Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Di Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi...

download Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Di Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali Mario Thadeus 0910640054

of 13

description

Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Di Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali Mario Thadeus 0910640054

Transcript of Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Di Desa Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi...

  • PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI KECAMATAN NEGARA

    KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

    Mario Thadeus, Moch. Sholichin, Linda Prasetyorini

    Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

    Email : [email protected] [email protected] [email protected]

    ABSTRAK

    Daerah Irigasi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dengan luas 25 ha

    merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya hanya dari air hujan sehingga pada musim kemarau,

    area sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air. Untuk mengatasi hal tersebut,

    Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi dengan melakukan

    pengeboran sumur-dalam di desa Kaliakah.

    Tujuan dari studi ini adalah untuk merencanakan pola tata tanam dan menghitung besarnya

    kebutuhan air irigasi, merencanakan jaringan irigasi air tanah (JIAT) dan menghitung rencana

    anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan irigasi air tanah tersebut.

    Debit optimum yang mampu dihasilkan oleh sumur PKB 111 adalah 12 lt/dt. Pola tata tanam yang dikembangkan adalah pola tata tanam rangkap 3 dengan jenis tanaman padi, jagung, ubi, dan

    cabai. Kebutuhan air irigasi adalah 1,262 lt/dt/ha dan luas layanan irigasi 25,33 ha.

    Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi adalah jaringan irigasi perpipaan dengan sistem

    pipa hubungan seri. sistem pemberian air yang direncakan adalah sistem pemberian air secara rotasi

    atau giliran dengan pembagian blok tersier menjadi 4 blok. Pompa yang direncanakan adalah pompa

    dengan motor tenggelam (submersible pump) merk Grundfos tipe SP 30 4. Pompa tersebut memiliki daya motor sebesar 5,5 kW dan maksimum head 32 m. Total anggaran biaya dari perencanaan jaringan

    irigasi air tanah sumur PKB 111 adalah Rp. 616.544.000,-

    Kata Kunci : jaringan irigasi air tanah, pola tata tanam

    ABSTRACT

    Irrigation area in the village of Kaliakah, District of Negara, with an area of Jembrana 25

    ha is rainfed and irrigation water only from rain water so in the dry season, rice field cant be planted because of the lack availability of water. There for, Balai wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali

    Penida) drilling a production well in the village of Kaliakah.

    The purpose of this study is to plan the pattern of planting and calculate the amount of

    irrigation water requirements, ground water irrigation network planning (JIAT) and calculate the

    budget plan required to build the network of groundwater irrigation.

    The optimum discharge produced by wells capable PKB - 111 is 12 lt/sec. Cropping patterns

    developed system is the pattern of planting 3 stacks with the type of plant rice, corn, potatoes, and

    peppers. Irrigation water requirement is 1,262 lt/sec/ha and 25.33 ha of extensive irrigation services.

    Designing irrigation system in the study area is irrigation piping network with series

    connection pipe system. water supply system is a planned system of rotation or turn water to tertiary

    block division into 4 blocks. Planned pump is a submersible pump brand Grundfos type SP 30-4. Pump

    has a motor power of 5.5 kW and a maximum of 32 m head. The total budget cost of the irrigation

    network planning groundwater wells PKB - 111 is Rp. 616 544 000, -

    Keywords: groundwater irrigation, pattern of planting

  • 1. PENDAHULUAN Kondisi ketersediaan air saat ini pada

    dasarnya sangatlah terbatas. Sementara itu,

    karena adanya pertambahan penduduk yang

    cepat dan adanya perkembangan pendapatan

    penduduk serta perkembangan di luar sektor

    pertanian, menyebabkan kebutuhan air

    semakin besar, baik secara kuantitatif dan

    kualitatif. Dengan demikian persaingan antar

    sektor dalam penggunaan air semakin

    kompetitif.

    Hal ini menunjukkan bahwa air memang

    telah menjadi sumber daya yang sangat

    terbatas dan selanjutnya memerlukan

    antisipasi penanganan yang tepat, agar tidak

    menimbulkan konflik.

    Pemenuhan kebutuhan air irigasi di

    Provinsi Bali masih kurang, sehingga upaya

    perbaikan prasarana dan sarana irigasi

    menjadi sangat penting untuk terus dilakukan

    untuk menjamin efesiensi penggunaan sumber

    air.

    Daerah Irigasi di Desa Kaliakah,

    Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana

    dengan luas 25 ha merupakan sawah tadah

    hujan. Sawah tadah hujan adalah sawah yang

    air irigasinya mengandalkan dari air hujan

    saja sehingga pada saat musim kemarau areal

    sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya

    ketersediaan air.

    Karena mengandalkan air hujan, dalam

    setahun areal sawah petani hanya mampu 1

    kali masa tanam. Dengan keadaan tersebut,

    pendapatan petani dari hasil pertanian

    dianggap masih kurang.

    2. TINJAUAN PUSTAKA A. ANALISA DEBIT OPTIMUM SUMUR

    Dalam menentukan kapasitas optimum

    sumur pompa dapat digunakan Metode Grafis

    Sichardt. Langkah-langkah perhitungan

    adalah sebagai berikut (Nurkartika, 2001:11):

    1. Data pemompaan dievaluasi dengan metode uji sumur muka air bertahap (step

    drawdown test) untuk mendapatkan

    persamaan garis Sw = BQ + CQ2.

    2. Gambar persamaan garis tersebut pada kertas grafik, dengan memasukkan nilai Q

    sebagai absis (x) dan nilai Sw sebagai

    ordinat (y).

    3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

    persamaan Huisman sebagai berikut:

    Qmaks = 2 x rw x D x (

    )

    dimana:

    Qmaks = debit maksimum (m3/dt)

    rw = jari-jari konstruksi sumur (m)

    D = tebal akuifer (m)

    K = koefisien kelulusan air (m/dt)

    4. Hubungkan titik kapasitas maksimum (Qmaks) dengan penurunan muka air

    (Swmaks) sehingga berupa garis lurus yang

    berpotongan.

    5. Dari titik potong di atas didapat harga kapasitas optimum (Qopt) dan penurunan

    muka air optimum (Swopt).

    B. KEBUTUHAN AIR IRIGASI Perhitungan kebutuhan air irigasi pada

    daerah persawahan diperoleh dengan

    persamaan sebagai berikut (Anonim, 1986:5):

    NFR = ETc + WLR + P Re dimana:

    NFR = kebutuhan air irigasi di sawah

    (mm/hari)

    ETc = kebutuhan air tanaman (mm/hari)

    WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)

    P = kehilangan air akibat perkolasi

    (mm/hari)

    Re = curah hujan efektif (mm/hari)

    C. EVAPOTRANSPIRASI Besarnya evapotranspirasi potensial dapat

    dihitung dengan menggunakan Metode

    Penman yang sudah dimodifikasi guna

    perhitungan di daerah Indonesia adalah

    sebagai berikut (Suhardjono, 1994:54):

    ETo = c x Eto*

    Eto* = W x (0,75 x Rs - Rn1) + (1 - W) x

    f(u) x (ea - ed)

    dimana:

    c = angka koreksi Penman yang

    besarnya mempertimbangkan

    perbedaan cuaca

    W = faktor yang berhubungan dengan

    suhu (t) dan elevasi daerah

    Rs = radiasi gelombang pendek

    (mm/hr)

    = (0,25 + 0,54 x

    ) x Ra

    Ra = radiasi gelombang pendek yang

    memenuhi batas luar

    atmosfir (angka angot),

    tergantung letak lintang daerah

    (mm/hr)

    n = lama kecerahan matahari yang

  • nyata (tidak terhalang awan)

    dalam 1 hari (jam)

    N = lama kecerahan matahari yang

    mungkin dalam 1 hari (jam)

    Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang

    (mm/hr)

    = f(t) x f(ed) x f (

    )

    f(t) = fungsi suhu

    f(ed) = fungsi tekanan uap

    = 0,34 [0,044 x (ed)0,5]

    f (

    ) = fungsi kecerahan

    = 0,1 + [0,9 x (

    )]

    f(u) = fungsi kecepatan angin (m/dt)

    = 0,27 (1 + 0,864) x u

    (eaed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang

    sebenarnya

    ed = tekanan uap jenuh

    = ea x RH

    ea = tekanan uap sebenarnya

    RH = kelembaban udara relatif (%)

    D. CURAH HUJAN EFEKTIF Nilai curah hujan efektif untuk masing-

    masing tanaman adalah sebagai berikut

    (Anonim, 1986:10):

    1. Untuk tanaman padi, curah hujan efektif ditentukan sebesar 70% dari curah hujan

    15 harian yang terlampaui 80% dari waktu

    dalam periode tersebut. Dirumuskan

    sebagai berikut:

    Re = 0,7 x R80

    2. Untuk tanaman palawija, curah hujan efektif adalah 50% dari curah hujan

    bulanan. Dirumuskan sebagai berikut:

    Re = R50

    dimana:

    Re = curah hujan efektif (mm)

    R80 = curah hujan rancangan dengan

    probabilitas 80% (mm)

    R50 = curah hujan rancangan dengan

    probabilitas 50% (mm)

    E. ANALISA HIDROLIKA JARINGAN PERPIPAAN

    Tegangan geser yang terjadi pada dinding

    pipa merupakan penyebab utama menurunnya

    garis energi pada suatu aliran (major losses)

    selain bergantung juga pada jenis pipa.

    Adapun besarnya kehilangan tinggi tekan

    mayor dalam kajian ini dihitung dengan

    persamaan Hazen-Williams (Bentley, 2007):

    Q = 0,278 x Chw x A x R0,63

    x S0,54

    V = 0,849 x Chw x R0,63

    x S0,54

    HL0,54

    = 2 2

    x x

    dengan:

    V = kecepatan aliran pada pipa (m/dt)

    Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-Williams

    A = luas penampang aliran (m2)

    Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)

    L = panjang pipa (m)

    S = kemiringan hidraulis

    R = jari-jari hidraulis (m)

    HL = kehilangan tekanan (m/km)

    Dari persamaan Q = V x A, maka

    didapatkan persamaan kehilangan tinggi tekan

    mayor menurut Hazen-Williams adalah

    sebagai berikut:

    hf = k x Q1,85

    dimana:

    k = x

    x

    dengan:

    hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)

    k = koefisien karakteristik pipa

    D = diameter pipa (m)

    L = panjang pipa (m)

    Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-Williams

    Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)

    Tabel 1. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-Williams (Chw)

    No Jenis Pipa Nilai

    Koefisien

    1 Pipa PVC 130-150

    2 Pipa Asbes 120-150

    3 Pipa Berlapis Semen 100-140

    4 Pipa besi digalvani 100-120

    5 Cast Iron 90-125

    Sumber: (Bentley, 2007)

    Adapun kehilangan tinggi tekan minor

    dapat dihitung dengan persamaan berikut

    (Linsley, 1989:273):

    hLm = k x 2

    dimana:

    hLm = kehilangan tinggi minor (m)

    V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/dt)

    g = percepatan gravitasi (m/dt2)

  • k = koef. kehilangan tinggi tekan minor

    Kehilangan energi yang terjadi pada

    belokan pipa tergantung pada sudut belokan

    pipa. Rumus kehilangan energi pada belokan

    adalah serupa dengan rumus pada perubahan

    penampang, yaitu (Triatmodjo, 1993:64):

    hb = Kb x 2

    2

    dimana:

    Kb = koef. kehilangan energi pada belokan

    Tabel 2. Koefisien Kb sebagai fungsi sudut belokan

    Sudut Belokan

    Pipa () 20

    o 40

    o 60

    o 80

    o 90

    o

    Koefisien Kb 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98

    Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

    Gambar 1. Sudut Belokan Pada Pipa ()

    Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

    Untuk sudut belokan 90o dan dengan

    belokan halus (berangsur-angsur), nilai kb

    untuk berbagai nilai R/D diberikan dalam

    tabel di bawah ini:

    Tabel 3. Nilai Kb Sebagai Fungsi R/D

    R/D 1 2 4 6 10 16 20

    Kb 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42

    Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

    Gambar 2. Belokan Pipa 90o

    Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

    F. TOTAL HEAD POMPA Perhitungan total head pompa dapat

    dihitung berdasarkan persaman berikut

    (Sularso, 2000:26):

    H = hf + hlm + Zb + 2

    2

    dimana:

    H = total head pompa (m)

    hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)

    hlm = kehilangan tinggi tekan minor (m)

    Zb = perbedaan tinggi antara muka air di

    sisi keluar dan sisi isap

    2

    2 = head kecepatan keluar (m)

    G. PROGRAM APLIKASI WATERCAD VER 8 XM EDITION

    Program waterCAD ver 8 XM edition

    memiliki tampilan yang memudahkan

    pengguna untuk menyelesaikan lingkup

    perencanaan dan pengoptimalisasian sistem

    jaringan perpipaan, seperti:

    menganalisis jaringan perpipaan pada satu kondisi waktu (kondisi permanen).

    menganalisis tahapan-tahapan simulasi pada sistem jaringan terhadap adanya

    kebutuhan air yang berfluktuatif menurut

    waktu (kondisi tidak permanen).

    menganalisis kualitas air pada sistem jaringan perpipaan.

    menghitung konstruksi biaya dari sistem jaringan perpipaan yang dibuat.

    Setiap pembukaan awal program waterCAD ver 8 XM edition, akan

    diperlihatkan sebuah dialog box yang

    disebut welcome dialog. Kotak tersebut

    memuat quick start leason, create new

    project, open existing project serta open

    from project wise.

    3. METHODOLOGI PENELITIAN Tahapan perencanaan jaringan irigasi air

    tanah, sebagai berikut:

    1. Data yang dibutuhkan, data curah hujan tahun 20032012, data klimatologi, dan peta topografi.

    2. Menghitung curah hujan efektif. 3. Menghitung evapotranspirasi potensial

    menggunakan metode Penman Modifikasi.

    4. Menentukan nilai perkolasi. 5. Menghitung nilai penyiapan lahan. 6. Menghitung kebutuhan air irigasi (IR)

    menggunakan metode PU.

    D

    R

  • 7. Menghitung neraca air. 8. Merencanakan jaringan irigasi berdasarkan

    layout pada peta topografi

    Tahapan perencanaan sistem perpipaan

    jaringan irigasi airtanah adalah:

    1. Data yang dibutuhkan adalah layout jaringan irigasi air tanah yang berlokasi di

    Desa Kaliakah dan data dari perhitungan

    jaringan irigasi airtanah.

    2. Perhitungan hidrolika saluran perpipaan pada jaringan irigasi air tanah.

    3. Menganalisis sistem perpipaan menggunakan WaterCAD ver 8 XM

    Edition.

    4. Menentukam jenis pompa yang akan digunakan.

    Tahapan rencana anggaran biaya adalah

    sebagai berikut:

    1. Menghitung biaya pekerjaan persiapan. 2. Menghitung rancangan biaya pekerjaan

    rumah pompa.

    3. Menghitung rancangan biaya pekerjaan pagar rumah pompa.

    4. Menghitung rancangan biaya pekerjaan jaringan irigasi.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi studi ini berada di Desa Kaliakah,

    Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana,

    Bali. Secara geografis sumur ini berada pada

    posisi 8o 9 2 S da o BT

    serta berada pada ketinggian 50 mdpl.

    Gambar 3. Lokasi Sumur PKB 111

    A. PERHITUNGAN DEBIT OPTIMUM SUMUR

    Perhitungan debit optimum sumur adalah

    sebagai berikut:

    Dari data didapatkan:

    Ketebalan akuifer (D) = 27 m

    Jari-jari sumur (rw) = 8 inch

    = 0,1016 m

    K = 0,00116

    B = 84,06 dt/m2

    C = 1250 dt2/m

    5

    Q = 0,00438 m3/dt

    BQ = 84,06 x 0,00438 = 0,368 m

    CQ2 = 1250 x (0,00438)

    2

    = 0,024 m

    Sw = BQ + CQ2

    = 0,368 + 0,024

    = 0,392 m

    Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai

    berikut:

    Tabel 4. Perhitungan Q/Sw dan Sw/Q

    Tahap

    Uji

    Q

    (lt/dt)

    Q

    (m3/dt)

    S

    (m)

    Q/S

    (m2/dt)

    S/Q

    (dt/m2)

    B

    (dt/m2)

    C

    (dt2/m

    5)

    BQ

    (m)

    CQ2

    (m)

    Sw

    (m)

    I 4.38 0.00438 0.40 0.0109 91.3242

    84.06 1250

    0.37 0.03 0.39

    II 7.68 0.00768 0.69 0.0111 89.8438 0.65 0.07 0.72

    III 10.18 0.01018 1.00 0.01018 98.2318 0.86 0.13 0.98

    IV 12.93 0.01293 1.30 0.00995 100.541 1.09 0.21 1.29

    Sumber: Data dan perhitungan

    Selanjutnya menghitung debit maksimum

    (Qmaks) sumur dengan persamaan Huisman

    sebagai berikut:

    Qmaks = 2 x rw x D x (

    )

    = 2 x 3,14 x 0,1016 x 29 x

    = 0,0219 m3/dt

    BQmaks = 84,06 x 0,0219

    = 1,84 m

    CQmaks2 = 1250 x (0,0219)

    2

    = 0,60 m

    Swmaks = BQmaks + CQmaks2

    = 1,84 + 0,60

    = 2,44 m

  • Gambar 4. Grafik Q Optimum dan Sw

    Optimum

    Dari grafik di atas didapatkan debit

    optimum (Qopt) adalah 0,012 m3/dt dan

    penurunan muka air optimum (Swopt) adalah

    1,17 m.

    B. PERHITUNGAN CURAH HUJAN EFEKTIF

    Dari hasil perhitungan didapatkan curah

    hujan efektif ditabelkan sebagai berikut:

    Tabel 5. Curah Hujan Efektif Untuk Padi dan Palawija

    Bulan Padi Palawija

    I II III I II III

    Januari 0.50 0.28 0.33 0.92 0.85 0.73

    Februari 0.13 0.17 0.07 0.54 0.41 0.37

    Maret 0.30 0.15 0.17 0.50 0.47 0.50

    April 0.23 0.28 0.03 0.41 0.67 0.14

    Bulan Padi Palawija

    I II III I II III

    Mei 0.09 0.01 0.00 0.32 0.10 0.22

    Juni 0.02 0.00 0.00 0.07 0.16 0.05

    Juli 0.00 0.11 0.00 0.05 0.22 0.07

    Agustus 0.00 0.00 0.00 0.01 0.04 0.00

    September 0.00 0.00 0.00 0.03 0.09 0.07

    Oktober 0.11 0.02 0.00 0.27 0.42 0.49

    November 0.05 0.13 0.19 0.32 0.35 0.46

    Desember 0.00 0.38 0.16 0.74 0.67 0.59

    Sumber: Perhitungan

    C. EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL Besarnya evapotranspirasi potensial pada

    studi ini dihitung menggunakan metode

    Penman modifikasi adalah sebagai berikut:

    Suhu rerata (t) = 26,2 oC Untuk suhu tersebut diperoleh:

    o ea = 34,02 mbar o w = 0,75 o f(t) = 15,94

    Kelembaban relatif (Rh) = 86 %

    Kecepatan angin (u) = 1,029 m/dt

    Kecerahan matahari (n/N) = 46 %

    Radiasi gelombang pendek yang memasuki batas luar atmosfir atau

    angka angot (Ra) untuk kedudukan

    8o 9 2 S diperole =

    mm/hari.

    Tabel 6. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial (Eto) Metode Penman Modifikasi

    Bln.

    Suhu

    Udara

    Rata-

    rata

    (OC)

    ea w f(t) Rh ed ea-

    ed f(ed) Ra n/N Rs f(n/N) u f(u) Rn1 Et* c Eto

    [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18]

    Jan 26.20 34.0 0.7 15.9 0.86 29.26 4.76 0.10 16.10 0.46 8.02 0.5 1.03 0.51 0.84 4.50 1.1 4.95

    Feb 27.00 35.7 0.8 16.1 0.83 29.60 6.06 0.10 16.08 0.51 8.45 0.6 1.54 0.63 0.91 5.05 1.1 5.55

    Mar 26.90 33.9 0.8 16.9 0.84 28.52 5.43 0.10 15.47 0.59 8.79 0.6 1.54 0.63 1.07 5.02 1.0 5.02

    Apr 26.50 34.6 0.8 16.0 0.87 30.12 4.50 0.09 14.33 0.55 7.84 0.6 1.54 0.63 0.94 4.43 0.9 3.98

    Mei 26.40 34.4 0.7 15.9 0.85 29.26 5.16 0.10 13.02 0.75 8.53 0.8 1.54 0.63 1.26 4.67 0.9 4.20

    Jun 25.90 33.4 0.7 15.9 0.83 27.74 5.68 0.11 12.43 0.82 8.61 0.8 2.06 0.75 1.44 4.83 0.9 4.35

    Jul 24.50 30.7 0.7 15.5 0.84 25.83 4.92 0.12 12.55 0.80 8.56 0.8 2.06 0.75 1.48 4.61 0.9 4.15

    Aug 24.40 30.6 0.7 15.5 0.82 25.07 5.50 0.12 13.45 0.83 9.39 0.8 1.03 0.51 1.57 4.76 1.0 4.76

    Sept 25.50 32.6 0.7 15.7 0.83 27.09 5.55 0.11 14.64 0.79 9.90 0.8 1.54 0.63 1.42 5.37 1.1 5.90

    Okt 26.60 34.8 0.8 16.0 0.82 28.56 6.27 0.10 15.60 0.77 10.4 0.8 1.03 0.51 1.33 5.66 1.1 6.23

    Nov 27.00 35.7 0.8 16.1 0.86 30.67 4.99 0.09 15.93 0.63 9.40 0.7 1.54 0.63 1.04 5.33 1.1 5.86

    Des 27.40 36.5 0.8 16.2 0.85 31.03 5.48 0.09 16.00 0.53 8.58 0.6 1.54 0.63 0.88 5.05 1.1 5.56

    `

  • D. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENYIAPAN LAHAN

    Perhitungan kebutuhan air untuk

    penyiapan lahan pada bulan Januari adalah

    sebagai berikut:

    Evapotranspirasi potensial (Eto) pada bulan Januari = 4,95 mm/hari

    Perkolasi (P) = 2 mm/hari

    Jangka waktu penyiapan lahan (T) = 30 hari

    Kebutuhan air untuk penjenuhan (S) = 250 mm

    Dari data-data tersebut dapat dihitung

    besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan

    yang disajikan pada tabel berikut:

    Tabel 7. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Penyiapan Lahan

    Bulan Eto

    (mm/hari)

    Eo

    (mm/hari)

    P

    (mm/hari)

    M

    (mm/hari)

    S

    (mm)

    T

    (hari) k

    IR

    (mm/hari)

    [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

    Januari 4.95 5.44 2.00 7.44 250 30 0.89 12.60

    Februari 5.55 6.10 2.00 8.10 250 30 0.97 13.03

    Maret 5.02 5.52 2.00 7.52 250 30 0.90 12.65

    April 3.98 4.38 2.00 6.38 250 30 0.77 11.93

    Mei 4.20 4.62 2.00 6.62 250 30 0.79 12.08

    Juni 4.35 4.78 2.00 6.78 250 30 0.81 12.18

    Juli 4.15 4.56 2.00 6.56 250 30 0.79 12.04

    Agustus 4.76 5.24 2.00 7.24 250 30 0.87 12.47

    September 5.90 6.49 2.00 8.49 250 30 1.02 13.29

    Oktober 6.23 6.85 2.00 8.85 250 30 1.06 13.53

    November 5.86 6.45 2.00 8.45 250 30 1.01 13.26

    Desember 5.56 6.11 2.00 8.11 250 30 0.97 13.04

    Sumber: Perhitungan

    Pada perhitungan kebutuhan air tanaman

    dan pola tata tanam koefisien tanaman diisi

    dengan nilai koefisien jenis tanaman yang

    ditanam dan dimasukkan nilainya sesuai

    dengan usia tanaman berdasarkan

    penggambaran pola tata tanam dan diambil

    nilai rata-rata koefisien tanaman untuk setiap

    periode tanam.

    Notasi pola tanam dibuat miring-miring

    dimaksudkan bahwa penanaman untuk

    seluruh areal persawahan tidak dilakukan

    serentak tetapi bertahap, berperiode triwulan

    (10 harian).

    Sehingga didapatkan nilai kebutuhan air

    irigasi di sawah (NFR) maksimal untuk

    masing-masing alternatif adalah sebagai

    berikut:

    Alternatif I = 1,629 lt/dt/ha

    Alternatif II = 1,607 lt/dt/ha

    Alternatif III = 1,262 lt/dt/ha Sebagai dasar perencanaan jaringan irigasi air

    tanah pada studi ini, digunakan analisa

    kebutuhan air irigasi alternatif III karena

    memiliki nilai kebutuhan air irigasi di sawah

    (NFR) maksimal yg pling kecil dari ketiga

    alternatif.

    E. ANALISA NERACA AIR Analisa neraca air dilakukan untuk melihat

    apakah debit optimum sumur cukup untuk

    memenuhi kebutuhan air irigasi. Dari

    perhitungan sebelumnya diketahui debit

    optimum sumur adalah 12,03 lt/dt dan luas

    layanan total irigasi adalah 25,33 ha.

    Perhitungan neraca air ditabelkan sebagai

    berikut:

  • Tabel 8. Perhitungan Neraca Air

    Bulan Periode

    Kebutuhan

    Air Irigasi

    (lt/dt/ha)

    Luas

    Layanan

    (ha)

    Kebutuhan

    Air Irigasi di

    Pengambilan

    (lt/dt)

    Kebutuhan

    Air Irigasi di

    Pengambilan

    (m3)

    Kebutuhan

    Air Irigasi

    Sistem

    Rotasi

    (3 Blok)

    (m3)

    Kebutuhan

    Air Irigasi

    Sistem

    Rotasi

    (4 Blok)

    (m3)

    Debit

    Optimum

    (m3)

    Januari

    I 1.262 25.33 31.98 27629.13 9209.71 6907.28 8661.6

    II 1.012 25.33 25.62 22138.44 7379.48 5534.61 8661.6

    III 0.730 25.33 18.49 15973.41 5324.47 3993.35 8661.6

    Februari

    I 0.713 25.33 18.06 15607.91 5202.64 3901.98 8661.6

    II 0.761 25.33 19.29 16663.30 5554.43 4165.83 8661.6

    III 0.827 25.33 20.94 18095.00 6031.67 4523.75 8661.6

    Maret

    I 0.717 25.33 18.16 15687.97 5229.32 3921.99 8661.6

    II 0.651 25.33 16.48 14241.09 4747.03 3560.27 8661.6

    III 0.565 25.33 14.31 12365.92 4121.97 3091.48 8661.6

    April

    I 0.453 25.33 11.49 9923.22 3307.74 2480.80 8661.6

    II 0.532 25.33 13.46 11632.85 3877.62 2908.21 8661.6

    III 0.571 25.33 14.47 12506.38 4168.79 3126.59 8661.6

    Mei

    I 0.615 25.33 15.59 13469.90 4489.97 3367.48 8661.6

    II 0.524 25.33 13.28 11472.33 3824.11 2868.08 8661.6

    III 0.421 25.33 10.67 9217.76 3072.59 2304.44 8661.6

    Juni

    I 0.443 25.33 11.21 9689.54 3229.85 2422.38 8661.6

    II 0.503 25.33 12.74 11006.46 3668.82 2751.62 8661.6

    III 0.561 25.33 14.22 12285.62 4095.21 3071.41 8661.6

    Juli

    I 0.533 25.33 13.49 11655.48 3885.16 2913.87 8661.6

    II 0.463 25.33 11.72 10126.84 3375.61 2531.71 8661.6

    III 0.413 25.33 10.45 9031.64 3010.55 2257.91 8661.6

    Agustus

    I 0.359 25.33 9.08 7846.62 2615.54 1961.65 8661.6

    II 0.205 25.33 5.18 4475.76 1491.92 1118.94 8661.6

    III 0.023 25.33 0.58 499.70 166.57 124.93 8661.6

    September

    I 0.041 25.33 1.04 900.22 300.07 225.06 8661.6

    II 0.150 25.33 3.79 3276.11 1092.04 819.03 8661.6

    III 0.335 25.33 8.48 7327.09 2442.36 1831.77 8661.6

    Oktober

    I 0.545 25.33 13.80 11921.24 3973.75 2980.31 8661.6

    II 0.653 25.33 16.54 14287.09 4762.36 3571.77 8661.6

    III 0.683 25.33 17.31 14956.16 4985.39 3739.04 8661.6

    November

    I 0.657 25.33 16.65 14387.57 4795.86 3596.89 8661.6

    II 0.581 25.33 14.70 12704.42 4234.81 3176.10 8661.6

    III 0.489 25.33 12.37 10691.32 3563.77 2672.83 8661.6

    Desember

    I 0.533 25.33 13.49 11656.39 3885.46 2914.10 8661.6

    II 0.889 25.33 22.52 19454.66 6484.89 4863.66 8661.6

    III 1.257 25.33 31.84 27507.24 9169.08 6876.81 8661.6

    Sumber: Perhitungan

  • Gambar 5. Grafik Analisa Neraca Air

    Berdasarkan peta topografi didapatkan

    letak sumur pompa berada pada elevasi

    +50,00. Kedudukan sawah tertinggi terletak

    pada elevasi +51,80 dan sawah terendah

    terletak pada elevasi +46,00. Perencanaan

    jaringan irigasi air tanah pada studi ini

    menggunakan sistem pemberian air secara

    rotasi dengan pembagian 4 blok tersier. Luas

    daearh layanan sumur untuk tiap blok tersier

    dan elevasi titik outlet ditabelkan sebagai

    berikut:

    Tabel 9. Luas Daerah Layanan Sumur dan Elevasi Titik Outlet

    Nama Luas

    (ha)

    Luas

    Total

    (ha)

    Elevasi

    Outlet

    Blok

    1

    Blok 1 A 1.45

    7.05

    +50.00

    Blok 1 B 1.61 +50.00

    Blok 1 C 1.32 +50.00

    Blok 1 D 2.67 +47.50

    Blok

    2

    Blok 2 A 2.06

    6.28

    +49.70

    Blok 2 B 1.98 +46.00

    Blok 2 C 2.24 +47.80

    Blok

    3

    Blok 3 A 1.02

    5.78

    +51.80

    Blok 3 B 1.19 +49.00

    Blok 3 C 1.54 +47.30

    Blok 3 D 2.03 +47.70

    Blok

    4

    Blok 4 A 1.42

    6.22

    +45.00

    Blok 4 B 1.98 +45.00

    Blok 4 C 1.37 +46.00

    Blok 4 D 1.45 +46.00

    Luas Total Daerah

    Layanan 25.33

    Sumber: Analisa Data

    Gambar 6. Pembagian Blok Tersier Pada

    Daerah Layanan Irigasi

    0.00

    0.10

    0.20

    0.30

    0.40

    0.50

    0.60

    0.70

    0.80

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    PL

    CABAI (30%)

    JAGUNG I (50%) UBI (40%)

    PL PADI I (100%) WLR PL PADI II (50%) WLR JAGUNG II (30%) PL

    I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

    November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

    Musim Hujan Musim Kemarau I Musim Kemarau II

    Cu

    rah

    Hu

    jan

    Efe

    kti

    f (m

    m/h

    ari

    )

    Keb

    . Air

    Iri

    gasi

    (m

    3)

    Periode dan Pola Tanam

    Curah Hujan Efektif Keb. Air Irigasi di Pengambilan Keb. Air Irigasi Sitem Rotasi (4 Blok) Debit Optimum Sumur Keb. Air Irigasi Sistem Rotasi (3 Blok)

    PADI I

    PL WLR PL

    PADI II

    WLR

    JAGUNG I

    BERO

    JAGUNG II

    UBI

    CABAI

    PL

  • Gambar 7. Skema Jaringan Irigasi Yang Direncanakan

  • F. PERHITUNGAN TOTAL HEAD POMPA

    Elevasi muka tanah pada sumur adalah +

    50,00 dan elevasi muka air di sisi keluar pada

    sawah tertinggi adalah +52,80. Muka air

    tanah berada pada kedalaman 20 m atau pada

    elevasi +30,00 sedangkan penurunan Muka

    air tanah maksimum (Swmaks) adalah 2,44 m

    atau pada elevasi +27,56. Direncanakan

    menggunakan pompa celup (supmersible

    pump) diletakkan pada kedalaman 29 m atau

    berada pada elevasi +21,00.

    Perhitungan total head pompa adalah

    sebagai berikut:

    hf = 1,4942 m

    hlm = 0,3491 m

    V = 0,67 m/dt

    Zb = el. m.a. sisi keluar el. m.a. tanah = 52,80 30,00 = 22,80 m

    H = hf + hlm + Zb + 2

    2 x

    = 1,4942 + 0,3491 + 22,80 + 2

    2 x 9

    = 1,4942 + 0,3491 + 22,80 + 0,023

    = 24,67 m

    Berdasarkan data tersebut, jenis pompa

    yang akan digunakan pada perencanaan

    jaringan irigasi air tanah studi ini adalah

    pompa celup (submersible pump) merk

    GRUNDFOS tipe SP 30 - 4 dengan data

    teknis berikut:

    Tipe pompa = SP 30 - 4

    Tipe motor = MS 4000

    Daya motor = 5,5 kW

    Berat = 36 kg

    Diameter pompa = 95 mm

    Panjang = 673 mm

    Head maksimum = 32 m

    Gambar 8. Pompa Supmersible

    GRUNDFOS MS Motor

    Sumber: GRUNDFOS Data Booklet

    Jenis generator yang akan digunakan pada

    perencanaan jaringan irigasi air tanah studi ini

    adalah generator merk IWATA tipe IW10WS

    dengan data teknis berikut:

    Tipe = IW10WS

    Frekuensi = 50 Hz

    Daya = 10 kW

    Kapasitas bahan bakar = 45 lt

    Konsumsi bahan bakar = 2,5 lt/jam

    Bahan Bakar = Solar

    Dimensi (p x l x t) = 1,6x0,8x0,9 m

    Berat = 650 kg

    Kebisingan = 66 dBA/7 m

    Gambar 9. Generator IWATA i-series

    Sumber: Catalog IWATA Diesel Generator

  • G. SIMULASI JARINGAN PERPIPAAN Simulasi jaringan perpipaan mengunakan

    program waterCAD ver 8 XM edition.

    Komponen perpipaan yang digunakan dalam

    perencanaan ini meliputi sumber air (sumur

    pompa), pompa, pipa dan junction. Pengaliran

    air dari sumber dengan menggunakan pompa

    ke daerah layanan (junction) dilakukan secara

    gravitasi. Besarnya kebutuhan air tiap

    junction tergantung dari besarnya kebutuhan

    air tiap blok tersier yang telah dijelaskan di

    atas. Skenario yang digunakan adalah pompa

    beroperasi pada 4 blok tersier dimana ketika 1

    blok tersier dialiri, 3 blok tersier lainnya

    ditutup (tidak dialiri).

    Gambar 10. Proses Running (Calculate)

    Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM

    Edition

    Pompa yang digunakan dengan motor

    tenggelam dengan kondisi berikut:

    Pompa diletakkan (direncanakan) pada elevasi +21

    Head design 32 m

    Debit operasional (design flow) 12 lt/dt

    Debit maksimum (maximum operating flow) 21 lt/dt

    Berikut merupakan hasil running pompa:

    Tabel 10. Hasil Simulasi Pompa Blok 1

    Label Elevation

    (m) Status

    Flow

    (lt/sec)

    Pump

    Head (m)

    PMP-1 21 On 8.9 33.12

    Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

    Tabel 11. Hasil Simulasi Pompa Blok 2

    Label Elevation

    (m) Status

    Flow

    (lt/sec)

    Pump

    Head (m)

    PMP-1 21 On 7.93 33.36

    Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

    Tabel 12. Hasil Simulasi Pompa Blok 3

    Label Elevation

    (m) Status

    Flow

    (lt/sec)

    Pump

    Head (m)

    PMP-1 21 On 7.29 33.49

    Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

    Tabel 13. Hasil Simulasi Pompa Blok 4

    Label Elevation

    (m) Status

    Flow

    (lt/sec)

    Pump

    Head (m)

    PMP-1 21 On 7.85 33.38

    Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

    H. ANALISA RENCANA ANGGARAN BIAYA

    Analisa yang digunakan berdasarkan dari

    data kebutuhan untuk perbaikan serta analisa

    kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat

    rekomendasi.

    Tabel 14. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

    No. Pekerjaan

    Harga

    Pekerjaan

    (Rp.)

    I. Pekerjaan Persiapan 35,195,400

    II. Pekerjaan Rumah Pompa 100,380,166

    III. Pekerjaan Pagar Rumah

    Pompa 46,040,492

    IV. Pekerjaan Jaringan Irigasi 378,878,524

    Jumlah Harga Pekerjaan (Rp.) 560,494,581

    PPn 10 % 56,049,458

    Jumlah Harga Konstruksi 616,544,040

    Dibulatkan 616,544,000

    Terbilang : Enam Ratus Enam Belas Juta Lima

    Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui

    bahwa rencana anggaran biaya untuk

    pembangunan jaringan irigasi perpipaan

    sumur PKB 111 adalah sebesar Rp. 616.544.000,-

  • 5. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil

    kajian dari pembahasan (BAB IV), maka

    didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

    1. Debit optimum yang dihasilkan sumur PKB 111 adalah 0,012 m3/dt dengan penurunan muka air tanah optimum 1,17 m

    dan penurunan muka air tanah maksimum

    2,44 m.

    2. Perhitungan besarnya kebutuhan air irigasi menggunakan 3 alternatif. Alternatif I

    adalah masa tanam dimulai pada bulan

    November, alternatif II adalah masa tanam

    dimulai pada bulan Desember, dan

    alternatif III adalah masa tanam dimulai

    pada bulan Januari. Dari ketiga alternatif

    tersebut, sebagai dasar perencanaan

    jaringan irigasi air tanah pada studi ini,

    digunakan analisa kebutuhan air irigasi

    alternatif III karena memiliki nilai

    kebutuhan air irigasi di sawah (NFR)

    maksimal yg pling kecil dari ketiga

    alternatif yaitu 1,262 lt/dt/ha

    3. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi adalah jaringan irigasi perpipaan

    dengan sistem pipa hubungan seri.

    Berdasarkan analisa neraca air dengan luas

    layanan sumur 25,33 ha, debit optimum

    sumur tidak mampu memenuhi kebutuhan

    air irigasi dengan sistem pemberian air

    secara menerus, sehingga sistem

    pemberian air yang direncakan adalah

    sistem pemberian air secara rotasi atau

    giliran dengan pembagian blok tersier

    menjadi 4 blok.

    4. Pompa yang direncanakan adalah pompa dengan motor tenggelam atau pompa celup

    (submersible pump) merk GRUNDFOS

    tipe SP 30-4 dengan daya 5,5 kW dan head

    maksimum 32 m.

    5. Rencana anggaran biaya dalam pembangunan jaringan irigasi air tanah

    sumur PKB 111 adalah sebesar Rp. 616.544.000,-

    6. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1986. Buku Petunjuk Perencanaan

    Irigasi, Bagian Penunjang Untuk

    Standar Perencanaan Irigasi. Bandung:

    C.V. Galang Persada.

    Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi,

    Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan

    Irigasi KP-01. Bandung: C.V. Galang

    Persada.

    Bentley. 2007. User Guide WaterCAD ver 8

    XM Edition. Watertown CT, USA.

    Bisri, Mohammad. 1991. Aliran Air Tanah.

    Malang: Bagian Penerbitan Fakultas

    Teknik Universitas Brawijaya.

    Linsley, Ray K. Max A. Kohler dan Joseph L.

    H. Paulhus. 1996. Hidrologi Untuk

    Insinyur. Edisi ketiga, terjemahan Ir.

    Yandi Hermawan. Jakarta: Erlangga.

    Linsley, Ray K. dan Joseph B. Franzini. 1989.

    Teknik Sumber Daya Air. Jilid 1, Edisi

    ketiga. Jakarta: Erlangga.

    Nurkartika, Alima Sofia. 2001. Studi

    Perencanaan Jaringan Irigasi Air

    Tanah Dengan Sistem Pipa Putaran

    Paralel (Looping) di Sangen Madiun.

    Skripsi tidak dipublikasikan. Malang:

    Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

    Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.

    Surabaya: Usaha Nasional.

    Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda.

    1983. Hidrologi Untuk Pengairan.

    Jakarta: Pradyna Paramita.

    Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi.

    Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

    Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman.

    Malang: Institut Teknologi Nasional.

    Triadmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II.

    Yogyakarta: Beta Offset.