Proceding Warisan Nustr

16

description

Prosiding Seminar Internasional Warisan Nusantara 2012 indonesia18-19 Desember 2012Universitas Negeri Semarang dan Universiti Malaysia SabahISBN 978-602-8054-28-7

Transcript of Proceding Warisan Nustr

  • DAFTAR ISI

    HALA\44\ 4WAT ..............................PRrf ACf .................BOARD EDITOR.....DAFTAR ISL............

    PEMAL{LArr UTAMA ...........................BEBERAPA CATATAN DI SEPUTAR WARISAND,\N KONSTRIIKSI MASA DEPAN BI]DAVADr. Jean Couteau fh'ar?cis) ISENI TARI DAN MUSIKSEBAGAI TUMPUAN CITRA BUDAYA BANCSAProl Dr- Edi Sedyawati (Uniwrsitas lndonesid) 11

    1-70

    PEMBENTUKAN MOTIF/CORAK DAN HUBUIIGANNYA D.\I--j.\IRUANG LINGKUP KEIIIDUPAN MURUT BORNEO UTAR4.Prol'. Madya Isnail Ibrahim, Ph.D. (Univusiti Malaysia Sabah)

    -

    17

    NUSANTARA: USAIIA MENGGALANG IDENTITAS(Melalui Kesadaran Budaya, Perspektif Politik, dan ParadoksKebudayaan)Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, MA.@tzlversitas Negeri Semarang) 19HUBIJNGAN ANTARMANUSIA INDONESIA DAN BUDAYAYANG MENYANGKUT PRONOMIN-{ PERSONA.Takadono Yoshihiro fJepd,79 57

    PEMAKALAH PENDAMPING BAGIAIi 8..............................._..._...._... I -s02

  • PEItr{KALAH PENDAMPING BAGIAN R

    NO JUDUL HalAbdul Hakin NlohadUniversit j Malaysia Sabah

    TAJAU DAN PERANANNYA DAL,\MPELESTARIA\ BUDAYAMA SYARAI(,{T ]VIL]RUT TAHOL

    I

    2ISI Yoevakata

    SI-]Nt Kf,RAJN,\h" BATJK I)ENGANMIDIA KAYL' DUS[]}I KRiBET

    t1

    Asyaari MuhamadAcademy oft aneuage StudyUnivc iti Tcknobgi MARA

    PIMBA\GU\AN WARISAN D]SEPANJANG L]\LUAN PENARIK-{N:ITEALITI DAN IMI(iINAST

    21

    4 Aznan Che Mat-4hmad Nazu kia4 NI arzuki YaakrbNur Hafizah Ahmad TajuddinAcaden]' of Llnguagc Stud)'Univcrsiti Tcknokrsi MAR A

    SE\I MENTERJEIVIAH POLA TAMYIZDALAi\,I TAFSTR ABDULLAHRASM]]IH

    lll

    5 Azman Che MatAhnrd Frkrulazizi Abu BakarNur Syikri HarunAcademy of Languagc StudylJniversiri Tek.ol.oi MARA

    PERSEPSI PEMINAT SENI TERHADATLALICRAFI ISt AM

    17

    6 BranantijoSTKW Surabaya.

    MURAL SI,]BAGAI MEDIAKUMUNIKASI KONTEMPORIR BAClSENI TRADTS]

    7 l)aulat SaragiFBS Univcrsitas Negeri Medan

    AKSIOLOGI SHNI PATIi}TG BAl AK.KEARIFAN LOKAI- YANGTERABAIKAN DAT\IFRSINGKIRKAN

    69

    8 Dri Budi HartoFBS Universitas Neceri Semanns

    ,,RERI.I1 B.'1LUNC [ + A NP A/1SI'WARISANK ! SL^.I \ NUSANTAL{

    87

    9 Edy Tri SulistyoUniversitas Ncgcri Surakara

    II]ENTIFIKASI DAN IMPLEMEN] ASIPITUTUR LUI]UR (BUDI TEKERTI)rLMa,l,\(; P,11'G(I-,? SEBAGAIUPAYA PELEST,\RIAN BUDAY,\JAWA DAtr\ PENANAMANPENDII)II'A]..I I'AR-{KTI.]R BAGI(JLNERASI MI Ii)A

    10,1

    10 trko SugiarfoMahasiswa 32 Pendidikan Seni.Prcgram Pascasarjana

    .llnnes

    RER LJPA WAYA\G KONTEMPOR F]R:TRANSFORI{ASI VISIJAI- WAYANGSEBAGAI FENOMENA BUDAYASENSASloNAI,

    t2l

    l1 I Wayan SudrnaJxrusan Tcknik Kriya FakultasTcknik Unjve$iias Ncgcri Corontalo

    POTLNSI DA]\I PERMASAI-AHANDALAM PELESTARIAN SENIKERAJINA\ GERAB.{IITRADISIONAL GORONTALO

    lll

    12 Jajang Supriy:rdiUnivcrsitas Widyalama Bandune

    POL,\ DAN DISPOSISI MENTALKU LTURAI PERUPA DA t AI,IPRAKTEK SINI RUPAKONTEMPORER INDONF]SIA 1990-20r0

    1,16

  • MURAL SIBAGAI MtrDLA KOMUNIKASI KONTEMPORERBAGI SENI TRA}ISI

    Drs. Bramantijo, M.Sn.Dosen di Proglam Studi Seni Rupa,

    Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya

    AbstrakKehadiran fragmentasi seni tradisi dalam wujud mural (lukisan dinding) di

    ruang publik metrjadi hal baru bagi publk seni maupun masyarakat umum. Miralsebagai media seni rupa kontemporer lebih akab dengan bentuk-bentuk ekspresiftentang dinamika sosial yang rncnjadi fenontena aktual. Kolaborasi pcrupa muraldengan senin1al1 tradisional di Yogyakarla dalam proyek mural ..Tadda Mata dariJogia" di Jembatan Layarg Lempuyangan Yogyakarta pada tahun 2007 meniadimomenlum penrrng baei upa;a mendekatkcn ma.)irrakal kota Jengrn seri lrd;i,iyang pelal-pelan dilupakan, sepcti liagmentasi dalam adegan wayang cedtaRamayana, Punakawan, Brayrt, atau cedta rakyat Jaka Tarub, dan lain-lain.

    Pemanfaatan ruang publik kota sebagai mcdia mengkonrunikasikan nila-nilai seni tradisi menjadi cara yang cukup efisien karena ruang publik kotamerupakan ruang tcrbuka yang dapat diakses warga kota. Ekspresi seni tradisryang terkomunikasikan dalam wu.jud mural kota dalam ibnnat yang besarmcrnudahkan asyankat mclgapresiasi dan menrbangun intetpretasi tcrhadapseni tradisi. Fomrat mural yang besar dengan lokasi Jcmbatan LayatgLempuyangan yang strategis menjadikan proyek mural inj mirmpu hadir sebagai"ikon" bagi kota Yogyakarta.

    Pe.ubaian lbmat karya seni tradisi dalam bentuk mural di ruang publikmemerlukan interpretasi dari perupa mural agar kehadirannya memberi matroabagi ruang publik dan bagi masyarakat kota, namun demikan terjadinyapergesemn perscpsi dan intclpretasi publik terhadap seni tradisi dalam formatmuml tersebut juga dimungkinkaq sehingga keterbukaan pelaku seni tradisi danmasyaft*at pendukung budaya tradisi dalam menerima pembahan ini mcnjadikunci penting keberlangsungan nilai-nilai dalam seni trrdisi sesnai de;ganperkembangan maSyarakat kontenporer.

    Kata Kunci: Mural, Media Komunikasi. Seni Tradisi.

    A. Pendahuluan

    Yogyakada kaya dengan khasanah tradisi mulai dari tradisi senipertunjukan, seni rupa, dal1 tradisi-tradisi lain yang pcnuh dengan fasafah hidup,yang terjaga oleh tatanan baku keraton maupun yang hidup subur dalamkeseharian masyarakat Yogyakarta. Nanun peigerakal budaya massa yang bcgitucepat sebagai lrasil dari proscs komunikasi dan i11ter-aksi antar budava

    56

  • menyebabkat beberapa produk budaya tradisi mulai ditinggalkan pendukungrryadan lambat laun tidak lagi dikenal masyamkat. fu.u p"lut u seni t.adisl lrrgupdhatin atas situasi yang mereka hadapi. pelaku seni tradisi yang menjaga d"tg-setia dengan penuh pengabdian mulai berkurang jumlahnya, tak heran bi-la tobongwayang orang di Taman Hiburan Rakyat sepi pengunjung, pertunjukan wayiurgkancil.jamng dipentaskan. frakmentasi-ftagmentasi dalam cerita pe*uyung- l.rgusudah jarang dipergelarkan, nilai nilai luhur dalam seni tradisi m;ai- L-uraugdipahami.

    Inisiatif perupa yang te.gabung dalam Jogja Mulal Forum (JMi)berkolaborasi dengan pata pempa tuadisi di yogyakarta dalam melggagas mualkota dengan menghadirkal obyek-obyek visual seni_seni tradisi patut diapresiasi.Situasi gagap para perupa tradisi berkaitan dengan media yan; berbed; dalanmengekspresikan seni yaog telah mereka geluti tidak menFuutkan semangatuttuk menyelesaikal proyek mural yang fenomenal ini. proyek mural kota di kakiJembatan layang Lempuyanga-n yang bertemakan ,,Tanda Mata dari Jogfa,,dilaksanakao tahun 2007 sebagai pengganti mural dalam proyek rnural .,Saia_sama" oleh Apotik Komik tahun 2002. penggantian objek mulal yang ada di kakiJembatan l-ayang Lempuyangan ini menarik untuk dijadikan bahan pembahasan.mengingat perbedaan tematik da1l perwujudannya yang saDgat bertolak belakalg.Proyek mural "Sama-sama" dikerjakan para perupa kontemporcr dengan tenayarg bersinggungan dengan kritik sosial sefta dengan per.wujudan sebagai manalayaknya karya-karya seni kontemporer yang mereka hasilkan di studio_studioprivat mereka, serta merta berganti dengan mural bemuatan nilai_nilai hadisiyang digarap oleh para perupa tradisi pula. pe.istiwa ini tentu memberi artipenring bagi para perupa rrcdisi. kiusu.nla persinggungann)a dengM mediamural sebagai sa&na mempertahaoftan eksisteDsi seni tradisi yang mereku.laga.

    B. Kesenian Tradisi yang Mulai DitinggatkanKebudayaan menuut Koentjaralingat adalah keselurr]ran sistern

    gagasan/ide, sistem aktiyitas sosial, dan hasil karya fisiknya. Sistem gagasan/idesering pula disebut sebagai pola budaya (habit of thinking), sedangla'n sistemaktiyitas sosial sering pula disebut sebagai pola sosial (habit of rloiig). t [enwtwujudnya kebudayaan meliputi wljud ide/gagasan, *ujud sosial,'dan nujudfisiknya. Wujud ide memberikan pengaruh pada wujud sosral; wuiud sosralmeDberikan pengamh pada wujud fisik.r Berdasarkan pengertian tersehut dapatdikatakan bahwa pola budaya sebagai wujud ide akan memberikan p"ogur.rt, poaupola sosialnya. Apabila oraDg masih memiliki pola budaya tradisionat'mata potasosialnya berlingL-up pada kebiasaal tradisi yang dianut.

    L Koenqaraningrat, Peng4 ntdr rtuu Antrcpot.)gi (Jakarra: AksaraBaru. 1980)

    5',7

  • Pergerakan budaya tradisi mcnuju modentisasi telah pula menyerct pelakudan pendukung tradisi ke tujuan yallg lebih prolan dalam bcntrk hiburan. Namunperubahan selera rnasyamkat daai seni trudisi menuju scni-seni modcm denganmedia peiyajian yang lebih nemikat dan praktis membuat rnasyankat beealingpada seni modcm. Apa yang dialami oleh scnin1an tradisional yogyakafia sepeftiSulasno (pelukis kaca). Tjipto Wibagso (pelukis tonil dan tata panggung wayangorang). Ki Lediar Subroto (pembuat wayang kancil sekaligus seorirng dalang),Subandi (pelukis kaca/scnilnan gambar pitutur) dan seniman tradisional laiinyasebagai bukti bahwa masyarakat nrtlai berpaling dari mereka dan seii tradisi yargtumbuh di Yogyakafta. Mcreka telah kehilangan peminat, apa yang mcrckalakukan tidak lagi dapat melcuri hati nrasyarakat Yogyakatta.

    Sebagai seorang sclin'ian tradisi, profesi yang ditckuni Sulasno scbagaipelukis kaca menjadikan tema wayang maupun cerita rakyat menjadi hal yangtidak asing. la seorang pehkis otodidak dal cerita-ccrita mkyat mcnjadi objekdalam lukisannya. Cerita rakyat semacam Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulanatau cedta dalarr pcwayangan menjadi sajian yang akab di telinga anak-anakpada masanya. Cerita itu menjadi rcferensi yang berharga unnrk berimajinasrtertang wujud yang harus dilukisiya mclalui lukisan kaca. la bela.jarmcngkombinasikan pewamaan dari mengamati kostun wayang orang. pewanraanitu dari coba-coba, tapi ternyata hasilnya bagus. 2 Lukisan kaca karya Sulasnobanyak dikoleksi turis asirg yang datang kc Todonesia, tctapi saat ini peninatlukisan kaca sudah saogat berkurang. Saat ini ia mesa sangat telpuruk karenascbagai pelukis kaca, Sulasno tidak bisa lagi mengandalkan hidup dar.i karya-karyanya. Pemahamat generasi muda barangkali suclah sangat asing dengancerita-cedta rakyat, nereka lebih kenal tokoh-tokoh animasi dan super hero darinegara lain, apalagi ketrampilat melukis kaca dengan tema-tema cerita rakyat.Keadaan ini tentu ntemprihatinkan mengingat seni lukis kaca sebagai salah satukhasa[ah budaya tmdisi lndonesia.

    Keprihatinan yang sama juga disampaikan Subandi Gyanto, seo.angpclukis kaca dcngan obyek Punakawan atau biasa disebur sebagai scnimanganbar pitutur dari Yogyakarta. "Kesenian tradisional, semakin tidak mendapattempat di hati masyarakat modern". Sebagai pelukis kaca ia merasakan lahanpa1neml1 bagi seniman lradisional sangat terbatas, kesempatan pamelao karyabenar benar minim. Kami kalah olch seniman-seniman muda dengan alimnkontemporet ataupun senitrran odcm. Tidak ada galeri latg sudi menberikesempatan kepada senin]all tradisi.l Pelukis kaca bisanya memamerkan dan

    I Banbang Sugiharto. "Jaka Trmb ala Sutasno,, dat al]tTu lla Mat.t ddri.Ia,:id, editot:\.lc l Jiar a

    '

    Yots\.,\. -:, ..eJd \l 1.. Iu.. 1. lL,0d,.-' Fuska Sani l-lvani dan Ytryrk Sugammr! ,,Impian dari perajut Ramayana Rakyal,, dalam

    Td dd l\1atd dati Josjd, ctlitor: Ade Tanxsia (Yogyakalla:Josja N4urat Fo m.200El.20.

    58

  • menjual karyanya di pasar-pasar malam yang tentu peminatnya dari kalangankebanyakan detgan apresiasi dan daya beli yang rendah.

    Apa yang dialami para pelukis kaca tak jauh beda dengao yang dialamipelaku seni pertunjukan h?disional sepefti Tjipto Wibagso dan Ki LedjarSoebroto. Tjipto Wibagso adalah seorang pelukis tonil dan tata panggurgkesenian wayang orang di panggung Sendratari Ramayana Taman Fliburan Rakvat(THR) Yogyakarta. Profesi sebagai seiirnan panggung yang sudab digcluli selamatiga puluh lima tahun lebih tersebut menjadikan Tjipro Wibagso menjiwaiprofesinya. Namun demikan ia merasa sangat prihati karena kesenjan tuadisionalmulai ditinggalkan generasi muda. ,,...anak muda sekarang sudah lupa pa

  • C. Berkolaborasi Menyelamatkan TradisiProyek mural "Tanda Mata dari Jogja" pada tahun 2007 di kaki Jembatan

    tayang Lempuyangan menjadi sebuah peristiwa yang menarik, unik, dan jugamengharukan. Menarik Larena tema yang dipilih menipakan tema-tema tradisi,yal1g barangkali pilihan tema ini sangat tidak poluler bagi masyarakat kotaYogyakarta mauprm para pelaku mulal alaupun $affiti yang aktif "ngebom"dinding-dinding di jalanan kota. Tcma yang lazim dipilih biasanya berupa kritiksosial dan fenomena aktual, atau bahkan tema-tena yang hanya dipahami olehpembuatnya. Unik karcna mural kota ini dikedakan langsung oleh para seninannra yang telah menggcluti seni tradisional puluhan tahun dan tak pemah berkaryamural. Abaksi mereka dengan dibanftr team mereka dan penrpa muda dalamberkarya di kaki Jembatan Lempuyangan menjadi sebuab pcfunjukan jalananyang langka. Mural yang n]ereka kerjakan merupakan keria yang keluar danpaken atau kebiasiran sehari-hari sebagai seniman tradisi. Para seniman tua illirllembuat mural layaknya mclukis tonil, \eayang kancil. wal,ang bralut, gambarpitutur, atau lukisan kaca. Proyek ini terasa nenghatukan karcna para senimantradisi ini reia mcninggalkan kebiasaan berkarya mereka dcmi berkarya nuralyang mungkin kosa kata ini asing bagi mereka.

    Para seniman tradisi ini memang baru pctama kali membuat mual,bahkan ada yang tidak tahu mcnahu mengenai mural. Mual dalam pengefiianterbatas diartikan sebagai lukisan yang ditorehkan di dinding, langit-langit atausuatu bahan lain yarg melckat dengan clinding.6 Dalam penertian laitl disebutlensebagai lukisan besar yaog dibuat untuk mcndukung ruang arsiteknu,? oleh karenaitu apa yang dialani para scninan tradisi nrcnjadi sensasi dan pengalaman yangfantastis yang tak sempat mengalami pengeidapan diri, namun tedadi negosiasiurltuk keluar dari kcbiasaan eksistensi mereka yang telah dilajani selama puluhantahu . Kesadaran nrereka untuk rnau bemegosiasi dan memufuskan kerjekolaborasi dengan pala perupa muda dari JMF (.logja Mural Forum) dilandasi olehkecintaan mereka pada seni tradisi yang mereka jaga agar tidak dilupakan oran8_Mereka bisa mernahami bahwa seni hadisi mcmerlukai media yang baru agarlebih dekat dengan masyarakat sefia tampilan yang sesuai dengan selera jamandan diminati masyarakat. Dan, mural di mang publik kota menjadi medrakonternporer yang mampu mereka negosiasi. Mereka.juga membuktikan bahwaproses negosiasi secar? terus menerus terhadap perubahan jaman juga merekaalarni dan mereka lalmkan. Bagi penlpa tradisi, ruang publik kota tak ubahnyatobong wayang, atau panggung pemcotasan, atau lembaran kaca sebagai nedia

    " Eva Cockroil, Jolm Piiman $rcber. and Jancs Cockroft, Iovalz1s peapt., Al.ts: TheCant.nporut! l,turdl MoNe,rrrr (New Mexico: Universiry ofNcw Mexico press. 19981. 8.

    'tvtikke Susant,,.litri nrrpa Kunrpula lstildh Seni Rr"d (Yog,vakafta:Kanisius.2002l.76.

    60

  • berekspresi. Mereka trenyadari bahwa mang publik kota sebagai ruang yarrgmampu mendekatkan karya-kar.ya mereka dcngan publik kota sekaligusmengingatkan warga kota akan kebcradaan mcteka sebagai senin]an traclisi.Menunrt Madanipour, mang publik perkotaan (public urban space)mernu[gkid(an dan membiarkan masyarakat yang berbeda kelas, etnik, gender,dan usia saling berca-'npur baur. Tempat ini dapat diakses secara fisik Daupunvisual oleh masyarakat umum.3 Dengan demikian gagasan mural pada ruargpublik kota (Jembatan Layang Lerrpuyangan) dengan tcma-tema tradisi sefianengusung para seniman tadisi tenebut "bemtraksi', membuat mrual merupakankeputusan yang cerdas- Masyaralet dapat langsung merasakall atmosfir unikbagain'una para scniman tradisi berkarya dan mengingatkan akan keberadaanmereka, sckaligus menenpatkan karya mereka sebagai ,'ikon kota yogyakarta,,.

    Kcputusan seniman todisi menedma ptoyek kolaborasi ini menjadireprescltasi bagainrana mereka nenerima penrbahan dan kebaruan sertamemperiihatkan watak "profesionaiisme" khas para pekerja tradisi yangmengandung spiritualisme.e Kchidupan spiritual rnctjadi bagian yang takterpisahl

  • Saya menang tidak tahu menahu tentang mural iiu, tapi ketika saya lakoni, nggakbeda jauh dengan melukis tonil".r Komentar yang senada juga meluncur dariperupa lradisi yang lain, dan mereka telah mcmbuktikan bahwa mural yang saratpesan bemakna telah mampu mereka hadirkan sefia memperoleh apresiasi yangpositif dad masyarakat kota.

    D. \,lengkomunikasikan Pesdn TradisiTriuall utama .logia Mural Forum (JMF) mcngusung tema seni tradisr

    sekaligus pelaku seni tradisi di Yogyakarta dalam proyek mural "Tanda Mata dariJogja", adalalr mengkomu kasikan seni tradisi yang mulai dilupakan publikYogyakarta, sekaligus estetisasi ruang publik kota. Menurut Chambers, proseskonunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi empat komponen pokokt a.)pesan, ta11da, atau kode, b). keluaran (output) atau transmisi, c) masukan (input)atau resepsi, dan d) tanggapan.i2 Oleh Giard dalam Vihnra dal Vakeva (2009; I7-l8) ditcgaskan bahwa keempat komponen tersebut beropcrasi secara linier. yaitusebuah ta[da perlu diciptakan, kemudian dikirim, diterima, dan akhimyaditanggapi.rr Gagasan JMF menghadirkan mural dengan objek scni rupa tradisimeniadi sesuatu yang kontradiksi, kontndiksi dengan jembatan layang yang

    odem dan kontradiksi delgan mural sebelumnya yang mcnanlpilkan fenomenamasyarakat modem. Nanlun demikian kontradiksi ini justru menjadi aspek yangsccara cemat diolah oleh JMF untuk menarik perhatian publik. Dengan hadimyamural tentang Punakawan, Wayang Brayut, fraEnentasi adengan Ranayana.masyarakat diingatkatl kembali tcntang khasanah seni tradisional yang dimilikiYogyakafta dan mulai dilupakan. Mclalui momen proyek mural ini pula kitadiingatkan bahwa para penggiat seni tradisi scpefii Sulasno (pelukis kaca), TjiptoWibagso (pclukis tonil dan tata panggung wayang orang), Ki Ledjar Subroto(pembuat wayang kancil sekaligus dalang), Subandi (pelukis kaca/senimangambar pitutur), 'lljipto Setiyono (pelukis becak), masih ada, dan dengan sehamenjaga warisan tradisi itu agar tidak punah. Dengan segelap kehlatan merekamemuralkan seni tudisi yang tclah menyatu dengan keseharian mereka di kakrJcmbatan Layang Lempuyangan dengan mcnampilkan ikon-ikon beilpafragmentasi adcgal atau bagian-bagian penting dari seni tr-adisional terscbut.Meskipun mural bukan nrerrrpakan bagian dari mediil ckspresi seni merekasebelumnya, tetapi para seniman tradisional yang telah menjadi "ikon', bagikesenian yang mereka wakili, r]]anlpu menglradirkan muml tentang seni tradisr

    Raddr Yocva I I No\embe. 2007r h"rioe^.\ .C R.-t ...,,,,.i. ,ia...d,1,( .tirp tO\tord:( idc...1prei. tqbrr.I Jacques Giard, "semantjka Prc.luk dan Komunikasi:Mcncocokkan Makna dengan

    Ta.nda'dalam Susann Vihna dan Seppo Vakcva ad , Sd,i.rikan Ilitual ldn Sonantikd p,oduk.(Yogyakafta: Jalasutra, 1009). 1 7 I8

    62

  • yang ada di Yogyakarta sebagai ikon kota Yogyakafta. JMF mencobamenlbsilitasi hadirnya ikon-ikon ini rntuk dikomunikasikan kembali kepadamasyamkat Yogyakarta melalui r1:luml.

    Keterlibatan scnirnan tradisional dalam mural, memberi makna te$endilidalam perjalanan karir berkesenian mereka. Tidak terbayangkan sebelumnyamereka akan memuralkan objek seni tradisi yang menjadi kescharian mereka.Cambaran mural yang lcbih nercka kenal sebagai media ekspresi senrkontemporcr ya[gjauh dari nafas tradisi membuat be{arak dengal dunia mereka,tetapi dcngan mereka tampil di publik saat rnerancang, mengerjakan mural. dansetelah menyelesaikan mual, nasyarakat Yogyakafia menjadi tahu bahu.a paraseniman tradisional ini nrasih ada dan eksistensi mereka masih diperhitungkandalan] memberi.,varna bagi perkembangan kesenian di Yogyakafta khususnya semrupa berbasis hadisi. Melalui proyek nrural ini para seniman tradisi ini mencobamenyanpaikan pesan kultural dal nilai-nilai lilosofis yang dikandung dalarnsetiap kesenian mereka secara visual dengrn menginterpretasi muatrn pesarl )cngsesuai deigan keadaan masyarakat saat id, seta situasi lingkungan di nana muraltersebut di buat, schingga masyarakat yang melihat nenpercleh sesuatu, baikberupa bangkitnya kcnangan terhadap masa Ialu maupun imajinasi dan interprctasisesuai pengalaman mcrcka saat ini. Interpretasi personal atas objek, sangatdipengaruhi oleh dernensi historis yang bcrkembang melalui mcmori seftaperasaaan dan pengalaman yang ada sebeluntnya, bahkan termasuk yang bersilatcstetis. Berbagai asosiasi dan pelilaian estetis hanya mergandalkan pengalamansebelumnya dari itldividu tersebut.]a tlal ini terbukti seiak proses pembuatanhingga t'erselesaikannya karya nural ini banyak masyarakat yang nenghentikanpedalaiannya untuk sekedar melihat dan nlendokumentasikan din bersama karvamural dengan obyek yang unik tersebut.

    Melibatkan mereka dalam proyek mural dan respon apresiatif masyarakatterhadap mural mereka merupakan pcnghargaan yang luar biasa, mengingat padaakhir-akhir ini masyarakat luas sudah kuraig meminati kcsenian yang menjadibagian hiclup mcreka. Bebempa fragnrentasi seni tradisi yang teNaji pada mural"Tanda Mata dari Jogja" di kaki Jembatan Layang Lempuyangan akandideskripsikan dan diinterpretasi bcrdasarkan pesan yang tersampaikao.

    rr Seppo Vakcva.2009, 13,1.

    63

  • L Mural Legenda Jaka Tarub dan Dervi Nawanswulan

    2.

    Garnbar L Mural Legenda.laka Tarub(Sumbcri Dokumentasi Bmmantiio)

    Mural tentang legenda Jaka Tarub yang sula "saba ngalas" untuk berburubumng dengan alat tulup, suatu ha melihat 7 bidadari tcngah mandi bersama disendang di kawasan hutan- Jaka Tamp yang sejak larna mengintipnya lantasmencuri selcndarg atau selembar kain salah satu bidadari. Dcwi Nawatgwulan(satu dari tujuh bidadari yang dicuri pakaiannya) tidak bisa terbang dan kembalike Kayangan, dan akhimya Nawangwulan dipedstri Jaka Tarub dan dikar.uniaianak Nawangsih. Jaka Tarxb mcmpakan cerita rakyat yang sangat dikcnal diJawa. Cerita ini menjadi salah satu lakon dalam peftunjukaD ketoprak dan draoata anak-anak yalg populer di Jawa, temasuk di Yogayakafta dan wilayahsekitarnya. Sulasno, seorang pclukis kaca yang biasa bekerja dcngan teliti,memuralkan bagian dari adegan saat Jaka Tarub sedang menggcndong anaknya,juga digambarkan seuntai padi dan dandang pelanak rasi, scrta digambarkanpula kembalinya Nawang$llan ke Kayangaq setelah mencmukan kain di bawahtumpukan padi di lumbungnya. Pesan pesan moral akan keiujwan. kesetiaan, da11cinta kasih mencoba dibangun kembali mclalui visualisasi adegan_ Sulasnonencoba membangkitkan kembali kcnangan masyarakat Jawa tentalig nilai-nilailuhw tersebut.Mrual Rama Tambak

    Gambar 2 Mural Rama Tambak(Sumbel I Dokunentasi Bramantijo)

    64

  • Mural tentang kisah Rama Tambak, menceritakan tentang Prabu Rarnayang dibantu ribuan pasukan kera nenyerbu Keraiaa Alengka. Kera-kcra yangrnembantu Rama scjatinya adalah manusia yang dik-utuk karena mempercbutkansesuatu. Melalui mural dengan kisah ini Tjipto Wibagso (pelukis tonil dan tatapangglng rvayang orang) ingin melgajak orang orang yang melihat mural irnmerenungi kesejatian hidup, "kem saja bisa bekerja sama dan berbuat baik.mengapa manusia tidak bisa".r5 Dalam mwal tentang kisah Rarna Tambak irrroleh Tjipto Wibagso sebagian telah dirnodifikasi agal scsuai dengan situasi saatini.

    3. Mural PunakawanMural teDtang punaka\\.an dihadirkan oleh Subandi seorang pelukis kaca

    dan gambar piturur. Mural tentang kr:itik sosial ,vang dikisablan oleh Punakawar,

    tokoh yang dalam kisah pe$.ayanga11 selalu beftindak sclaku penasihat, riba tibamenjilma menjadi para pclaku kehidupan. "Tikus Mari Ing Lubung" dan "AjaAdol Negara 1", dua pilihan bahasa berjamas yang sarat kilik sosial. "Tikus MatiIng Lubung" digambarkan dengan adegan berdebatan sengit antara Petruk danBagong, sedang Garcng saudan mereka, hanya mendengarkan dengan perut yangmelilitlilit di tengah tumpukan padi. Sedangkan "Aja Adol Negara I" sosokPetruk, Semar, dan Mbilung, mencari "kebenaran" sendiri untuk kepentingan diridar kelompok. Mural dengan tema yang aktual dan nengakomodasipennasalahan yang sedang menrbelit bangsa ini mcrupakan sebuah ironi yangungkapkan Subandi melalui tokoh-tokoh Punakarval yang secara tradisi sallgardikenal masyarakat Jawa. Di negara yang kaya dan subur id mengapa lramsmengimpor beras, kedelai, dan buah-buahan, sedangkal para peminrpin asyikberdebat-

    Gambar 3. Mural Punakawan(Sumber: Dokumentasi Bramantijo)

    !j Fuska Sani Evani dan Yupk Sugarmalr, "Impian dari Perajur Ranayana Rakyar"na10 Tan.ld llata dati,toAia, edito.: Adc Tanasia (Yogyakarta: loeia Mural lorum. 200u). 19.

    65

  • Gareng di.jadikan simbol wong cilik yang hanya bisa melongomenyaksikan tiogkah pemimpin mereka, tak tahu apa yang hanLs dilakukanrvalaupun dia duduk di atas gundukan padi. Careng wong cilik yang tak memilikrhak berfikir dan mengambil keputusan sendiri. Perdebatan antara Petxk darlBagong yang tak kunjung selesai, nembuat gundukan padi membusuk danGareng hanya ngeces. Gaya kritik yang menghibur lekat dengan tokohPunakawan, dan dengan segalir kelebihan dall kekumngannya tokoh Punakawantelah mcnjadi ikon bagi masyarakat Jawa yang mengidolakannya.4. Mural Wayalg B.alut

    (ianrbar ,1. Mural Wayang Bra)'Llt(Sumber: Dokumcntasi Brarnanti jo)

    Di antara mural di kaki Jembatan Layang Lempuyangan, pada bagiatpaling tengah terdapat mural yang rnenggambarkan sepasang suami istri dengananak ncreka yang bedumlah banyak. Mural karya Dani Jruriarto seninran mudayang tefiarik pada seni rupa tradisi ini nrerupakan bentuk pemaknaan ularuterhadap Wayaig BraJrt (saat ini sudah banyak dilupakan masyarakat). WayangBralut nenrpakan cerminan kehidupan keluarga masyamkat Jar\.a pada n1asa lalu,scbuah keluarga yaDg tetap hamonis dan rukun meskipun jumlah anggotakeluarga di clalamnya begitu banyak, yang ser.ing dikaitkan dengan paradignaJawa "Banvak anak, banyak rejeki". Figur Ki Bra)ut dan Nyi Bralut diposisikansebagai ccnninan kegelisahan sorta kebingungan unfuk mempercayai bahkanmemililr sosok pernimpin yang rnarnpu membawa negara ke arah yang lebih baik.sehingga tercipta masyamkat yang adil makmur sejahtera, "Tata titi tentrerr\gemah ripah lohjinawi". Tampilan mural Wayang Bralut dengan falsafah',Elinglan waspodo"; "Ngefrong lan dadi tulodho sing becik" diharapkan dapatmenginspirasi publik u11tuk selalu beilsaha mawas diri, sadar baik secaralingkungan maupun spiritual, welas asih, befianggung jawab secara biiak atasapapun yang dieirban dan yang dilakukan. selalu belajar dari apa yang terjadi danmenjadi contoh yang baik atiru suri tauladal bagi orang-orang disekitarnya-

    66

  • Upaya para seniman tradisiolal memilih dan mengolah pesan melalultanda-tanda vis[al maupun pesaD verbal dalam teks yang menyertai lukisanmcreka, mcrupakan upaya u tuk mcrekonstruksi posan-pesaD yang telahdisampaikan secar:r tradisional pada generasi sebelumoya. Oleh masyarakattradisional nilai-nilai yang disaDpaikan melalui seni tradisi dimaknai sebagalpesan luhur yang secara kultural sama bagi seluruh masyarakat pendukungnya,janng terjadi intelpretasi )'ang melyimpang dad pakeln yang sudah ada. pesanyang sudah acla direkonstruksi secara ber.ulang dari *.aktu ke rvaktu. Namundemikian para pcrupa tradisi dalam ployek mural di Jcmbatan LayangLempuyangan mereinteryretasi pesan tersebut dan direkonstluksi untukdisesuaikan dengall situasi dan kondisi sosial maslamkar saat ini. Rekonstruksidan rcintelpretasi tarlda, pesan, dan makna ini diharapkan dapar diterima sepertrmaksud pembuat tanda, yaitu pam perupa tradisi, sehingga dampaknyakeberadaan mereka sebagai pcnjaga tradisi dan nilai-nilai tradisi yang dihayati dandiperjuangkan dapat diapresiasi oieh masyamtat. Namun demikian rcintelpretasitcrhadap pesan, tanda dan makna bagi masyarakat yang melihat muml sangattergantung pada pengalaman budaya dan kebutuhan nasyarakat yang sangatberagam, schingga kescsuaian ataupun bias yang ditimblllkan perlu dikaii lebihmendalam.E. Penutup

    Peristiwa nural di kaki Jcmbatan Layang Lcmpuyangan dalam proyekmural "Tanda Mata dad Jogja" tahun2007 membawa pesan khusus. JMF inginmengiangatkan masyarakat bahrva beberapa khasaoah sani tradisi di yogyakartadan dengan kesetiaan yang tinggi digeluti oleh seninan rtadisi, tanpa sadar kitamulai melupakan. Pada titik ini, mural ..Tanda Mata da Jogja', telah memberrwacala baru dan kontcks historis bagi perkembaIrgan ,.politik pesan'. dalampclkenbangan se mural di Indonesia. pesan tidak sepenuhnya ditekankanmelalui obyek dan subyek mural, tetapi peristiNa mual yang melibatkan senimantradisi sebagai pesan yang sangat kuat pada publik ba.hwa khasanah tradisi yangkita miliki masih menyisakan aktor-aldor penjaga tradisi yang sebentar lagi akantergilas usia dan gerak pembahanjaman yang sekaligus menggilas eksistcnsi senrtradisi sebagai warisan budaya bangsa.

    Perkembangan konstruktif dalam peristiwa nural ..Tanda Mata dari Jogia',juga menjadi pengingat bagi semua warga kota bahwa ruang publik kotamempakan iuang terbLrka milik warga kota yatrg harus dijaga estetikanya agarmasyarakat kota nyaman berada di mang publik kota. Ruang publik bisa menjadiruang ekspresi bagi siapa saja tennasuk bagi seni hadisi kita, dan sokaliglrsmenjadi ruang komunikasi bagi wara kota dengan tidak lagi lnempersoalkanantara yang tua dar yang rnuda, yang hadisional, modem, ataupull kontemporer.Yang seniman atau bukan seniman, yang yogya atauprn bukan yogya_ Sekat_

    67

  • sekat komunikasi telah tereliminasi dan membangun media yang familier bagikepentingan bersama.

    Daftar Pustaka

    Koentjaraningat. Pergdntar llmu Antrcpologi. Jakarta: Aksara Baru. 1980.Tanasia, Ade (F.d). Tanda Mata dali Jogja. Yogyakafta: Jogja Mural Fomm.

    2008.

    Cockoft, Eva., John Pibnan Weber, and James Cockroft. Tov,atds People Afis:The Contemporary) Murdl Motefient. New Mexico: University of NewMexico Press l9g8

    Susanto, Mikke. Ditli Rupa: Kunpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.2002.

    Madanipour, Ah. Design of Urban Space, an Inquiry into Social-Spatial Prcces.New York: John Wiley & Son. 1996.

    Santosa, Lnam Btdr. Profesi Wong Cilik: Spirilualisne Pekerje Tradisional di"/a a. Yogyakafiar Yayasan untuk Indonesia. 1999.

    Chambers, W.G. Basics Comunications and Coding. Oxford: Claderon Press,r985

    Vihma, Susatlrr., dan Seppo Vakeva, ad. Semiotikan l/isual dan SemantikaProduk. Y ogyakafia- Jalasutra. 2009.

    Koran: Radar Yogya, l1 November 2007.

    68