perhitungan kolesterol

download perhitungan kolesterol

of 5

description

perhitungan kadar kolesterol

Transcript of perhitungan kolesterol

Hasil Pengamatan dan PerhitunganHasil PengamatanLarutan ujiAbsorbansiWarna

Blanko0.000Bening

Standar0.611Merah muda

Uji I 0.712Merah muda

Uji II0.767Merah muda

Uji III0.596Merah muda

Uji IV0.686Merah muda

Perhitungan

Konsentrasi standar = 200 mg/dLUji 1

Uji 2

Uji 3

Uji 4

Rata-rata kadar sampel

5.2.2. Simpangan BakuSD =

5.2.3. Simpangan Baku Relatif (RSD)

Teori prinsip spektro Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul. (Sumar hendayana. 1994 : 155)Hendayana, Sumar. (1994).Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.Larutan standar dan blankoLarutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. (Basset,1994)Basset, J., 1994, Vogel Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4, Buku Kedokteran EGC, JakartaLarutan BlankoLarutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis fotometri. (Anonim,2015)Anonim, 2015. Blank solution. EVISAS Glossary. Diakses dari http://www.speciation.net/Glossary/blank-solution-;299

PembahasanMetode yang dipilih dalam praktikum ini adalah metode hidrolisis enzimatik dan oksidasi, yang didasarkan pada reaksi indikasi secara kolorimetri dengan menggunakan enzim kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase. Tujuan digunakannya metode enzimatik karena dalam metode ini penggunaan enzim memberikan keuntungan yaitu enzim dapat bekerja lebih spesifik terhadap suatu substrat tertentu, dalam hal ini substrat yang diharapkan bereaksi dengan enzim-enzim tersebut adalah kolesterol. Di dalam tubuh, kolesterol tidak berada dalam bentuk bebas, melainkan dalam bentuk esternya agar dapat larut dalam plasma darah. Kolesterol dalam bentuk ester tidak dapat dianalisa, sehingga kolesterol harus dibebaskan terlebih dahulu. Mekanisme pembebasan kolesterol dari kolesterol ester terjadi melalui reaksi sebagai berikut:Kolesterol ester + H2O Kolesterol esterase Kolesterol bebas + As. lemakEnzim kolesterol esterase berfungsi untuk mengkatalis reaksi hidrolisis kolesterol ester menjadi kolesterol bebasnya (Sumardjo, 2009: 409). Kolesterol bebas inilah yang diharapkan kemudian akan dapat mengalami reaksi spesifik untuk kemudian diukur konsentrasinya.Reagen yang digunakan dalam percobaan ini berupa reagen kit yang sudah berisi beberapa jenis enzim diantaranya enzim kolesterol esterase, enzim kolesterol oksidase, peroksidase, fenol, serta senyawa 4-aminoantipirin. Masing-masing senyawa tersebut memiliki peran yang berbeda dalam fungsinya sebagai satu kesatuan untuk pengujian kolesterol. Sampel uji berupa serum yang diperoleh dari darah pasien (relawan) direaksikan dengan reagen ini untuk kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu kamar sebelum diukur pada spektrofotometer. Reaksi yang mungkin terjadi adalah, mula-mula kolesterol ester yang terlarut dalam serum akan terhidrolisis dengan adanya air yang reaksinya dibantu oleh adanya enzim kolesterol esterase membentuk kolesterol bebas. Kolesterol bebas yang dihasilkan kemudian mengalami oksidasi dengan adanya O2 membentuk senyawa kolesterol-3-on dan H2O2 dengan bantuan enzim kolesterol oksidase. Senyawa H2O2 yang dihasilkan kemudian akan bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin membentuk senyawa berwarna. Itulah sebabnya mengapa pada saat ditambahkan reagen ke dalam sampel terbentuk larutan berwarna merah muda bening. Karena reaksi yang berjalan tidak hanya satu reaksi, maka diperlukan waktu untuk menghasilkan reaksi yang sempurna, oleh karena itu dilakukan inkubasi selama 20 menit. Tujuannya adalah untuk memberi waktu pada reagen-reagen tersebut untuk dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam sampel. Proses inkubasi yang benar adalah dilakukan pada suhu 37oC atau sesuai dengan suhu tubuh. Hal ini karena reagen yang kita gunakan terdiri dari komponen enzim, kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu (Sumardjo, 2009: 396) dan enzim-enzim tersebut akan bekerja optimal pada suhu 37oC karena enzim-enzim tersebut bekerja di dalam tubuh. Pengujian sampel yang dilakukan pengujian sebanyak 4 kali (triplo) adalah untuk melihat hal yang sama yaitu keseksamaan. Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Harmita, 2004). Suatu hasil pengujian dianggap memiliki nilai keseksamaan yang baik jika nilai SBR nya < 2%.Dilihat dari nilai absorbansi yang diperoleh, semua hasil pengujian memenuhi syarat dari hukum lambert beer yang mensyaratkan absorbansi berada pada rentang 0,2-0,8 untuk sampel yang berupa larutan encer dan pada 4 kali pengujian sampel memenuhi persyaratan, dan menghasilkan nilai simpangan baku relatifnya sebesar 10.33%. Dilihat dari nilai SBR yang diperoleh, maka hasil pengukuran yang dilakukan dianggap tidak seksama/presisi, karena % SBR nya lebih dari 2% yaitu sebesar 13,33%. Nilai SBR ini sangat tergantung pada konsentrasi analit dan matriks sampel (Harmita, 2004). Karena sampel uji berupa specimen biologi, maka faktor matriks menjadi sangat berpengaruh terhadap hsil uji. Sampel biologis biasanya memiliki matriks yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan sampel-sampel lainnya, sehingga memerlukan treatmen khusus agar gangguan ari matriks dapat diminimalisir.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Jakarta : Departemen Farmasi FMIPA-UI.Sumardjo, Darmin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.