Perhitungan Akut Dengan BSLT
Transcript of Perhitungan Akut Dengan BSLT
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
1/8
ksisitas Akut Dengan BSLT ( Brine Shrimp Letality Test )
I. Tujuan
Terampil dalam melakukan uji toksisitas akut dengan menggunakan metode BSLT Mengetahui cara perhitungan LD50 dengan metode BSLT Mampu melaksanakan pengujian toksisitas secara in vitro dengan menggunakan
metode BSLT Mampu menetapkan LC50sebagai parameter ketoksisan akut berdasarkan analisa
probit.
II. Landasan Teori
Toksisitas dari suatu senyawa secara umum dapat diartikan kepada potensi dari
suatu senyawa kimia untuk dapat menyebabkan kerusakan ketika senyawa tersebut
mengenai atau masuk kedalam tubuh manusia. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat
racun akut jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu yang
singkat, dan bersifat kronis jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam
jangka waktu yang panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah
yang sedikit).
Pengetahuan mengenai toksisitas suatu bahan kimia disimpulkan dengan
mempelajari efek-efek dari pemaparan bahan kimia terhadap hewan percobaan, pemaparan
bahan kimia terhadap organism tingkat rendah seperti bakteri dan kultur sel-sel dari
mamalia di laboratorium dan pemaparan bahan kimia terhadap manusia.
Untuk skrining dan fraksionasi fisiologi aktif dari ekstrak tanaman dapat di lakukan
uji standar toksisitas akut (jangka pendek). Suatu metode yang digunakan secara luas
dalam penelitian bahan alam untuk maksud tersebut adalah adalah Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT). BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk uji aktifitas
farmakologi dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang
Artemia salina Leach. Uji ini mengamati mortalitas larva udang yang di sebabkan oleh
senyawa uji. Senyawa yang aktif akan menghasilkan mortalitas yang tinggi.
Uji toksisitas dengan metode BSLT ini memiliki spectrum aktifitas farmakologi yang
luas, prosedurnya sederhana, cepat dan tidak membutuhkan biaya yang besar, sertahasilnya dapat di percaya. Disamping itu metode ini sering dikaitkan dengan metode
penapiasan senyawa antikanker. Dengan alas an-alasan tersebut, maka uji ini sangat tepat
digunakan dalam penelitian bahan alam.
Peranan antioksidan sangat penting dalam meredam efek radikal bebas yang
berkaitan erat dengan terjadinya penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung
koroner, diabetes dan kanker yang didasari oleh proses biokimiawi dalam tubuh. Radikal
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
2/8
bebas yang dihasilkan secara terus menerus selama proses metabolisme normal, dianggap
sebagai penyebab terjadinya kerusakan fungsi sel-sel tubuh yang akhirnya menjadi pemicu
timbulnya penyakit degeneratif. Reaksi radikal bebas secara umum dapat dihambat oleh
antioksidan tertentu baik alami maupun sintetis. Sebahagian besar antioksidan alami
berasal dari tanaman, antara lain berupa senyawaan tokoferol, karatenoid, asam askorbat,
fenol, dan flavonoid.
Senyawa bioaktif hampir selalu toksik pada dosis tinggi, oleh karena itu daya bunuh
in vivo dari senyawa terhadap organisme hewan dapat digunakan untuk menapis ekstrak
tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas dan juga memonitor fraksi bioaktif selama
fraksinasi dan pemurnian. Salah satu organisme yang sesuai untuk hewan uji adalah brine
shrimp (udang laut).
Untuk mengetahui toksisitas ekstrak daun dalam penelitian ini digunakan metode
BSLT (Brine ShrimpLethality Test) dan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sebagai
antioksidan digunakan metode DPPH (-1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Pengukuran antioksidan
secara Efek peredaman radikal bebas DPPH merupakan metode pengukuran antioksidan
yang sederhana, cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen seperti halnya uji lain
(xantin-xantin oksidase, metode Tiosianat, antioksidan total). Hasil pengukuran
menunjukkan kemampuan antioksidan sampel secara umum tidak berdasar jenis radikal
yang dihambat. Pada metode ini, DPPH berperan sebagai radikal bebas yang diredam oleh
antioksidan dari bahan uji, dimana DPPH akan bereaksi dengan antioksidan tersebut
membentuk 1,1,-difenil-2- pikril hidrazin. Reaksi ini menyebabkan terjadinya perubahan
warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer sinar tampak pada 515 nm, sehingga
aktivitas peredaman radikal bebas oleh sampel dapat ditentukan.
Uji Toksisitas dengan Metode BSLT. Metode Meyer et al. digunakan untuk
mempelajari toksisitas sampel secara umum dengan menggunakan telur udang (Artemia
salina Leach). Penetasan Larva Udang, disiapkan bejana untuk penetasan telur udang. Di
satu ruang dalam bejana tersebut diletakkan lampu untuk menghangatkan suhu dalam
penetasan, sedangkan di ruang sebelahnya diberi air laut. Kedalam air laut dimasukkan +
50-100 mg telur udang untuk ditetaskan. Pada bagian telur ditutup dengan aluminium foil,
dan lampu dinyalakan selama 48 jam untuk menetaskan telur. Diambil larva udang yang
akan diuji dengan pipet.
Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT. Sebanyak 100 L air laut yang
mengandung larva udang sebanyak 10-12 ekor dipipet, kemudian dimasukkan ke dalam
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
3/8
wadah uji. Di tambahkanlarutan sampel yang akan diuji masing-masingsebanyak 100 L,
dengan konsentrasi 10, 100, 200, 500dan 1000 ppm. Untuk setiap konsentrasi dilakukan 3
kali pengulangan (triplikat). Larutan diaduk sampai homogen. Untuk kontrol dilakukan
tanpa penambahan sampel. Larutan dibiarkan selama 24 jam, kemudian dihitung jumlah
larva yang mati dan masih hidup dari tiap lubang. Angka mati dihitung dengan
menjumlahkan larva yang mati dalam setiap konsentrasi (3 lubang).Angka hidup dihitung
dengan menjumlahkan larva yanghidup dalam setiap konsentrasi (3 lubang).Perhitungan
akumulasi mati tiap konsentrasi dilakukan dengan cara berikut: akumulasi mati untuk
konsentrasi 10 ppm = angka mati pada konsentrasi tersebut, akumulasi mati untuk
konsentrasi 100 ppm = angka mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada
konsentrasi 100n ppm, akumulasi mati untuk konsentrasi 200 ppm = angka mati pada
konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi 100 ppm + angka mati pada
konsentrasi 200 ppm. Akumulasi angka mati dihitung sampai konsentrasi 1000 ppm.
Perhitungan akumulasi hidup tiap konsentrasi dilakukan dengan cara berikut: akumulasi
hidup untuk konsentrasi 1000 ppm = angkahidup pada konsentrasi 1000 ppm, akumulasi
hidup untuk konsentrasi 500 ppm = angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka
hidup pada konsentrasi 500 ppm, akumulasi hidup untuk konsentrasi 200 ppm = angka
hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada konsentrasi 500 ppm + angka hidup
padakonsentrasi 200 ppm. Akumulasi angka hidup dihitungsampai konsentrasi 10 ppm.
Selanjutnya dihitung mortalitas dengan cara: akumulasi mati dibagi jumlah
akumulasi hidup dan mati (total) dikali 100%. Grafik dibuat dengan log konsentrasi sebagai
sumbu x terhadap mortalitas sebagai sumbu y. Nilai LC50 merupakan konsentrasi dimana
zatmenyebabkan kematian 50% yang diperoleh denganmemakai persamaan regresi linier
y = a + bx. Suatu zatdikatakan aktif atau toksik bila nilai LC50 < 1000 ppm untuk ektrak
dan < 30 ppm untuk suatu senyawa.
III. Alat dan Bahan
Kotak penetasan larva Mikro pipet 2-20 L Mikro pipet 20-200 L Wellplate Kaca pembesar Tabung reaksi Labu ukur kotak steroform
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
4/8
IV. Prosedur kerja
a.Penetasan larva
b.Orientasi konsentrasi
V. HASIL PENGAMATANAnalisis data BSCT dengan analisis Probit
Kelas Konsentrasippm
Log C
(y)Hidup mati %
kematianProbit Lc 50
AEkstrak
BINTARO
10000 4 - 10 100 8,7190
-
1000 3 - 10 100 8,7190100 2 - 10 100 8,719010 1 - 10 100 8,71901 0 - 10 100 8,7190
0,1 -1 - 10 100 8,7190B
EkstrakAlpukat
10000 4 - 10 100 8,7190
26,4338ppm
1000 3 1 9 90 6,2816100 2 4 6 60 5,253310 1 5 5 50 5,0001 0 2 8 80 5,8416
0,1 -1 3 7 70 5,5244
Ket :Digunakan regresi linierY = a + bxProbit = a + b (log C)a = 3,26715b = 1,21853r = 0,9271
http://3.bp.blogspot.com/-0QtNaKrjM2w/T5lDV5GakmI/AAAAAAAAAH4/hr62HYCUw2o/s1600/caker+1.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-pB--AqUr-K0/T5lC3P2Kn0I/AAAAAAAAAHw/QvjdISgDPbA/s1600/caker+1.pnghttp://3.bp.blogspot.com/-0QtNaKrjM2w/T5lDV5GakmI/AAAAAAAAAH4/hr62HYCUw2o/s1600/caker+1.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-pB--AqUr-K0/T5lC3P2Kn0I/AAAAAAAAAHw/QvjdISgDPbA/s1600/caker+1.png -
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
5/8
di hitung LC 50 ?LC 50 = (5-a)/bLC 50 = (5-3,26715)/1,21853LC 50 = 1,42216Antilog LC 50 = 26,4338 ppm
Analisis data BSCT dengan analisis Reed-Munch
kelasKonsentrasi
ppmhidup mati mati
hiduptotal ratio
%kematian
LC
BEkstrakAlpukat
0,1 11 19 19 45 64 19/64 29,68
0,6p
1 7 23 42 34 76 42/76 55,2610 13 17 59 27 86 52/79 68,6100 13 17 76 14 90 76/90 84,4
1000 1 29 105 1 106 105/106 99,010000 0 30 135 0 135 135/135 100
Di hitung :h= 50%-a/(b-a)h : ukuran jaraka : % yang menyebabkan kematian lebih kecil dari 50 %b : % yang menyebabkan kematian lebih besar dari 50 %
h = (50%-29,68%)/(55,26%-29,68%)
Di hitung :
i = log kematian diatas 50% / kematian dibawah 50%i : log kenaikan dosisi = log 1/0,1i = log 10i = 1
Di hitung :g = h X ig : hasil kali dari ukuran jarak dan log kenaikan dosisg = 0,749 X 1g = 0,749DI hitung :
y = g + log kematian lebih kecil dari 50 %y : hasil penjumlahan g dan log kematian kecil dari 50 %y = 0,749 + log 0,1y = 0,749 1y = - 0,206
LC 50 = anti log yLC 50 = anti log 0,206LC 50 = 0,6223 ppm
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
6/8
Analisis data BSCT dengan analisis Farmakopekelas Konsentrasi
ppmLog
dosisHidup Mati mati Pi Pi LC 50
BEkstrakAlpukat
0,1 -1 11 19 63 0,63
4,47 1,071 ppm
1 0 7 23 76 0,7610 1 13 17 56 0,56100 2 13 17 56 0,561000 3 1 29 96 0,9610000 4 0 30 100 100
Di hitung :m = a b ( Pi 0,5)Pi : % kematian terhadap % seluruh hewan yang dicobakan.m = 4 1 (4,47 0,5)m = 4 1 (3,97)m = 4 3,97m = 0,03
LC 50 = anti log mLC 50 = anti log 0,03LC 50 = 1,071 ppm
VI. PembahasanUji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan uji toksisitas yang digunakan
sebagai uji permulaan untuk mengetahui aktivitas dari suatu zat atau senyawa yang
terkandung dalam suatu ekstrak atau suatu isolat murni.
Pada praktikum kali ini larva udang yang digunakan adalah jenis Artemia salinayang
telah berumur 48 jamdan proses pembenihan telur udang yang digunakan adalah sebanyak
0,5 gram dan dimasukkan dalam air garam dengan kadar 38% (38 gram dalam 1liter air)
hal ini dilakukan sebagai simulasi dari habitat asli udang yaitu air laut.
Adapun ekstrak yang digunakan adalah ekstrak buah alpukat dan bintaro yang dibuat
larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu mulai dari 10000, 1000, 100, 10, 1
dan 0,1 ppm. Hal ini bertujuan untuk mengetahui LC50 dari masing - masing ekstrak
tersebut dengan berbagai konsentrasi.
Pada prakteknya dengan perlakuan yang sama yaitu larutan ekstrak yang dimasukkan
dalam tabung reaksi yang berisi 10 buah larva dengan 10 ml larutan (9 ml air garam danekstrak sebanyak 1 ml). Ekstrak bintaro menunjukkan hasil data yang error, hal ini
ditunjukkan dengan adanya kematian pada semua larva udang di berbagai konsentrasi.
Adapun untuk ekstrak alpukat menunjukkan hasil bahwa dengan naiknya konsentrasi maka
larva udang yang mati semakin banyak, tetapi pada konsentrasi 1 dan 0,1 ppm tidak
menunjukkan hal denmikian, sehingga data yang dipakai adalah pada konsentrasi 10000
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
7/8
sampai 100 ppm. Selain itu percobaan dilakukan triplo agar didapat data statistik yang
baik sehingga, dapat dihitung secara statistik dari data tersebut.
Dalam penentuan nilai LC50 ini dapat dilakukan dengan 3 cara/metode, yaitu :
1. Perhitungan probit
2. analisis Reed-Munch3. analisis Farmakope
Dalam perhitungan dengan metode analisis probit, diperlukan tabel probit dan rumus
regresi liniear untuk menentukan nilai a, b dan r. Kemudian dimasukkan dalam rumus X50=
(b-a)/b dan kemudian dapat ditentukan nilai LC50. Adapun hasil perhitungan dengan
menggunakan metode ini menunjukkan hasil bahwa LC50 adalah 26,438 ppm.
Sedangkan dalam perhitungan dengan metode analisis Reed-Munch sebelumnya harus
diketahui jumlah larva yang mati dan hidup. Yang kemudian dihitung ukuran jarak (h) =
(50%-a)/(b-a) , kenaikan dosis (i) = log kematian diatas 50 %/kematian dibawah 50% ,
nilai (g) = h X I , nilai (y) = g + log kematian lebih kecil dari 50 %, kemudian dapat
ditentukan bahwa:
nilai LC 50= anti log y
Dengan menggunakan metode analisis Reed-Munch didapatkan hasil LC50 sebesar
22,54 ppm.
Perhitungan data BSLT dengan metode yang ketiga yaitu dengan analisis Farmakope.
Terlebih dahulu dicari nilai Pi dan sigma Pi untuk selanjutnya dimasukkan dalam rumus :
m = a b ( Pi 0,5) Pi = % kematian terhadap % seluruh hewan yang
dicobakan
a = dosis terendah yang dapat menyebabkan kematian 100%
b = beda log dosis yang berurutan
selanjutnya dapat ditentukan nilai LC 50 = anti log m. Dari hasil perhitungan
didapatkan nilai LC50 sebesar 26,3 ppm.
Dari ketiga metode tersebut dapat diketahui bahwa didapatkan LC50 dengan
perbedaan yang tak terlalu jauh yaitu 26,438 ppm, 22,54 ppm, dan 22,54 ppm sehingga hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak biji alpukat bersifat toksik terhadap larva udang karena LC
50 1000 g/mL, sedangkan suatu ekstrak dikatakan aktif apabila mempunyai LC 501000g/mL.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan :
-
5/27/2018 Perhitungan Akut Dengan BSLT
8/8
1. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin banyak larva udang yang mati.
2. Nilai LC50 pada metode perhitungan analisis probit adalah 26,438 ppm,
pada analisis Reed-Munch nilai LC50 adalah 26,438 ppm,
dan pada analisis farmakope nilai LC50 adalah 26,3 ppm.
3. Ekstrak biji bintaro tidak dapat dihitung LC50 nya karena pada berbagai konsentrasi larva
udang mati semua.
VIII. Daftar PustakaAnonim. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Depkes RI : Jakarta
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Ansel, Howard.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press :
Jakarta
Ernst Mutschler, 1986, Dinamika Obat ; Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan), ITB,
Bandung