PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan...

27
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 70 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat pembangunan perkebunan, meningkatkan pendapatan petani perkebunan, membuka kesempatan kerja, peningkatan penerimaan devisa dan Pendapatan Asli Daerah, pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian di Wilayah Kabupaten Berau, maka perlu dilakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan di dalam pemberian perijinan usaha perkebunan ; b. bahwa di dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pemberian ijin usaha perkebunan perlu adanya dasar hukum sebagai pedoman di dalam pelaksanaannya ; c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Transcript of PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan...

Page 1: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

TAHUN : 2003 NOMOR : 70

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

NOMOR 25 TAHUN 2003

TENTANG

PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat pembangunan

perkebunan, meningkatkan pendapatan petani

perkebunan, membuka kesempatan kerja, peningkatan

penerimaan devisa dan Pendapatan Asli Daerah,

pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian

di Wilayah Kabupaten Berau, maka perlu dilakukan

pengaturan, pembinaan dan pengawasan di dalam

pemberian perijinan usaha perkebunan ;

b. bahwa di dalam melakukan pembinaan dan pengawasan

pemberian ijin usaha perkebunan perlu adanya dasar

hukum sebagai pedoman di dalam pelaksanaannya ;

c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

Page 2: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 2 -

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara

Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-undang

Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran Negara Tahun 1953

Nomor 9) sebagai Undang-undang ( Memori Penjelasan

dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820 );

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran

Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor

76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992

Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478) ;

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang

Tata Ruang ( Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor

84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501) ;

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun

1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang

Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Tahun 2000

Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara

Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3699);

Page 3: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 3 -

8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999

Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

9. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah

Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor

119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002

tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun 2002

tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Berau ;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun

2003 tentang Rencana Strategis Program Pembangunan

Daerah Kabupaten Berau Tahun 2001-2005.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BERAU

MEMUTUSKAN :

Page 4: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 4 -

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG

PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau ;

b. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ;

c. Dinas adalah Dinas Perkebunan Kabupaten Berau ;

d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Berau ;

e. Budidaya Perkebunan adalah jenis tanaman yang dikelola

oleh Sub Sektor Perkebunan ;

f. Usaha Budidaya Perkebunan adalah usaha budidaya

tanaman perkebunan yang meliputi kegiatan pertanaman,

penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen ;

g. Usaha Industri Perkebunan adalah usaha industri

pengelolaan hasil komoditas perkebunan yang bertujuan

untuk meningkatkan nilai tambah hasil usaha primer

perkebunan ;

h. Perusahaan Perkebunan adalah badan usaha yang

berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik

Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan

Perusahaan Swasta yang melakukan usaha perkebunan ;

Page 5: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 5 -

i. Perkebunan Besar adalah usaha perkebunan yang

diusahakan oleh Perusahaan Perkebunan dan dilakukan

diatas lahan Hak Guna Usaha atau hak atas tanah

lainnya dengan luas areal minimal 25 (dua puluh lima) hektar ;

j. Ijin Usaha Budidaya Perkebunan adalah ijin tertulis yang

diberikan oleh Kepala Daerah atau Pejabat Instansi yang

ditunjuk untuk memberikan hak kepada pemegangnya

melakukan usaha budidaya tanaman perkebunan yang

meliputi kegiatan pratanam, penanaman, pemeliharaan

tanaman dan panen ;

k. Ijin Usaha Industri Perkebunan adalah ijin tertulis yang

diberikan Kepala Daerah atau Pejabat Instansi yang

ditunjuk kepada pemegangnya untuk melakukan kegiatan

pengolahan hasil komoditi perkebunan yang bertujuan

untuk meningkatkan nilai tambah hasil usaha primer

perkebunan ;

l. Klasifikasi Kebun adalah salah satu kegiatan pembinaan

dalam mendorong perusahaan perkebunan untuk

memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga dapat

dicapai produktivitas yang optimal dan efisien ;

m. Peredaran Benih / Bibit tanaman perkebunan adalah

kegiatan pengadaan, pengangkutan dan pemanfaatan

benih / bibit tanaman perkebunan dari sumber benih

kepada pengguna benih ;

n. Ijin Perbenihan Tanaman Perkebunan adalah ijin tertulis

dari Kepala Daerah atau Pejabat Instansi yang ditunjuk

untuk memberikan hak kepada pemegangnya melakukan

usaha pengadaan, pengangkutan dan pemanfaatan benih /

bibit tanam budidaya perkebunan ;

Page 6: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 6 -

o. Pembukaan Lahan Perkebunan adalah satu kegiatan

membuka lahan dengan menggunakan peralatan mekanik

berat ;

p. Ijin Pembukaan Lahan adalah ijin tertulis dari Kepala

Daerah atau Pejabat Instansi yang ditunjuk untuk

memberikan hak kepada pemegangnya melakukan

kegiatan membuka lahan untuk usaha budidaya perkebunan ;

q. Alat Berat adalah semua alat bantu yang digerakkan oleh

mesin, digunakan secara langsung untuk persiapan

lahan, proses produksi sampai dengan pasca panen ;

r. Ijin Penggunaan Alat Berat adalah ijin tertulis yang

dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat Instansi

yang ditunjuk untuk memberikan hak kepada pemegangnya

melakukan kegiatan menggunakan alat berat untuk

keperluan pembukaan lahan usaha budidaya perkebunan ;

s. Usaha Perbenihan Tanaman Perkebunan adalah usaha

perbenihan yang mencakup segala aspek perbenihan,

memproduksi, mengedarkan dan memberikan jasa

kontribusi dibidang perkebunan, yang meliputi pemuliaan

tanaman, penangkaran dan peredaran benih / bibit tanaman

perkebunan ;

t. Usaha Sumber Benih / Bibit Tanaman Perkebunan adalah

pemilik kebun induk yang telah ditunjuk dengan Keputusan

Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk untuk memproduksi

dan mengedarkan benih / bibit tanaman perkebunan ;

u. Ijin Usaha Pembenihan adalah ijin tertulis yang dikeluarkan

oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah atau Pejabat

instansi yang ditunjuk untuk memberikan hak kepada

pemegang ijin melakukan usaha untuk memproduksi,

mengedarkan dan memberikan jasa konstribusi dibidang

budidaya tanaman perkebunan ;

Page 7: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 7 -

v. Hasil Ikutan Tanaman Perkebunan adalah sisa hasil

olahan dan bahan tanaman yang belum dimanfaatkan ;

w. Ijin Pemanfaatan Hasil Ikutan Tanaman Perkebunan

adalah ijin tertulis yang diberikan oleh Kepala Daerah

atau Pejabat instansi yang ditunjuk untuk memberikan hak

kepada pemegangnya memanfaatkan hasil ikutan usaha

perkebunan untuk keperluan bahan baku industri lainnya ;

x. Tanda Daftar Usaha Perkebunan (TDUP) adalah pemberian

pendaftaran oleh Kepala Dinas untuk memberikan

pendaftaran atas usaha budidaya dan industri perkebunan

yang dikelola oleh perorangan atau Badan Hukum

diatas lahan milik atau hak atas tanah lainnya dalam

rangka membantu meningkatkan pengembangan usaha

perkebunan rakyat / perorangan ;

y. Perkebunan Rakyat adalah usaha budidaya perkebunan

yang dilakukan secara perorangan di atas lahan milik

atau hak atas tanah lainnya atas nama perorangan atau

Badan Usaha dengan luasan maksimal kurang dari 25

(dua puluh lima) hektar ;

z. Industri Perkebunan Rakyat adalah usaha industri

pengolahan hasil komoditi perkebunan yang bertujuan

untuk meningkatkan nilai tambah hasil usaha primer

perkebunan, dilaksanakan secara perorangan atau Badan

Usaha diatas lahan milik atau hak atas tanah lainnya

yang luasannya equivalen dengan skala perkebunan rakyat.

BAB II

KLASIFIKASI USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN

Page 8: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 8 -

Pasal 2

Usaha Budidaya Perkebunan meliputi :

a. Usaha Perkebunan Rakyat adalah usaha perkebunan

dengan luas areal kurang dari 25 (dua puluh lima) hektar ;

b. Usaha Perkebunan Besar adalah usaha perkebunan

dengan luas areal 25 (dua puluh lima) sampai dengan

20.000 (dua puluh ribu) hektar ;

BAB III

IJIN USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN

Pasal 3

(1) Tanda Daftar Usaha Perkebunan (TDUP) diberikan

kepada pemilik kebun yang mengusahakan kebun

kurang dari 25(dua puluh lima) hektar :

(2) Ijin Usaha Budidaya Perkebunan dapat diberikan

kepada :

a. Warga Negara Republik Indonesia ;

b. Koperasi ;

c. Badan Usaha Milik Negara ;

d. Badan Usaha Milik Daerah ;

e. Badan Usaha Swasta Nasional ;

f. Patungan Badan Usaha Swasta Nasional atau Badan Usaha Milik Daerah dengan Badan Usaha Asing ;

Page 9: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 9 -

(3) Ijin Usaha Budidaya Perkebunan sebagaimana

disebut dalam Pasal 2, diberikan oleh Kepala Daerah

dan Tanda Daftar Usaha Perkebunan (TDUP)

sebagaimana disebut dalam Pasal 3 ayat (1) diberikan

oleh Kepala Dinas ;

(4) Ijin Usaha Budidaya Perkebunan berlaku selama 30

( tiga puluh ) tahun dan dapat diperpanjang satu kali

paling lama 25 (dua puluh lima) tahun ;

(5) Untuk memperoleh Ijin Usaha Budidaya Perkebunan,

pemohon diwajibkan menyampaikan permohonan kepada

Kepala Daerah dengan tembusan Dinas, dan Bagian

Penanaman Modal Daerah dan Perekonomian ;

(6) Pemohon harus melengkapi persyaratan permohonan

berupa :

a. Akte pendirian perusahaan atau perubahannya ;

b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan

yang telah disetujui oleh Kepala Dinas ;

c. Rekomendasi teknis dari Dinas ;

d. Rencana Kerja Tahunan ;

e. Dokumen AMDAL / UKL-UPL sesuai ketentuan yang

berlaku ;

f. Surat Ijin Lokasi ;

g. Nomor Pokok Wajib PAjak (NPWP) dan Nomor

Pokok Wajin Pajak Daerah (NPWPD) ;

h. Peta Rencana Lokasi, dengan skala 1 : 100.000 ;

i. Surat Persetujuan penanaman modal;

j. Surat Pernyataan Kesanggupan Menjalin Kemitraan

dengan Koperasi dan / atau Masyarakat disekitar lokasi.

Page 10: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 10 -

(7) Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah permohonan diterima

Pejabat pemberi ijin harus memutuskan, permohonan

ijin tersebut dapat diberikan atau ditolak ;

(8) Usaha perkebunan/industri perkebunan yang kurang

dari 25 (dua puluh lima) hektar, wajib mendaftarkan

usahanya kepada Kepala Dinas dengan melampirkan

permohonan, foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP),

status lahan, surat keterangan dari Kepala Kampung

dan Camat.

Pasal 4

(1) Setiap perusahaan perkebunan yang telah memperoleh

ijin usaha perkebunan, wajib :

a. Melaksanakan pembangunan kebun paling

lambat 1 (satu) tahun sejak ijin diterbitkan ;

b. Menjalin kemitraan dengan koperasi dan masyarakat

disekitar tempat / lokasi perkebunan dalam

bentuk / pola pembagian saham atau pola inti-plasma ;

c. Mengelola usaha perkebunannya secara profesional,

transparan, partisipatif, berdayaguna dan berhasil

guna ;

d. Melaksanakan AMDAL/UKL-UPL sesuai ketentuan

yang berlaku ;

e. Membuka lahan tanpa melalui pembakaran ;

f. Mengajukan permohonan persetujuan perubahan,

budidaya / tanaman kepada Kepala Dinas bagi

yang akan melakukan perubahan jenis tanaman;

Page 11: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 11 -

(2) Pemegang ijin usaha budidaya perkebunan dan Tanda

Daftar Usaha Perkebunan (TDUP) harus membayar

kewajiban kepada Pemerintah Kabupaten Berau sesuai

dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku ;

(3) Pemegang ijin usaha perkebunan wajib menyampaikan

laporan tertulis minimal 6 (enam) bulan sekali kepada

Kepala Daerah ;

(4) Pemegang Tanda Daftar Usaha Perkebunan (TDUP)

diwajibkan melaporkan kegiatan usahanya setiap

tahun kepada Kepala Dinas ;

Pasal 5

(1) Ijin usaha budidaya perkebunan dapat dicabut atau

berakhir karena :

a. Hak Guna Usaha atau hak-hak lainnya atas tanah

telah habis masa berlakunya dan perusahaan tidak

mengajukan permohonan perpanjangan ;

b. Dicabut karena alasan hukum yang mempunyai

kekuatan tetap ;

c. Tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (1) ;

(2) Pencabutan ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (1) huruf a dan c dilakukan setelah diberi peringatan

secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan selang

waktu 3 (tiga) bulan ;

(3) Pencabutan Tanda Daftar Usaha Perkebunan (TDUP)

dilakukan apabila usaha perkebunan tersebut tidak

diusahakan secara komersial dan kebun tidak produktif lagi ;

Page 12: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 12 -

Pasal 6

(1) Kepala Dinas berwenang melakukan pembinaan

dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha

budidaya perkebunan yang dilakukan oleh pemegang ijin ;

(2) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan perijinan

usaha perkebunan dilakukan evaluasi melalui kegiatan

klasifikasi kebun setiap tahun kepada Kepala Dinas ;

BAB IV

IJIN USAHA INDUSTRI PERKEBUNAN

Pasal 7

(1) Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri

perkebunan, wajib memperoleh ijin tertulis dari

Kepala Daerah ;

(2) Ijin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada

pihak-pihak sebagaimana tercantum dalam Pasal 3

ayat (2) ;

(3) Untuk memperoleh ijin sebagaiamana dimaksud

dalam ayat (1) perusahaan harus menyampaikan

permohonan yang dilengkapi persyaratan :

a. Akte pendirian perusahaan beserta perubahannya ;

b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

c. Ijin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun

sumber bahan baku industri ;

Page 13: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 13 -

d. Proposal mengenai usaha yang akan dilakukan

dan telah mendapat persetujuan Kepala Dinas ;

e. Dokumen AMDAL/UKL-UPL sesuai dengan ketentuan

yang berlaku ;

f. Rekomendasi dari Kepala Dinas ;

g. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi ;

(4) Bagi yang telah memiliki ijin budi daya, cukup

rekomendasi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi ;

(5) Dalam waktu 1 (satu) bulan Kepala Daerah harus

memutuskan permohonan ijin tersebut dapat diterima

atau ditolak ;

Pasal 8

(1) Perusahaan yang telah memperoleh ijin diwajibkan :

a. Dalam melaksanakan kegiatan industri perkebunan

bekerjasama dengan koperasi, usaha kecil dan

menengah setempat ;

b. Membangun unit pengolah limbah bersama - sama

dengan unit pabrik pengolahan bahan baku ;

c. Menyampaikan laporan tertulis mengenai kegiatan

usahanya setiap 6 (enam) bulan ;

(2) Perusahaan harus membayar kewajiban kepada

Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku ;

Page 14: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 14 -

Pasal 9

(1) Perusahaan yang telah memperoleh ijin tertulis dapat

memperluas usahanya setelah memperoleh Ijin Perluasan

Usaha Industri Perkebunan dari Kepala Daerah ;

(2) Untuk memperoleh ijin perluasan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) perusahaan harus menyampaikan

permohonan kepada Kepala Dinas yang dilengkapi

dengan persyaratan :

a. Proposal rencana perluasan kapasitas pabrik yang

direncanakan;

b. Rekomendasi dari Kepala Dinas ;

c. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perindustrian

Perdagangan dan Koperasi ;

Pasal 10

(1) Ijin usaha industri perkebunan berakhir atau dapat

dicabut apabila :

a. Telah habis masa berlakunya dan perusahaan tidak mengajukan permohonan perpanjangan ;

b. Dicabut dengan alasan hukum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap ;

c. Tidak melaksanakan / memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 8 ;

(2) Pencabutan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan

c dilakukan apabila telah diberi peringatan sebanyak

3 (tiga) kali berturut - turut dengan selang waktu 2 (dua)

bulan ;

Page 15: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 15 -

Pasal 11

Kepala Dinas dan/atau Pejabat yang ditunjuk berwenang

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan usaha industri perkebunan ;

BAB V

IJIN PEREDARAN BENIH/BIBIT

Pasal 12

(1) Ijin peredaran benih/bibit tanaman perkebunan

diterbitkan oleh Kepala Dinas ;

(2) Ijin peredaran benih / bibit tanaman perkebunan

diberikan kepada pihak - pihak sebagaimana yang

tersebut pada Pasal 3 ayat (2) ;

Pasal 13

(1) Untuk memperoleh ijin peredaran benih / bibit seperti

dimaksud Pasal 12 ayat (2) pemohon diwajibkan

memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan ;

(2) Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterimanya

permohonan Pejabat pemberi ijin harus memutuskan

permohonan ijin tersebut dapat diterima atau ditolak ;

Pasal 14

(1) Pemohon harus membayar kewajiban kepada Pemerintah

Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

Page 16: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 16 -

(2) Pemegang ijin wajib menyampaikan laporan tertulis

mengenai realisasi pengadaan benih/bibit kepada pemberi

ijin setiap kali melakukan pengadaan / peredaran benih / bibit ;

(3) Ijin diberikan / berlaku untuk masa 3 (tiga) tahun dan

dapat diperpanjang dengan priode waktu yang sama ;

Pasal 15

Pemberi ijin berwenang mencabut ijin yang telah diberikan,

apabila pemegang ijin tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana dimaksud Pasal 14.

Pasal 16

Kepala Dinas berwenang melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap kegiatan peredaran benih / bibit

yang dilaksanakan oleh pemegang ijin ;

BAB VI

IJIN PEMBUKAAN LAHAN / LAND CLEARING

Pasal 17

(1) Ijin pembukaan lahan/land clearing diberikan Kepala

Daerah kepada pemegang ijin usaha budidaya

perkebunan ;

(2) Untuk memperoleh ijin pembukaan lahan / land clearing,

perusahaan harus mengajukan permohonan kepada

Kepala Daerah dengan tembusan kepada Kepala

Dinas dan Kepala Dinas Pertanahan dengan dilampiri

Rencana Kerja yang diketahui oleh Kepala Dinas ;

Page 17: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 17 -

(3) Dalam waktu 1 (satu) bulan Pejabat pemberi ijin

harus memutuskan permohonan ijin tersebut dapat

dipenuhi atau ditolak ;

Pasal 18

Didalam melaksanakan kegiatan pembukaan lahan / land

clearing, pemegang ijin wajib memenuhi / mentaati ketentuan

– ketentuan sebagai berikut :

a. Pembukaan lahan dilakukan tanpa pembakaran ;

b. Perusahaan menyampaikan laporan tertulis setiap

3 (tiga) bulan kepada Dinas ;

c. Pemegang ijin wajib menyampaikan permohonan

baru, apabila target pembukaan lahan dalam ijin

terdahulu belum tercapai atau akan menambah luas

pembukaan lahan ;

Pasal 19

Ijin pembukaan lahan / land clearing berakhir atau

dapat dicabut, apabila tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ;

Pasal 20

Kepala Dinas berwenang melaksanakan pembinaan

dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembukaan

lahan ;

Page 18: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 18 -

BAB VII

IJIN PENGGUNAAN ALAT BERAT

Pasal 21

(1) Ijin penggunaan alat berat diberikan oleh Kepala

Dinas kepada pemegang ijin Usaha Budidaya

Perkebunan dan Usaha Industri Perkebunan ;

(2) Ijin penggunaan alat berat berlaku selama tahapan

persiapan sampai dengan pasca panen ;

(3) Permohonan ijin penggunaan alat berat dilengkapi

dengan persyaratan :

a. Jenis / tipe dan klasifikasi lainnya serta jumlah

alat berat yang akan digunakan ;

b. Pernyataan penggunaan alat berat dan jangka

waktu penggunaan ;

c. Kelengkapan administrasi alat berat yang

dikeluarkan oleh instansi yang berwenang ;

(4) Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterimanya

permohonan, Pejabat pemberi ijin harus memutuskan

permohonan ijin tersebut dapat dipenuhi atau ditolak ;

Pasal 22

(1) Pemegang ijin harus membayar kewajiban kepada

Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan yang berlaku ;

(2) Penggunaan alat berat hanya digunakan sesuai dengan

ijin yang diberikan untuk kegiatan usaha perkebunan ;

Page 19: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 19 -

Pasal 23

Ijin penggunaan alat berat berakhir atau dapat dicabut apabila :

a. Masa ijin berlakunya habis ;

b. Tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur pada

Pasal 22 ;

Pasal 24

Pemberi ijin berwenang melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap pemegang ijin.

BAB VIII

IJIN USAHA PERBENIHAN

Pasal 25

(1) Ijin usaha perbenihan diberikan oleh Kepala Dinas ;

(2) Ijin usaha perbenihan dapat diberikan kepada pihak-

pihak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat (2)

dan berlaku selama 3 (tiga) tahun serta dapat diperpanjang

dengan priode waktu yang sama ;

(3) Untuk memperoleh ijin pemohon harus mengajukan

permohonan yang dilengkapi dengan persyaratan :

a. Identitas pemohon ( nama dan alamat) ;

b. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya ;

c. Rencana kegiatan perbenihan ;

d. Jenis, jumlah dan kapasitas benih/bibit tanaman

perkebunan yang akan diusahakan ;

e. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) ;

Page 20: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 20 -

(4) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya

permohonan, Pejabat pemberi ijin harus memutuskan

permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak ;

Pasal 26

(1) Pemegang ijin harus membayar kewajiban kepada

Pemerintah Kabupaten Berau sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan yang berlaku ;

(2) Pemegang ijin wajib melakukan sertifikasi benih / bibit

yang diproduksi pada lembaga yang berwenang ;

(3) Pemegang ijin wajib menyampaikan laporan tertulis

kepada pemberi ijin setiap (enam) bulan mengenai

usaha perbenihan yang dilakukan ;

Pasal 27

(1) Ijin usaha perbenihan berakhir atau dapat dicabut

apabila :

a. Pemegang ijin tidak aktif menjalankan usahanya ;

b. Pemegang ijin melakukan penyimpangan /

penyalahgunaan teknis perbenihan ;

c. Pemegang ijin tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ;

(2) Pencabutan ijin sebagaimana diatur dalam Pasal

27 ayat (1), dilakukan setelah pemegang ijin

diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-

turut dengan selang waktu 3 (tiga) bulan ;

Page 21: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 21 -

Pasal 28

Pemberi ijin berwenang melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap kegiatan usaha perbenihan yang

dilakukan oleh pemegang ijin.

BAB IX

IJIN PEMANFAATAN HASIL IKUTAN

TANAMAN PERKEBUNAN

Pasal 29

(1) Ijin pemanfaatan hasil ikutan usaha perkebunan

diberikan oleh Kepala Dinas ;

(2) Ijin pemanfaatan hasil ikutan tanaman perkebunan dapat

diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana diatur

dalam Pasal 3 ayat (2) ;

(3) Untuk memperoleh ijin dimaksud, pemohon harus

menyampaikan permohonan kepada Kepala Dinas

dengan melengkapi persyaratan :

a. Identitas pemohon (nama dan alamat) ;

b. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya ;

c. Rekomendasi instansi terkait ;

d. Jenis dan volume hasil ikutan yang akan diproses ;

e. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) ;

(4) Dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya

permohonan, Pejabat pemberi ijin harus memutuskan

permohonan tersebut dapat dipenuhi atau ditolak ;

Page 22: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 22 -

Pasal 30

(1) Pemegang ijin harus membayar kewajiban kepada

Pemerintah Kabupaten Berau sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan yang berlaku ;

(2) Pemegang ijin wajib menyampaikan laporan tertulis tentang

kegiatan pemanfaatan hasil ikutan usaha perkebunan

setiap 3 (tiga) bulan kepada pemberi ijin ;

(3) Pemegang ijin wajib menjaga kelestarian lingkungan

dan mencegah pencemaran lingkungan akibat kegiatan

pemanfaatan hasil ikutan ;

Pasal 31

Ijin diberikan berlaku untuk masa 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang kembali dengan priode waktu yang sama.

Pasal 32

(1) Ijin pemanfaatan hasil ikutan usaha perkebunan

berakhir atau dapat dicabut apabila :

a. Pemohon tidak aktif dan berakhir masa berlakunya ;

b. Pemohon tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ;

(2) Pencabutan ijin dilaksanakan setelah pemegang

ijin diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut

dengan selang waktu 3 (tiga) bulan, perusahaan tidak

melakukan perbaikan atau perubahan.

Page 23: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 23 -

Pasal 33

Pemberi ijin berwenang melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap kegiatan pemanfaatan hasil ikutan

usaha perkebunan.

BAB X

PENERIMAAN DAERAH

Pasal 34

(1) Retribusi perijinan perkebunan diatur tersendiri dalam

Peraturan Daerah ;

(2) Setiap pemegang Ijin Usaha Budidaya Perkebunan dan

Ijin Usaha Industri Perkebunan diwajibkan memberikan

kontribusi kepada Pemerintah Daerah berupa Sumbangan

Pihak Ketiga ;

BAB XI

KETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 35

Setiap usaha budidaya perkebunan dan usaha industri

perkebunan sesuai ijin yang diberikan Kepala Daerah

harus mempunyai Pimpinan yang bertanggung jawab

atas penyelenggaraan usahanya dan mempunyai Kantor

yang berkedudukan di Tanjung Redeb.

Page 24: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 24 -

BAB XII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 36

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan berwenang

untuk melakukan penyidikan terhadap siapapun yang

melakukan tindak pidana pelanggaran atas ketentuan-

ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku dalam

wilayah hukum ditempat penyidik ditempat;

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan sebagaimana

dimaksud ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil

berwenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang

tentang adanya tindak pidana pelanggaran ;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat

kejadian dan melakukan pemeriksaan ;

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari

kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal dari

tersangka ;

d. Melakukan penyitaan benda dan/atau surat ;

e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka atau saksi ;

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi ;

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam

hubungannya dengan pemeriksaan perkara ;

Page 25: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 25 -

h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah

mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik

Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti

atau peristiwa tersebut merupakan tindak pidana

dan selanjutnya melalui Kepolisian Republik

Indonesia memberitahukan hal tersebut

kepada Kejaksaan Negeri, tersangka dan keluarganya ;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang

sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang

menjadi dasar hukumnya dan dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasan

Kepolisian Republik Indonesia.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 37

Barangsiapa yang melakukan usaha dibidang perkebunan

tanpa ijin sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam)

bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima

juta rupiah) dan apabila perbuatannya mengakibatkan

kerusakan lingkungan dihukum sesuai dengan Undang -

Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Page 26: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 26 -

BAB XIV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

(1) Semua ijin yang telah diberikan sebelum berlakunya

Peraturan Daerah ini tetap berlaku sampai batas

waktu ijin tersebut berakhir ;

(2) Pemegang ijin wajib mendaftarkan ulang usahanya

kepada Kepala Dinas paling lambat 1 (satu) tahun

sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini, apabila

tidak mendaftarkannya, maka dianggap ijin usahanya

gugur.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah

ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur

lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

(2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 27: PERDA Nomor 25 Tahun 2003 ttg Perijinan Usaha Perkebunan · berbadan hukum meliputi Koperasi, Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta yang

- 27 -

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Berau.

Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 28 Juni 2003

BUPATI BERAU,

ttd

Drs. H. MASDJUNI.

Diundangkan di Tanjung Redeb

Pada tanggal 08 Juli 2003

SEKRETARIS DAERAH,

ttd

Drs. H. SYARWANI SYUKUR PEMBINA UTAMA MUDA

NIP. 010055469

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2003 NOMOR 70