Perdarahan Diluar Haid
-
Upload
wahyu-puji-astuti -
Category
Documents
-
view
867 -
download
5
Transcript of Perdarahan Diluar Haid
PERDARAHAN DILUAR HAID (askeb patologi)
1. Pengertian Adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam
perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metrorargia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus
haid. Perdarahan ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat
lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik
(polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan
penggunaan estrogen eksogen.
Menometrorargia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan
jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
2. Penyebab
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
a. Polip serviks
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran :
2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005)
b. Erosi portio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-
kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan
oleh infeksi.
c. Ulkus portio
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas
tidak jelas pada ostium uteri eksternum .
d. Trauma
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari
jaringan. Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat
atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang
sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat
menimbulkan kecederaan.
e. Polip endometrium
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh
sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat
pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya
berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan
kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip
endometrium dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim.
Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka.
Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya
terkadang sulit untuk hamil.
a. Sebab – sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan olah kelainan pada:
1) serviks uteri; seperti polip servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada portio uteri,
karsinoma servisis uteri.
2) Korpus uteri; polip endometrium, abortus imminens, abortus insipiens, abortus
incompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korpus uteri,
sarkoma uteri, mioma uteri.
3) Tuba fallopii; kehamilan ekstopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
4) Ovarium; radang overium, tumor ovarium.
b. Sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan
perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara
menarche dan menopause. Tetapi kelainan inui lebih sering dijumpai sewaktu masa
permulaan dan masa akhir fungís ovarium.
Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan
disfungsional berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek
dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini
biasanya dapat sembuh sendiri, jarana diperlukan perawatn di rumah sakit.
3. Patologi
Menurut schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan
ovario pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang
dinamakan metropatia hemorrágica terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah
sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan corpus luteum.
Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang
berlebihan dan terus menerus.
Penelitian menunjukan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan
bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atropik, hiperplastik,
ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar.
Endometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi penting artinya karena dengan demikian
dapat dibedakan perdarahan anovulatori dari perdarahan ovuloatoir.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini
mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari factor-
faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya Belem seberapa
dimengerti, sedang perdarahan anovulatoir biasanya dianggap bersumber pada gangguan
endokrin.
4. Gambaran klinik
a. Perdarahan ovulatori
Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10 % dari perdarahan disfungsional dengan
siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). Untuk menegakan diagnosis
perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena
perdarhan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang
bentuk survei suhu badan basal dapat menolong.
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa
adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya:
1) korpus luteum persistens
Dalam hal ini dijumpai perdarahan Madang-kadang bersamaan dengan ovarium yang
membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kelainan ektopik karena riwayat penyakit dan
hasil pemeriksaan panggul sering menunjukan banyak persamaan antara keduanya. Korpus
luteum persistens dapat menimbulkan pelepasan endometrium yagn tidak teratur (irregular
shedding).
Diagnosis ini di buat dengan melakukan kerokan yang tepat pada waktunya, yaitu
menurut Mc. Lennon pada hari ke 4 mulainya perdarahan. Pada waktu ini dijumpai
endometrium dalam tipe sekresi disamping nonsekresi.
2) insufisiensi korpus luteum
Hal ini dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenore.
Dasarnya ahíla kurangntya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH realizing
factor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok
dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.
3) apopleksia uteri
Pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
4) kelainan darah
Seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekasnisme pembekuan
darah.
b. Perdarahan anovulatoir
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan
menurunya Kadar estrogen dibawah tingkat tertentu timbul perdarahan yang kadang-kadang
bersifat siklik, Kadang-kadang tidak teratur sama sekali.
Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpautnya dengan jumlah folikel yang pada statu
waktu fungsional aktif. Folikel – folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami
atresia, dan kemudian diganti oleh folikel – folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh
estrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula-mula ploriferasidapat terjadi
endometrium bersifat hiperplasia kistik.
Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan adanya perdarahan
anovulatoir.
Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan tetapi paling sering pada
masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause.
Pada masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau
keterlambatan proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realizing
faktor tidak sempurna. Pada masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak
selalu berjalan lancar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat
laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoir, pada seorang dewasa dan
terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan
kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.
Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan penyakit
metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor-tumor
ovarium dan sebagainya. Akan tetapi disamping itu terdapat banyak wanita dengan
perdarahan disfungsional tanpa adanya penyakit-penyakit tersebut. Selain itu faktor
psikologik juga berpengaruh antara lain stress kecelakaan, kematian, pemberian obat
penenang terlalu lama dan lain-lain dapat menyebabkan perdarahan anovulatoir.
5. Diagnosis
a. Anamnesis
1) Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek
atau oleh oligomenore/amenorhe, sifat perdarahan ( banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau
tidak), lama perdarahan, dan sebagainnya.
2) Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk ke arah
kemungkinaan penyakit metabolik, endokrin, penyakit menahun. Kecurigaan terhadap salah
satu penyait tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan
teliti ke arah penyakit yang bersangkutan.
3) Pada pemeriksaan gynecologik perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik yang
menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu).
4) Pada pubertas tidak perlu dilakukan kerokan untuk menegakan diagnosis. Pada wanita
umur 20-40 tahun kemungkinan besar adalah kehamilan terganggu, polip, mioma
submukosum,
5) Dilakukan kerokan apabila sudah dipastikan tidak mengganggu kehamlan yang masih bisa
diharapkan. Pada wanita pramenopause dorongan untuk melakukan kerokan adalah untuk
memastikan ada tidaknya tumor ganas.
6. Penanganana. Istirahat baring dan transfusi darahb. Bila pemeriksaan gynecologik menunjukan perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada
abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan :
1) estrogen dalam dosis tinggiSupaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secar
IM dipropionasestradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Tetapi apabila suntikan dihentikan perdarahan dapat terjadi lagi.
2) progesteron
Pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium, dapat
diberikan kaproas hidroksi progesteron 125 mg, secara IM, atau dapat diberikan per os sehari
nirethindrone 15 mg atau asetas medroksi progesteron (provera) 10 mg, yang dapat diulangi
berguna dalam masa pubertas. ADNEXITIS
Pengertian
Adnexitis adalah radang pada tuba falopii dan radang ovarium yang biasanya
bersamaan.(Sarwono Prawirahardjo, ilmu kandungan, 1997 hal 287)
Adnesitis adalah penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita sebelah kanan atau
kiri yang disebabkan oleh virus atau bakteri. www.goole.com
Etiologi
Adnexitis disebabkan oleh gonococcus, ataphyloccus dan bakteri TBC.
Infesi adnexitis dapat terjadi sebagai berikut:
a. Naik dari cavum uteri.
b. Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari appendix yang meradang.
c. Haematogen terutama salpingitis tuberculosa salpingitis biasanya lateral.
Klasifikasi adnexitis atau salpingo-ooforitis dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu ;
a. Salpingo-ooforitis akut yang disebabkan oleh gonorea sampai ke tuba dari uterus melalui
murkosa.
Pada endosalping tampak oedema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit
Gejala-gejala yang terjadi pada adnesitis.
1. Demam tinggi dan menggigil
2. Nyeri perut bagian kiri dan kanan terutama apabila dilakukan penekanan.
3. Setelah lewat bebrapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan
nyeri ketika ditekan.
4. Pada pemeriksaan dalam dapat diketahui : nyeri apabila portio digoyangkan
Nyeri sebelah kanan atau kiri uterus
Kadang-kadang ada penebalan tidak dapat diraba
Diagnosa ferensial
1. Kehamilan ektopik
2. Apendisitis
SALPINGITIS
DEFINISIPenyakit yang paling sering dikelirukan dengan kehamilan tuba adalah salpingitis, yang sering mempunyai riwayat serangan serupa tapi biasanya tanpa riwayat haid yang terlambat. Pada salpingitis perdarahan abnormal tidak begitu sering seperti gejala spotting yang menjadi ciri khas kehamilan tuba. Rasa nyeri dan nyeri tekan lebih besar kemungkinannya terdapat bilateral pada salpingitis. Pada kehamilan tuba, benjolan pada panggul bila teraba akan dijumpai unilateral, sedangkan pada salpingitis, kedua forniks kemungkinan sama-sama memberikan tahanan dan rasa nyeri ketika ditekan. Sebenarnya benjolan uniteral yang dijumpai pada salpingitis harus menimbulkan pemikiran segera terhadap pemikiran kehamilan tuba dengan komplikasi infeksi. Dicker dkk. (1984) melaporkan seri kasus yang terdiri atas 8 orang wanita dengan gambaran klinik abses pelvik atau tubo-ovarii unilateral. Diagnosis prabedah yang benar dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan serum yang positif untuk hormon korionik gonadotropin.
Suhu pada salpingitis akut biasanya melebihi 38 C. Jika ada kecurigaan terhadap kemungkinan kehamilan ektopik, tes yang sensitif untuk korionik gonadotropin dapat segera diminta. Hasil tes kehamilan yang positif merupakan informasi penting. Hasil tes kehamilan yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan dan pemeriksaan kronik gonadotropin serum harus dilakukan bila diagnosis kehamilan hendak disingkirkan.
Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . . Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis , ooforitis , myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum pelvis. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan pada tuba falopii.
JENIS-JENIS
Ada dua jenis salpingitis: salpingitis salpingitis akut dan kronis.
• salpingitis Akut:
Dalam salpingitis akut, saluran tuba menjadi merah dan bengkak, dan cairan ekstra mengeluarkan sehingga dinding bagian dalam tabung sering tetap bersatu. Tabung juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi dapat mengisi dan mengasapi
dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi, tabung pecah dan menyebabkan infeksi berbahaya dari rongga perut (peritonitis).
• Salpingitis Kronis
Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini lebih ringan, lebih tahan lama dan tidak dapat menghasilkan gejala terlihat banyak.
Gejala
Gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi. Yang paling umum adalah:
• Abnormal bau dan warna cairan vagina.
• Nyeri saat ovulasi
• Rasa sakit selama hubungan seksual
• Sakit datang dan pergi dalam periode
• Sakit perut
• Turunkan sakit punggung
• Demam
• Mual
• Muntah
Penyebab dan patofisiologi
Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain.
Faktor risiko
Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan bahwa serviks terbuka selama menstruasi infeksi memungkinkan untuk mencapai saluran tuba.
Faktor risiko lain termasuk prosedur bedah, menembus dinding serviks:
• Biopsi endometrium
• kuret
• histeroskopi
risiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan leher rahim, menginfeksi memungkinkan organisme berkembang biak dan akhirnya naik ke tuba fallopi:
• antibiotik
• ovulasi
• haid
• penyakit menular seksual (PMS)
Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina ke tuba fallopi. faktor risiko coital adalah:
• Kontraksi uterus
• Sperma, membawa organisme ke atas.
spesies bakteri
Bakteri yang paling terkait dengan salpingitis adalah
• N. gonorrhoeae
• Chlamydia trachomatis
• Mycoplasma
• Staphylococcus
• Streptococcus
Namun, biasanya salpingitis polymicrobal , melibatkan berbagai jenis organisme. Contoh lain dari organisme yang terlibat adalah:
• Ureaplasma urealyticum
• anaerobik dan aerobik bakteri.
Epidemiologi
Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di AS, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan tidak lengkap dan terlalu dini dan bahwa banyak kasus dilaporkan pertama ketika penyakit itu telah pergi begitu jauh bahwa mereka telah mengembangkan kronis komplikasi. Bagi wanita berusia 16-25, salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum.Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia reproduktif. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas-kelas sosial ekonomi rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai akibat dari debut seks sebelumnya, beberapa mitra dan kemampuan rendah untuk menerima perawatan kesehatan yang layak bukan karena faktor resiko independen untuk salpingitis. Sebagai akibat dari peningkatan risiko karena beberapa mitra, prevalensi salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan kesadaran gejala dan kurang kemauan untuk menggunakan alat kontrasepsi juga umum dalam kelompok ini, meningkatkan terjadinya salpingitis.
Komplikasi
Untuk rawat inap, perlu terpengaruh 20%. Mengenai pasien yang berusia 15-44 tahun, 0,29 per 100.000 meninggal dari salpingitis. Namun, salpingitis juga dapat menyebabkan infertilitas, karena telur dirilis pada ovulasi tidak bisa kontak dengan sperma. Sekitar 75,000-225,000 kasus infertilitas di Amerika Serikat disebabkan oleh salpingitis. Kali lagi satu memiliki infeksi, semakin besar risiko infertilitas. Dengan satu episode salpingitis, risiko infertilitas adalah 8-17%. Dengan 3 episode salpingitis, risikonya 40-60%, walaupun risiko yang tepat tergantung pada tingkat keparahan dari setiap episode.
Selain itu, saluran telur yang rusak meningkatkan risiko kehamilan ektopik . Dengan demikian, jika seseorang memiliki salpingitis, risiko kehamilan ektopik adalah menjadi 7 sampai 10 kali lipat lebih besar. Setengah dari kehamilan ektopik adalah karena infeksi salpingitis.
Komplikasi lain adalah:
• Infeksi indung telur dan rahim
• Infeksi pada pasangan seks
• Suatu abses pada ovarium
Pengobatan
Salpingitis ini paling sering diobati dengan antibiotik. Pengobatan dan Kontak-tracing meminimalkan
komplikasi, Pengobatan IV Antibiotik jika sangat tidak sehat (misalnya, Cefoxitin 2gr/6hrls lambat IV dengan Doxycyclin 100 mg/12h PO) pada awalnya kemudian Doxycyclin 100 mg / 12 jam PO dengan Metronidazol 400 mg 12h PO sampai 14 hari dapat menutupi infeksi gonore dan klamidia. jika kurang kurang sehat Ofloxacin 400 mg/12 PO h dan Metronidazol 400 mg/12 jam PO selama 14 hari.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan panggul , tes darah dan lendir swab dokter dapat mendiagnosis salpingitis
ASUHAN KEPERAWATAN SALPINGITIS
A. PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan:
Riwayat menstruasi: menopose
Riwayat nutisi: malnutrisi
Riwayat obstetric dan ginekologi: abortus/postpartum
Riwayat penyakit: DM, Ca vulva, scabies, alergi, pediculosis pubis
Riwayat hygene genital
Kondisi psikologis
Penggunaan obat-obatan
Riwayat seksual
Riwayat kesehatan sekarang
B. TANDA DAN GEJALA
• pruritis
- Intensitas
- Saat timbul
• Sakit/nyeri
- Perih dibagian bawah abdomen
- Nyeri hebat - kronik
• Vaginal dischange
- Ciri
- Jumlah
- Waktu timbul
C. PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen dan genetalia
- Nyeri tekan ++
- Tanda-tanda infeksi sistemik
- Mobilitas terbatas – sakit bila untuk berjalan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kultur
• Darah lengkap
• Cek gula darah
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kurangnya pengetahuan b.d..hilangnya kemampuan mengingat
• Salah menginterpretasikan informasi Nyeri b.d.:Proses inflamasi
• Pengeluaran pervaginamGatal b.d.:Proses inflamasi Pengeluaran pervaginam
• Disfungsi seksual b.d. :Rasa tidak nyaman
F. INTERVENSI
Tujuan: untuk menghilangkan infeksi
Criteria hasil:
• Pasien merasa lebih nyaman
• Pasien dapat menjelaskan:
- Cara penyebaran dan proses infeksi pada organ reproduksi
- Efek samping infeksi terhadap organ reproduksi, tanda dan gejala yang merupakan respon pengobatan
- Cara menjaga penularan dari pasangan
G. IMPLEMENTASI
• Bantu unutk mencapai tujuan terapi:
- pemberian nutrisi yang adekuat
- mengurangi aktivitas selama sakit
• Terapi/medikasi:
- Antibiotic
- Antifungial
- Antibecidal
• Terapi penunjang:
- Bedrest
- Pemberian cairan parental
• Surgical prosedur:
- Incise untuk mengeluarkan nanah
- Peningkatan oragan
Bantu mencapai rasa nyaman:
• Mandi teratur
• Obat untuk penghilang gatal
• Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri
• Pemberian terapi analgesik
Conseling dan teaching:
• PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut
• Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total
Pendidikan kesehatan yang diberikan:
• Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya
• Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman
• Cara mengetasi infeksi yang berulang
• Tanda-tanda perluasan infeksi:
- Nyeri semakin hebat
- Adanya peningkatan suhu tubuh
POHON MASALAH
DAFTAR PUSTAKA
1. Syafudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: ECG
2. MamasHealth.com.. http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp .
3. Sindharti, GM.2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Reproduksi. Malang
4. Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1981. Ginekologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
5. F Gary Cunningham, dkk.2005. Obstetri Williams edisi 21. ECG:Jakarta
di 23:25
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarPosting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Laman
Halaman Muka
Daily Calendar
Arsip Blog
▼ 2011 (2) o ▼ Februari (2)
SALPINGITIS DEFINISI Penyakit yang paling s...
► 2010 (5)
Mengenai Sayafalit
Lihat profil lengkapku
Tampilan slide
Pengikut
FishAda kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
SALPINGITIS AKUTSalpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.
Etiologi :Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc.Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :a) Naik dari cavum uterib) Menjalar dari alt yang berdekatan seperti dari appendiks yang meradangc) Haematogen terutama salpingitis tuberculosa
Salpingitis biasanya bilateral.Gejala-gejala- Demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras.- Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan- Defense ki dan ka di atas lig Poupart- Mual dan muntah; jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum.- Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada rectum atau sigmoid.
- Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat taj dapat diraba.Harus diketahui bahwa tekanan pada ovarium selalu menimbulkan nyeri walaupun tidak meradang.
MENORRHAGI DAN DYSMENORRHOESekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis.Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini merupakan tumor radang dan disebut “adnex tumor”. Tumor dari ovarium sendiri disebut tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitalia penderita (hydrops tubae prfluens).Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubaeabdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi.Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia).DD :1. Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi dan lekositose tidak seberapa.Kalau tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin.2. Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney).Terapi :- Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid.- Usus harus kosong
ADNEXITIS KRONISAAdnexitis kronis terjadi :a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.
Gejala-gejala- Anamnetis telah menderita adnexitis akut- Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadangkadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar- Dysmenorrhoe- Menorrhagi- Infertilitas
DiagnosaDengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya
nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa.DD :Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari :- Appendicitis chronica- Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
Terapi :- Antibiotika dan istirahat- UKG- Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.
TUMOR OVARIUMBerbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi tumor pada kelainan selyang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.ManajemenDi awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma.