Perencanaan pembelajaran matematika

18
Perencanaan Pembelajaran Matematika Oleh Kelompok 2: Nova Astina Nurkholidah A. Harahap Syahrun Mubarok T. Ulfa Fujianti Br. Ginting Zuraida Pendidikan Matematika 4/ VI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Transcript of Perencanaan pembelajaran matematika

Page 1: Perencanaan pembelajaran matematika

Perencanaan Pembelajaran Matematika

Oleh Kelompok 2:

Nova AstinaNurkholidah A. HarahapSyahrun Mubarok T.Ulfa Fujianti Br. GintingZuraida

Pendidikan Matematika 4/ VIFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Page 2: Perencanaan pembelajaran matematika

Isi Makalah

Pengertian dan Hakikat Belajar Prinsip Belajar Keterampilan Belajar Keterampilan Kompleks dalam Belajar Matematika

Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Pengertian dan Hakikat Belajar Siswa Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Karakteristik Perkemabangan Kognitif pada Usia Sekolah Menengah Teori Perkembangan Usia Remaja

Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Menengah Praktek Pembelajaran di Sekolah Menengah Versus Pembelajaran Model

PAKEM Pembelajaran Terpadu dengan Model PAKEM Pendekatan Saintifik dan Pengembangan Keterampilan Proses.

Page 3: Perencanaan pembelajaran matematika

Pengertian dan Hakikat Belajar

Menurut Walker belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau factor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan belajar.

Sedangkan menurut Gagne dinyatakan bahwa belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan. Hal ini dijelaskan kembali oleh Gagne bahwa belajar merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol.

Page 4: Perencanaan pembelajaran matematika

Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antara anak didik dan pendidik yang dinamis dan terarah.

Secara umum, Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan: perhatian dan motivasi keaktifan keterlibatan langsung/berpengalaman pengulangan tantangan balikan dan penguatan, dan perbedaan individual

Page 5: Perencanaan pembelajaran matematika

Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan. Dalam memperoleh keterampilan belajar siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya.

Page 6: Perencanaan pembelajaran matematika

Keterampilan Kompleks dalam Belajar Matematika

Page 7: Perencanaan pembelajaran matematika

Pengertian dan Hakikat Belajar Siswa

Belajar adalah proses dimana seorang peserta didik mengalami perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lain, kondisi yang lain tersebuat tentu direncanakan, dikontrol dan direncanakan.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada.

Page 8: Perencanaan pembelajaran matematika

Tahapan Proses Perkembangan Siswa Sekolah Menengah

1. Aspek Fisik2. Aspek Intelektual (Kognitif)3. Aspek Emosi4. Aspek Sosial5. Aspek Kepribadian6. Kesadaran Beragama

Page 9: Perencanaan pembelajaran matematika

Aspek Fisik

Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual.

Page 10: Perencanaan pembelajaran matematika

Aspek Intelektual (Kognitif)

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir operasional formal yang ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya dan orang lain) dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).

Page 11: Perencanaan pembelajaran matematika

Aspek Emosi

Masa-masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya.

Page 12: Perencanaan pembelajaran matematika

Aspek Sosial

pada masa remaja terjadi perkembangan social cognition, yaitu kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya.

Page 13: Perencanaan pembelajaran matematika

Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya Self-identity (kesadaran akan identitas/jati dirinya).

Apabila remaja berhasil memahami dirinya dan peran-perannya dalam keidupan sosial maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Begitu pula sebaliknya.

Page 14: Perencanaan pembelajaran matematika

Kesadaran Beragama

Terkait dengan kehidupan beragama, remaja mngalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan.

Page 15: Perencanaan pembelajaran matematika

Karakteristik Perkembangan Kognitif pada Usia Sekolah Menengah

Menurut Jean Peaget, perkembangan kognitif remaja merupakan periode terakhir dalam tahap pertumbuhan operasi formal. Pada periode ini, idealnya remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam memecahkan masalah yang kompleks dan abstrak.

Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

Page 16: Perencanaan pembelajaran matematika

Teori Perkembangan Remaja

Siswa sekolah menengah termasuk kategori usia remaja (berusia 12-20 tahun). Masa remaja sering pula disebut adolensi. menurut Havighurst remaja mempunyai ciri yaitu terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara berpikir kuasalitas, emosi yang masih labil, di kehidupan sosial remaja mulai tertarik kepada lawan jenis, menarik perhatian lingkungan dan terikat dengan kelompok.

Page 17: Perencanaan pembelajaran matematika

Pembelajaran Terpadu dengan Model PAKEM

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut.

dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat membuat siswa menciptakan karya, gagasan, pendapat, dan ide atas hasil penemuan dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.

Page 18: Perencanaan pembelajaran matematika

Pendekatan saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dari berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, dan prinsip yang ditemukan.