Perencanaan.tugas Mata Kuliah Unggas

download Perencanaan.tugas Mata Kuliah Unggas

of 21

Transcript of Perencanaan.tugas Mata Kuliah Unggas

TUGAS MATA KULIAH AGRIBISNIS UNGGASPRAKTIKUM PENGENALAN BANGSA-BANGSA UNGGAS KEBUN BINATANG RAGUNAN Pasar Minggu, Jakarta Selatan

disusun oleh : MUHAMMAD NASRI 04.2.11.0506

SEMESTER I

JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKANSEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR BOGOR 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini berisikan tentang bahasan hasil pengamatan beberapa bangsa unggas di Kebun Binatang Ragaunan Jakarta Selatan. Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Bogor,

Desember 2011

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. I II PENDAHULUAN ........................................................................... PELAKSANAAN ........................................................................... A. Waktu dan Tempat .................................................................. B. Materi ...................................................................................... C. Metode/Cara ........................................................................... D. Hasil ........................................................................................ 1. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) .................................... 2. Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) ...................................... 3. Kuntul ................................................................................ 4. Merak Hijau ....................................................................... 5. Merak Putih ....................................................................... 6. Belibis................................................................................ DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

i ii 1 3 3 3 3 3 3 5 7 11 13 14 18

ii

I PENDAHULUAN

Unggas

terdiri

dari

berbagai

bangsa.

Bangsa

unggas

adalah

pengelompokan unggas dalam satu kelas berdasarkan perbendaan bentuk tubuh. Bangsa unggas sendiri terdiri dari berbagai varietas yang merupakanan pengelompokan unggas dalam satu bangsa berdasarkan perbedaan warna bulu dan jengger. Bangsa unggas yang kita kenal sekarang kemungkinan berasal dari beberapa spesies liar ayam hutan yang ada di Asia Tenggara. Ayam-ayam tersebut telah dijinakkan pada 2000 SM dan secara terus menerus dilakukan pemuliabiakkan untukmmeningkatkan produksi daging dan telur yang merupakan sumber bahan makanan yang bergizi. Unggas Merupakan ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, di antaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa digolongkan sebagai unggas, tetapi sampai saat ini yang tercantum dalam undang-undang pokok kehewanan, bangsa burung masih belum digolongkan ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut bahwa yang dimaksud sebagai unggas adalah ternak bersayap yang sudah lazim di pelihara oleh masyarakat. Tidak menutup kemungkinan bangsa burung masuk dalam jenis unggas karena burung secara taksonomi zoology juga termasuk ke dalam kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciri-ciri seperti unggas (Susilorini, 2009). Bangsa unggas bersifat homoioterm yaitu tidak mudah terpengaruh temperatur lingkungan dan mampu mempertahankan temperature tubuhnya relatif konstan 105-109 F (Winter and Funk, 1960). Kondisi tersebut tetap

terjaga karena unggas memiliki bulu. Kulit unggas sangat sensitif terutama pada bagian yang ditumbuhi bulu.

1

Kegiatan praktikum dilakukan di Kebun Binatang Ragunan Jalan Pasar Minggu Jakarta Selatan yang mana terdapat beberapa ternak unggas di dalamnya. Tujuan praktikum adalah mengamati beberapa ragam jenis unggas yang ada.

2

II PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan paraktikum dilakukan pada hari Kamis tanggal 01 Desember 2011 di Kebun Binatang Ragunan Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. B. Materi Materi Yang digunakan dalam Praktikum adalah : 1. Alat Tulis 2. Kamera Digital C. Metode/Cara Menggunakan Metode Pengamatan beserta Observasi data. D. Hasil 1. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) Ayam-hutan merah atau dalam nama ilmiahnya Gallus gallus adalah sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 46cm. Ayam-hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap. Dikepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap. 3

Gambar 1 Ayam Hutan Merah

Ayam-hutan merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya, Republik Rakyat Cina selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Ada lima subspesies yang dikenali. Di Indonesia, subspesies G. g. bankiva ditemukan di Jawa, Bali dan Sumatra. Ayam-hutan merah hidup berkelompok, ayam jantan dengan beberapa ayam betina. Di pagi dan sore hari, mereka keluar mencari makanan di atas permukaan tanah. Pakan Ayam-hutan Merah terdiri dari aneka bijibijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga serta berbagai jenis hewan kecil. Ayam betina biasanya menetaskan antara lima sampai enam butir telur berwarna coklat muda pucat atau coklat kemerahan. Anak ayam dapat terbang setelah berumur satu minggu.

4

Ayam-hutan merah diyakini sebagai leluhur dari ayam peliharaan. Sejak kapan ayam-hutan ini didomestikasi tidak jelas, namun mereka sudah diternakkan sejak peradaban Lembah Indus sekitar 5.000 tahun yang lalu. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : Animalia Chordata Aves Galliformes Phasianidae Gallus G. gallus

2.

Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) Ayam hutan hijau adalah kerabat dekat leluhur ayam peliharaan, ayam hutan merah (Gallus gallus). Ayam hutan merah yang menyebar luas mulai dari Himalaya, Tiongkok selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Pada pihak lain, ayam-hutan hijau tersebar di Jawa, Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya. Memiliki nama ilmiah Gallus varius, ayam ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl, merujuk pada warna dan asal tempatnya. Ayam ini disebut dengan berbagai nama di berbagai tempat, seperti canghegar atau cangehgar (Sunda), ayam alas (Jawa), ajem allas atau tarattah (Madura).

5

Gambar 2 Ayam Hutan Hijau

Ayam Hutan Hijau (Gallus gallus) merupakan anggota kelas burung (Aves) yang berukuran besar. Panjang tubuhnya dari kepala ke ekor mencapai 60 cm (jantan) dan 42 cm (betina). Jengger pada ayam jantan tidak bergerigi, melainkan membulat tepinya berwarna merah dengan warna kebiruan di tengahnya. Bulu-bulu pada leher, tengkuk dan mantel berwarna hijau berkilau dengan tepian kehitaman, nampak seperti sisik ikan. Bulu-bulu pinggul panjang meruncing berwarna kuning keemasan dengan bagian tengah berwarna hitam. Bulu pada sisi bawah tubuh mempunyai warna hitam, dan ekor hitam berkilau kehijauan. Ayam Hutan Hijau betina mempunyai ukuran yang lebih kecil dibanding ayam jantan dengan didominasi bulu yang berwarna kuning kecoklatan dengan garis-garis dan bintik hitam. Ayam Hutan Hijau (Gallus gallus) hidup berkelompok (2-7 ekor), tidur di dahan-dahan pohon dengan ketinggian 1-4 meter. Saat berbiak Ayam

6

Hutan Hijau membuat sarang di atas tanah berlapis rumput diantara semak atau rumput tinggi. Dalam sekali berbiak Ayam ini menghasilkan 5-10 butir telur berwarna keputih-putihan. Yang khas dari Ayam Hutan Hijau adalah kemampuan terbangnya. Berbeda dengan Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau mampu terbang vertikal setinggi 7 meter dan terbang horisontal (lurus) hingga radius beberapa ratus meter. Ayam Hutan Hijau jantan pun memiliki suara kokok yang khas. Suara kokoknya nyaring dan sengau Mula-mula bersuara cek-kreh. berturutturut beberapa kali seperti suara bersin, diikuti dengan bunyi cek-ki kreh, 10 15 kali, dengan jeda waktu beberapa detik, semakin lama semakin panjang jedanya. Sedangkan ayam betina berkotek mirip ayam kampung dengan suara lebih kecil dan nyaring. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : Animalia Chordata Aves Galliformes Phasianidae Gallus G. varius

3.

Kuntul Kuntul adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ardeidae. Burung ini berkaki panjang, berleher panjang, dan tersebar di seluruh dunia. Burung Cangak dan Kowak juga termasuk keluarga Kuntul.

7

Burung terbang

kuntul

sewaktu lehernya

membentuk seperti huruf "s" dan tidak diluruskan, berbeda dari dengan burung Bangau dan Ibis yang dan kaki-

keluarga

(Ciconiidae)

(Threskiornithidae) meluruskan merentangkan leher

kakinya sewaktu terbang. Dalam burung bahasa dari Melayu, keluargaGambar 3 Kuntul Salju

Ardeidae dan Ciconiidae disebut Bangau, sedangkan di Indonesia istilah Bangau digunakan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Habitat burung Kuntul di lahan basah, di pantai atau terumbu karang. Makanan Katak, berupa dan ikan, hewan Spesies kerbau

invertebrata. seperti Kuntul

(Bubulcus ibis) memakan serangga yang berukuran lebih besar dan tidak terlalu tergantung yang berair.Gambar 4 Kuntul Kerbau

pada

tanah

8

Klasifikasi burung Kuntul mengalami kesulitan karena ada perbedaan pendapat dalam pengelompokan spesies ke dalam dua genus besar: Ardea dan Egretta. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Upakelas Infrakelas Superordo Ordo Famili : : : : : : : : Animalia Chordata Aves Neornithes Neognathae Neoaves Ciconiiformes Ardeidae

Spesies o

:

Genus Ardea Kuntul putih besar, Kuntul besar (Ardea alba, Egretta alba)o

Kuntul sedang atau Kuntul perak (Ardea intermedia, Egretta intermedia, atau Mesophoyx intermedia)

o o o o o o

Cangak laut atau Cangkak laut (Ardea sumatrana) Cangak abu (Ardea cinerea) Great Blue Heron (Ardea herodias) Goliath Heron (Ardea goliath) Cocoi Heron (Ardea cocoi) White-necked Heron atau Pacific Heron (Ardea pacifica)

o o o o

Black-headed Heron (Ardea melanocephala) Madagascar Heron (Ardea humbloti) White-bellied Heron (Ardea insignis) Cangak merah (Ardea purpurea)

9

o o

Pied Heron (Ardea picata atau Egretta picata) Swinhoe's Egret atau Chinese Egret (Ardea eulophotes atau Egretta eulophotes)

Genus Philherodiaso

Capped Heron (Pilherodius pileatus)

Genus Butorideso

Green Heron atau Green-backed Heron (Butorides virescens)

o

Kokokan laut (Butorides striatus atau Ardea striatus)

Genus Ardeolao

Blekok sawah, Kuntul Putih, atau Kuntul Sawah (Ardeola speciosa)

o o o o o

Indian Pond Heron (Ardeola grayii) Squacco Heron (Ardeola ralloides) Chinese Pond Heron (Ardeola bacchus) Madagascar Pond Heron (Ardeola idae) Rufous-bellied Heron (Ardeola rufiventris)

Genus Bubulcuso

Kuntul kerbau (Bubulcus ibis atau Ardea ibis)

Genus Egrettao

Kuntul kecil atau Kuntul perak kecil (Egretta garzetta atau Ardea garzetta)

o o o o o o o

Kuntul karang (Egretta sacra atau Ardea sacra) Kuntul china (Egretta eulophotes) Kuntul salju (Egretta thula) Reddish Egret (Egretta rufescens) Slaty Egret (Egretta vinaceigula) Black Heron (Egretta ardesiaca) Tricolored Heron atau Louisiana Heron (Egretta tricolor)

o

Cangak Australia (Egretta novaehollandiae atau Ardea novaehollandiae)

o o

Little Blue Heron (Egretta caerulea) Western Reef Heron (Egretta gularis)

10

Genus Agamiao

Agami Heron (Agamia agami)

Genus Tigrisomao o o

Bare-throated Tiger Heron (Tigrisoma mexicanum) Fasciated Tiger Heron (Tigrisoma fasciatum) Rufescent Tiger Heron (Tigrisoma lineatum)

Genus Tigriorniso

White-crested Tiger Heron (Tigriornis leucolophus)

Genus Zonerodiuso

New Guinea Tiger Heron (Zonerodius heliosylus)

Genus Zebriluso

Zigzag Heron (Zebrilus undulatus)

Genus Syrigmao

Whistling Heron (Syrigma sibilatrix)

Genus Nycticoraxo

Kowak-malam Abu atau Kowak Maling (Nycticorax nycticorax)

o o o

Kowak-malam kuning (Nycticorax violaceus) White-backed Night Heron (Nycticorax leuconotus) Rodrigues Night-Heron (Nycticorax megacephalus) (sudah punah)

Genus Gorsachiuso

Kowak malam merah atau Kowak Melayu (Gorsachius melanolophus atau Nycticorax caledonicus)

o o o

White-eared Night Heron (Gorsachius magnificus) Japanese Night Heron (Gorsachius goisagi) Malayan Night Heron (Gorsachius melanolophus)

4.

Merak Hijau (Pavo muticus) Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa, nama ilmiahnya Pavo muticus adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti burung-burung lainnya yang ditemukan di suku Phasianidae, Merak Hijau mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau

11

keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

Gambar 5 Merak Hijau

Populasi Merak Hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Cina, Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Walaupun berukuran sangat besar, Merak Hijau adalah burung yang pandai terbang. Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.

12

Pakan burung Merak Hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : Animalia Chordata Aves Galliformes Phasianidae Pavo P. muticus

5.

Merak Putih (Pavo cristatus albino) Merak putih (pavo cristatus) termasuk merak yang langka dijumpai, populasinya tersebar di India dan Srilangka dengan status konservasi beresiko rendah (least concern=LC), kategori yang diberikan olehi IUCN-International Union for Conservation of Nature untuk spesies yang telah dievaluasi tetapi tidak termasuk ke dalam spesies terancam atau mendekati terancam punah, bahkan juga tidak termasuk dalam kategori ketergantungan konservasi.

13

Gambar 6 Merak Putih

Unggas pemakan biji-bijian, daun dan serangga hidup di hutan dan padang rumput. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : Animalia Chordata Aves Galliformes Phasianidae Pavo P. cristatus albino

6.

Belibis Belibis atau Dendrocygna adalah sekelompok unggas berparuh datar (Anseriformes) yang dapat mengeluarkan suara seperti siulan. Karena

14

kekhasan ini, dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai whistling duck ("itik bersiul"). Sebagai anggota suku Anatidae, belibis memiliki kedekatan genetik dengan itik. Di beberapa tempat di Indonesia, khususnya yang berawa-rawa, belibis diternakkan. Belibis goreng adalah menu alternatif bebek goreng yang disukai orang. Klasifikasi ilmiah Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus : : : : : : : Animalia Chordata Aves Anseriformes Anatidae Dendrocygninae Dendrocygna

Ada delapan jenis yang dikenal di dunia. Tiga di antaranya ditemukan di Indonesia (diberi tanda bintang) : Dendrocygna arborea Belibis kembang, Dendrocygna arcuata (*) Dendrocygna autumnalis Dendrocygna bicolor Dendrocygna eytoni Dendrocygna guttata (*) Belibis kecil, Dendrocygna javanica (*) Dendrocygna viduata

15

Belibis kembang (Dendrocygna arcuata) biasa dijumpai mencari mangsa di daerah-daerah tambak dekat pantai, di rawa-rawa dan juga di danau-danau yang terdekat di pegunungan. Makanannya berupa binatang-binatang kecil yang hidup di air, tanaman air dan juga biji-bijian. Pada waktu sepasang Belibis Kembang hendak bertelur, burung ini membuat sarangnya dipermukaan tanah, biasanya di rumputan. Sebuah sarang Belibis Kembang dapat berisi telur sampai sebanyak 9 butir. Anaknya seperti anak-anak itik peliharaan, sehari setelah ditetaskan sudah pandai berenang, beriringan meninggalkan sarang bersama induknya mencari makan.

Gambar 7 Belibis Kembang

Belibis Kembang banyak diburu orang karena rasa dagingnya yang memang enak dimakan. Oleh sebab itu jenis binatang ini dikhawatirkan akan punah. Untuk mencagah kepunahannya pemerintah mengeluarkan undang-undang perburuan yang mengatur cara dan ketentuan-ketentuan yang harus ditaati para pemburu di dalam melaksanakan pemburuannya. Daerah penyebaran Belibis Kembang

16

meliputi daerah yang luas mulai dari Indonesia, Philipina sampai ke kepulauan Fiji dan Australia. Klasifikasi ilmiah Belibis Kembang Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : Animalia Chordata Aves Anseriformes Anatidae Dendrocygna D. arcuata

17

DAFTAR PUSTAKA

Alamendah,

2011.

Ayam

Hutan

Hijau

(Gallus

varius)

Asli

Indonesia,

http://alamendah.wordpress.com/2011/03/18/ayam-hutan-hijau-gallusvarius-asli-indonesia/ diakses pada tanggal 13 Desember 2011. Anonim, 2011. Ayam Hutan, http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_hutan diakses pada tanggal 14 Desember 2011. Anonim, 2011. Kuntul, http://id.wikipedia.org/wiki/Kuntul diakses pada tanggal 14 Desember 2011. Anonim, 2011. Merak, http://id.wikipedia.org/wiki/Merak diakses pada tanggal 14 Desember 2011. Cahyono, B, 2005. Ayam Buras Pedaging, Penebar Swadaya, Jakarta. Coates, B.J. and K.D. Bishop. 2000. Panduan lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife IP & Dove Publication. Bogor. Ramadhany, D. 2009. Perilaku Burung Belibis Oleh Dedy Ramadhany,

http://dydear.multiply.com/journal/item/12?&show_interstitial=1&u=%2 Fjournal%2Fitem diakses pada tanggal 14 Desember 2011. MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. Mahardjo M, dkk. 1976. Burung-burung yang Hidup di Air. PT. Karya Nusantara : Jakarta. Susilorini, E, 2008. Budidaya 22 Ternak, Penebar Swadaya, Jakarta.

18