PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI SECARA...
Transcript of PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI SECARA...
5/8/2012
1
PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI SECARA PARTISIPATIF
Oleh
Yayuk Farida Baliwati
Kuliah pembekalan KKP mahasiswa GM FEMA IPB
28 April 2012
I. PENDAHULUAN : pertimbangan legal formal & pendekatan perencanaan pembangunan
II. KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI SECARA PARTISIPATIF
III. MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN PANGAN & GIZI SECARA PARTISIPATIF
IV. PENUTUP
POKOK BAHASAN
5/8/2012
2
Perencanaan pangan & gizi secara
partisipatif(BOX 1)
8 Pengarusutamaan Pembangunan, a.l : 1. Partsipasi
masyarakat 2. Pembangunan
berkelanjutan Pem & masy
wajib mewujudkan
KP
I. PENDAHULUAN : pertimbangan legal formal & pendekatan perencanaan pembangunan
Pangan & gizi : HAM
pertumb ekonomi
UU no 7/1996 = pangan
urusan wajib
(BOX 2)
Kualitas hidup
UU No 32/2004 =PEMDA
PP No 38/2007=
Pembagian ur Penyel pem
Salah satu ciri keberhasilan dan
keberlanjutan pembangunan
BOX 1. Lima pendekatan dalam perencanaan pembangunan: (1) Politik : penjabaran agenda pembangunan yang ditawarkan
Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah
(2) Teknokratik : menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas pada suatu bidang urusan pemerintahan
(3) Partisipatif : melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki salah satu dasar perencanaan pendekatan teknokratik maupun politik
(4) Atas-bawah (top-down) (5) Bawah-atas (bottom-up)
MUSRENBANG
Tingkat desa/kelurahan (bulan Januari) Tingkat kecamatan (bulan Pebruari) Tingkat kabupaten/kota (bulan Maret) Tingkat provinsi (bulan April) Tingkat nasional (bulan Mei)
5/8/2012
3
(1) pendidikan; (2) kesehatan; (3) pekerjaan umum; (4) perumahan; (5) penataan ruang; (6) perencanaan pembangunan; (7) perhubungan; (8) lingkungan hidup; (9) pertanahan; (10) kependudukan dan catatan sipil; (11) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; (12) keluarga berencana dan keluarga sejahtera; (13) sosial; (14) ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; (15) koperasi dan usaha kecil dan menengah;
BOX 2.Perencanaan pembangunan : 31 urusan pemerintahan (UU 32/2004)
(16) penanaman modal; (17) kebudayaan dan pariwisata; (18) kepemudaan dan olah raga; (19) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; (20) otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; (21) pemberdayaan masyarakat dan desa; (22) statistik; (23) kearsipan; (24) perpustakaan; (25) komunikasi dan informatika;
(26) pertanian dan ketahanan pangan; (27) kehutanan; (28) energi dan sumber daya mineral; (29) kelautan dan perikanan; (30) perdagangan; (31) perindustrian.
BOX 2. Perencanaan pemb : 31 urusan pemerintahan lanjutan
5/8/2012
4
II. KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI SECARA PARTISIPATIF
DEFINISI PANGAN :
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, & bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman
(UU No 7 th 1996 = Pangan).
Tiga
Guna
Makanan
1. Serealia
2. Umbi - umbian
3. Minyak & lemak
4. Biji/bh berminyak
5. Gula
Pembangun (Protein)
1. Pangan hewani
2. Kacang2an
Sumber Zat Pengatur 1.
1. Minuman & Bumbu
Sumber Tenaga
(KH, Lemak)
Sumber Zat
(Vitamin & Mineral) Sayur dan Buah
Lain-lain
DEFINISI PANGAN mencakup :
5/8/2012
5
Nama instansi yang menanganinya berbeda antar daerah
Tan Pangan
Hortikultura Peternakan
Perkebunan
Kehutanan Perikanan
INDAG
Hasil produksi pertanian
Hasil pengolahan & perdagangan
Sistem pangan & gizi
Badan Ketahanan pangan/ kantor ketahanan pangan/unit kerja yang
menangani ketahanan pangan
DEFINISI PANGAN mencakup :
NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN
RUMAH TANGGA INDIVIDU
KETERSEDIAAN
DISTRIBUSI
KONSUMSI
PENDAPATAN DAN AKSES
PANGAN
PENGELOLAAN KONSUMSI & POLA ASUH KELUARGA
SANITASI & KESEHATAN
KONSUMSI SESUAI
KEBUTUHAN GIZI
PEMANFAATAN OLEH TUBUH
O U T P U T
• Pemenuhan Hak Atas Pangan
Sumber Daya Manusia Berkualitas
Ketahanan Nasional
S
T
A
T
U
S
G
I
Z
I
INPUT
Kebijakan dan Kinerja Sektor Ekonomi, Sosial dan Politk :
• Ekonomi
- Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Prasarana/ Sarana
- Lahan/Pertanahan
- Sumberdaya Air/Irigasi
- Perhubungan/ Transportasi
- Permodalan
Kesra
- Kependudukan
- Pendidikan
- Kesehatan
Stabilitas dan Keamanan Nasional
DEFINISI PANGAN mencakup Sistem ketahanan pangan dan gizi
Sistem ketahanan pangan dan gizi merupakan lingkup pekerjaan perencanaan pangan & gizi yang ilakukan secara partisipatif
5/8/2012
6
• tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas pangan
• Tidak hanya beras tetapi juga umbi2an, pangan hewani (ikan, daging, telur, susu), kacang2an, gula, buah/biji berminyak, minyak & lemak, sayur-buah
• TIDAK BERORIENTASI PADA KOMODITAS PANGAN TETAPI PADA KUALITAS MANUSIA (IPM)
• tidak hanya produksi tetapi juga ketersediaan, akses & konsumsi pangan;
• tidak hanya proses tetapi juga output (status gizi);
• tidak hanya teknologi tetapi juga kebijakan, SDA & SDM;
• tidak hanya nasional tetapi juga RMT di pedesaan & perkotaan;
Definisi Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia (UU No 25 /2005 : Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional/SPPN).
Tujuan Perencanaan pembangunan :
1. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan (dengan memproduksi dokumen perencanaan);
2. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah antar jenjang pemerintahan;
3. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan & pengawasan;
4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, berkelanjutan
5. memberikan umpan balik & rekomendasi bagi perencanaan selanjutnya
5/8/2012
7
Definisi Partisipasi adalah peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, memanfaatkan hasil dan pengambilan keputusan. Atau Definisi Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha :
1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan sendiri, keluarga dan masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan sendiri dan masyarakat, sehingga termotivasi untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya.
3. Menjadi agen/perintis pembangunan dan pemimpin dalam penggerakan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan yang dilandasi dengan semangat gotong-royong.
Definisi Perencanaan pembangunan partisipatif adalah suatu model perencanaan pembangunan yang mengikutsertakan masyarakat.
Masyarakat aktif terlibat dalam :
(a) identifikasi masalah dan perumusan masalah, (b) pencarian alternatif pemecahan masalah, (c) penyusunan agenda pemecahan, (d) proses penggodogan (konversi), (e) memantau implementasi dan evaluasi.
Pelibatan masyarakat diwakili oleh kelompok masyarakat : (a) kelompok politik, (b) kelompok kepentingan; (c) kelompok penekan.
(Nurcholis, 2009)
5/8/2012
8
No Potensi masyarakat Bentuk partisipasi masyarakat
1 Pemimpin masyarakat
Kader pangan, Tokoh masyarakat (Tomas) TP PKK, Ketua KWT,Ketua Karang Taruna
2 Organisasi masyarakat
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat : posyandu, posbindu, rumah obat; KWT; Kelompok pengolah pangan lokal & tepung2an; kelompok pengelola sumberdaya air/irigasi; lembaga Masyarakat Desa (LMD), Tim Pangan Desa (Aparat Desa-1 orang; Tokoh Masyarakat-1 orang; Perwakilan Masyarakat Miskin-2 orang; TP PKK-1 orang; Kader gizi /bidan desa-1 orang)
3 Pendanaan masyarakat
ZIS, kolekte, jimpitan, Rereongan sarumpi, subsidi silang, CSR dari BUMN/BUMS /BUMD
4 Sarana/prasarana masyarakat
Rumah, mobil, motor
Tabel 1. Wujud Peran Serta Masyarakat - sesuai potensi masyarakat
No Potensi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
5 Pengetahuan/informasi masyarakat
KIE berbasis keluarga/ lembaga masyarakat, konseling
6 Teknologi masyarakat
Teknologi Tepat Guna : budidaya tanaman/ternak-ikan; pemanfaatan pekarangan; pengolahan pangan; pengendalian HPT; mempertahankan kesuburan tanah; pemeliharaan sumberdaya air/irigasi
7 Pengambilan keputusan masyarakat
Musyawarah, sarasehan, rembug desa, sistem Banjar untuk membahas masalah pangan-gizi dan pemecahannya
Tabel 1.Wujud Peran Serta Masyarakat - sesuai potensi masyarakat lanjutan
5/8/2012
9
Nilai tambahperencanaan partisipatif
• Efisien : dalam pengelolaan pembangunan, ketika sumberdaya serta kemampuan lokal dapat dipergunakan untuk menghindari tingginya biaya penggunaan sumberdaya dan kemampuan yang berasal dari luar.
• Efektif : meningkatkan efektifitas pengelolaan pembangunan karena dengan terlibatnya masyarakat lokal yang lebih memahami kondis, potensi, serta permasalahannya maka kebutuhan lokal akan lebih dapat terindentifikasi dengan lebih akurat.
• Menjalin kemitraan : mendorong terwujudnya kemitraan antara berbagai pelaku pembangunan dengan didasarkan pada rasa saling percaya sehingga dialog dan konsensus dapat diwujudkan untuk meraih tujuan bersama
Nilai tambahperencanaan partisipatif lanjutan • Meningkatkan kapasitas : dapat meningkatkan kapasitas para
pelaku (proses dialog dan pengelolaan pembangunan).
• Memperluas ruang lingkup : dapat memperluas ruang lingkup kegiatan pembangunan, dimana masyarakat akan memahami tanggung jawabnya dan akan berusaha mengembangkan aktivitas pembangunan tersebut.
• Meningkatkan ketepatan kelompok sasaran : dapat meningkatkan ketepatan dalam mengidentifikasi kelompok sasaran (targeting) dari berbagai program pembangunan
• Berkelanjutan : akan mendorong berkelanjutannya berbagai aktivitas pembangunan karena masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan ikut serta menjaga proses maupun hasil dari pembangunan itu sendiri.
5/8/2012
10
Jenis Pelayanan Dasar Bidang KP
SPM Capaian Keterangan SKPD Indikator (definis opersaional) Nilai (%)
A Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1.Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (AKE = 2200 kkal/kap/hr; AKP = 57 gr/kap/hr)
90 2015 BKPD
2.Penguatan Cadangan Pangan (CPP kab/kota 100 ton; CPM 500 kg di RT ut 3 bl setara beras – CPD, % kec yang punya CPM)
60 2015 BKPD
B Distribusi dan Akses Pangan
3.Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah (gabah/beras, jegung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, cabe merah- mingguna/ bulanan/ kuartal/tahunan; kec/desa; kab/kota);
90 2015 BKPD
4.Stabilitas Harga &Pasokan Pangan (harga stabil jika gejolak harga < 25% kondisi normal; pasokan stabil jika penurunan pasokan 5-40%)
90 2015 BKPD
(Sb : LAMP III PERMENTAN NO: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TGL : 22 Des 2010 = Penjelasan Modul Pembiayaan SPM bidang Ketahanan Pangan Prov dan Kab/Kota)
Tujuan Pembangunan pangan & gizi di Kab/kota = mencapai SPM-KP
Jenis Pelayanan Dasar Bidang KP
SPM Capaian Keterangan SKPD Indikator (definis opersaional) Nilai
(%) II. Kabupaten/Kota
C Penganekara-gaman dan Keamanan Pangan
5. Skor Pola Pangan Harapan/PPH (komposisi kons pangan scr seimbang sesuai AKE = 2000 kkal/kap /hr; AKP = 52 gr/kap/hr; ………… )
90 2015 BKPD
6.Pengawasan & Pembinaan Keamanan Pangan (informasi Prima-3, 2, 1; koord dg instansi terkait; pembinaan &pengawasan UMKM; KAP keamanan pgn di sekolah; pembinaan & pengawasan produk pgn segar, produk pabrikan skala kecil/RMT)
2015 BKPD
D Penanganan Kerawanan Pangan
7.Penanganan Daerah Rawan Pangan (pengemb SKPG; peny peta FSVA; penghit tingkat rawan pgn)
60 2015 BKPD
(Sb : LAMP III PERMENTAN NO: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TGL : 22 Des 2010 = Penjelasan Modul Pembiayaan SPM bidang Ketahanan Pangan Prov dan Kab/Kota)
Tujuan Pembangunan pangan & gizi di Kab/kota = mencapai SPM-KP lanjutan
5/8/2012
11
Tingkat-tingkat Partisipasi dalam Pembangunan ada 6 yaitu :
Tingkat 6: Mobilisasi dengan kemauan sendiri (self-mobilization): masyarakat mengambil inisiatip sendiri, jika perlu dengan bimbingan dan bantuan pihak luar. Mereka memegang kontrol atas keputusan dan pemanfaatan sumber daya; pihak luar memfasilitasi mereka.
Tingkat 5. Kemitraan (partnership): masyarakat mengikuti seluruh proses pengambilan keputusan bersama dengan pihak luar, seperti studi kelayakan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dll. Partisipasi merupakan hak mereka dan bukan kewajiban untuk mencapai sesuatu. Ini disebut “partisipasi interaktif.”
Tingkat 4. Plakasi/konsiliasi (Placation/Conciliation): masyarakat ikut dalam proses pengambilan keputusan yang biasanya sudah diputuskan sebelumnya oleh pihak luar, terutama menyangkut hal-hal penting. Mereka mungkin terbujuk oleh insentif berupa uang, barang, dll.
III. Mekanisme Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Tingkat-tingkat Partisipasi dalam Pembangunan lanjutan
Tingkat 3. Perundingan (consultation): pihak luar berkonsultasi dan berunding dengan masyarakat, misalnya melalui pertemuan atau public hearing. Komunikasi dua arah, tetapi masyarakat tidak ikut serta dalam menganalisis atau mengambil keputusan.
Tingkat 2. Pengumpulan informasi (information gathering): masyarakat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang luar (misalnya mahasiswa KKP). Komunikasi searah dari masyarakat ke luar.
Tingkat 1. Pemberitahuan (informing): hasil yang diputuskan oleh orang luar (pakar, pejabat, mahasiswa KKP, dll.) diberitahukan kepada masyarakat. Komunikasi terjadi satu arah dari luar ke masyarakat setempat.
III. Mekanisme Perencanaan Pembangunan Partisipatif
5/8/2012
12
Tahapan perencanaan pangan dan gizi : 1) analisis; 2) rumusan; 3) rencana; 4) intervensi; 5) forum komunikasi.
Tahapan perencanaan pangan & gizi secara partisipatif :
(1-3)Analisis situasi Pangan & gizi; Rumusan masalah & tujuan; penyusunan rencana.
Mahasiswa KKP mempersiapkan diri untuk : a) mengumpulkan berbagai data
sekunder pangan & gizi (BOX3), mengolah & menganalisis masalah pangan & gizi (BOX 4) dan merancang alternatif penyelesaian masalah pangan dan gizi (BOX 5); b) orientasi selama 1 minggu (BOX 6), hasilnya disampaikan pada LOKAKARYA 1
PADA SAAT LOKAKARYA 1 diharapkan : Mahasiswa KKP IPB menyampaikan pemahaman atas kondisi
masyarakat/desa Masyarakat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa KKP IPB Mahasiswa KKP IPB berkonsultasi dan berunding dengan masyarakat atas
alternatif penyelesaian masalah pangan & gizi masyarakat ikut dalam proses pengambilan keputusan
→ PADA SAAT LOKAKARYA 1 terjadi Pemberitahuan (informing); Pengumpulan informasi (information gathering); Perundingan (consultation); Plakasi/konsiliasi (Placation/Conciliation = Tingkatan ke- 1, 2, 3 & 4 partisipasi dalam Pembangunan
5/8/2012
13
BOX 3 : data - informasi yang akurat & dapat dipertanggungjawabkan
1. organisasi & tata laksana pemerintahan desa;
2. keuangan desa;
3. profil desa : situasi pangan dan gizi (Modul Dr Ikeu Tanziha; kelembagaan penyedia saprodi, jasa alsintan, modal, pasar; penyuluh; koperasi tani, KUD; kelompok tani; LSM lainnya;
4. sarana & prasarana pendukung : kondisi jalan desa, sarana irigasi, transportasi, komunikasi, lumbung pangan;
5. potensi & masalah wilayah : SDA, demografi, sosial ekonomi, budaya, masyarakat
6. informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat.
Ambang batas penentuan besaran masalah gizi berdasarkan cakupan
Cakupan program gizi Standar cakupan minimal
a. Kapsul Yodium
- Anak sekolah 80 %
- Bumil/bufas 100 %
- WUS 80 %
b. Kapsul Vit A
- Bayi, Balita 80 %
- Bufas 100 %
c. Fe 3 bumil 80 %
- Sirop besi 80 % (penderita anemi, gizi buruk)
d. Garam beryodium (SNI) 90 % (RMT)
e. SKDN (D/S, N/S, K/S, N/D) 80 %
f. Rawan pangan & gizi aman (skor < 6)
g. Kadarzi 70 %
BOX 4. Perumusan Masalah & Potensi/sumberdaya: keadaan kesenjangan antara yang diharapkan VS kenyataan/kondisi aktual (diperlukan informasi ambang batas)
5/8/2012
14
BOX-4 lanjutan Berdasarkan ambang batas tertentu (Depkes, 1996) dapat ditentukan masalah konsumsi yang dialami seseorang masyarakat atau penduduk. a. Jika konsumsi > 120 % AKE disebut mengalami masalah
“kelebihan” b. Jika konsumsi 90 – 119 % AKE disebut normal (tidak
mengalami masalah) c. Jika konsumsi 80 - 89 % AKE disebut mengalami masalah
defisit ringan d. Jika konsumsi 70 –79 % AKE disebut mengalami masalah
defisit sedang e. Jika konsumsi < 70 % AKE disebut mengalami masalah
defisit berat
Depkes (1996) menetapkan sasaran/standar sebagai cut off point untuk mengetahui besaran masalah yang terjadi, yaitu: Ambang batas penentuan besaran masalah gizi berdasarkan prevalensi : (A). Gizi kurang : (B). KEK WUS : 1. < 5 % : bebas masalah Kesmas 1. < 20 % : masalah ringan 2. 5 – 9,9 % : masalah ringan 2. 20 – 30 % : masalah sedang 3. 10 – 19,9 % : masalah sedang 3. 30 % : masalah berat 4. 20 % : masalah berat
© Gizi Buruk : (D) Xeropthalmia : 1. < 1 % : bebas masalah Kesmas 1. < 0,5 % : bebas mas. kesmas 2. 1 % : masalah 2. 0,5 % : masalah
(E). Anemia bumil & WUS (F) Anemia Balita : 1. < 15 % : masalah ringan 1. < 15 % : masalah ringan 2. 15 – 40 % : masalah sedang 2. 15 – 40 % : masasalah sedang 3. 40 % : masalah berat 3. 40 % : masalah berat
BOX-4 lanjutan
5/8/2012
15
(G) BBLR :
• < 5 % : bebas masalah Kesmas
• 5 – 9,9 % : masalah ringan
• 10 – 14,9 % : masalah sedang
• 15 % : masalah berat
(H) GAKY (TGR) : (I) Gizi Lebih :
• < 5 % : bebas masalah Kesmas 1. > 5 – 9,9 % : masalah ringan
• 2. 5 – 19,9 % : masalah ringan 2. 10 – 19,9 % : masalah sedang
• 20 – 29,9 % : masalah sedang 3. 20 % : masalah berat
• 4. 30 % : masalah berat
BOX-4 lanjutan
BOX 5. (2) Perumusan Masalah : • keadaan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan • diperlukan agar dapat ditentukan tujuan yang akan dicapai • permasalahan : keterjangkauan dan tingkat perkembangan
(3) Perumusan tujuan : • untuk meningkatkan keterjangkauan & meningkatkan perkembangan • tergantung pada sumber daya yang dimiliki
(4) Perumusan intervensi,
• disusun serangkaian alternatif untuk mencapai tujuan, melalui : (a) pengembangan berbagai alternatif intervensi yang mungkin
dilakukan untuk mencapai tujuan;
(b) membandingkan baik buruknya tiap alternatif tersebut;
(c) menentukan alternatif terpilih yang mudah dilaksanakan, efektif & efisien
5/8/2012
16
BOX 6. Kegiatan selama orientasi (dimaksudkan untuk mempertajam analisis situasi & perencanaan alternatif program/kegiatan pemecahan masalah pangan & gizi) dilakukan melalui:
(a) pendekatan tokoh masyarakat secara personal (kunjungan rumah, pembicaraan informal di berbagai kesempatan dan pertemuan), pertemuan khusus/forum komunikasi;
(b) pengumpulan data/pandangan/pendapat masyarakat dengan cara mengundang pembicara dari daerah lain untuk mengemukakan kemajuan di daerahnya, memutar film/audio visual lainnya untuk menggambarkan kemajuan daerah lain, membawa kader untuk studi banding, mengenali masalah dan potensi secara bersama-sama dengan menggunakan kuesioner-wawancara mendalam-diskusi kelompok terfokus /focus group discussion (FGD) maupun pengamatan
Tahapan perencanaan pangan & gizi secara partisipatif (4) Intervensi. • dalam bentuk kegiatan merupakan implementasi dari
rangkaian proses yang dimulai dari analisis sampai pencairan anggran
• pelaksanaan intervensi harus menerapkan pendekatan kemasyarakatan dan hubungan antar manusia yang baik
(5) Forum Komunikasi. • untuk perencanaan, pemantauan & evaluasi
program/kegiatan. • pemantauan dapat dilakukan : (a) supervisi dan bimbingan teknis; (b) analisis dari pelaporan yang masuk.
Diharapkan terjadi Kemitraan (partnership) antara mahasiswa KKP, stakeholder pangan & gizi (BOX 7) dengan masyarakat dalam pengambilan keputusan mulai dari perencanaan, implementasi, evaluasi,
5/8/2012
17
BOX 7. stakeholder ketahanan pangan & Gizi
Pangan Gizi
PKK/GOW