PERENCANAAN PERBAIKAN PENGELOLAAN TOOL ROOM...
Transcript of PERENCANAAN PERBAIKAN PENGELOLAAN TOOL ROOM...
PERENCANAAN PERBAIKAN PENGELOLAAN TOOL ROOM
PT.UNITED TRACTOR. Tbk
SITE ADARO SUPPORT BUMA
TUGAS AKHIR
ADI BAGUS KURNIAWAN
140309232691
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
iii
iv
v
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan ibunda tercinta
Baseri dan lilik wuliyatin,
sodara perempuan saya
medy kristika,
Dosen terbaik
Drs. Syaeful Akbar, M.T.,
Ida Bagus Dharmawan, S.T.,M.Si.
Sahabat terbaik
Joko susanto,
Support terbaik
Widyawati sandri
Rekan-rekan POLMAN dan UTSchool,
Teman-teman 3 TM 1dan 3 TM 2 Politeknik Negeri Balikpapan angkatan
2014,
Supervisor, mekanik dan admin PT United Tractor site Adaro support
Buma Area OTHERS,
Dosen-dosen pembimbing tugas akhir saya.
vi
ABSTRACT
Tool room serves as a place to store equipment for humans in performing work in
accordance with the requirement to operate quickly so that the necessary spatial
layout that regulary so that tool is needed can be found quickly and easily. Tool room
should be able to keep his equipment that serves as counterweight and strut a tool
rooms are not systematically lead to the management of which include a return,
storage, and expenses of less than optimal. Sturucturing the layout in tool room is
very important because a major effect on a company itself, the lack of a shelf storage
tools can lead to the buildup of tool which different kind of in a coitainer the same.
Form the writers intentd to make the design layiut that can optimize the use of tool
room for tools in it can be made more presentable. Before the improvement of layout
in tools room that this writer first do is to check the equipment which is stored in the
tool rooms, doing interviews with employees tool room about obstacles that often
were found, after it makes the application of repair / a realignment tool room that
already exist to know what to do is to make efforts to the layout and an improvement
on the system of borrowing, storoge, and the return, and need training on
management tool room is right for the employess tool room.the location of a restored
by adding a shelf storoge tools, added a desk, two cabinet shalves to tune up, storage
should be according to a place of storage and tool which will be saved, the layout of
the loan tool of fast moving should be stored near the exit and slow moving away
from the exit.
The key word : the management of the layout, tool room, borrowing, storage, and the
return.
vii
Abstrak
Tool room berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan
untuk beroperasi secara cepat sehingga diperlukan penataan ruang tata letak yang
teratur agar tool yang dibutuhkan bisa ditemukan dengan mudah dan cepat. Tool
room harus bisa menjaga peralatan yang berfungsi sebagai penyeimbang dan
penyangga, keadaan tool room yang tidak sistematis menyebabkan pengelolaan yang
meliputi pengambilan, penyimpanan, dan pengeluaran barang kurang optimal.
Penataan tata letak dalam tool room sangatlah penting karena berpengaruh besar
terhadap suatu perusahaan itu sendiri, kurangnya rak penyimpanan alat dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan tool yang berbeda jenis dalam satu wadah yang
sama. Dari permasalahan tersebut penulis bermaksud membuat desain tata letak yang
dapat mengoptimalkan kegunaan dari tool room agar tool didalamnya dapat lebih
tersusun dengan rapi. Sebelum melakukan perbaikan tata letak di tool room yang
penulis terlebih dahulu lakukan adalah melakukan pengecekan peralatan yang
tersimpan didalam tool room, melakukan wawancara terhadap karyawan tool room
tentang kendala yang sering ditemukan, setelah itu membuat surat permohonan
perbaikan/penataan kembali kepada supertandent maintenanc, melihat pengelolaan
tool room yang sudah ada agar mengetahui apa yang harus dilakakuan sebagai upaya
perbaikan. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan upaya
pembuatan tata letak dan upaya perbaikan pada sistem peminjaman, penyimpanan,
dan pengembalian, serta diperlukannya pelatihan tentang pengelolaan tool room
secara benar terhadap karyawan tool room. Tata letak yang diperbaiki dengan
menambahkan 1 rak penyimpanan tool, menambahkan 1 meja kerja, 2 lemari rak tune
up, penyimpanan haruslah sesuai tempat penyimpanan dan tool yang akan disimpan,
tata letak peminjaman tool fast moving hendaknya disimpan didekat pintu keluar dan
slow moving jauh dari pintu keluar.
Kata Kunci: Pengelolaan tata letak, tool room, Peminjaman, Penyimpanan, dan
Pengembalian.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Kuasa, yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan taufik dan hidayah-
Nya, serta berkah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir yang berjudul“PERENCANAAN PERBAIKAN
PENGELOLAAN TOOL ROOM PT. UNITED TRACTOR. Tbk SUPPORT
BUMA ”sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan dapat selesai dengan baik.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW yang selalu menuntun umatnya kepada jalan yang benar dan di ridhoi oleh
Allah SWT. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan pendidikan Politeknik Negeri Balikpapan program Diploma III pada
jurusan Teknik Mesin Alat Berat program Studi Alat Berat.
Di dalam penyusunan tugas akhir ini, bukan tanpa kendala dan kesulitan yang
dihadapi oleh penulis, tapi berkat dukungan dan bantuan dari semua pihak yang
dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ramli, SE., M.M sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T, sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Alat Berat
3. Bapak Syahruddin, S.Pd,M.T, sebagai pembimbing I sekaligus sebagai dosen
wali saya di Politeknik Negeri Balikpapan dan Bapak Basri Dahlan,S.Ag.,
M.Pd.I yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama
pengerjaan tugas akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri
Balikpapan dan rekan-rakan atas diskusi dan konsultasi yang di berikan.
5. Ayahanda, Ibunda, dan sanak saudara yang telah memberikan dorongan baik
moril maupun material serta do’a.
ix
6. Seluruh sahabat angkatan 2014 Teknik Mesin Alat Berat yang telah banyak
membantu selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
7. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan tugas akhir ini hingga selasai.
Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif penulis terima dan lapang dada demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pihak-pihak yang
membacanya, Terimakasih.
Balikpapan, 29 April 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................... v
ABSTRACT .............................................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Peralatan kerja ...................................................................................................... 5
2.2 Pengertian bengkel ............................................................................................... 6
2.3 Prinsip-prinsip dasar perencanaan desain tata letak ……………………………7
xi
2.4 klasifikasi tool………………………………………………………………….. 10
2.4.1 Pengertian alat ukur …………………………………………………………. 10
2.4.2 Pengertian power tool ……………………………………………………….. 11
2.4.3 Pengertian special tool ………………………………………………………. 11
2.4.4 Pengertian hand tool ………………………………………………………… 12
2.5 Tujuan penataan/pengolaan tool room ……………………………………… 12
2.5.1 Prinsip-prinsip penataan tool room ……………………………………......... 13
2.5.2 Prinsip penataan peralatan …………………………………………………... 13
2.5.3 Tata cara penataan peralatan …………………………………………………14
2.5.4 Optimasi penggunaan tool room ……………………………………………. 15
2.6 Jenis layaout ………………………………………………………………….16
2.7 Upaya mencapai optimalisasi tool room ……………………………………..19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................... 24
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 25
3.3 Diagram metodologi alir penelitian ................................................................... 25
3.4 Diagram alir metodologi penelitian ................................................................... 26
3.4.1 Studi lapangan ................................................................................................. 27
3.4.2 Identifikasi masalah ........................................................................................ 28
3.4.3 perumusan tujuan ........................................................................................ 28
3.5 Pengumpulan data .............................................................................................. 28
3.5.1 Data primer...................................................................................................... 28
3.5.2 Data skunder.................................................................................................... 29
3.6 Pengelolaan data................................................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
xii
4.1 Observasi Penelitian ........................................................................................... 30
4.2 Dokumentasi Penelitian ..................................................................................... 31
4.3 Identifikasi masalah ........................................................................................... 35
4.4 Upaya Perbaikan layout tool room ..................................................................... 39
4.4.1 layout menggunakan metode “U” ................................................................... 39
4.4.2 Layout tool room countainer 1 ……………………………………………...42
4.4.3 Layout tool room countrainer 2 ……………………………………………..44
4.4.4 Layout tool room countrainer 3 ……………………………………………..46
4.5 Standar Oprasional prosedur………………..……………………………….…47
4.5.1 Tata cara peminjaman tool………………………..………………………….….48
4.5.2 Tata cara pengembalian tool…………………………………………………....48
4.5.3 Tata cara perawatan tool …………………………………………………….48
4.5.4 Upaya perbaikan pada aktivitas penyimpanan ……………………………. .50
4.5.5 Upaya perbaikan pada aktivitas peminjaman ……………………………..…51
4.5.6 Upaya perbaikan pada aktivitas perawatan ……………………………….... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 52
5.2 Saran ................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54
LAMPIRAN
.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lokasi Tambang PT.United Tractor 2
Gambar 1.2 tool room 2
Gambar 2.1 Model pemetaan kognitif 9
Gambar 2.2 Layout arus garis laris 17
Gambar 2.3 Layout arus “U” 18
Gambar 2.4 Layout arus “L” 18
Gambar 3.1 Diagram alir metodelogi penelitian 26
Gambar 4.1 Layout tool room sebelum perbaikan 32
Gambar 4.2 Keadaan tool room 33
Gambar 4.3 Keadaan tool room 33
Gambar 4.4 Layout tool room sebelum perbaikan 35
Gambar 4.5 Layout tool room setelah perbaikan 40
Gambar 4.6 Layout tool room pada container 1 setelah perbaikan 42
Gambar 4.7 Layout tool room pada container 1 tampak samping 43
Gambar 4.8 Layout tool room pada container 2 setelah perbaikan 44
Gambar 4.9 Layout tool room pada container 2 tampak samping 45
Gamabar 4.10 Layout tool room pada container 3 setelah perbaikan 46
Gambar 4.11 Layout tool room pada countainer 3 tampak samping 47
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Media penyimpanan 7
Tabel 2.2 Alternatif perbaikan dan nilai prioritas 9
Tabel 2.3 Penjelasan tentang 5S 22
Tabel 3.1 Tabel pengumpulan data dan metode pengumpulan data 27
Tabel 4.1 Tabel kondisi penyimpanan dan tata letak di tool room 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Layout tool room
2. Struktur organisasi
3. Data wawancara
4. SOP
5. List tool
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT.United Tractor site Adaro support Buma merupakan perusahaan alat berat
yang bergerak di bidang usaha industri tambang batu bara yang berlokasi di site
Adaro Kalimantan Selatan perusahaan mulai beroprasi sejak 13 oktober 1972 dan
masih tetap bisa beroprasi hingga sekarang.
Gambar 1.2Tool room
Sumber : Dokumentasi pribadi
PT.United Tractor memiliki satu unit ruang peralatan( tool room ),namun
management tool room tersebut tidak berjalan dengan baik.Seperti yang terlihat pada
gambar 1.2 keadaan tool room tidak sistematis penyimpanan peralatan kurang
optimal dan tidak teratur menyebabkan pengelolaan peralatan kurang optimal,
peralatan tidak tertata dengan rapi dan sistematis karena banyak penumpukan alat,
sehingga dalam peroses pengambilan peralatan menunggu waktu yang lama karena
harus mencari peralatannya terlebih dahulu, karena itu di butuhkan layout (
penyusunan barang ) baru dan identitas alat ( tool ) yang meliputi part number, part
name, part size, location rack, tool rusak, tool standart, special tool, tool in, tool out
serta stock card sebagai pengontrolan alat sencara manual yang bersifat continue,
2
1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan pengelolaan tool room PT. United Tractors. Tbk site
Adaro support BUMA?
2. Hal apa yang menjadi kendala tool room PT. United Tractors. Tbk site Adaro
support BUMA?
3. Apa upaya yang di lakukan untuk mengatasi kendala serta perbaikan kinerja
tool room tersebut ?
1.3 Batasan masalah Mengingat luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian maka penulis
memberikan batasan masalah agar penyajiannya tidak menyimpang terlalu jauh dari
tujuan yang diinginkan sehingga isi yang terdapat di dalam karya tulis ini berisi hal-
hal yang berkaitan dengan hasil pengamatan atau observasi lapangan yang di lakukan
oleh penulis selama OJT ( on the job training ) di PT. United tractor site Adaro yaitu:
1. Belum melakukan implementasi upaya perbaikan management tool room
2. Tidak membahas masalah data audit karena terkendala perolehan data
3. Hanya membahas seputar tool room
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah
1. Dapat mengetahui keadaan pengelolaan tool room PT. United Tractor site Adaro
support BUMA
2. Dapat mengetahui kendala-kendala tool room PT.United Tractor site Adaro
support BUMA
3
3. Dapat mengetahui upaya yang akan di lakukan sebagai usaha mengetahui kendala
serta perbaikan kinerja tool room tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah:
1. Mengurangi permasalahan pada tool room yang ada pada perusahaan tersebut
2. Menambah pengetahuan tentang teori management tool room
3. Mengaplikasikan teori-teori yang pernah diperoleh dibangku kuliah dengan
menerapkan secara langsung.
4. Menambah informasi tentang management tool room yang baik.
5. Memberi referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan deng tool room.
6. Sebagai bahan masukan perusahaan.
7. Sebagai bahan acuan untuk melakukan penilitan lebih jauh pada tool room di
kemudian hari.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari tugas akhir ini
menjadi 5 (lima) bab. Berikut ini adalah penjelasan tentang isi dari bab-bab yang ada
pada tugas akhir ini.
1. BAB 1 :PENDAHULUAN
Berisikan pendahuluan yang mencakup tentang tentang latar belakang, tujuan
penulisan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. BAB 2 : LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori dasar yang mencakup pada perpecahan masalah yang
ada dalam karya tulis ini.
3. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang tanggal dan waktu penelitian, jenis penelitian, metode
penelitian dan lampiran data.
4
4. BAB 4 : DATA LAPANAGAN DAN KESIMPULAAN
Berisikan tentang data-data dan upaya-upaya yang harus di perbaiki dan
dilakukan dalam upaya perbaikan implementasi management tool room, foto-foto
dan kesimpulan atau masukan untuk upaya perbaikan management tool room.
5. BAB 5 : PENUTUPAN
Berisikan tentang saran dan masukan untuk lebih baik lagi kedepannya
6. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar-daftar refrensi yang digunakan penulis dalam menuyusun tugas
akhir.
7. LAMPIRAN
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peralatan kerja
Kegiatan pelaksanaan oprasional dan pemeliharaan harus di dukung beberapa
hal penting yaitu diantaranya : manpower, peralatan kerja, prosedur, persediaan suku
cadang/barng habis pakai. Alat kerja sebagai salah satu pendukung kegiatan-kegiatan
operasioanal dan pemeliharaan haruslah sesuai dan selalu berada dalam kondisi yang
baik. Agar alat kerja selalu dapat siap digunakan maka pengelolaan dan pemeliharaan
peralatan kerja mutlak diperlukan. Walaupun alat kerja tidak secara langsung
mempengaruhi kegiatan produksi tetapi pengelolaan dan pemeliharaan peralatan kerja
mempunyai beberapa keuntungan :
Mampu menyediakan peralatan yang di butuhkan dalam kondisi yang siap
digunakan
Mampu menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan alat yang dapat
digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pengendalian serta
dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan
Mampu menjaga dan mempertahankan kondisi teknis daya guna dan hasil
logistik.
Mampu mencegah dan mengambil tindakan antisipatif terhadap berbagai
penyimpangan.
Mampu menyediakan pedoman kerja bagi setiap unit kerja maupun personel
Mampu membangun budaya penggunaan alat secara bertanggung jawab oleh
para pengguna.
Dapat memperkecil resiko kecelakaan kerja ataupun kesalahan
oprasional/pengukuran/pemeliharaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan diatas maka perlu adanya pengelolaan
manajemen peralatan kerja yang jenis-jenis kegiatannya dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
6
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengawasan
Pengadaan
Pencatatan
Penyimpanan
Peminjaman dan pengembalian
Pemeliharaan
Penghapusan
2.2 Pengertian bengkel
Pengertian Bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk
perawatan/ pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin , tempat pembuatan
bagian mesin danperakitan.
Bengkel merupakan tempat untuk melakukan perbaikan, penyimpanan dan
perawatan berbagai alat mesin.
Berdasarkan fungsinya Bengkel dibagi ke dalam:
1. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale) Jenis bengkel ini biasanya hanya
digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin dan peralatan yang
sederhana.
2. Bengkel Menengah (Medium Scale) Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat
perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field-
workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi distributor alat mesin untuk
mendukung perbaikan.
3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale) Jenis bengkel ini bersifat tetap atau
permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas seperti yang ada pada pabrik produksi
skala besar. Fungsi dari bengkel ini sebagai base-workshop yang lebih besar
daripada bengkel medium scale, untuk menangani pekerjaan bongkaran atau
bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku cadang, untuk membuat
beberapa bagian mesin dan alat yang rusak.
7
2.3 Prinsip-prinsip dasar perencanaan desain tata letak
Apple (1990) menyimpulkan 6 prinsip-prinsip dasar dalam tata letak dari
tujuan dan keuntungan-keuntungan yang di dapat dari tata letak yang terencana
dengan baik, sebagai berikut:
a. Integrase secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses
produksi
b. Meminimalkan jarak perpindahan jarak material yang begerak dari satu operasi
ke operasi berikutnya
c. Aliran kerja pabrik berlangsung lancar dengan menghindari gerakan bolakbalik
gerakan memotong dari kemacetan
d. Semua area yang ada di manfaatkan secara efektif dan efisien
e. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja dijaga sebaik-baiknya
f. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel
Tabel 2.1 Media Penyimpanan
Sumber : (Hadiguna dan Setiawan; 2008)
Media Tipe Barang Alat Material Handling
Lantai Oddly shaped, besar dan
berat
Crane, Pallet jack, Forklif
Box Karet, ukuran agak kecil Crane, Forklif, Pallet Jack
Rak Kecil, Berat Pallet Jack
Kamar
Khusus
Mahal Manual, Pallet Jack
g. Aksesibilitas yang kurang baik sebagaimana telah disebutkan pada tabel 2.1
disebabkan banyak faktor yang saling terkait. Aksesbilitas yang rendah akan
menurunkan service level gudang kepada para pengguna (user). Perbaikan
aksesbilitas tidak hanya menerbitkan cara penempatan barang, tetapi harus
mengacu pada prinsip-prinsip umum dan obyektif tata letak penyimpanan. Agar
8
perbaikan tata letakpenyimpanan dapat dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu, kita perlu memetakan terlebih dahulu pola-pola perbaiakan yang dapat
dilakukan.
h. Pemetaan kognitif diperlukan untuk menstrukturkan hasil pengamatan dan
wawancara agar dapat di diformalasikan strategi perbaikan. Pemetaan bertujuan
melihat keterkaitan anatara beberapa prinsip yang patut dipertimbangkan dalam
mencapai obyektif. Pemetaan mempertimbangkan pula aktivitas-aktivitas
pokok yang menjadi bagian proses pelayanan gudang kepada para pengguna.
Pemetaan dikontribusikan kedalam empat tingkat. Tingkat 0 adalah obyektif
yang harus dicapai dari keberadaan tata letak penyimpanan, yaitu tata letak
yang optimal. Agar obyektif yang optimal, maka kita perlu mempertimbangkan
prinsip-prinsip pokok untuk mencapainya. Penempatan prinsip-prinsip
demikian ada pada level 1. Selanjutnya, kita identifikasi aktivitas-aktivitas
pokok dengan prinsip-prinsip perencanaan tata letak. Dari aktivitas-aktivitas
demikian, kita merumuskan beberapa potensi perbaikan yang akan dijadikan
dasar perumusan rencana perbaikan operasional. Gambar 2.1 memperlihatkan
contoh peta kognitifnya. Berdasarkan model yang kognitif, kita melakukan
analisis perbaikan. Gambar 2.1 memperlihatkan rencana aksi yang potensial
untuk dilakukan dalam mencapai optimasi tata letak barang di gudang.
i. Beradasarkan model peta kognitif, kita melakukan penilaian. Salah satu
pendekatan yang dilakukan dalam penilaian adalah pendapat para pakar atau
manajemen. Hasil penelitian menunjukan nilai-nilai prioritas dalam bentuk
bobot. Prioritas perbaikan perlu dilakukan sesuai dengan preferensi manajemen.
Analisis dapat dilakukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) yang cukup populer untuk pembobotan. Namun demikian, kita masih
perlu terus mengembangkan metode lainnya, sehingga penentuan prioritas
perbaikan dapat dilakukan mendekati optimal.
9
Gambar 2.1 Model Pemetaan Kognitif
Sumber : (Hadiguna dan Setiawan; 2008)
j. Adapun struktur penilaian dibentuk berdasarkan hasil pemetaan kognitif dan
terdiri atas beberapa obyektif, yaitu efesiensi luas lantai, aksesbilitas, proteksi
barang, dan utilitas alat pemindahan barang. Keempat obyektif berkaitan erat
dengan kondisi fisik lantai penyimpanan. Kita menerapkan obyektif
berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung.
k.
Tabel 2.2 Alternatif Perbaiakan dan Nilai Prioritas
Sumber : (Hadiguna dan Setiawan; 2008)
Cara Alternatif Prioritas
1. Luas gang sesuai alat pemindahan bahan 0,166
2. Pemilihan media penyimpanan 0,250
3. Tata cara penyimpanan barang 0,342
4. Penambahan jenis alat pemindahan bahan 0,069
10
5. Perbaiakn SOP 0,173
Tata letak yang ada saat ini telah memenuhi beberapa prinsip umum
untuk mencapai obyektif tata letak yang baik. Hal pokok yang belum dipenuhi
adalah pendefinisian lokasi. Artinya, lokasi diberikan pada barang, sehingga
barang yang berpindah akan berarti lokasi ikut berpindah. Padahal, lokasi
harus didefinisikan dan dapat diisi jenis barang yang berbeda untuk tipe
kebijakan acak. Konsenkuensi tata cara demikian adalah rendahnya
aksesibilitas. Rencana perbaikan lebih ditekankan pada tatacara penyimpanan
barang. Penekanan demikian merupakan usaha meningkatkan aksesibilitas
dan utilisasi luas lantai. Tata cara penyimpanan termasuk didalamnya adalah
mendefinisikan kembali lokasi tool.
2.4 klasifikasi tool
Tool terbagi menjadi beberapa klasifikasi di antarnya sebagai berikut
2.4.1 Pengertian alat ukur
Alat ukur ( measuring tool ) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
besaran baik itu besaran ukuruan dimensi dan kondisi suatu fisik suatu
komponen.Alat ukur dipergunakan untuk mengukur secara presisi,yang diperlukan
dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotof khusunya dan
peralatan teknik atau pekerjaan logam lainnya.
Alat ukur yang banyak dipergunakan di dalam otomotif dpat digolongkan
menjadi 3 kategori yaitu sebagai berikut.
Alat ukur mekanis
Alat ukur pneumatis
Alat ukur elektris/elektronik
11
Hal-hal yang yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat-alat ukur
untuk pemeliharaan dan perbaikan otomotif,mengingat pengukuran yang harus
dilakukan menuntut kepresisian yang tinggi adalah sebagai berikut :
Mempelajari cara pemakaiannya dengan seksama,karena jika tidak maka
pembacaannya salah.
Benda yang diukur harus bersih dari debu,minyak pelumas dan sebagainya.
Perhatikan suhu benda yang diukur,harus dalam keadaan normal,usahakan
suhu benda diukur dengan alat ukur harus sama
2.4.2 Pengertian power tool.
Power tools adalah alat yang digerakan oleh motor listrik, menggunakan
internal mesin dengan energi didapat dari pembakaran, uap, udara yang dikompress
atau gerakan udara / air. Power tools (Peralatan bermesin) dikelompokan menjadi
yang bisa dipindah kan maupun yang tetap dimana yang bisa dipindahkan berarti
cordless (tanpa kabel) dan mudah dipegang.
2.4.3 Pengertian special tool
Special servive tool (SST), Adalah sebuah alat yang dipakai sebagai alat
bantu bagi seseorang dalam mengerjakan atau memperbaiki komponen otomotih
tidak dapat dilakukan dengan cara yang normal. Ada banyak sekali SST yang dipakai
para mekanik otomotif dalam melakukan pekerjaanya sesuai dengan komponen yang
sedang dikerjakannya.
1. Bagian engine
2. Bagian elektrik
3. Cahsis
4. Bagian body
12
Dalam masing masing bagian tersebut, tentu mempunyai jenis pekerjaan
yang dalam penyelesainya memerlukan alat bantu yang sesuai dengan jenis
pekerjaanya.
2.4.4 Pengertian hand tool
Hand Tool Adalah alat bantu yang memudahkan manusia dalam melakukan
pekerjaan. Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan
peralatan di tool room, sehingga tool room tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan-persyaratan untuk beroperasi.
Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu tool room yang layak operasi diperlukan
penempatan peralatan yang tersusun rapih yang berdasar kepada proses dan langkah-
langkah penggunaan / aktifitas dalam tool room yang diharapkan, begitu pula dengan
daerah kerja (work stations) harus memiliki luas yang memungkinkan pekerja dapat
bergerak bebas, aman dan nyaman.
2.5 Tujuan penataan/pengolaan tool room
Penataan peralatan di tool room bertujuan untuk mendapatkan suatu
keuntungan yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua
fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat
mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan,
peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan
selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak
terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam tool room, merupakan
suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi dalam hal ini
adalah kelancaran kegiatan dalam mengelola tool room.
Lebih terinci lagi bahwa penataan memiliki tujuan sebagai berikut :
13
1) Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya
2) Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pekerja
3) Memaksimalkan penggunaan peralatan
4) Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5) Mempermudah pengontrolan
2.5.1 Prinsip-prinsip penataan tool room
Banyak diantaran para pengelola tool room yang melaksanakan penataan tool
room di site, mengabaikan prinsip – prinsip penting penataan bengkel, dan
menganggapnya tidak begitu penting untuk diperhatikan.
Beberapa prinsip penataan yang sering terabaikan
2.5.2 Prinsip penataan peralatan
Pada akhir materi pelajaran ini peserta akan dapat :
1). Memahami prinsip penataan peralatan pendukung di tool room
2). Memahami tata cara penataan peralatan yang baik
3). Melaksanakan penatan peralatan tool room dengan aman
Pada dasarnya semua peralatan yang ada di tool room adalah milik perusahaan
yang dipercayakan ke pengelola untuk dikelola dan dipergunakan sesuai dengan
program yang telah dibakukan, di dalam hal ini kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena peralatan itu senjata perusahaan maka keberadaannya harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan atau kebijakan yang berlaku,
diantaranya ialah bahwa semua peralatan yang ada di tool room harus dilengkapi
dengan dokumen pendukungnya seperti yang merupakan lampiran dari berita seperti
acara keluar masuknya alat yang pada intinya berisi : hari/tanggal alat tersebut
dipinjam di bengkel, dalam keadaan lengkap jumlahnya, benar spesifikasinya, dan
sesuai kualitasnya.
14
Setelah barang diterima dan berita acara sudah ditandatangani oleh pihak
peminjam, dan pihak penerima, maka peralatan tersebut dicatat dalam buku
pengontrolan alat, dan dibuat laporannya setiap 3 bulan ke instansi yang lebih atas.
Berdasarkan hal di atas maka sebagai pengelola tool room dituntut untuk selalu
mengetahui dengan pasti semua peralatan, yang berada dalam tanggung jawabnya
tanpa harus melihat dulu dokumen -dokumennya terutama peralatan portable dan
peralatan multi fungsi yang dalam pemakainnya bisa dipindah-pindah, sesuai
keinginan si pemakai. Agar semua peralatan mudah didteksi banyak cara yang dapat
dilakukan. Salah satu diantaranya ialah dengan menata semua peralatan pada tempat-
tempat tertentu, dengan prinsip :
- Mudah dilihat
- Mudah dijangkau
- Aman untuk alatnya
- Aman untuk pemakainya
2.5.3 Tata cara Penataan Peralatan
Dengan berpegang kepada prinsip–prinsip penyimpanan peralatan sebagaimana
dikemukankan sebelumnya, berbagai cara dapat dilakukan,
diantaranya :
a. Peralatan ditempatkan, ditata dalam satu ruang khusus, biasa disebut tool room,
penataannya dapat dilakukan dengan menggunakan panel, rak, lemari
besi, shadow board.
b. Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam
maupun di luar tool room .
c. Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam atau
diluar tool room.
d. Lemari khusus yang dapat diatur temperaturnya.
15
Disamping cara penataan diatas beberapa hal yang perlu juga diperhatikan bagi
pengelola peralatan tool room :
1. Semua peralatan dipusatkan di suatu ruang dan semua pekerja tahu kemana
mereka harus mencari untuk mendapatkannya.
2. Tool room tempat alat harus selalu dikunci, tetapi jangan sampai kuncinya hilang/
lupa sehingga terpaksa harus didobrak.
3. Dalam situasi sehari –hari , ruang alat juga berfungsi melindungi peralatan yang
dipinjam secara tidak sah oleh staf tool room (staf pemeliharaan).
4. Ruang alat hanya digunakan untuk keperluan kegiatan belejar mengajar praktek.
5. Pengecekan extra perlu dilakukan untuk peralatan khusus yang dilakukan sewaktu
– waktu , untuk pekerjaan tertentu seperti alat – alat instrumen.
6. Bila diperlukan dapat mengangkat orang seperti penjaga ruang yang bertanggung
jawab tidak hanya dalam hal pelayanan keluar masuk peralatan tetapi juga untuk
perawatan.
7. Sebaiknya peralatan ditata secara kelompok menurut jenis dan fungsinya.
8. Brosur – brosur atau katalog sebaiknya disimpan baik diruang alat pada tempat
khusus.
2.5.4 Optimasi penggunaan tool room
1). Menjelaskan makna optimasi penggunaan tool room
2). Menerapkan cara-cara pengoptimasian penggunaan tool room
3). Menghitung efisiensi penggunaan tool room
4). Memahami dan mengimplementasikan 5 S
Karakteristik tool room yang dikelola dengan baik :
i. Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas PBM
ii. Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya
bahkan meningkatkan produktivitas kerja
iii. Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja,
lingkungan, semuanya memenuhi persyaratan
16
iv. Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan / fasilitas
terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan
v. Seluruh aktivitas bengkel mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang
baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas
vi. Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secra visual l menarik dan menyenangkan,
iklim kerja yang baik, dan kesejahteraan lahir dan batin yang memadai
dengan dikelola secara baik Insya Allah Optimasi tool room akan tercapai.
Ciri-ciri tool room yang optimal penggunaannya adalah :
Efisiensi pemakaian tool room berkisar antara 60 % s.d 80 %
Program Kerja tool room terlaksana secara tuntas
Pekerja puas dengan memperoleh penataan yang baik sesuai dengan target
kompetensi standarisasi prosedur pelaksanaan
Pengelola dan Staf tool room mendapat kepuasan
2.6 Jenis Layout
Menurut Apple (1977), tool room dengan tata ruang sembarangan dan
berserakan tentunya kurang efisien dibandingkan dengan tool room yang tata
ruangnya diatur dengan rapi. Selain itu, terdapat hal lain yang perlu diperhatikan,
yaitu jenis barang yang disimpan, barang tersebut antara lain:
1. Fast Moving, yaitu barang yang sirkulasinya cepat, biasanya berupa barang-
barang yang laku cepat atau sering dibutuhkan oleh mekanik.
2. Slow Moving, yaitu barang yang sirkulasinya lambat, biasanya berupa barang-
barang yang tidak cepat di pakai.
Berdasarkan arus keluar masuk barang, terdapat beberapa bentuk layout
gudang yang dapat diterapkan, yaitu :
1. Arus garis lurus sederhana
Dengan menggunakan layout arus garis lurus sederhana, arus barang akan
berbentuk garis lurus. Proses keluar masuk barang tidak melalui lorong yang
17
berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang relatif
lebih cepat. Lokasi barang yang disimpan dibedakan antara barang kategori fast
moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving diletakkan di lokasi
dekat dengan pintu keluar. Sebaliknya dengan kategori slow moving disimpan
dilokasi dekat pintu masuk. Arus garis lurus sederhana adalah seperti gambar
berikut :
Gambar 2.2 : layout Arus Garis Lurus
Sumber : (Apple, 1977)
2. Arus “U”
Dengan menggunakan layout arus “U”, arus barang berbentuk “U”. Proses
keluar masuk barang melalui lorong/gang yang berkelok-kelok sehingga proses
penyimpanan dan pengambilan barang relative lebih lama. Lokasi barang yang
akan disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fast moving dan slow
18
moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan di lokasi yang dekat dengan
pintu keluar, sedangkan barang kategori slow moving diletakkan dengan pintu
masuk. Layout dengan arus “U” adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 : Layout Arus “U”
Sumber : (Apple, 1977)
3. Arus “L”
Dengan menggunakan layout arus “L”, arus barang berbentuk “L” dan arus
keluar masuk barang melalui lorong/gang yang tidak terlalu berkelok-kelok
sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang relative cepat. Lokasi
barang yang akan disimpan dibedakan antara fast moving dan slow moving.
Barang yang bersifat fast moving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu
keluar. Sebaliknya barang yang termasuk dalam kategori slow moving disimpan di
dekat pintu keluar. Layout dengan arus “L” adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4 : Layout Arus “L”
Sumber : Apple, 1977
19
2.7 UPAYA MENCAPAI OPTIMALISASI TOOL ROOM
Dalam upaya meningkatkan optimasi tool room ada beberapa saran yang
disampaikan adalah
Implementasi 5S
Istilah “5S” sangat sering kita dengar terutama bagi mereka yang berprofesi
sebagai karyawan industri manufaktur.Secara harfiah “5S” berasal dari 5 kata dalam
bahasa jepang yaitu, Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu, dan Shitsuke. Jika kita
terjemahkan dalam bahasa Indonesia ia akan menjadi Pemilahan, Penataan,
Pembersihan, Pembiasaan, Pendisiplinan. Sehingga dalam beberapa pabrik, kosa
kata 5S ini sudah diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi “5P” atau dalam konteks
lain ia berubah menjadi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) walaupun untuk
yang terakhir ini terkesan sedikit memaksa, tetapi masih memiliki semangat yang
sama dengan 5S.
Secara umum orang mengenal 5S sebagai sebuah cara atau filosofi yang
merupakan cara me-manage,cara mengelola area kerja baik dari pola kerja yang
efisien dan efektif, pola melakukan perbaikan terus-menerus dengan mengikis segala
bentuk pemborosan, memperbaiki alur kerja, serta memangkas proses-proses yang
tidak perlu dan tidak rasional, selain itu 5S juga mengajarkan kepada kita tentang
pola kedisiplinan yang tidak pernah mengenal lelah apalagi menyerah.
Semangat 5S dan sekaligus target sasaran 5S adalah perubahan moralitas kerja
ketika kita berada diarea kerja kita, keselamatan kerja, dan efisiensi dalam setiap hal
pekerjaan yang kita lakukan. Sebab dengan pelaksanaan 5S, kita bisa dengan mudah
melihat perbedaan setiap jenis barang di tempat dan lokasi yang berbeda pula, lebih
mudah mengakses dan menemukan sesuatu yang kita cari karena petunjuk lokasi dan
tempat yang sudah jelas, lebih hemat waktu dalam mengerjakan sesuatu karena
petunjuk yang jelas dan standar kerja yang sudah baku disesuaikan dengan kebutuhan
kerja, lebih merasa aman dan nyaman dalam bekerja karena semua karyawan telah
melakukan hal yang sama dan standar.
Untuk itu, singkat– kita kaji satu persatu dari 5 kata S diatas :
20
1. Seiri (Pemilahan )
Pastikan setiap barang yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah.
Pisahkan pula produk yang dinyatakan “OK” dengan produk yang dinyatakan
“NG” atau “BS” demikian juga dengan produk yang belum diperiksa, semuanya
harus benar-benar jelas memiliki tanda dan terpisah. Pastikan tools, alat-alat yang
bisa digunakan untuk bekerja tidak tercampur dengan alat-alat yang sudah rusak
dan tidak bisa digunakan lagi.
2. Seiton( Penataan )
Setelah dilakukan pemilahan alat yang berbeda jenisnya, baik keperluannya,
dan berbeda tujuan, maka langkah berikutnya adalah menata setiap barang
tersebut dengan pemberian identitas yang jelas agar benar-benar tidak
tercampur, penataanya dengan pola penyimpanan yang rapi, dari warna box yang
dibedakan, misalnya warna biru untuk box produk “OK” warna merah untuk
produk “NG” dan warna kuning untuk produk yang belum diperiksa. Atau kita tata
alat ukur yang biasa digunakan di lapangan produksi dengan gelang berwarna
untuk setiap periode kalibrasi yang kita tetapkan, misalnya gelang kuning untuk
alat ukur yang sudah dikalibrasi pada periode semester genap dan gelang warna
hijau untuk alat ukur yang dikalibrasi pada periode semester ganjil.Jika masa kerja
kita telah memasuki semester ganjil sementara masih ada alat ukur yang
menggunakan gelang warna kuning, maka hal ini dengan mudah bisa dideteksi dan
segera dilakukan perbaikan dengan melakukan kalibrasi atas alat ukur tersebut.
3. Seisou( Pembersihan )
Aktifitas bersih-bersih bukanlah merupakan aktifitas khusus dalam pekerjaan
kita, melainkan menyatu dengan keseharian jadwal kerja. Dengan seisou, kita
pastikan bahwa area kerja kita tetap bersih setelah pekerjaan selesai sama seperti
ketika memulai pekerjaan, hal ini bertujuan agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal
aneh selama bekerja bisa terdeteksi pada saat akhir bekerja, misalnya setiap selesai
bekerja semua tools dikembalikan ke kotaknya dan dibersihkan dari kotoran jika
21
ditemukan tools yang sudah rompal dan tidak bisa digunakan, maka dengan segera
kita tahu bahwa tools yang dimaksud harus diganti. Selanjutnya perlu segera
dilakukan order untuk penjagaan level stock. Dalam hal lain, kita bersihkan meja
kerja kita setiap selesai pekerjaan, mengembalikan file-file yang digunakan kepada
tempatnya dimana kita pertama kali mengambil. Merapikan meja kerja dan
sekelilingnya dari kerja dari dokumen-dokumen yang berceceran dan sampah-
sampah lain lalu membuang sampah ke tong sampah dan menyimpan dokumen
pada tray dokumen sesuai kebutuhannya. Kegiatan ini menyatu dalam keseharian
jadwal kerja kita kapanpun dan dimanapun. Jika hal ini dilakukan maka dengan
mudah kita bisa menemukan dokumen yang kita perlukan karena tinggal
mengambil di tempat yang sudah ditetapkan bersama, demikian pula halnya
dengan tools yang kita butuhkan akan selalu pasti tersedia dalam level stock yang
aman untuk digunakan dan dalam kondisi yang bisa pakai. Dalam
keseharian habits orang jepang sering kita dengar istilah junbi (Ed: jumbi:
persiapan) dan katazuke(rapi-rapi) setiap mereka selesai bekerja, hal ini tidak lain
adalah proses seisou yang telah menjadi karakter pribadi setiap orang jepang.
Dalam kondisi normal, mereka tidak akan mungkin meninggalkan meja kerjanya
berantakan tanpa berusaha melakukan katazuke sebelum meninggalkan tempat
kerjanya
4. Seiketsu( Pembiasaan )
Istilah seiketsu ini sering kali diterjemahkan sebagai pembiasaan walaupun
maknanya lebih dekat padastandarisasi. Bahwa setiap kita dituntut untuk
melaksankan 3S diatas dalam proses sehari-hari, bukan lagi sebagai aktifitas
dadakan yang menyita waktu dan energy apalagi tetapi tidak memberikan dampak
berarti dalam pekerjaan. Rangkaian aktifitas 4S dilaksanakan dengan konsisten
dalam keseharian kerja kita, dilaksanakan oleh semua orang tanpa kecuali sebagai
sebuah standar baku yang menyatu dengan pekerjaan inti.
5. Shitsuke (Pendisiplinan )
22
Ini adalah fase terakhir dari rangkaian “Pilah-Tata-Bersihkan-Biasakan”.
Penetapan pendisiplinan diri merujuk pada proses panjang yang berkelanjutan.
Maka Seiketsu sebagai S ke-5 menjadi penyempurnaan dari 5S sebelumnya.Pada
konsep pendisiplinan ini diharapkan pula bukan sekedar mempertahankan kondisi
yang ada tetap rapih, bersih, dan standar saja melainkan perlu ada perbaikan
berkelanjutan tanpa perubahan tidak berhenti berinovasi. Sebab hanya dengan cara
itulah perusahaan dapat mempertahankan kondisinya untuk tetap survive ditengah
era persaingan global saat ini.
Tabel di bawah ini menjelaskan tentang 5 S tersebut.
Tabel 2.3 Penjelasan tentang 5S
5 S INDONESIA PENGERTIAN
SEIRI PEMILAHAN
Pilah yang di perlukan
dengan yang tidak di
perlukan,Pilah barang
yang OK ( bisa di pakai
) dengan NG ( tidak bias
pakai ), pilah setiap alat
yang berbeda jenisnya
SEITON PENATAAN
Tata setiap alat agar
mudah dicari.
Tata setiap alat sesuai
keperluannya.
Tata setiap alat agar
indah dilihat.
SEISOU PEMBERSIHAN
Bersihkan tempat
kerjamu agar jika ada
hal aneh mudah
dideteksi.
23
bersihkan setiap barang
agar selalu terawatt.
bersihkan sekelilingmu
agar tetap bersih.
SEIKETSU PEMBIASAAN
Biasakan dirimu bekerja
sesuai standar.
biasa berlaku benar
adalah standar.
biasa berbuat sesuai
standar adalah benar.
SHITSUKE PENDISIPLINAN
Disiplinkan Kebiasaan
3S pada keseharianmu,
disiplinkan Kebiasaan
baik agar menjadi
karakter
disiplinkan berperilaku
sesuai Standard
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini di rancang sebagai field research yaitu penelitian lapangan
yang melibatkan pengumpulan data primer atau informasi baru dan terkait kondisi
nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi deskriptif melalui observasi
lapangan ( Goerge Allen dan Unwin, 1984 )
Observasi lapangan yang di lakukan adalah mengenai kondisi pengelolaan tool
room ( ruang peralatan ) yang sebenarnya guna melakukan perbaikan, upaya
perbaiakn pengelolaan tool room yang berguna untuk mempermudah dalam
melakukan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang untuk
meningkatkan efektifitas kerja. Adapun metode yang di gunakan untuk
mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut
1. Dokumentasi yaitu dengan cara pengumpulan data-data dan foto yang dilakukan
oleh penulis secara langsung di lapangan yang menjadi tempat penelitian ( tool
room ), data-data dan foto tersebut akan menjadi pedoman dasar masalah yang
akan di bahas.
2. Wawancara yaitu pengumpulan informasi tanya jawab yang dilakukan oleh
penulis kepada pengelola tool room dan storeman, dari proses penempatan, proses
peminjaman, keluar masuk tool, pengontrolan tool rusak dan expired, kendala apa
yang sering dialami oleh pengelola tool room dan storeman dan apa yang di
rasakan setelah adanya upaya perbaikan pengelolaan tool room yang sekarang.
3. Studi pustaka yaitu membandingkan data dan informasi yang di dapat dari
perusahaan dengan data yang didapat diinternet untuk di jadikan referensi serta
menunjang penulis dalam meyelesaikan tugas akhir.
25
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
. Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Juli
2016 sampai 30 November 2016.Tempat penelitian dan pengumpulan data di
laksanakan di PT. BUMA Jl Jend A Yani TANJUNG TABALONG yang merupakan
salah satu customer dari PT. UNITED TRACTOR Tbk site ADARO Area OTHERS
3.3 Diagram Metodologi Alir Penelitian
Dan penelitian ini yang bertujuan memerlukan gambaran penelitian seperti
diagram alir untuk memudahkan pembaca maupun penulis untuk memahami masalah
yang diangakat oleh penulis. Diagram alir penelitian dapat di gambarkan pada
gambar 3.1 berikut.
26
3.4 Diagram alir metode penelitian
Mulai
Studi Lapangan
Perumusan Tujuan
Studi Pustakaan
Pengumpulan Data
Data Sekunder Data Primer
Data
Wawancara
Foto kondisi Tool
Room
Data
SOP
Identifikasi & Rumusanmasalah
Observasi Dokumentasi
Pengolahan data
Solusi
Kesimpulan
Selesai
List tool
27
Gambar 3.1 Diagram Alir metodelogi Penelitian
Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Metode Pengumpulan Data
Kelompok Data Data Jenis Data Metode / Sumber
Kualitatif Kondisi pengelolaan
tool rom
Primer Observasi,
Dokumentasi.
Lay Out tool room Sekunder Gambar mengenai
tata letak dan
kondisi
penempatan alat-
alat di dalam tool
room
Penyebab dari kendala
yang terjadi pada tool
room tersebut
Primer Observasi,dan
wawancara
Efek dari kendala yang
terjadi kepada
perusahaan
Primer Observasi
Kuantitatif Data tool Skunder Data
tool di tool room
3.4.1 Studi Lapangan
Studi lapangan melipui observasi dan dokumentasi, observasi berupa
pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Penulis mengamati secara langsung
pekerjaan rutin di area tool room dan mencatat bagian bagian penting yang di
butuhkan untuk meneliti atau menganalisa permasalahan yang terjadi di area tool
room.
28
Dokumentasi berupa pengumpulan data-data yang diperlukan seperti data SOP,
dan pengambilan gambar-gambar penerimaan & penanganan, penyimpanan,
pengeluaran, pengendalian / pengontrolan, dan perawatan tool / alat, serta layout dan
perangkat keras yang digunakan di tool room.
3.4.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan studi lapangan penulis
menemukan masalah pada area tool room yaitu. Area tool room yang kurang teratur
dalam penyimpanan alat, pengeluaran alat, pengendalian/ pengontrolan alat,
perawatan barang dan selisi barang ketika audit serta layout dan perangkat keras yang
digunakan di warehouse. Penulis mencari solusi untuk meminimalisir hal-hal
tersebuat agar mempermudah saat audit, memepermudah pengelola warehouse untuk
melakukan pekerjaanya dan perbaikan jika terjadi kesalahan.
3.4.3 Perumusan Tujuan
Setelah dilakukan indetifikasi masalah diatas, penulis mampu memlakukan
upaya perbaikan pengelolan tool room untuk mempermudah pengelola tool room dan
storeman dan mengelola tool room dalam melakukan pekerjaanya. Penelitian ini
bertujuan untuk meminimalisir dampak-dampak yang ditimbulkan dari kurang
tersistematiknya pengelolaan tool room.
3.5 Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh suatu organisasi
atau perorangan langsung pada objeknya, data ini meliputi foto area tool room dan
wawancara.Foto area tool room berupa foto-foto yang diambil penulis secara
langsung dilapangan seperti foto penyimpanan barang, dan segala aktifitas di tool
room.
Data wawancara merupakan hasil tanya jawab yang dilakukan oleh penulis
kepada pengelola tool room dan storeman mengenai pengelolaan tool room karena
mereka yang langsung menanganinya. Penulis menanyakan kendala apa yang sering
29
terjadi dalam pengelolan tool room, apa yang dilakukan oleh pengelola dalam
mengelola tool room, dan apa yang dirasakan setelah adanya perbaikan pengelolaan
tool room.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
dimana data ini diolah dan dikumpulkan oleh pihak lama (perusahaan) dan biasanya
sudah dipublikasikan, data ini meliputi list tool yang disimpan dalam tool room serta
jumlah sparepart, standard operating procedure pada tool room perusahaan tersebut
kebagian purchasing pada perusahaan tersebut.
3.5.3 Pengelolaan Data
Berdasarkan data-data yang telah didapat, kemudian data-data tersebut diolah,
untuk menentukan langkah awal dalam melakukan upaya perbaikan pengelolaan tool
room, dan meminimalisir masalah-masalah yang sering ditimbulkan.
.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Observasi Penilitian.
Menyimpan tool dengan rapi dan teratur sesuai standar oprasi yang sudah di
tetapkan perusahaan sehingga semua pihak merasa nyaman dalam melakukan
pekerjaan,ini menjadi hal penting yang perlu di perbaiki oleh semua pihak di PT.
United Tractor Site Adaro Support Buma penulis mengamati rutinitas yang dilakukan
di area tool room adapun kegiatan di area tool room PT. United Tractor Site Adaro
Support Buma.
yaitu :
1. Peminjaman tool :
a. Setiap peminjaman tool tidak menggunakan form peminjaman, hal ini
akan menyebabkan tidak terkontrolnya tool apa saja yang telah
dipinjam.
b. Pada saat mekanik akan meminjam tool mekanik mengambil tool nya
sendiri tidak melalui tool man sehingga tidak terkendalinya tool yang
hilang
c. Sulitnya pencarian tool dikarenakan tidak tersusunya tool dengan
lokasi rak yang telah di tentukan
d. Tool-tool yang beserakan di area tool room yang akan menyebabkan
area tool room tidak safty
2. Penyimpanan tool
a. Setiap penyimpanan tool tidak sesuai lokasi awal waktu di ambilnya tool
tersebut, hal tersebut akan mempersulit pencarian tool di keesokan harinya
b. Dalam meletakan tool tidak sesuai pada tempat awal di letakkan
c. Setiap pengembalian tool, tool dalam keadaan tidak bersih
d. Setiap peletakkan tool box, tool di letakkan di lemari rak sesuai pemilik
31
3. Perawatan tool
a. Tool di bersihkan setelah di gunakan
b. Area tool room tidak terlalu di perhatikan untuk kebersihannya
4.2 Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi yang peneliti lakukan meliputi pengumpulan data-data dan
foto-foto yang dilakukan oleh penulis secara langsung oleh peniliti adapun data-data,
dan foto-foto yang penulis peroleh yaitu:
1. Standart operational procedur (SOP) penyimpanan, perawatan dan peminjaman
Standart operational procedur (SOP) penyimpanan, perawatan dan peminjaman
membahas dan menjelaskan secara singkat prosedur tata cara dalam mengelola
tool room yang meliputi tata cara peminjaman, penyimpanan, dan perawatan tool.
2. List Tool
List tool adalah daftar part namber, part name, user for used, location rak, stock
awal bulan, satuan part, stock akhir bulan, part in, part out dan jumlah tool yang
tersimpan di dalam tool room.
3. Layout Tool Room
Layout tool room adalah gambaran mengenai tata letak atau gambaran tentang
kondisi di tool room tersebut. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
32
Gambar 4.1 layout tool room sebelum perbaikan
Sumber: dokumentasi Pribadi
4. Foto-Foto area tool room Foto-foto yang di ambil saat melakukan penelitian (tool
room)
Menggambarkan secara real kondisi di tool room
33
Gambar 4.2 Keadaan tool room
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.3 Keadaan tool room
Sumber: Dokumentasi pribadi
kondisi tool room yang kurang terkontrol dengan baik, terlihat penyimpanan tool
yang kurang optimal dan tidak sistematis di letakan begitu saja dan tidak pada
tempatnya seperti yang terlihat pada Gambar 4.2 dan pada Gambar 4.3
menunjukan area tool room, sebelah kanan mengalami kendala yaitu kurang
optimal dan tidak sistematis sedangkan tool room sebelah kiri dalam keadaan
kosong dan belum di gunakan. sehingga penulis berinisiatif untuk membuat
perencanaan pengelolaan pada kedua tool room tersebut.
34
5. Wawancara Tentang Tool Room
Hasil wawancara yang di dapatkan menurut responden seputar tool room yaitu
tentang kendala dan keadaan tool room saat ini. Uraian dari kendala dan keadaan
tool room adalah sebagai berikut:
a. Teknologi system data tool room yang di gunakan belum canggih.
b. Ruangan tool room yang kurang luas, sehingga sulit dalam membagi
ruangan yang ada
c. Sulit mengontrol keluar masuknya tool
d. Memperbaiki sistem pengeluaran melalui satu pintu (loket).
e. Membuat sistem yang terintegritas dengan purchasing dan accounting
f. Menurut responden perlu pelatihan personil agar dapat bekerja sesuai
dengan yang di harapkan dan mengupdate ilmu yang mereka peroleh.
g. Sistem yang di gunakan dalam pengolahan data masih manual
h. Perlu merancang layout baru, dan penambahan tool room yang
terpisah
35
4.3 Identifikasi Masalah
Gambar 4.4 Layout tool room sebelumnya di PT.United Tractor
Site Adaro Support BUMA
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada gambar 4.4 menunjukan kondisi layout tool room sebelumnya di
PT.United Tractor site Adaro support BUMA tool room yang memiliki 3 rak
36
tempat penyimpanan tool , 3 tong penyimpanan tool, dan 2 kotak penyimpanan
tool. Dari luas tool room yang ada penulis ingin mengoptimalkan tool room
secara optimal dengan menambahkan beberapa rak penyimpanan barang, untuk
mengoptimalkan fungsi tool room.
Mengapa penulis ingin mengoptimalkan ruang tool room dengan perbaikan
dan penambahan layout di tool room. dengan kondisi tool room seperti yang di
tunjukan pada gambar 4.4 tata letak yang saat ini ada masih kurang membantu
pekerjaan di tool room karena banyak tool yang harus disimpan tetapi tool room
Tersebut kurang memiliki rak penyimpanan sehingga terjadi penumpukan
peralatan yang mengakibatkan susahnya menemukan tool yang di butuhkan
mekanik dalam waktu cepat. Di tool room tersebut masih memiliki satu container
(tool room) yang masih kosong dan belum digunakanagar di tambahkan rak
lagi untuk menyimpan tool yang berguna agar tidak terjadi penumpukan
barang.
Terdapat beberapa prinsip dalam merancang layout tool room yang harus di
perhatikan agar tool room dapat berjalan dengan optimal,yaitu:
1. Bila kegiatan di dalam tool room terlalu sibuk atau dengan kata lain
frekuensi kegiatan tool masuk dan keluar terlalu sibuk, sebaiknya pintu
keluar dan masuk di pisah .
2. Alat-alat jenis fast moving di letakan didekat pintu, alat jenis slow moving di
letakan paling ujung belakang,sedangkan alat-alat medium moving
diletakkan diantara tempat penyimpanan fast moving dan slow moving.
3. Jarak antara rak dengan jalan tidak terlalu sempit agar memudahkan aktivitas
pencarian tool
4. Alat-alat yang mirip di simpan dirak yang sama sehingga memudahkan
dalam pencarian barang
5. Ukuran tool yang besar dengan yang kecil sebaiknya di pisahkan
6. Karakteristik tool
37
Tabel 4.1 Kondisi Penyimpanan dan Tata Letak Tool Room
Sumber: Dokumentasi Pribadi
No Foto Kondisi Kendala
1
Penumpukan
barang
1.Terlihat tidak
rapi
2.Penyimpanan
tidak sistematis
2
Tata letak
penyimpanan
tidak sesuai
dan tersusun
berantakan
1. Penyimpanan
barang tidak
sesuai mestinya
2. Penyimpanan
tidak terlihat
rapi
3
Ruang kosong
terlalu lebar
1. Pemanfaatan
ruang kurang
optimal
38
4
Tool yang
penyimpanann
ya tidak sesuai
1. Memakan
banyak tempat
2. Mengganggu
lalu lintas di
dalam tool
room
5
Tidak adanya
identitas
lainnya
1. Sulitnya
menemukan
barang karena
tidak ada
identitas
2. Kesalahan
dalam
pengambilan
barang
6
Penyimpanan
yang tidak rapi
1. Kurangnya
identitas part
2. Penempatan
barang yang
tidak sesuai
7
Barang yang
diletakan tidak
sesuai
tempatnya
1. Seharusnya
baut tidak
diletakan
disembarang
tempat
39
4.4 Upaya Perbaikan Layout Tool Room
4.4.1 layout menggunakan metode “U”
Gambar 4.5 Layout tool room setelah perbaikan
Sumber : dokumentasi pribadi
40
Berdasarkan pada gambar 4.4 sebelum diperbaiki dan 4.5 menunjukan gambar
layout keseluruhan dengan menggunakan metode arus “U”, yang telah di perbaiki
dapat di lihat perbedaanya. Pada gambar 4.4 pada layout sebelumnya memiliki 3
pintu, 3 rak dan tool room terpisah menjadi 3 tempat membuat toolman kesusahan
dalam melakukan aktifitas 5s tersebut. Pada gambar 4.5 layout sesudah diperbaiki
hanya memiliki 1 pintu, rak ditambah menjadi 5rak dan tool room di buat
menyambung agar memudahkan toolman dalam melakukan 5s tersebut.
Mengurangi pintu tool room bertujuan untuk memudahkan toolman dalam
mengontrol keluar masuknya tool. Upaya perbaikan pengelolaan layout (tata letak)
pada tool room ini di karenakan di tool room tersebut kekurangan rak penyimpanan
sehingga terjadi banyak penumpukan barang di rak bahkan wadah yang sama.
Jenis layout yang digunakan sebagai upaya perbaikan adalah model jenis layout
metode “U” karena pintu masuk ada 3, 2 di ujung container, 1 di tengah container,
dan belum memiliki pola, mengingat ada 3 pintu di tool room ini, dan keterbatasan
lahan.
Dari perubahan layout ini yang di harapkan dari penulis yaitu:
1 .Dapat membantu meningkatkan kinerja tool room dalam pengelolaan tool secara
optimal, sehingga tool dapat terjaga dengan baik.
2. Mengurangi biaya kerusakan tool akibat pengelolaan yang tidak baik.
dimana metode perbaikan pada tool room menggunakan metode 5s Pemilahan,
penataan, pembersihan, pembiasaan, pendisiplinan sebagai berikut :
a) Pemilahan
Pastikan setiap tool yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah.
Pastikan tools, alat-alat yang bisa digunakan untuk bekerja tidak tercampur dengan
alat-alat yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Adapun permasalahan pada kondisi lapangan seperti tidak berjlannya
pemilahan tersebut agar berjalannya pemilahan tersebut untuk itu di berikanlah
metode 5s (pemilahan).
41
b) Penataan
Setelah dilakukan pemilahan alat yang berbeda jenisnya, baik
keperluannya, dan berbeda tujuan, maka langkah berikutnya
adalah menata setiap alat tersebut dengan pemberian identitas yang jelas agar
benar-benar tidak tercampur, penataanya dengan pola penyimpanan yang rapi,
dari warna rak yang dibedakan, misalnya warna biru untuk rak hand tool,
warna merah untuk tempat tool tune up, dan warna ungu untuk tool yang
rusak.
Adapun permasalahan pada kondisi lapangan seperti tidak berjalannya
penataan tersebut agar berjalannya penataan tersebut untuk itu di berikanlah
metode 5s (penataan).
c) Pembersihan
pastikan bahwa area kerja kita tetap bersih setelah pekerjaan selesai
sama seperti ketika memulai pekerjaan, hal ini bertujuan agar jika terjadi
kesalahan atau hal-hal aneh selama bekerja bisa terdeteksi pada saat akhir
bekerja, misalnya setiap selesai bekerja semua tools dikembalikan ke
kotaknya dan dibersihkan dari kotoran jika ditemukan tools yang sudah
rompal dan tidak bisa digunakan, maka dengan segera kita tahu
bahwa tools yang dimaksud harus diganti.
Adapun permasalahan pada kondisi lapangan seperti tidak berjalannya
pembersihan tersebut agar berjalannya pembersihan tersebut untuk itu di
berikanlah metode 5s (pembersihan).
d) Pembiasaan
dilaksanakan dengan konsisten dalam keseharian kerja kita,
dilaksanakan oleh semua pekerja tanpa kecuali sebagai sebuah standar baku
yang menyatu dengan pekerjaan inti.
Adapun permasalahan pada kondisi lapangan seperti tidak berjalannya
pembiasaan tersebut agar berjalannya pembiasaan tersebut untuk itu di
berikanlah metode 5s (pembiasaan).
42
e) Pendisiplinan
konsep pendisiplinan ini diharapkan pula bukan sekedar
mempertahankan kondisi yang ada tetap rapih, bersih, dan standar saja belum
cukup melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perubahan dan tidak
berhenti berinovasi. Sebab hanya dengan cara itulah perusahaan dapat
mempertahankan kondisinya untuk tetap survive ditengah era persaingan
global saat ini.
Adapun permasalahan pada kondisi lapangan seperti tidak berjalannya
pendisiplinan tersebut agar berjalannya pendisiplinan tersebut untuk itu di
berikanlah metode 5s (pendisiplinan).
4.4.2 layout tool room container 1
Gambar 4.6 Layout tool room pada container 1 setelah perbaikan
Sumber : dokumentasi pribadi
43
Perencanaan pembuatan layout setiap rak memiliki kode rak untuk rak Pada
gambar 4.6 rak D untuk power tool, D1 fast moving (1 hari) seperti tool impact, hi
torc, untuk D2 middle moving (2 bulan) seperti gerinda, charging tool untuk D3 low
moving (6 bulan) seperti bor, electric pump
rak C untuk special tool, di letakan tool dimana C1 fast moving (1 hari) seperti
compression tester, C2 middle moving (2 bualn) seperti oil filter wrench, suction
pump dan C3 low moving (6 bulan) seperti chamsaft lock holder, untuk layout yang
bergaris-garis untuk menempatkan hook, sacle, dan layout yang berwarna ungu untuk
menempatkan tool rusak, untuk setiap melakukan pengembalian tool harus dalam
keadaan bersih.
Gambar 4.7 Layout tool room pada container 1 tampak samping
Sumber : dokumentasi pribadi
pada gambar 4.7 rak D untuk power tool, D1 rak bagian atas digunakan untuk
meletakkan alat yang ringan (1 kg) seperti puller, D2 rak bagian tengah digunakan
untuk meletakkan alat yang berukuran sedang (15 kg) seperti bor, dan untuk D3 rak
bagian bawah digunakan untuk meletakkan alat yang berat (50 kg) seperti
powerbank.
Rak C untuk special tool, diletakkan tool dimana C1 rak bagian atas digunakan
untuk meletakkan alat yang ringan (1 kg) seperti hook wrench, C2 rak bagian tengah
digunakan untuk meletakkan alat yang berukuran sedang (15 kg), dan untuk C3 rak
44
bagaian bawah digunakan untuk meletakkan alat yang berat (50 kg) seperti sliding
hammer.
4.4.3 layout tool room container 2
Gambar 4.8 Layout tool room pada container 2 setelah perbaikan
Sumber : dokumentasi pribadi
Pada gambar 4.8 rak A di letakkan measurements tool dimana A1 fast moving, A2
middle moving, dan A3 low moving yaitu rak untuk A1 fast moving (1 hari) seperti
jangka sorong, micrometer outside, micrometer inside, combination wrench, kunci
pas deep micrometer dan A2 middle moving (2 bulan) seperti feeler gouge dan A3
low moving (6 bulan) penggaris, meteran
Untuk rak B di letakkan hand tool dimana B1 fast moving (1 hari) seperti ratchet,
socket, dan adapter dan B2 middle moving (2 bulan) seperti universal socket, push
puller, hydraulic jack, grease gan untuk B3 low moving (6 bulan) seperti hand saw, C
45
clamp, suction gun, puller tree jaw, untuk layout berwarna ungu di gunakan untuk
meletakkan tool tune up service tool, tool ppm, cylinder bore gouge dan layout yang
bewarna putih adalah AC karena sebagian besar tool cara penyimpanannya hindari
pada suhu panas.
Gambar 4.9 Layout tool room pada container 2 tampak samping
Sumber : dokumentasi pribadi
pada gambar 4.9 rak A untuk measurements tool, A1 rak bagian atas digunakan
untuk meletakkan alat yang ringan (1 kg) seperti jangka sorong, micrometer, A2 rak
bagian tengah digunakan untuk meletakkan alat yang berukuran sedang (15 kg)
seperti cylinder bore gauge, dan untuk A3 rak bagian bawah digunakan untuk
meletakkan alat yang berat (50 kg) seperti tool lain-lain.
Rak B untuk hand tool, diletakkan tool dimana B1 rak bagian atas digunakan
untuk meletakkan alat yang ringan (1 kg) seperti kunci L, , B2 rak bagian tengah
digunakan untuk meletakkan alat yang berukuran sedang (15 kg) kunci pas 41 keatas,
kunci inggris handle 1 inch dan untuk B3 rak bagaian bawah digunakan untuk
meletakkan alat yang berat (50 kg) seperti linggis, hammer 5 kg. tujuan dari
pembuatan nama-nama rak yaitu untuk memudahkan dalam pencarian tool, dan
penempatannya
46
4.4.4 layout tool room container 3
Gambar 4.10 Layout tool room pada container 3 setelah perbaikan
Sumber : dokumentasi pribadi
Pada gambar 4.12 rak E digunakan untuk meletakan tool lain- lain, rak E1 fast
moving (1 hari) seperti sackle, dan eyebolt, untuk E2 middle moving (2 bulan) seperti
rantai , dan untuk E3 low moving (6 bulan) seperti tali tambang , untuk layout yang
bewarna abu-abu untuk menenpatkan majun dan sarung tangan, untuk layout yang
bewarna orange untuk menempatkan tool cadangan, dan layout yang bewarna coklat
adalah meja tool man, untuk penempatan meja toolman di layout container 3 agar
memudahkan toolman dalam mengontrol keluar masuknya alat di karenakan layout
ini menggunakan pintu satu pada layout 3
47
Gambar 4.11 Layout tool room pada container 3 tampak samping
Sumber : dokumentasi pribadi
pada gambar 4.11 rak E untuk lain-lain, E1 rak bagian atas digunakan untuk
meletakkan alat yang ringan (1 kg) work lamp, oring kit, E2 rak bagian tengah
digunakan untuk meletakkan alat yang berukuran sedang (15 kg) seperti pipe wrench,
dan untuk E3 rak bagian bawah digunakan untuk meletakkan alat yang berat (50 kg)
seperti freon.
Penambahan rak penyimpanan tool bertujuan untuk membantu pengelola tool
room dalam melakukan aktifitas tool room terutama dalam hal peminjaman dan
pengembalian. Upaya perbaikan pengelolaan layout ( tata letak ) pada tool room ini di
karenakan di tool room tersebut kekurangan rak penyimpanan sehingga terjadi
banyak penumpukan alat di rak bahkan wadah yang sama.
Dari perubahan tata letak tool room ini yang di harapkan dari penulis yaitu:
1. Dapat membantu meningkatkan kinerja warehouse dalam pengelolaan tool
secara optimal, sehingga kualitas tool dapat terjaga dengan baik
2. Mengurangi biaya kerusakan tool akibat pengelolaan yang tidak baik
4.5 Standar Oprasional prosedur
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur kerja ini adalah untuk menetapkan tata cara peminjam dan
48
pengambilan tools sebagai upaya control pada tools.
2. RUANG LINGKUP
Penganturan peminjaman dan pengembalian tools pada PT. Umited Tractors.
Tbk Site Adaro.
3. TAHAPAN PROSEDUR
4.5.1 Tata cara peminjaman tool
a) Peminjaman memiliki Id Card (karyawan, kontraktor, dan visitor)
b) Peminjaman mengisi buku kunjungan yang ada pada tool room
c) Peminjaman tidak diperkenakan masuk area tool room tanpa seizin
petugas tool man
d) Petugas tool room mencatat data peminjaman tool meliputi tanggal, nama
tool dan nama peminjaman
e) Batas pengembalian hingga pergantian shift. (Jika melewati batas
informasikan kepada petugas tool room)
4.5.2 Tata Cara Pengembalian Tool
a) Pada saat pengembalian, petugas tool room memeriksa kondisi dari tools
yang dipinjam dan tool dalam keadaan bersih
b) Jika tools yang diterima tidak dalam keadaan baik maka peminjam
mengisi buku kunjungan pada tanggal pengembalian
c) Jika tools yang diterima tidak dalam keadaaan baik maka petugas tool
room membuar catatan atas hal tersebut dan melaporkan kepada
supervisor logistic
d) Apabila terjadi kehilangan atau kerusakan tool, menjadi tanggung jawab
peminjam dan membuat acara kehilangan/kerusakan.
4.5.3 Tata Cara Perawatan Tool
a. Pastikan setiap tool yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah dan alat
yang rusak tidak tercampur dengan alat-alat yang rusak.
49
b. setelah di lakukan pemilahan langkah berikutnya adalah menata setiap alat
tersebut dengan pemberian identitas yang jelas agar benar-benar tidak
tercampur.
c. pastikan bahwa area tool room kita tetap bersih setelah aktivitas di tool
room selesai, hal ini bertujuan agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal aneh
selama
bekerja bis terdeteksi pada saat akhir bekerja.
d. dilaksanakan dengan konsisten dalam keseharian kerja kita, dilaksanakan
oleh semua pekerja tanpa kecuali sebagai sebuah standar baku yang
menyatu dengan pekerjaan inti.
e. mempertahankan kondisi yang ada tetap rapih, bersih, dan standar saja
belum cukup melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perubahan
dan tidak berhenti berinovasi.
Adapun permasalahan yang terjadi pada aktifitas tool room meliputi
Peminjaman, pengembalian, dan perawatan yaitu :
a. Setiap peminjaman tool tidak menggunakan form peminjaman, hal ini
akan menyebabkan tidak terkontrolnya tool apa saja yang telah
dipinjam.
b. Pada saat mekanik akan meminjam tool mekanik mengambil tool nya
sendiri tidak melalui tool man sehingga tidak terkendalinya tool yang
hilang
c. Sulitnya pencarian tool dikarenakan tidak tersusunya tool dengan
lokasi rak yang telah di tentukan
d. Tool-tool yang beserakan di area tool room yang akan menyebabkan
area tool room tidak safty
e. Setiap penyimpanan tool tidak sesuai lokasi awal waktu di ambilnya tool
tersebut, hal tersebut akan mempersulit pencarian tool di keesokan harinya
50
f. Dalam meletakan tool tidak sesuai pada tempat awal di letakkan
g. Setiap pengembalian tool, tool dalam keadaan tidak bersih
4.5.4 Upaya Perbaiakan Pada Aktivitas Penyimpanan
Penyimpanan tool yang tidak sesuai dapat berpengaruh terhadap kualitas tool
tersebut. Oleh karena itu penulis melakukan upaya perbaikan rancangan atau
mendisain layout baru agar peralatan dapat disimpan sesuai tempatnya, untuk
menghindari terjadi penumpukan tool atau peletakan tool tidak sesuai tempatnya.
Penyimpanan tool hendaknya dengan pemberian nomor urut berdasarkan
urutan masuknya agar proses penyimpanan dapat berjalan dengan baik. Alat secara
manual yang bersifat continue. Alat yang disimpan hendaknya juga berdasarkan
konsep tata letak penyimpanan alat yaitu:
a. Berdasarkan Kepopulera (Popularity)
tool fast moving hendaknya disimpan didekat pintu keluar dan alat slow moving
diletakan jauh dari pintu.
b. Berdasarkan Kemiripan (Similarity)
Tool dengan kemiripan yang disimpan bersama untuk memudahkan saat
pencarian.
c. Berdasarkan Ukuran
Memisahkan tempat penyimpanan tool yang berukuran besar dan kecil ditempat
penyimpanan yang berbeda.
d. Berdasarkan Karakteristik tool
1. tool yang mudah rusak, sehingga membutuhkan lingkungan tempat
penyimpanan yang ideal.
2. Bentuk yang unik, sehingga menimbulkan masalah dalam area peletakan alat
3. Alat yang mudah rusak, sehingga perlu memperhatikan tingkat kelembaban,
ukuran unit load, dan metode penyimpanan
4. Keamanan tool berkaitan dengan peletakan tool dimana diusahakan agar alat
diletakan di tempat yang sesuai nomor urut.
51
4.5.5 Upaya Perbaikan Pada Aktivitas Peminjaman
Upaya perbaikan yang dapat dilakukan pada aktivitas peminjaman dan
pengembalian alat yaitu dengan mewajibkan user pada setiap pengambilan tool
mengisi material issue slip sebagai proses pengeluaran barang, tujuan dari hal
tersebut adalah untuk mencocokan jumlah barang di tempat penyimpanan,
dikomputer, dan file yang ada balance/sama, dan menghindari selisih alat saat audit.
dan bagi pengelola tool room. peminjaman memiliki Id Card (karyawan,
kontraktor, dan visitor), peminjaman mengisi buku kunjungan yang ada pada tool
room, peminjaman tidak diperkenakan masuk area tool room tanpa seizin petugas
tool man, petugas tool room mencatat data peminjaman tool meliputi tanggal, nama
tool dan nama peminjaman, batas pengembalian hingga pergantian shift. (Jika
melewati batas informasikan kepada petugas tool room)
4.5.6 Upaya Perbaikan Pada Aktivitas perawatan
a. Pastikan setiap tool yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah dan alat
yang rusak tidak tercampur dengan alat-alat yang rusak.
b. setelah di lakukan pemilahan langkah berikutnya adalah menata setiap alat
tersebut
c. dengan pemberian identitas yang jelas agar benar-benar tidak tercampur.
d. pastikan bahwa area tool room kita tetap bersih setelah aktivitas di tool room
selesai, hal ini bertujuan agar jika terjadi kesalahan atau hal-hal aneh selama
bekerja bis terdeteksi pada saat akhir bekerja.
e. dilaksanakan dengan konsisten dalam keseharian kerja kita, dilaksanakan oleh
semua pekerja tanpa kecuali sebagai sebuah standar baku yang menyatu
dengan pekerjaan inti.
f. mempertahankan kondisi yang ada tetap rapih, bersih, dan standar saja belum
cukup melainkan perlu ada perbaikan berkelanjutan tanpa perubahan dan tidak
berhenti berinovasi.
g. Membersihkan tool sebelum diletakkan di tempatnya.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penjelasan pada bab-bab
sebelumnya, yaitu :
1. Dapat mengetahui keadaan pengelolaan tool room PT. United Tractors.Tbk site
adaro support BUMA
2. Kendala yang ada dari layout seperti yang terlihat pada gambar 4.1 dan 4.5
adalah adanya tool room kosong yang bisa dioptimalkan untuk penambahan rak
penyimpanan, terpisahnya container menjadi 3 tempat dan memiliki 3 pintu,
Keadaan pengelolaan kinerja layout di PT. United Tractor site Adaro support
BUMA saat ini masih kurang optimal karena masih banyak kendala dalam
pengelolaan tool room. Adapun kendala yang ada yaitu:
a. Ruangan yang kurang luas dan terpisah sehingga sulit membagi ruangan dan
mengontrol keluar masuknya tool .
b. Sistem yang digunakan masih manual.
c. Kesadaran pekerja akan prosedur kerja yang benar masih kurang..
3. Upaya yang dapat dilaksanakan sebagai usaha mengatasi kendala dan lakukan
perbaikan yaitu:
a. Perancangan layout menggunakan metode U dan 5s
b. Menggunakan sistem pengolahan data yang cangih
c. Pengontrolan alat secara rutin setiap bulan
d. Menjaga peralatan didalam tool room agar tetap baik
4. Perbaikan layout di tool room yang telah dilakukan adalah penambahan rak
penyimpanan barang, membuat layout dari tiga tempat menjadi satu tempat yang
berfungsi mengoptimalkan fungsi tool room.
53
5.2 Saran
Beberapa saran untuk tool room PT. United Tractor site Adaro Support
BUMA:
1. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada yaitu:
a. Perlu adanya penambahan tool room baru yang terpisah agar dapat digunakan
dalam penyimpanan khusus, misalnya tool-tool yang harus disimpan dalam
suhu tertentu seperti bahan-bahan yang mudah rusak.
b. Memberikan pelatihan pada pengelola tool room agar dapat melakukan
pekerjaanya dengan benar.
c. Sebaiknya pintu barang masuk dan barang keluar dipisah untuk
memepermudahkannya aktifitas di tool room.
2. Perbaikan layout tool room PT. United Tractor site Adaro Support BUMA yang
dapat dilakukan yaitu:
a. Menyediakan komputer agar lebih mudah untuk peminjaman dan pengembalian
tool
b. Sebaiknya pintu tool room tool pinjam dan pengembalian dipisah untuk
memepermudahkannya aktifitas di tool room.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,Wikipedia.2016 : tool room (https://en.wikipedia.org/wiki/Toolroom) di
akses pada tanggal 16 juli 2017
Anonym. 2011. Tata letak layout bengkel/laboratorium
(http://manajemenbengkel.blogspot.co.id/2011/11/tata-letaklayout-
bengkellaboratorium.html) di akses pada tanggal 15 juli 2017
Anonym. 2012. Manajement bengkel (http://anistkr.blogspot.co.id/2012/04/manajemen-
bengkel.html) di akses pada tanggal 17 juli 2017
(https://www.safetysign.co.id/news/277/Panduan-Penggunaan-dan-Pemeliharaan-
Peralatan-Tangan-Hand-Tool) di akses pada tanggal 17 juli 2017
Anonym. 2011. Tool room management : how to lead your team
(http://www.ptonline.com/columns/tool-room-management-how-to-lead-your-
team) di akses pada tanggal 18 juli 2017
Hadiguna, dan Setiawan. 2008. Tata Letak Pabrik: Pengertian dan Fungsi
Penyimpanan, Prinsip-Prinsip Perencanaan, Konsep Tata Letak Penyimpanan
Barang, Media Penyimpanan, dan Pengiriman dan Penerimaan, Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta. Di akses pada tanggal 20 juli 2017
Apple. 1977. Manajemen Pergudangan: Jenis Lay Out Gudang, Prinsip Merancang
Gudang, Perangkat Keras Gudang. http:// http://repository.widyatama.ac.id.
Diakses tanggal 22 juli 2017.
LAMPIRAN