Perempuan, Demokrasi, Dan Islam

download Perempuan, Demokrasi, Dan Islam

of 4

description

Perjuangan global dalam menghentikan penindasan terhadap perempuan seperti tiada akhir. Berbagai pemberitaan terkait ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan seperti penindasan politik, kemiskinan, kekerasan, buta huruf, nikah paksa, dan berbagai ‘ketidakadilan’ lainnya mewarnai media Barat maupun Timur. Dari sinilah perjuangan kaum feminis muncul untuk memerangi kesenjangan gender, bukan hanya di Negara barat, tetapi juga di negeri-negeri muslim. Melalui agenda feminis inilah kesenjangan gender yang dianggap menjadi penghalang kemajuan perempuan dan masyarakat dunia akan terselesaikan. Benarkah demikian? Apakah ada solusi untuk perempuan dari Islam?

Transcript of Perempuan, Demokrasi, Dan Islam

Menilik Ulang Sistem yang Mampu Membebaskan Perempuan dari Penindasan

Perjuangan global dalam menghentikan penindasan terhadap perempuan seperti tiada akhir. Berbagai pemberitaan terkait ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan seperti penindasan politik, kemiskinan, kekerasan, buta huruf, nikah paksa, dan berbagai ketidakadilan lainnya mewarnai media Barat maupun Timur. Dari sinilah perjuangan kaum feminis muncul untuk memerangi kesenjangan gender, bukan hanya di Negara barat, tetapi juga di negeri-negeri muslim. Melalui agenda feminis inilah kesenjangan gender yang dianggap menjadi penghalang kemajuan perempuan dan masyarakat dunia akan terselesaikan.Di negeri muslim, tudingan ketidakadilan dan penindasan ini semakin mengerucut dan mengarah pada syariah Islam. Mereka memandang bahwa Islam telah mengekang kebebasan perempuan dengan adanya serangkaian aturan seperti memakai kerudung dan jilbab, khalwat, poligami, dan safar. Apalagi mereka mengklaim bahwa Islam menempatkan peran perempuan hanya di sumur-dapur-dan kasur. Oleh karena itu, pegiat feminisme berusaha mengubah pandangan wanita muslimah terhadap syariat Islam. Bahwa Islam memiliki wajah buruk yang apabila diterapkan hukum-hukumnya, tak selamanya perempuan akan sejahtera, melainkan ia-lah yang akan menjadi objek penderita.Kaum feminis menawarkan konsep-konsep kesataraan gender sebagai ganti syariah Islam. Mereka mengklaim bahwa perempuan harus memiliki peran yang sama dengan laki-laki, karena hal ini merupakan penyebab jatuhnya derajat perempuan. Untuk meningkatkan derajatnya, mereka mendorong perempuan untuk meninggalkan rumah, menjadi wanita karir, berpolitik atau sekadar untuk eksistensi diri. Sebab, tolak ukur sukses tidaknya perempuan dipandang dari segi materi. Selain itu, secara global, feminis pun telah berusaha keras menyelesaikan permasalahan ketidakadilan dan kekerasan terhadap perempuan dengan berbagai macam solusi yang ditawarkan untuk meraih tujuan ini dan pemberdayaan perempuan melalui meningkatkan jumlah perempuan di parlemen, pemerintahan dan posisi kepemimpinan; meningkatkan pendidikan; meningkatkan jumlah perempuan menjadi tenaga kerja dan meningkatkan kesempatan bekerja dan hak-hak ekonomi; kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang banyaknya permasalahan perempuan; melindungi berbagai pilihan dan kebebasan bagi perempuan ; dan dasar sekulerisme yang lebih kuat dalam Negara untuk mencegah terlibatnya hukum agama dalam peraturan Negara. Namun, selama ini, perjuangan hak perempuan yang telah dilakukan di seluruh dunia ini juga di negeri Islam khususnya tidak mengurangi permasalahan perempuan, bahkan semakin memburuk. Mengapa?Perjuangan kaum feminis telah gagal untuk memahami dan menjawab permasalahan utama ketidakadilan terhadap perempuan. Sejatinya, penindasan terhadap perempuan merupakan penyakit kanker yang sangat merusak masyarakat. Racun dan juga katalisator yang menghasilkan dan menyebarkan permasalahan ini adalah keyakinan, nilai, peraturan, dan system yang diterapkan oleh Negara dan yang mendominasi perpolitikan dunia saat ini yaitu Sistem Kapitalisme. Kapitalisme yang berlandaskan pada ajaran sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) meyakini bahwa manusia layak memutuskan peraturan berbagai permasalahan masyarakat daripada Allah. Inilah yang mempengaruhi tujuan hidup manusia berupa ide materialistis, menikmati hidup hanya untuk meraih materi, memenuhi hasrat duniawi tanpa melihat konsekuensi hari akhir. Disinilah para perempuan mulai bekerja untuk mendapatkan materi, meninggalkan anak-anaknya dalam asuhan pembantu atau keluarganya yang lain. Namun, nyatanya Kapitalisme lah yang menyebabkan kondisi yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Hal ini menyebabkan perempuan terpaksa meninggalkan rumah untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin menjulang tinggi. Dampaknya, perempuan menjadi mesin pencetak uang bahkan sebagai tenaga kerja yang murah, keluarga pun mejadi carut marut karena perempuan sebagai istri dan ibu meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi. Dalam hal liberalisme (paham kebebasan), justru paham ini yang telah merendahkan status perempuan dalam masyarakat. Dengan kebebasan kepemilikan dan berekspresinya, telah menyediakan berbagai bisnis dan industri yang mengeksploitasi tubuh perempuan demi keuntungan. Perempuan bekerja sebagai pelayan semata-mata untuk memuaskan pandangan mata laki-laki. Atau dalam berbagai iklan produk, tak luput dari perempuan sexy yang menggoda. Tak jarang, akhirnya perempuan menjadi objek pelecehan seksual dimana pun ia berada. Oleh karena itu, kapitalisme sesungguhnya adalah musuh utama perempuan. Alih-alih pemberdayaan perempuan, yang terjadi adalah kesengsaraan. Dengan liberalisme pun, masyarakat akan tetap gagal dalam menyelesaikan penindasan terhadap perempuan. Kebebasan menjadi biang kerok jatuhnya derajat perempuan ke tempat yang paling rendah.Berkebalikan dengan ideologi Kapitalisme, ideologi Islam berdasar pada bahwasanya Allah adalah satu-satunya yang berdaulat (yang berhak membuat hukum) dan yang melegislasinya. Sehingga setiap hamba melakukan berbagai aturan-Nya karena dorongan keimanan, dan meyakini bahwa di akhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia. Oleh karena itu setiap insan yang beriman pasti akan selalu melekatkan setiap perbuatannya dengan aturan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Akibatnya, sistem Islam ini tidak didominasi dengan materialisme.Islam memandang bahwa menghormati dan melindungi perempuan setiap saat adalah kewajiban bagi laki-laki dan masyarakat. Rasulullah bersabda Diantara orang mukmin yang terbaik adalah yang memiliki akhlak yang baik, dan yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap perempuan. (Al-Hadits). Dunia dan seisinya sangat berharga, namun perhiasan yang paling berharga adalah perempuan sholehah. (Al-Hadits).Dalam sistem Islam, perempuan memiliki tugas utama sebagai ummu wa rabatul bait dan ummu ajyal (ibu rumah tangga dan pendidik generasi). Namun demikian, Islam membolehkan perempuan untuk berkecimpung di ranah publik seperti ekonomi, pendidikan, bahkan politik sesuai dengan batasan syariat. Dengan demikian, perempuan bisa berperan aktif dalam membangun Negara. Hal ini bukan hanya untuk meningkatkan derajat perempuan, tetapi untuk mensejahterakan dan mencerdaskannya.Dalam ekonomi, wanita dibolehkan untuk berjual beli, memiliki hak kepemilikan, menjadi majikan dan pegawai, menjadi guru, dokter, ilmuwan, bahkan pilot, dsb. Hanya saja pekerjaan bagi wanita tidak wajib, melainkan mubah, karena laki-lakilah yang harus menafkahi perempuan, jika tidak ada kerabat yang menafkahinya maka negara akan turun tangan. Dalam pendidikan, mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap laki-laki dan perempuan. Maka perempuan boleh mempelajari berbagai disiplin ilmu. Salah satu tokoh perempuan dalam Islam adalah Sheikha Shuhda, ilmuan terkemuka di abad 11 yang mengajar masarakat di masjid di Bahgdad yang merupakan ibu konta Khilafah pada masa itu.Dalam bidang politik, perempuan memiliki kewajiban yang sama seperti laki-laki (lihat Q.S At-Taubah [9]: 71) yaitu untuk berdakwah. Selain itu itu perempuan boleh berkecimpung dalam dunia politik seperti membaiat Khalifah, mejadi hakim pasar, anggota majelis umat, dsb. Kecuali posisi yang melegalisasi hukum seperti Khalifah, Muawin Tafwidz, Wali dan Amil. Begitulah Islam memuliakan perempuan, sudah terbukti bahwa Islam selama lebih 1300 tahun telah melindungi perempuan dari berbagai kesengsaraan dan kehinaan. Kutipan . Oleh karena itu, saatnya muslimah untuk mencampakkan ide Feminisme, dan sistem Kapitalisme yang telah membawa kesengsaraan yang nyata pada perempuan dan bersama mewujudkan Sistem Khilafah Islam dengan dorongan taqwa kepada Allah Swt, Pencipta dan Pengatur kehidupan manusia.

Wallahu alam bi ash-shawab.

Denissa Femi PrimulaApril 2015