukannya Gugatan ke Pengadilan Negeri sampai tiga kali

tersebut maka Penggugat I, II, III, IV, V, (d.r) telah mengalami malu terhadap

masyarakat sekeliling dan Para Tergugat (d.r) selalu cerita kepada orang-orang

Universitas Sumatera Utara

Page 54: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

sekeliling bahwa tanah yang ditempati Penggugat I, II, III,IV, V (d.r) adalah

Milik Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (d.r) seolah olah Penggaugat I, II, III,

IV, V (d.r) merampas Tanah Milik Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (d.r).

Tergugat II (d.r) yang bernama Ali Barus telah merusak tanaman-tanaman yang

ada di atas tanah milik Para Penggugat (d.r) dan atas perbuatan pidana tersebut

telah diputus oleh Pengadilan Negeri Binjai dengan Surat Putusan nomor:

07/Pid.TPR/2013/PN.BJ tanggal 11 April 2013 dengan Putusan terdakwa

terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah Melakukan tindak pidana

Pengrusakan.

Perbuatan Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (d.r) yang telah mengklaim

Tanah Milik Penggugat I, II, III, IV, V (d.r) miliknya dan perbuatan tersebut telah

Membuat malu dimata masyarakat dan sangat merugikan Penggugat I,II,III, IV,

V (d.r) baik secara Material dan immaterial maka perbuatan Tergugat I, II, III,

IV, V, VI, VII (d.r) dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum.

Kerugian materril yang di timbulkan oleh Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (d.r)

dapat dikalkulasikan, antara lain:

a. Biaya untuk honor advokat dan transport perkara nomor;

18/Pdt.G/2008/PN.BJ sebesar Rp. 30.000.000,-

b. Biaya untuk honor advokat dan transport perkara nomor;

10/Pdt.G/2009/PN.BJ sebesar Rp. 30.000.000,-

c. Biaya untuk honor Advokat dan transport perkara nomor;

02/Pdt.G/2013/PN.BJ sebesar Rp. 40.000.000,-

Kerugian Immateriil yang ditimbulkan tidaklah dapat dihitung secara

Universitas Sumatera Utara

Page 55: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

pasti dengan uang, namun untuk memudahkan perhitungannya karena rasa

malu kepada masyarakat sekeliling maka dapat dihitung sebesar

Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah). Putusan Pidana yang dilakukan oleh

Ali Barus (Tergugat II d.r) maka Para Penggugat (d.r) telah dirugikan sebesar

Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Kerugian Materill dan Immateriil Para

Penggugat d.r dapat dikalkulasikan seluruhnya adalah sebesar Rp.

600.500.000,- (enam ratus juta lima ratus ribu rupiah). Kerugian Materril dan

Kerugian Immateriil sebesar Rp. 600.500.000,- ini dapat dimintakan pertanggung

jawabkan secara hukum kepada Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII (d.r) secara

tunai dan seketika. Atas perbuatan Para Tergugat d.R terhadap Penggugat d.R

maka perbuatan Tergugat d.R dapat di katagorikan perbuatan melawan hukum.

Perbuatan melawan hukum Para Tergugat d.R kepada Para Penggugat d.R, maka

Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII d.R harus dihukum untuk membayar

kerugian Penggugat I, II, III, IV, V, d.R sebesar Rp. 600.500.000,- (enam ratus

juta lima ratus ribu rupiah) secara tunai.

Gugatan Rekonpensi dari Para Penggugat d.R tidak nihil maka perlu

di letakan sita jaminan (Conservatoir beslaag) terhadap harta harta yang

dikuasai oleh Para Tergugat d.R, dan di tambah tanah dan rumah milik Para

Tergugat d.R yang akan dimohonkan kemudian ; Bahwa ada dugaan bilamana

putusan dalam perkara ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Para

Tergugat d.R tidak mau melaksanakan isi putusan secara Sukarela, maka sangat

beralasan hukum terhadap Tergugat d.R dikenakan Uang Paksa (Dwang soom)

sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah) untuk setiap hari Tergugat d.R

Universitas Sumatera Utara

Page 56: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

melaksanakan Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Gugatan Rekonpensi

ini cukup alasan diajukan serta didasari oleh bukti-bukti yang autentik, maka

cukup beralasan hukum kiranya Putusan yang akan diberikan dalam perkara

ini dapat dijalankan dengan serta merta meskipun ada perlawanan, banding

maupun kasasi (Uit voerbaar bij vooraad).

Berdasarkan dalil dalil Gugatan Rekonpensi (d.R) yang telah terurai di

atas, dengan ini dimohon kan kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini untuk dapat memberikan putusan hukum yang amarnya

berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Rekonpensi Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah di letakan dalam

perkara ini;

3. Menyatakan Perbuatan Tergugat d.R adalah perbuatan melawan hukum ;

4. Menyatakan Surat Sertifikat hak Milik Nomor : 896/ Kelurahan Jati

Makmur atas nama Sukini adalah Sah dan Berkekuatan Hukum ;

5. Menghukum Tergugat I, II, III, IV. V, VI, VII d.r untuk membayar kepada

Penggugat I, II, III, IV, V d.R sebesar Rp. 600.500.000,- (Enam ratus juta

lima ratus ribu rupiah):

6. Menghukum Para Tergugat d.r untuk membayar uang paksa (dwaang

soom) sebesar Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan

Tergugat melaksanakan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap ;

7. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan secara serta merta

Universitas Sumatera Utara

Page 57: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

walaupun ada perlawanan, banding maupun kasasi ;

8. Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII d.R untuk membayar

segala biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai ketentuan hukum yang

berlaku.

Untuk menguatkan gugatannya Penggugat mengajukan saksi

dipersidangan yang memberikan keterangan dibawah sumpah yaitu :

Saksi Tumpak Simanjuntak

Saksi kenal dengan Penggugat, akan tetapi tidak ada hubungan

keluarga maupun pekerjaan dan saksi tidak kenal dengan Para Tergugat, tetapi

kenal dengan orangtua Para Tergugat kecuali Tergugat XII. Saksi tinggal sekira

200 meter dari objek sengketa sejak 1957 sampai sekarang dan Amat Barus

tinggal di objek sejak tahun 1954. Amat Barus telah meninggal dan

meninggalkan seorang istri bernama Saiyah dan 7 (tujuh) orang anak. Alm.

Amat Barus memiliki tanah yang terletak di Jalan T. Amir Hamzah (dahulu

Jalan Tanjung Pura) dengan panjang 250 meter kebelakang dan lebar 24 meter

dimana sebahagian tanah diatasnya berdiri 2 (dua) rumah semi permanen dan

sisanya berupa tanam-tanaman

Objek sengketa perkara ini adalah rumah milik Alm. Amat Barus yang

berdiri di atas tanah objek sengketa dengan lebar 11 meter dan berada di

samping rumah yang ditempati oleh Saiyah (istri alm. Amat Barus). Awal objek

sengketa ditempati oleh Alm. Nawari dan istrinya karena menumpang dan

dipinjamkan untuk ditempati oleh Alm. Amat Barus tahun 1968. Objek sengketa

tidak ditempati oleh keturunan Alm. Nawari, akan tetapi sekarang dikuasai

Universitas Sumatera Utara

Page 58: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

oleh keturunan Alm. Paijo.

Saksi Mahmudi Ahmad;

Saksi kenal dengan Penggugat tetapi tidak ada hubungan keluarga

maupun pekerjaan dan saksi kenal dengan Paijo tapi tidak kenal dengan Nawari

dan Tergugat XII, saksi tinggal disamping objek sengketa sejak 1978 sampai

tahun 1985, Amat Barus telah meninggal dan meninggalkan seorang istri

bernama Saiyah dan 7 (tujuh) orang anak. Alm. Amat Barus memiliki tanah yang

terletak di Jalan T. Amir Hamzah (dahulu Jalan Tanjung Pura) dengan panjang

250 meter kebelakang dan lebar 24 meter dimana sebahagian tanah diatasnya

berdiri 2 (dua) rumah semi permanen dan sisanya berupa tanam-tanaman dan

diseberang parit juga masih tanah Alm. Amat Barus. Amat Barus menempati

rumah diatas tanahnya sedangkan disebelahnya ada rumah yang ada bengkel

sepedanya dan ditempati oleh Paijo.

Saksi Daulat Ginting

Saksi kenal dengan Penggugat, akan tetapi tidak ada hubungan

keluarga maupun pekerjaan dan saksi tidak kenal dengan Para Tergugat kecuali

Paijo dan Sukini (Tergugat VII), saksi tinggal sekira 200 meter dari objek, saksi

tinggal dekat objek sengketa sejak tahun 1960 sampai sekarang. Alm. Amat

Barus memiliki tanah ± 7000 meter dan sudah ada yang dijual beberapa

bagian, saksi tidak tahu kepemilikan tanah Paijo, saksi Alm. Amat Barus tidak

pernah menjual tanah objek sengketa kepada orang lain. Saksi tidak pernah

dengar ribut-ribut tentang objek sengketa dan tidak tahu kapan masuknya

Paijo ke objek sengketa, yang saksi tahu adalah ada orang yang menumpang di

Universitas Sumatera Utara

Page 59: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

objek tersebut.

Saksi dengan Penggugat dan kenal Para Tergugat beserta anak-anaknya,

kecuali Tergugat XII, tetapi tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan. Saksi

sejak kecil kenal dengan Nawari dan pernah tinggal di objek sengketa. Pada tahun

1970 saksi tinggal di objek sengketa selama 3 (tiga) tahun atas perintah Nawari,

lalu saksi keluar dari objek sengketa karena menurut Nawari objek akan dijual

oleh Nawari kepada Paijo. Ketika saksi masuk tahun 1970, objek sengketa dalam

keadaan kosong, ketika saksi tinggal di objek sengketa tidak pernah ada rebut-

ribut soal objek sengketa, selain saksi, ada keluarga lain tinggal di objek sengketa

yaitu marga Pasaribu.

Saksi Dedi Amin

Saksi dengan Penggugat dan kenal Para Tergugat, kecuali Tergugat

XII, tetapi tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan, saksi dahulu pemilik

tanah di sebelah kiri objek sengketa (Barat), saksi tinggal di sebelah kiri objek

sejak tahun 1963 sampai tahun 1978, Bapak saksi bernama Untung Ngadimin

lalu tanah saksi dijual kepada Haji Alit, Amat Barus tinggal di sebelah kanan

objek sengketa. Bahwa saksi tidak tahu secara pasti siapa pemilik objek.

Sebelum Paijo, yang tinggal di objek sengketa adalah Nawari

bersama keluarganya. Ketika tahun 1978 saksi pindah dari rumah saksi dan

setahu saksi yang tinggal di objek sengketa bukan lagi Nawari melainkan Paijo.

Nawari tidak ada hubungan keluarga dengan Amat Barus. Saksi tidak pernah

melihat ada petugas BPN mengukur tanah objek sengketa. Objek sengketa dijual

Nawari kepada Paijo.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Tentang Pertimbangan Hukum

Dalam konpensi : dalam eksepsi :

a. Tentang Gugatan Penggugat Daluwarsa ;

Tergugat VII s/d XI menyatakan bahwa gugatan Penggugat telah

Daluwarsa menurut Ketentuan Undang-Undang yang berlaku, karena Penggugat

dalam uraian Gugatannya menyebutkan bahwa sejak tahun 1957 Penggugat I dan

suaminya Alm. Amat Barus ada menyewakan objek sengketa kepada Alm.

Nawari, dan kemudian pada tahun 1968 Nawari telah menitipkan objek sengketa

kepada Alm. Paijo (suami Tergugat VII, dan ayah kandung dari Tergugat

VIII, IX, X dan XI) dan kemudian Nawari telah mengalihkan dengan menjual

objek sengketa kepada Alm. Paijo pada tahun 1973 berdasarkan Surat Ganti

Rugi tertanggal 5 Juni 1973 dan saat ini telah memiliki Sertifikat Hak Milik

No. 896 atas nama SUKINI (Tergugat VII). Sehingga penguasaan objek sengketa

oleh Alm. Nawari sejak tahun 1957 sampai saat ini bulan Maret 2013 berarti

sudah 56 tahun, dan tidak pernah dilakukan upaya hukum oleh para Penggugat

ataupun ahli warisnya dan jika dihitung Penguasaan tanah oleh Alm. Paijo yang

telah mengganti rugi objek sengketa dari Alm. Nawari sejak tahun 1973, maka

jika dihitung sejak tahun 1973 sampai Gugatan ini diajukan berarti sudah

berlangsung selama 40 tahun lamanya dan juga tidak pernah dilakukan upaya

hukum. Oleh karenanya gugatan a quo telah daluwarsa berdasarkan pasal 1967

KUHPerdata yang menyatakan bahwa “Segala tuntutan hukum baik yang bersifat

kebendaan ataupun perorangan hapus karena Daluwarsa dengan lewatnya waktu

30 tahun sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah

Universitas Sumatera Utara

Page 61: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu tangkisan

yang didasarkan pada itikad buruk.”

Dalam eksepsi tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa

penguasaan fisik tanah haruslah penguasaan seutuhnya terhadap suatu objek

yang sejak semula tidak pernah ada yang menguasai lalu dikuasai olehnya

seluruhnya lalu dikemudian hari timbul gugatan setelah lewat masa daluwarsa.

Sedangkan terhadap objek sengketa menurut saksi Tumpak Simanjuntak dan

saksi Daulat Ginting bahwa Alm. Amat Barus memiliki tanah yang paling luas

didaerah di mana objek sengketa berada, kemudian Alm. Nawari disuruh

menempati/menumpang oleh Alm. Amat Barus tanpa menyewa dan tidak

ditentukan lamanya yang selanjutnya objek dikuasai oleh Alm. Paijo. Dengan

demikian sengketa a quo tidak dapat dikatakan mem-bezit sebagaimana Pasal

1967 KUHPerdata tersebut karena sebelum tanah dikuasai oleh Nawari dan Paijo,

telah lebih dulu dikuasai oleh Amat Barus secara keseluruhan. Selain itu

berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 157 K/Sip/1975, tanggal 18

September 1975 menyatakan bahwa “Hak Para Penggugat untuk mengajukan

gugatan atas sebidang tanah yang telah lama dikuasai oleh Tergugat, maka

gugatan Para Penggugat tersebut menurut hukum adat tidak terkena

kadaluwarsa”. Oleh karenanya eksepsi ini harus ditolak karena tidak beralasan

hukum

b. Gugatan para penggugat tidak dapat diterima karena dasar gugatan

tidak jelas.

Menurut Tergugat VII sampai XII bahwa Gugatan para Penggugat

Universitas Sumatera Utara

Page 62: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

tidak jelas dan kabur di mana para Penggugat menguraikan bahwa pada tahun

1957 Alm. Amat Barus telah menyewakan tanahnya seluas 550 m2 kepada

Nawari, akan tetapi pernyataan para Penggugat tidak didasari oleh Surat Sewa

Menyewa atau Perjanjian Pinjam pakai antara Alm. Amat Barus dengan Nawari,

sehingga Gugatan para Penggugat tidak memiliki dasar untuk mengajukan

gugatan kepada Tergugat I s/d Tergugat XII, terhadap eksepsi tersebut,

berdasarkan ketentuan Pasal 8 RV jo. jurisprudensi MARI tanggal 16 agustus

1970 No.492 K/SIP/1970 yang menyatakan bahwa “obscuur libel terletak pada

surat gugatan yang tidak jelas posita maupun petitumnya sehingga pihak

tergugat tidak dapat menjawab surat gugatan tersebut termasuk diantaranya posita

yang kontradiktif satu sama lain.” Akan tetapi Majelis Hakim mencermati bahwa

dalam perkara ini Para Tergugat telah memahami surat gugatan Para Penggugat

sehingga dapat menjawab pokok perkara. Oleh karenanya eksepsi ini harus

ditolak karena tidak beralasan hukum.

c. Tentang para pihak kurang lengkap :

Menurut Tergugat VII sampai XI bahwa Ahli Waris Alm. Amat

Barus adalah: 1. Saiyah, 2. Umar Barus, 3. M. Ali Barus, 4. Harun Barus, 5.

Zainal Barus, 6. Ani Barus, 7. Syahrul Barus, 8. Muhajijah sebagaimana

indentitas para Penggugat dalam Gugatan No. 18/Pdt.G/2008/PN.BJ. dan

Gugatan No. 10/Pdt.G/2009/PN.BJ yang pernah diajukan oleh Para Penggugat.

Namun Umar Barus dan Ani Barus tidak tercantum dalam daftar Ahli Waris

Alm. Amat Barus perkara a quo dan nama Arum Barus, Siti Arbayani, serta Siti

Nurhajiah masih asing bagi Para Tergugat dan perlu dipertanyakan. Sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 63: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

gugatan ini tidak lengkap pihaknya. Bahwa terhadap eksepsi tersebut Majelis

mempedomani Put.MA No.64 K/Sip/1974 tgl 1-5-1975 bahwa “bila harta

warisan dikuasai oleh pihak ketiga tanpa alasan yang sah, cukup seorang ahli

waris saja yang bertindak sebagai penggugat “ sehingga jika Penggugat tidak

lengkap pihaknya menurut Tergugat, maka tidak menjadi alasan untuk

dikabulkannya eksepsi a quo, oleh karenanya eksepsi ini harus ditolak karena

tidak beralasan hukum;

d. Gugatan harus ditolak karena nebis in idem ;

Menurut Tergugat VII sampai XI bahwa perkara a quo telah pernah

diajukan ke Pengadilan Negeri Binjai dengan alasan dan objek perkara yang

sama yaitu Perkara No. 18/Pdt.G/2008/PN.Bj tanggal 14 Agustus 2008, dan

No.Perkara 10/Pdt.G/2009/PN.BJ tanggal 04 Mei 2009 sehingga nebis in idem.

Bahwa terhadap eksepsi tersebut Majelis mempertimbangkan bahwa ketentuan

Nebis in idem adalah karena kesamaan objek sengketa yang telah diberi status

oleh putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap sesuai

Putusan MA No.647 K.Sip/1973 tagl.3-10-1972. Sedangkan Perkara No:

18/Pdt.G/2008/PN.Bj tanggal 14 Agustus 2008 dan Perkara No.

10/Pdt.G/2009/PN.BJ tanggal 04 Mei 2009 (Bukti T.VII s/d XI- 4)

tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Binjai dengan pertimbangan

sampai kepada pokok perkaranya, akan tetapi setelah Majelis Hakim

memperhatikan bukti yang diajukan maka amar putusan pokok pekara adalah

menyatakan tidak dapat diterima (Niet on vakelijke verklard), sehingga

meskipun subjek dan objeknya sama maka perkara a quo tidak dapat dikatakan

Universitas Sumatera Utara

Page 64: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

nebis in idem karena Pengadilan Negeri Binjai belum pernah memberikan status

terhadap objek sengketa melalui putusannya.

Berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim terhadap eksepsi tersebut

diatas, maka disimpulkan bahwa seluruh eksepsi tergugat VII sampai XII harus

dinyatakan ditolak

Dalam pokok perkara :

Untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan

surat-surat Bukti P-1 sampai P-4 dan 3 (tiga) orang saksi yang memberikan

keterangannya dibawah sumpah yaitu Tumpak Simanjuntak, Mahmudi Ahmad,

dan Daulat Ginting. Tergugat I sampai VI tidak pernah hadir dan tidak pula

mengirimkan kuasanya meskipun telah dipanggil secara sah dan patut, maka

Tergugat I samapi VI dianggap mengesampingkan haknya terhadap perkara a

quo. Tergugat VII sampai XI untuk mengukuhkan dalil-dalil sangkalannya

telah mengajukan bukti surat bertanda T.VII s/d XI-1 sampai T.VII s/d XI-5

dan mengajukan 2 (dua) orang saksi yaitu Rantiem dan Dedi Amin. Tergugat XII

untuk mengukuhkan dalil sangkalannya telah mengajukan bukti bertanda T.XII-1

s/d T.XII-5 tanpa mengajukan saksi.

Penggugat mendalilkan bahwa Penggugat adalah pemilik tanah seluas ±

7920 m2 yang terletak di Jl. T. Amir Hamzah Lingkungan I Kelurahan Jati

Makmur Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, yang mana sebahagiannya

menjadi objek sengketa yaitu tanah dengan lebar 11 meter dan panjang 50

meter, yang diatasnya berdiri sebuah rumah dan saat ini dikuasai secara tanpa

hak oleh Ahli waris Alm. Paijo (Tergugat VII s/d XI) yang membeli objek

Universitas Sumatera Utara

Page 65: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

sengketa dari Alm. Nawari (Tergugat I s/d VI) dan telah diterbitkan sertifikat

Hak Milik atas nama Sukini (Tergugat VII) oleh Badan Pertanahan Nasional

(Tergugat XII).

Objek sengketa saat ini dikuasai oleh Tergugat VII s/d XI dan merupakan

bagian tanah yang dikuasai oleh Para Penggugat. Berdasarkan hasil Pemeriksaan

Setempat dihubungkan dengan bukti P-1 dan keterangan saksi-saksi Penggugat

dan Tergugat VII s/d XI maka di peroleh fakta bahwa objek sengketa adalah

milik dari Para Penggugat sebagai ahli Waris dari Alm. Amat Barus (Bukti P-2,

P-3 dan P-4). Hal tersebut disimpulkan oleh Majelis karena Tergugat I s/d

Tergugat VI (Ahli Waris Alm. Nawari) tidak pernah hadir dan tidak

membuktikan bukti kepemilikannya sebagai alas hak untuk dipindahtangankan

kepada Alm. Paijo (in casu Tergugat VII s/d XI), demikian juga Tergugat VII s/d

XI yang membuktikan kepemilikannya hanya dengan Sertifikat Hak Milik.

Meskipun objek dikuasai Tergugat VII s/d XI berdasarkan Sertifikat Hak Milik

896/Jati Makmur, namun perolehannya patut diragukan sebab sesuai Bukti T.XII-

3 dan T.XII-5 yang diajukan oleh Badan Pertanahan Nasional ditemukan fakta

bahwa batas-batas tanah Timur, Selatan, dan Barat objek sengketa telah sesuai

dengan hasil pemeriksaan setempat, akan tetapi terjadi pengkaburan fakta di

bagian Utara objek yaitu tertulis berbataskan Achmat, padahal sesuai dengan

keterangan saksi-saksi Penggugat dan Tergugat dihubungkan bukti P-1, bahwa

Alm. Amat Barus dan ahli warisnya (Para Penggugat in casu) telah

menempati tanah dan bangunan bagian utara objek sengketa yang berbatasan

langsung dengan objek sengketa sejak tahun 1954 sehingga seharusnya tertulis

Universitas Sumatera Utara

Page 66: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

berbatasan dengan Amat Barus.

Sesuai Bukti T. XII-3 tentang Surat keterangan Ganti Rugi Sebidang

Tanah tertanggal 5 Juni 1973 yang menjadi dasar pengajuan SHM 896 atas nama

SUKINI (Tergugat VII) hanya ditanda tangani oleh Paijo, Nawari dan 1 (satu)

orang saksi serta diketahui oleh Kepala Lingkungan saja. Selain itu tidak ada

dasar kepemilikan Alm. Nawari sebagai bukti kepemilikan tanahnya yang

mendasari terjadinya peralihan objek sengketa sesuai bukti T.XII-3 a quo serta

menurut keterangan saksi Tumpak Simanjuntak bahwa Alm. Nawari menempati

objek sengketa karena menumpang tinggal atas izin dari Alm. Amat Barus.

Dengan demikian jelas bahwa perolehan tanah oleh Alm. Nawari (in casu ahli

waris Nawari : Tergugat I s/d VI) yang selanjutnya di alihkan kepada Alm.

PAIJO (in casu ahli waris Paijo : Tergugat VII s/d XI) tidak didukung oleh bukti

kepemilikan yang sah dan sekaligus menjelaskan kebenaran bahwa Alm. Nawari

menempati objek karena menumpang atas izin Alm. Amat Barus yang tentunya

benar tidak pernah terjadi keributan sebab ahli waris mengetahui bahwa Alm.

Nawari hanya menumpang tinggal dan bukan membeli objek sengketa, di mana

Tergugat I s/d XI tidak dapat membuktikan sebaliknya. Oleh karenanya objek

sengketa adalah merupakan hak dari Para Penggugat sebagai ahli waris Alm.

Amat Barus yang belum pernah dialihkan. Dengan demikian petitum ke-3

beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan

Unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam

ketentuan Pasal 1365 BW adalah :

a. Adanya suatu perbuatan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

b. Perbuatan tersebut melawan hukum ;

c. Adanya kesalahan dari pihak pelaku ;

d. Adanya kerugian bagi korban ;

e. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan dengan kerugian;

Unsur esensial dari kelima unsur tersebut adalah unsur ke-2 yaitu

perbuatan tersebut melawan hukum yang menurut putusan Hoge Raad

Negeri Belanda tanggal 31 Januari 1919 dalam kasus Linden baum versus

Cohan diartikan seluas-luasnya yakni meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perbuatan yang melanggar Undang-undang yang berlaku ;

2. Yang melanggar hak orang lain yang di jamin oleh Hukum, atau ;

3. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku atau ;

4. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan (goede zaken) atau ;

5. Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam pergaulan

masyarakat untuk memperhatikan orang lain;

Oleh karena petitum ke-3 dan ke-5 dikabulkan, maka perbuatan Alm.

Nawari (suami Tergugat I dan ayah kandung Tergugat II, III, IV, V dan VI) yang

telah mengalihkan objek sengketa secara tanpa hak kepada Alm. Paijo (Suami

Tergugat VII dan ayah kandung Tergugat VIII, IX, X, XI) dengan surat Ganti

Rugi tanggal 5 Juni 1973 (sesuai bukti T.XII-3) yang cacat hukum merupakan

perbuatan melawan hukum karena melanggar hak Para Penggugat dan telah

menimbulkan kerugian bagi in casu Para Penggugat. Dengan demikian petitum

ke-4 beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan. Oleh karena petitum ke-4,

ke-5 dan ke-8 dikabulkan maka perbuatan Tergugat VII, VIII, IX, X dan

Universitas Sumatera Utara

Page 68: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Tergugat XI yang menguasai tanah terperkara secara tanpa hak adalah

merupakan perbuatan melawan hukum. Dengan demikian petitum ke-6

beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan

Tergugat XII telah menerbitkan Sertifikat Hak Milik No. 896/ Kelurahan

Jati Makmur tahun 2011 atas nama SUKINI (Tergugat VII) yang cacat hukum

dan tidak sesuai dengan ketentuan yang diharuskan dalam perolehan hak atas

tanah serta tidak disertai dengan sikap kehati-hatian dan pemeriksaan lebih rinci

mengenai objek sengketa dihubungkan dengan keterangan saksi DEDI AMIN

bahwa saksi selaku tetangga yang berbatasan langsung dengan objek perkara

tidak pernah melihat Tergugat XII melakukan pengukuran dan cek bersih

terhadap objek, kemudian Tergugat XII juga tidak menerima penjelasan

secara tertulis mengenai riwayat perolehan tanah kepada Nawari dan dari

Nawari kepada Paidjo dan terakhir kepada Sukini, kecuali Surat keterangan

Ganti rugi (Bukti T.XII-3) yang dibuat dibawah tangan dan diketahui oleh

Kepala Lingkungan Tandam Hulu II, Kecamatan Hamparan Perak, tanpa bukti

pendukung lainnya seperti Surat dari Kelurahan dan Kecamatan, terlebih lagi

bahwa objek sengketa berada di Kelurahan Jati Makmur Kecamatan Binjai Utara,

Kota Binjai sebagaimana hasil pemeriksaan setempat dan dibenarkan oleh Para

Penggugat dan Tergugat VII s/d XI yang hadir pada saat pemeriksaan

setempat. Oleh karena itu perbuatan Tergugat XII yang menerbitkan

Sertifikat Hak Milik atas nama Sukini tanpa bukti pendukung pedaftaran tanah

yang akurat adalah bertentangan dengan hak Alm. Amat Barus dan ahli warisnya

serta menimbulkan kerugian sehingga merupakan perbuatan melawan hukum.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Dengan demikian petitum ke-7 beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan.

Bahwa oleh karena petitum ke-3, 4, 5, 6, 7 dan ke-8 dikabulkan, maka

Tergugat VII s/d XI harus mengembalikan objek sengketa kepada Para

Penggugat dalam keadaan baik dan utuh. Dengan demikian petitum ke-9

beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan. Petitum ke-10 Penggugat

mengenai putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada verzet,

banding, maupun kasasi sebagaimana diatur dalam pasal 180 ayat (1) HIR jo

SEMA RI No. 3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000 tentang Putusan Serta Merta

(Uitvoerbaar bij Voorrad) dan Provisionil jo SEMA R.I. No. 4 tahun 2001

tanggal 20 Agustus 2001 tentang Permasalahan Putusan Serta Merta

(Uitvoerbaar bij Voorraad) dan Provisionil, maka dari beberapa ketentuan

tersebut terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dijatuhkannya

putusan serta merta yaitu :

1. Gugatan didasarkan atas suatu alas hak yang berbentuk akta otentik,

2. Didasarkan atas akta dibawah tangan yang diakui atau dianggap diakui jika

putusan dijatuhkan verstek,

3. Didasarkan pada putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

(in kracht van gewijsde) yang menguntungkan pihak Penggugat

dan putusan itu ada hubungannya dengan gugatan yang bersangkutan,

4. ada gugatan provisi yang dikabulkan,

5. Apabila objek gugatan adalah barang milik Penggugat yang dikuasai oleh

Tergugat.

Selain syarat-syarat tersebut, dalam butir 7 SEMA No. 3 tahun 2000 dan

Universitas Sumatera Utara

Page 70: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

ditegaskan kembali dalam SEMA No. 4 tahun 2001 tersebut bahwa putusan serta

merta juga “harus disertai dengan pemberian jaminan yang nilainya sama dengan

nilai barang/objek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak

lain apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan

putusan pengadilan tingkat pertama”. Sehingga dengan tidak adanya diberikan

jaminan yang senilai dengan objek yang dimintakan oleh Penggugat maka petitum

ke-10 tidak beralasan hukum dan patut untuk ditolak. Oleh karena gugatan Para

Penggugat dikabulkan sebagian maka gugatan selain dan selebihnya dinyatakan

ditolak

Dalam rekonpensi :

Bahwa maksud dan tujuan gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Tergugat

VII s/d XI Konpensi / Penggugat Rekonpensi adalah sebagaimana tersebut

di atas

Tergugat VII s/d XI Konpensi selanjutnya disebut Penggugat

Rekonpensi dan Para Penggugat Konpensi selanjutnya disebut Para Tergugat

Rekonpensi; Menimbang, bahwa setelah memperhatikan isi gugatan Rekonpensi

tersebut, maka menurut Majelis Hakim bahwa pada pokoknya gugatan

Rekonpensi tersebut adalah mengenai : mengenai Sita Jaminan yang sah

dan berharga terhadap objek sengketa, Perbuatan Tergugat d.R adalah

perbuatan melawan hukum, Sertifikat hak Milik Nomor : 896/ Kelurahan Jati

Makmur atas nama Sukini adalah Sah dan Berkekuatan Hukum, permintaan

ganti rugi serta uang paksa dari Penggugat DR kepada Tergugat DR serta

permohonan putusan serta merta ;

Universitas Sumatera Utara

Page 71: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Memperhatikan dan mencermati isi gugatan Rekonpensi tersebut, pada

pokoknya berhubungan pula dengan sengketa kepemilikan objek sengketa dalam

gugatan konpensi, sehingga segala sesuatu yang telah dipertimbangkan

dalam gugatan Konpensi tersebut diambil alih menjadi pertimbangan pula dalam

pertimbangan gugatan rekonpensi ini. Sebagaimana telah dipertimbangkan dalam

gugatan konpensi bahwa telah terbukti Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat

Rekonpensi sebagai pemilik dari objek sengketa dalam gugatan konpensi,

maka atas dasar itu tidaklah dapat dipandang bahwa perbuatan Para

Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi yang mengajukan gugatan a

quo sebagai perbuatan melawan hukum dan merugikan diri Penggugat

Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi, terlebih pula tuntutan pembayaran

ganti rugi dimaksud yang sama sekali tidak dibuktikan oleh Penggugat

Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi. Kemudian meskipun telah ada

putusan Tindak Pidana Ringan atas nama Terdakwa Ali Barus (T.VII s/d XI – 5)

sebagai salah satu Ahli Waris yang telah dihukum karena merusak tanaman milik

Tergugat VII s/d XI diatas objek sengketa, namun terhadap putusan pidana

tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan mutlak bukti dasar kepemilikan

Tergugat VII s/d XI terhadap objek sengketa melainkan harus didukung oleh

bukti-bukti autentik lainnya.

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,

maka Majelis Hakim menolak gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat

Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi. Bahwa didalam gugatan Rekonpensi

ini, pihak Penggugat Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi yang dikalahkan,

Universitas Sumatera Utara

Page 72: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

maka Penggugat Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi dihukum untuk

membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;

Dalam konpensi dan rekonpensi :

Berdasarkan uraian pertimbangan dalam konpensi dan rekonpensi, oleh

karena gugatan konpensi dikabulkan sebagian dan gugatan rekonpensi ditolak,

maka Tergugat VII s/d Tergugat XI Konpensi / Pengugat Rekonpensi dan

Tergugat I, II, III, IV, V, VI dan Tergugat XII Konpensi haruslah dihukum untuk

membayar biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng

(severally liabel) yang akan diperhitungkan dalam amar putusan ini. Undang-

Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang No.

2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 dan Perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009, serta peraturan perundang-

undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini.

Mengadili

Dalam konpensi :

Dalam eksepsi :

1. Menolak eksepsi Tergugat VII s/d Tergugat XII secara keseluruhan.

Dalam pokok perkara :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian

2. Menyatakan menurut hukum tanah seluas 550 m2 terletak di Jalan T. Amir

Hamzah, Lingkungan I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara,

Kota Binjai dengan batas-batas sebagai berikut ;

Universitas Sumatera Utara

Page 73: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

a. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Amat barus / Penggugat ± 50 m

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah H. Nurdin ± 50 m

c. Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Amat Barus / Penggugat ± 11 m

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan T. Amir Hamzah ± 11 m

Merupakan hak dan kepunyaan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, dan VII,

sebagai Ahli WAris Alm. Amat barus ;

3. Menyatakan menurut Hukum Surat Ganti Rugi tertanggal 5 Juni 1973

adalah cacat Hukum dan tidak berkekuatan Hukum;

4. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No.896 / kelurahan Jati Makmur tahun 2011

atas nama SUKINI (i.c Tergugat VII) adalah cacat Hukum, dan tidak

berkekuatan Hukum;

5. Menyatakan perbuatan Almarhum NAWARI suami Tergugat I dan

Ayah Kandung Tergugat II, III, IV, dan Tergugat VI telah menyerahkan

tanah terperkara kepada PAIJO dengan Surat Ganti Rugi tanggal 5 Juni 1973

adalah merupakan perbuatan melawan Hukum;

6. Menyatakan Menurut Hukum perbuatan Tergugat VII, VIII, IX, X dan

Tergugat XI yang menguasai tanah terperkara dengan tanpak hak adalah

merupakan perbuatan melawan Hukum;

7. Menyatakan menurut Hukum tindakan Tergugat XII yang telah

menerbitkan sertipikat Hak Milik No. 896 / Kelurahan Jati Makmur Tahun

2011, atas nama Sukini (i.c Tergugat VII) adalah merupakan perbuatan

melawan Hukum;

8. Menghukum Tergugat VII, VIII, IX, X dan Tergugat XI, agar

Universitas Sumatera Utara

Page 74: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

mengembalikan tanah terperkara kepada Para Penggugat dalam keadaan baik

dan utuh;

9. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.

Dalam rekonpensi :

Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat VII s/d XI Konpensi untuk

seluruhnya;

Dalam konpensi dan rekonpensi :

Menghukum Tergugat VII s/d Tergugat XI Konpensi / Pengugat Rekonpensi dan

Tergugat I, II, III, IV, V, VI serta Tergugat XII Konpensi untuk membayar

biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp.4.614.000,- (Empat juta enam

ratus empat belas ribu rupiah).

B. Legal Receveing mengenai daluwarsa pada gugatan ahli waris

Perkara yang diajukan ke Pengadilan dibagi menjadi dua, pertama perkara

gugatan dan kedua adalah permohonan. Perkara contentiosa (gugatan) yaitu perkara

yang di dalamnya terdapat sengketa dua pihak atau lebih yang sering disebut

dengan istilah gugatan perdata. Artinya ada konflik yang harus diselesaikan dan

harus diputus pengadilan, apakah berakhir dengan kalah memang atau damai

tergantung pada proses hukumnya. Misalnya sengketa hak milik dan warisan.

Dalam suatu gugatan ada satu orang atau beberapa orang merasa haknya telah

diambil oleh orang lain, namun hak tersebut tidak begitu saja bisa diambil orang

tersebut. Agar diketahui apakah hak itu milik siapa, maka dibutuhkan keputusan

pengadilan. Dari keputusan Hakim tersebut perkara yang disengketakan bisa di

eksekusi. Atas adanya perkara ini maka akan timbul beberapa istilah antara lain

Universitas Sumatera Utara

Page 75: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

penggugat, tergugat dan turut tergugat. Sedangkan perkara permohonan adalah

perkara yang didalamnya tidak ada sengketa hanya mengajukan penetapan dari

Pengadilan atas perkara yang telah diajukan. Misalnya perkara waris yang semua

ahli warisnya bersepakat agar pembagian harta warisannya ditetapkan oleh

Pengadilan Agama.57

Ahli waris merupakan setiap orang yang berhak atas harta peninggalan

pewaris dan berkewajiban menyelesaikan hutang-hutang dari pewaris. Hak dan

kewajiban tersebut timbul setelah pewaris meninggal dunia karena pada hakikatnya

hak waris berupa aktiva dan pasiva. Hak waris itu didasarkan pada hubungan

perkawinan, hubungan darah, dan surat wasiat, yang diatur dalam undang-undang.

Surat wasiat ini adalah surat yang berisi pesan dari seseorang yang masih hidup,

untuk dilaksanakan setelah seseorang tersebut meninggal, akan tetapi legatimaris

bukanlah ahli waris, walaupun ia berhak atas harta peninggalan pewaris, karena

bagiannya terbatas pada hak atas benda tertentu tanpa kewajiban.58

Pasal 833 ayat (1) KUHPerdata dinyatakan bahwa sekalian ahli waris

dengan sendirinya, karena hukum memperoleh hak milik atas semua harta

kekayaan orang yang meninggal dunia (pewaris). Pasal 874 KUHPerdata juga

dinyatakan bahwa segala harta kekayaan orang yang meninggal dunia adalah

kepunyaan sekalian ahli warisnya menurut undang-undang, sekedar terhadap itu

dengan surat wasiat tidak diambil suatu ketetapan yang sah. Ketentuan pasal-pasal

di atas pada dasarnya didasari oleh asas “le mort saisit le vif”, artinya orang yang

57

Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam

Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm 10. 58

Oemar Moechthar. Kedudukan Negara Sebagai Pengelola Warisan Atas Harta

Peninggalan Tak Terurus Menurut Sistem Waris Burgerlijk WetboekYuridika: Volume 32 No. 2,

Mei 2017 hlm 290.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

mati berpegang pada orang yang masih hidup. Asas ini mengandung arti bahwa

setiap benda harus ada pemiliknya.59

Tindakan yang dilakukan Tergugat XII yang telah menerbitkan SHM

No. 896/ Kelurahan Jati Makmur Tahun 2011 atas nama Sukini ( i.c Tergugat

VII ) merupakan perbuatan melawan hukum, sehingga SHM No. 896/ Kelurahan

Jati Makmur Tahun 2011 atas nama Sukini (i.c Tergugat VII ) adalah cacat

hukum, salah dan bertentangan dengan hukum oleh karenanya tidak

berkekuatan hukum. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat-

Tergugat tersebut di mana para Penggugat telah dirugikan yaitu tidak dapat

menguasai dan menikmati tanah terperkara. Dengan demikian adalah pantas dan

beralasan menurut hukum, untuk menghukum Tergugat VII,VIII,IX,X dan

Tergugat XI agar mengembalikan tanah terperkara kepada para Penggugat

I,II,III,IV,V,VI dan VII dalam keadaan baik dan utuh. Untuk menjaga agar tanah

terperkara tidak dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak, maka cukup

beralasan menurut hukum untuk meletakkan sita jaminan (Conservatoir Beslag)

terhadap objek perkara yaitu :“Sebidang tanah seluas 550 m2 terletak di Jalan

T. Amir Hamzah, Lingkaungan I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai

Utara.

Apabila juga dihitung Penguasaan tanah oleh Alm. Paijo yaitu suami

Tergugat VII dan ayah dari Tergugat VIII, IX, X, dan XI telah mengganti rugi

tanah alm. Nawari sejak tahun 1973, yang mana jika dihitung sejak tahun 1973

sampai dengan gugatan ini diajukan pada saat ini Maret 2013 berarti sudah

59

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 77: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

berlangsung selama 40 tahun lamanya, selama itu pula para Penggugat ataupun

pewaris para Penggugat tidak pernah melakukan upaya hukum apapun.

Berdasarkan Pasal 1967 KUHPerdata d i nyatakan bahwa “Segala tuntutan

hukum baik yang bersipat kebendaan ataupun perorangan hapus karena

Daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun, sedangkan orang yang menunjuk

adanya lewat waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya

tak dapat diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk” Oleh dan

karena itu secara hukum Gugatan para Penggugat haruslah ditolak untuk

seluruhnya atau setidak tidaknya Gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak dapat

diterima (Niet on van kelijke verklaard), karena tanah yang dikuasai oleh

Tergugat I, II, III, IV, V, VI dan juga tanah yang ditempati oleh Alm. Paijo

beserta Ahli warisnya yaitu Tergugat VII, VIII, IX, X, XI telah lebih dari 30

tahun tanpa ada gangguan dan upaya hukum apapun dari Para Penggugat

(Saiyah dan anak-anaknya), oleh karena itu sangat beralasan hukum Gugatan

Penggugat I, II, III, IV, V , VI untuk ditolak untuk seluruhnya atau setidak

tidaknya Gugatan Tidak Dapat Diterima (N.O) karena Daluwarsa.

Ada beberapa alasan tidak diterimanya gugatan penggugat, dengan

kemungkinan;

1. gugatan tidak berdasarkan hukum. Jadi kalau tidak ada dasar hukum dari

gugatan yang diajukan, maka gugatan tersebut tidak dapat diterima.

2. gugatan tidak mempunyai kepentingan hukum secara langsung yang melekat

pada diri penggugat.

3. gugatan kabur (obscur libel).

Universitas Sumatera Utara

Page 78: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

4. gugatan masih prematur; gugatan belum semestinya karena ketentuan

undang-undang belum terpenuhi.

5. gugatan Nebis In Idem; gugatan yang diajukan oleh penggugat sudah pernah

diputus oleh pengadilan yang sama, dengan objek sengketa yang sama dan

pihak yang bersengketa juga sama.

6. gugatan salah alamat (error in persona).

7. daluwarsa atau gugatan telah lampau waktu.

8. pengadilan tidak berwenang mengadili.60

Gugatan ditolak adalah gugatan tidak beralasan hukum yaitu apabila tidak

diajukan peristiwa-peristiwa yang membenarkan tuntutan. Putusan hakim dengan

melakukan penolakan bermaksud menolak setelah mempertimbangkan pokok

perkara. Dalam hal ini penggugat tidak ada kesempatan mengajukan kembali tapi

haknya adalah banding. Penolakan gugatan tersebut lebih kepada tidak memenuhi

syarat materil (perkara positif)

C. Legal receiving mengenai daluwarsa gugatan penggugat

Gugatan yang diajukan Para Penggugat No. 02/Pdt.G/2013/PN.BJ pada

dasarnya telah Daluwarsa menurut ketentuan undang undang yang berlaku,

karena gugatan para Penggugat menyebutkan sejak tahun 1957 Penggugat I

dan suaminya Alm. Amat Barus ada menyewakan tanah kepada Nawari, dan

kemudian pada tahun 1968 Nawari telah menitipkan tanah terperkara kepada

Alm. Paijo (suami Tergugat VII, dan bapak dari Tergugat VIII, IX, X dan XI)

60

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di lingkungan peradilan agama.

Kencana Prenada Media group,Jakarta, 2006, hlm 299-302.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

dan kemudian Nawari telah menjualkan tanah tersebut kepada Alm. Paijo pada

tahun 1973 berdasarkan Surat Ganti Rugi tertanggal 5 Juni 1973.

Penguasaan tanah oleh Alm. Nawari dan keluarganya sejak tahun 1957

sampai dengan Gugatan ini diajukan sekarang ini Maret 2013 berarti sudah 56

tahun, selama itu para Penggugat ataupun pewaris para Penggugat tidak pernah

melakukan upaya hukum apapun. Penguasaan tanah oleh Alm. Paijo yaitu

suami Tergugat VII dan Ayah dari Tergugat VIII, IX, X, dan XI telah mengganti

rugi tanah alm. Nawari sejak tahun 1973, yang mana jika dihitung sejak tahun

1973 sampai dengan Gugatan ini diajukan pada saat ini Maret 2013 berarti

sudah berlangsung selama 40 tahun lamanya, selama itu pula para Penggugat

ataupun pewaris para Penggugat tidak pernah melakukan upaya hukum apapun.

Gugatan yang diajukan oleh penggugat telah melampaui waktu yang

ditentukan oleh undang-undang. Misalnya dalam Pasal 27 undang-undang Nomor

1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa seorang suami atau isttri

dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan

dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum. Kemudian

dikemukakan bahwa seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan

pembatalan perkawinan apabila dalam waktu berlangsungnya perkawinan terjadi

salah sangka mengenai istri atau suami. Apabila ancaman telah berhenti, atau

yang bersalah sangka itu menyadari keadaannya, dan dalam waktu 6 bulan

setelah itu masih tetap hidup sebagai suami istri, dan tidak mempergunakan

haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan, maka haknya gugur. Dengan

hal tersebut diatas, apabila penggugat mengajukan gugatan ke pengadilan, maka

Universitas Sumatera Utara

Page 80: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

gugatannya tidak diterima karena mengajukan gugatan telah lewat waktu yang

telah ditentukan undang-undang.61

Berdasarkan ketentuan Pasal 1967 KUHPerdata dinyatakan bahwa

“Segala tuntutan hukum baik yang bersifat kebendaan ataupun perorangan hapus

karena Daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun sedangkan orang yang

menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan

terhadapnya tak dapat diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad

buruk”, oleh dan karena itu secara hukum gugatan para Penggugat haruslah

Ditolak untuk seluruhnya atau setidak tidaknya Gugatan Para Penggugat

Dinyatakan Tidak Dapat Diterima (Niet on van kelijke verklaard) karena

tanah yang dikuasai oleh Tergugat I, II, III, IV, V, VI dan juga tanah yang

ditempati oleh Alm. Paijo beserta Ahli warisnya yaitu Tergugat VII, VIII, IX,

X, XI telah lebih dari 30 tahun tanpa ada Gangguan dan upaya hukum

apapun dari Para Penggugat(Saiyah dkk) , oleh karena itu sangat beralasan

hukum Gugatan Penggugat I, II, III, IV, V , VI untuk ditolak untuk seluruhnya

atau setidak tidaknya Gugatan Tidak Dapat Diterima (N.O) karena

Daluwarsa.

Perbuatan Tergugat XII (BPN) selaku Pejabat yang berhak atas Penerbitan

Sertifikat Hak Atas Tanah tidak dapat dipersalahkan sebagai perbuatan melawan

hukum dalam menerbitkan SHM Nomor : 896/ Jati Makmur atas nama Tergugat

VII (SUKINI) sebab Penerbitan SHM No. 896 atas nama Tergugat VII tersebut

telah melalui proses yang panjang terhadap syarat dan dasar surat pemegang hak

61

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama.

Kencana Prenada Media group,Jakarta, 2006, hlm 301-302

Universitas Sumatera Utara

Page 81: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

yang diajukan, dan telah melalui uji lapangan dan pengukuran tanah tersebut

sesuai dengan ketentuan dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

sehingga produk yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional / Tergugat XII

adalah sah dan berkekuatan hukum. Alasan Gugatan Para Penggugat menurut

Para Tergugat telah Melakukan Perbuatan Melawan Hukum dan telah melakukan

perbuatan yang merugikan Para Penggugat, karena Para Penggugat telah

dirugikan oleh Para Tergugat, sehingga Para Penggugat meminta untuk

mengembalikan tanah yang ditempati para Tergugat alam keadaan baik dan utuh

merupakan suatu hal yang tidak dibenarkan oleh hukum, karena tanah tersebut

bukanlah tanah kepunyaan Penggugat I, II, III, IV, V, VI.

Tergugat VII, VIII, IX, X, XI merasa keberatan dan menolak dalil para

Penggugat tersebut, karena Para Tergugat menempati dan mengusahai tanah

tersebut dengan jalan yang dibenarkan oleh hukum, dengan Mengganti rugi tanah

tersebut dari Nawari dari Kepunyaan Nawari sendiri, dan Para Tergugat

dapat dikwalifisir sebagai Pembeli yang beritikad baik dan hal tersebut jelas tidak

merugikan para Penggugat , oleh karena itu Tergugat VII, VIII, IX, X, XI tidak

dapat dipersalahkan sebagai perbuatan melawan hukum dan oleh karena itu

pula Tergugat VII, VIII, IX, X, XI tidak berkewajiban dihukum untuk

menyerahkan tanah Milik Tergugat VII, VIII, IX, X, XI kepada Para Penggugat.

Penggugat I, II, III, IV, V , VI, VII yang meminta diletakkannya sita jaminan

(conservatoir beslaag) atas tanah Milik Para Tergugat seluas 550 m2 yang disebut

oleh para Penggugat sebagai objek perkara dalam perkara ini, karena tanah

seluas 487 m2 sesuai dengan SHM No. 896 Jati Makmur adalah tanah milik

Universitas Sumatera Utara

Page 82: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Tergugat VII, VIII, IX,X,XI sendiri yang didapat secara Mengganti Rugi dari

Nawari sejak tahun 1973, dan tanah tersebut bukanlah Milik atau Kepunyaan

Para Penggugat, dengan demikian gugatan Para Penggugat harus Ditolak

seluruhnya.

Sertifikat Hak Milik No. 896 Jati Makmur atas nama Tergugat VII

adalah sah dan berharga dan berkekuatan hukum dimana dalam proses

penerbitannya telah melalui mekanisme dan memenuhi syarat syarat dan

ketentuan ketentuan hukum yang berlaku, oleh karena itu gugatan para

Penggugat(Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII baik terhadap Tergugat I, II, III,

IV, V, VI, dan terhadap Tergugat VII, VIII, IX, X, XI Haruslah ditolak untuk

seluruhnya. Permintaan Para Penggugat agar perkara aquo diputus dengan

putusan dapat dijalankan secara serta merta (Uit voerbaar bij vorraad) haruslah

ditolak, karena tanah tersebut bukanlah milik para Penggugat melainkan milik

Tergugat VII, VIII, IX, X, XI secara sah menurut hukum, oleh karena itu

haruslah ditolak.

D. Analisis Putusan Hakim Tentang Hak Ahli Waris Terhadap Harta

Warisan Yang Telah Dikuasai Oleh Pihak Lain

Berdasarkan Pasal 584 KUHPerdata merupakan salah satu cara untuk

memperoleh hak kebendaan termasuk hak atas benda tak bergerak (tanah). Hak

milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan

dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik

menurut undang-undang, maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan

Universitas Sumatera Utara

Page 83: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk menyerahkan hak

milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuatbebas terhadap kebendaan itu.

Orang yang menguasai suatu barang untuk orang lain, begitu pula ahli

warisnya, sekali-kali tidak dapat memperoleh sesuatu dengan jalan daluwarsa,

berapa lama pun waktu yang telah lewat. Demikian pula seorang penyewa,

seorang penyimpan, seorang penikmat hasil, dan semua orang lain yang

memegang suatu barang berdasarkan suatu persetujuan dengan pemiliknya, tak

dapat memperoleh barang itu. Mengandung arti bahwa orang yang menyewa,

menyimpan dan sebagainya barang milik orang lain tidak dapat memperoleh

kepemilikan barang tersebut dengan jalan daluarasa.

Menurut Pasal 1967 KUHPerdata, segala tuntutan hukum, baik yang

bersifat kebendaan, maupun yang bersifat perseorangan, hapus karena

daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) tahun, sedangkan siapa yang

menunjukkan akan adanya daluwarsa itu tidak usah mempertunjukkan suatu atas

hak, lagi pula tak dapatlah dimajukan terhadapnya sesuatu tangkisan yang

didasarkan kepada iktikadnya yang buruk. Dalam Nomor. 02/Pdt.G/2013/PN.BJ.

ini seharusnya jika mengacu pada Pasal 1967 KUHPerdata hak milik atas

sengketa jatuh pada penggugat karena orang tua penggugat sudah menghidupkan

tanah tersebut bahkan sebelum tahun 1982 ketika orang tua penggugat meninggal.

Itu berarrti sudah lebih dari 30 tahun dan tergugat I, Nurjanah (i.c. Tergugat II),

Nurmansyah (i.c. Tergugat III), Ifik (i.c. Tergugat IV), Wis (i.c. Tergugat V)

dan Nurjali Surya (i.c. Tergugat VI) tidak berhak. Meskipun tergugat I memiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 84: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

bukti bahwa dari jual beli tanah sengketa itu dirinya mempunyai bukti. Salah satu

syarat memperoleh daluwarsa tersebut adalah secara terus menerus.

Orang dapat memindahkan hak milik barang yang disewakan, digadaikan

dan sebagainya dengan jalan daluarasa dengan syarat apabila orang yang

mempunyai benda tersebut telah menyerahkan hak kepemilikan kepada penyewa

dan lain sebagainya dan si penyewa dapat memiliki hak atas benda tersebut.

Daluwarsa dihitung dengan hari bukan jam dan daluwarsa dapat diperoleh apabila

hari terakhir dari jangka waktu yang telah ditentukan telah lewat. Menurut

pendapat penulis, tindakan mengajukan gugatan baru kepada Penggugat tersebut

adalah sudah tepat. Alasannya, kondisi nebis ini idem, sebagaimana dikehendaki

Pasal 1917 KUHPerdata, adalah kondisi saat terdapatnya perkara baru, yang mana

terhadap perkara baru tersebut telah ada perkara sebelumnya yang subjek dan

objeknya sama, dan perkara tersebut telah memiliki kekuatan hukum tetap.

Selama putusan sebelumnya itu belum berkekuatan hukum tetap, maka nebis ini

idem belum melekat. Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh suatu

barang tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak harus dibayar

atas tunjuk dengan suatu bezit selama dua puluh tahun, memperoleh hak milik

atasnya dengan jalan daluwarsa. Seseorang yang dengan itikad baik menguasai

sesuatu selama tiga puluh tahun memperoleh hak milik tanpa dapat dipaksa untuk

menunjukkan alas haknya. Suatu tanda alas hak yang batal karena suatu cacat

dalam bentuknya tidak dapat digunakan sebagai dasar suatu daluwarsa selama dua

puluh tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan barangsiapa mengajukan

tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib membuktikannya. Cukuplah bila pada

waktu memperoleh sesuatu itu itikad baik itu sudah ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian yang berupa harta warisan yang di kuasai oleh

pihak lain dengan melawan hukum, sebagaimana dikemukakan dalam bab-bab di

atas, maka dapat ditarik kesimpulan.

1. Kedudukan perdata BW dalam perkawinan dan kedudukan ahli waris dalam

hukum perdawa BW yaitu karena diri sendiri (uit eigenhoofed) dan mewarisi

tidak langsung atau dengan cara mengganti (bijplaatsvervulling) merupakan

mewaris untuk orang sudah meninggal terlebih dahulu dari pada si pewaris. Ia

menggantikan ahli waris yang telah meninggal lebih dulu dari si pewaris.

Uiteigen hoofed berdasar Pasal 852 ayat (2) KUHPerdata dimana haknya

adalah haknya sendiri, mewarisi kepala demi kepala artinya tiap-tiap ahli

waris menerima bagian yang sama besarnya. Adapun bij plaatsvervulling

yaitu mewarisi berdasarkan pergantian yaitu pewarisan dimana ahli waris

mewarisi menggantikan ahli waris yang berhak menerima warisan yang telah

meninggal dunia lebih dahulu

2. Faktor yang menyebabkan terjadinya daluwarsa terhadap gugatan yang telah

diajukan oleh penggugat di pengadilan dalam putusan 02/Pdt.G/2013/PN.Bj,

yaitu karena gugatan a quo telah daluwarsa berdasarkan Pasal 1967

KUHPerdata yang menyatakan bahwa “Segala tuntutan hukum baik yang

bersifat kebendaan ataupun perorangan hapus, karena daluwarsa dengan

lewatnya waktu 30 tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat

Universitas Sumatera Utara

Page 87: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat

diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.

3. Penerapan hukum terhadap tanah yang dikuasai pihak lain oleh pengadilan,

yaitu mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan menurut

hukum tanah seluas 550 m2 terletak di Jalan T. Amir Hamzah, Lingkungan

I, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai adalah hak

dan kepunyaan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, dan VII, sebagai Ahli Waris

Alm. Amat Barus, Menyatakan menurut Hukum Surat Ganti Rugi tertanggal

5 Juni 1973 adalah cacat hukum dan tidak berkekuatan Hukum, menyatakan

Sertifikat Hak Milik No.896 / kelurahan Jati Makmur tahun 2011 atas nama

SUKINI (i.c Tergugat VII) adalah cacat Hukum, dan tidak berkekuatan

Hukum; menyatakan perbuatan Alm. Nawari suami Tergugat I dan Ayah

Kandung Tergugat II, III, IV, dan Tergugat VI telah menyerahkan tanah

terperkara kepada Paijo dengan Surat Ganti Rugi tanggal 5 Juni 1973 adalah

merupakan perbuatan melawan Hukum; menyatakan Menurut Hukum

perbuatan Tergugat VII, VIII, IX, X dan Tergugat XI yang menguasai tanah

terperkara dengan tanpak hak adalah merupakan perbuatan melawan

Hukum; Menyatakan menurut Hukum tindakan Tergugat XII yang telah

menerbitkan sertipikat Hak Milik No. 896 / Kelurahan Jati Makmur Tahun

2011, atas nama SUKINI (i.c Tergugat VII) adalah merupakan perbuatan

melawan Hukum; Menghukum Tergugat VII, VIII, IX, X dan Tergugat

XI, agar mengembalikan tanah terperkara kepada Para Penggugat dalam

keadaan baik dan utuh; Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 88: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Penulis sependapat dengan putusan yang diberikan oleh majelis hakim karena

penggugat telah melakukan upaya hukum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran dalam

penelitian ini:

1. Untuk mencegah munculnya kezaliman dalam rumah tangga akibat pembagian

harta bersama yang tidak tepat, maka ada baiknya jika setiap harta yang tumbuh

dari masing-masing harta bersama tersebut didaftarkan.

2. Adanya daluwarsa dari penggugat dalam kasus tersebut di atas, perlu penemuan

hukum guna menentukan cara yang layak dan adil bagi para pihak baik bagi

maupun Tergugat guna menemukan formulasi yang tepat dan adil dalam

menentukan besaran ganti rugi immateriil dalam suatu kasus Perbuatan

Melawan hukum.

3. Disarankan kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri yang memutus perkara

tersebut agar dapat meneliti dengan seksama mengenai dasar hukum dan

pertimbangan hukum, serta mempertimbangkan kepentingan umum sebagai

salah satu penerapan dari asas-asas kepastian hukum, dengan asumsi bahwa

putusan Pengadilan agama tersebut dapat dijadikan salah satu pembanding

dalam memutuskan kasus yang serupa..

Universitas Sumatera Utara

Page 89: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Damanhuri,A. 2012. Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama,

Bandung, Mandar Maju.

Hadikusuma, Hilman. 2015. Hukum Waris Adat, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Kolkman, Wilbert D. dkk. 2012. Hukum Tentang Orang, Hukum Keluarga dan

Hukum Waris Di Belanda Dan Indonesia, Jakarta, Pustaka Larasan.

Manan, Abdul. Penerapan Hukum Acara Perdata di lingkungan peradilan

agama. Kencana Prenada Media group,Jakarta, 2006

Marzuki, Peter Mahmud.2008. Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media,

Jakarta.

Meliala, Djajah S. 2013. Hukum Perdata dalam Perspektif BW, Edisi Revisi ke-II

Cet. II, Bandung, Nuansa Aulia.

Muhammad, Abdulkadir. 1994. Hukum Harta Kekayaan. Bandung, Citra Aditya

Bakti.

____________________. 2010. Hukum Perdata Indonesia, Bandung, Citra

Aditya Bakti.

Oemarsalim, 2012. Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia, Jakarta, Rineka

Cipta.

Perangin, Effendi. 2010. Hukum Waris, Jakarta, Rajagrafindo Persada.

Pitlo, A. 1986. Pembuktian dan Daluwarsa, Jakarta, Intermasa, 1986.

Sarwono,2016. Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta, Sinar Grafika.

Sjarif, Surini Ahlan dan Nurul Elmiyah, 2006. Hukum Kewarisan Perdata Barat,

Cet.II, Jakarta, Kencana Renada Media Group, 2006.

Sjarif, Ahlan dkk. 2005. Hukum Kewarisan BW “Pewarisan Menurut Undang-

Undang, Depok, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Sjarif, Surini Ahlan dan Nurul Elmiyah. 2006. Hukum Kewarisan Perdata Barat,

Cet.II , Jakarta, Kencana Renada Media Group.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Soekanto, 2013. Soerjono dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu

Tinjauan Singkat, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Subekti, 2001. Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta, Intermasa,

_______2004. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, Paradnya Pramita.

Suparman, Erman. 2014. Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat

dan BW Bandung, Rafika Aditama.

__________________. 1995. Intisari Hukum Waris Indonesia, Bandung, Bandar

Maju.

Supranto, J. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta, RajaGrafindo

Persada.

Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata,Hukum Acara Perdata dalam

Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2007.

Peraturan Perudang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Dasar-Dasar Dan Ketentuan-

Ketentuan Pokok (UUPA)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Putusan No.02/Pdt.G/2013/PN-Binjai.

Jurnal/Makala/Artikel/Skripsi

Arifah S. Maspeke. Kedudukan Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Fiqih

Dan Hukum Positif Indonesia Serta Praktek Putusan Pengadilan Agama.

Jurnal Hukum Khaira Ummah, Vol. 12. No. 2 Juni 2017, hlm 174

Daniel Angkow, Kedudukan Ahli Waris Ditinjau Dari Kitab Undang-Undang

Hukum Perdatalex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017.

Fajar Yuda Pratama. Daluwarsa Penghapus Hak Milik Dalam Sengketa Perdata

(Studi Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor : 06/PDT.G/2007.PN.WT),

Skripsi Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2012.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: HARTA WARISAN YANG DI KUASAI OLEH PIHAK LAIN DENGAN ...

Isetyowati Andayani. Keberadaan Harta Perkawinan Dalam Problematika

Perkawinan Perspektif Volume X No.4 Tahun 2005 Edisi Oktober, 2005.

Mohammad Yasir Fauzi. Legislasi Hukum Kewarisan Di Indonesia, Vol. 9, No. 2, Agustus 2016.

Oemar Moechthar. Kedudukan Negara Sebagai Pengelola Warisan Atas Harta

Peninggalan Tak Terurus Menurut Sistem Waris Burgerlijk

WetboekYuridika: Volume 32 No. 2, Mei 2017.

Sabungan Sibarani. Penerapan Legitime Portie (Bagian Mutlak) Dalam

Pembagian Waris Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Studi

Kasus Putusan Nomor 320/PDT/G/2013/PN.JKT.BAR). Volume 5 No. 2

Februari 2015-Juli 2015.

Website

https://majalahtantri.wordpress.com/2009/01/21/tentang-harta-bersama-dalam-

perkawinan-menurut-undang-undang-perkawinan-no-1-tahun-1974/diakses

tanggal 15 Maret 2018.

Nico Angurah https://www.academia.edu/20260645/DALUWARSA_HSB,

diakses tanggal 15 Maret 2018

http://artikelddk.com/makalah-hukum-perdata-daluwarsa/diakses tanggal 15

Maret 2018

Fuad Fahmi. https://angintimur8.wordpress.com/2011/01/17/daluwarsa-lewat-

waktu-menurut-kuh-perdata/diakses tanggal 12 Maret 2018.

Universitas Sumatera Utara